Di Susun Oleh:
1. Amsriel munthe
2. Julius Baja Lumbantoruan
3. Putri Yohana Sinaga
4. Regina Petra Situngkir
5. Regina Nababan
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
T.A 2023/2024
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nyalah
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang system limpatik dan kekebalan tubuh tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk Mengetahui apa itu sistem
limpatik. Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan moral maupun materi sehingga makalah ini dapat selesai.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang system limpatik pada tubuh manusia. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang
telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Medan,September 2023
Penulis,
i
Daftar isi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..……………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..…………....1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………..………..….1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………..………......1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Limfatik……... …………………………………………………….…2
2.2 Struktur Limfatik………………………...………………………………………………..2
2.3 Nonspecific Defenses…………………………………..………………………………....5
2.4 Cell-Mediated Immunity……………………………………………………………….…7
2.5 Reaksi Penolakan Tranfusi…………………………….…………………………….……7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………...…………..8
Daftar Pusaka……………………………………………………………….………………………......9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh manusia memiliki dua sistem peredaran darah yaitu sistem kardiovaskular dan sistem
limfatik (Kelenjar getah bening). Kelenjar getah bening terdapat di beberapa tempat di tubuh kita.
Seringkali timbul benjolan-benjolan di daerah tempat kelenjar getah bening berada. Sistem limfatik
merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang membentuk pertahanan alamiah tubuh
melawan infeksi dan kanker. Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran limfatik yang
mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari ruang interstisial. Cairan limfatik sendiri adalah
cairan putih menyerupai susu yang mengandung protein lemak dan limfosit yang semuanya mengalir
ke seluruh tubuh lewat pembuluh limfatik.Ditubuh manusia terjadi peperangan setiap waktu karena
musuh-musuh yang datang menyerang adalah bibit penyakit. Ada orang yang mudah sakit, ada pula
orang yang jarang sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang tersebut.
Jaringan tubuh yang berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh manusia adalah jaringan darah
dan jaringan limfatik. Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang keluar
dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh
sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem
sirkulasi. Semua jaringan tubuh terendam didalam cairan jaringan yang terdiri atas konstituen darah
dan materi sisa yang difus dari sel. Sebagian cairan kembali ke kapiler limfe diujung vena dan sisanya
berdifusi melalui dinding kapiler dan membentuk limfa. Sistem limfatik terdiri atas limfe, pembuluh
limfe, nodus limfe, organ limfe ( seperti limpa dan kalenjar timus), serta jaringan limfoid difus (misal
tonsil dan sumsum tulang belakang ). Adapun fungsi sistem limfatik adalah drainase jaringan,
absorpsi di usus halus dan imunitas.
1.3 Tujuan
a. Struktur Limfatik
b. Nonspecific defenses
c. Antibody-Mediated Immunity
d. Cell-Mediated Immunity
e. Reaksi penolakan transfusi
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Limpatik
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau
getah bening di dalam tubuh, terutama antarkelenjar limfa. Limfa berasal dari plasma darah yang
keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Limfa atau getah bening adalah
cairan jernih kekuning-kuningan yang berisi sel-sel darah putih, keping darah, dan fibrinogen.
Kandungan fibrinogen pada limfa menyebabkan limfa mampu membeku. Cairan getah bening
tidak selalu berada di dalam pembuluh limfa, oleh karena itu disebut sebagai peredaran terbuka.
Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa
dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Aliran cairan limfa tidak dipompa oleh jantung
seperti pada peredaran darah, tetapi mengalir karena desakan otot-otot rangka di sekitar pembuluh
limfa.
1. Saluran Limfe
Saluran limfa adalah cairan bening menyerupai plasma yang tidak mengandung proteni
plasma dan memiliki kompetensi yang serupa dengan cairan interstisial. Limfe
mengangkut protein plasma yang meresap kedasar kapiler dan kembali ke dalam aliran
daral. Limfe juga membawa partikel yang lebih besar, missal bakteri dan sisa sel dari
jaringan yang rusak, kemudian difiltrasi dan dihancurkan oleh Todus limfe. Limfe
mengandung limfosit, yang bersirkulasi di dalam sistem limfatik dan memungkinnya
menjaga area tubuh yang berbeda Dilakteal usus halus, lemak diabsorbsi ke dalam
limfatik yang membuat limfe disebut dengan kili, tampak seperti susu, Membran serosa
yang paling lebar adalah peritoneum, membran serosa bertalian erat dengan sistem
saluran limfe. Lipatannya yang banyak itu membawa saluran limfe dan pembuluh darah.
Membran ini dilapisi oleh endotelium, dan di dalamnya terdapat banyak lubang-lubang
halus. Lubang-lubang ini disebut stomata, mereka berhubungan dengan pembuluh limfe
dan dengan demikian menghindarkan limfe berkumpul dalam ruang serosa.
2. Pembuluh Limfe
Langkah terbaik yang harus dilakukan untuk melawan mikroba adalah mencegahnya masuk ke dalam
tubuh. Untuk itu, dibutuhkan beberapa lapis pertahanan tubuh agar terhindar dari serangan mikroba
tersebut. Pertahanan lapis pertama yang berfungsi melawan infeksi terdapat pada permukaan tubuh,
meliputi:
Kulit merupakan bagian pertahanan tubuh yang paling awal terhadap agen infeksi karena kulit
langsung terpapar terhadap lingkungan. Sebuah luka kecil dapatmenyebabkan bakteri atau virus
masuk ke dalam tubuh. Akan tetapi, kalenjar yang terdapat di kulit akan mensekresikan asam lemak
dan keringat yang mengandung garam sehingga menghambat laju bakteri. Selama kulit tidak rusak,
epitelium yang berlapis keratin ini sulit ditembus oleh mikroba. Apabila mikroba dapat menembus
kulit, membran mukosa yang menghasilkan lendir akan menjerat mikroba tersebut. Saluran perna
pasan yang menyekresi lendir akan memerangkap bakteri. Sebagian lendir yang mengandung bakteri
masuk ke dalam saluran pernapasan secara refleks kita akan merespons dengan batuk atau bersin.
Sekresi alami dari tubuh banyak mengandung bakterisida. Air liur dan air mata mengandung lisozim
yang dapat menyebabkan sel-sel bakteri menjadi pecah (lisis). Asam di dalam lambung dapat
membunuh banyak bakteri yang masuk melalui makanan. Sekresi alami lainya, adalah ASI yang
mengandung laktoperoksidase dan cairan spérma yang mengandung spermin. Sedangkan bakteri
alami bersifat nonpatogen terdapat pada kulit, saluran pencernaan, dan saluran kelamin perempuan.
Keberadaan bakteri alami dapat menghambat pertum buhan bakteri patogen karena bakteri patogen
berusaha memasuki tubuh harus bersaing terlebih dulu.
5
a. Fagositosis
Fagosit adalah sel darah putih yang memiliki kemampuan menelan dan menghancurkan mikroba dan
material asing yang masuk ke dalam tubuh. Dalam hal ini, fagosit akan menelan bakteri atau mikroba
ke dalam vakuolanya, kemudian mengeluarkan enzim tertentu untuk membunuh bakteri tersebut.
Fagosit dihasilkan oleh susmsum tulang. Contoh fagosit antara lain makrofag, neutrofil, dan eosinofil.
Makrofag, neutrofil, dan eosinofil berasal dari monosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih.
Monosit, neutrofil, dan eosinofil yang dihasilkan di sumsum merah bersifat fagositik dan masuk ke
jaringan yang terinfeksi.
Sel NK berjaga disistem peredaran darah dan limfatik. Sel NK merupakan sel pertahanan yang
mampu melisis dan membunuh sel-sel kanker serta sel-sel tubuh yang terinfeksi virus sebelum
diaktifkannya sistem kekebalan adaptif. Sel NK tidak bersifat fagositik. Sel-sel ini membunuh dengan
cara menyerang membrane sel dan melepaskannya senyawa kimia yang disebut perforin.
c. Protein antimikroba
Protein antimikroba meningkatkan pertahanan alam tubuh dengan melawan mikroorganisme secara
langsug atau dengan menghalangi kemampuannya untuk memproduksi. Protein antimikroba yang
penting adalah interferon dan protein komplemen. Interferon adalah suatu protein yang dihasilkanoleh
sel tubuh yang terinfeksi virus untuk melindungi bagian sel lain disekitarya.
Protein komplemen membantu pertahanan lapis kedua dengan beberapa cara. antara lain
Antibody-Mediated Immunity atau imunitas humoral adalah aspek imunitas yang dimediasi oleh
makromolekul yang ditemukan dalam cairan ekstraseluler seperti antibodi yang disekresikan, protein
komplemen, dan peptida antimikroba tertentu. Imunitas humofal dinamakan demikian karena
melibatkan zat yang ditemukan dalam humor, atau cairan tubuh. Imunitas ini berkebalikan dengan
imunitas yang diperantarai sel. Aspek-aspeknya yang melibatkan antibodi sering disebut imunitas
yang diperantarai antibody Studi tentang komponen molekuler dan seluler yang membentuk sistem
imun, termasuk fungsi dan interaksinya, merupakan pusat ilmu imunologi. Sistem dibagi menjadi
sistem imun bawaan yang lebih primitif, dan sistem imun vertebrata yang didapat atau adaptif, yang
masing-masing mengandung komponen humoral dan seluler.
Inamitas yang diperantarai sel adalah respons imm yang tidak melihatkan antibodi melainkan
melibatkan aktivasi fagosit, limfosit T sitotoksik spesifik antigen, dan pelepasan beragam sitokin
sebagai respons serhadap antigen Imunitas seluler mempertahankan tubuh dengan memicu lunfoss T
sitotoksik spesifik antigen yang mampu menginduksi apoptosis dalam sel-sel tubuh yang
menampilkan epitop antigen aang di permukaannya, seperti sel dengan patogen intracluler, sel yang
terinfeksi virus, dan sel kanker yang menunjukkan antigen tumor: memicu makrofag dan sel
pembunuh alami, memungkinkan untuk menghancurkan potogen; dan oleh karena itu merangsang set
untuk mengeluarican sejenis sisokin yang mempengaruhi fungsi sel lain yang terlibat dalam jawaban
imun adaptif dan jawaban innm bawaan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem limfatik berperan penting dalam membentuk kekebalan atau imunitas tubuh. Di dalam ini
sistem ini, terdapat berbagai organ yang bertugas untuk menghasilkan, menyimpan, dan menyebarkan
sel darah putih ke berbagai bagian tubuh guna melawan kuman penyebab penyakit Sistem limfatik
terdiri dari kelenjar dan pembuluh yang bekerja sama untuk mengalirkan cairan getah bening ke
sistem peredaran darah. Sistem limfatik termasuk bagian utama dalam sistem kekebalan tubuh. Bila
fungsinya terganggu, kerja sistem imun dalam menangkal kuman penyebab penyakit pun akan
terganggu.Peran sistem limfatik sangat penting untuk melindungi tubuh dari berbagai penyakit, seperti
kanker dan infeksi. Oleh karena itu, perlu senantiasa menjaga kesehatan sistem limfatik dengan
menjalani gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter.
8
Daftar Pusaka
Best J. M., O'Shea S., Tipples G. et al. (2002) Interpretation of rubellaserology in pregnancy:
pitfalls and problems
British Medical Journal 325:147-148.
Brocklehurst P. Volmink J. (2004) Anti-virals for reduoing the risk of mother-to-child
transmission of HIV infection (Cochrane review).
The Cochrane Li-brary, Issue 2, John Wiley, Chichester.
Classen S. R., Paulson P. R., Zacharias S.R.(1998) Systemiclupuserythematosus: perinatal and
neonatal implications
Journal of Obstetrie, Gynecologic and Neonatal Nursing 27(5):493-500.
Crofts P., D'Cruz D. (1997) Management of systemic lupus erythematosus: part Nursing
Standard 11(43):39-42
Mengapa bisa terjadi reaksi penolakan transfusi Kalis, Gerardus Septian. 2021. Sistem
Limfatik Fungsi dan Gangguan yang Bisa Terjadi. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2022.
https://doktersehat.com/informasi/kesehatan-umum/sistem-limfatik
Rotty, Linda 2016 Kenali Reaksi Transfusi Darah Diakses pada tanggal 26 Oktober 2022
https://www.manadonews.co.id/2016/10/07/kenali-reaksi- transfusi-darah/
Sutanta. 2019. Anatomi Fisiologi Manusia, Yogyakarta: Thema Publishing
9