Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH ILMU BIOMEDIK DASAR

SISTEM LIMFATIK DAN IMUN TUBUH

Dosen pengampu: Ns. Murniati Muchtar,S.Kep. M.Biomed

Disusun oleh:

DWI NADE HENIVA

NIM: 233110414

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI

Padang

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Atas berkat rahmat Allah SWT, penyusun dapat menyelesaikan Makalah “Sistem

Limfatik dan Imun tubuh Manusia”. Dalam penyusunan makalah ini masih ada kesulitan

yang penyusun jumpai. Namun dengan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini

dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang

sedalamnya-dalamnya kepada dosen Pengampu dan teman-teman yang telah membantu

menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Semua ini diiringi dengan harapan dan do’a semoga Allah SWT akan memberi

balasannya, akhirnya hanya Allah SWT lah yang Maha Sempurna maka sebagai hamba

penyandang khilaf, penyusun sangat mengarapakan kritik dan saran yang sifatnya

membangun baik dari manapun datangnya demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah

ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin.

Wassalamu`alaikum Wr.Wb.

Padang, 22 Oktober 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN...................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................................6
A. PENGERTIAN SISTEM LIMFATIK..................................................................................................6
B. FISIOLOGI SISTEM LIMFATIK.......................................................................................................6
C. ORGAN ORGAN DAN JARINGAN SISTEM LIMFATIK....................................................................9
D. PENGERTIAN SISTEM IMUN.....................................................................................................14
E. FUNGSI SISTEM IMUN TUBUH.................................................................................................14
F. PENGGOLONGAN SISTEM IMUN TUBUH.................................................................................14
BAB III..................................................................................................................................................27
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................................................27
A. KESIMPULAN............................................................................................................................27
B. SARAN......................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................29

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ditubuh manusia terjadi peperangan setiap waktu karena musuh-musuh yang datang
menyerang adalah bibit penyakit. Ada orang yang mudah sakit, ada pula orang yang jarang
sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang tersebut. Jaringan tubuh
yang berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh manusia adalah jaringan darah dan
jaringan limfa. Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang
keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian
dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan
dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Semua jaringan tubuh terendam didalam cairan
jaringan yang terdiri atas konstituen darah dan materi sisa yang difus dari sel. Sebagian cairan
kembali ke kapiler limfe diujung vena dan sisanya berdifusi melalui dinding kapiler dan
membentuk limfa. Sistem limfatik terdiri atas limfe, pembuluh limfe, nodus limfe, organ
limfe ( seperti limpa dan kalenjar timus), serta jaringan limfoid difus ( misal tonsil dan
sumsum tulang belakang ). Adapun fungsi sistem limfatik adalah drainase jaringan, absorpsi
di usus halus dan imunitas
Sistem limfatik terdiri dari kelenjar dan pembuluh yang bekerja sama untuk mengalirkan
cairan getah bening ke sistem peredaran darah. Sistem limfatik termasuk bagian utama dalam
sistem kekebalan tubuh. Bila fungsinya terganggu, kerja sistem imun dalam menangkal
kuman penyebab penyakit pun akan terganggu
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem limfatik manusia ?
2. Terdiri dari apa saja sistem limfatik manusia ?
3. Bagaimana fisiologi pembuluh limfa pada sistem limfatik manusia ?
4. Bagaimana fisiologi organ limfa pada sistem limfatik manusia ?
5. Apakah yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh?
6. Apa saja jenis-jenis kekebalan tubuh pada manusia?
7. Apa saja gangguan yang dapat terjadi pada sistem kekebalan tubuh manusia?

4
C. Tujuan Penulisan
1. Agar pembaca mengetahui dan memahami pengertian sistem limfatik dan imun manusia
2. Agar pembaca mengetahui dan memahami bagian-bagian sistem limfatik manusia.
3. Agar pembaca mengetahui dan memahami fisiologi pembuluh limfa pada sistem limfatik
manusia.
4. Agar pembaca mengetahui dan memahami fiosologi organ limfa pada sistem limfatik
manusia.
5. Agar pembaca dapat memahami apa saja jenis kekebalan tubuh dan gangguannya
6. Agar pembaca dapat memahami hubungan system limfatik dan system imun manusia

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Limfatik Manusia


Dalam beberapa pengertian, berikut adalah definisi sistem limfatik dalam pandangan
yang berbeda:
- Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening adalah suatu sistem yang
membawa cairan dan protein yang hilang kembali ke darah.Cairan memasuki sistem
ini dengan cara.
- Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan
limfa atau getah bening di dalam tubuh.
- Sistem limfa merupakan bagian pelengkap dari sistem imunitas dan berperan penting
dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit.

Dari semua pemahaman di atas, bisa kita simpulkan bahwa :

Sistem limfatik adalah sebuah sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan
limfa atau getah bening dalam tubuh yang berasal dari cairan atau protein yang hilang,
sistem ini dianggap juga sebagai sistem pelengkap dari sisitem imunitas tubuh.

B. Fisiologi Sistem Limfatik Manusia


Sistem limfatik manusia terdiri atas :

1. Saluran Limfe
Saluran limfa adalah cairan bening menyerupai plasma yang tidak mengandung
protein plasma dan memiliki kompetensi yang serupa dengan cairan interstisial.Limfe
mengangkut protein plasma yang meresap kedasar kapiler dan kembali kedalam aliran
darah.Limfe juga membawa partikel yang lebih besar, misal bakteri dan sisa sel dari
jaringan yang rusak, kemudian difiltrasi dan dihancurkan oleh nodus limfe.Limfe
mengandung limfosit, yang bersirkulasi didalam sistem limfatik dan memungkinnya
menjaga area tubuh yang berbeda. Dilakteal usus halus, lemak diabsorbsi kedalam limfatik
yang membuat limfe disebut dengankili, tampak seperti susu. Membran serosa yang paling
lebar adalah peritoneum, membran serosa bertalian erat dengan sistem saluran limfe.
Lipatannya yang banyak itu membawa saluran limfe dan pembuluh darah. Membran ini
dilapisi oleh endotelium, dan didalamnya terdapat banyak lubang-lubang halus. Lubang-

6
lubang ini disebut stomata, mereka berhubungan dengan pembuluh limfe dan dengan
demikian menghindarkan limfe berkumpul dalam ruang serosa.

2. Pembuluh Limfe
Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa.Peredaran
limfa adalah peradaran terbuka. Limfa dari jaringan akan masuk kekapiler limfa. Kapiler
limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang lain membentuk pembuluh limfa.
Pembuluh limfa akan terkumpul di pembuluh limfa dada. Limfa akhirnya akan kembali
kesistem peradaran darah. Aliran limfa dalam pembuluh limfa dipengaruhi oleh kerangka
otot rangka.Disepanjang pembuluh limfa terdapat buku limfa yang disebut dengan nodus
limfayang berbentuk bulatan kecil.
Semua cairan limfa berasal dari daerah kepala, leher, dada , paru-paru, jantung dan
lengan kanan terkumpul dalam pembuluh-pembuluh limfa dan bersatu menjadi pembuluh
limfa kanan disebut juga dengan duktus limfatikus dekster. Pembuluh limfa bermuara
dipembuluh vena dibawah tulang selangka kanan. Cairan limfa yang berasal dari bagian
selain yang bermuara dipembuluh limfa kanan akan bermuara pada pembuluh limfa dada
yang disebut dengan duktus toraksikus yang bermuara ditulang selangka kiri.
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak
katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian merjan. Pembuluh limfe
yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas
selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinana halus kapiler yang sangat
kecil atau sebagai rongga-rongga limfe didalam jaringan berbagai organ. Sejenis
pembuluh limfe khusus, disebut lakteal dijumpai dalam vili usus kecil .Kelenjar limfe
berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat disepanjang pebuluh limfe.
Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai ditempat-tempa t terbentuknya limfosit.
Kelompok-kelompok utama terdapat didalam leher, axila, torax, abdomen, dan lipatan
paha.Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang cekung.

7
Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus,
jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul
fibrus. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrus, yaitu trabekulae, masuk
kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Runagan diantaranya berisi jaringan
kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih atau limfosit.Pembuluh limfe aferen
menembus kapsul dipinggiran yang cembung dan menuangkan isinya kedalam kelenjar.
Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil daripada limfe yang banyak sekali
terdapat didalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan pembuluh limfe
aferen yang mengeluarkan melalui hilum. Arteri dan vena juga masuk dan keluar kelenjar
melalui hilum.
Saluran limfeterdapat dua batang saluran limfeyang utama,duktus torasikus dan
batang saluran kanan. Duktus torasikus bermula sebagai reseptakulum khili atau
sisternakhili didepan vertebra lumbalis. Kemudian berjalan ke atas melalui abdomen dan
torax menyimpang kesebelah kiri kolumna vertebralis, kemudian bersatu dengan vena-
vena besar disebelah bawah kiri leher dan menuangkan isinya kedalam vena-vena
itu.Duktus torasikus mengumpulkan limfe dari semua bagian tubuh, kecuali dari bagian
yang menyalurkan limfenya ke duktus limfe kanan.Duktus limfe kanan ialah saluran
yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari sebelah kanan kepala dan leher,
lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan menuangkan isinya kedalam vena yang berada
disebelah bawah kanan leher.Hampir semua jaringan tubuh memiliki pembuluh limfatik,
kecuali sistem saraf pusat, tulang, dan sebagian besar lapisan superfisial kulit.Suatu
infeksi pembuluh limfe dan kelenjar dapat meradang, yang tampak pada pembengkakan
kelenjar yang sakit diketiak atau lipat paha dalam hal sebuah jari tangan atau jari kaki
terkena infeksi.
Adapun fungsi pembuluh limfa yaitu :
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah
2. Mengangkut limfosit dan kalenjar limfe ke sirkulasi darah
3. Membuat lemak yang sudah diemulsi dari susu ke sirkulasi darah
4. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
5. Menghasilkan zat antibodi untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi

8
C. Organ-Organ dan Jaringan Sistem Limfatik
Organ-organ limfoid mencakup sumsum merah, nodus limfa, limpa, timus dan tonsil.
Organ limfoid ini berperan untuk mengumpulkan dan menghancurkan mikroorganisme
penginfeksi lain di dalam jaringan limfoid.
Organ limfoid yaitu :
a. Sumsum merah
Sumsum merah mencakup jaringan yang menghasilkan limfosit .Saat dilepaskan dari
sumsum merah, sel-sel limfosit masih identik. Perkembangan selanjutnya apakah akan
menjadi sel B atau sel T tergantung pada tempat pematangannya. Sel B mengalami
pematangan disumsum merah, sedangkan sel T mengalami pematangan ditimus.Kedua
jenis limfosit tersebut bersirkulasi di seluruh tubuh dan limfa, kemudian terkonsentrasi
dalam limpa, nodus limfa dan jaringan limfatik.

9
b. Nodus Limfa (kelenjar limfa)
Nodus limfa merupakan organ yang berbentuk kacang atau oval yang terletak
sering berkumpul disepanjang pembuluh limfe.Limfe mengalir melalui sejumlah nodus
biasanya 8-10 nodus sebelum kembali ke sirkulasi vena.Nodus ini memiliki berbagai
ukuran yaitu sebagian berukuran kecil seperti kepala peniti dan yang paling besar
berukuran sebesar almond.
Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang cekung.
Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus, jaringan
otot, dan jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrus.
Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrus, yaitu trabekulae, masuk kedalam
kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Ruangan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang
mengandung banyak sel darah putih atau limfosit.
Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang cembung dan
menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil
daripada limfe yang banyak sekali terdapat didalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini
dikumpulkan pembuluh limfe aferen yang mengeluarkan melalui hilum. Arteri dan vena
juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum.Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai
ditempat-tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat didalam
leher, axila, torax, abdomen, dan lipatan paha.Nodus limfa diselubungi jaringan ikat
longgar yang membagi nodus menjadi nodulus-nodulus.Tiap nodulus mengandung ruang-

10
ruang (sinus) yang berisi limfosit dan makrofag. Saat cairan limfa melewati sinus maka
makrofag akan memakan bakteri dan mikroorganisme.

Fungsi nodus limfe adalah sebagai berikut :


1. Filtrasi dan fagositosis
Cairan limfe difiltrasi oleh jaringan retikular dan limfoid saat melalui nodus
limfe.Materi yang mengendap adalah mikroba, fagosit yang hidup dan mati yang berisi
mikroba yang dimakan, sel dari tumor ganas, sel jaringan yang rusak, serta partikel yang
dihirup.Materi organik dihancurkan di nodus limfe oleh makrofag dan antibodi.Sebagian
partikel anorganik yang diinhalasi tidak dapat dihancurkan di nodus limfe oleh
fagositosis. Sebagian partikel ini tetap di dalam makrofag dan tidak menyebabkan sel
terbunuh atau rusak.
2. Proliferasi limfosit
Limfosit T dan B teraktivasi memperbanyak diri di nodus limfe.Antibodi yang dihasilkan
oleh limfosit B terensitisasi masuk kelimfe dan darah lalu mengaliri ke nodus.

c. Limpa
Limpa adalah organ limfoid terbesar.Limpa ialah sebuah kelenjar bewarna ungu tua
yang terletak disebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri dibawah iga kesembilan
sepuluh dan sebelas. Limpa berdekatan paada fundus dan permukaan luarnya menyentuh
diafragma. Limfa menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon dan kiri atas, dan ekor pankreas.
Limpa terdiri atas jaringan struktur jaringan ikat. Di antara jalinan-jalinan itu terbentuk
isi limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar sel darah. Limpa
dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan elastik dan beberapa serabut
otot halus. Serabut otot halus ini berperan seandainya ada sangan kecil bagi fungsi limpa

11
manusia. Dari kapsul itu keluar tajuk-tajuk yang disebut trabekulae yang masuk kedalam
jaringan limpa dan membaginya dalam beberapa bagian.
Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di permukaan
dalam. Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya langsung kedalam pulpa
sehingga darahnya dapat bercampur dengan unsur-unsur limpa dan tidak seperti pada
organ-organ lain yang dipisahkan oleh pembuluh darah. Disini tidak terdapat sistem
kapiler biasa, tetapi darah langsung berhubungan dengan sel-sel limpa. Darah yang
mengalir dalam limpa dikumpulkan lagi dalam sebuah sinus yang bekerja seperti vena dan
yang menghantarkan darahnya kedalam cabang-cabang vena. Cabang-cabang ini bersatu
dan membentuk vena limpa. Vena ini membawa darahnya dari limpa masuk peredaran
gerbang dan diantarkan ke hati.

Adapun fungsi limpa, yaitu :


1. Fagositosis
Leukosit, trombosit, dan mikroba difagositosis dilimpa.Tidak seperti nodus limfe,
limpa tidak memiliki limpatik aferen yang masuk sehingga limpa tidak terpapar penyakit
yang disebarkan oleh limfe.
2. Cadangan darah
Limpa mengandung 350 ml darah dan dalam merespons terhadap stimulus simpatik
dapat dengan cepat mengembalikan volume ini ke sirkulasi, misal pada pendarahan.
3. Respons imun
Limpa mengandung limfosit B dan T yang diaktivasi oleh keberadaan antigen, missal
pada infeksi.Proliferasi limfosit saat infeksi yang serius dapat menyebabkan pembesaran
limpa (splenomegali).
4. Eritropoiesis

12
Limpa dan hati merupakan tempat memproduksi sel darah janin yang penting.Selain
itu, limpa juga dapat memenuhi fungsi pada orang dewasa pada saat dibutuhkan.

d. Timus
Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T. Kalenjar timus
berada dibagian atas mediastinum di belakang sternum dan memanjang keatas hingga
dasar leher. Berat kalenjar ini sekitar 10-15 gram pada saat lahir dan tumbuh hingga
pubertas, selanjutnya akan mengalami atrofi. Berat maksimum timus saat pubertas adalah
30-40 gram.Timus sekresikan hormon timopoietin yang menyebabkan kekebalan pada sel
T. Timus berbeda dengan organ limfoid lainnya karena hanya berfungsi untuk tempat
pematangan limfosit T. Selain itu juga, karena timus adalah satu-satunya organ limfoid
yang tidak memerangi antigen secara langsung.

e. Tonsil
Tonsil adalah organ limfoid yang paling sedarhana.Kedua tonsil terdiri juga atas
jaringan limfe. Letaknya antara dua tiang fauses (lengkung langit-langit) dan m endapat
persediaan limfosit melimpah didalam cairan yang ada permukaannya dan yang ada
didalam sela-sela tonsil.
Sejumlah besar jaringan limfoid masuk kedalam formasi limpa, membran serosa, dan
dalam kulit usus halus. Di dalam usus mereka ditampung didalam mukosa(selaput lendir).
Di beberapa tempat dijumpai beberapa nudulus jaringan limfe. Khilus sentralis didalam
vilus berhubungan dengan pembuluh limfe dalam jaringan submukosa. Dari sini limfe
keluar dan akhirnya sampai di reseptakulum khili. Tonsil terdapat dimulut dan

13
tenggorokan, Tonsil juga berfungsi untuk melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian
atas dan faring. Oleh karena itu antigen dihancurkan dengan ditelan dan diinhalasi.

1. Tonsilla Lingualis, pada Radix Linguae;


 Epitel : berlapis pipih melapisi kripta (cekungan)
 Keliling mukus (weber) bermuara pada dasar kripta
 Lumen kripta bersih à jarang beradang Tonsilla Palatina, diantara arcus
glossopalatinus dan arcus pharingopalatinus;
 Epitel: berlapis pipih
 Kripta dalam, bercabang – cabang
 Lumen kripta kotor à sering beradang Tonsilla Pharingica, pada dinding belakang
nasopharynx
 Epitel: berderet silindris bersilia dengan sel-sel goblet
 Tak ada kripta

D. Pengertian Sistem Imun Tubuh


Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh
luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga
tidak mudah terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja dengan benar, sistem ini akan
melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan
zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika sistem imun melemah, maka kemampuannya
untuk melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus
penyebab demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga memberikan
pengawasan terhadap pertumbuhan sel tumor. Terhambatnya mekanisme kerja sistem
imun telah dilaporkan dapat meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
E. FUNGSI SISTEM KEKEBALAN TUBUH

14
a) Melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk ke dalam
tubuh.
b) Menghilangkan jaringan sel yang mati atau rusak (debris cell) untuk perbaikan
jaringan.
c) Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.
d) Menjaga keseimbangan homeostatis dalam tubuh.
F. PENGGOLONGAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH
a) Berdasarkan Cara Mempertahankan Diri dari Penyakit
1. Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik
Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik merupakan pertahanan tubuh yang
tidak membedakan mikrobia patogen satu dengan yang lainnya. Ciri-cirinya :
 Tidak selektif
 Tidak mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya
 Eksposur menyebabkan respon maksimal segera
 Memiliki komponen yang mampu menangkal benda untuk masuk ke dalam
tubuh
Sistem pertahanan ini diperoleh melalui beberapa cara, yaitu :
 Pertahanan yang Terdapat di Permukaan Tubuh
a. Pertahanan Fisik
Pertahanan secara fisik dilakukan oleh lapisan terluar tubuh, yaitu
kulit dan membran mukosa, yang berfungsi menghalangi jalan masuknya
patogen ke dalam tubuh. Lapisan terluar kulit terdiri atas sel-sel epitel
yang tersusun rapat sehingga sulit ditembus oleh patogen. Lapisan terluar
kulit mengandung keratin dan sedikit air sehingga dapat menghambat
pertumbuhan mikrobia. Sedangkan membran mukosa yang terdapat pada
saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan saluran kelamin berfungsi
menghalangi masuknya patogen ke dalam tubuh.
b. Pertahanan Mekanis
Pertahanan secara mekanis dilakukan oleh rambut hidung dan silia
pada trakea. Rambut hidung berfungsi menyaring udara yang dihirup dari
berbagai partikel berbahaya dan mikrobia. Sedangkan silia berfungsi
menyapu partikel berbahaya yang terperangkap dalam lendir untuk
kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh.
c. Pertahanan Kimiawi

15
Pertahanan secara kimiawi dilakukan oleh sekret yang dihasilkan
oleh kulit dan membran mukosa. Sekret tersebut mengandung zat-zat
kimia yang dapat menghambat pertumbuhan mikrobia. Contoh dari sekret
tersebut adalah minyak dan keringat. Minyak dan keringat memberikan
suasana asam (pH 3-5) sehingga dapat mencegah pertumbuhan
mikroorganisme di kulit. Sedangkan air liur (saliva), air mata, dan sekresi
mukosa (mukus) mengandung enzim lisozim yang dapat membunuh
bakteri dengan cara menghidrolisis dinding sel bakteri hingga pecah
sehingga bakteri mati.
d. Pertahanan Biologis
Pertahanan secara biologi dilakukan oleh populasi bakteri tidak
berbahaya yang hidup di kulit dan membran mukosa. Bakteri tersebut
melindungi tubuh dengan cara berkompetisi dengan bakteri patogen
dalam memperoleh nutrisi.
 Respons Peradangan (Inflamasi)
Inflamasi merupakan respons tubuh terhadap kerusakan jaringan, misalnya
akibat tergores atau benturan keras. Proses inflamasi merupakan kumpulan
dari empat gejala sekaligus, yakni dolor (nyeri), rubor (kemerahan), calor
(panas), dan tumor (bengkak). Inflamasi berfungsi mencegah penyebaran
infeksi dan mempercepat penyembuhan luka. Reaksi inflamasi juga berfungsi
sebagai sinyal bahaya dan sebagai perintah agar sel darah putih (neutrofil dan
monosit) melakukan fagositosis terhadap mikrobia yang menginfeksi tubuh.
Mekanisme inflamasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Adanya kerusakan jaringan sebagai akibat dari luka, sehingga
mengakibatkan patogen mampu melewati pertahanan tubuh dan
menginfeksi sel-sel tubuh.
2. Jaringan yang terinfeksi akan merangsang mastosit untuk
mengekskresikan histamin dan prostaglandin.
3. Terjadi pelebaran pembuluh darah yang meningkatkan kecepatan aliran
darah sehingga permeabilitas pembuluh darah meningkat.
4. Terjadi perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil dan monosit) menuju
jaringan yang terinfeksi.
5. Sel-sel fagosit memakan patogen.
 Fagositosis

16
Fagositosis adalah mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel
fagosit dengan cara mencerna mikrobia/partikel asing. Sel fagosit terdiri dari
dua jenis, yaitu fagosit mononuklear dan fagosit polimorfonuklear. Contoh
fagosit mononuklear adalah monosit (di dalam darah) dan jika bermigrasi ke
jaringan akan berperan sebagai makrofag. Contoh fagosit polimorfonuklear
adalah granulosit, yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, dan cell mast (mastosit).
Sel-sel fagosit akan bekerja sama setelah memperoleh sinyal kimiawi dari
jaringan yang terinfeksi patogen. Berikut ini adalah proses fagositosis :
1. Pengenalan (recognition), mikrobia atau partikel asing terdeteksi oleh sel-
sel fagosit.
2. Pergerakan (chemotaxis), pergerakan sel fagosit menuju patogen yang
telah terdeteksi. Pergerakan sel fagosit dipacu oleh zat yang dihasilkan
oleh patogen.
3. Perlekatan (adhesion), partikel melekat dengan reseptor pada membran
sel fagosit.
4. Penelanan (ingestion), membran sel fagosit menyelubungi seluruh
permukaan patogen dan menelannya ke dalam sitoplasma yang terletak
dalam fagosom.
5. Pencernaan (digestion), lisosom yang berisi enzim-enzim bergabung
dengan fagosom membentuk fagolisosom dan mencerna seluruh
permukaan patogen hingga hancur. Setelah infeksi hilang, sel fagosit akan
mati bersama dengan sel tubuh dan patogen. Hal ini ditandai dengan
terbentuknya nanah.
6. Pengeluaran (releasing), produk sisa patogen yang tidak dicerna akan
dikeluarkan oleh sel fagosit.
 Protein Antimikrobia
Protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh non spesifik adalah
protein komplemen dan interferon. Protein komplemen membunuh patogen
dengan cara membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasma bakteri
tersebut. Hal ini menyebabkan ion Ca2+ keluar dari sel, sementara cairan dan
garam-garam dari luar bakteri akan masuk ke dalamnya dan menyebabkan
hancurnya sel bakteri tersebut.
Interferon dihasilkan oleh sel yang terinfeksi virus. Interferon dihasilkan
saat virus memasuki tubuh melalui kulit dan selaput lendir. Selanjutnya,

17
interferon akan berikatan dengan sel yang tidak terinfeksi. Sel yang berikatan
ini kemudian membentuk zat yang mampu mencegah replikasi virus sehingga
serangan virus dapat dicegah.
2. Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik
Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik merupakan pertahanan tubuh terhadap
patogen tertentu yang masuk ke dalam tubuh. Sistem ini bekerja apabila patogen
telah berhasil melewati sistem pertahanan tubuh non spesifik. Ciri-cirinya :
 Bersifat selektif
 Tidak memiliki reaksi yang sama terhadap semua jenis benda asing
 Mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya
 Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia (antibodi)
 Perlambatan waktu antara eksposur dan respons maksimal

Sistem pertahanan tubuh spesifik terdiri atas beberapa komponen, yaitu:


 Limfosit
a) Limfosit B (Sel B)
Proses pembentukan dan pematangan sel B terjadi di sumsum tulang.
Sel B berperan dalam pembentukan kekebalan humoral dengan
membentuk antibodi. Sel B dapat dibedakan menjadi :
1. Sel B plasma, berfungsi membentuk antibodi.
2. Sel B pengingant, berfungsi mengingat antigen yang pernah masuk
ke dalam tubuh serta menstimulasi pembentukan sel B plasma jika
terjadi infeksi kedua.
3. Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B
pengingat.
b) Limfosit T (Sel T)
Proses pembentukan sel T terjadi di sumsum tulang, sedangkan
proses pematangannya terjadi di kelenjar timus. Sel T berperan dalam
pembentukan kekebalan seluler, yaitu dengan cara menyerang sel

18
penghasil antigen secara langsung. Sel T juga membantu produksi
antibodi oleh sel B plasma. Sel T dapat dibedakan menjadi :
1. Sel T pembunuh, berfungsi menyerang patogen yang masuk dalam
tubuh, sel tubuh yang terinfeksi, dan sel kanker secara langsung.
2. Sel T pembantu, berfungsi menstimulasi pembentukan sel B plasma
dan sel T lainya serta mengaktivasi makrofag untuk melakukan
fagositosis.
3. Sel T supresor, berfungsi menurunkan dan menghentikan respons
imun dengan cara menurunkan produksi antibodi dan mengurangi
aktivitas sel T pembunuh. Sel T supresor akan bekerja setelah infeksi
berhasil ditangani.
 Antibodi (Immunoglobulin/Ig)
Antibodi akan dibentuk saat ada antigen yang masuk ke dalam tubuh.
Antigen adalah senyawa protein yang ada pada patogen sel asing atau sel
kanker. Antibodi disebut juga immunoglobulin atau serum protein globulin,
karena berfungsi untuk melindungi tubuh melalui proses kekebalan (immune).
Antibodi merupakan senyawa protein yang berfungsi melawan antigen dengan
cara mengikatnya, untuk selanjutnya ditangkap dan dihancurkan oleh
makrofag. Suatu antibodi bekerja secara spesifik untuk antigen tertentu.
Karena jenis antigen pada setiap kuman penyakit bersifat spesifik, maka
diperlukan antibodi yang berbeda untuk jenis kuman yang berbeda. Oleh
karena itu, diperlukan berbagai jenis antibodi untuk melindungi tubuh dari
berbagai kuman penyakit.
Antibodi tersusun dari dua rantai polipeptida yang identik, yaitu dua rantai
ringan dan dua rantai berat. Keempat rantai tersebut dihubungkan satu sama
lain oleh ikatan disulfida dan bentuk molekulnya seperti huruf Y. Setiap
lengan dari molekul tersebut memiliki tempat pengikatan antigen. Beberapa
cara kerja antibodi dalam menginaktivasi antigen yaitu :
 Netralisasi (menghalangi tempat pengikatan virus, membungkus
bakteri dan atau opsonisasi)
 Aglutinasi partikel yang mengandung antigen, seperti mikrobia
 Presipitasi (pengendapan) antigen yang dapat larut
 Fiksasi komplemen (aktivasi komplemen)
Antibodi dibedakan menjadi lima tipe seperti pada tabel di bawah ini.

19
Tabel 1Tipe-Tipe Antibodi Beserta Karakteristiknya
No
Tipe Antibodi Karakteristik
.
Pertama kali dilepaskan ke aliran darah pada saat
1. IgM terjadi infeksi yang pertama kali (respons kekebalan
primer)
Paling banyak terdapat dalam darah dan diproduksi saat
terjadi infeksi kedua (respons kekebalan sekunder).
2. IgG
Mengalir melalui plasenta dan memberi kekebalan pasif
dari ibu kepada janin.
Ditemukan dalam air mata, air ludah, keringat, dan
membran mukosa. Berfungsi mencegah infeksi pada
3. IgA permukaan epitelium. Terdapat dalam kolostrum yang
berfungsi untuk mencegah kematian bayi akibat infeksi
saluran pencernaan
Ditemukan pada permukaan limfosit B sebagai reseptor
4. IgD dan berfungsi merangsang pembentukan antibodi oleh
sel B plasma.
Ditemukan terikat pada basofil dalam sirkulasi darah
dan cell mast (mastosit) di dalam jaringan yang
5. IgE
berfungsi memengaruhi sel untuk melepaskan histamin
dan terlibat dalam reaksi alergi.

Dari penjelasan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa sistem kekebalan tubuh
berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit terdiri atas beberapa lapis seperti
terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2 Beberapa Lapis Pertahanan Tubuh terhadap Penyakit


Pertahanan Tubuh
Pertahanan Tubuh Non Spesifik
Spesifik
Pertahanan Pertama Pertahanan Kedua Pertahanan Ketiga
 Kulit  Inflamasi  Limfosit
 Membran mukosa  Sel-sel fagosit
20
 Rambut hidung dan silia pada  Protein  Antibodi
trakea antimikrobia
 Cairan sekresi dari kulit dan
membran mukosa

b) Berdasarkan Mekanisme Kerja


1) Kekebalan Humoral
Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar
dalam cairan darah dan limfe. Ketika antigen masuk ke dalam tubuh untuk
pertama kali, sel B pembelah akan membentuk sel B pengingat dan sel B plasma.
Sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang mengikat antigen sehingga
makrofag akan mudah menangkap dan menghancurkan patogen. Setelah infeksi
berakhir, sel B pengingat akan tetap hidup dalam waktu lama. Serangkaian respons
ini disebut respons kekebalan primer.
Apabila antigen yang sama masuk kembali dalam tubuh, sel B pengingat
akan mengenalinya dan menstimulasi pembentukan sel B plasma yang akan
memproduksi antibodi. Respons tersebut dinamakan respons kekebalan sekunder.
Respons kekebalan sekunder terjadi lebih cepat dan konsentrasi antibodi
yang dihasilkan lebih besar daripada respons kekebalan primer. Hal ini disebabkan
adanya memori imunologi, yaitu kemampuan sistem imun untuk mengenali
antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh.
2) Kekebalan Seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel asing
atau jaringan tubuh yang terifeksi secara langsung. Ketika sel T pembunuh terkena
antigen pada permukaan sel asing, sel T pembunuh akan menyerang dan
menghancurkan sel tersebut dengan cara merusak membran sel asing. Apabila
infeksi berhasil ditangani, sel T supresor akan mengehentikan respons kekebalan
dengan cara menghambat aktivitas sel T pembunuh dan membatasi produksi
antibodi.
c) Berdasarkan Cara Memperolehnya
1) Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri.
Kekebalan aktif dapat diperoleh secara alami maupun buatan.
a. Kekebalan Aktif Alami
21
Kekebalan aktif alami diperoleh seseorang setelah mengalami sakit akibat
infeksi suatu kuman penyakit. Setelah sembuh, orang tersebut akan menjadi
kebal terhadap penyakit itu. Misalnya, seseorang yang pernah sakit campak
tidak akan terkena penyakit tersebut untuk kedua kalinya.
b. Kekebalan Aktif Buatan
Kekebalan aktif buatan diperoleh melalui vaksinasi atau imunisasi.
Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh. Vaksin merupakan
siapan antigen yang dierikan secara oral (melalui mulut) atau melalui suntikan
untuk merangsang mekanisme pertahanan tubuh terhadap patogen. Vaksin
dapat berupa suspensi mikroorganisme yang telah dilemahkan atau dimatikan.
Vaksin juga dapat berupa toksoid atau ekstrak antigen dari suatu patogen yang
telah dilemahkan. Vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh akan
menstimulasi pembentukan antibodi untuk melawan antigen sehingga tubuh
menjadi kebal terhadap penyakit yang menyerangnya.
Kekebalan karena vaksinasi biasanya memiliki jangka waktu tertentu,
sehingga permberian vaksin harus diulang lagi setelah beberapa lama. Hal ini
dilakukan karena jumlah antibodi dalam tubuh semakin berkurang sehingga
imunitas tubuh juga menurun. Beberapa jenis penyakit yang dapat dicegah
dengan vaksinasi antara lain cacar, tuberkulosis, dipteri, hepatitis B, pertusis,
tetanus, polio, tifus, campak, dan demam kuning. Vaksin untuk penyakit
tersebut biasanya diproduksi dalam skala besar sehingga harganya dapat
terjangkau oleh masyarakat.
Secara garis besar, vaksin dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu:
1. Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin, dan
campak. Vaksin ini terbuat dari mikroorganisme yang telah
dilemahkan.
2. Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal dari
mikroorganisme yang telah dimatikan.
3. Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari toksin
(racun) mikrooganisme yang telah dilemahkan/diencerkan
konsentrasinya.
4. Vaksin hepatitis B. Vaksin ini terbuat dari protein mikroorganisme.
2) Kekebalan Pasif

22
Kekebalan pasif merupakan kebalikan dari kekebalan aktif. Kekebalan pasif
diperoleh setelah menerima antibodi dari luar tubuh, baik secara alami maupun
buatan.
a. Kekebalan Pasif Alami
Kekebalan pasif alami dapat ditemukan pada bayi setelah menerima
antibodi dari ibunya melalui plasenta saat masih berada di dalam kandungan.
Kekebalan ini juga dapat diperoleh dengan pemberian ASI pertama
(kolostrum) yang mengandung banyak antibodi.
b. Kekebalan Pasif Buatan
Kekebalan pasif buatan diperoleh dengan cara menyuntikkan antibodi
yang diekstrak dari suatu individu ke tubuh orang lain sebagai serum.
Kekebalan ini berlangsung singkat, tetapi mampu menyembuhkan dengan
cepat. Contohnya adalah pemberian serum antibisa ular kepada orang yang
dipatuk ular berbisa.
G. GANGGUAN PADA SISTEM KEKEBALAN TUBUH
a) Alergi
Alergi atau hipersensivitas adalah respons imun yang berlebihan terhadap
senyawa yang masuk ke dalam tubuh. Senyawa tersebut dinamakan alergen. Alergen
dapat berupa debu, serbuk sari, gigitan serangga, rambut kucing, dan jenis makanan
tertentu, misalnya udang.
Proses terjadinya alergi diawali dengan masuknya alergen ke dalam tubuh yang
kemudian merangsang sel B plasma untuk menyekresikan antibod IgE. Alergen yang
pertama kali masuk ke dalam tubuh tidak akan menimbulkan alergi, namun IgE yang
terbentuk akan berikatan dengan mastosit. Akibatnya, ketika alergen masuk ke dalam
tubuh untuk kedua kalinya, alergen akan terikat pada IgE yang telah berikatan dengan
mastosit. Mastosit kemudian melepaskan histamin yang berperan dalam proses
inflamasi. Respons inflamasi ini mengakibatkan timbulnya gejala alergi seperti bersin,
kulit terasa gatal, mata berair, hidung berlendir, dan kesulitan bernapas. Gejala alergi
dapat dihentikan dengan pemberian antihistamin.
b) Autoimunitas
Autoimunitas merupakan gangguan pada sistem kekebalan tubuh saat antibodi
yang diproduksi justru menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu
membedakan sel tubuh sendiri dengan sel asing. Autoimunitas dapat disebabkan oleh

23
gagalnya proses pematangan sel T di kelenjar timus. Autoimunitas menyebabkan
beberapa kelainan, yaitu :
1. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus disebabkan oleh antibodi yang menyerang sel-sel beta di
pankreas yang berfungsi menghasilkan hormon insulin. Hal ini mengakibatkan
tubuh kekurangan hormon insulin sehingga kadar gula darah meningkat.
2. Myasthenia gravis
Myasthenia gravis disebabkan oleh antibodi yang menyerang otot lurik
sehingga otot lurik mengalami kerusakan.
3. Addison’s disease
Addison’s disease disebabkan oleh antibodi yang menyerang kelenjar
adrenal. Hal ini mengakibatkan berat badan menurun, kadar gula darah
menurun, mudah lelah, dan pigmentasi kulit meningkat.

4. Lupus
Lupus disebabkan oleh antibodi yang menyerang tubuh sendiri. Pada
penderita lupus, antibodi menyerang tubuh dengan dua cara, yaitu :
 Antibodi menyerang jaringan tubuh secara langsung. Misalnya, antibodi
yang menyerang sel darah merah sehingga menyebabkan anemia.
 Antibodi bergabung dengan antigen sehingga membentuk ikatan yang
dianamakan kompleks imun. Dalam kondisi normal, sel asing yang
antigennya telah diikat oleh antibodi selanjutnya akan ditangkap dan
dihancurkan oleh sel-sel fagosit. Namun, pada penderita lupus, sel-sel
asing ini tidak dapat dihancurkan oleh sel-sel fagosit dengan baik.
Jumlah sel fagosit justru akan semakin bertambah sambil mengeluarkan
senyawa yang menimbulkan inflamasi. Proses inflamasi ini akan
menimbulkan berbagai gejala penyakit lupus. Jika terjadi dalam jangka
panjang, fungsi organ tubuh akan terganggu.
5. Radang sendi (artritis reumatoid)
Radang sendi merupakan penyakit autoimunitas yang menyebabkan
peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini biasanya mengenai
banyak sendi dan ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur
sendi, atrofi otot, serta penipisan tulang.

24
c) AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan berbagai
penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sel T
pembantu yang berfungsi menstimulasi pembentukan sel B plasma dan jenis sel T
lainnya. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kemampuan tubuh dalam melawan
berbagai kuman penyakit.
Sel T pembantu menjadi target utama HIV karena pada permukaan sel tersebut
terdapat molekul CD4 sebagai reseptor. Infeksi dimulai ketika molekul glikoprotein
pada permukaan HIV menempel ke reseptor CD4 pada permukaan sel T pembantu.
Selanjutnya, HIV masuk ke dalam sel T pembantu secara endositosis dan mulai
memperbanyak diri. Kemudian, virus-virus baru keluar dari sel T yang terinfeksi
secara eksositosis atau melisiskan sel.
Jumlah sel T pada orang normal sekitar 1.000 sel/mm 3 darah, sedangkan pada
penderita AIDS, jumlah sel T-nya hanya sekitar 200 sel/mm 3. Kondisi ini
menyebabkan penderita AIDS mudah terserang berbagai penyakit seperti TBC,
meningitis, kanker darah, dan melemahnya ingatan.
Penderita HIV positif umumnya masih dapat hidup dengan normal dan
tampak sehat, tetapi dapat menularkan virus HIV. Penderita AIDS adalah penderita
HIV positif yang telah menunjukkan gejala penyakit AIDS. Waktu yang dibutuhkan
seorang penderita HIV positif untuk menjadi penderita AIDS relatif lama, yaitu antara
5-10 tahun. Bahkan ada penderita HIV positif yang seumur hidupnya tidak menjadi
penderita AIDS. Hal tersebut dikarenakan virus HIV di dalam tubuh membutuhkan
waktu untuk menghancurkan sistem kekebalan tubuh penderita. Ketika sistem
kekebalan tubuh sudah hancur, penderita HIV positif akan menunjukkan gejala
penyakit AIDS. Penderita yang telah mengalami gejala AIDS atau penderita AIDS
umumnya hanya mampu bertahan hidup selama dua tahun.
Gejala-gejala penyakit AIDS yaitu :
 Gangguan pada sistem saraf
 Penurunan libido
 Sakit kepala
 Demam
 Berkeringat pada malam hari selama berbulan-bulan
 Diare

25
 Terdapat bintik-bintik berwarna hitam atau keunguan pada sekujur tubuh
 Terdapat banyak bekas luka yang belum sembuh total
 Terjadi penurunan berat badan secara drastis
Cara penularan virus HIV/AIDS :
 Hubungan seks dengan penderita HIV/AIDS
 Pemakaian jarum suntik bersama-sama dengan penderita
 Transfusi darah yang terinfeksi HIV/AIDS
 Bayi yang minum ASI penderita HIV/AIDS atau dilahirkan dari seorang ibu
penderita HIV/AIDS
Cara mencegah penularan HIV/AIDS :
 Menghindari hubungan seks di luar nikah
 Memakai jarum suntik yang steril
 Menghindari kontak langsung dengan penderita HIV/AIDS yang terluka
 Menerima transfusi darah yang tidak terinfeksi HIV/AIDS

26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan
limfa atau getah bening di dalam tubuh. Sistem limfatik berfungsi untuk absorbsi zat-zat
makanan dari traktus gastrointestinal, bertanggung jawab untuk absorbsi lemak, dan salah
satu mekanis pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sistem limfatik manusia meliputi saluran
limfe, pembuluh limfe dan organ limfe.
Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem mekanisme pada organisme yang
melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh
patogen.
Sistem kekebalan tubuh dapat diklasifikasikan berdasarkan :
a) Cara mempertahankan diri dari penyakit
1) Sistem pertahanan tubuh non spesifik
Tidak membedakan mikrobia patogen yang satu dengan yang lainnya.
2) Sistem pertahanan tubuh spesifik
Pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu yang masuk dalam tubuh
b) Cara memperoleh
1) Kekebalan aktif
Kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri.
2) Kekebalan pasif
Kekebalan yang diperoleh setelah menerima antibodi dari luar tubuh.
c) Mekanisme kerja

27
1) Kekebalan humoral
Melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam aliran darah.
2) Kekebalan seluler
Melibatkan sel T yang berfungsi menyerang sel-sel asing atau jaringan tubuh
yang terinfeksi secara langsung.
Syistem kekebalan tubuh kita dapat mengalami gangguan, antara lain :
a) Alergi
Respons imun yang berlebihan terhadap suatu senyawa yang masuk ke dalam tubuh.
b) Autoimunitas
Antibodi yang diproduksi menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu
membedakan antara sel tubuh sendiri dengan sel asing yang masuk ke dalam tubuh.
c) AIDS
Kumpulan berbagai penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan
tubuh karena infeksi virus HIV.
Untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh, kita harus menjaga kesehatan
tubuh kita dengan cara :
a) Memakan makanan yang bernutrisi
b) Berolahraga yang teratur
c) Senantiasa gembira dan bijak dalam menghadapi tekanan

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam proses
pembelajaran dan semoga bisa menambah ilmu fisiologi tentang sistem limfatik dan imun
manusia lebih mendalam dan bisa diterapkan kedunia kesehatan khususnya dunia
keperawatan.
 Jagalah pola hidup yang sehat agar tidak mudah terserang penyakit
 Perhatikanlah setiap makanan yang akan dikonsumsi
 Jagalah kebersihan lingkungan sekitar

28
DAFTAR PUSTAKA

Nurrachmah, Elly. 2010. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : Salemba Medika
http://dedearis.blogspot.co.id/2014/04/task-1-makalah-sistem-limfa.html#!/tcmbck

https://www.academia.edu/7537645/
MAKALAH_BIOLOGI_SISTEM_IMUNITAS_PADA_TUBUH_MANUSIA

29

Anda mungkin juga menyukai