Anda di halaman 1dari 19

STRUKTUR LIMFATIK DAN NONSPESIFIK DEFENSE

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam matakuliah Ilmu Biomedik Dasar dengan
dosen pengampu Ibu Dwi Nur Rahmantika PS, S.Kep., Ns., M.Kep.

Disusun oleh:

1. Apriana
2. Endre Icing Borneo
3. John Saprinal Saogo
4. Redo
5. Wihamus Panji

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Limfatik
dan Nonspesifik Defense ” ini dengan baik tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan


makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah yang telah kami susun ini
masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta
masukan dari para pembaca demi perbaikan yang lebih baik lagi. Akhir kata, kami berharap
agar makalah ini bisa memberikan banyak manfaat. Terima kasih.

Malang, 1 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
2.1 Pengertian Sistem Limfatik Manusia.....................................................................................3
2.2 Fisiologi Sistem Limfatik Manusia........................................................................................3
2.3 Organ-Organ dan Jaringan Sistem Limfatik...........................................................................4
2.4 Fungsi Sistem Limfatik Manusia...........................................................................................6
2.5 Pengertian Sistem Imun Manusia...........................................................................................7
2.6 Macam-macam Kekebalan Tubuh Manusia.........................................................................13
BAB III PENUTUP............................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................15
3.2 Saran....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ditubuh manusia terjadi peperangan setiap waktu karena musuh-musuh yang
datang menyerang adalah bibit penyakit. Ada orang yang mudah sakit, ada pula orang
yang jarang sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang
tersebut. Jaringan tubuh yang berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh
manusia adalah jaringan darah dan jaringan limfa. Sistem limfatik adalah suatu sistem
sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam
tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke
dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa
melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem
sirkulasi. Semua jaringan tubuh terendam didalam cairan jaringan yang terdiri atas
konstituen darah dan materi sisa yang difus dari sel. Sebagian cairan kembali ke
kapiler limfe diujung vena dan sisanya berdifusi melalui dinding kapiler dan
membentuk limfa. Sistem limfatik terdiri atas limfe, pembuluh limfe, nodus limfe,
organ limfe ( seperti limpa dan kalenjar timus), serta jaringan limfoid difus ( misal
tonsil dan sumsum tulang belakang ). Adapun fungsi sistem limfatik adalah drainase
jaringan, absorpsi di usus halus dan imunitas. (Nurachmah, 2011 ).
Tubuh kita setiap saat terkena bakteri, jamur, atau virus. Akan tetapi, hanya
sedikit yang dapat masuk kedalam tubuh kita dan menimbulkan penyakit karena
tubuh kita memiliki sistem pertahanan tubuh. Sistem imunitas (pertahanan tubuh)
adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Sistem
imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum tulang merah, kalenjar
timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh,
sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara materi asing yang berasal
dari luar tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh.
Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan
respons spesifik. (Pratiwi, dkk, 2007).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem limfatik manusia ?
2. Bagaimana fisiologi sistem limfatik manusia ?
3. Apa saja organ-organ dan jaringan limfatik?
4. Apa fungsi organ limfatik manusia?
5. Apa yang dimaksud dengan sistem imunitas manusia ?
6. Apa saja macam-macam sistem imunitas manusia?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian sistem limfatik manusia.
2. Untuk mengetahui fisiologi sistem limfatik manusia.
3. Untuk mengetahui organ-organ dan jaringan limfatik.
4. Untuk mengetahui fungsi organ limfatik manusia.
5. Untuk mengetahui pengertian sistem imunitas manusia.
6. Untuk mengetahui macam-macam sistem imunitas manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Limfatik Manusia


Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal
dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan
sekitarnya. Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah.
Darah meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena.
Susunan limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang labih
kecil. Kelenjar-kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel
itu sangat besar didalam saluran limfe.
Sistem limfatik manusia terdiri dari dua bagian penting yaitu :
1. Pembuluh limfa
2. Jaringan dan organ limfa

2.2 Fisiologi Sistem Limfatik Manusia


Sistem limfatik manusia terdiri atas :
1. Saluran Limfe
Saluran limfa adalah cairan bening menyerupai plasma yang tidak
mengandung protein plasma dan memiliki kompetensi yang serupa dengan cairan
interstisial. Limfe mengangkut protein plasma yang meresap kedasar kapiler dan
kembali kedalam aliran darah. Limfe juga membawa partikel yang lebih besar,
missal bakteri dan sisa sel dari jaringan yang rusak, kemudian difiltrasi dan
dihancurkan oleh nodus limfe. Limfe mengandung limfosit, yang bersirkulasi
didalam sistem limfatik dan memungkinnya menjaga area tubuh yang berbeda.
Dilakteal usus halus, lemak diabsorbsi kedalam limfatik yang membuat limfe
disebut dengan kili, tampak seperti susu stomata, mereka berhubungan dengan
pembuluh limfe dan dengan demikian menghindarkan limfe berkumpul dalam
ruang serosa.
2. Pembuluh Limfe

3
Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa.
Peredaran limfa adalah peradaran terbuka. Limfa dari jaringan akan masuk
kekapiler limfa. Kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang lain
membentuk pembuluh limfa. Pembuluh limfa akan terkumpul di pembuluh limfa
dada. Limfa akhirnya akan kembali kesistem peradaran darah. Aliran limfa dalam
pembuluh limfa dipengaruhi oleh kerangka otot rangka. Disepanjang pembuluh
limfa terdapat buku limfa yang disebut dengan nodus limfa yang berbentuk
bulatan kecil.
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih
banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian merjan.
Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan
terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan
halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe didalam jaringan
berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lakteal dijumpai dalam
vili usus kecil. Kelenjar limfe berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan
terdapat disepanjang pebuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai
ditempat-tempat terbentuknya limfosit.
Saluran limfe terdapat dua batang saluran limfe yang utama, duktus
torasikus dan batang saluran kanan.
Adapun fungsi pembuluh limfa yaitu:
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah
2. Mengangkut limfosit dan kalenjar limfe ke sirkulasi darah
3. Membuat lemak yang sudah diemulsi dari susu ke sirkulasi darah
4. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
5. Menghasilkan zat antibodi untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi

2.3 Organ-Organ dan Jaringan Sistem Limfatik


Organ-organ limfoid mencakup sumsum merah, nodus limfa, limpa, timus dan
tonsil. Organ limfoid ini berperan untuk mengumpulkan dan menghancurkan
mikroorganisme penginfeksi lain di dalam jaringan limfoid.
Organ limfoid yaitu :
1. Sumsum merah
Sumsum merah mencakup jaringan yang menghasilkan limfosit. Saat
dilepaskan dari sumsum merah, sel-sel limfosit masih identik. Perkembangan

4
selanjutnya apakah akan menjadi sel B atau sel T tergantung pada tempat
pematangannya. Sel B mengalami pematangan disumsum merah, sedangkan sel T
mengalami pematangan ditimus.
2. Nodus Limfa (kalenjar limfa)
Nodus limfa merupakan organ yang berbentuk kacang atau oval yang terletak
sering berkumpul disepanjang pembuluh limfe. Limfe mengalir melalui sejumlah
nodus biasanya 8-10 nodus sebelum kembali ke sirkulasi vena. Nodus ini
memiliki berbagai ukuran yaitu sebagian berukuran kecil seperti kepala peniti dan
yang paling besar berukuran sebesar almond.
Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang cekung.
Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus,
jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe terbungkus
oleh kapsul fibrus. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrus, yaitu
trabekulae, masuk kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Ruangan
diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih
atau limfosit.
Fungsi nodus limfe adalah sebagai berikut :
1) Filtrasi dan fagositosis
Cairan limfe difiltrasi oleh jaringan retikular dan limfoid saat melalui
nodus limfe. Materi yang mengendap adalah mikroba, fagosit yang hidup dan
mati yang berisi mikroba yang dimakan, sel dari tumor ganas, sel jaringan
yang rusak, serta partikel yang dihirup. Materi organik dihancurkan di nodus
limfe oleh makrofag dan antibodi. Sebagian partikel anorganik yang diinhalasi
tidak dapat dihancurkan di nodus limfe oleh fagositosis. Sebagian partikel ini
tetap di dalam makrofag dan tidak menyebabkan sel terbunuh atau rusak.
2) Proliferasi limfosit
Limfosit T dan B teraktivasi memperbanyak diri di nodus limfe.
Antibodi yang dihasilkan oleh limfosit B terensitisasi masuk kelimfe dan
darah lalu mengaliri ke nodus.
3. Limpa
Limpa adalah organ limfoid terbesar. Limpa ialah sebuah kelenjar bewarna
ungu tua yang terletak disebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri
dibawah iga kesembilan sepuluh dan sebelas. Limpa berdekatan paada fundus dan

5
permukaan luarnya menyentuh diafragma. Limfa menyentuh ginjal kiri, kelokan
kolon dan kiri atas, dan ekor pancreas.
Adapun fungsi limpa, yaitu :
1) Fagositosis
Leukosit, trombosit, dan mikroba difagositosis dilimpa. Tidak seperti
nodus limfe, limpa tidak memiliki limpatik aferen yang masuk sehingga limpa
tidak terpapar penyakit yang disebarkan oleh limfe.
2) Cadangan darah
Limpa mengandung 350 ml darah dan dalam merespons terhadap stimulus
simpatik dapat dengan cepat mengembalikan volume ini ke sirkulasi, misal
pada pendarahan.
3) Respons imun
Limpa mengandung limfosit B dan T yang diaktivasi oleh keberadaan
antigen, missal pada infeksi. Proliferasi limfosit saat infeksi yang serius dapat
menyebabkan pembesaran limpa (splenomegali).
4) Eritropoiesis
Limpa dan hati merupakan tempat memproduksi sel darah janin yang
penting. Selain itu, limpa juga dapat memenuhi fungsi pada orang dewasa
pada saat dibutuhkan.
4. Timus
Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T. Kalenjar
timus berada dibagian atas mediastinum di belakang sternum dan memanjang
keatas hingga dasar leher. Berat kalenjar ini sekitar 10-15 gram pada saat lahir
dan tumbuh hingga pubertas, selanjutnya akan mengalami atrofi. Berat
maksimum timus saat pubertas adalah 30-40 gram.
5. Tonsil
Tonsil adalah organ limfoid yang paling sedarhana. Kedua tonsil terdiri juga
atas jaringan limfe. Letaknya antara dua tiang fauses (lengkung langit-langit) dan
mendapat persediaan limfosit melimpah didalam cairan yang ada permukaannya
dan yang ada didalam sela-sela tonsil.

2.4 Fungsi Sistem Limfatik Manusia


Adapun fungsi sistem limfatik manusia adalah sebagai berikut :
a) Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah.

6
b) Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
c) Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah.
Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini adalah saluran lakteal.
d) Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organisme itu dari tempat masuknya
e) Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat antibodi untuk melindungi
tubuh terhadap kelanjutan infeksi.

2.5 Pengertian Sistem Imun Manusia


Sistem imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan penting
dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ
limfatik primer (sumsum tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder
(limpa, nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan
membedakan antara materi asing yang berasal dari luar tubuh (ular, debu, virus dan
mikroba) dengan materi dari dalam tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh manusia
dibedakan atas respons nonspesifik dan respons spesifik.
1. Mekanisme Pertahanan Tubuh Non-Spesifik
Respons non-spesifik meliputi pertahanan fisik dan kimia terhadap agen
infeksi dan tidak dipengaruhi oleh infeksi sebelumnya. Artinya, respons tersebut
tidak memiliki memori terhadap infeksi sebelumnya. Mekanisme pertahanan
tubuh non-spesifik ini merupakan lini pertama pertahanan umum untuk mencegah
masuknya dan meminimalisasi jalan masuk mikroba dan antigen yang masuk
kedalam tubuh manusia.
Terdapat 2 mekanisme pertahanan tubuh non-spesifik yang utama, yaitu :
a. Pertahanan tubuh lapis pertama
Langkah terbaik yang harus dilakukan untuk melawan mikroba adalah
mencegahnya masuk kedalam tubuh. Untuk itu, dibutuhkan beberapa lapis
pertahanan tubuh agar terhindar dari serangan mikroba tersebut. Pertahanan
lapis pertama yang berfungsi melawan infeksi terdapat pada permukaan tubuh,
meliputi :
a) Kulit dan Membran Mukosa
Kulit merupakan bagian pertahanan tubuh yang paling awal terhadap
agen infeksi karena kulit langsung terpapar terhadap lingkungan. Sebuah
luka kecil dapat menyebabkan bakteri atau virus masuk kedalam tubuh.

7
Akan tetapi, kalenjar yang terdapat dikulit akan mensekresikan asam
lemak dan keringat yang mengandung garam sehingga menghambat laju
bakteri. Selama kulit tidak rusak, epitelium yang berlapis keratin ini sulit
ditembus oleh mikroba. Apabila mikroba dapat menembus kulit, membran
mukosa yang menghasilkan lendir akan menjerat mikroba tersebut.
Saluran pernapasan yang menyekresi lendir akan memerangkap bakteri.
Sebagian lendir yang mengandung bakteri masuk kedalam saluran
pernapasan secara refleks kita akan merespons dengan batuk atau bersin.
Perlindungan yang dihasilkan kulit dan membrane mukosa adalah
sebagai berikut :
1) Hasil sekresi kulit cenderung bersifat asam (pH 3-5), sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri. Minyak (sebum) pada kulit
mengandung zat kimia yang beracun bagi bakteri.
2) Mukosa lambung mengandung larutan HCL dan enzim untuk
membunuh mikroorganisme
3) Ludah dan airmata mengandung lisozim yaitu enzim penghancur
bakteri.
4) Lendir yang lengket akan memerangkap mikroorganisme yang masuk
kesaluran pencernaan dan saluran pernapasan. (Marieb, 2004).
b) Sekresi Alami dan Bakteri Alami
Sekresi alami dari tubuh banyak mengandung bakterisida. Air liur dan
air mata mengandung lisozim yang dapat menyebabkan sel-sel bakteri
menjadi pecah (lisis). Asam didalam lambung dapat membunuh banyak
bakteri yang masuk melalui makanan. Sekresi alami lainnya, adalah ASI
yang mengandung laktoperoksidase dan cairan sperma yang mengandung
spermin.
Sedangkan bakteri alami bersifat nonpatogen terdapat pada kulit,
saluran pencernaan, dan saluran kelamin perempuan. Keberadaan bakteri
alami dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen karena bakteri
patogen berusaha memasuki tubuh harus bersaing terlebih dulu.
b. Pertahanan tubuh lapis kedua
1) Fagositosis
Fagosit adalah sel darah putih yang memiliki kemampuan menelan dan
menghancurkan mikroba dan material asing yang masuk kedalam tubuh.

8
Dalam hal ini, fagosit akan menelan bakteri atau mikroba ke dalam
vakuolanya, kemudian mengeluarkan enzim tertentu untuk membunuh
bakteri tersebut. Fagosit dihasilkan oleh susmsum tulang. Contoh fagosit
antara lain makrofag, neutrofil, dan eosinofil. Makrofag, neutrofil dan
eosinofil berasal dari monosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih.
Mekanisme fagositosis adalah sel yang rusak oleh mikroba akan
menghasilkan sinyal kimiawi yang berfungsi memanggil neutrofil.
Neutrofil mendatangi sel-sel yang rusak ini dan masuk kejaringan yang
terinfeksi. Caranya, neutrofil akan keluar dari pembuluh darah dengan
menembus dinding kapiler. Neutrofil akan keluar menelan dan
menghancurkan mikroba tersebut. Satu neutrofil mampu memfagosit 5-20
bakteri. Saat neutrofil melakukan tugasnya melawan antigen, monosit akan
menyusul mendatangi daerah luka. Monosit merupakan sel yang belum
masak dan kurang bersifat fagosit. Dalam waktu 12 jam setelah monosit
meninggalkan darah dan masuk kejaringan, monosit akan membesar dan
menghasilkan banyak lisosom. Lisosom berkembang menjadi makrofag.
Makrofag akan menggantikan fungsi neutrofil dalam pertempuran
melawan antigen. Makrofag mampu memfagosit 100 bakteri dengan cara
menempel kebakteri dengan kaki pseudopodiumnya kemudian
merusaknya.
2) Sel Natural Killer (Sel NK)
Sel NK berjaga disistem peredaran darah dan limfatik. Sel NK
merupakan sel pertahanan yang mampu melisis dan membunuh sel-sel
kanker serta sel-sel tubuh yang terinfeksi virus sebelum diaktifkannya
sistem kekebalan adaptif. Sel NK tidak bersifat fagositik. Sel-sel ini
membunuh dengan cara menyerang membrane sel target dan
melepaskannya senyawa kimia yang disebut perforin.
3) Protein antimikroba
Protein antimikroba meningkatkan pertahanan dalam tubuh dengan
melawan mikroorganisme secara langsung atau dengan menghalangi
kemampuannya untuk memproduksi. Protein antimikroba yang penting
adalah interferon dan protein komplemen.
Interferon adalah suatu protein yang dihasilkan oleh sel tubuh yang
terinfeksi virus untuk melindungi bagian sel lain disekitarnya. Interferon

9
mampu menghambat perbanyakan sel-sel yang terinfeksi, namun dapat
meningkatkan diferensiasi sel-sel. Interferon dihasilkan dari limfosit T dan
fungsinya adalah mencegah replikasi virus didalam sel yang terinfeksi dan
penyebaran virus kesel yang sehat.
Sedangkan protein komplemen sekelompok plasma protein yang
bersirkulasi didarah dalam keadaan tidak aktif. Protein komplemen dapat
diaktifkan oleh munculnya ikatan antigen dan antibodi. Protein in dibentuk
dihati. Ketika terjadi infeksi, antibodi terbentuk dan memicu terbentuknya
protein komplemen akan memicu terbentuknya protein komplemen
lainnya sehingga membentuk reaksi berantai.
Protein komplemen membantu pertahanan lapis kedua dengan
beberapa cara, antara lain sebagai berikut :
a. Menempel pada mikroba sehingga fagosit lebih mudah mengenalinya
b. Merangsang fagosit untuk lebih aktif
c. Memicu fagosit menuju lokasi terjadinya infeksi
d. Menghancurkan membran mikroba yang menyerang
e. Berperan dalam kekebalan yang diperoleh
4) Respons inflamasi
Inflamasi merupakan reaksi akibat timbulnya infeksi dan terbukanya
arteriol disekitar daerah yang terluka sehingga suplai darah kedaerah yang
terluka meningkat. Inflamasi dikontrol oleh sejumlah enzim dan beberapa
komponen lainnya seperti serotonin, platelet, dan basofil. Tujuan respons
inflamasi adalah untuk melindungi, mengisolasi, menonaktifkan, serta
menyingkirkan agen penyebab dan jaringan yang rusak sehingga
berlangsung proses penyembuhan.
Serotonin dapat meningkatkan pelebaran arteriol dan permeabilitas
jaringan pembuluh. Darah membawa fagosit kedaerah tersebut. Fagosit
juga bergerak dari jaringan yang terdekat. Dinding kapiler semakin
meningkat permeabilitasnya sehingga fagosit dapat keluar dari pembuluh
kapiler kedaerah yang terluka. Fagosit yang tiba lebih dulu akan melepas
senyawa kimia histamin untuk memicu lebih banyak fagosit bergerak
kedaerah yang terinfeksi.
Ketika bakteri berhasil dibunuh dan ditelan oleh fagosit, materi yang
berasal dari pembuluh kapiler akan membentuk penebalan atau

10
pembengkakan disekeliling daerah yang terinfeksi agar infeksi tidak
menyebar. Daerah yang mengalami inflamasi kemungkinan juga
mengandung nanah (abses). Nanah berasal dari sel darah putih yang telah
mati karena menelan bakteri. Selanjutnya, proses perbaikan jaringan dan
tanda-tanda inflamasi menghilang.
2. Mekanisme Pertahanan Tubuh Spesifik
Jika pertahanan lapis pertama dan kedua tidak dapat membendung serangan
bakteri atau mikroba patogen, maka kehadiran patogen tersebut akan memicu
pertahanan lapis ketiga untuk aktif. Pertahanan itu melibatkan respons spesifik
oleh sistem imun terhadap infeksi khusus sehingga memperoleh kekebalan
(imunitas). Imunitas spesifik yang diperoleh seseorang biasanya dapat bertahan
lama, bahkan seumur hidup. Imunitas spesifik melibatkan dua jenis limfosit.
Kedua limfosit dibentuk di sumsum tulang dan setelah dilepaskan di aliran darah
limfosit lebih lanjut diproses untuk membuat dua jenis sel yang secara fungsional
berbeda. Sebagian limfosit yang telah dewasa di dalam sumsum tulang berubah
menjadi limfosti B atau disebut sel B. Sebagian limfosit yang belum mencapai
tahap dewasa akan meninggalkan sumsum tulang menuju kalenjar timus dan
berubah menjadi limfosit T atau sel T.
Sel-sel yang berperan dalam imunitas spesifik, yaitu :
a. Limfosit B ( sel B )
Limfosit B tidak, tidak seperti limfosit T, yang bebas beredar ditubuh,
terbatas berada dijaringan limfoid (misal : limpa dan nodis limfe). Sekitar 20-
40% limfosit darah adalah sel B. dalam perkembangannya sel B akan berubah
menjadi sel plasma yang akan menghasilkan antibodi bila terangsang karena
invasi antigen.
Sel B memiliki immunoglobulin pada permukaannya. Immunoglobulin
adalah protein yang dapat mengidentifikasi antigen. Terdapat jutaan antigen
yang setiap kali harus direspons tubuh. Walaupun sel B dapat mengenal
antigen memiliki jumlah yang terbatas untuk menahan serangan besar dari
bakteri.
Limfosit B memproduksi dua jenis sel fungsional yang berbeda, yaitu :
a) Sel plasma
Sel ini menyekresikan antibodi kedarah. Antibodi dibawa oleh
jaringan, sementara sel B sendiri tetap berada dijaringan limfoid. Hidup sel

11
plasma tidak lama dari 1 hari dan menghasilkan hanya satu jenis antibodi
yang bekerja untuk antigen tertentu saja yang awalnya berikatan dengan
limfosit B. antibodi bekerja dengan antigen, menamakan antigen sebagai
target untuk sel pertahanan (seperti limfosit T sitotoksik dan makrofag),
berikatan dengan toksin bakteri, menetralkannya,dan mengaktifkan
komplemen.
Terdapat lima jenis antibodi, yaitu :
1) IgA
Ditemukan pada sekret tubuh seperti ASI dan saliva, serta
mencegah antigen menembus membrane epithelium serta menyerang
jaringan yang paling dalam.
2) IgD
Dibuat oleh sel B dan ditampilkan pada permukaannya dan
fungsinya mengakitfkan sel B.
3) IgE
Ditemukan pada membran sel (misal : basofil dan sel mast) dan
jika berikatan dengan antigen akan mengaktifkan respons imun.
Antibodi ini sering ditemukan saat alergi. Fungsinya proteksi
terhadap serangan parasit.
4) IgG
Merupakan jenis antibodi yang paling banyak dan paling besar.
Antibodi ini menyerang banyak patogen dan menembus plasenta
untuk melindungi janin. Fungsinya mengaktifkan protein komplemen
dan makrofag.
5) IgM
Dihasilkan dalam jumlah besar saat respons primer dan
merupakan aktivator komplemen yang kuat. Fungsinya sebagai
aglutinasi (dalam pembuluh darah) serta merangsang fagositosis
mikrob oleh makrofag.
b) Sel B memori
Sel B memori berada dalam tubuh untuk waktu lama setelah episode
awal saat pertama kali terpapar antigen dan dengan cepat berespons
terhadap pemaparan antigen yang sama berikutnya dengan stimulasi
produksi sel plasma penyekresi antibodi.

12
b. Limfosit T ( sel T )
Sel T yang telah diaktifkan didalam kalenjar timus dilepaskan
kesirkulasi darah. Sel T normal sebanyak 70% dari limfosit darah. Saat sel T
terpapar antigennya untuk pertama kali, sel T menjadi tersensitasi. Jika antigen
berasal dari luar tubuh, antigen perlu ditampilkan pada permukaan sel
penampil antigen yaitu makrofag yang merupakan bagian pertahanan non-
spesifik karena makrofag menelan dan mencerna antigen tanpa membeda-
bedakan, namun juga berpartisipasi dalam respons imun. Setelah makrofag
mencerna antigen, makrofag membawa sebagian sisa antigen dimembran
selnya. Sel T jumlahnya terbatas dan sel T tidak membentuk antibodi. Ada
empat jenis limfosit T dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu :
a) Sel T memori
Sel yang hidup lama bertahan hidup setelah ancaman dinetralkan dan
memberikan imunitas diperantarai sel dengan berespons secara cepat
terhadap paparan antigen yang sama lainnya.
b) Sel T sitotoksik
Sel ini berfungsi menghasilkan racun menghancurkan mikroba, sel
kanker atau sel yang terinfeksi virus. Sel ini mengenali antigen, yaitu
berupa selubung protein virus yang tertinggal diluar sel. Sel ini membunuh
sel dengan cara menyekresikan suatu protein yang mampu melubangi
membran sel sehingga sel tersebut bocor.
c) Sel T helper
Sel ini mengenali fagosit dan merangsang sel B untuk bereplikasi. Sel
B tidak akan bereplikasi dan membentuk sel plasma tanpa rangsangan dari
sel T helper untuk membentuk antibodi. Sel ini juga menghasilkan
lymphokinase yang akan menggerakkan sel-sel kekebalan agar
berpartisipasi dan aktif dalam proses kekebalan.
d) Sel T supresor
Sel ini untuk menghentikan limfositT dan B yang aktif. Sel ini
membatasi efek yang kuat dan berpotensi membahayakan respons imun.

2.6 Macam-macam Kekebalan Tubuh Manusia


1. Kekebalan aktif adalah bila tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan antigen.
Kekebalan aktif dibagi dua, yaitu :

13
1) Kekebalan aktif alami
Kekebalan yang didapatkan setelah sembuh dari sakit. Mekanismenya,
kuman penyakit yang masuk kedalam tubuh menghasilkan antibodi untuk
melawan penyakit. Bila penyakit yang sama menyerang kembali, tubuh telah
memiliki antibodi sehingga tubuh menjadi kebal dan tidak terserang penyakit.
Contoh : orang kebal terhadap cacar setelah sembuh dari penyakit cacar.
2) Kekebalan aktif buatan
Kekebalan ini diperoleh setelah orang mendapatkan vaksinasi. Vaksin
dapat berupa racun bakteri, mikroorganisme yang dilemahkan, atau
mikroorganisme yang mati. Dengan pemberian vaksinasi tubuh dirangsang
untuk menghasilkan antibodi sehingga bila penyakit sesungguhnya
menyerang, tubuh telah memiliki antibodi untuk melawannya. Misalnya,
vaksin polio diberikan pada anak agar anak tersebut kebal terhadap virus polio
karena telah memiliki antibodi.
2. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari pemindahan antibodi
dari suatu individu keindividu lainnya. Kekebalan pasif dibagi dua, yaitu :
1) Kekebalan pasif alami
Kekebalan ini pada bayi-bayi karena antibodi ibu bayi akan masuk ketubuh
bayi melalui plasenta pada saat kehamilan dan dari ASI yang diminumkan
bayi. Macam dan jumlah zat antibodi yang didapatkan bergantung pada
macam dan jumlah zat anti yang dimiliki ibunya.
2) Kekebalan pasif buatan
Kekebalan yang diperoleh seseorang dari antibodi luar dengan tujuan
pengobatan maupun pencegahan. Misalnya, seseorang yang luka karena
menginjak paku karena takut menderita tetanus ia disuntik ATS (Anti Tetanus
Serum) sebagai usaha pencegahan.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Sistem limfatik berfungsi untuk
absorbsi zat-zat makanan dari traktus gastrointestinal, bertanggung jawab untuk
absorbsi lemak, dan salah satu mekanis pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sistem
limfatik manusia meliputi saluran limfe, pembuluh limfe dan organ limfe.

Sistem imunitas adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga


kesehatan tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer
(sumsum tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus
limfa, tonsil). Didalam tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan
antara materi asing yang berasal dari luar tubuh (ular, debu, virus dan mikroba)
dengan materi dari dalam tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan
atas respons nonspesifik dan respons spesifik.

3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
proses pembelajaran dan semoga bisa menambah ilmu fisiologi tentang sistem
limfatik dan sistem pertahanan tubuh manusia lebih mendalam dan bisa diterapkan
kedunia kesehatan khususnya dunia keperawatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.
Hendra T. 2008. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambatan.
Nurrachmah, Elly. 2010. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : Salemba Medika
Pratiwi, Dkk. 2007. Biologi untuk SMA kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Sujaidi, Dkk. 2007. Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya : Yudhistira.
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia, edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

16

Anda mungkin juga menyukai