Anda di halaman 1dari 8

PERAN BAHASA DALAM DUNIA MEDIS KEFARMASIAN

OLEH
NAMA

MEGAWATI

NIM

821412076

KELAS

B S1 FARMASI

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Peran bahasa dalam dunia
medis ke-Farmasian ini dengan baik dan selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini dibuat sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah Bahasa Indonesia
yang diberikan oleh dosen pengajar Bahasa indonesia.
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam penyajian
materi maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kritik dan saran masih diperlukan guna
perbaikan laporan ini untuk kedepannya. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua. Amiin.

Gorontalo, April 2013

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan masyarakat suatu bangsa, bahasa merupakan hal yang sangat penting
dalam kehidupan masyarakat sebagai alat untuk berinteraksi satu sama lain. Adapun bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia juga memiliki kedudukan yang sangat
penting bagi masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia adalah alat pemersatu bangsa Indonesia
yang memiliki banyak perbedaan, baik dari segi suku, agama, ras, adat istiadat dan budaya
yang masing-masing memiliki bahasa daerah tersendiri. Oleh karena itu, keberadaan bahasa

Indonesia sangatlah penting bagi masyarakat Indonesia itu sendiri, dalam berbagai keadaan
dan bidang. Salah satunya yaitu dalam bidang kesehatan, dalam hal ini yang akan menjadi
pokok bahasan adalah bidang kefarmasian.
Bahasa Indonesia merupakan penunjang aktivitas masyarakat dalam kehidupan seharihari. Dalam lingkungan medis farmasi, bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi
dalam suatu pelayanan kesehatan dan kemasyarakatan.
B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah bagaimana peranan bahasa Indonesia dalam dunia medis?

C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui informasi mengenai
peranan bahasa Indonesia dalam dunia medis khususnya bidang farmasi.

D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi penulis
Diharapkan dapat menambah wawasan penulis terkait disiplin ilmu yang dimiliki makalah
ini.
2. Bagi Pemerintah dan Instansi Terkait
Makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu opini atau masukan dan sebagai bahan
pertimbangan yang bersifat evaluatif.
3. Bagi Masyarakat
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan sebagai wahana
sosialisasi terkait dengan peranan bahasa Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Fungsi Bahasa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahasa adalah sistem lambang bunyi
yang arbitrer dan digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi,
dan mengidentifikasi diri. Dalam hal ini, arbitrer memiliki pengertian bahwa manusia
mempergunakan bunyi-bunyi tertentu dan disusun dengan cara tertentu pula adalah
secara kebetulan saja. Orang-orang menggunakan satu kata untuk melambangkan satu benda,
misalnya kata kuda ditujukan hanyalah untuk binatang berkaki empat tertentu karena orang
lain berbuat demikian. Demikian pula kalimat berbeda dari satu bahasa kebahasa lainnya.
Dalam bahasa latin kata kerja cenderung menempati posisi akhir. Dalam bahasa Perancis kata
sifat diletakkan setelah kata benda seperti halnya bahasa Indonesia. Ini semuanya adalah
secara kebetulan saja.
Hasan Alwi (2000: 61) memberikan pengertian bahasa sebagai alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa
juga mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal dan arti atau makna. Bahasa sebagai bunyi
vokal berarti sesuatu yang dihasilkan oleh alat ucap manusia berupa bunyi yang merupakan
getaran yang merangsang alat pendengar. Sedangkan bahasa sebagai arti atau makna berarti
isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan orang lain.
Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki peranan yang sangat vital dalam kehidupan
manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kegunaan bahasa sangat penting dalam menunjang
aktivitas kehidupan bermasyarakat, tanpa bahasa mungkin dunia ini tidak akan seperti
sekarang ini dan karena manusia tidak bisa melakukan apa-apa tanpa bahasa. Untuk
berkomunikasi dengan seseorang kita pasti menggunakan bahasa, contoh seorang dosen yang
menyampaikan materi kuliah, seorang guru yang menyampaikan pelajaran, seorang pedagang
yang menawarkan dagangannya, seorang atasan yang memberikan perintah kepada
bawahannya, dan banyak lagi contoh lainnya, dan pasti itu semua menggunakan bahasa
dalam melakukan aktivitasnya.
Betapa pentingnya bahasa bagi manusia kiranya tidak perlu diragukan lagi. Hal itu tidak
saja dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari,
tetapi dapat juga dibuktikan dengan menunjuk banyaknya perhatian para ilmuwan dan
praktisi terhadap bahasa. Bahasa sebagai objek ilmu tidak dimonopoli oleh para ahli bahasa.
Para ilmuwan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai alat bantu untuk
mengkomunikasikan berbagai hal.
Politisi mempelajari bahasa agar dapat menemukan ciri kata atau kalimat dan gaya
bahasa yang dapat menyentuh hati nurani orang-orang di sekitarnya sehingga dapat
mempengaruhi mereka. Para ahli ilmu jiwa (psikolog dan psikiater) mempelajari bahasa agar

dapat menemukan kata-kata atau kalimat yang dapat berperan dalam proses penyembuhan
pasiennya. Dengan anggapan bahwa speech therapy mempunyai daya sugestif terhadap
hilangnya penyakit. Dokter-dokterpun perlu mempelajari bahasa. Untuk mendekatkan diri
dengan masyarakat ditempatnya bertugas, para pamong, para peneliti, para penyuluh sering
mempelajari bahasa daerah setempat untuk memudahkan mereka berinteraksi sosial demi
kelancaran tugasnya. Bahasa juga dipelajari oleh wartawan, seniman, usahawan, relawan
medis dan oleh orang-orang dari beraneka profesi untuk mengungkapkan pikiran, pandangan,
perasaan, dan berbagai maksud lainnya.
Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi,
manusia memang memakai dua cara berkomunikasi, yaitu secara verbal dan nonverbal.
Berkomunikasi secara verbal dilakukan dengan menggunakan alat/media massa (lisan dan
tulisan), sedangkan berkomunikasi secara nonverbal yang wujudnya berupa aneka simbol,
isyarat, kode dan bunyi, misalnya tanda lalu lintas, morse, lambaian tangan, sirine,
kentongan, atau terompet, dimana bahasa tersebut dapat dipahami maknanya setelah
diterjemahkan kedalam bahasa manusia. Hal itu menunjukkan bahwa bahasa merupakan alat
komunikasi yang terpenting bagi manusia.
Dalam literatur bahasa, para ahli umumnya merumuskan fungsi bahasa bagi setiap orang
ada empat, yaitu
1.
2.
3.
4.

Sebagai alat berkomunikasi;


Sebagai alat mengekspresikan diri;
Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial;
Sebagai alat kontrol sosial.
Kalau kita cermati, sebenarnya ada satu lagi fungsi bahasa yang selama ini kurang
disadari oleh sebagian anggota masyarakat, yaitu sebagai alat untuk berpikir. Seperti kita
ketahui, ilmu tentang cara berpikir adalah logika. Dalam proses berpikir, bahasa selalu hadir
bersama logika untuk merumuskan konsep, proposisi, dan simpulan. Segala kegiatan yang
menyangkut penghitungan atau kalkulasi, pembahasan atau analisis, bahkan berangan-angan
atau berkhayal, hanya dimungkinkan berlangsung melalui proses berpikir disertai alatnya
yang tidak lain adalah bahasa.
Sejalan dengan uraian di atas dapat diformulasikan bahwa makin tinggi kemampuan
berbahasa seseorang, makin tinggi pula kemampuan berpikirnya. Makin teratur bahasa
seseorang, maka makin teratur pula cara berpikirnya. Dengan berpegangan pada formula
itulah, dapat dikatakan bahwa seseorang tidak mungkin menjadi intelektual tanpa menguasai
bahasa. Seorang intelektual pasti berpikir, dan proses berpikir pasti memerlukan bahasa.

B.

Peran Bahasa Indonesia dalam Medis ke-Farmasian


Farmasi (bahasa Inggris: pharmacy, bahasa Yunani: pharmacon, yang berarti: obat)
merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu
kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan
keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik
farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan
farmasimodern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (patient care) di antaranya
layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi
obat. Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai
pada tahun 1400 - 1600an.
Institusi farmasi Eropa pertama kali berdiri di Trier, Jerman, pada tahun 1241 dan tetap
eksis sampai dengan sekarang.
Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi.
Farmasis biasa bertugas di institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta seperti badan
pengawas obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri obat tradisional, apotek, dan
di berbagai sarana kesehatan.

C. Ruang Lingkup Farmasi


1. Farmasi Komunitas
Apotek menjadi tempat yang paling banyak digunakan farmasis profesional untuk
menerapkan ilmunya. Namun sekarang sebagian farmasis mulai beralih ke perusahaanperusahaan keperluan rumah tangga seperti kosmetik, sampo, makanan, dll.
2.

Hospital Phrmacy
Berbeda dengan farmasi komunitas yang lebih mengarah kepada bisnis dan hubungan
dengan pasien, farmasis yang nekerja dirumah sakit bertanggung jawab atas medikasi klinik
terhadap pasien. Karena pengobatan yang dilakukan di rumah sakit cenderung kompleks,
sebelum mulai bekerja, farmasis biasanya diwajibkan untuk mengikuti pelajaran tambahan
dan program training setelah lulus.

3.

Farmasi Klinik
Farmasi klinik melayani perawatan pasien secara langsung untuk mengoptimalkan
medikasi dan mengajarkan atau memberikan pengetahuan tentang kesehatan dan pencegahan
penyakit terhadap masyatakat.

4.

Pembentukan Sediaan Farmasi


Pembentukan ulang sediaan merupakan praktek dari penyiapan sediaan dalam wujud
baru. seperti, pabrik obat yang menyediakan sediaan dalam bentuk tablet akan diubah oleh
farmasis menjadi lolipop yang mengandung obat tersebut. sehingga ketika seseorang
memakan lolipop tesebut, kandungan obat juga masuk ke dalam tubuhnya.

5.

Konsultan Farmasi
Konsultan farmasi, pada prakteknya, lebih fokus dalam pemerikasaan sediaan obat.
mereka biasanya bekerja di rumah rawat, namun sekarang juga banyak ditemukan di berbagai
institusi. biasanya mereka juga bekerja secara independen.

6.

Veterinary Pharmacy
Veterinary pharmacies terkadang disebut animal pharmacies / farmasis hewan. sediaan
veterinary pharmacies memiliki variasi dan kekuatan obat yang berbeda dengan obat pada
umumnya, yaitu sebagai sediaan farmaseutika hewan. veterinary pharmacy seringkali
dibedakan dari farmasi pda umumnya.

7.

Farmasi Nuklir
Nuclear pharmacy memfokuskan pada persiapan bahan radioaktif untuk keperluan
diagnosis dan untuk pengobatan jenis penyakit tertentu. Farmasis nuklir harus mengikuti
training tambahan sebelum elakukan praktek dan farmasis nuklir juga tidak boleh berinteraksi
dengan pasien secara langsung.
Dalam aspek medis ke-farmasian, bahasa Indonesia juga memiliki peranan yang sangat
vital dalam rangka menyelesaikan persoalan-persoalan sosial masyarakat terkait bidang
medis ke-farmasian ini. dalam pemberian pelayanan kesehatan, seorang farmasis
membutuhkan sarana sebagai alat komunikasi. Misalnya, antara seorang apoteker dengan
pasien di apotik maupun pada saat memberikan pelayanan kesehatan lainnya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang memiliki peranan yang sangat vital dalam
kehidupan suatu masyarakat. Dengan adanya bahasa, manusia mampu melakukan interaksi
sosial dan melakukan aktivitas kehidupan dalam lingkungan masyarakatnya. Sebagai alat
penunjang kehidupan manusia, bahasa memiliki banyak fungsi, yaitu bahasa sebagai alat
komunikasi, sebagai alat mengekspresikan diri, sebagai alat berintegrasi atau beradaptasi
sosial, sebagai alat kontrol sosial, dan juga sebagai alat untuk berfikir. Sedangkan, farmasis
adalah suatu keahlian dalam ilmu peracikan obat. Namun, ruang lingkup kefarmasian sendiri
luas. Seperti pelayanan kemasyarakatan, pengawasan obat dan makanan. Oleh karenanya,
dibutuhkan suatu alat sebagai sarana komunikasi untuk menghubungkan antara seorang
farmasis dengan lingkungan sekitarnya, yang disebut sebagai bahasa.
B.

Saran
Makalah ini masih jauh dari unsur ke-sempurnaan. Oleh karenanya, penulis
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca, untuk melengkapi kekurangan dalam makalah
apapun. Baik dalam bentuk kata maupun susunan kalimatnya.

DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan.2000. Bahasa Indonesia, Pemakai dan Pemakaiannya. ITB : Jakarta
Dardjowidjodjo, Soenjono. 1996. Bahasa Nasional Kita. ITB : Bandung
Ildep, Seri. 1984. Deiksis dalam Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta
Sakri, Adjat. 1988. Ilmuwan dan Bahasa Indonesia. ITB : Bandung
Adynesia. 2013. Budaya Indonesia (online) http://adynesia.blogspot.com/budaya-Indonesia/
diakses tanggal 20 April 2013
Angel.

2009.

Peran

dan

fungsi

bahasa

Indonesia

(online)

http://angel.ngeblogs.com/2009/11/01/peran-dan-fungsi-bahasa-indonesia/ diakses tanggal 20


April 2013
Yani. 2012. Ruang lingkup farmasi (online) http://yanikbhexa.wordpress.com/2012/08/02/ruanglingkup-farmasi/diakses tanggal 20 April 2013

Anda mungkin juga menyukai