•Definisi obat
Definisi Obat
a. Tablet kempa
b. Tablet cetak
c. Tablet trikurat
d. Tablet hipodermik
e. Tablet sublingual
f. Tablet effervescent
g. Tablet kunyah
4. Pil (pilulae) merupakan bentuk sediaan padat
bundar dan kecil mengandung bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah
jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul.
Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
5. Kapsul (capsule) merupakan sediaan padat yang terdiri dari
obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
10. Galenik merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang
berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari.
1. Obat Bebas
2. Obat Bebas Terbatas (Daftar W atau ”Waarschuwing”,
waspada)
3. Obat Keras (Daftar G atau ”Gevaarlijk”, berbahaya)
4. Obat Psikotropika (OKT, Obat Keras Terbatas)
5. Obat Narkotika (Daftar O atau ”Opium”)
1. Obat Bebas (OB)
Pada kemasannya terdapat tanda lingkaran hijau bergaris tepi hitam.
Obat ini sebenarnya termasuk dakam kategori obat keras, akan tetapi
dalam jumlah tertentu masih dapat diperjualbelikan secara bebas tanpa
resep dokter. Sebagai obat keras, penggunaan obat ini diberi batas
untuk setiap takarannya. Seharusnya obat ini hanya dapat dijual bebas
di toko obat berizin yang dipegang oleh seorang asisten apoteker, serta
apotek yang hanya boleh beroperasi jika ada apoteker. Hal ini karena
diharapkan pasien memperoleh informasi obat yang memadai saat
membeli obat yang termasuk golongan ini.
3. Obat Keras (OK)
Pada kemasannya terdapat tanda lingkaran merah bergaris tepi
hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya.
1. Antidepresan
2. Stimulan
3. Halusinogen
Berdasarkan UU RI No.5 Tahun 1997 tentang
psikotropika, obat ini dapat dibagi dibagi menjadi 4
(empat) golongan yaitu:
Psikotropika gol. I
Psikotropika gol. II
Psikotropika gol. III
Psikotropika gol. IV
Narkotika
Pada kemasannya terdapat tanda seperti medali berwarna merah.
Obat narkotika disebut sebagai “obat bius”. Hal ini karena dalam
bidang kedokteran, obat-obat narkotika umum digunakan sebagai
anestesi/obat bius dan analgetik/obat penghilang rasa
nyeri.Seperti halnya psikotropika, obat narkotika sangat ketat
dalam hal pengawasan mulai dari pembuatannya, pengemasan,
distribusi, sampai penggunaannya.
Narkotika dapat dibedakan lagi menjadi 3 (tiga)
golongan, yaitu:
a. Narkotika golongan I
b. Narkotika golongan II
c. Narkotika golongan III
STANDAR OBAT
Reaksi kerja obat adalah hasil dari reaksi kimia antara zat-zat obat
dengan sel-sel tubuh untuk menghasilkan respon biologis
tubuh.Kebanyakan obat bereaksi dengan komponen sel untuk
menstimulasi perubahan biokimia dan fisiologikal, sehingga obat
menjadi efektif bagi tubuh.Reaksi ini dapat terjadi secara local
maupun sistemik didalam tubuh. Contohnya adalah efek lokal
terlihat terjadi pada pemberian tropical kulit. Sedangkan pada
pemberian obat analgesic, efeknya akan meliputi beberapa
system, termasuk diantaranya yaitu sistem syaraf (efek sedatif),
paru-paru (depresi pernapasan), gastrointerstinal (konstipasi),
walaupun efek yang diharapkan adalah pereda nyeri
MACAM-MACAM REAKSI
1. Reaksi Hipersensitivitas
2. Toleransi
3. Reaksi Alergi
4. Toksisitas (Keracunan Obat)
BEBERAPA EFEK OBAT
Efek Terapeutik
Merupakan efek obat yang memilikikesesuaian terhadap efek
yang diharapkan sesuai kandungan obatnya seperti paliatif
(berefek untuk mengurangi gejala), kuratif (memiliki efek
pengobatan), suportif (berefek untuk menaikkan fungsi atau
respon tubuh), subtitutif (berefek sebagai pengganti), efek
kemoterapi (berefek untuk mematikan dan menghambat), dan
restoratif (berefek pada pemulihan fungsi tubuh yang sehat).
Efek Samping
Efek samping merupakan dampak yang tidak diharapkan, tidak bias
diramal, dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti
adanya alergi, toksisitas (keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan
dalam pengobatan, dan lain-lain.Contoh lainnya yang ditimbulkan
dari efek samping yaitu Sindrom Steven Jhonson.
PENYEBAB SYNDROME STEVEN JHONSON
Absorpsi
Distribusi
Metabolisme
Ekskresi
Persyaratan yang perlu diperhatikan untuk
menjamin keamanan dalam pemberian obat,
diantaranya:
1. Tepat Obat
2. Tepat Dosis
3. Tepat Pasien
4. Tempat jalur pemberian
5. Tepat waktu
6. Tepat pendokumentasian
Perhitungan Dosis Obat pada bayi dan anak balita
c. Rumus Gaubius
d. Rumus Fried
e. Rumus Sagel
f. Rumus Clark