Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH LIMFATIK

Jurusan Keperawatan 2021


Disusun oleh

1. Amelia Putri Agustin (03)


2. Arfania Laila N (04)
3. Naya Karimatul A (16)
4. Putri Diah P (20)
5. Revina Eka D (22)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PLUS NAHDLATUL


ULAMA SIDOARJO
Jl. Mongonsidi Kav. DPR Perum Bluru Permai

Kata Pengantar
Puji Syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Personal Hygine” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu Penyakit dan Penunjang
Diagnosis, selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Personal
Hygine bagi para pembaca dan penulis.

Dalam penulisan ini tidak lepas dari pantauan bimbingan saran dan nasehat dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kapada
yang terhormat Guru Kejurusan yang telah memberikan tugas dan kesempatan kepada kami
untuk membuat dan menyusun makalah ini. ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran
yang membangun diharapkan dapat menyempurnakan makalah ini.

Sidoarjo, 16 November 2021

PENYUSUN

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia memiliki dua sistem peredaran darah yaitu system
kardiovaskular dan sistem limfatik (Kelenjar getah bening). Kelenjar getah bening
terdapat di beberapa tempat di tubuh kita. Seringkali timbul benjolan-benjolan di
daerah tempat kelenjar getah bening berada. Sistem limfatik merupakan bagian
penting dari sistem kekebalan tubuh yang membentuk pertahanan alamiah tubuh
melawan infeksi dan kanker. Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran
limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari ruang interstisial.
Cairan limfatik sendiri adalah cairan putih menyerupai susu yang mengandung protein
lemak dan limfosit yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh lewat pembuluh
limfatik.
Ditubuh manusia terjadi peperangan setiap waktu karena musuh-musuh yang
datang menyerang adalah bibit penyakit. Ada orang yang mudah sakit, ada pula orang
yang jarang sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang
tersebut. Jaringan tubuh yang berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh
manusia adalah jaringan darah dan jaringan limfa. Sistem limfatik adalah suatu sistem
sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam
tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke
dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa
melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem
sirkulasi. Semua jaringan tubuh terendam didalam cairan jaringan yang terdiri atas
konstituen darah dan materi sisa yang difus dari sel. Sebagian cairan kembali ke
kapiler limfe diujung vena dan sisanya berdifusi melalui dinding kapiler dan
membentuk limfa. Sistem limfatik terdiri atas limfe, pembuluh limfe, nodus
limfe,limfe, organ limfe (seperti limpa dan kalenjar timus), serta jaringan limfoid
difus (misal tonsil dan sumsum tulang belakang). Adapun fungsi sistem limfatik
adalah drainase jaringan, absorpsi di usus halus dan imunitas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian system limfa?
2. Apa saja fungsi dari system limfa?
3. Bagaimana proses aliran limfa?
4. Sebutkan pembuluh atau saluran limfa?
5. Bagaimana organ limfatik?
6. Apa saja fungsi dari tonsil?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian system limfa
2. Mengetahui fungsi dari system limfa
3. Mengetahui proses aliran limfa
4. Mengetahui pembuluh atau saluran limfa
5. Mengetahui organ limfatik
6. Mengetahui fungsi dari tonsil
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal
dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan
sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi
ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.
Limpa adalah kelenjar tanpa saluran (ductless) yang berhubungan erat dengan
sistem sirkulasi dan berfungsi menghancurkan sel darah merah tua. Limpa termasuk
salah satu organ sistem limfoid, selain timus, tonsil, dan kelenjar limfe. Limpa
merupakan organ limfoid terbesar dan terletak di bagian depan dan dekat punggung
rongga perut di antara diafragma dan lambung. Secara anatomis, tepi limpa yang
normal berbentuk pipih. Fungsi limpa yaitu mengakumulasi limfosit dan makrofaga,
degradasi eritrosit, tempat cadangan darah, dan sebagai organ pertahanan terhadap
infeksi partikel asing yang masuk ke dalam darah.

B. Fungsi
Adapun fungsi dari sistem limfa, yaitu:
1. Mengangkut limfosit.
2. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke sirkulasi darah.
3. Membawa lemak emulsi dari jaringan sekitar usus halus ke darah .
4. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan
penyebaran.
5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat imun (antibodi) untuk
melindungi tubuh terhadap mikroorganisme

C. Proses Aliran Limfa


Proses jalan limfe dimulai dari keluarnya cairan, yang disebut cairan
interstisiil yang mengandung zat-zat makanan didalamnya, keluar dari kapiler darah.
Setelah keluar dari kapiler darah, kemudian masuk ke dalam jaringan-jaringan
disekelilingnya. Kemudian cairan interstisiil ini akan memberikan zat-zat makanan
dari jaringan. Kemudian setelah itu cairan tersebut akan berkumpul di lekak-lekak
jaringan yang kecil sekali. Dari lekak-lekak tersebut limfe mengalir melalui jalan-
jalan limfe. Proses masuknya seperti pada susunan jalan darah, pertama limfe itu
masuk kedalam kapiler. Antara kapiler yang satu dengan yang lain bertemu dan
akhirnya menjadi besar, yaitu pembuluh limfe. Pada akhirnya jalan-jalan limfe
akhirnya menjadi dua buah, yaitu ductus thoracicus dan ductus lymphaticus dexter.
Ductus thoracicus ini dimulai dari sebuah perluasan yang dinamakan systerna cycli.

Pada ductus thoracicus ini menerima limfe dari isi badan dari seluruh
pasangan belakang dari dinding dada, dinding perut, daerah bahu sebelah kiri, leher
sebelah kiri dan kepala sebelah kiri. Sedangkan untuk truncus lymphaticus dexter,
pangkalnya menereima limfe dari sebagian besar dinding dada sebelah kanan, kepala
sebelah kanan, leher sebelah kanan dan bahu sebelah kanan, kelenjar limfe yang ada
ditempat semuanya itu berkumpul di kelenjar limfe sebelah kanan, yang terletak di
dekat dada. Dari perkumpulan tersebut terdiri dari 3-4 pangkal, dan akhirnya menjadi
satu yaitu ductus lymphaticus dexter.
Pembuluh limfe ini lebih kecil dan dindingnya lebih tipis dari pembuluh darah.
Sebelum limfe dialirkan kedalam darah limfe ini akan disaring di nodus-nodus
limfatikus. Karena limfe saat di lekak-lekak jaringan dapat terdapat kuman penyakit
dan benda-benda debu seperti zat arang, sebelum dialirkan ke dalam pembuluh darah
limfe-limfe tersebut disaring terlebih dahulu. Pembersihan tersebut terjadi di nodus
limfatikus atau di kelenjar-kelenjar limfe. Dan kuman-kuman tersebut yang tertahan
disana akan dimusnahkan oleh limfosit yang terdapat di kelenjar-kelenjar limfe.
Terkadang terdapat kuman yang lebih kuat, hal demikian dapat terjadi, bila terdapat
kuman-kuman nanah, dan akibatnya kelenjar tersebut akan bernanah. Dan kelenjar-
kelanjar limfe juga bisa berwarna hitam bila terdapat seperti zat arang. Setelah masuk
ke vasa darah, limfe tersebut pertama akan dibawa ke ginjal, di ginjal tersebut zat-zat
yang ada di dalam cairan tersebut akan dikeluarakan. Di dalam pembuluh limfe juga
terdapat klep-klep sehingga cairan limfe tidak bisa kembali.

D. Pembuluh Limfa

Ada 2 saluran utama yaitu duktus torasikus dan duktus limfe kanan.

1. Ductus Limfaticus Dexter (Pembuluh Limfe Kanan)


Pembuluh limfe ini mengangkut limfe yang berasal dari kepala, dada
sebelah kanan, dan lengan kanan. Pembuluh limfe kanan bermuara pada
pembuluh balik di bawah vena subclavia dextra (vena yang melewati tulang
selangka sebelah kanan).
2. Ductus Thoracicus (Pembuluh Limfe Dada)
Pembuluh ini mengangkut limfe yang berasal dari bagian tubuh lain
dan bermuara ke pembuluh balik di bawah vena subclavia sinestra (vena yang
melewati tulang selangka kiri). Pembuluh limfe dada juga merupakan tempat
bermuaranya pembuluh kil atau pembuluh lemak, yaitu pembuluh yang
mengumpulkan asam lemak yang diserap dari usus. Lemak inilah yang
menyebabkan cairan limfe berwarna kuning keputih-putihan.
Limfe berasal dari cairan seluruh bagian tubuh. Hal ini memungkinkan
di dalam limfe terdapat kuman-kuman penyakit. Kuman-kuman penyakit ini
perlu difilter oleh pembuluh limfe. Proses ini dilakukan oleh kelenjar limfe.
Jadi, bila terdapat kuman pada suatu luka, maka kuman tersebut akan
dibinasakan sebelum masuk ke dalam sirkulasi darah.

Didalam tubuh manusia terdapat beberapa kelenjar tubuh sebagai berikut:

1. Kelenjar limfe di lipat siku, ketiak, lipatan paha, lutut, dan leher
2. Kelenjar limfer di selaput lender usus
3. Kelenjar folikel di pangkal lidah
4. Tonsil
5. Adenoid di dinding tekak.

E. Organ Limfa
1. Organ Limfatik Primer
a. Sumsum Tulang Merah : merupakan jaringan penghasil limfosit. Sel-sel
limfosit yang dihasilkan tersebut akan mengalami perkembangan.
Limfosit yang berkembang di dalam sumsum tulang akan menjadi
limfosit B. Sedangkan limfosit yang berkembang di dalam kelenjar timus
akan menjadi limfosit T. Limfosit-limfosit ini berperan penting untuk
melawan penyakit.
b. Kelenjar Timus : memiliki fungsi spesifik, yaitu tempat perkembangan
limfosit yang dihasilkan dari sumsum merah untuk menjadi limfosit T.
Timus tidak berperan dalam memerangi antigen secara langsung seperti
pada organorgan limfoid yang lain. Untuk memberikan kekebalan pada
limfosit T ini, maka timus mensekresikan hormon tipopoietin.

2. Organ Limfatik Sekunder


a. Nodus Limfe : berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat
di sepanjang pembuluh limfe. Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang
lebih kecil yang disebut nodulus. Nodulus terbagi menjadi ruangan yang
lebih kecil lagi yang disebut sinus. Di dalam sinus terdapat limfosit dan
makrofag fungsi nodus limfa adalah adalah untuk menyaring
mikroorganisme yang ada di dalam limfa. Kelompok-kelompok utama
terdapat di dalam leher, axial, thorax, abdomen, dan lipatan paha.
b. Limpa : Limpa merupakan organ limfoid yang paling besar. Kelenjar
yang dihasilkan dari limpa berwarna ungu tua. Limpa terletak di belakang
lambung. Fungsi limpa antara lain: membunuh kuman penyakit;
membentuk sel darah putih (leukosit) dan antibodi; menghancurkan sel
darah merah yang sudah tua.
c. Nodulus Limfatikus : merupakan sekumpulan jaringan limfatik yang
tersebar di sepanjang jaringan ikat yang terdapat pada membran mukus
yang membatasi dinding saluran pencernaan, saluran reproduksi, saluran
urin, dan saluran respirasi. Beberapa bentuk nodulus limfatikus yaitu
tonsil dan foliker limfatik. Tonsil terdapat di tenggorokan. Folikel
limfatik terdapat di permukaan dinding usus halus. Letak nodulus
limfatikus sangat strategis untuk berperan dalam respon imun melawan
zat asing yang masuk dalam tubuh melalui pencernaan atau pernafasan

F. Tonsil
Tonsil atau amandel terdiri atas jaringan limfe terletak di antara dua tiang
fause (lengkung langit-langit) dan banyak terdapat persediaan limfosit. Tonsil
atau amandel adalah bagian dari sistem kelenjar getah bening yang berada pada
sisi kiri dan kanan bagian belakang rongga mulut. Disebut amandel karena
bentuknya mirip buah amandel. Seperti kelenjar getah bening lainnya, amandel
adalah bagian dari sistem kekebalan yang menjaga tubuh manusia dari infeksi,
khususnya infeksi saluran nafas atas dan faring. Fungsinya membantu pertahanan
tubuh bagi anak-anak di bawah usia 6 tahun melawan penyakit. Mulai anak usia 6
tahun ke atas fungsi amandel akan digantikan oleh pertahanan tubuh yang lain.
Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan
cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan.
Amandel merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, yang didesain untuk
melindungi kita dengan menjebak bakteri atau virus yang berusaha masuk ke
tubuh kita melalui mulut.Dengan bertambahnya usia seharusnya amandel tersebut
akan mengecil dengan sendirinya, kecuali apabila sering terjadi
infeksi/peradangan seperti batuk pilek dan adanya faktor alergi pada badan,
amandel akan bertambah besar.
Patologi Amandel meradang dan membengkak, terdapat bercak abu-abu atau
kekuningan pada permukaannya, dan jika berkumpul maka terbentuklah
membran. Bercak-bercak tersebut sesungguhnya adalah penumpukan leukosit, sel
epitel yang mati, juga kuman kuman yang baik yang hidup maupun maupun yang
sudah mati .
WOC LIMFOMA
A. DEFINISI
  Limfoma maligna (kanker kelenjar getah bening) merupakan bentuk
keganasan dari sistemlimfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan
histiosit sehingga muncul istilahlimfoma maligna (maligna = ganas). Ironisnya, pada
orang sehat sistem limfatik tersebut justrumerupakan komponen sistem kekebalan
tubuh. Ada dua jenis limfoma maligna yaitu LimfomaHodgkin (HD) dan Limfoma
non-Hodgkin (LNH)

B. EPIDEMILOGI
Saat ini, sekitar 1,5 juta orang di dunia hidup dengan limfoma maligna
terutama tipe LNH, dandalam setahun sekitar 300 ribu orang meninggal karena
penyakit ini. Dari tahun ke tahun, jumlah penderita penyakit ini juga terus meningkat.
Sekadar gambaran, angka kejadian LNH telahmeningkat 80 persen dibandingkan
angka tahun 1970-an. Data juga menunjukkan, penyakit inilebih banyak terjadi pada
orang dewasa dengan angka tertinggi pada rentang usia antara 45sampai 60 tahun.
Sedangkan pada Limfoma Hodgkin (DH) relative jarang dijumpai, hanyamerupaka 1
% dari seluruh kanker. Di negara barat insidennya dilaporkan 3,5/100.000/tahun pada
laki-laki dan 2,6/100.000/tahun pada wanita, hal ini menunjukan rasio laki-laki
lebih beresiko menderita limfoma malgina daripada wanita. Di Indonesia, belum ada
laporan angkakejadian Limfoma Hodgkin. Penyakit limfoma Hodgkin banyak
ditemukan pada orang dewasamuda antara usia 18-35 tahun dan pada orang di atas 50
tahun.

C. ETIOLOGI
Penyebab pasti belum diketahui. Empat kemungkinan penyebabnya adalah:
faktor keturunan,kelainan sistem kekebalan, infeksi virus atau bakteria (HIV, virus
human T-cellleukemia/lymphoma (HTLV), Epstein-Barr virus (EBV), Helicobacter
Sp) dan toksin lingkungan(herbisida, pengawet dan pewarna kimia).

D. FAKTOR PREDISPOSISI
1.  Gaya hidup yang tidak sehat: Risiko Limfoma Maligna meningkat pada orang
yangmengkonsumsi makanan tinggi lemak hewani, merokok, dan yang terkena
paparan UV.
2. Pekerjaan: Beberapa pekerjaan yang sering dihubugkan dengan resiko tinggi
terkena limfomamaligna adalah peternak serta pekerja hutan dan pertanian. Hal ini
disebabkan adanya paparanherbisida dan pelarut organik.

E. PATOFISIOLOGI
Proliferasi abmormal tumor dapat memberi kerusakan penekanan atau
penyumbatan organ tubuhyang diserang. Tumor dapat mulai di kelenjar getah bening
(nodal) atau diluar kelenjar getah bening (ekstra nodal).Gejala pada Limfoma secara
fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, mudah digerakkan (padaleher, ketiak atau
pangkal paha). Pembesaran kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat
badan, demam, keringat malam. Hal ini dapat segera dicurigai sebagaiLimfoma.
Namun tidak semua benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan Limfoma.Bisa
saja benjolan tersebut hasil perlawanan kelenjar limfa dengan sejenis virus atau
mungkintuberkulosis limfa.Beberapa penderita mengalami demam Pel-Ebstein,
dimana suhu tubuh meninggi selama beberapa hari yang diselingi dengan suhu normal
atau di bawah normal selama beberapa hariatau beberapa minggu.
Gejala lainnya timbul berdasarkan lokasi pertumbuhan sel-sel limfoma.Terdapat 3
gejala spesifik pada Limfoma antar lain:
1. Demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38 derajat C
2. Sering keringat malam
3. Kehilangan berat badan lebih dari 10% dalam 6 bulan

Pathway
- faktor keturunan
- kelainan sistem kekebalan
- infeksi virus atau bakteria (HIV, virus human T-cell leukemia/lymphoma
(HTLV), Epstein-Barr virus (EBV), Helicobacter Sp)
- toksin lingkungan (herbisida, pengawet dan pewarna kimia)

Peradangan
- Demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38°C
- Sering keringat malam
- Kehilangan berat badan lebih dari 10% dalam 6 bulan.
- Timbul benjolan yang kenyal, mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau
pangkal paha

F. KLASIFIKASI
Klasifikasi patologi limfoma telah mengalami perubahan selama bertahun-
tahun. Pada tahun1956 klasifikasi Rappaport mulai diperkenalkan. Rappaport
membagi limfoma menjadi tipenodular dan difus kemudian subtipe berdasarkan
pemeriksaan sitologi. Modifikasi klasifikasi initerus berlanjut hingga pada tahun 1982
muncul klasifikasi Working Formulation yang membagilimfoma menjadi keganasan
rendah, menengah dan tinggi berdasarkan klinis dan patologis.Seiring dengan
kemajuan imunologi dan genetika maka muncul klasifikasi terbaru pada tahun1982
yang dikenal dengan Revised European-American classification of Lymphoid
Neoplasms(REAL classification). Meskipun demikian, klasifikasi Working
Formulation masih menjadi pedoman dasar untuk menentukan diagnosis, pengobatan,
dan prognosis.Ada dua jenis penyakit yang termasuk limfoma malignum yaitu
penyakit Hodgkin (PH) danlimfoma non Hodgkin (LNH). Keduanya memiliki gejala
yang mirip. Perbedaannya dibedakan berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi
dimana pada PH ditemukan sel Reed Sternberg, dansifat LNH lebih agresif.
1.) Limfoma Non-Hodgkin
Dapat bersifat indolen(low grade), hingga progresif(high grade). Pada LNH
indolen, gejalanyadapat berupa: pembesaran KGB (Kelemjar Getah Bening),
tidak nyeri, dapat terlokalisir ataumeluas, dan bisa melibatkan sum-sum
tulang. Pada LNH progresif, terdapat pembesaran KGB baik intra maupun
extranodal, menimbulkan gejala "konstitusional" berupa : penurunan berat
badan, febris, dan keringat malam, serta pada limfoma burkitt, dapat
menyebabkan rasa penuh di perut.
Stadium limfoma malignaPenyebaran Limfoma dapat dikelompokkan dalam 4
stadium. Stadium I dan II seringdikelompokkan bersama sebagai stadium awal
penyakit, sementara stadium III dan IV dikelompokkan bersama sebagai
stadium lanjut.
a. Stadium I : Penyebaran Limfoma hanya terdapat pada satu kelompok yaitu
kelenjar getah bening.
b. Stadium II : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok
kelenjar getah bening,tetapi hanya pada satu sisi diafragma, serta pada
seluruh dada atau perut.
c. Stadium III : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok
kelenjar getah bening,serta pada dada dan perut.
d. Stadium IV : Penyebaran Limfoma selain pada kelenjar getah bening
setidaknya pada satu organlain juga seperti sumsum tulang, hati, paru-paru,
atau otak. Stadium ini dapat di bagi A atau B berdasarkan ada tidaknya
gejala konstitusionalerupa penurunan berat badan, febris, dan
keringatmalam.
A = tanpa gejala konstitusional
B = dengan gejala konstitsional
Staging ini penting untuk penatalaksanaan, dimana untuk stadium Ia, Ib,
maupun IIa, diberikanradioterapi, sementara untuk stadium IIb hingga stadium IV,
diberikan kemoterapi.Untuk kemoterapi, regimen yg biasa digunakan adalah:
1.) Untuk Low grade NHL
a.) Regimen CVP (cyclophospamide, vincristin, dan prednison)
b.) Fludarabib
c.) Rituximab
2.) Untuk High grade NHL
a.) Regimen CHOP (cyclophospamide, Doxorubicyn, vincristin, dan prednison)
b.) Regimen CHOP + Rituximab
c.) transplantasi sum-sum tulang
2. Limfoma HodgkinTerbagi atas 4 jenis, yaitu:
a. Nodular Sclerosing limfosit
b. Mixed cellularity
c. Rich limphocyte
d. Limphocyte depletio

Jenis Gambaran Mikroskopik Kejadian Perjalnan Penyakit

Limfosit Sel Reed-Stenberg sangan sedikit 3% dari Lambat


Predominan tapi ada banyak limfosit kasus
Sejumlah kecil Sel Reed-Stenberg
Sklerosis dan campuran sel darah putih 67% dari
Noduler lainnya; daerah jaringan ikat kasus Sedang
fibrosa

Selularitas Sel Reed-Stenberg dalam jumlah 25% dari


Campuran yang sedang dan campuran sel kasus Agak Cepat
darah putih lainnya
Deplesi Banyak Sel Reed-Stenberg dan 5% dari
Limfosit sedikit limfosit jaringan ikat kasus Cepat
fibrosa yang berlebihan
LH lebih bersifat lokal, berekspansi dekat, cenderung intra nodal, hanya di mediastinum,
dan jarang metastasis ke sumsum tulang. ia juga dapat terjadi metastasis melalui darah.
Jikadibandingkan dengan NHL, NHL lebih bersifat tidak lokal, expansi jauh, cenderung
extranodal, berada di abdomen, dan sering metastasis ke sum-sum tulang. Secara staging, dan
pengobatan,sama saja dengan NHL.

G. GEJALA KLINIS
Gejala klinis dari penyakit limfoma maligna adalah sebagai berikut:
1. Limfodenopati superficial. Sebagian besar pasien datang dengan pembesaran
kelenjar getah bening asimetris yang tidak nyeri dan mudah digerakkan (pada
leher, ketiak atau pangkal paha)
2. Demam
3. Sering keringat malam
4. Penurunan nafsu makan
5. Kehilangan berat badan lebih dari 10 % selama 6 bulan (anorexia)
6. Kelemahan, keletihan
7. Anemia, infeksi, dan pendarahan dapat dijumpai pada kasus yang mengenai
sumsum tulangsecara difus

H. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik pada daerah leher, ketiak dan pangkal pahaPada Limfoma
secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, tidak terasa nyeri, mudahdigerakkan
(pada leher, ketiak atau pangkal paha)Inspeksi , tampak warna kencing campur darah,
pembesaran suprapubic bila tumor sudah besar.Palpasi, teraba tumor masa
suprapubic, pemeriksaan bimanual teraba tumor pada dasar buli-bulidengan bantuan
general anestesi baik waktu VT atau RT.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk mendeteksi limfoma harus dilakukan biopsi dari kelenjar getah bening
yang terkena dan juga untuk menemukan adanya sel Reed-Sternberg. Untuk
mendeteksi Limfoma memerlukan pemeriksaan seperti sinar-X, CT scan, PET scan,
biopsi sumsum tulang dan pemeriksaan darah.Biopsi atau penentuan stadium adalah
cara mendapatkan contoh jaringan untuk membantu dokter mendiagnosis Limfoma.
Ada beberapa jenis biopsy untuk mendeteksi limfoma maligna yaitu :
1. Biopsi kelenjar getah bening, jaringan diambil dari kelenjar getah bening yang
membesar.
2. Biopsi aspirasi jarum-halus, jaringan diambil dari kelenjar getah bening dengan
jarum suntik. Inikadang-kadang dilakukan untuk memantau respon terhadap
pengobatan.
3. Biopsi sumsum tulang di mana sumsum tulang diambil dari tulang panggul untuk
melihatapakah Limfoma telah melibatkan sumsum tulang.

J. PROGNOSIS
Kebanyakan pasien dengan penyakit limfoma maligna tingkat rendah bertahan
hidup lebih dari5-10 tahun sejak saat didiagnosis. Banyak pasien dengan penyakit
limfoma maligna tingkattinggi yang terlokalisasi disembuhkan dengan radioterapi.
Dengan khemoterapi intensif, pasien limfoma maligna tingkat tinggi yang tersebar
luas mempunyai perpanjangan hidup lebih lamadan dapat disembuhkan.

K. TERAPI ATAU TINDAKAN KEPERAWATAN


Cara pengobatan bervariasi dengan jenis penyakit. Beberapa pasien dengan
tumor keganasantingkat rendah, khususnya golongan limfositik, tidak membutuhkan
pengobatan awal jika merekatidak mempunyai gejala dan ukuran lokasi limfadenopati
yang bukan merupakan ancaman.
1. Radioterapi
Walaupun beberapa pasien dengan stadium I yang benar-benar terlokalisasi dapat
disembuhkandengan radioterapi, terdapat angka yang relapse dini yang tinggi
pada pasien yangdklasifikasikan sebagai stadium II dan III. Radiasi local untuk
tempat utama yang besar harusdipertimbangkan pada pasien yang menerima
khemoterapi dan ini dapat bermanfaat khusus jika penyakit mengakibatkan
sumbatan/ obstruksi anatomis.Pada pasien dengan limfoma keganasan tingkat
rendah stadium III dan IV, penyinaran seluruhtubuh dosis rendah dapat membuat
hasil yang sebanding dengan khemoterapi.
2. Khemoterapia.
a. Terapi obat tunggal Khlorambusil atau siklofosfamid kontinu atau intermiten
yang dapatmemberikan hasil baik pada pasien dengan limfoma maligna
keganasan tingkat rendah yangmembutuhkan terapi karena penyakit tingkat
lanjut.
b. Terapi kombinasi. (misalnya COP (cyclophosphamide, oncovin, dan
prednisolon)) juga dapatdigunakan pada pasien dengan tingkat rendah atau
sedang berdasakan stadiumnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem Limfe berkaitan erat dengan sistem peredaran. Pembuluh limfe ini
mengangkut cairan dari jaringan menuju darah. Selain itu, juga mengangkut lemak
dan bahan-bahan asing untuk dirombak ke nodus limfe. Cairan Limfe.

Mengandung sel-sel darah putih yang berfungsi mematikan kuman penyakit


yang masuk ke dalam tubuh. Cairan ini keluar dari pembuluh darah dan mengisi ruang
antarsel sehingga membasahi seluruh jaringan tubuh. Pembuluh limfa mempunyai
banyak katup dan terdapat pada semua jaringan tubuh, kecuali pada sistem saraf
pusat.

Pembuluh limfe dibedakan menjadi dua macam yaitu pembuluh limfe kanan
dan pembuluh limfe kiri. Pembuluh limfa kanan berfungsi menampung cairan limfe
yang berasal dari daerah kepala, leher bagian kanan, dada kanan, dan lengan kanan.
Pembuluh ini bermuara pada vena yang berada di bawah selangkang kanan. Pembuluh
limfa kiri berfungsi menampung getah bening yang berasal dari daerah kepala, leher
kiri, dada kiri, dan lengan kiri serta tubuh bagian bawah. Pembuluh ini bermuara pada
vena di bawah selangka kiri.

Kelenjar limfe berfungsi untuk menghasilkan sel darah putih dan menjaga agar
tidak terjadi infeksi lebih lanjut. Kelenjar limfe terdapat di sepanjang pembuluh limfe,
terutama terdapat pada pangkal paha, ketiak, dan leher. Alat tubuh yang mempunyai
fungsi yang sama dengan kelenjar limfe yaitu limpa dan tonsil. Limpa merupakan
sebuah kelenjar yang terletak di belakang lambung dan berwarna ungu.

B. Saran

Untuk menghindari penyakit yang berkaitan dengan sistem limfa, hendaknya


tubuh kita harus selalu mempunyai banyak cairan. Kelenjar limfe sangat berperan
penting dalam menghasilkan sel darah putih (anti body), sehingga dapat menjaga
tubuh kita dari infeksi dan sebaiknya penuhi tubuh dengan nutrisi yang dapat
menyeimbangkan sel darah putih

Anda mungkin juga menyukai