Oleh :
Apt. Ika Sutra Perwirahayu Aji Saputri, M.Farm
Obat,
Bahan obat, Obat tradisional,
dan Kosmetika
(UURI No 36 th 2009 tentang kesehatan)
Obat: (jadi)
Adalah sediaan atau paduan bahan-bahan yang
siap untuk digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi.
(PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
1. Digit 1,2 : Kategori
2. Digit 3,4 : Sub Kategori
3. Digit 5,6 : Tahun Pendaftaran (pembacaan dibalik).
4. Digit 7,8,9,10: Nomor Urut Pendaftaran produk
di Badan POM
Produk impor biasanya juga
mencantumkan kode lain selain kode
CL,
Kode CA (kosmetik Asia),
kode CE (kosmetik Amerika) dan
kode CC (kosmetik Eropa)
beserta angka 11 digit.
Penggolongan Obat
Obat digolongkan menjadi 4 golongan yaitu
Obat Bebas,
Obat Keras
Obat Narkotika
Obat Narkotika,
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi
sintesis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangin sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat mnimbulkan ketergantungan , yang
dibedakan kedalam golongan-golongan sebagai
mana terlampir dalam undang-undang ini atau
yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Kesehatan. (UURI No 22 Th 1997
tentang Narkotika )
obat ini pada kemasan nya ditandai dengan
lingkaran yang di dalamnya terdapat
palang (+) berwarna merah.
Obat narkotika bersifat adiksi dan
penggunaannya diawasi dengan ketat,
sehingga obat golongan narkotika hanya
dapat diperoleh di Apotek dengan resep
dokter yang asli (tidak dapat
menggunakan kopi resep). Contoh dari
obat narkotika antara lain: Opium, coca,
ganja/marijuana, morfin, heroin, dan lain
sebagainya. Dalam bidang kedokteran,
obat-obat narkotika biasa digunakan
sebagai anestesi/obat bius dan
analgetika/obat penghilang rasa sakit.
Hal-hal khusus pada Obat
Narkotika :
Pada Resep, Obat Narkotika harus digaris
bawahi dengan tinta merah.
Pada resep harus tertera alamat pasien
yang jelas.
Pada etiket obat harus tertera etiket
“Tidak Boleh diulang tanpa resep dokter”
Resep obat Narkotika diarsip tersendiri,
terpisah dari resep lainnya
Penyimpanan obat narkotika harus dalam
almari khusus yang sesuai dengan
peraturan Menkes.
Penandaan khusus obat bebas
terbatas
P. No 1. P. No 2.
Awas ! Obat Keras, Awas ! Obat Keras,
Bacalah Aturan Memakainya Hanya untuk dikumur, jangan
ditelan
P. No 3. P. No 4.
Awas ! Obat Keras, Awas ! Obat Keras,
Hanya untuk bagian luar dari Hanya Untuk dibakar
badan
P. No 6.
P. No 5. Awas ! Obat Keras,
Awas ! Obat Keras, Obat Wasir Jangan ditelan
Tidak boleh ditelan
Psikotropika
Psikotropika, adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahn khas pada aktifitas
mental dan perilaku. (UURI No 5 Th 1997
tentang Psikotropika)
Obat psikotropika ini termasuk golongan obat
keras tertentu (OKT)
Contoh : diazepam, lorazepam, klordiazepoksid,
luminal
Obat Wajib Apotek (OWA)
Kertas Selofan
Penulisan dalam resep:
DEFINISI FI ed IV
TABLET adalah sediaan padat
kompak dibuat secara kempa cetak
dalam bentuk tabung pipih atau
sirkuler kedua permukaan rata atau
cembung mengandung satu jenis
obat atau lebih dengan atau tanpa
bahan tambahan.
Zat tambahan yang digunakan
dapat berfungsi sebagai :
Zat pengisi
Zat pengembang
Zat pengikat
Zat pelicin
Zat pembasah
Zat lain yang cocok
Macam Tablet
Tab Sub lingual
Tab Buccal
Tab Vaginal
Tab Effervescen
Tab Lepas lambat
Tab Kunyah
Tab Hisap
Pembuatan Tablet
1. Tablet Cetak
2. Tablet Kempa
1. Granulasi basah
2. Granulasi kering
3. Kempa langsung
TABLET KEMPA
KOMPONENNYA
Bahan Obat (Zat aktif)
Bahan Pengisi
Bahan Pengikat
Disintegran
Lubrikan
Selain itu dapat pula mengandung:
– Bahan Warna
– LAK (bahan warna yang diadsorpsikan pada Al(OH)3
yang tidak larut
– Bahan pengaroma
– Bahan pemanis
BAHAN PENGISI
Peran desintegran
“Membantu Hancurnya Tablet Setelah Ditelan”
Contoh disintegran
– Amilum (Pati) : paling banyak digunakan. Selain pati :
– Pati dan selulosa yang termodifikasi secara kimia
– Asam Alginat
– Selulosa Mikrokristal
LUBRIKAN
Fungsi : Mengurangi gesekan selama proses
pengempaan, Mencegah massa tablet
melekat pada cetakan
Contoh lubrikan:
– Magnesium Stearat
– Talk
Sifat : Biasanya hidrofobik cenderung
menurunkan
– Kecepatan disintegrasi dan
– Kecepatan Disolusi Tablet
GLIDAN
Tujuan Granulasi
Meningkatkan sifat air (free flowing)
Meningkatkan kemampuan kempa
(Kompresibilitas)
Tablet Salut
Tab Salut gula
Tab salut selaput (film coating)
Tab salut enterik
Tab Lepas Lambat
PILULAE
(PIL)
MERUPAKANBENTUK SEDIAAN
PADAT BUNDAR DAN KECIL
MENGANDUNG BAHAN OBAT DAN
DIMAKSUDKAN UNTUK PEMAKAIAN
ORAL
Berdasarkan Berat
BAHAN PENGISI
– Umumnya Radix liquiritiae
– Untuk zat aktif yang sedikit dan menggunakan
bahan pengikat: Succus liquiritiae, maka:
Radix = 2 X Succus
– Pulvis Pro Pilulis (PPP)
Jumlah Succus dan Radix sama banyak
BAHAN PENGIKAT
– Succus Liquiritae, 2 gram untuk 60 pil
– PULV GUMMOSUS
Merupakan campuran Saccharum, PGA,
Tragacantha
Dengan berat 500 mg untuk 60 Pil
Larutan Oral
Larutan topical
Larutan oral
adalah sediaan cair yang dibuat untuk
pemberian oral, mengandung satu atau
lebih zat dengan atau tanpa bahwa
pengaroma, pemanis atau pewarna
yang larut dalam air atau campuran
konsolven – air.
Larutan oral yang mengandung sukrosa
atau gula lain kadar tinggi sirup
Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air
sirup simplek (64 %)
Larutan yang mengandung etanol sebagai
kosolven disebut eliksir
Larutan Topikal
R/ Sulfur praecip 10
Camphora 1
Gummi Arabicum 1,5
Sol. Calcii Hidroxid 50
Aquae aa
S. b.dd. ue.
Pro : Fatimah
Spirit adalah
Tipe Emulsi:
A/M; M/A ;
A/M/A; M/A/M
TEORI EMULSI
1. Emulgator Alam
2. Emulgator buatan
A. Emulgator Alam
1. Kuning telur
2. Pulvis Gummi Arabicum (PGA), setelah
penambahan minyak, PGA diaktifkan dengan
penambahan air 1,5 kalinya.
3. Jumlahnya jika tidak dikatakan lain adalah 50 %
dari jumlah minyak. Untuk oleum Iecoris ????
untuk Oleum Ricini ????????
4. Tragakan, harus diaktifkan dulu dengan air 20
kalinya, 1 gram tragakan setara dengan 10 gram
PGA
5. Pulvis Gummosus, diaktifkan dengan
penambahan air sekaligus sebanyak 7 kalinya, 1
g Pulv. Gumosus setara dengan 4 g PGA
6. dll
Emulgator buatan
Emulgator ionik
– Emulgator Anionik, mis Sabun alkali :
Na palmitat, Na oleat
– Emulgaton Kationik, mis Amonium
kuartener
Emulgator non ionik, mis: Setil
alkohol, Stearil alkohol
Emulgator amfoter, Misal : Protein,
Lesitin
STABILISASI EMULSI
Metode Continental
Metode Anglosaxon
Metode langsung
Metode Continental
yaitumetode pembuatan emulsi
dengan terlebih dahulu membuat
corpus emulsi, dengan perbandingan
Emulgator (PGA) : Air: Minyak =
1 : 1,5 : 2
Cara pembuatan :
emulgator ditambahkan kedalam minyak di
dalam mortir yang kering dan di homogenkan,
kemudian air yang telah di ukur ditambahkan
sekaligus dan diaduk cepat hingga terbentuk
corpus emulsi, dengan ciri corpus berwarna
lebih putih dan kental, berbunyi khas bila
diaduk. Jika jumlah minyak melebihi 2 kali
jumlah PGA maka sisa minyak ditambahkan
setelah corpus emulsi jadi dengan sedikit
demi sedikit.
Metode Anglosaxon
yaitu metode pembuatan emulsi dengan
terlebih dahulu membuat mucillago, yaitu
emulgator ditambahkan pada sejumlah air
yang telah ditentukan sesuai dengan
masing-masing emulgator, di aduk hingga
terbentuk mucillago, baru kemudian
minyak ditambahkan sedikit demi sedikit,
metode ini jika tidak hati-hati emulsi
sering tidak jadi.
Metode langsung
yaitumetode pembuatan emulsi
dengan cara langsung dibuat di
dalam botol, sering disebut dengan
metode botol. Metode ini biasanya
sering digunakan untuk bahan-bahan
yang mudah menguap.
Definisi
FI ed IV adalah sediaan cair yang
mengandung partikel padat tidak
larut yang terdispersi dalam fase
cair.
Suspensi Sirup kering
– Ada tanda “….. untuk suspensi oral”
– Misal : sirup kering antibiotik
Untuk suspensi topikal sering disebut
Lotio
Alasan dibuat Suspensi antara lain
dll
Sulfur praecip
Camphora
PGA
Aq Rosae
Sol cal hydroksidi
STABILISASI
Tawas 67 bagian
R/ Kalii Bromida 5
Na. Subcarb 2
Extr. Gentian 2,5
Mf. Pil No XXX
Ektr. Gentian Bereaksi asam + Na Subcarb keluar gas CO2, pil dapat
pecah
Dalam Sediaan Kapsul
Problem yang timbul
Isi kapsul meleleh
Misalnya pada bahan yang bereaksi satu dengan yang lain
Diatasi dengan dua bahan tersebut dipisah secara fisik
Misal,
salah satu dikeluarkan dalam capsul dipisah dengan bahan
inert
Salah satu dibuat pil/capsul kecil lalu dimasukkan dalam
kapsul yg lebih besar
Isi kapsul bereaksi dengan cangkang kapsul
Misal Kreosot, naftol, thymol
Diatasi dengan diencerkan dengan minyak lemak, sehingga
obat tidak lebih dari 40 %
Dalam Sedian larutan
Fisis :
Tidak dapat bercampur, misal pada bahan polar dan non polar,
diatasi dgn cara dibuat emulsi
Bahan tidak larut dan tidak dapat diganti dgn bahan yang larut,
misalnya Kloramfenikol palmitat, diatasi dengan cara dibuat
suspensi
Terjadi endapan
Larutan camphora dlm spiritus, bila ditambah air sedemikian
banyak, camphora akan mengkristal kembali
Perubahan viskositas
Mis larutan Gom/CMC dengan pemanasan viskositas akan
menurun
Khemis
– Bikarbonat, dalam air/ larutan bersifat
asam akan terurai mengeluarkan gas
CO2
– Borat, Garamnya yang larut dalam air
adalah garam alkali, akan mengendap
dengan adanya Zn Sulfat
R/ Zn Sulfas 0,04
Borat 0,1
Aqua ad 10 ml
m.d.s. t.d.d. gtt.opt II
Dalam sediaan Salep
Keluarnya air
– Karena sistem emulsi rusak, dapat disebabkan karena suhu,
alkohol, fenol
– Adanya air/larutan yg tak terserap basis
Diatasi dengan cara :
– Jangan sampai sistem emulsi rusak
– Sebagian basis diganti dengan yang mempunyai kemampuan
menyerap air, misalnya adepslanae
Misalnya salep basis krim dicampur dengan basis
hidrokarbon
Terbentuknya senyawa lain karena terjadi reaksi
Diatasi dengan memisahkan obat menjadi 2 massa,
kemudian baru dicampur (secara tidak langsung)
terimakasih
MOHON MAAF BILA ADA KURANG DAN LEBIHNYA
SEMOGA BERMANFAAT