Anda di halaman 1dari 148

FARMAKOLOGI TERAPI 3

FARMASI
Obat dan Bentuk sediaan Obat
Dosis
Resep
Literatur
• Farmakope Indonesia edisi IV th 1995
• Farmakope Indonesia edisi III th 1979
• ARS PRESCRIBENDI, RESEP YANG
RASIONAL 1,2,3 (NANIZAR ZAMAN-
JOENOES)
• Informasi spesialite Obat Indonesia (ISO)
• Farmakologi dan Terapi
OBAT
dan
BENTUK SEDIAAN
RESEP

DOKTER APOTEKER

PENDERITA
PASIEN
RESEP
• NAMA OBAT
• BENTUK SEDIAAN OBAT
• DOSIS
• CARA PEMAKAIAN
• WAKTU PEMAKAIAN
OBAT
SK MENKES RI NO. 193/KabB.VII/71
• OBAT adalah suatu bahan atau paduan
bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosa,
mencegah, mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan dan
untuk memperelok atau memperindah atau
bagian badan manusia
Obat
• adalah obat yang dibuat dari bahan-bahan
yang berasal dari binatang, tumbuh-
tumbuhan, mineral dan obat syntetis;
Kegunaan obat
• Menetapkan diagnosa:Clinitest, Tuberculin.
• Mencegah penyakit: vaksin BCG, DPT, Vac
Cacar
• Mengurangi atau menghilangkan penyakit
atau gejala penyakit: Simptomatik
Novalgin,Parasetamol
• Menyembuhkan penyakit: Kausal
Antibiotik Tetrasiklin
• Kelainan rohaniah: Valium, Dilantin
• Memperelok atau memperindah badan atau
bagian badan: Kosmetika
OBAT
• Obat baku/ bahan obat
• Obat jadi
• Obat paten
• Obat Generik
• Obat asli (yang didapat lgs dari bahan-bahan
alam
• Obat baru
• Obat standar
• Obat Essensial
• Obat tradisional
Obat baku/ bahan obat
berupa substansi yang memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan oleh Farmakope Indonesia atau
buku resmi lainnya yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Obat baku dalam substansi selanjutnya akan
disebut ‘Bahan Obat’.
Baru berbentuk bahan, bisa berupa serbuk atau
cairan yang belum menjadi sediaan.
Obat jadi
• Obat dalam keadaan tunggal ataupun
campuran dalam bentuk sediaan tertentu :
serbuk, cairan, salep, tablet, kapsul, pil,
suppositoria atau bentuk lainnya yang sesuai
dg Farmakope Indonesia atau buku-buku
lainnya ditetapkan oleh pemerintah.
• Sudah berupa sediaan obat
Obat paten
• Obat Paten: Obat yang baru ditemukan
berdasarkan riset yang masih memiliki hak
paten/masa paten.
• Uu No 14 th 2001 tentang jangka waktu paten
di Indonesia:
Psl 8 : 20 th
Psl 9 : 10 th
Contoh
Aspirin-Bayer hak paten berakhir th 1917
Obat Generik
• Obat Generik adalah obat dengan nama resmi
International Non Propietary Names (INN)
yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia
atau buku standar lainnya untuk zat
berkhasiat yang dikandungnya.
• Obat Generik Bermerek/Bernama Dagang
adalah obat generik dengan nama dagang
yang menggunakan nama milik produsen obat
yang bersangkutan.
Obat asli (yang didapat lgs dari
bahan-bahan alam

• Obat Asli: Obat yg didpt langsung dr bahan2


alamiah Indonesia, terolah secara sederhana
atas dasar pengalaman dan digunakan dlm
pengobatan tradisional
Obat baru
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK
INDONESIA
TAHUN 2011

• Obat Baru adalah obat dengan zat aktif baru, zat


tambahan baru, bentuk sediaan/rute pemberian
baru, kekuatan baru, atau kombinasi baru yang
belum pernah disetujui di Indonesia.
Obat standar
• Obat standar : obat yang formulanya ada di
dalam buku-buku standar (resmi mis:
Formularium Indonesia).
• Resep Standar contohnya (OBH, Salep 24, dll)
Obat Essensial
Obat Esensial adalah obat terpilih yang paling
dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan bagi
masyarakat mencakup upaya diagnosis,
profilaksis, terapi dan tercantum dalam Daftar
Obat Esensial yang ditetapkan oleh Menteri.
Obat tradisional
• adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara
turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Sinonim Obat
Nama resmi Nama Generik Nama paten,
(farmakope (INN), nama yang ada hak
indonesia), buku yang umum paten dari
resmi dipakai pabrik
Acidum Acetosal Aspirin dari
Acetylosalicylic “Bayer”
um
Zat Aktif :Paracetamol/acetaminophen
Nama Lain: Acetaminofen,
Nama kimia : 4-hidroksiasetanilida [103-90-2]
Rumus Molekul:C8H9 NO2
Berat Molekul: 151
Kemurniaan : Mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101,0% C8H9 NO2 dihitung terhadap zat anhidrat.
Sifat Fisika
Organoleptis bentuk: Serbuk Bau: Tidak berbauWarna: PutihRasa: Pahit
Kelarutan: Larut dalam 70 bagian air, larut dalam air panas, 7 bagian etanol P, 13 bagian asetonP, dalam 40 bagian gliserol, dan dalam 9 bagian
propilenglikol
Stabilitas
•Terhadap pelarut :Paracetamol sangat stabil dalam air
•Terhadap PH :Waktu paruh dalam larutan terdapat pada PH 6 diperkirakan selama 21,8 tahun, penurunannya dikatalisis oleh asam dan basah
dan waktu paruhnya 0,73 tahun pada PH 2,28 tahun pada PH 9.
•Terhadap cahaya :-
•Terhadap oksigen :-
Sifat Farmakologi
•Khasiat:Analgetikum dan Antipiretikum. Efektif pada berbagai jenis keadaan artritis dan rematik termasuk nyeri otot rangka juga dada, nyeri
kepala,dysmenore, myralgia, dan neuralgia.
•Efek Samping : Reaksi hipersensitivitas dan kelainan darah
•Tempat absorpsi : Diabsorpsi cepat dan sempurna di saluran cerna
•Waktu paruh: Konsentrasi tertinggi dalam plasma antara 1 sampai3 jam•
Interaksi obat
1.Aspirin : Konsentrasi parasetamol dalam darah akanmeningkat dengan adanya aspirin.
2.Kloramfenikol :Parasetamol meningkatkan waktu paruhkloramfenikol.

Dosis
Dosis Lazim 5-10 Tahun (1XP): 100-200 mg(1XHP ): 400-800 mg
>10 Tahun (1XP): 250 mg(1XHP): 1 g
Dewasa (1XP): 500 mg(1XHP): 500 mg– 2 g
Wadah dan Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, tak tembus cahaya
PENGGOLONGAN OBAT
a. Menurut undang-undang dan peraturan
pemerintah
b. Menurut efek farmakologis
c. Di apotek
d. Menurut konsistensi
OBAT MENURUT UNDANG-UNDANG
DAN PERATURAN PEMERINTAH
• OBAT BEBAS
• OBAT BEBAS TERBATAS ( W = warschuwing
= Peringatan)
• OBAT KERAS (G = gevaarlijk = Berbahaya)
• OBAT GOLONGAN NARKOTIKA (O = Opium)
• OBAT GOLONGAN PSIKOTROPIKA
• PENGGOLONGAN OBAT berdasarkan Undang
Undang dan Peraturan Menteri Kesehatan
OBAT BEBAS

DAPAT DIJUAL BEBAS KEPADA UMUM TANPA RESEP


DOKTER
DAPAT DIBELI DI APOTEK, TOKO OBAT, TOKO BIASA
Obat bebas sering juga disebut OTC (Over The Counter). Contoh :
Minyak Kayu Putih, Tablet Parasetamol, tablet Vitamin C, B
Compleks dan Obat batuk hitam
OBAT BEBAS TERBATAS
DAFTAR W=DAFTAR P

DAPAT DIBELI TANPA RESEP DOKTER DI APOTEK


DAN TOKO OBAT TERDAFTAR
PADA KEMASAN ADA TANDA PERINGATAN P1-P6

Contoh : Vitamin E maksimal 120 mg,


CTM tablet
P1-P6
OBAT KERAS = DAFTAR G

1. Obat Keras contoh : Antibiotika


2. Obat keras tertentu (Psikotropika/OKT) contoh : Diazepam
3. Obat Wajib Apotek contoh : Oral Kontrasepsi
Harus dengan resep dokter kec Obat wajib apotek
Obat Psikotropika dan Narkotika (Daftar O)

a. Psikotropika
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital, ekstasi, sabu-sabu

Obat psikotropika ini dapat diperoleh di apotik, harus dengan


resep dokter.
OBAT GOLONGAN NARKOTIKA= OBAT
OPIUM =DAFTAR O

Suatu zat atau obat yang berasal dari


tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan
kasadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan
Penggolongan obat narkotika
• Narkotika Golongan I: hanya dapat digunakan
untuk kepentingan ilmu pengetahuan
Proses produksi dilakukan dengan pengawasan yang
ketat dari Menteri Kesehatan
Tanaman: -Papaver somniferum L
-Erythroxylon coca
-Cannabis sp
Zat/ Senyawa : Heroin
Narkotika Golongan II : Dapat digunakan untuk
kepentingan ilmu pengetahuan dan terapi
Distribusi diatur oleh pemerintah
Contoh Morfin dan garam-garamnya
Petidin

Narkotika Golongan III : Dapat digunakan untuk ilmu


pengetahuan dan terapi
Distribusi dilakukan oleh pemerintah
Contoh Codein
Asetildihidrokodein
MENURUT ASALNYA DIBAGI 4 GOL
1. OPIUM ( PAPAVER SOMNIFERUM)
Der Phenantren Der Isoquinoline
Morphin Noscapin
Codein Papaverine
thebain narceine
2. FOLIA COCA (ERYTROXYLON COCA)
3. CANNABIS INDICA ( GANJA) daun, biji, buah
4. SINTETIK
Syarat resep obat narkotika

1. Harus dengan resep dokter. Tidak boleh copy resep


2. Resep tidak boleh diulang, harus dengan resep baru
3. Resep Narkotika berupa obat suntik harus dilengkapi tulisan.
Contoh : R/Morphin HCl amp 10 mg No. X (sepuluh)
4. Beberapa golongan narkotika seperti : Cocaine, Heroin,
Cannabis tidak diresepkan lagi karna bahayanya terlalu besar.
Morphin masih digunakan pada kanker terminal.
5. Harus ada tanda tangan dokter
6. Harus ada alamat pasien yang jelas.
Menurut efek farmakologis
Contoh :Antitusif obat yang dipakai untuk mengobati penyaki
batuk

• Mucolitik : menghancurkan mucus


• Ekspektoransia : mempertinggi sekresi
saluran pernafasan dan atau mencairkan
riak agar mudah dikeluarkan
• Antitusif : Menekan batuk dan titik
tangkapnya pada pusat atau perifer
Apotek
1. Etiket Putih
Obat Dalam (per-oral)
Obat yang dimasukkan ke mulut dan ditelan

2. Etiket Biru
Obat luar
Obat yang tidak ditelan
Penggolongan obat berdasarkan
cara pemakaian
• dibagi menjadi beberapa bagian, seperti :

• oral : obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalam saluran cerna, contoh
tablet, kapsul, serbuk, dll
• perektal : obat yang dipakai melalui rektum, biasanya digunakan pada
pasien yang tidak bisa menelan, pingsan, atau menghendaki efek cepat
dan terhindar dari pengaruh pH lambung, FFE di hati, maupun enzim-
enzim di dalam tubuh
• Sublingual : Sublingual : pemakaian obat dengan meletakkannya dibawah
lidah., masuk ke pembuluh darah, efeknya lebih cepat, contoh obat
hipertensi : tablet hisap, hormon-hormon
• Parenteral : obat yang disuntikkan melalui kulit ke aliran darah. baik secara
intravena, subkutan, intramuskular, intrakardial.
• langsung ke organ, contoh intrakardial
• melalui selaput perut, contoh intra peritoneal
Penggolongan obat berdasarkan
asal obat dan cara pembuatannya
dibagi menjadi 2 :
1. Alamiah : obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan,
hewan dan mineral)
- tumbuhan : jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis
(glikosida jantung) dll
-hewan : plasenta, otak menghasilkan serum rabies, kolagen.
-mineral : vaselin, parafin, talkum/silikat, dll
2. Sintetik : merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan
reaksi-reaksi kimia, contohnya minyak gandapura dihasilkan
dengan mereaksikan metanol dan asam salisilat.
Penggolongan obat berdasarkan efek yang
ditimbulkan

dibagi menjadi 2 :
• - sistemik : obat/zat aktif yang masuk kedalam
peredaran darah.
• - lokal : obat/zat aktif yang hanya
berefek/menyebar/mempengaruhi bagian
tertentu tempat obat tersebut berada, seperti
pada hidung, mata, kulit, dll
Menurut konsistensi

Bentuk sediaan padat


Bentuk sediaan setengah padat
Bentuk sediaan cair
Bentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan Obat
berdasar konsistensi

• Padat : pulveres, kapsul, tablet


• Cair : solutio, suspensi, emulsi
• Setengah padat : salep. Cream, jelly
Tujuan pembuatan
Bentuk Sediaan Obat
• Bahan obat stabil
• Tidak cepat rusak (dl penyimpanan)
• Aman dan mudah diminum
• Nyaman di gunakan pasien
• Effisien
• Memberi efek yang optimal
Pertimbangan dalam memilih Bentuk
Sediaan Obat

• 1. Sifat Obat
• 2. Bioavailabilitas Obat
• 3. Penyakit yang diderita
• 4. Penderita
Bentuk Sediaan Obat

Bahan Obat + Bahan Pembantu


(Eksipien)
Obat : - Bahan aktif murni
- Penyusunan dalam suatu formula
(Bentuk sediaan obat)
EKSIPIEN
(Bahan Pembantu)
-Harus inert
-Tidak memberikan efek terapi

Tujuan penambahan eksipien


-Proses pembuatan
-Memenuhi persyaratan fisis
-Ketersediaan farmasetis
-Ketersediaan hayati
Bentuk Sediaan Obat
• Remedium Cardinale (zat aktif)
– Harus ada
– Tunggal atau Campuran
• Remedium adjuvans (membantu kerja obat)
– Tidak mutlak harus ada
• Remedium Corrigens -Corrigens saporis
-Corrigens coloris
-Corrigens odoris
• Constituen (Vehikulum) -Air
-Saccharum Lactis
– -Vaselin
OBAT PADAT
•Pulvis dan pulveres
•Pililae / pil
•Tabulae / tablet
•Capsulae / capsul
•Suppositoria
•Bacilla
•Spesies / jamu
•Implant / pelet
Pulvis = Serbuk
• Campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan.
• Jika jumlah kurang dari 50 mg atau jumlah tersebut tidak bisa ditimbang harus
dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok.
• Obat serbuk kasar terutama simplisia nabati digerus lebih dahulu sampai derajat
kehalusannya sesuai dengan yang tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk,
setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih 50 derajat
• Obat berupa cairan misalnya tingtur dan ekstrak cair, diuapkan pelarutnya hingga
hampir kering dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok.
• Obat bermassa lembek misalnya ekstrak kental dilarutkan dalam pelarut yang
sesuai secukupnya dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok.
• Jika serbuk mengandung bagian yang mudah menguap dikeringkan dengan
pertolongan kapur tohor atau bahan pengering lain yang cocok. Kecuali dinyatakan
lain yang dimaksud serbuk adalah untuk pemakaian dalam.
• Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat terbuat dari kaca susu atau bahan lain
yang cocok
Serbuk dibagi menjadi 2 yaitu
pulvis dan pulveres
• Menurut FI III serbuk adalah campuran
homogen dari dua atau lebih obat yang
diserbukkan.
• Menurut FI IV, serbuk adalah campuran kering
bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian oral maupun
topikal. secara kimia-fisika serbuk mempunyai
ukuran antara 10.000- 0,1 mikrometer.
Pembagian Serbuk
1. Pulvis (serbuk tak terbagi)
Pulvis adalah serbuk yang tidak dapat terbagi untuk
pemakaiannya, contohnya serbuk tabur, serbuk gigi dan
serbuk effervecent.
2. Pulveres (serbuk terbagi)
pulveres adalah serbuk yang dapat dibagi dalam bobot yang
sama, dibungkus menggunakan kemasan untuk sekali
minum, serbuk terbagi boleh dibagi secara visual/
penglihatan, maksimal 10 serbuk secara bersamaan.
Umumnya serbuk berbobot 0,5 gram, pengisinya laktosa.
Penimbangan diperlukan apabila pasien memperoleh dosis
80% dari dosis maksimum untuk sekali atau sehari pakai.
Keuntungan / kelebihan bentuk
sediaan serbuk
Keuntungan
• campuran obat dan bahan obat yang sesuai kebutuhan
• dosis lebih tepat, lebih stabil dari sediaan larutan
• disolusi/melarut cepat dalam tubuh
• tidak memerlukan banyak bahan tambahan yang tidak perlu
Kerugiaan serbuk / kekurangan bentuk sediaan
serbuk :
• kurang baik untuk zat obat yang mudah terurai karena kontak
dengan udara
• sulit untuk ditutupi rasanya (tidak enak maupun baunya)
• peracikannya membutuhkan waktu yang relatif lama
Karakteristik serbuk

• - homogen dan kering, homogenisitasnya


dipengaruhi ukuran partikel dan
densitasnya/berat jenis
• - punya derajat kehalusan tertentu
Pulvis Adspersorius = serbuk tabur
• Serbuk bebas dari butiran kasar dan
dimaksudkan untuk obat luar
• Kaolin, talk, dan bahan mineral lainnya yang
digunakan untuk serbuk tabur harus
memenuhi syarat bebas dari bakteri
Clostridium tetani, Clostridium welchii, dan
bacillus anthracis yang disterilkan dengan cara
sterilisasi D
• Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk
luka terbuka.
Pulveres= serbuk terbagi
• Serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih
kurang sama, dibungkus menggunakan bahan
pengemas yang cocok untuk sekali minum.
• Untuk serbuk bagi yang mengandung bahan
yang mudah meleleh atau atsiri harus
dibungkus dengan kertas perkamen atau
kertas yang mengandung lilin kemudian
dilapisi lagi dengan kertas logam
Tabulae / tablet
 Merupakan sediaan padat yang mengandung
bahan obat dengan atau tanpa bahan
tambahan farmasetika (al. pengisi,
pengembang, perekat, pelicin, pembasah,
korigen, atau bahan lain yang cocok)
 Dibuat dg cara dicetak atau kompresi
 Ukuran, bentuk, berat, ketebalan, daya hancur
tablet dapat berbeda beda tergantung
formulasi dan cara pembuatannya
Tablet

• Menurut FI IV (1995), tablet adalah sediaan padat yang


mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
tambahan. berdasarkan metode pembuatan tablet dibagi
menjadi tablet cetak dan tablet kempa.
• Menurut USP XXVI, tablet adalah sediaan padat yang
mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan
pengisi, diklasifikasikan menjadi tablet atau tablet kompresi.
• Meburut british pharmacope, tablet adalah sediaan
• padat yang mengandung 1 atau lebih bahan aktif obat dan
biasanya dibuat dengan cara pengempaan sejumlah partikel
yang seragam.
Kriteria tablet
1. harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi
persyaratan
2. harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil
3. memiliki keseragaman bobot
4.secara visual memenuhi tampilan yang memenuhi persyaratan mis:
tidak retak, asimetris dsb
5. memiliki waktu hancur dan disolusi yang memenuhi persyaratan
6. harus stabil terhadap udara dan lingkungan
7. bebas dari kerusakan fisik
8. stabilitas kimia-fisika tahan dalam waktu yang cukup lama
9. harus memenuhi persyaratan farmakope yang berlaku
Formula umum
• umumnya tablet mengandung :
• zat aktif
• pengisi
• pengikat
• penghancur
• pelicin dan pelincir
• pengawet
• pemanis
• pengaroma bila diperlukan dsb
Keuntungan dan Kerugian Sediaan Tablet
A. Keuntungan bentuk sediaan tablet :
• volume dan bentuk kecil sehingga mudah dibawa, disimpan dan diangkut
• memiliki variabilitas sediaan yang rendah. keseragaman lebih baik
• dapat mengandung zat aktif lebih besar dengan bentuk volume yang lebih
kecil
• tablet dalam bentuk kering sehingga kestabilan zat aktif lebih terjaga
• dapat dijadikan produk dengan pelepasan yang bisa diatur
• tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air
• merupakan sediaan yang mudah diproduksi masal dengan pengemasan
yang mudah dan murah
• dapat disalut untuk melindungi rasa yang tidak enak dari sediaan.
B. Kerugian/ kekurangan bentuk sediaan tablet :
• beberapa pasien tidak dapat menelan tablet
• formulasi tablet cukup rumit
• zat aktif yang hidroskopis mudah untuk rusak
• kebanyakan tablet yang ada dipasaran tidak menutupi rasa pahit/ tidak
enak dari obat
Jenis jenis tablet
• tablet kompresi : tablet yang dibuat dalam sekali
tekanan/kempa
• tablet kompresi ganda : tablet yang dibuat dengan lebih dari
satu kali pengempaan
• tablet salut gula : tablet yang dilapisi gula, yang mudah larut
apabila ditelan
• tablet salut enterik : tablet yang dilapisi lapisan yang tidak
hancur saat dilambung, tapi hancur didalam usus
• tablet salut selaput : tablet yang disalut oleh selaput tipis, larut
maupun tidak larut air, akan hancur dalam lambung-usus
• tablet sublingual atau bukal : tablet yang ditujukan untuk
disisipkan di pipi maupun dilidah
• tablet kunyah : tablet yang segera hancur setelah dikunyah,
biasanya tablet multivitamin, analgetik dsb
• tablet effervescent : tablet berbuih, yang dibuat dengan
mengkompresi granul yang mengandung garam effervescent
(misal: garam karbonat) dengan bahan-bahan yang
mengandung asam, sehingga akan melepaskan gas ketika
bercampur dengan air.
• tablet triturat : tablet kecil biasa berbentuk silinder, dikempa
mengandung sejumlah kecil obat keras
• tablet hipodermik : tablet untuk dimasukkan kebawah kulit
• tablet pelepasan terkendali (controlled release) : tablet yang
dibuat untuk lepas secara terkendali
Tablet Kunyah

• Untuk dikunyah dan memberikan residu


dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah
ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit
atau tidak enak, serta biasanya untuk anak –
anak (terutama untuk multivitamin, antasida,
antibiotik tertentu)
Tablet Buih / Effervesen

selain mengandung zat aktif, juga


mengandung campuran asam dan natrium
bicarbonat, yang jika dilarutkan dalam air
akan menghasilkan CO2, maka tablet harus
disimpan dalam wadah tertutup rapat atau
pada kemasan tahan lembab
Tablet Hisap / Lozengens

• padat yang mengandung satu atau lebih


bahan obat, umumnya dengan bahan dasar
beraroma dan manis yang membuat tablet
melarut atau hancur perlahan dalam mulut
Tablet bersalut
disalut dengan bahan penyalut untuk maksud tertentu
•Tujuannya:
–Menutupi rasa tidak enak (mis. Kina)/ bau yang tidak enak (mis.
Vitazym)
–Membuat penampilan lebih baik menarik dan biasanya diberi
warna bagus dan mengkilap
–Melindungi obat / zat aktif terhadap pengaruh udara,
kelembapan dan cahaya (mis. Obat – obat yang hygroskopis dan
mudah teroksidasi)
–Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna.
Beberapa macam tablet bersalut:
•Tablet bersalut gula / dragee
disalut dengan lapisan terdiri dari campuran gula dan bahan lain
yang cocok, dengan atau tanpa menambah zat warna.

•Tablet bersalut selaput / film Coated Tablet


disalut dengan lapisan selofan, metilselulosa, povidon atau
bahan lain yang cocok

•Tablet bersalut kempa / salut kering


disalut dengan massa granula terdiri dari Laktosa, Calsium Fosfat
atau bahan lain yang cocok à untuk mempercepat lepasnya satu
obat dan obat lain
Tablet bersalut enteric / Enteric
coated
disalut sedemikian rupa sehingga obat tidak hancur dalam
lambung tapi hancur dalam usus halus, yang disebut juga
Delayed Action. Bahan penyalutnya adalah bahan yang tahan
terhadap pengaruh asam lambung yaitu Sehellak, keratin dan
salol. Tablet ini dibuat untuk obat – obat yang dapat mengiritasi
lambung dan obat –obat yang dapat rusak bila kena asam
lambung (contoh : Voltaren Aropas)
Kapsul (capsulae)
Kapsul atau capsulae adalah sediaan berupa serbuk yang
dimasukkan dalam cangkang kapsul atau sediaan cair atau
setengah padat yang dibungkus dengan kapsul dasar.
Nama resmi dari kapsul adalah capsulae operculate.

Menurut FI III kapsul harus memenuhi syarat :


• 1. keseragaman bobot
timbang 20 kapsul, untuk bobot rata-rata 120 atau lebih
maka tidak boleh terdapat kapsul yang kurang atau lebih
10%
• 2. waktu hancur
• waktu hancur dari 5 kapsul tidak boleh lebih dari 15 menit
Keuntungan kapsul

1. Dengan adanya cangkang dapat menutupi bau ataupun rasa


yang tidak enak.
2. Tidak diperlukan pewarna (coloris) pengaroma (odoris),
maupun perasa (saporis)
3. Tidak memerlukan pengisi atau zat tambahan lainnya
4. Cepat melepaskan zat berkhasiat dalam lambung
5. Bentuknya cukup menarik karna terbuat dari gelatin maka
cangkang kapsul akan mudah dicerna
Kerugian kapsul

Pada kelembaban tinggi kapsul mudah berubah


bentuk, dan kelembaban yang rendah bersifat
rapuh, sehingga wadah yang baik menggunakan
gelas/kaca dan disimpan pada tempat sejuk dan
kering.
Penggolongan kapsul

1. kapsul keras
kapsul keras umumnya untuk obat padat atau cair yang tidak mudah
rusak, terbuat dari gelatin-ait (12-16%)
2. kapsul lunak/kenyal
kapsul yang terdiri dari cangkang yang terbuat dari gelatin dan air,
kekenyalan ditambah dengan sorbitol atau gliserol, biasanya jg
mengandung pengawet beta-naftol, kapsul ini biasanya digunakan untuk
membungkus vitamin, minyak ikan. berbentuk bulat atau lonjong.
3. kapsul tepung
disebut juga ouwel, dibuat dari air dan amilum, ditambahkan pengawet.
4. kapsul salut enterik
kapsul yang disalut sedemikian rupa agar tidak larut dalam lambung tapi
larut dalam usus.
Pil dan Granula

Pilatau pilulae adalah sediaan berbentuk bulat telur, umumnya digunakan


secara oral.
Pil berasal dari bahasa latin ''pila' yang berarti bola.

Menurut farmakope indonesia pil adalah


suatu sediaan berupa masa bulat mengandung satu atau lebih bahan padat,
umumnya pil bulat berbobot antara 60-300 mg.
bobot pengisi dan zat tambahan diperbolehkan 100-150 mg, umumnya
berbobot 120 mg.
Pililae / pil
Menurut beratnya dibagi atas :
•Boli : berbobot > 300mg, biasanya dipakai
untuk pengobatan hewan
•Pilulae/pil adaah obat berbentuk bulat seperti
pelor yang berbobot antara 50 mg – 300 mg,
diameternya tidak > 8 mm dan tergantung
berat jenis bahan – bahan obatnya
•Granula, berbobot < 30 mg dan tiap granula
biasanya mengandung 1 mg bahan obat
Keuntungan dan Kerugian
keuntungan sediaan berbentuk pil :
• - mudah digunakan/ ditelan
• - mampu menutupi rasa yang tidak enak
• - relatif stabil dibandingkan larutan
• - sangat baik untuk sediaan yang dikehendaki penyerapannya
lambat

Kerugian sediaan berbentul pil :


• - kurang cocok untuk obat yang diharapkan memberi reaksi
yang cepat
• - waktu absorbsi yang lama
• Tahap tahap pembuatan pil :
• - pembuatan masa pil
• - pemotongan pil
• - pembulatan dan penaburan pil
• - penyalutan pil
Granula

• Granula adalahbutir-butir berbentuk bulat


yang memiliki bobot maksimal 30 mg dan jika
tidak dinyatakan lain memiliki kandungan zat
aktif sebesar 1 mg
Granul
• Merupakan gumpalan-gumpalan partikel
kecil, tidak merata, terdiri atas bahan obat
dan bahan tambahan yang diperlukan
• Secara fisik dan kimia lebih stabil dari pada
bentuk serbuk
• Tersedia pula dalam bentuk granul
effervescent
• Cara penggunaannya dengan di campur atau
dilarutkan dengan air
Supositoria dan Ovula
A. Supositoria
•Supositoria/Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan
bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh,
melunak, atau melarut pada suhu tubuh (FI IV (1995).

B. Ovula
•Ovula adalah sediaan padat yang digunakan melalui vaginal, umumnya
berbentuk telur, dapat melarut, melunak, meleleh pada suhu tubu (FI III 1971)

•sebenarnya ovula termasuk kedalam jenis supositoria, namun


digunakannya nama ovula agar merujuk pada bentuk sediaan
dan rute pemeriannya yang hanya lewat vaginal
Suppositoria
Adalah sediaan padat dalam dalam berbagai bobot dan bentuk,
yang diberikan melalui rectal, vagina dan urethra, yang mana
umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.
Suppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan
setempat dan sebagai pembawa zat therapeutic yang bersifat
local atau sistemik
•Jenis – jenisnya
••Suppositoria Anaha disebut juga Suppositoria
••Suppositoria Vaginalis disebut juga Globuli Vaginalis atau Ovula
••Suppositoria Urethralia disebut juga Bougie
Kelebihan supositoria dan ovula
- dapat digunakan untuk obat yang tidak bisa diberikan secara
oral, karena gangguan cerna, pingsan dsb.
- dapat diberikan pada anak bayi, lansia ang susah menelan
- bisa menghindari first fast efek dihati.

Kekurangan supositoria dan ovula :


- daerah absorpsinya lebih kecil
- absorpsi hanya melalui difusi pasif
- pemakaian kurang praktis
- tidak dapat digunakan untuk zat yang rusak pada pH rektum
Metode pembuatan supositoria / ovula :

•cetak menggunakan tangan : pencampuran, penggerusan, serta


digulung menjadi silinder lalu dipotong potong sesuai ukuran
yang diinginkan, gunakan talk agar tidak lengket ditangan
•Percetakan kompresi dinding : pembuatan sediaan dengan
menggunakan alat yang dapat mencetak 1,2, dan 5 gram bobot
supo.
•percetakan dengan cara penuangan : cara ini umumnya
digunakan pada skala industri, cetakannya mampu mencetak
hingga 600 supo.
Bacilla
Adalah alat yang digunakan sebagai obat luar
•Jenis – jenis batang:
•Bacilla Caustica (mengandung bahan – bahan caustik)
contoh : Argenti Nitras dalam Bacilla
•Quelistifte (dipakai untuk melebarkan saluran –
saluran) contoh : Batang Lanfinaria
•Bougie / Suppositoria Urethanilia (batang yang padat
pada suhu kamar dan akan memberikan efek local dan
sistemik)
Implant / pelet

Adalah sediaan dengan massa padat steril


berukuran kecil berisi obat dengan kemurniaan
yang tinggi (dengan atau tanpa eksipien) yang
dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan
OBAT CAIR
1. Solutiones dan mixture
2. Mixtura agitanda dan suspensi
3. Emulsa / emulsi
4. Saturasi dan netralisasi
5. Infusa
6. Guttae / drops
7. Injectiones / obat suntik
8. Inhalasi
9. irigasi
Solutiones (larutan) dan mixture
(campuran)
• Solutio:
larutan dari sebuah zat dalam suatu cairan /
pelarut, dimana zat pelarutnya adalah air, bila
bukan air maka harus dijelaskan dalam namanya,
misalnya :
–Sol. Camphora Spirituosa à kamfer spiritus
–Sol. Camphora Oleonosa à kamfer olie / minyak
kamfer
–Camphora Nitroglycerini spirituosa à Lar.
Nitrogliserin dalam spiritus
Larutan (solutio)
Larutan atau solutio adalah sediaan cair yang mengandung satu
zat aktif yang terlarut didalam pelarutnya, biasanya
menggunakan pelarut air.
bila bukan air maka harus dijelaskan dalam namanya, misalnya :
–Sol. Camphora Spirituosa à kamfer spiritus
–Sol. Camphora Oleonosa à kamfer olie / minyak kamfer
–Camphora Nitroglycerini spirituosa à Lar. Nitrogliserin dalam
spiritus
Perbedaan potio dan larutan (solutio) adalah
potio merupakan sediaan cair untuk konsumsi obat secara oral,
sedangkan larutan (solutio) merupakan sediaan cair yang bisa
digunakan secara oral, topikan, parenteral dan sebagainya.
•larutan yang mengandung air dan gula disebut sebagai sirup,
•larutan yang mengandung hidroalkohol (kombinasi air dan etil
alkohol) disebut eliksir
•larutan yang berbau harum disebut sipiritus jika pelarut
mengandung alkohol atau aqua aromatik jika pelarutnya
mengandung air
•larutan yang diperoleh dengan penyarian zat aktif dari bahan
alam disebut ekstrak atau tinktur
Formulasi larutan umumnya
mengandung
• zat aktif
• pelarut
• pelarut pembantu
• pengawet
• pewarna
• pendapar
• pengaroma dan pewarna
• antioksidan dan sebagainya
kelarutan
bagian pelarut yang digunakan untuk
melarutkan 1 bagian zat
•sangat mudah larut ---> kurang dari 1
•mudah larut ---> 1 sampai 10
•larut ---> 10 sampai 30
•agak sukar larut ---> 30 sampai 100
•sukar larut ---> 100 sampai 1000
•sangat sukar larut ---> 1000 sampai 11000
•praktis tidak larut ---> lebih dari 11000
• air merupakan pelarut yang paling sering digunakan.
• alkohol, gliserin dan propilen glikol umumnya digunakan
sebagai pelarut pembantu
• aseton, etiloksida dan isopropil alkohol terlalu toksik bila
digunakan untuk sediaan oral
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
larutan/solutio
untuk mempercepat melarutnya obat dapat digunakan beberapa cara:
menggunakan panas
mengecilkan ukuran partikel zat
menggunakan pelarut pembantu
melakukan pengadukan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat larutan


• 1. kelarutan zat aktif harus jelas dan bisa larut
• 2. kestabilan zat aktif dalam larutan/pelarut maupun kosolven harus
baik
• 3. dosis takaran tepat
• 4. penyimpanan yang sesuai
Keuntungan bentuk sediaan larutan (solutio) dibandingkan
dengan jenis sediaan lainnya antara lain :

• lebih mudah ditelan daripada sediaan yang lain, sehingga


dapat lebih mudah digunakan bayi, anak-anak, dewasa,
maupun usia lanjut
• segera diabsorpsi karena telah berbentuk sediaan cair (tidak
mengalami proses disintegrasi maupun pelarutan seperti pada
tablet/pil dsb
• obat secara homogen terdistribusi keseluruh bagian sediaan
• mengurangi resiko terjadinya iritasi lambung oleh zat zat iritan
(Aspirin, KCl) karena larutan langsung diencerkan dalam
lambung
• lebih mudah untuk menutupi rasa dan bau tidak enak pada
obat dengan cara penambahan pemanis dan pengaroma
Kerugian bentuk sediaan larutan
(solutio) dibandingkan dengan jenis sediaan lain

• bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk dibawa atau


diangkut dan disimpan, lebih berat.
• stabilitas dalam bentuk cair kurang baik dibandingkan dalam bentuk
sediaan tablet, kapsul, pil, terutama apabila zat aktif/bahan mudah
terhidrolisis
• larutan/air merupakan media ideal mikroorganisme untuk berkembang-
biak sehingga diperlukan penambahan pengawet yang lebih banyak
dibanding sediaan tablet, pil, krim, dll
• ketepatan dosis tergantung kemampuan pasien dalam menakar obat
• rasa obat yang tidak menyenangkan akan terasa lebih tidak enak apabila
dalam bentuk larutan, terutama jika tidak dibantu dengan pemanis dan
pengaroma
Mixtura:
Larutan yang didalamnya terdapat lebih dari satu
macam zat dan terlarut di dalam pelarutnya, yang
dapat berupa campuran dari :
–Cairan dengan zat padat
–Cairan dengan cairan
–Cairan dengan extrak kental
Tidak ada perbedaan antara solutio dengan mixtura,
contoh :
–Sol. Citratis Magnesici à Lar. Mg Citrat dalam air
–Mixt. Citratis Magnesici à campuran Mg Citrat, Syr,
Simplex dan spiritus Citri dalam air
Mixtura agitanda
 Mixtura agitanda:
Campuran dimana konstituen mengandung zat padat
yang tidak dapat larut.
Umumnya digunakan untuk obat luar
Sering disebut Lotio
Suspensi
• Suspensi atau suspension menurut farmakope edisi IV adalah sediaan cair
yang mengandung partikel padat tidak larut, yang terdispersi dalam fase
cair. suspensi oral merupakan sediaan suspensi yang ditujukan untuk
penggunaan secara oral.
• Suspensi menurut farmakope III adalah sediaan yang mengandung bahan
obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan
pembawa.
• Suspensi menurut USP XXVII, suspensi oral adalah sediaan cair yang
menggunakan partikel-partikel padat terdispersi dalam suatu cairan
pembawa cair atau flavouring agent yang cocok untuk pemakaian oral.
suspensi topikal
• adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel padat yang
terdispersi dalam suatu pembawa cair, untuk pemakaian kulit. Suspensi
otic adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel mikro untuk
pemakaian diluar telinga.
• Menurut formularium nasional, suspensi adalah sediaan cair yang
mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersi sempurna dalam
cairan pembawa.
Formula Umum
suspensi umumnya mengandung :
• zat aktif
• bahan pensuspensi (suspending agent)
• bahan pembasah (wetting agent/humektan)
• antioksidan bila perlu
• pemanis dan anticaking
• pewarna dan flavour
• pewangi dan floculating agent
• antibusa/ anti foaming dan pengawet

• Macam-macam suspensi :
• suspensi oral
• suspensi topikal
• suspensi tetes telinga
• suspensi optalmikum
Syarat suspensi
Menurut FI IV 1995
• Supensi tidak boleh dipakai melalui intra vena dan intratekal
• suspensi digunakan secara tertentu misal untuk mata, harus menggunakan
pengawet
• suspensi harus dikocol sebelum digunakan
• suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat
Menurut FI III 1979 suspensi harus :
• zat terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap
• jika dikocok harus terdispersi kembali
• dapat menggunakan zat tambahan untuk menjamin stabilitas sediaan suspensi
• kekentalan sediaan tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikocok dan dituang
• karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran suspensoid tetap
konstan dalam waktu penyimpanan yang cukup lama
Suspending Agent

suspending agent berfungsi untuk memperlama pengendapan, mencegah


penurunan partikel, mencegah penggumpalan resin dan bahan berlemak.

Penggolongan Suspending agent :


1. golongan polisakarida : gom akasia, tragakan, Na-alginat, starch, karagen, gom
2. turunan selulosa : metil selulosa, CMC-Na, avicel, hidroksi etil selulosa
3. golongan clay : bentonit, veegum
4. polimer sintetik : golongan carbomer
Keuntungan dan Kerugian Sediaan Suspensi
A. Keuntungan Bentuk Sediaan Suspensi :
•baik digunakan untuk orang yang sulit mengkonsumsi tablet, pil, kapsul. terutama
untuk anak-anak
•memiliki homogenitas yang cukup tinggi
•lebih mudah di absorpsi daripada tablet, karna luas permukaan kontak dengan
permukaan saluran cerna tinggi
•dapat menutupi rasa tidak enak/pahit dari obat
•dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air
B. Kerugian Bentuk Sediaan Suspensi :
•memiliki kestabilan yang rendah
•jika terbentuk caking maka akan sulit terdispersi kembali, sehingga
homogenisitasnya menjadi buruk
•alirang yang terlalu kental menyebabkan sediaan sulit untuk dituang
•ketepatan dosis lebih rendah dibandingkan sediaan larutan
•suspensi harus dilakukan pengocokan sebelum digunakan
•pada saat penyimpanan kemungkinan perubahan sistem dispersi akan meningkat
apabila terjadi perubahan temperatur pada tempat penyimpanan
Emulsi
• Menurut FI IV 1995, emulsi atau emulsion adalah suatu sistem 2
fasa, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lain
dalam bentuk tetesan kecil.
• Menururt ansel (1981), emulsi adalah suatu dispersi dimana
fasa terdispersi terdiri dari bulatan bulatan kecil yang
terdistribusi keseluruh pembawa yang tidak bercampur
Tipe Emulsi

1. emulsi minyak dalam air (m/a atau o/w (oil/water)) adalah


sediaan emulsi, dimana minyak yang merupakan fase terdispersi
dan larutan air merupakan fase pendispersi / pembawa (emulsi
ini dapat diencerkan dengan air)
Contoh : susu (emulgatornya putih telur) Scott Emultion

2. emulsi air dalam minyak (a/m atau w/o (water/oil)) adalah


sediaan emulsi dimana air atau larutan air yang merupakan
fase terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak
merupakan pembawa atau pendispersi (Emulsi ini dapat
diencerkan dengan minyak)
contoh : Mentega, Ianolin
Formula Emulsa
Secara umum emulsi mengandung :
• zat aktif
• pembawa (air dan minyak)
• emulgator
• zat pembantu (pengawet, antioksidan,
pemanis, pewangi, pewarna, pendapar,
anticaploking, antibusa sesuai kebutuhan)
Penggolongan Jenis Emulgator

•1. golongan bahan alam :


•-polisakarida : akasia (gom arab), tragakan, Na-alginat, atarch/amilum,
caragen, pektin, agar
•-senyawa yang mengandung sterol : beeswax, wool-fat
•2. golongan semi-sintetik : metil selulosa, dan CMC-Na
(CarboxyMethylCelulosa-Na)
•3. golongan emulgator sintetik : surfaktan.
Metode Pembuatan Korpus Emulsi

metode kontingental (gom kering) : membuat emulsi


primer/awal atau korpus emulsi dengan bahan minyak : air :
emulgator
Minyak
Gom yang digunakan ½ dari jumlah minyak
Air untuk corpus emula 1 ½ dari jumlah Gom

cara pembuatan Korpus Emulsa


Minyak dan gom dihomogenkan terlebih dahulu, lalu
ditambahkan air sekaligus dan di gerus kuat kuat dan searah
sampai terdengar bunyi yang spesifik.
Sirup

Sirup adalah sediaan pekat campuran air dan gula atau pengganti gula,
dengan atau tanpa zat pewangi dan zat obat.
Sirup yang mengandung bahan pemberi rasa tapi tidak mengandung zat obat
disebut pembawa bukan obat atau pembawa yang wangi/harum (sirup)
sirup obat adalah sediaan larutan gula pekat yang mengandung zat obat,
konsentrasi gula berkisar 64-66%, jika konsentrasi gulanya kurang maka akan
mudah ditumbuhi mikroba dan bila kelebihan akan terbentuk kristal.
Komponen sirup biasanya mengandung :
• air dan gula biasanya sukrosa
• pengawet anti mikroba
• pengaroma
• pewarna
• sirup juga terkadang mengandung antioksidan, pengental dan stabilisator
Eliksir atau elixir
• Eliksir atau elixir adalah sediaan farmasi yang berbentuk cair
yang mengandung air dan alkohol (hidroalkohol)
• (eliksir adalah sediaan cair hidroalkohol, jernih dan manis,
untuk penggunaan oral)
Menurut farmakope indonesia edisi III 1979,
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan
bau yang sedap, mengandung obat dan selain obat seperti
pemanis, pewangi dan pengawet, digunakan secara oral.
Pelarut utama biasanya etanol, bisa juga ditambahkan gliserol,
sorbitol, dan propilenglikol.
•Tinctur:
larutan mengandung etanol / hidro alcohol
dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa
kimia yang dibuat dengan cara perkolasi atau
maserasi
Air aromatik

larutan jernih dan jenuh dalam air, dari


minyak mudah menguap
Enema
• larutan yang dimasukkan kedalam rectum
dan colon, untuk merangsang pengeluaran
kotoran (feses) memberikan efek terapi
local atau systemic
Saturasi dan netralisasi

•Saturasi / Penjenuhan:
obat yang minumnya dibuat dengan jalan
mencampurkan suatu asam dengan karbonat,
dimana cairan dijenuhkan dengan CO2 (disebut
dengan Potio Effervesces), maka tekanan
didalam botol lebih tinggi dari pada tekanan
diluar.
Tujuan pemberian obat saturasi
•Untuk menutupi rasa garam yang tidak enak.
•CO2 mempercepat absorbsi
•Merangsang keluarnya getah pencernaan yang
banyak
•Sebagai carminativum atau laxans
•Untuk antioxydant
•Memberi efek psiokologi bahwa obat tersebut
kuat
Netralisasi atau penetralan
obat minum yang di buat dengan jalan
mencampurkan suatu asam dengan suatu basa
(yang dipergunakan adalah suatu Carbonat)
dan tidak mengandung CO2 (karena CO2 yang
terbentuk selalu dihilangkan seluruhnya
dengan cara pemanasan sampai larutannya
jernih), yang termasuk Netralisasi:
•Suatu asam dinetralkan dengan NH4CL
•Suatu asam yang tidak larut dinetralkan
dengan suatu HCO3 / CO3, dapat juga dengan
NaOH
Infusa

•Infus / rebusan obat:


sedian air yang dibuat dengan mengextraksi
simplicia nabati dengan air suhu 90° C
selama 15 menit, yang mana extraksinya
dilakukan secara infundasi
Guttae / Drops (Obat Tetes)/ dan
Sediaan Cair Topikal
Guttae / drops
Adalah sediaan cairan (dapat berupa solutio /
mixtura / suspensi / emulsi) yang dipakai
dengan cara meneteskan, baik sebagai obat
dalam maupun obat luar dan harus homogen
serta tidak boleh ada endapan.
Beberapa jenis guttae:
•Guttae oris untuk mulut dengan cara
mengencerkan lebih dahulu dengan air untuk
dikumur – kumurkan dan tidak untuk ditelan.
•Guttae auriculares / tetes telinga à biasanya
cairan pembawanya adalah bukan air, tapi lebih
kental (mis. Glycerin, minyak propylenglikol)
•Guttae Nasales / tetes hidung à tidak boleh
menggunakan lemak / minyak mineral sebagai
cairan pembawanya
Guttae Ophthalmicae (Obat tetes mata)

obat tetes mata adalah sediaan tetes berupa larutan / suspensi


steril yang digunakan untuk mengobati gangguan pada indra
penglihatan.
*ada yang digunakan untuk menyembuhkan mata merah
karena iritasi ringan
*antibiotik untuk menyembuhkan infeksi
*mengandung antibiotik+steroid untuk mengurangi glukosa
(tekanan pada mata).
• cairan pembawanya air,
• harus jernih, bebas benda asing, serat dan benang (harus
disaring),
• tidak boleh digunakan setelah tutup dibuka > 1 bulan.
• Konsentrasi tidak boleh > 1:4000
Pengawet untuk tetes mata

fenilraksa (II) nitrat


fenilraksa (II) asetat 0,002% b/v
benzalkonium klorida 0,01% b/v.
pemilihan pengawet berdasarkan tingkat
kesesuaian kelarutan pengawet dan zat aktif.
benzalkonium k. tidak cocok pada tetes mata
yang mengandung anestetikum lokal/pembius.
Syarat obat tetes mata
• Pada pembuatan tetes mata harus
memperhatikan :
• sterilitas
• Kejernihan (obat tetes mata harus jernih,
bebas partikel asing, serat, dan benang)
• pengawet
• tonisitas dan stabilitas
Collyiria / obat cuci mata
• tidak termasuk dalam obat tetesan, tapi cara
kerja dan komposisi serta cara
pembuatanya tidak berbeda dengan guttae
ophthalmic, hanya jumlahnya lebih banyak
jumlahnya lebih banyak
Injectiones / obat suntik
sediaan steril untuk penggunaan parenteral.
Keuntungannya:
•Resorbsi obat lebih cepat dan baik
•Untuk obat yang tidak tahan asam lambung
•Untuk obat yang mengiritasi lambung
•Untuk pasien yang yang tidak dapat makan
obat
•Yang memerlukan obat bekerja cepat (mis.
mengalami shock)
Inhalasi

sediaan obat / larutan / suspensi terdiri atas


satu atau lebih bahan obat yang diberikan
melelalui saluran nafas hidung atau mulut
untuk memperoleh efek local atau sistemik.
(larutan yang disemprotkan dengan
menggunakan gas inert dan wadahnya disebut
inhaler)
OBAT SETENGAH PADAT

•Unguenta
•Occulenta / salep mata
•Pasta
•Linimenta
•Sapones / sabun
•Cremores krim
•Gelones / gel
Unguenta

sediaan setengah padat dan mudah dioleskan


diatas kulit dan selaput lendir tanpa memakai
kekerasan atau pemanasan
Salep terdiri dari:
• Remedium Cardinale (bahan tunggal / campuran bahan utama).
Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar
salep yang cocok. Kadar bahan obat umumnya 10 % kecuali
dinyatakan lain atau mengandung obat keras / narkotik

• Konstituen / Dasar salep (bahan tersendiri atau campuran)


zat pembawa dengan massa lembek, mudah dioleskan dan
umumnya berlembek, tapi dapat berupa massa lembek atau
zat cair atau zat padat yang terlebih dahulu diubah menjadi
massa yang lembek.
Secara umum salep dibagi atas 3
jenis:
•Salep Epidermic
salep yang bekerja dipermukaan kulit, dan diharapkan tidak
diserap.
Salep ini berfungsi sebagai pelindung antiseptik, adstrigents
dan pelawan rangsangan.

Dasar salep yang cocok adalah Vaselin


Salep Endodermic

salep yang bekerja memasuki kulit tapi tidak


menembus kulit, jadi diserapnya hanya
sebagaian saja.
Dasar salep yang cocok adalah minyak
tumbuhan dan minyak alami
Salep Diadermic

salep yang bekerja sampai menembus kulit.


Dasar salep yang cocok adalah Lanolin, Adeps
Lanae, Oleum Cocoa
Secara theurapetik, salep dibagi atas :
•Salep Penutup
adalah salep yang berfungsi sebagai melindungi kulit dari
pengaruh luar
contoh: Boorzalf, Zinczalf
•Salep Resorpsi
adalah salep yang mana bahan – bahannya akan diresorpsi
contoh: salep untuk Rheumatik
•Salep Penyejuk
adalah salep yang banyak mengandung air sehingga
memberikan rasa sejuk
contoh: Cold Cream
Occulenta / salep mata

•Adalah salep steril untuk pengobatan mata


dengan menggunakan dasar salep yang cocok

Syarat – syarat Occulenta, yaitu:


•Homogen, tidak boleh mengandung bagian
yang kasar dapat teraba.
•Bersih
•Steril
Pasta
Adalah sediaan semi padat yang mengandung
satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk
pemakaiaan topical, dan konsistensinya lebih
plastis dari pada salep
Keuntungannya:
•Menyerap hasil – hasil sekresi dari kulit
•Mengurangi rasa gatal dan memberikan
perasaan sejuk
•Obat – obat direkatkan pada kulit à
mempertinggi pekerjaan obat tersebut
Linimenta
Adalah sediaan cairan atau kental, mengandung
analgetikum dan zat yang mempunyai sifat Rubefasin,
melemaskan otot atau menghangatkan dan digunakan
sebagai obat, serbuktidak boleh digunakan pada kulit
yang luka atau lecet
Keuntungannya:
•Zat yang ditambahkan padanya diresorbsi lebih cepat
•Mudah dicuci à sangat baik untuk pemakaian pada
kulit yang lembut
Macam – macam Linimenta,
yaitu
•Campuran lemak padat dengan lemak lunak
•Campuran minyak dan cairan alkali (dibuat dengan cara
penyabunan)
•Linimentum dengan Balsamun Peruvianum Ol.
Terebinthinae
•Linimentum dengan minyak (harus memakai gom)
•Emulsi yang digunakan sebagai liniment, yaitu
–Emulsum Benzylis Benzoatus
–Linimentum Chloroform (dengan cara pencampuran biasa)
Sapones / sabun

Adalah reaksi garam alkali dan asam lemak


tinggi, dimana konsistensinya tergantung dari
basa yang digunakan untuk menyabun, yaitu :
–NaOH à sabun keras
–KOH à sabun lemak
Macam – macam sapones:

•Sapokalinus : KOH + Ol. Sesami


•Sapomedicatus : NaOH + Ol. Olivarum
•Saposuperadipatus : Campuran Sapomedicatus
80 % + Sapokalinus 16 % + Adeps Lanae 4 %
(bentuk ini yang paling dianjurkan untuk
pengobata)
•Sapococos : Sabun Na yang dibuat garam Ol.
Cocos
Cremores krim

Adalah sediaan setengah padat berupa emulsi


kental, mengandung air tidak kurang dari 60 %,
dengan 2 type yaitu:
–Type minyak – air
–Type air minyak (mudah kering dan rusak)
Gelones / gel
Merupakan sediaan setengah padat yang rata dan
jernih ( suatu masa yang fase makro molekulnya
disebarkan ke seluruh cairan sehingga tidak
terlihat adanya batas
Komposisi ; umumnya terdiri dari bahan
pengental (tragacanth, karboksimetil cellulosa)
dan larutan (umumnya air), dan bahan obat
•Umumnya mengandung air disebut jelli, maka
pada etiket tertera “kocok dulu”
• Dikenal sediaan gel yang mengandung obat
antiseptik, kontrasepsi, analgetik, atau
bahan nonobat yang berfungsi sebagai
pelicin atau media pengantar dalam
pelaksanaan pemeriksaan dengan alat (EKG,
USG, dll)
• Mudah terkontaminasi bakteri sehingga
perlu bahan pengawet antimikroba
Pemberian obat secara oral
• Adalah obat yang cara pemberiannya
melalui oral atau mulut. Untuk cara
pemberian obat ini relatif praktis,aman dan
juga ekonomis. Kekurangan dari pemberian
obat secara oral adalah efek yang timbul
biasanya lambat, tidak efektif jika pasien
sering muntah-muntah, diare, tidak sabaran,
tidak kooperatif, dan tentunya kurang
disukai jika rasanya pahit.Apalagi jika
pasiennya adalah anak kecil.
Pemberian obat secara sublingual
• Adalah pemberian obat yang ditaruh di bawah lidah.
Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa segera
karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat
dari sakit.
• Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual
adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan
obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus
dan hati dapat dihindari.
• Contoh yang banyak ditemui dalam masyarakat adalah
pasien yang mempunyai penyakit jantung, seringkali
memakai obat ini yang dinamakan ISDN / Isosorbid
Dinitrat
Pemberian obat secara inhalasi

• Adalah obat yang cara pemberiannya melalui saluran


pernafasan.
• Kelebihan dari pemberian obat dengan cara inhalasi adalah
absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat
terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat
diberikan langsung kepada bronkus / saluran nafas.
• Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi dalam
bentuk gas atau uap yang akan diabsorpsi dengan cepat
melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada
saluran pernapasan.
• Biasanya diberikan pada pasien-pasien yang mengidap
penyakit paru seperti Asma
Pemberian obat secara rektal
Obat yang cara pemberiannya melalui dubur atau
anus.
Tujuan pengobatan untuk mempercepat kerja obat
serta bersifat lokal dan sistematik.
Umumnya adalah obat pencahar atau obat agar bisa
buang air besar.
Sering diberikan dalam lingkup Rumah Sakit pada
pasien yang akan Operasi Besar ataupun sudah lama
tidak bisa buang air besar.
.
Pemberian obat secara pervagina
Cara pemberian obat yang melalui vagina.
Bentuknya tidak jauh berbeda dengan
pemberian secara rektal.
Biasanya diberikan pada pasien-pasien yang
-hamil dan mengalami pecah ketuban dan
diberikan agar merangsang kontraksi.
-pasien yang mengalami keputihan
Pemberian obat secara parenteral
• Obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa
melalui saluran pencernaan) tetapi langsung melalui
pembuluh darah.
• Contohnya adalah sediaan injeksi atau suntikan.
• Tujuan pemberian obat dengan melalui parenteral ini
adalah agar dapat langsung menuju sasaran dan efeknya
lebih cepat.
• Kelebihannya bisa untuk pasien yang tidak sadar, sering
muntah dan tidak kooperatif.
• Perhatian: jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa
dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan.
Pemberian obat secara topikal
atau lokal.
• Adalah obat yang cara pemberiannya
bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep,
tetes telinga dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai