PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fungsi ginjal dapat dievaluasi dengan berbagai uji laboratorium secara mudah.
Langkah awal dimulai dengan pemeriksaan urinalisis lengkap, termasuk pemeriksaan
sedimen urin. Berbagai informasi penting mengenai status fungsi ginjal dapat diperoleh
dari urinalisis. Pengukuran kadar nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin serum berguna
untuk evaluasi gambaran fungsi ginjal secara umum. Dalam keterbatasannya, kedua uji
tersebut mampu membuat estimasi laju filtrasi glomerulus (LFG) yang akurat. Untuk
menetapkan LFG yang lebih tepat dapat dilakukan pengukuran dengan klirens kreatinin
atau klirens inulin atau penetapan LFG secara kedokteran nuklir. Evaluasi fungsi tubulus
diukur melalui pengukuran metabolisme air dan mineral serta keseimbangan asam basa.
A. Korteks renalis
Merupakan bagian luar Ginjal yang berwarna merah coklat terletak langsung
dibawah kapsula fibrosa dan berbintik bintik.Bintik bintik pada korteks renalis karena
adanya korpuskulus renalis dari Malphigi yang terdiri atas Kapsula Bowmann dan
Glomerulus.
1) Kapsula Bowmann
Kapsula Bowmann merupakan permulaan dari saluran ginjal yang meliputi
Glomerulus
2) Glomerulus
2) Pars Pelvica
FISIOLOGI GINJAL Page 3
Setelah masuk ke dalam kavum pelvis, ureter berjalan ke kaudal pada dinding
lateral pelvis yang tertutup oleh peritoneum. Mula-mula terletak ventro – kaudal dari
arteri venous iliaka interna kemudian menyilang medial dari (korda) arteri
umbinikalis dan arterivananervus obturatoria. Pada tempt yang setinggi spina
iskiadika ia membelok ke arah ventro medial, kemudian mencapai bagian dorsal
vesika urinaria kurang lebih setinggi 4 cm kranial dari tuberkulum pubikum.
2.1.2 Fisiologi Vesica Urinaria
1) Mukosa
Mukosa merupakan jaringan ikat kedur sehingga dalam keadaan kosong
mukosa vesika urinaria membentuk lipatan-lipatan yang disebut sebagai Rugae
vesikae. Rugae ini menghilang bila vesika urinaria terisi penuh sehingga mukosanya
tampak licin.
2) Submukosa
Submukosa terdiri atas jaringan ikat kendur dengan serabut-serabut elastis
kecuali pada trigonum lieutodidi mana mukosanya melekat erat pada jaringan otot di
bawahnya.
3) Muskularis
Lapisan muskularis terdiri atas jaringan otot polos dengan jaringan ikat fibrous
di antaranya. Tebalnya tergantung dari vesika urinaria. Otot-otot ini semua dinamakan
muskuli detrussor. Pada trigonum lieutodi jaringan ototnya adalah lanjutan dari
stratum longitudinalis ureter, sedangkan tonus interureterikus dibentuk di stratum
sirkularis yang mengelilingi ureter. Muskularis vesika urinaria tersusundari tiga
lapisan. Lapisan paling luar berjalan longitudinal menebal pada daerah kollum
melanjutkan diri ke prostat (pada pria) dan ke uretra plika rektovesikalis, plika
pubovesikalis (pada wanita). Lapisan tengah berjalan sirkular dan paling tipis di
antara dua lapisan sebelumnya.
Price dan Wilson (2005) menjelaskan secara singkat fungsi utama ginjal yaitu :
A. Fungsi Eksresi :
Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mili Osmol dengan mengubah-
ubah ekresi air.
Mempertahankan volume ECF dan tekanan darah dengan mengubah-ubah ekresi
natrium.
Sistem eksresi terdiri atas dua buah ginjal dan saluran keluar urin. Ginjal sendiri
mendapatkan darah yang harus disaring dari arteri yang masuk ke medialnya. Ginjal akan
mengambil zat-zat yang berbahaya dari darah dan mengubahnya menjadi urin. Urin lalu akan
dikumpulkan dan dialirkan ke ureter. Dari ureter, urin akan ditampung terlebih dahulu di
kandung kemih. Bila orang tersebut merasakan keinginan mikturisi dan keadaan
memungkinkan, maka urin yang ditampung dikandung kemih akan di keluarkan lewat uretra
(Sherwood, 2001).
Unit fungsional ginjal terkecil yang mampu menghasilkan urin disebut nefron. Tiap
ginjal bisa tersusun atas 1 juta nefron yang saling disatukan oleh jaringan ikat. Nefron ginjal
terbagi 2 jenis, nefron kortikal yang lengkung Henlenya hanya sedikit masuk medula dan
memiliki kapiler peritubular, dan nefron jukstamedulari yang lengkung Henlenya panjang ke
dalam medulla dan memiliki Vasa Recta. Vasa Recta adalah susunan kapiler yang panjang
mengikuti bentuk tubulus dan lengkung Henle. Secara makroskopis, korteks ginjal akan
terlihat berbintik-bintik karena adanya glomerulus, sementara medula akan terlihat bergaris-
garis karena adanya lengkung Henle dan tubulus pengumpul (Sherwood, 2001).
Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi
urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh
ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring didalam ginjal,
dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui
uretra.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea),
garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah
atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika
molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui
molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan
berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh.
Karakteristik urine baik fisik maupun kimia sering dievaluasi sebagai bagian
orinalisis. Jumlahpengeluaran urine normal selama 24 jam sekitar 1 sampai 2 liter.
Ada banyak faktor yang dapat mengubah jumlah pengeluaran urine secara signifikan.
Keringat berlebihan atau kehilangan cairan secara berlebihan saat diare menurunkan
keluarnya urine(oliguria) guna menghemat cairan tubuh. Asupan cairan secara
berlebihan akan meningkatkan pengeluaran urine(poliuria). Konsumsi alkohol juga
akan meningkatkan haluaran urine, karena alkohol menghambat sekresi ADH
sehingga ginjal akan lebih sedikit mereadsorbsi air.
Warna-warna kuning khas urine sering disamakan dengan warna “jerami” atau
“gading”. Urine yang pekat berwarna lebih kuning tua dibanding urine yang encer.
Urine yang baru dikeluarkan juga lebih jernih. Zat-zat yang terkandung dalam urin
normal adalah air, zat buangan nitrogen (seperti urea, asam urat, keratin), benda keton
(hasil metabolisme lemak) normal ekskresinya hanya 3-15 mg/hari., asam hipurat dari
pencernaan sayuran dan buah, toksin, zat kimia asing, pigmen, enzim, vitamin,
hormon, elektrolit (ion natrium, klorin, kalium, amonium, sulfat, fosfat, kalsium dan
magnesium.
Unsur urine terdiri atas sekitar 95% air, yang melarutkan zat-zat sisa garam.
Garam tidak dipandang sebagai zat sisa yang sebenarnya, sebab garam masih dapat
digunakan saat dibutuhkan, tetapi bila jumlahnya berlebihan, garam akan disekresikan
ke dalam urine.
Jika ginjal dibagi dua dari atas ke bawah, dua daerah utama yang dapat
digambarkan yaitu korteks di bagian luar dan medula di bagian dalam. Medula
ginjal terbagi menjadi beberapa massa jaringan berbentuk kerucut yang disebut
piramida ginjal. Dasar dari setiap piramida dimuai pada perbatasan antara korteks
dan medula serta berakhir di papila, yang menonjol ke dalam ruang pelvis ginjal,
yaitu sambungan dari ujung ureter bagian atas yang berbentuk corong. Batas luar
pelvis terbagi menjadi kantong-kantong dengan ujung terbuka yang disebut kalises
mayor, yang meluas ke bawah dan terbagi menjadi kalises minor, yang
mengumpulkan urin dari tubulus setiap papila. Dinding kalises, pelvis, dan ureter
terdiri dari elemen-elemen kontraktil yang mendorong urin menuju kandung
kemih, tempat urin disimpan dan dikeluarkan melalui mikturisi
Kecepatan eksresi berbagai zat dalam urin merupakan jumlah ketiga proses
ginjal, yang diperlihatkan pada gambar 26-8: filtrasi glomerulu, reabsorpsi zat dari
tubulus renal ke dalam dara, sekresi zat dari darah ke tubulus renal
Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang hampir
bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula Bowman. Kebanyakan zat dalam
Setiap proses filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus diatur
menurut kebutuhan tubuh. Sebagai contoh, jika terdapat kelebihan natrium dalam
tubuh, laju filtrasi natrium meningkat dan sebagian kecil hasil natrium filtrasi akan
direabsorpsi menghasilkan peningkatan eksresi natrium urin.
Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman disebut filtrat glomerulus
atau urine primeryang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung
protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium,
kalium, dan garam-garam lainnya.
2. Reabsorpsi tubulus
Filtrat glomerulus atau urine primer mengalami tahap reabsorpsi yang terjadi
di dalam tubulus kontortus proksimal, dan lengkung Henle. Proses tahap ini dilakukan
oleh sel-sel epitelium di seluruh tubulus ginjal. Banyaknyazat yang direabsorpsi
tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain adalah:
Bila suatu zat akan direabsorpsi, pertama zat tersebut harus ditranspor
melintasi membran epitel tubulus ke dalam cairan intertisial dan kemudian melalui
membran kapiler peritubulus kembai ke dalam darah. Sehingga reabsorpsi air dan zat
terlarut meliputi serangkaian langkah transpor. Reabsorpsi melalui epitel tubulus ke
dalam cairan intertisial meliputi transpor aktif atau pasif dengan mekanisme dasar
yang sama, yaitu transpor melalui membran lain di dalam tubuh. Sebagai contoh, air
dan zat terlarut dapat ditranspor melalui membran selnya sendiri (jalur trans-selular)
atau melalui ruang sambungan antara sel (jalur paraselular). Kemudian setelah
absorpsi melalui sel epitel tubulus ke dalam cairan intertisial ini, air dan zat terlarut
selanjutnya di transpor melalui dnding kapiler ke dalam darah dengan cara ultrafiltrasi
(aliran yang besar) yang diperantarai oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik
koloid. Kapiler peritubulus bertindak sangat menyerupai bagian ujung vena dari
kebanyakan kapiler yang lain, karena terdapat kekuatan reabsorpsi akhir yang
menggerakkan cairan dan zat terlarut dari interstisium ke dalam darah.
Augmentasi atau sekresi tubular adalah proses penambahan zat-zat yang tidak
diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal. Sel-sel tubulus menyekresi
ion hidrogen (H+), ion kalium (K+), amonium (NH3), urea, kreatinin, dan racun ke
dalam lumen tubulus melalui proses difusi. Ion-ion ini kemudian menyatu dengan
urine sekunder.
Penambahan ion hidrogen pada proses augmentasi sangat penting untuk
menjaga kesetimbangan pH dalam darah. Jika pH dalam darah mulai turun, sekresi
ion hidrogen akan meningkat sampai berada pada keadaan pH normal (7,3–7,4) dan
urine yang dihasilkan memiliki pH sekitar 4,5–7,5. Selain itu, pada tahap augmentasi
ini berlangsung proses pembersihan zat-zat sisa dari dalam tubuh. Urine yang
terbentuk akan disimpan sementara di kandung kemih. Setelah itu, urine akan
dikeluarkan dari tubuh melalui uretra. Komposisi urine yang dikeluarkan yaitu 96%
air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain seperti pigmen empedu. Pigmen
empedu ini berfungsi memberi warna pada urine.
Laju filtrasi glomerulus (LFG) merupakan indikator fungsi renal yang penting
untuk diagnosis gangguan fungsi ginjal. Renal inulin clearance merupakan baku emas
untuk LFG, namun terbatas penggunaannya oleh karena ketidaktersediaan dan
pemeriksaan yang sulit. Perhitungan LFG berdasarkan Creatinine clearance sering
digunakan pada pasien anak. Untuk memperkirakan LFG digunakan rumus Schwartz,
yaitu:
eLFG = k x L/Scr
Keterangan :
eLFG : estimated LFG (ml/menit/ 1.73 m2)
L : tinggi badan (cm)
Scr : serum kreatinin (mg/dL)
K : konstanta ( bayi aterm: 0.45; anak dan remaja putri: 0.55; remaja putra:0.7 )
GFR merupakan kira-kira 20% dari aliran plasma ginjal. Seperti pada kapiler
lain GFR ditentukan oleh :
1) Keseimbangan antara kekuatan osmotik koloid dan hidrostatik yang bekerja pada
membran glomerulus.
2) Koefisien filtrasi kapiler (Kf) glmerulus, hasil permeabilitas dan daerah filtrasi
kapiler.
Secara matematis, GFR merupakan hasil dari Kf dan tekanan filtrasi akhir:
GFR = Kf x Tekanan filtrasi akhir
Tekanan filtrasi akhir merupakan jumlah daya osmotik koloid dan hidrostatik
yang mendorong atau melawan filtrasi yang terjadi pada kapiler glomerulus. Daya ini
meliputi:
a) Tekanan hidrostatik di dalam kapiler glomerulus yang mendorong filtrasi
b) Tekanan hidrostatik dalam kapsula Bowman di luar kapiler yang melawan filtrasi
c) Tekanan osmotik koloid protein plasma di dalam kapiler glomerulus yang
melawan filtrasi
d) Tekanan osmotik koloid protein dalam kapsula Bowman yang mendorong filtrasi.
Pada orang dewasa normal GFR rata-rata 125 ml/ menit, atau 180 L/ hari.
Fraksi aliran plasma renal yang difiltrasi rata-rata sekitar 0,2, ini menandakan bahwa
kira-kira 20% plasma yang mengalir melalui ginjal akan di filtrasi oleh kapiler
glomerulus. Fraksi filtrasi dihitung sebagai berikut :
Orang yang mengidap penyakit ginjal kronis mungkin memiliki beberapa atau semua
tes berikut:
1) Kreatinin serum
Kreatinin adalah produk limbah dalam darah yang berasal dari aktivitas otot.
Produk limbah ini biasanya dibuang dari darah melalui ginjal, tapi ketika fungsi ginjal
melambat, tingkat kreatinin akanmeningkat. Biasanya hasil pemeriksaan serum
kreatinin digunakan untuk menghitung GFR.
Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada
massa otot total daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun
keduanya juga menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap,
kecuali jika terjadi cedera fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang
menyebabkan kerusakan masif pada otot.
Dalam laboratorium, darah kita akan dites untuk menentukan ada berapa
miligram kreatinin dalam satu desiliter darah (mg/dL). Tingkat kreatinin dalam darah
dapat berubah-ubah, dan setiap laboratorium mempunyai nilai normal sendiri,
umumnya 0,6-1,2mg/dL. Bila tingkat kreatinin sedikit di atas batas atas nila normal
ini, kita kemungkinan tidak akan merasa sakit, tetapi tingkat yang lebih tinggi ini
adalah tanda bahwa ginjal kita tidak bekerja dengan kekuatan penuh. Satu rumusan
untuk mengestimasikan fungsi ginjal adalah menyamakan tingkat kreatinin 1,7mg/dL
untuk kebanyakan laki-laki dan 1,4mg/dL untuk kebanyakan perempuan sebagai 50%
fungsi ginjal normal. Tetapi karena tingkat kreatinin begitu berubah-ubah, dan dapat
dipengaruhi oleh makanan, perhitungan GFR adalah lebih tepat untuk menentukan
apakah kita mempunyai fungsi ginjal yang rendah.
Glomerular filtration rate adalah volume cairan yang disaring dari glomerulus
ginjal ke kapsul Bowman per satuan waktu. Laju filtrasi glomerulus (GFR) dapat
dihitung dengan mengukur bahan kimia yang memiliki tingkat mantap dalam darah
dan disaring secara bebas tetapi tidak diserap atau dikeluarkan oleh ginjal. Tingkat itu
diukur adalah jumlah substansi dalam urin yang berasal dari volume diperhitungkan
darah. GFR ini biasanya dicatat dalam satuan volume per waktu, misalnya, mililiter
per menit ml / menit.
LFG x P = U x V
Keterangan:
Sehingga, bila volume kemih (V) diukur selama masa uji dan kadar marker
dalam plasma (P) dan kemih (U) diketahui, maka LFG dapat dihitung dengan mudah.
Normal GFR pada orang dewasa adalah 120-125 ml/menit. GFR berfungsi
untuk mempertahankan homeostasis tubuh. GFR yang terlalu cepat menyebankan
proses reabsorpsi di renal tubule tidak sempurna, sebaliknya GFR yang lambat
menyebabkan tingginya reabsorpsi zat yang seharusnya dibuang lewat urin. GFR
sangat erat kaitannya dengan Tekanan Darah tubuh. GFR dapat dikatakan normal jika
TD 80-180 mmHG. GFR dipertahankan dengan mekanisme autoregulasi dan
miogenik ginjal (renal myogenik autoregulation) dan umpan balik tubuloglomerular
(tubuloglomerular feedback).
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi
kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat terlarut dan air
secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma darah melalui
glomerulus dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air dalam jumlah yang sesuai di
sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air di eksresikan keluar tubuh dalam
urin melalui sistem pengumpulan urin (Price dan Wilson, 2005).
Sistem eksresi terdiri atas dua buah ginjal dan saluran keluar urin. Ginjal sendiri
mendapatkan darah yang harus disaring dari arteri yang masuk ke medialnya. Ginjal akan
mengambil zat-zat yang berbahaya dari darah dan mengubahnya menjadi urin. Urin lalu
akan dikumpulkan dan dialirkan ke ureter. Dari ureter, urin akan ditampung terlebih
dahulu di kandung kemih. Bila orang tersebut merasakan keinginan mikturisi dan keadaan
memungkinkan, maka urin yang ditampung dikandung kemih akan di keluarkan lewat
uretra (Sherwood, 2001).
Unit fungsional ginjal terkecil yang mampu menghasilkan urin disebut nefron.
Nefron ginjal terbagi 2 jenis, nefron kortikal yang lengkung Henlenya hanya sedikit
masuk medula dan memiliki kapiler peritubular, dan nefron jukstamedulari yang
lengkung Henlenya panjang ke dalam medulla dan memiliki Vasa Recta. Vasa Recta
adalah susunan kapiler yang panjang mengikuti bentuk tubulus dan lengkung Henle.
(Sherwood, 2001).
Tiga proses utama akan terjadi di nefron dalam pembentukan urin, yaitu filtrasi,
reabsorpsi, dan sekresi. Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan
yang hampir bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula Bowman. Kebanyakan zat
dalam plasma, kecuali protein, di filtrasi secara bebas sehingga konsentrasinya pada filtrat
DAFTAR PUSTAKA
Gibson John. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk perawat. Jakarta : EGC