20
BENTUK DAN KEMASAN OBAT
By Iwan Sain
BENTUK OBAT
Dalam dunia farmasi, ada banyak sekali jenis – jenis dan bentuk obat – obatan yang bisa anda
temukan. Masing – masing jenis obat tersebut memiliki fungsi yang berbeda beda satu sama lain.
Ketika anda sedang mengalami atau menderita suatu penyakit, otomatis anda pasti pernah memakan
atau meminum obat atau bagi anda yang ingin menjaga kesuburan tubuh maka obat herbal menjadi
solusinya. Bentuk obat yang biasa anda minum bisa berbentuk kapsul, tablet, cairan ataupun dalam
bentuk yang lainnya. Obat – obatan ini sebenarnya bukan hanya bisa dikonsumsi dengan cara dimakan
atau diminum, tapi ada juga obat yang tidak boleh dimakan ataupun diminum.
Jenis obat seperti ini biasanya adalah obat luar atau obat yang digunakan untuk mengobati sakit yang
berada di luar organ dalam tubuh. Agar pengetahuan anda tentang informasi obat yang berlaku dan
beredar di masyarakat semakin bertambah, maka sangat penting bagi anda untuk mengetahui jenis –
jenis obat dan bentuk – bentuk obat tersebut. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Obat Tablet
Jenis obat tablet ini adalah bahan obat yang dipadatkan tanpa bahan tambahan (murni bahan obat).
Obat berbentuk tablet ini pemakaiannya adalah dengan cara dimakan atau diminum. Jenis obat
berbentuk tablet ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
– Tablet Kempa, jenis obat berbentuk tablet yang paling banyak digunakan oleh masyarakat.
Obat berbentuk tablet ini dibuat sesuai dengan bentuk cetakannya dan memiliki ukuran yang
sangat bervariasi.
– Tablet Hipodermi, Jenis obat tablet hipodermik ini adalah obat tablet yang mudah larut di dalam
air. Proses pelarutannya juga terjadi secara sempurna.
– Tablet Effervescent, Jenis obat tablet effervescent ini memang sengaja dibuat agar mudah larut
di dalam air. Penggunaan jenis tablet ini adalah dengan melarutkannya dahulu didalam air
sebelum diminum. Tablet Effervescent ini tidak boleh langsung anda telan atau dimakan
sebelum dilarutkan dalam air.
– Tablet Kunyah, Obat berbentuk tablet yang satu ini penggunaan dilakukan dengan cara
dikunyah. Biasanya, jenis obat tablet seperti ini memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan
dengan obat – obat yang lainnya, karena pemakaiannya yang harus langsung dimakan atau
dikunyah.
Obat jenis ini berbentuk cair (larutan,emulsi atau suspensi) yang disuntikkan ke tubuh penderita,
dengan tujuan agar kerja obat lebih cepat dan untuk mengobati penderita yang tidak bisa makan obat
melalui mulut.
Jenis obat dan bentuk obat yang sudah dijelaskan di atas tergantung dari kebutuhan dan penyakit yang
diderita seseorang. Hal penting yang perlu anda ingat adalah jangan meminum dan memakan obat
sembarangan, perhatikan aturan minum dan cara pemakaiannya. Dan yang paling penting harus
berdasarkan resep dokter agartidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.
KEMASAN OBAT
Pengemasan merupakan suatu metode yang memberikan kenyamanan, identifikasi, penyajian, dan
perlindungan terhadap suatu sediaan obat sampai dikonsumsi. Pengemasan produk farmasi dilakukan
dengan beberapa teknik yang sesuai dengan peranan dan fungsi dari kemasan produk yang akan
diproduksi, seperti Strip packaging, Blister pack, Pengemasan bulk produk dan teknik pengemasan lain
yang memiliki fungsi dan kelebihan masing-masing.
Proses pengemasan merupakan salah satu tahapan penting dalam pembuatan sediaan farmasi.
Tahapan ini juga ikut mempengaruhi stabilitas dan mutu produk akhir. Bahkan belakangan ini, faktor
kemasan dapat menjadi gambaran ukuran bonafiditas suatu produk/perusahaan farmasi (Kurniawan,
2012). Untuk menjamin stabilitas produk, harus ditetapkan syarat yang sangat tegas terhadap bahan
kemas primer, yang seringkali menyatu dengan seluruh bahan yang diisikan baik berupa cairan dan
semi padatan. Bahan kemas sekunder pada umumnya tidak berpengaruh terhadap stabilitas (Voigt,
1995).
Kemasan Strip
Strip packaging merupakan teknik pengemasan yang sudah berlangsung lebih dari seperempat abad.
Semua solid form dibidang farmasi termasuk pill, tablet, capsul, lozenges, dikemas dengan system ini.
Tetapi yang paling umum menggunakan cara ini adalah tablet dan capsul.
Metodenya adalah mengemas dengan dualapisan atas/bawah, dan kemudian di seal dan di cut.
Pemilihan dari material harus tepat, agar tidak ada migrasi dari produk keluar. Produk akan jatuh
kedalam mold yang panas, kemudian dibentuk kemasan dan mewadahi produk tersebut. Ukuran dan
kedalaman dari mold tersebut harus cukup untuk menampung produk dan membentuk kantong, dan
jangan sampai produk tertekan. Perlu dicek bahwa heat seal cukup efektif (Anonim,2007).
Kemasan Blister
Bentuk kemasan ini mampu menyediaakan perlindungan yang sangat baik terhadap keadaan
sekitarnya, disertai dengan penampilan estetis yang menyenangkan dan efisien. Juga memberikan
kemudahan pemakaian, aman terhadap anak-anak dan tahan terhadap usaha pemalsuan.
Kemasan blister dibentuk dengan melunakkan suatu lembaran resin termoplastik dengan pemanasan,
dan menarik (dalam vakum) lembaran plastic yang lembek itu kedalam suatu cetakan. Sesudah
mendingin lembaran dilepas dari cetakan dan berlanjut ke berbagai pengisian dari mesin kemasan.
Blister setengah keras yang terjadi sebelumnya diisi dengan produk dan ditutup
dengan bahan untuk bagian belakang yang dapat disegel dengan pemanasan. Bahan untuk bagian
belakangnya, atau tutupnya, dapat dari jenis yang bisa didorong atau jenis yang dapat dikelupas. Untuk
jenis blister yang bisa didorong, bahan untuk bagian belakangnya biasanya aluminium foil yang diberi
lapisan yang dapat disegel panas. Lapisan pada foil harus sesuai dengan bahan blister untuk
memperoleh segel yang memuaskan, baik untuk perlindungan produk maupun untuk perlindungan
pemalsuan (Lachman, 1994).
Kemasan Bulk
Kemasan ini dapat dibuat dengan berbagai cara, tetapi biasanya dibentuk dengan menumpuk produk
seperti sandwich di antara lapisan tipis plastic yang dapat diberi bentuk dengan panas, dapat
memanjang atau dapat mengerut dengan pemanasan dan bahan yang kaku untuk bagian belakangnya.
Hal ini umumnya dilakukan dengan memanaskan/melunakan lapisan tipis plastik dan membuat kantung
dengan menariknya dalam vakum melalui cara yang sama seperti pembuatan blister dalam kemasan
blister. Produk dijatuhkan ke dalam kantung, yang kemudian disegel menjadi bahan yang keras seperti
piring kertas yang dipanaskan-disegel-diberi lapisan. Jika memakai bahan yang dapat mengerut karena
panas, kemasan dilewatkan ke dalam corong panas, yang mengerutkan lapisan tipis menjadi
gelembung atau member kulit pada produk, sehingga menempel erat pada karton yang ada di bagian
belakangnya (Lachman, 1994).
Digunakan untuk mengemas barang yang cukup banyak atau bulk material digunakan, multi wall paper
sack. Heavy duty bag polyethylene, woven sack polipropylene dan jute bags, tetapi sekarang ini jute
bags sudah kurang popular. Multiwall paper sack : terdiri dari beberapa lapisan kertas yang saling
menunjang, dengan demikian maka beban yang didukung oleh kantong tersebut akan merata keseluruh
lapisan. Jumlah lapisan bisa antara 2 sampai dengan 6 lapis. Dengan menggunakan beberapa lapisan
kertas yang agak tipis adalah lebih fleksibel dan kuat daripada menggunakan satu atau dua lapisan
kertas yang tebal. Multiwall paper bag dapat digunakan untuk berbagai produk terutama yang berbentuk
bubuk (Anonim, 2007).
Mesin Pengemas Bulk
Konsep ini menggunakan sifat polimer yang dapat mengembang dan mengerut karena pemanasan,
biasanya PVC. Polimer yang dapat mengerut karena panas diproses sebagai pipa terarah dalam
diameter sedikit lebih besar dari tutup dan lingkar leher botol yang akan disegel. Bahan yang dapat
mengerut karena panas dipasok kepada pengisi botol sebagai pipa yang ada cetakan huruf/gambar dan
dapat dilipat, baik sudah dipotong menurut panjang tertentu atau dalam bentuk gulungan untuk
pekerjaan otomatis. Panjang pipa PVC yang sesuai diluncurkan melalui botol yang sudah bertutup
cukup longgar, sehingga dapat menyatukan tutup dan lingkar leher botol (Gambar 24-4). Botol
kemudian digeser melalui lorong panas, yang mengerutkan pipa dengan erat di sekeliling tutup dan
botol, sehingga ban yang mengerut akan rusak bila tutup dibuka. Agar mudah membukanya, ban yang
mengerut dapat disertai dengan celah yang dapat dirobek (Lachman, 1994).
Mesin Vertikal.
Pada pelaksanaan membentuk/mengisi/menyegel secara vertical, suatu jaringan lapis tipis ditarik
meliputi cincin logam dan mengelilingi pipa pengisi yang vertical, melalui mana produk dijatuhkan
kedalam kemasan yang terbentuk. Pipa pengisi dari metal juga bekerja sebagai suatu mandrel yang
mengontrol keliling dari kantung dan terhadap mana dibuat segel membujur. Pembentukan segel ini,
yang dapat merupakan segel sirip maupun segel tumpang-tindih, mengubah lapisan kemasan menjadi
pipa dari lapisan yang kotinu. Alat penyegel yang dapat bergerak, segel orthogonal sampai membujur,
mengerutkan bagian bawah tube, membentuk segel bawah dari kemasan.
Produk dijatuhkan melalui pipa, pembentuk ke dalam kemasan yang terbentuk. Alat penyegel yang
dapat bergerak mengangkat pipa lapisan tipis setinggi panjang kemasan, dan membentuk segel paling
atas dan paling akhir dari kemasan. Segel kemasan paling atas ini menjadi segel bagian bawah dari
kemasan berikutnya, dan proses ini terulang lagi. Karena mesin vertical yang
mmbentuk/mengisi/mnyegel diisi sesuai arah gravitasi, mereka terutama digunakan untuk cairan, bubuk
dan produk berbentuk granul.
Mesin horizontal
Untuk menyiapkan tingkat kesempurnaan kemasan yang diperlukan bagi kemasan yang tahan
gangguan pada mesin horizontal maupun vertical, maka haruslah digunakan segel permukaan-dalam-
pada permukaan-dalam. Hal ini memungkinkan pemakaian bahan segel yang efektif seperti polietilen,
etilen vinil asetat (EVA), dari Surlyn, yang bila disegel dengan layak harus dirobek lebih dulu untuk
mendapatkan produknya. Bahan penyegel ini harus digunakan sebagai bagian dari susunan laminasi
supaya diperoleh sifat-sifat yang diperlukan bagi penampilan bahan kemasan yang layak. Permukaan
luar dari laminasi harus merupakan permukaan yang mudah dicetak dan tahan panas, karena langsung
bersentuhan dengan batang-batang pemanas.
Bahan permukaan luar juga digunakan sebagai pembawa substrat, yang memberikan sifat-sifat
mekanis kepada laminasi yang diperlukan untuk penanganan kemasan dan pengemasan secara
maksimal. Lapisan yang paling umum digunakan untuk pembawa substrat ialah kertas. Polyester, nilon
dan selofan juga digunakan bila diinginkan suatu keadaan tembus pandang, tahan bocor atau
mengkilap. Untuk produk yang peka terhadap lembab dan oksigen, umumnya digunakan kertas timah
(foil) sebagai bagian dari laminasi lapisan tipis, dengan foil diapit seperti sandwich antara lapisan luar
dan lapisan segel panas. Laminasi seperti kertas/polietilen/foil/polietilen dan
polyester/polietilen/foil/polietilen umum digunakan sebagai perintang yang baik. Polyester yang diberi
logam digunakan sebagai pengganti foil untuk pemakaian beberapa kemasan perintang karena
biayanya lebih rendah, penampilan yang baik sekali dan tahan lekukan (Lachman, 1994).
Dan masih ada banyak lagi teknik pengemasan produk farmasi seperti; Penyegel Botol, Segel Berupa
Pita, Tutup yang Mudah Dirobek, Tube yang Disegel, Wadah Aerosol dan Kotak Karton yang Disegel
(Lachman, 1994).
Daftar Pustaka
Voight, Rudolf, 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Ed.5, Universitas Gadjah Mada Press,
Yogyakarta
Lachman, L., Lieberman, Herbert A., Kanig, Joseph L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri III
Ed.3, Universitas Indonesia Press, Jakarta
Anonim, 2017, Mengenal Jenis-Jenis dan Bentuk Obat,Online at
http://www.thepanicchannel.com/health/mengenal-jenis-jenis-dan-bentuk-bentuk-obat/ Diakases
tanggal 12 April 2020
MuhFurqon, 2019, Macam-macam bentuk obat yang kita Kenal, Online at
https://www.semuabisa.net/macam-macam-bentuk-obat-yang-kita-kenal/ diakses tanggal 12 April
2020
Anugrah P, dkk, 2010, Berbagai teknik pengemasan Produk Farmasi, Online at
https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/05/23/teknik-pengemasan-produk-farmasi/
Diakses tanggal 12 April 2020