Anda di halaman 1dari 12

ANATOMI FISIOLOGI

(FUNGSI GETAH BENING)

NAMA KELOMPOK:
 ANGGRAINI ESTIWARDANI
 ANI NUR ELIZA
 ANNISA PUTRI F
 MAHEVAL CANDRA KIRANA
 YUSNIA CITRA
 YUHAENI

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENKES BANTEN
2014

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah alrabbi al‘alamin kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmatnya kepada kami dan seijin-Nyalah sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Makalah ini berisikan tentang informasi tentang fungsi getah bening. Di dalam
tubuh, selain sistem sirkulasi darah juga terdapat sistem getah bening. Sistem getah
bening adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
hal tersebut. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berperan
serta dalam menyusun makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………

Daftar Isi………………………………………………………………………..

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….
C. Tujuan Penulisan Makalah……………………………………………………

BAB II. PEMBAHASAN


A. Definisi dan Fungsi Getah Bening…………………………………………….
B. Asal Getah Bening……………………………………………………………..
C. Komposisi Getah Bning……………………………………………………......

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………………………………..
B. Saran …………………………………………………………………………….

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam tubuh, selain sistem sirkulasi darah juga terdapat sistem getah bening. Sistem
getah bening adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh kita memiliki kurang
lebih sekitar 600 kelenjar getah bening, namun hanya di daerah submandibular (bagian
bawah rahang bawah, sub bawah mandibula, rahang bawah), ketiak atau lipat paha yang
teraba normal pada orang sehat. Sistem getah bening (limfa) membawa protein dan cairan
yang hilang kembali ke darah. Sistem ini mengangkut cairan dari jaringan menuju darah.
Selain itu, juga mengangkut lemak dan bahan bahan asing untuk dirombak ke nodus
limfe. Pembuluh limfa bermuara di berbagai jaringan dan peredarannya termasuk sirkulasi
terbuka. Sistem getah bening (limfa), merupakan cairan tubuh yang tak kalah penting dari
darah. Sistem getah bening memiliki banyak fungsi seperti mengembalikan cairan dan
protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah, mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke
sirkulasi darah, dan untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi
darah.
Saluran yang melaksanakan fungsi ini adalah saluran lakteal. Selain itu juga, kelenjar
limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran
organisme itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan, ke bagian lain tubuh. Apabila ada
infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap
kelanjutan infeksi.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Apa definisi dan fungsi getah bening?
b. Darimana asal getah bening ?
c. Apa saja komposisi getah bening ?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul “FUNGSI SISTEM GETAH BENING ”
yaitu:
a. Mengetahui definisi dan fungsi getah bening
b. Mengetahui asal getah bening
c. Mengetahui komposisi getah bening

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Fungsi Getah Bening


Sistem getah bening (limfatik) adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh.Sistem limfatik (lymphatic system) atau
sistem getah bening membawa cairan dan protein yang hilang kembali ke darah. Cairan
memasuki sistem ini dengan cara berdifusi ke dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di
antara kapiler-kapiler sistem kardiovaskuler. Apabila sudah berada dalam sistem limfatik,
cairan itu disebut limfa (lymph) atau getah bening, komposisinya kira-kira sama dengan
komposisi cairan interstisial. Sistem limfatik mengalirkan isinya ke dalam sistem sirkulasi di
dekat persambungan vena cava dengan atrium kanan.
Pembuluh limfa, seperti vena, mempunyai katup yang mencegah aliran balik cairan
menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh tersebut membantu
mengalirkan cairan ke dalam kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluh limfa juga sangat
bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan ke arah jantung.
Ada beberapa perbedaan antara limfa (getah bening) dengan darah. Diantaranya dapat
dijelaskan di bawah ini. Cairan limfa berwarna kuning keputih-putihan yang disebabkan
karena adanya kandungan lemak dari usus. Jika darah tersusun dari banyak sel-sel darah,
maka pada limfa hanya terdapat satu macam sel darah, yaitu limfosit, yang merupakan
bagian dari sel darah putih. Limfosit inilah yang akan menyusun sistem imunitas pada tubuh,
karena dapat menghasilkan antibodi. Cairan limfa juga memiliki kandungan protein seperti
pada plasma darah, namun pada limfa ini kandungan proteinnya lebih sedikit dan
mengandung lemak yang dihasilkan oleh usus. Perbedaan lain juga terlihat pada pembuluh
limfa. Berbeda dengan pembuluh darah, pembuluh limfa ini memiliki katup yang lebih
banyak dengan struktur seperti vena kecil dan bercabang-cabang halus dengan bagian ujung
terbuka. Dari bagian yang terbuka inilah cairan jaringan tubuh dapat masuk ke dalam
pembuluh limfa.
Fungsi sistem limfatik antara lain sebagai berikut:
1. Pembuluh limfatik mengumpulkan cairan berlebih atau cairan limfe dari jaringan
sehingga memungkinkan aliran cairan segar selalu bersirkulasi dalam jaringan tubuh.
2. Merupakan pembuluh untuk membawa kembali kelebihan protein di dalam cairan
jaringan ke dalam aliran darah .
3. Nodus menyaring cairan limfe dari infeksi bakteri dan bahan-bahan berbahaya.
4. Nodus memproduksi limfosit baru untuk sirkulasi
5. Pembuluh limfatik pada organ abdomen membantu absorpsi nutrisi yang telah
dicerna, terutama lemak.
Namun secara garis besar, sistem limfatik mempunyai 3 fungsi, yaitu:
1. Aliran cairan interstisial
Cairan interestial yang menggenangi jaringan secara terus menerus yang diambil
oleh kapiler kapiler limfatik disebut dengan Limfa. Limfa mengalir melalui sistem
pembuluh yang akhirnya kembali ke sistem sirkulasi. Ini dimulai pada ekstremitas dari
sistem kapiler limfatik yang dirancang untuk menyerap cairan dalam jaringan yang
kemudian dibawa melalui sistem limfatik yang bergerak dari kapiler ke limfatik
(pembuluh getah bening) dan kemudian ke kelenjar getah bening. Getah bening ini
disaring melalui benjolan dan keluar dari limfatik eferen. Dari sana getah bening
melewati batang limfatik dan akhirnya ke dalam saluran limfatik. Pada titik ini getah
bening dilewatkan kembali ke dalam aliran darah dimana perjalanan ini dimulai lagi.
2. Mencegah infeksi
Sementara kapiler getah bening mengumpulkan cairan interstisial mereka juga
mengambil sesuatu hal lain seperti virus dan bakteri, ini terbawa dalam getah bening
sampai mereka mencapai kelenjar getah bening yang mana dirancang untuk
menghancurkan virus dan bakteri dengan menggunakan berbagai metode. Pertama sel
makrofag menelan bakteri, ini dikenal sebagai fagositosis. Kedua sel limfosit
menghasilkan antibodi, ini dikenal sebagai respon kekebalan tubuh. Proses ini
diharapkan akan berhubungan dengan semua infeksi yang berjalan melalui getah
bening tetapi sistem limfatik tidak meninggalkan ini di sana. Beberapa sel limfosit akan
meninggalkan node dengan perjalanan di getah bening dan memasuki darah ketika
getah bening bergabung kembali, ini memungkinkan untuk menangani infeksi pada
jaringan lain. Ini bukan satu-satunya daerah dimana perlawanan berlangsung, limpa
juga menyaring darah dengan cara yang sama seperti sebuah nodus yang menyaring
getah bening, sel B dan sel T yang bermigrasi dari sumsum tulang merah dan Thymus
yang telah matang pada limpa (ada 3 jenis sel T yang menakjubkan, itu adalah memori
T sel yang dapat mengenali patogen yang telah memasuki tubuh sebelumnya. Dan
dapat menangani mereka dengan lebih cepat, sel T lainnya disebut helper dan
sitotoksik) yang melaksanakan fungsi kekebalan, sedangkan sel makrofag limpa
menghancurkan sel-sel darah patogen yang dilakukan oleh fagositosis. Ada nodul
limfatik seperti amandel yang menjaga terhadap infeksi bakteri yang mana ini
menggunakan sel limfosit. Kelenjar timus mematangkan sel yang diproduksi di
sumsum tulang merah. Setelah sel-sel ini matang, sel-sel ini kemudian bermigrasi ke
jaringan limfatik seperti amandel yang mana kemudian berkumpul pada suatu wilayah
dan mulai melawan infeksi. Sumsum tulang Merah memproduksi sel B dan sel T yang
bermigrasi ke daerah lain dari sistem getah bening untuk membantu dalam respon
kekebalan.
3. Pengangkutan Lipid (lemak)
Jaringan kapiler dan pembuluh juga mengangkut lipid dan vitamin yang larut
lemak A, D, E dan K ke dalam darah, yang menyebabkan getah bening berubah warna
menjadi krem. Lipid dan vitamin yang diserap dalam saluran pencernaan dari makanan
dan kemudian dikumpulkan oleh getah bening pada saat ini dikirimkan ke darah. Tanpa
sistem limfatik kita akan berada dalam kesulitan, memiliki masalah dengan banyak
penyakit. Jaringan tubuh akan menjadi macet dengan cairan dan sisa-sisa yang
membuat kita menjadi bengkak. Kita juga akan kehilangan vitamin yang diperlukan.

B. Asal Getah Bening


Ketika darah melalui kapiler-kapiler di dalam jaringan, cairan merembes keluar melalui
dinding kapiler yang berpori dan besirkulasi di dalam jaringan tersebut untuk mendarahi
setiap sel. Cairan ini disebut cairan jaringan atau cairan interstisial. Cairan ini mengisi
interstisium atau ruang antar sel yang terdapat di berbagai jaringan. Cairan ini jernih, encer,
dan berwarna jerami, mirip plasma darah yang merupakan asalnya. Apabila darah
bersirkulasi hanya melalui pembuluh darah, cairan jaringan bersirkulasi melalui jaringan dan
membawa zat-zat nutrisi, oksigen, dan air dari aliran darah ke masing-masing sel dan
membawa produk-produk sisa, seperti karbon dioksida, urea, dan air, dan menghantarkan
mereka ke dalam darah.
Dengan kata lain, cairan ini merupakan medium penghubung antara sel-sel jaringan dan
darah. Dari sejumlah cairan yang keluar dari kapiler ke dalam jaringan, sebagian diantaranya
kembali ke sirkulasi melalui dinding kapiler, tetapi proses kembali ini lebih sulit daripada
proses keluarnya karena adanya aliran darah yang terus-menerus datang dari kapiler.
Kelebihan cairan yang tidak dapat kembali langsung ke dalam aliran darah bergabung dan
kembali ke aliran darah melalui perangkat pembuluh kedua, yang membentuk sistem limfatik
dan cairan yang mengisi pembuluh ini disebut limfa (getah bening).

C. Komposisi Getah Bening


Sistem limfatik terdiri dari empat macam struktur yaitu
1) Kapiler Limfatik
Kapiler limfatik berasal dari ruang intersel jaringan sebagai pembuluh sangat halus
dengan dinding berpori-pori. Kapiler ini menampung kelebihan cairan dari jaringan dan
kemudian bergabung membentuk pembuluh limfatik. Dinding kapiler limfe bersifat
permeabel, terhadap zat-zat dengan ukuran molekul lebih besar daripada yang bisa lolos dari
dinding kapiler darah.
2) Pembuluh Limfatik
Pembuluh limfatik merupakan pipa berdinding tipis dan bisa kolaps, strukturnya mirip
dengan struktur vena, tetapi berisi cairan limfe. Pembuluh ini lebih halus dan jumlahnya
lebih banyak dari pada vena dan seperti halnya vena, pembuluh ini diperlengkapi dengan
katup untuk mencegah aliran cairan limfe ke arah yang salah. Pembuluh limfatik ditemukan
pada kebanyakan jaringan, kecuali sistem syaraf pusat, tetapi pembuluh ini khususnya
berjalan dalam jaringan subkutan dan melewati satu atau lebih nodus limfatik
3) Nodus Limfatik (kelenjar getah bening)
Nodus limfatik adalah struktur kecil dengan ukuran bervariasi dari seujung jarum sampai
sebesar buah almon. Pembuluh limfatik membawa cairan limfe ke nodus ini dan disebut
pembuluh aferen. Pembuluh ini masuk ke dalam nodus limfatik dan kemudian bercabang dan
melepas cairan limfe ke dalam lumen. Cairan limfe kemudian berkumpul kembali ke dalam
pembuluh limfatik baru yang disebut pembuluh aferen, yang kemudian akan membawa
cairan tersebut selanjutnya dan akhirnya bermuara ke duktus limfatik setelah kemungkinan
melewati nodus limfatik yang lain.
Nodus limfatik terutama terdiri dari sel-sel yang mirip dengan sel darah putih (limfosit),
yang dikumpulkan oleh suatu jejaring, yang terdiri dari jaringan penyambung, yang juga
membentuk kapsul nodus limfatik. Nodus limfatik umumnya berkelompok di berbagai
bagian tubuh. Kelompok nodus di leher dan di bawah dagu menyaring cairan limfe dari
kepala, lidah, dan dasar mulut. Kelompok nodus di aksila menyaring cairan limfe dari
ekstremitas atas dan dinding dada. Kelompok nodus di lipat paha menyaring cairan limfe dari
ekstremitas bawah dan dinding abdomen bagian bawah. Kelompok nodus di dalam torak dan
abdomen menyaring cairan limfe dari organ-organ internal.
4) Duktus Limfatik
Setelah difiltrasi oleh nodus limfatik, cairan limfe disalurkan oleh pembuluh limfe ke
dalam dua duktus limfatik: duktus torasikus dan duktus limfatikus kanan. Duktus torasikus
berukuran lebih besar. Duktus ini berasal di sebuah kantong kecil pada bagian belakang
abdomen, yang disebut sisterna cili. Semua pembuluh limfe dari ekstremitas bawah dan
organ abdomen dan pelvis bermuara ke dalam sisterna ini. Dari sisterna cili, duktus berjalan
ke atas melalui mediastinum di belakang jantung ke arah dasar leher dan kemudian berbelok
ke kiri, bergabung dengan pembuluh limfatik dari sisi kiri kepala dan toraks dan ekstremitas
kiri, dan akhirnya bermuara pada vena subklavia kiri, pada tempat pertemuannya dengan
vena jugularis interna kiri.
Duktus torasikus mempunyai panjang 45 cm dan diperlengkapi dengan katup untuk
mencegah cairan limfe mengalir ke arah yang salah. Duktus limfatikus kanan adalah
pembuluh yang relatif kecil dan dibentuk oleh gabungan pembuluh-pembuluh limfatik dari
sisi kanan kepala dan toraks dan ekstremitas atas kanan pada dasar leher. Panjangnya hanya
sekitar 1 cm dan bermuara ke dalam vena subklavia kanan pada tempat pertemuannya
dengan vena jugularis interna kanan. Kedua duktus limfatik menampung semua cairan limfe
dan mengembalikannya ke dalam aliran darah. Dari aliran inilah cairan jaringan akan selalu
diperbaharui.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem getah bening (limfatik) adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Sistem limfatik (lymphatic system)
atau sistem getah bening membawa cairan dan protein yang hilang kembali ke darah. Secara
garis besar, sistem limfatik mempunyai 3 fungsi, yaitu aliran cairan interstisial, mencegah
infeksi dan pengangkutan lipid (lemak).

B. SARAN
Sistem limfatik merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang membentuk
pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker. Kita harus selalu menjaga kesehatan
kita agar tidak memberatkan kerja kelenjar getah bening sehingga tidak menyebabkan
mutasi sel limfosit yang normal menjadi ganas yang dapat tumbuh menjadi kanker kelenjar
getah bening.
DAFTAR PUSTAKA

http://suryadun.blogspot.com/2013/10/makalah-fungsi-getah-bening.html

Anda mungkin juga menyukai