Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


SISTEM LIMFATIK DAN IMUNITAS

Disusun Oleh:
Fanny Anggita Dyah Luckytasari
52019050070
S1 FARMASI A

PROGAM STUDI S1 FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

Jln.Ganesha I Purwosari Kudus 59316,Jawa Tengah,Indonesia


sekretariat@umkudus.ac.id (622914372180)
BAB I

I.1 JUDUL
Sistem limfatik dan imunitas

I.2 TUJUAN
1. Mengetahui klasifikasi sistem limfatik dan imunitas
2. Mengetahui keberadaan sistem limfatik dan imunitas pada tubuh manusia
BAB II

II.1 DASAR TEORI


Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan
limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari
plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya.
Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam
kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.  Sistem saluran limfe
berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah meninggalkan jantung
melalui arteri dan dikembalikan melalui vena.
Susunan limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang labih kecil.
Kelenjar-kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu
sangat  besar didalam saluran limfe. Didalam limfe tidak terdapat sel lain. Limfe
dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot disekitarnya dan dalam beberapa
saluran limfe dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot disekitarnya dan
dalam beberapa saluran limfe yang gerakannya besar itu dibantu oleh katup.
Sistem limfatik ini berfungsi untuk absorbsi zat-zat makanan dari traktus
gastrointestinal, bertanggung jawab  untuk absorbs lemak, dan salah satu mekanis
pertahanan tubuh terhadap infeksi. (Syaifuddin, 2009).
Sistem limfatik manusia terdiri dari dua bagian penting yaitu :
1.      Pembuluh limfa
2.      Jaringan dan organ limfa
B.     Fisiologi Sistem Limfatik Manusia
Sistem limfatik manusia terdiri atas :
1.      Saluran Limfe
Saluran limfa adalah cairan bening menyerupai plasma yang tidak mengandung
protein plasma dan memiliki kompetensi yang serupa dengan cairan interstisial.
Limfe mengangkut protein plasma yang meresap kedasar kapiler dan kembali
kedalam aliran darah. Limfe juga membawa partikel yang lebih besar, missal
bakteri dan sisa sel dari jaringan yang rusak, kemudian difiltrasi dan dihancurkan
oleh nodus limfe. Limfe mengandung limfosit, yang bersirkulasi didalam sistem
limfatik dan memungkinnya menjaga area tubuh yang berbeda. Dilakteal usus
halus, lemak diabsorbsi kedalam limfatik yang membuat limfe disebut dengan kili,
tampak seperti susu. Membran serosa yang paling lebar adalah peritoneum,
memran serosa bertalian erat dengan sistem saluran limfe. Lipatannya yang banyak
itu membawa saluran limfe dan pembuluh darah. Membran ini dilapisi oleh
endotelium, dan didalamnya terdapat banyak lubang-lubang halus. Lubang-lubang
ini disebut stomata, mereka berhubungan dengan pembuluh limfe dan dengan
demikian menghindarkan limfe berkumpul dalam ruang serosa.
2.       Pembuluh  Limfe
Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa.
Peredaran limfa adalah peradaran terbuka. Limfa dari jaringan akan masuk
kekapiler limfa. Kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang lain
membentuk pembuluh limfa. Pembuluh limfa akan terkumpul di pembuluh limfa
dada. Limfa akhirnya akan kembali kesistem peradaran darah. Aliran limfa dalam
pembuluh limfa dipengaruhi oleh kerangka otot rangka. Disepanjang pembuluh
limfa terdapat buku limfa yang disebut dengan nodus limfa yang berbentuk bulatan
kecil.
Semua cairan limfa berasal dari daerah kepala, leher, dada , paru-paru, jantung dan
lengan kanan terkumpul dalam pembuluh-pembuluh limfa dan bersatu menjadi
pembuluh limfa kanan disebut juga dengan duktus limfatikus dekster. Pembuluh
limfa bermuara dipembuluh vena dibawah tulang selangka kanan. Cairan limfa
yang berasal dari bagian selain yang bermuara dipembuluh limfa kanan akan
bermuara pada pembuluh limfa dada yang disebut dengan duktus toraksikus yang
bermuara ditulang selangka kiri.
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak
katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian merjan. Pembuluh
limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri
hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinana halus
kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe didalam jaringan
berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lakteal dijumpai dalam vili
usus kecil. Kelenjar limfe berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat
disepanjang pebuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai ditempat-
tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat didalam leher,
axila, torax, abdomen, dan lipatan paha. Sebuah kelenjar limfe mempunyai
pinggiran yang cembung dan yang cekung. Pinggiran yang cekung
disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus, jaringan otot, dan
jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrus.
Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrus, yaitu trabekulae, masuk
kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Runagan diantaranya berisi
jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih
atau limfosit. Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang cembung
dan menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-
benda kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat didalam kelenjar dan
selanjutnya campuran ini dikumpulkan pembuluh limfe aferen yang mengeluarkan
melalui hilum. Arteri dan vena juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum.
Saluran limfe terdapat dua batang saluran limfe yang utama, duktus torasikus dan
batang saluran kanan. Duktus torasikus bermula sebagai reseptakulum khili atau
sisternakhili didepan vertebra lumbalis. Kemudian berjalan ke atas melalui
abdomen dan torax menyimpang kesebelah kiri kolumna vertebralis, kemudian
bersatu dengan vena-vena besar disebelah bawah kiri leher dan menuangkan isinya
kedalam vena-vena itu. Duktus torasikus mengumpulkan limfe dari semua bagian
tubuh, kecuali dari bagian yang menyalurkan limfenya ke duktus limfe
kanan. Duktus limfe kanan  ialah saluran yang  jauh lebih kecil dan mengumpulkan
limfe dari sebelah kanan kepala dan leher, lengan kanan dan dada sebelah kanan,
dan menuangkan isinya kedalam vena yang berada disebelah bawah kanan
leher. Hampir semua jaringan tubuh memiliki pembuluh limfatik, kecuali sistem
saraf pusat, tulang, dan sebagian besar lapisan superfisial kulit. Suatu infeksi
pembuluh limfe dan kelenjar dapat meradang, yang tampak pada pembengkakan
kelenjar yang sakit diketiak atau lipat paha dalam hal sebuah jari tangan atau jari
kaki terkena infeksi.
Adapun fungsi pembuluh limfa yaitu :
1.      Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah
2.      Mengangkut limfosit dan kalenjar limfe ke sirkulasi darah
3.      Membuat lemak yang sudah diemulsi dari susu ke sirkulasi  darah
4.      Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
5.      Menghasilkan zat antibodi untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi
C.    Organ-Organ dan Jaringan Sistem Limfatik
      Organ-organ limfoid mencakup sumsum merah, nodus limfa, limpa, timus dan
tonsil. Organ limfoid ini berperan untuk mengumpulkan dan menghancurkan
mikroorganisme penginfeksi lain di dalam jaringan limfoid.
Organ limfoid yaitu :
a.   Sumsum merah
      Sumsum merah mencakup jaringan yang menghasilkan limfosit. Saat
dilepaskan dari sumsum merah, sel-sel limfosit masih identik. Perkembangan
selanjutnya apakah akan menjadi sel B atau sel T tergantung pada tempat
pematangannya. Sel B mengalami pematangan disumsum merah, sedangkan sel T
mengalami pematangan ditimus. Kedua jenis limfosit tersebut bersirkulasi di
seluruh tubuh dan limfa, kemudian terkonsentrasi dalam limpa, nodus limfa dan
jaringan limfatik.
b.            Nodus Limfa (kalenjar limfa)
      Nodus limfa merupakan organ yang berbentuk kacang atau oval yang terletak
sering berkumpul disepanjang pembuluh limfe. Limfe mengalir melalui sejumlah
nodus biasanya 8-10 nodus sebelum kembali ke sirkulasi vena. Nodus ini memiliki
berbagai ukuran yaitu sebagian berukuran kecil seperti kepala peniti dan yang
paling besar berukuran sebesar almond.
            Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang
cekung. Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas
jaringan fibrus, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe
terbungkus oleh kapsul fibrus. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan
fibrus, yaitu trabekulae, masuk kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat.
Ruangan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah
putih atau limfosit.
            Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang cembung dan
menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda
kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat didalam kelenjar dan selanjutnya
campuran ini dikumpulkan pembuluh limfe aferen yang mengeluarkan melalui
hilum. Arteri dan vena juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum. Kerjanya
sebagai penyaring dan dijumpai ditempat-tempat terbentuknya
limfosit.    Kelompok-kelompok utama terdapat didalam  leher, axila, torax,
abdomen, dan lipatan paha. Nodus limfa diselubungi jaringan ikat longgar yang
membagi nodus menjadi nodulus-nodulus. Tiap nodulus mengandung ruang-ruang
(sinus) yang berisi limfosit dan makrofag. Saat cairan limfa melewati sinus maka
makrofag akan memakan bakteri dan mikroorganisme.
Fungsi nodus limfe adalah sebagai berikut :
1.      Filtrasi dan fagositosis
Cairan limfe difiltrasi oleh jaringan retikular dan limfoid saat melalui nodus limfe.
Materi yang mengendap adalah mikroba, fagosit yang hidup dan mati yang berisi
mikroba yang dimakan, sel dari tumor ganas, sel jaringan yang rusak, serta partikel
yang dihirup. Materi organik dihancurkan di nodus limfe oleh makrofag dan
antibodi. Sebagian partikel anorganik yang diinhalasi tidak dapat dihancurkan di
nodus limfe oleh fagositosis.  Sebagian partikel ini tetap   di dalam  makrofag dan
tidak menyebabkan sel terbunuh atau rusak.
2.      Proliferasi limfosit
Limfosit T dan B teraktivasi memperbanyak diri di nodus limfe. Antibodi yang
dihasilkan oleh limfosit B terensitisasi masuk kelimfe dan darah lalu mengaliri ke
nodus.
c.       Limpa
Limpa adalah organ limfoid terbesar. Limpa ialah sebuah kelenjar bewarna ungu
tua yang terletak disebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri dibawah iga
kesembilan sepuluh dan sebelas. Limpa berdekatan paada fundus dan permukaan
luarnya menyentuh diafragma. Limfa menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon dan kiri
atas, dan ekor pankreas.
Limpa terdiri atas jaringan struktur jaringan ikat. Di antara jalinan-jalinan itu
terbentuk isi limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar
sel darah. Limpa dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan
elastik dan beberapa serabut otot halus. Serabut otot halus ini berperan seandainya
ada sangan kecil bagi fungsi limpa manusia. Dari kapsul itu keluar tajuk-tajuk yang
disebut trabekulae yang masuk kedalam jaringan limpa dan membaginya dalam
beberapa bagian.
Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di permukaan
dalam. Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya langsung kedalam pulpa
sehingga darahnya dapat bercampur dengan unsur-unsur limpa dan tidak seperti
pada organ-organ lain yang dipisahkan oleh pembuluh darah. Disini tidak terdapat
sistem kapiler biasa, tetapi darah langsung berhubungan dengan sel-sel limpa.
Darah yang mengalir dalam limpa dikumpulkan lagi dalam sebuah sinus yang
bekerja seperti vena dan yang menghantarkan darahnya kedalam cabang-cabang
vena. Cabang-cabang ini bersatu dan  membentuk vena limpa. Vena ini membawa
darahnya dari limpa masuk peredaran gerbang dan diantarkan ke hati.
Adapun fungsi limpa, yaitu :
1.      Fagositosis
Leukosit, trombosit, dan mikroba difagositosis dilimpa. Tidak seperti nodus limfe,
limpa tidak memiliki limpatik aferen yang masuk sehingga limpa tidak terpapar
penyakit yang disebarkan oleh limfe.
2.      Cadangan darah
Limpa mengandung 350 ml darah dan dalam merespons terhadap stimulus
simpatik dapat dengan cepat mengembalikan volume ini ke sirkulasi, misal pada
pendarahan.
3.      Respons imun
Limpa mengandung limfosit B dan T yang diaktivasi oleh keberadaan antigen,
missal pada infeksi. Proliferasi limfosit saat infeksi yang serius dapat
menyebabkan pembesaran limpa (splenomegali).
4.      Eritropoiesis
Limpa dan hati merupakan tempat memproduksi sel darah janin yang penting.
Selain itu, limpa juga dapat memenuhi fungsi pada orang dewasa pada saat
dibutuhkan.
d.      Timus
Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T. Kalenjar timus
berada dibagian atas mediastinum di belakang sternum dan memanjang keatas
hingga dasar leher. Berat kalenjar ini sekitar 10-15 gram pada saat lahir dan
tumbuh hingga pubertas, selanjutnya akan mengalami atrofi. Berat maksimum
timus saat pubertas adalah 30-40 gram. Timus sekresikan hormon timopoietin yang
menyebabkan kekebalan pada sel T. Timus berbeda dengan organ limfoid lainnya
karena hanya berfungsi untuk tempat pematangan limfosit T. Selain itu juga,
karena timus adalah satu-satunya organ limfoid yang tidak memerangi antigen
secara langsung.
e.       Tonsil
Tonsil adalah organ limfoid yang paling sedarhana. Kedua tonsil terdiri juga atas
jaringan limfe. Letaknya antara dua tiang fauses (lengkung langit-langit) dan
mendapat persediaan limfosit melimpah didalam cairan yang ada permukaannya
dan yang ada didalam sela-sela tonsil.
Sejumlah besar jaringan limfoid masuk kedalam formasi limpa, membran serosa,
dan dalam kulit usus halus. Di dalam usus mereka ditampung didalam
mukosa(selaput lendir). Di beberapa tempat dijumpai beberapa nudulus jaringan
limfe. Khilus sentralis didalam vilus berhubungan dengan pembuluh limfe dalam
jaringan submukosa. Dari sini limfe keluar dan akhirnya sampai di reseptakulum
khili. Tonsil terdapat dimulut dan tenggorokan, Tonsil juga berfungsi untuk
melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring. Oleh karena itu
antigen dihancurkan dengan ditelan dan diinhalasi.

D.    Fungsi  Sistem Limfatik Manusia


Adapun fungsi sistem limfatik manusia adalah sebagai berikut :
1.      Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah.
2.      Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
3.      Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi
darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini adalah saluran lakteal.
4.      Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organisme itu dari tempat masuknya
5.      Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat antibodi untuk
melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.

E.        Pengertian Sistem Pertahanan Tubuh  Manusia


Sistem imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan penting dalam
menjaga kesehatan tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik
primer (sumsum tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa,
nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan
membedakan antara materi asing yang berasal dari luar tubuh (ular, debu, virus dan
mikroba) dengan materi dari dalam tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh manusia
dibedakan atas respons nonspesifik dan respons spesifik.

1.      Mekanisme Pertahanan Tubuh Non-Spesifik


        Respons non-spesifik meliputi pertahanan fisik dan kimia  terhadap agen
infeksi dan tidak dipengaruhi oleh infeksi sebelumnya. Artinya, respons tersebut
tidak memiliki memori terhadap infeksi sebelumnya. Mekanisme pertahanan tubuh
non-spesifik ini merupakan lini pertama pertahanan umum untuk mencegah
masuknya dan meminimalisasi jalan masuk mikroba dan antigen yang masuk
kedalam tubuh manusia.
        Terdapat 2 mekanisme pertahanan tubuh non-spesifik yang utama, yaitu :
a.      Pertahanan tubuh lapis pertama
Langkah terbaik yang harus dilakukan untuk melawan mikroba adalah
mencegahnya masuk kedalam tubuh. Untuk itu, dibutuhkan beberapa lapis
pertahanan tubuh agar terhindar dari serangan mikroba tersebut. Pertahanan lapis
pertama yang berfungsi melawan infeksi terdapat pada permukaan tubuh,
meliputi :
1)         Kulit dan Membran Mukosa
Kulit merupakan bagian pertahanan tubuh yang paling awal terhadap agen infeksi
karena kulit langsung terpapar terhadap lingkungan. Sebuah luka kecil dapat
menyebabkan bakteri atau virus masuk kedalam tubuh. Akan tetapi, kalenjar yang
terdapat dikulit akan mensekresikan asam lemak dan keringat yang mengandung
garam sehingga menghambat laju bakteri. Selama kulit tidak rusak, epitelium yang
berlapis keratin ini sulit ditembus oleh  mikroba. Apabila mikroba dapat
menembus kulit, membran mukosa yang menghasilkan lendir akan menjerat
mikroba tersebut. Saluran pernapasan yang menyekresi lendir akan memerangkap
bakteri. Sebagian lendir yang mengandung bakteri masuk kedalam saluran
pernapasan secara refleks kita akan merespons dengan batuk atau bersin.
Perlindungan yang dihasilkan kulit dan membrane mukosa adalah sebagai berikut :
1.      Hasil sekresi kulit cenderung bersifat asam (pH 3-5), sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri. Minyak (sebum) pada kulit mengandung zat kimia yang
beracun bagi bakteri.
2.      Mukosa lambung mengandung larutan HCL dan enzim untuk membunuh
mikroorganisme
3.      Ludah dan airmata mengandung lisozim yaitu enzim penghancur bakteri.
4.      Lendir yang lengket akan memerangkap mikroorganisme yang masuk
kesaluran pencernaan dan saluran pernapasan. (Marieb, 2004).
2)      Sekresi Alami dan Bakteri Alami
      Sekresi alami dari tubuh banyak mengandung bakterisida. Air liur dan air mata
mengandung lisozim yang dapat menyebabkan sel-sel bakteri menjadi pecah
(lisis). Asam didalam lambung dapat membunuh banyak bakteri yang masuk
melalui makanan. Sekresi alami lainnya, adalah ASI yang mengandung
laktoperoksidase dan cairan sperma yang mengandung spermin.
      Sedangkan bakteri alami bersifat nonpatogen terdapat pada kulit, saluran
pencernaan, dan saluran kelamin perempuan. Keberadaan bakteri alami dapat
menghambat pertumbuhan bakteri patogen karena bakteri patogen berusaha
memasuki tubuh harus bersaing terlebih dulu.
b.      Pertahanan tubuh lapis kedua
Meliputi :
1)      Fagositosis
      Fagosit adalah sel darah putih yang memiliki kemampuan menelan dan
menghancurkan mikroba dan material asing yang masuk kedalam tubuh. Dalam hal
ini, fagosit akan menelan bakteri atau mikroba ke dalam vakuolanya, kemudian
mengeluarkan enzim tertentu untuk membunuh bakteri tersebut. Fagosit dihasilkan
oleh susmsum tulang. Contoh fagosit antara lain makrofag, neutrofil, dan eosinofil.
Makrofag, neutrofil dan eosinofil berasal dari monosit, yang merupakan bagian
dari sel darah putih.  Monosit, neutrofil dan eosinofil yang dihasilkan disumsum
merah bersifat fagositik dan masuk kejaringan yang terinfeksi. Eosinofil
merupakan fagosit yang lemah, tetapi berperan penting dalam pertahanan tubuh
melawan cacing parasit.
      Mekanisme fagositosis adalah sel yang rusak oleh mikroba akan menghasilkan
sinyal kimiawi yang berfungsi memanggil neutrofil. Neutrofil mendatangi sel-sel
yang rusak ini dan masuk kejaringan yang terinfeksi. Caranya, neutrofil akan
keluar dari pembuluh darah dengan menembus dinding kapiler. Neutrofil akan
keluar menelan dan menghancurkan mikroba tersebut. Satu neutrofil mampu
memfagosit 5-20 bakteri. Saat neutrofil melakukan tugasnya melawan antigen,
monosit akan menyusul mendatangi daerah luka. Monosit merupakan sel yang
belum masak dan kurang bersifat fagosit. Dalam waktu 12 jam setelah monosit
meninggalkan darah dan masuk kejaringan, monosit akan membesar dan
menghasilkan banyak lisosom. Lisosom berkembang menjadi makrofag. Makrofag
akan menggantikan fungsi neutrofil dalam pertempuran melawan antigen.
Makrofag mampu memfagosit 100 bakteri dengan cara menempel kebakteri
dengan kaki pseudopodiumnya kemudian merusaknya.
2)      Sel Natural Killer (Sel NK)
      Sel NK berjaga disistem peredaran darah dan limfatik. Sel NK merupakan sel
pertahanan yang mampu melisis dan membunuh sel-sel kanker serta sel-sel tubuh
yang terinfeksi virus sebelum diaktifkannya sistem kekebalan adaptif. Sel NK tidak
bersifat fagositik. Sel-sel ini membunuh dengan cara menyerang membrane sel
target dan melepaskannya senyawa kimia yang disebut perforin.
3)      Protein antimikroba
      Protein antimikroba meningkatkan pertahanan dalam tubuh dengan melawan
mikroorganisme secara langsung atau dengan menghalangi kemampuannya untuk
memproduksi. Protein antimikroba yang penting adalah interferon dan protein
komplemen. Interferon adalah suatu protein yang dihasilkan oleh sel tubuh yang
terinfeksi virus untuk melindungi bagian sel lain disekitarnya. Interferon mampu
menghambat perbanyakan sel-sel yang terinfeksi, namun dapat meningkatkan
diferensiasi sel-sel. Interferon dihasilkan dari limfosit T dan fungsinya adalah
mencegah replikasi virus didalam sel yang terinfeksi dan penyebaran virus kesel
yang sehat.
      Sedangkan protein komplemen sekelompok plasma protein yang bersirkulasi
didarah dalam keadaan tidak aktif. Protein komplemen dapat diaktifkan oleh
munculnya ikatan antigen dan antibodi. Terdapat lebih dari 20 jenis protein
komplemen. Protein in dibentuk dihati. Ketika terjadi infeksi, antibodi terbentuk
dan memicu terbentuknya protein komplemen akan memicu terbentuknya protein
komplemen lainnya sehingga membentuk reaksi berantai.
      Protein komplemen membantu pertahanan lapis kedua dengan beberapa cara,
antara lain sebagai berikut :
1.      Menempel pada mikroba sehingga fagosit lebih mudah mengenalinya
2.      Merangsang fagosit untuk lebih aktif
3.      Memicu fagosit menuju lokasi terjadinya infeksi
4.      Menghancurkan membran mikroba yang menyerang
5.      Berperan dalam kekebalan yang diperoleh
4)      Respons inflamasi
            Inflamasi merupakan reaksi akibat timbulnya infeksi dan terbukanya
arteriol disekitar daerah yang terluka sehingga suplai darah kedaerah yang terluka
meningkat. Inflamasi dikontrol oleh sejumlah enzim dan beberapa komponen
lainnya seperti serotonin, platelet, dan basofil. Tujuan respons inflamasi adalah
untuk melindungi, mengisolasi, menonaktifkan, serta menyingkirkan agen
penyebab dan jaringan yang rusak sehingga berlangsung proses penyembuhan.
            Serotonin dapat meningkatkan pelebaran arteriol dan permeabilitas jaringan
pembuluh. Darah membawa fagosit kedaerah tersebut. Fagosit juga bergerak dari
jaringan yang terdekat. Dinding kapiler semakin meningkat permeabilitasnya
sehingga fagosit dapat keluar dari pembuluh kapiler kedaerah yang terluka. Fagosit
yang tiba lebih dulu akan melepas senyawa kimia histamin untuk memicu lebih
banyak fagosit bergerak kedaerah yang terinfeksi
            Ketika bakteri berhasil dibunuh dan ditelan oleh fagosit, materi yang
berasal dari pembuluh kapiler akan membentuk penebalan atau pembengkakan
disekeliling daerah yang terinfeksi agar infeksi tidak menyebar. Daerah yang
mengalami inflamasi kemungkinan  juga mengandung nanah (abses). Nanah
berasal dari sel darah putih yang telah mati karena menelan bakteri. Nanah dapat
diserap lagi oleh sel tubuh. Selanjutnya, proses perbaikan jaringan dan tanda-tanda
inflamasi menghilang.

2.      Mekanisme Pertahanan Tubuh Spesifik


        Jika pertahanan lapis pertama dan kedua tidak dapat membendung serangan
bakteri atau mikroba patogen, maka kehadiran patogen tersebut akan memicu
pertahanan lapis ketiga untuk aktif. Pertahanan itu melibatkan respons spesifik oleh
sistem imun terhadap infeksi khusus sehingga memperoleh kekebalan (imunitas).
Imunitas spesifik yang diperoleh seseorang biasanya dapat bertahan lama, bahkan
seumur hidup. Imunitas spesifik melibatkan dua jenis limfosit. Kedua limfosit
dibentuk di sumsum tulang dan setelah dilepaskan di aliran darah limfosit lebih
lanjut diproses untuk membuat dua jenis sel yang secara fungsional berbeda.
Sebagian limfosit  yang telah dewasa di dalam sumsum tulang berubah
menjadi limfosti B atau disebut sel B. Sebagian limfosit yang belum mencapai
tahap dewasa akan meninggalkan sumsum tulang menuju kalenjar timus dan
berubah menjadi limfosit T atau sel T.  
        Sel-sel yang berperan dalam imunitas spesifik, yaitu :
1.      Limfosit B ( sel B )
Limfosit B tidak, tidak seperti limfosit T, yang bebas beredar ditubuh, terbatas
berada dijaringan limfoid (misal : limpa dan nodis limfe). Sekitar 20-40% limfosit
darah adalah sel B. dalam perkembangannya sel B akan berubah menjadi sel
plasma yang akan menghasilkan antibodi bila terangsang karena invasi antigen.
Sel B memiliki immunoglobulin pada permukaannya. Immunoglobulin adalah
protein yang dapat mengidentifikasi antigen. Terdapat jutaan antigen yang setiap
kali harus direspons tubuh.  Walaupun sel B dapat mengenal antigen memiliki
jumlah yang terbatas untuk menahan serangan besar dari bakteri. 
Limfosit B memproduksi dua jenis sel fungsional yang berbeda, yaitu :
a)      Sel plasma
Sel ini menyekresikan antibodi kedarah. Antibodi dibawa oleh jaringan, sementara
sel B sendiri tetap berada dijaringan limfoid. Hidup sel plasma tidak lama dari 1
hari dan menghasilkan hanya satu jenis antibodi yang bekerja untuk antigen
tertentu saja yang awalnya berikatan dengan limfosit B. antibodi bekerja dengan
antigen, menamakan antigen sebagai target untuk sel pertahanan (seperti limfosit T
sitotoksik dan makrofag), berikatan dengan toksin bakteri, menetralkannya,dan
mengaktifkan komplemen.
Terdapat lima jenis antibodi, yaitu :
1.      IgA
Ditemukan pada sekret tubuh seperti ASI dan saliva, serta mencegah antigen
menembus membrane epithelium serta menyerang jaringan yang paling dalam.
2.      IgD
Dibuat oleh sel B dan ditampilkan pada permukaannya dan fungsinya
mengakitfkan sel B.
3.      IgE
Ditemukan pada membran sel (misal : basofil dan sel mast) dan jika berikatan
dengan antigen akan mengaktifkan respons imun. Antibodi ini sering ditemukan
saat alergi. Fungsinya proteksi terhadap serangan parasit.
4.      IgG
Merupakan jenis antibodi yang paling banyak dan paling besar. Antibodi ini
menyerang banyak patogen dan menembus plasenta untuk melindungi janin.
Fungsinya mengaktifkan protein komplemen dan makrofag.
5.      IgM
Dihasilkan dalam jumlah besar saat respons primer dan merupakan aktivator
komplemen yang kuat. Fungsinya sebagai aglutinasi (dalam pembuluh darah) serta
merangsang fagositosis mikrob oleh makrofag.
b)         Sel B memori
Sel B memori berada dalam tubuh untuk waktu lama setelah episode awal saat
pertama kali terpapar antigen dan dengan cepat berespons terhadap pemaparan
antigen yang sama berikutnya dengan stimulasi produksi sel plasma penyekresi
antibodi.
2.      Limfosit T ( sel T )
Sel T yang telah diaktifkan didalam kalenjar timus dilepaskan kesirkulasi darah.
Sel T normal sebanyak 70% dari limfosit darah. Saat sel T terpapar antigennya
untuk pertama kali, sel T menjadi tersensitasi. Jika antigen berasal dari luar tubuh,
antigen perlu ditampilkan pada permukaan sel penampil antigen yaitu makrofag
yang merupakan bagian pertahanan non-spesifik karena makrofag menelan dan
mencerna antigen tanpa membeda-bedakan, namun juga berpartisipasi dalam
respons imun. Setelah makrofag mencerna antigen, makrofag membawa sebagian
sisa antigen dimembran selnya. Sel T jumlahnya terbatas dan sel T tidak
membentuk antibodi.  Ada empat jenis limfosit T dengan fungsi yang berbeda-
beda, yaitu :
a.       Sel T memori
Sel yang hidup lama bertahan hidup setelah ancaman dinetralkan dan memberikan
imunitas diperantarai sel dengan berespons secara cepat terhadap paparan antigen
yang sama lainnya.
b.      Sel T sitotoksik
Sel ini berfungsi menghasilkan racun menghancurkan mikroba, sel kanker atau sel
yang terinfeksi virus.  Sel ini mengenali antigen, yaitu berupa selubung protein
virus yang tertinggal diluar sel. Sel ini membunuh sel dengan cara menyekresikan
suatu protein yang mampu melubangi membran sel sehingga sel tersebut bocor.
c.       Sel T helper
Sel ini mengenali fagosit dan merangsang sel B untuk bereplikasi. Sel B tidak akan
bereplikasi dan membentuk sel plasma tanpa rangsangan dari sel T helper untuk
membentuk antibodi. Sel ini juga menghasilkan lymphokinase yang akan
menggerakkan sel-sel kekebalan agar berpartisipasi dan aktif dalam proses
kekebalan.
d.      Sel T supresor
Sel ini untuk menghentikan limfositT dan B yang aktif. Sel ini membatasi efek
yang kuat dan berpotensi membahayakan respons imun.
E.       Macam-macam  Kekebalan Tubuh Manusia
Dilihat dari segi imunologis, kekebalan tubuh dibagi dua, yaitu :
1.   Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif adalah bila tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan antigen.
Kekebalan aktif dibagi dua, yaitu :
a.      Kekebalan aktif alami
Kekebalan yang didapatkan setelah sembuh dari sakit. Mekanismenya, kuman
penyakit yang masuk kedalam tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan
penyakit. Bila penyakit yang sama menyerang kembali, tubuh telah memiliki
antibodi sehingga tubuh menjadi kebal dan tidak terserang penyakit.     
Contoh : orang kebal terhadap cacar setelah sembuh dari penyakit cacar.
b.      Kekebalan aktif buatan
Kekebalan ini diperoleh setelah orang mendapatkan vaksinasi. Vaksin dapat
berupa racun bakteri, mikroorganisme yang dilemahkan, atau mikroorganisme
yang mati. Dengan pemberian vaksinasi tubuh dirangsang untuk menghasilkan
antibodi sehingga bila penyakit sesungguhnya menyerang, tubuh telah memiliki
antibodi untuk melawannya. Misalnya, vaksin polio diberikan pada anak agar anak
tersebut kebal terhadap virus polio karena telah memiliki antibodi.
2.      Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari pemindahan antibodi dari
suatu individu keindividu lainnya. Kekebalan pasif dibagi dua, yaitu :
a.      Kekebalan pasif alami
Kekebalan ini pada bayi-bayi karena antibodi ibu bayi akan masuk ketubuh bayi
melalui plasenta pada saat kehamilan dan dari ASI yang diminumkan bayi. Macam
dan jumlah zat antibodi yang didapatkan bergantung pada macam dan jumlah zat
anti yang dimiliki ibunya.
b.    Kekebalan pasif buatan
Kekebalan yang diperoleh seseorang dari antibodi luar dengan tujuan pengobatan
maupun pencegahan. Misalnya, seseorang yang luka karena menginjak paku
karena takut menderita tetanus ia disuntik ATS (Anti Tetanus Serum) sebagai
usaha pencegahan.
F.     Kelainan atau Penyakit pada Sistem Imunitas Manusia
Berikut ini adalah kelainan dan penyakit lain yang berkaitan dengan sistem imun
manusia, sebagai berikut :
1.      AIDS
penyakit ini dikarenakan defisiensi virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia. HIV menginfeksi sel T limfosit yang menghasilkan antibodi. Sel T yang
terinfeksi membentuk virus baru dalam jangka waktu yang lama. HIV menetap
selama bertahun-tahun dan menyerang sistem imun perlahan-lahan. Biasanya
penderita AIDS akan meninggal jika terjadi komplikasi berbagai infeksi dalam
tubuhnya akibat tidak berfungsinya sistem kekebalan tubuh.
2.      Autoimunitas
Autoimunitas adalah suatu kelainan dimana sistem kekebalan tubuh manusia
menyerang jaringan tubuh sendiri. Contohnya penyakit Addison kalenjar         
adrenal,toroiditis, anemia pernisisus dan lupus.
3.      Alergi
Sel matosit dan sel basofil adalah sel imun yang terkait dengan alergi. Sedangkan
antigen IgE mampu melawan antigen seperti debu, serbuk sari, dan spora. Respons
terhadap alergi dapat terjadi dengan cepat dan fatal, terutama jika menyebar
keseluruh tubuh. Respons alergi dapat dihindari dengan perlakuan tertentu dengan
cara memberikan dosis kecil antigen sehingga hanya sedikit antibodi IgE yang
dihasilkan.
II.2 ALAT
1. Alat tulis
2. Banner pembelajaran

BAB III
III.1 PROSEDUR KERJA
1. Mahasiswa dan mahasiswi mempelajari materi dari rumah
2. Mahasiswa dan mahasiswi menyiapkan alat alat praktikum seperti banner
dan organ miniature
3. Mahasiswa dan mahasiswi mencatat hal penting di buku catatan

BAB IV
IV.1 HASIL PRAKTIKUM
BAB V
V.1 PEMBAHASAN
Sistem limfatik atau dikenal dengan sistem getah bening merupakan bagian
penting dari sistem kekebalan atau imunitas tubuh. Sistem limfatik berperan dalam
menghasilkan, menyimpan dan membawa sel-sel darah putih untuk melawan
infeksi, serta penyakit lainnya.
Sistem limfatik terdiri dari beberapa organ yang memiliki fungsinya masing-
masing dalam menunjang kekebalan tubuh. Ketika fungsi sistem limfatik
terganggu, maka tubuh akan menjadi lebih rentan mengalami penyakit karena
kekebalan tubuh ikut terganggu.
Memahami Fungsi dan Organ Sistem Limfatik
Sistem limfatik memiliki beragam fungsi untuk tubuh, berikut ini beberapa fungsi
utamanya:
Melawan penyebab infeksi.
Menangani sel kanker.
Menangani produksi sel yang mungkin menyebabkan penyakit atau gangguan.
Mengatur keseimbangan cairan tubuh.
Menyerap sebagian lemak makanan dalam usus.
Organ dari sistem limfatik terdiri dari sumsum tulang belakang, limpa, timus,
kelenjar getahbening, cairan getah bening, dan pembuluh getah bening. Pada
manusia, sumsum tulang belakang dan kelenjar timus adalah kunci utama dalam
fungsi kekebalan tubuh. Semua limfosit berasal dari sel induk di sumsum tulang
belakang. Kerusakan pada organ ini dapat menimbulkan efek yang sangat buruk
pada sistem kekebalan tubuh.
Limpa berperan menyaring dan memonitor darah dalam tubuh. Selain itu, limpa
juga berperan dalam memproduksi dan menyimpan banyak sel, termasuk berbagai
sel darah putih yang penting sebagai kekebalan tubuh.
Sementara itu, kelenjar timus berperan sebagai penghasil sel-sel yang disebut
limfosit sel T. Limfosit merupakan bagian dari sel darah putih yang sangat penting
dalam memberi respons kekebalan tubuh, terutama saat mengalami infeksi.
Kelenjar getah bening dan pembuluh getah bening juga memiliki manfaat yang
besar dalam kekebalan tubuh.
Cairan getah bening berfungsi dalam mengangkut zat asing yang dianggap
berbahaya oleh tubuh, seperti bakteri, sel kanker, sel mati atau rusak, untuk
disaring oleh kelenjar getah bening. Zat sisa yang dianggap berbahaya akan
dilawan oleh limfosit dan zat pendukungnya, kemudian dibuang oleh tubuh.

BAB VI
VI.1 KSIMPULAN
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan
limfa atau getah bening di dalam tubuh. Sistem limfatik berfungsi untuk absorbsi
zat-zat makanan dari traktus gastrointestinal, bertanggung jawab  untuk absorbsi
lemak, dan salah satu mekanis pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sistem limfatik
manusia meliputi saluran limfe, pembuluh limfe dan organ limfe.
Sistem imunitas adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga kesehatan
tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum
tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa,
tonsil). Didalam tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara
materi asing yang berasal dari luar tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan
materi dari dalam tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas
respons nonspesifik dan respons spesifik.

Anda mungkin juga menyukai