Muhammad Walid
Nabila Alfath
Nabila Nur Jihan
Safira Septiyanti
Salsabila Nurul Andya
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Di akhir kami berharap tugas sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami terdapat
perkataan yang tidak berkenan di hati.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ditubuh manusia terjadi peperangan setiap waktu karena musuh-musuh yang datang menyerang
adalah bibit penyakit. Ada orang yang mudah sakit, ada pula orang yang jarang sakit, ini ada
kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang tersebut. Jaringan tubuh yang berperan penting
dalam sistem pertahanan tubuh manusia adalah jaringan darah dan jaringan limfa. Sistem limfatik
adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam
tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan
sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam
kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Semua jaringan tubuh terendam didalam
cairan jaringan yang terdiri atas konstituen darah dan materi sisa yang difus dari sel. Sebagian cairan
kembali ke kapiler limfe diujung vena dan sisanya berdifusi melalui dinding kapiler dan membentuk
limfa. Sistem limfatik terdiri atas limfe, pembuluh limfe, nodus limfe, organ limfe ( seperti limpa
dan kalenjar timus), serta jaringan limfoid difus ( misal tonsil dan sumsum tulang belakang ).
Adapun fungsi sistem limfatik adalah drainase jaringan, absorpsi di usus halus dan imunitas.
(Nurachmah, 2011 ).
Tubuh kita setiap saat terkena bakteri, jamur, atau virus. Akan tetapi, hanya sedikit yang dapat
masuk kedalam tubuh kita dan menimbulkan penyakit karena tubuh kita memiliki sistem pertahanan
tubuh. Sistem imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga
kesehatan tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum tulang
merah, kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh,
sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara materi asing yang berasal dari luar tubuh
(ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh
manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan respons spesifik. (Pratiwi, dkk, 2007).
Dari latar belakang tersebutlah yang maka tim penyusun mengambil judul makalah tentang
“Sistem limfatik dan Pertahanan Tubuh” yang akan membahas masalah tentang sistem limfatik
antara lain limfe, pembuluh limfe, nodus limfe, organ limfe ( seperti limpa dan kalenjar timus), serta
4
jaringan limfoid difus ( misal tonsil dan sumsum tulang belakang ) dan sistem pertahanan tubuh
manusia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem limfatik adalah sebuah sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau
getah bening dalam tubuh yang berasal dari cairan atau protein yang hilang, sistem ini dianggap
juga sebagai sistem pelengkap dari sistem imunitas tubuh.
6
2.3 NODUS LIMFE, MEKANISME dan GANGGUAN DINAMIKA ALIRAN LIMFE
Nodus Limfa (kalenjar limfa)
Pengertian
Nodus Limfa salah satu bagian organ dalam pembuluh limfa yang ada pada manusia. Yang secara
umum nodus limfa termasuk organ kekebalan dan limfatik yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh
melawan infeksi dan kanker.
Kalau kita lihat dari letaknya, nodus limfa berada di sepanjang pembuluh limfa, seperti yang kita
ketahui bersama, pembuluh limfa berupa vena kecil yang memiliki banyak katup seperti rangkaian
merjan. Kemudian nodus limfa bisa dikatakan yang berbentuk seperti sarang lebah dengan ruang-
ruang yang dipenuhi dengan sel darah putih.
Nodulus, kumpulan jaringan limfatik disepanjang jaringan ikat yang berfungsi sebagai
pembatas.
7
Kapsul, penutup yang terdiri dari jaringan ikat dan berfungsi menutupi organ-organ yang
ada di nodus limfa.
Medulla, bagian paling dalam nodus limfa berupa pembuluh darah dan saluran sinus.
Katup, mencegah aliran balik pada pembuluh darah vena.
Pembuluh limfatik aferen, pembuluh yang bentuknya hampir sama dengan pembuluh eferen.
Berdasarkan jenisnya sel darah putih, nodus limfa terdiri menjadi dua jenis yaitu makrofag dan
limfosit yaitu:
Makrofag, berfungsi untuk menelan dan menghancurkan zat-zat asing serta kotoran dalam
limfa.
Limfosit, berfungsi membentuk antibodi untuk memerangi bakteri yang mengalir ke dalam
aliran darah bersama limfa, pada nodus limfa terdapat bagian yang disebut nodulus.
Keberadaan nodus limfa yang berada di pembuluh limfa pastinya letak pembuluh limfa selalu diikuti
dengan keberadaan nodus limfa. Pembuluh limfa dapat kita ditemukan di kepala, leher, paru-paru,
jantung, dada dan lengan yang terbagi menjadi pembuluh limfa kanan dan pembuluh limfa kiri.
Pada bagian kepala, nodus limfa terdiri dari 8 “delapan” bagian yaitu:
Nodus oksipital
Nodus aurikel posterior “mastoid”
Nodus servikal superfisial
Nodus servikal dalam
Nodus parotid
Nodus bukal
Nodus submentalis
Nodus submandbular
Pada bagian paru-paru nodus limfa terdiri dari 6 “enam” bagian yang berfungsi dalam sistem
drainase cairan limfa paru-paru yaitu:
8
Nodus limfa trakeobronkiales
Nodus limfa paratrakeales
Nodus limfa skaleni
Nodus limfa di arkus aorta
Bentuk nodus limfa yang bisa dikatakan kecil lonjong seperti kacang mampu menyaring
membersihkan limfa dari zat-zat beracun dan zat asing lainnya yang masuk ke dalam tubuh sehingga
tidak masuk ke dalam aliran darah.
Sistem kerja pada nodus limfa berhubungan dengan sistem kerja pembuluh limfa. Pembuluh limfa
lemak diasbsorpsi di usus halus dan diangkut ke darah serta cairan pada jaringan yang berlebih akan
dikembalikan ke sistem peredaran darah pada manusia.
Sistem kerja nodus limfa dengan mencegah tubuh terserang virus, bakteri dan jamur. Apabila nodus
limfa yang ada dalam tubuh dekat dengan sumber infeksi, maka akan menimbulkan rasa sakit dan
radang. Hal ini karena sel darah putih pada nodus limfa sedang menghancurkan bakteri agar tidak
berada dalam tubuh. Selain itu sel darah putih membantu dalam sistem pertahanan tubuh.
Pembengkakan pada nodus limfa bisa terjadi karena terserang virus, bakteri, parasit dan jamur.
9
limfatik. Ada juga terapis lymphedema yang mengkhususkan diri dalam drainase manual dari sistem
limfatik.
1. Lymphedema adalah pembengkakan kronis pada tungkai yang disebabkan oleh akumulasi
cairan getah bening yang terjadi jika sistem limfatik rusak atau tidak berfungsi dengan baik.
Sementara anggota badan biasanya terlibat, wajah, leher dan perut mungkin juga terpengaruh.
Banyak mengembangkan terapi kanker gangguan berikut – terutama kanker pay udara di mana
kelenjar getah bening di bawah lengan dikeluarkan – infeksi berulang, luka atau bedah
vaskuler.
2. Limfoma Hodgkin adalah jenis kanker yang biasanya terjadi ketika sel-sel darah putih dalam
3. Penyakit Castleman disebabkan oleh tumor jinak yang mempengaruhi kelenjar getah bening.
Meskipun tidak secara khusus kanker, itu adalah mirip dengan limfoma dan sering diobati
perut dan dada. Penyakit multisenter Castleman mempengaruhi lebih dari satu daerah kelenjar
4. Lymphangiomatosis adalah penyakit yang melibatkan beberapa kista atau lesi yang terbentuk
dari pembuluh limfatik. Dalam gajah, infeksi pada pembuluh limfatik menyebabkan penebalan
kulit dan pembesaran jaringan di bawahnya, terutama di kaki dan alat kelamin.
7. Leukemia limfoid dan limfoma disebut “leukemia” ketika dalam darah atau sumsum dan
10
8. Filiaris limfatik adalah penyakit di mana cacing parasit menyusup sistem getah bening melalui
gigitan nyamuk. Sekitar 120 juta orang di seluruh dunia terkena penyakit ini.
Merupakan jenis imunitas yang diperoleh akibat kontak langsung dengan toksin atau pantogen
sehingga tubuh mampu memproduksi antibodinya sendiri. Imunitas Aktif dibedakan menjadi dua,
yaitu :
Imunitas Aktif Alami : terjadi jika seseorang terpapar satu jenis penyakit, kemudian sistem
imunitas memproduksi antibodi dan limfosit khusus. Imunitas ini dapat bersifat seumur
hidup contohnya seperti imunitas terhadap cacar dan campak, atau dapat pula bersifat
sementara seperti imunitas terhadap gonore dan pneumonia.
Imunitas Aktif Buatan ( Induksi ) : imunisasi yang merupakan hasil dari pemberian vaksin
/ vaksinasi. Vaksinasi sendiri adalah pantogen yang mati/dilemahkan, atau toksin yang telah
diubah. Vaksin bertujuan untuk merangsang respon imunitas atau kekebalan tubuh.
Contohnya seperti vaksin MMR ( measles mumps rubella ) untuk melawan campak dan
pemberian vaksin BCG ( bacille calmette guerin ) untuk melawan tuberkolosis.
Imunitas Pasif
merupakan jenis imunitas dimana jika antibodi dari satu individu dipindahkan ke individu lainnya.
Imunitas Pasif ini juga dibedakan menjadi dua, yaitu :
Imunitas Pasif Alami : terjadi melalui pemberian ASI kepada bayi dan saat IgG ibu masuk
ke plasenta, sehingga dapat memberikan kekebalan tubuh setelah kelahirkan untuk beberapa
minggu/bulan.
Imunitas Pasif Buatan : terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum yang dihasilkan oleh
orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar antigen tertentu. Contohnya, antibodi
dari kuda yang kebal terhadap gigitan ular dapat diberikan kepada manusia yang terkena
gigitan ular sejenis.
11
2.5 PERTAHANAN SPESIFIK
Pertahanan tubuh spesifik merupakan pertahanan tubuh, dan bekerja jika antigen berhasil masuk ke
dalam tubuh dan telah melewati sistem pertahanan tubuh nonspesifik internal. Sistem pertahanan
tubuh spesifik yaitu limfosit. Limfosit terdiri dari dua macam yaitu limfosit B dan limfosit T.
1. Limfosit B
Limfosit B dibentuk dan dimatangkan di sumsum tulang belakang, dan ketika sudah matang atau
siap digunakan, akan menyebar ke seluruh tubuh. Limfosit B memiliki reseptor yang bisa ditempeli
oleh antigen. Apabila ada antigen yang menempel di reseptor, hal tersebut akan merangsang limfosit
B untuk berubah menjadi sel plasma. Sel plasma inilah yang menghasilkan antibodi. Tapi, antibodi
yang dihasilkan khusus untuk antigen yang merangsang produksi mereka ya. Jadi, satu jenis antibodi
hanya bisa menyerang satu jenis antigen saja yaa.
2. Limfosit T
Limfosit T dibentuk di sumsum tulang belakang namun pematangannya terjadi di kelenjar timus.
Kelenjar timus merupakan bagian dari sistem limfatik yang bertugas untuk memproduksi dan
menyimpan sel-sel yang melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit. Ketika sudah matang, maka
limfosit T juga akan menyebar ke seluruh tubuh. Ada tiga jenis limfosit T yaitu
Pertahanan tubuh nonspesifik bekerja dengan menyerang segala macam antigen yang masuk ke
dalam tubuh. Pertahanan tubuh nonspesifik terbagi menjadi dua. Yuk kita bahas satu-satu.
12
Pertahanan pertama tubuh yang paling luar dan tugasnya melindungi agar antigen tidak masuk ke
dalam tubuh. Contohnya, tuh, kulit dan membran mukosa atau selaput lendir. Seperti yang kamu
tahu, membran mukosa adalah kelenjar yang menghasilkan sekresi berupa lendir. Membran mukosa
melapisi beberapa organ dalam seperti paru-paru, saluran pencernaan, serta beberapa bagian tubuh
yang terpapar lingkungan luar seperti telinga, kelopak mata, dan lubang hidung. Nah, air mata juga
termasuk kedalam pertahanan nonspesifik eksternal karena air mata membuang segala macam
partikel asing yang masuk ke mata.
Pertahanan kedua tubuh. Maksudnya, sistem ini akan bekerja jika ada antigen yang berhasil masuk
ke dalam tubuh. Pertahanan ini berupa sel darah putih, sel pembunuh alami, dan peradangan. Sel
darah putih di sini terdiri dari neutrofil, monosit, dan eosinofil. Sel pembunuh alami bertugas untuk
membunuh sel-sel yang terinfeksi. tapi kenapa diberi nama sel pembunuh alami ya? Karena sel-sel
ini bisa langsung bereaksi untuk membunuh sel yang terinfeksi tanpa harus melakukan aktivasi,
makanya disebut sel pembunuh alami atau sel NK (natural killer). Sedangkan peradangan
merupakan tanggapan atau respon tubuh terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh. Peradangan
dapat dicirikan dengan adanya pembengkakan, demam, bisul maupun gatal-gatal.
Manusia memiliki berbagai mekanisme tubuh untuk melawan serangan berbagai antigen asing.
Salah satu mekanisme utama dalam sistem imunitas adalah adanya aktivitas dari sel-sel khusus yang
berperan sebagai penjaga tubuh dari serangan antigen. Sel-sel yang berperan dalam sistem imunitas
adalah sebagai berikut.
13
Sel B Sel pembentuk sel plasma, mengenal antigen asing yang spesifik
Sel plasma Memproduksi antibodi untuk melawan antigen asing spesifik yang
masuk
Sel mast Menginisiasi terjadinya peradangan dan mensekresikan histamin
dalam reaksi alergi
Monosit Sel pembentuk makrofag
Makrofag Pertahanan seluler pertama tubuh. Menelan sel-sel yang dibungkus
antibodi dan berperan sebagai sel penampil antigen untuk sel B dan
sel T
Sel natural killer Sek natural killer (NK) mengenal dan membunuh sel-sel yang terinfeksi penyakit
secara umum. Sel killer (K) mengenal dan membunuh sel terinfeksi yang telah
dibungkus antibodi.
14
Penyakit lupus yang dalam bahasa kedokterannya dikenal sebagai systemic lupus erythematosus
(SLE) adalah penyakit radang yang menyerang banyak sistem dalam tubuh, dengan perjalanan
penyakit bisa akut atau kronis, dan disertai adanya antibodi yang menyerang tubuhnya sendiri.
Penyakit ini terutama diderita oleh wanita muda dengan puncak kejadian pada usia 15- 40 tahun
(selama masa reproduktif) dengan perbandingan wanita dan laki-laki 5:1.
6) Multiple sclerosis (gangguan autoimun yang mempengaruhi otak dan sistem saraf pusat
tulang belakang)
Penyakit multiple sclerosis merupakan salah satu contoh reaksi autoimun dimana sel T dan
makrofag dapat merusak sel-sel saraf. Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, akan
tetapi secara epidemiologi diduga bahwa beberapa jenis mikroorganisme pathogen terlibat dalam
proses perjalanan penyakit. Infeksi virus Epstein-Barr seringkali disebut sebagai penyebab
utamanya.
Gejala penyakit ini sangat beragam mulai dari kelelahan yang kronis sampai kelumpuhan
(paralysis). Perkembangan penyakit ini sangat lambat dan dapat berlangsung selama bertahun-
tahun. Belum ditemukan obat untuk mengatasi kondisi penderita, akan tetapi pemberian interferon
dan beberapa obat untuk memperbaiki system imunitas dapat memperlambat keparahan penyakit.
8) Varisela
Varisela adalah infeksi virus akut yang ditandai dengan adanya vesikel pada kulit yang sangat
menular. Penyakit ini disebut juga chicken pox, cacar air, atau varisela zoster. Varisela disebabkan
oleh Herpesvirus varicellae atau Human (alpha) herpes virus-3 (HHV3). Penyakit ini menyerang
semua usia, kekebalan varisela berlangsung seumur hidup setelah seseorang terkena penyakit ini
satu kali.
Varisela ditularkan melalui kontak langsung (cairan vesikel) dan droplet. Penularan melalui kontak
serumah sangat tinggi, penularan lainnya adalah pada saat pasien mengalami viremia (adanya virus
di dalam darah), penyakit ini bisa ditularkan melalui plasenta dan transfusi darah. Disebutkan bahwa
tingkat penularannya lebih tinggi daripada parotitis (radang kelenjar parotis/gondongan) tetapi lebih
rendah bila dibandingkan dengan penularan campak.
15
BAB III
KESIMPULAN
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau
getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem
kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa
melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.
Lymphedema terdiri dari dua kata yaitu Lymph (limfe) atau cairan getah bening dan Edema atau
sembab. Limfe adalah cairan tubuh yang mengalir di dalam pembuluh limfe dan terdapat di seluruh
bagian tubuh. Jika darah membawa makanan, maka limfe mengandung limfosit yang berguna untuk
memerangi penyakit seperti infeksi dan kanker.
Limfedema disebabkan oleh obstruksi dan dilatasi pembuluh limfe dengan akumulasi cairan
interstisial di tempat yang dialiri oleh pembuluh limfe bersangkutan. Penyebab obstruksi yang
paling sering ditemukan adalah keganasan, reseksi limfonodi regional, fibrosis pasca-radiasi,
filariasis, thrombosis pasca-inflamasi dengan pembentukan parut limfatik.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://pratiwiatmanegara.blogspot.com/2017/03/makalah-sistem-limfatik.html
https://www.infokekinian.com/jenis-jenis-imunitas-atau-kekebalan-tubuh/
https://www.edubio.info/2015/11/sistem-limfatik-peredaran-getah-bening.html
17