Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Indikasi

Rasa sakit, rasa nyeri, gejala sakit dan / atau penyakit yang dapat diatasi menggunakan
terapi obat.Indikasi adalah kegunaan suatu obat pada kondisi penyakit tertentu. Indikasi
adalah suatu keadaan (kondisi penyakit) dimana obat perlu digunakan. Misalnya,indikasi dari
obat golongan antibiotik adalah keadaan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Sementara itu
pada keadaan infeksi yang disebabkan oleh virus, tidak diperlukan antibiotik. Informasi
tujuan penggunaan obat yang dibeli dapat ditanyakan kepada apoteker. Misalnya, obat
Ibuprofen yang merupakan obat penghilang nyeri (analgesik) golongan AINS (Anti Inflamasi
Non Steroid) diindikasikan untuk:

 Nyeri dan radang pada penyakit reumatik dan gangguan otot skelet lainnya
 Nyeri ringan sampai berat termasuk dismenorea dan analgesik paskabedah;
 Nyeri dan demam pada anak-anak

B. Pengertian kontraindikasi

Dalam kedokteran, kontraindikasi adalah suatu kondisi atau faktor yang berfungsi
sebagai alasan untuk mencegah tindakan medis tertentu karena bahaya yang akan
didapatkan pasien.[1][2] Kontraindikasi adalah kebalikan dari indikasi, yang merupakan
alasan untuk menggunakan pengobatan tertentu.Beberapa kontraindikasi bersifat mutlak,
yang berarti bahwa tidak ada keadaan wajar untuk melakukan suatu tindakan. Misalnya,
anak-anak dan remaja dengan infeksi virus tidak boleh diberikan aspirin karena risiko
sindrom Reye,[3] dan orang dengan anafilaksis alergi makanan harus menghindari makanan
yang menyebabkan alergi. Demikian pula, orang dengan hemokromatosis tidak boleh
diberikan preparat besi.Kontraindikasi lainnya bersifat relatif, yang berarti bahwa pasien
berada pada risiko yang lebih tinggi dari komplikasi, tetapi risiko ini dapat sebanding dengan
pertimbangan lain atau dikurangi dengan langkah-langkah lain. Misalnya, seorang wanita
hamil biasanya harus menghindari sinar-X, tetapi risiko yang dimiliki sebanding dengan
manfaat tindakan untuk mendiagnosis keadaan serius seperti tuberkulosis. Kontraindikasi
relatif juga dapat disebut sebagai peringatan, seperti di Formularium Nasional Inggris.

C. Pengertian obat

Pengertian Obat adalah bahan/paduan bahan-bahan untuk digunakan dalam


menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit,
luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia/hewan, memperelok badan atau
bagian badan manusia.Menurut SK Menteri Kesehatan No.25/Kab/B.VII/ 71 tanggal 9 Juni
1971, yang disebut dengan obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau
hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia.Menurut Undang-Undang Farmasi
obat adalah suatu bahan atau bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan dan menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka, ataupun kelainan badaniah, rohaniah pada manusia
ataupun hewan.Menurut Ansel (2001), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis,
mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan.
Obat dalam arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka
farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Selain pengertian obat secara
umum di atas, ada juga pengertian obat secara khusus. Berikut ini beberapa pengertian obat
secara khusus:

1. Obat baru: Obat baru adalah obat yang berisi zat (berkhasiat/tidak
berkhasiat), seperti pembantu, pelarut, pengisi, lapisan atau komponen lain
yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya.
2. Obat esensial: Obat esensial adalah obat yang paling banyak dibutuhkan
untuk layanan kesehatan masyarakat dan tercantum dalam daftar Obat
Esensial Nasional (DOEN) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI.
3. Obat generik: Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan
dalam FI untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.
4. Obat jadi: Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam
bentuk salep, cairan, supositoria, kapsul, pil, tablet, serbuk atau bentuk
lainnya yang secara teknis sesuai dengan FI atau buku resmi lain yang
ditetapkan pemerintah.
5. Obat paten: Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang
terdaftar atas nama pembuat yang telah diberi kuasa dan obat itu dijual
dalam kemasan asli dari perusahaan yang memproduksinya.
6. Obat asli: Obat asli adalah obat yang diperoleh langsung dari bahan-bahan
alamiah, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan
dalam pengobatan tradisional.
7. Obat tradisional: Obat tradisional adalah obat yang didapat dari bahan alam,
diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam
pengobatan tradisional.

D. Macam-Macam Obat dan Tujuan Penggunaannya


Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk
obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada
dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula obat yang
dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi
tercapainya efek terapi yang diinginkan. Ketikapun bagi kita yang berpraktek di apotek, maka
perlu diperhatikan benar etiket obat yanbg dibuat. Misalnya tablet dengan kaplet itu
berbeda, atau tablet yang harus dikunyah dulu (seperti obat maag golongan antasida),
seharusnyalah etiket obat memuat instruksi yang singkat namun benar dan jelas. Jangan
sampai pasien menjadi bingung dengan petunjuk etiket obat. Oleh karena itu penting sekali
bagi kita semua untuk mengetahui bentuk sediaan obat.
1. Pulvis (serbuk) Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian luar.
2. Pulveres Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus
menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.Contohnya adalah
puyer.
3. Tablet (compressi) Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
a. Tablet kempa paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta
penandaannya tergantung desain cetakan.
b. Tablet cetak Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab
dalam lubang cetakan
c. Tablet trikura tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. sudah
jarang ditemukan
d. Tablet hipodermik Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut
sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik,
sekarang diberikan secara oral.
e. Tablet sublingual dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan
dengan meletakan tablet di bawah lidah.
f. Tablet buka Digunakan dengan meletakan diantara pipi dan gusi
g. tablet Effervescent Tablet larut dalam air. harus dikemas dalam wadah
tertutup rapat atau kemasan tahan lembab.Pada etiket tertulis "tidak untuk
langsung ditelan"
h. Tablet kunyah Cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak
dirongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak
enak.
4. Pil (pilulae)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur
tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
5. Kapsul (capsule)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :
a) menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b) menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c) Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)
d) Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis),
dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil
kemudian dimasukan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
e) Mudah ditelan
6. Kaplet (kapsul tablet)
Merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval seperti
kapsul.
7. Larutan (solutiones)
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut,
biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya,cara peracikan, atau
penggunaannya,tidak dimasukan dalam golongan produk lainnya. Dapat juga
dikatakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya
terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang
saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan
topikal (kulit).
8. Suspensi (suspensiones)
Merupakan sedian cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase
cair. macam suspensi antara lain : suspensi oral (juga termasuk
susu/magma),suspensi topikal (penggunaan pada kulit) suspensi tetes telinga (telinga
bagian luar),suspensi optalmik,suspensi sirup kering.
9. Emulsi (elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase cairan
yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya
distabilkan oleh zat pengemulsi.
10. Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau
tumbuhan yang disari.
11. Ekstrak (extractum)
Merupakan sediaan yang pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari
simplisisa nabati atau simplisia hewani menggunakan zat pelarut yang
sesuai.kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.
12. Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan
air pada suhu 90 derajat celcius selama 15 menit.
13. Imunoserum (immunosera)
Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh dari serum
hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular0 dan
mengikut kuman/virus/antigen.
14. Salep (unguenta)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit
atau selaput lendir. Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok.
15. Suppositoria
Merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui
rektal, vagina atau uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu
tubuh. Tujuan pengobatan adalah :
 Penggunaan lokal -> memudahkan defekasi serta mengobati gatal,iritasi, dan
inflamasi karena hemoroid.
 Penggunaan sistematik -> aminofilin dan teofilin untuk asma,klorpromazin
untuk anti muntah,kloral hidrat untuk sedatif dan hipnitif,aspirin untuk
analgesik antipiretik.
16. Obat tetes (guttae)
Merupakan sediaan cair berupa larutan,emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk
obat dalam atau obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan
penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes
baku yang disebutkan farmakope indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara
lain : guttae (obat dalam), guttae oris (tetes mulut), guttae auriculares (tetes telinga),
guttae nasales (tetes hidung), guttae opthalmicae (tetes mata).
17. Injeksi (injectiones)
Merupakan sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir. Tujuannya agar kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien
yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.

E. Penggolongan obat

Obat dapat digolongkan berdasarkan beberapa kriteria penggolongan. Kriteria


penggolongan obat yaitu berdasarkan proses fisiologis dan biokimia dalam tubuh, bentuk
sediaan obat, sumber obat, undang-undang, cara kerja obat, cara penggunaan obat, serta
kegunaan obat. Menurut proses fisiologis dan biokimia dalam tubuh, obat digolongkan
menjadi:

1. Obat diagnostik: Obat diagnostik adalah obat yang membantu dalam


mendiagnosis (mengenali penyakit), misalnya barium sulfat untuk membantu
diagnosis pada saluran lambung-usus, serta natriummiopanoat dan asam iod
organik lainnya untuk membantu diagnosis pada saluran empedu.
2. Obat kemoterapeutik: Obat kemoterapeutik adalah obat yang dapat
membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh inang. Obat ini hendaknya
memiliki kegiatan farmakodinamik yang sekecil-kecilnya terhadap organisme
inang dan berkhasiat untuk melawan sebanyak mungkin parasit (cacing
protozoa) dan mikroorganisme (bakteri, virus). Obat-obat neoplasma
(onkolitika, sitostika, atau obat kanker) juga dianggap termasuk golongan ini.
3. Obat farmakodinamik: Obat farmakodinamik adalah obat yang bekerja terhadap
inang dengan jalan mempercepat atau memperlambat proses fisiologis atau
fungsi biokimia dalam tubuh contohnya hormon, diuretik, hipnotik, dan obat
otonom.

Penggolongan obat berdasarkan bentuk sediaan obat dikelompokkan menjadi:

1. Bentuk gas; contohnya, inhalasi, spraym aerosol.


2. Bentuk cair atau larutan; contohnya, lotio, dauche, infus intravena, injeksi, epithema,
clysma, gargarisma, obat tetes, eliksir, sirop dan potio.
3. Bentung setengah padat; misalnya salep mata (occulenta), gel, cerata, pasta, krim,
salep (unguetum).
4. Bentuk padat; contohnya, supositoria, kapsul, pil, tablet, dan serbuk.

Penggolongan obat berdasarkan sumbernya, dikelompokkan menjadi:

1. Mikroba dan jamur/fungi; misalnya, antibiotik penisilin.


2. Sintesis (tiruan); contohnya, vitamin C dan kamper sintesis.
3. Mineral (pertambangan); contohnya, sulfur, vaselin, parafin, garam dapur, iodkali.
4. Hewan (fauna); contohnya, cera, adeps lanae, dan minyak ikan.
5. Tumbuhan (flora); contohnya, minyak jarak, kina, dan digitalis.

Penggolongan obat menurut undang-undang dikelompokkan menjadi:

1. Obat bebas: Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak
membahayakan si pemakai dalam batas dosis yang dianjurkan; diberi tanda lingkaran
bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam.
2. Obat bebas terbatas (daftar W = waarschuwing = peringatan): Obat bebas terbatas
adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter dalam bungkus aslinya
dari produsen atau pabrik obat itu, kemudian diberi tanda lingkaran bulat berwarna
biru dengan garis tepi hitam serta diberi tanda peringatan (P No.1 sampai P No.6).
3. Obat keras (daftar G = geverlijk = berbahaya): Obat keras adalah semua obat yang
memiliki takaran dosis minimum (DM), diberi tanda khusus lingkaran bulat merah
garis tepi hitam dan huruf K menyentuh garis tepinya, semua obat baru kecuali ada
ketetapan pemerintah bahwa obat itu tidak membahayakan, dan semua sediaan
parenteral/injeksi/infus intravena.
4. Psikotropika: Psikotropika adalah obat yang memengaruhi proses mental, meransang
atau menenangkan, mengubah pikiran/perasaan/kelakuan seseorang; contohnya
golongan barbital/luminal, diazepam, dan ekstasi.
5. Narkotik: Narkotik adalah obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan IPTEK
serta dapat menimbulkan ketergantungan dan ketagihan/adiksi yang sanga merugikan
individu apabila digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan dokter; contohnya
kodein, metadon, petidin, morfin, dan opium.

Penggolongan obat berdasarkan cara kerjanya dalam tubuh dikelompokkan menjadi:

1. Sistemik: obat yang didistribusikan ke seluruh tubuh; contohnya obat analgetik.


2. Lokal: obat yang bekerja pada jaringan setempat, seperti pemakaian topikal.

Penggolongan obat menurut cara penggunaannya, obat digolongkan menjadi:

1. Medicamentum ad usum externum (pemakaian luar) melalui implantasi, injeksi,


membran mukosa, rektal, vaginal, nasal, opthalmic, aurical,
collutio/gargarisma/gargle, diberi tiket biru.
2. Medicamentum ad usum internum (pemakaian dalam) melalui oral, diberi tiket putih.

Penggolongan obat berdasarkan kegunaan dalam tubuh digolongkan ke dalam:

1. Untuk diagnosis (diagnostic).


2. Untuk mencegah (prophylactic).
3. Untuk menyembuhkan (terapeutic).

F. Contoh Indikasi dan Kontra Indikasi Obat


1. Parasetamol
Indikasi
mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri
otot, dan nyeri setelah pencabutan gigi serta menurunkan demam. Selain itu,
parasetamol juga mempunyai efek anti-radang yang lemah.
Kontraindikasi
tidak boleh diberikan pada orang yang alergi terhadap obat anti-inflamasi non-
steroid (AINS), menderita hepatitis, gangguan hati atau ginjal, dan alkoholisme.
Pemberian parasetamol juga tidak boleh diberikan berulang kali kepada penderita
anemia dan gangguan jantung, paru, dan ginjal.
2. ASAM MEFENAMAT 500 MG 10 KAPLET
Indikasi
Meredakan nyeri ringan hingga sedang pada sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid
primer, nyeri reumatik, nyeri otot, dan nyeri paska operasi
Kontraindikasi
HARUS DENGAN RESEP DOKTER.,Pasien dengan gangguan atau faktor resiko
kardiovaskular, riwayat peptic ulser atau perdarahan GI, gangguan hati dan ginjal, ibu
hamil dan menyusui. Kategori Kehamilan : C
3. Acarbose
Indikasi
digunakan untuk merawat diabetes melitus tipe 2
Kontraindikasi
Tercatat ada riwayat hipersensitivitas (alergi) terhadap acarbosa Ketoasidosis
diabetikum, sirosis, penyakit usus inflamasi, ulserasi kolon, sumbatan intestinal parsial
atau berisiko mengalami sumbatan parsial, gangguan penyerapan di saluran pencernaan

4. Penicillin G
Indikasi
Infeksi tenggorokan,Otitis media,Endokarditis, Meningokokus, Meningitis
pneumokokal,Pneumonia, Antraks,Difteri,Profilaksis pasca amputasi lengan atau kaki.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, mereka yang diketahui memiliki
riwayat alergi terhadap antibiotik tipe penisilin tidak boleh menggunakan obat ini.
5. Actrapid Penfill
Indikasi
Kegunaan Actrapid Penfill adalah untuk mengobati diabetes mellitus yang
membutuhkan insulin,Obat ini juga digunakan untuk pengobatan intravena pada situasi
akut, termasuk hiperglikemia.
Kontra Indikasi
Jangan digunakan untuk pasien yang mempunyai riwayat hipersensitif (alergi)
terhadap insulin manusia atau salah satu eksipien Actrapid Penfill ,Tidak boleh
digunakan untuk penderita hipoglikemia.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Jumat Pahing, 22 April 2016 13:09 WIB 21931http://dechacare.com/Macam-Macam-Obat-dan-


Tujuan-Penggunaannya-I461-1.html

https://dinkes.bantulkab.go.id/berita/463-macam-macam-obat-dan-tujuan-penggunaannya

Syamsuni. 2005. Farmasetika Dasar & Hitungan Farmasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

https://pngertianahli.id/2014/01/pengertian-obat-dan-penggolongan-obat.html

https://idesis.com/pengertian-indikasi/

https://oktersehat.com/acarbose/

https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/asam-mefenamat-500-mg-10-kaplet-per-strip-kaplet

https://www.honestdocs.id/penicillin-g-benzylpenicillin

Anda mungkin juga menyukai