Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ginjal normal mempunyai 3 fungsi pokok yaitu: ultrafiltrasi oleh glomerulus,


reabsorbsi air dan padatan yang difiltrasi dalam tubulus, serta sekresi ion-ion organik dan
non-organik tubulus. Dalam menangani penderita penyakit ginjal diperlukan bantuan
pemeriksaan laboratorium. Disamping untuk menetapkan diagnosis penyakitnya,
pemeriksaan laboratorium juga berperan untuk memantau fungsi ginjal. Pemeriksaan
laboratorium fungsi ginjal mempunyai arti penting agar dokter tidak hanya mampu
mengatasi penyakitnya, tetapi juga untuk mengevaluasi fungsi ginjal penderita tidak
bertambah parah.

Fungsi ginjal dapat dievaluasi dengan berbagai uji laboratorium secara mudah.
Langkah awal dimulai dengan pemeriksaan urinalisis lengkap, termasuk pemeriksaan
sedimen urin. Berbagai informasi penting mengenai status fungsi ginjal dapat diperoleh
dari urinalisis. Pengukuran kadar nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin serum berguna
untuk evaluasi gambaran fungsi ginjal secara umum. Dalam keterbatasannya, kedua uji
tersebut mampu membuat estimasi laju filtrasi glomerulus (LFG) yang akurat. Untuk
menetapkan LFG yang lebih tepat dapat dilakukan pengukuran dengan klirens kreatinin
atau klirens inulin atau penetapan LFG secara kedokteran nuklir. Evaluasi fungsi tubulus
diukur melalui pengukuran metabolisme air dan mineral serta keseimbangan asam basa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana fisiologi ginjal ?
2. Apa komposisi urin dan definisinya ?
3. Bagaimana proses pembentukan urin ?
4. Apa itu Glomerular Filtration Rate (GFR) ?

FISIOLOGI GINJAL Page 1


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Fisiologi Ginjal


Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia
darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat terlarut dan air secara selektif.
Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma darah melalui glomerulus dengan reabsorpsi
sejumlah zat terlarut dan air dalam jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan
zat terlarut dan air di eksresikan keluar tubuh dalam urin melalui sistem pengumpulan urin
(Price dan Wilson, 2005).

A. Korteks renalis
Merupakan bagian luar Ginjal yang berwarna merah coklat terletak langsung
dibawah kapsula fibrosa dan berbintik bintik.Bintik bintik pada korteks renalis karena
adanya korpuskulus renalis dari Malphigi yang terdiri atas Kapsula Bowmann dan
Glomerulus.
1) Kapsula Bowmann
Kapsula Bowmann merupakan permulaan dari saluran ginjal yang meliputi
Glomerulus

2) Glomerulus

FISIOLOGI GINJAL Page 2


Glomerulus merupakan anyaman pembuluh pembuluh darah pada
ginjal.Secara fisiologis pada bagian Glomerulus terjadi filtrasi darah untuk
mengeluarkan zat zat yang tidak digunakan oleh tubuh.
3) Tubulus renalis
Tubulus renalis merupakan bagian korteks yang masuk kedalam medula di
antara priramida renalis,sering disebut kolumna renalis.
B. Medula renalis
Medula renalis terletak dekat hilus,sering terlihat garis aris putih karena
adanya saluran yang terletak di piramida renalis.Tiap piramida renalis mempunyai
basis yang menjurus ke arah korteks dan apeksnya bermuara kedalam kaliks miror
sehingga menimbulkan tonjolan yang dinamakan papila renalis yang merupakan dasar
sinus renalis.Jaringan medula dari piramida renalis ada yang menonjol masuk ke
dalam jaringan korteks disebut fascilus radiatus ferreini.
     
1) Lengkung henle
2) Dukstus koligentes
3) Duktus Bellini/Duktus papilaris

2.1.1 Fisiologi Ureter


Ureter adalah saluran untuk urine yang berasal dadi ginjal (melalui pelvis
renalis) ke vesika urinaria (buli-buli). Saluran ureter dibagi atas dua bagian, yaitu :
pars abdominalis (pada dinding dorsal abdomen ) dan pars pelvina (pada dinding
pelvis).
1) Pars Abdominalis
Secara anatomi , pars abdominalis panjangnya kurang lebih 25-35 cm.
Terletak turun ke bawah ventral dari tepi medial muskulus spoas mayor yang
memisahkan dari ujung prosesus transvesus vertebra lumbalis 2-5 dan merupakan
lanjutan dari pelvis renalis yang terletak dorsal dari vasa renalis. Ureter dextra
berjalan dorsal dari pars desenden duodeni, arteri spermatika interna, arteri kolika
dextra, dan arteri iliokolika serta berada di sebelah kanan vena kava inferior. Ureter
sinistra berjalan dorsal dari arteri spermatika interna, arteri kolika sinistera, dan kolon
sigmoid.

2) Pars Pelvica
FISIOLOGI GINJAL Page 3
Setelah masuk ke dalam kavum pelvis, ureter berjalan ke kaudal pada dinding
lateral pelvis yang tertutup oleh peritoneum. Mula-mula terletak ventro – kaudal dari
arteri venous iliaka interna kemudian menyilang medial dari (korda) arteri
umbinikalis dan arterivananervus obturatoria. Pada tempt yang setinggi spina
iskiadika ia membelok ke arah ventro medial, kemudian mencapai bagian dorsal
vesika urinaria kurang lebih setinggi 4 cm kranial dari tuberkulum pubikum.
2.1.2 Fisiologi Vesica Urinaria
1) Mukosa
Mukosa merupakan jaringan ikat kedur sehingga dalam keadaan kosong
mukosa vesika urinaria membentuk lipatan-lipatan yang disebut sebagai Rugae
vesikae. Rugae ini menghilang bila vesika urinaria terisi penuh sehingga mukosanya
tampak licin.
2) Submukosa
Submukosa terdiri atas jaringan ikat kendur dengan serabut-serabut elastis
kecuali pada trigonum lieutodidi mana mukosanya melekat erat pada jaringan otot di
bawahnya.
3) Muskularis
Lapisan muskularis terdiri atas jaringan otot polos dengan jaringan ikat fibrous
di antaranya. Tebalnya tergantung dari vesika urinaria. Otot-otot ini semua dinamakan
muskuli detrussor. Pada trigonum lieutodi jaringan ototnya adalah lanjutan dari
stratum longitudinalis ureter, sedangkan tonus interureterikus dibentuk di stratum
sirkularis yang mengelilingi ureter. Muskularis vesika urinaria tersusundari tiga
lapisan. Lapisan paling luar berjalan longitudinal menebal pada daerah kollum
melanjutkan diri ke prostat (pada pria) dan ke uretra plika rektovesikalis, plika
pubovesikalis (pada wanita). Lapisan tengah berjalan sirkular dan paling tipis di
antara dua lapisan sebelumnya.

2.1.3 Fisiologi Uretra


A. Uretra Pria
Uretra pada pria merupakan saluran fibromuskular untuk jalan urine dari
vesika urinaria keluar dan juga untuk jalan keluar sekret dari vesikula seminalis,
glandula prostata, dan glandula bulbo uretralis serta spermatozoa. Uretra pria lebih
panjang dari pada uretra wanita. Panjangnya kurang lebih 20 cm di mulai dari kallum

FISIOLOGI GINJAL Page 4


vesikae menembus kelenjar prostat difragma urogenital, kemudian melalui korpus
spongiosum penis berakhir di glans penis.
1) Pars Prostatika Uretrae
Pars prostatika uretrae adlah bagian dari uretra yang melalui prostat dimn
lumennya paling lebar dan palig elastis. Panjangnya kurang lebih 3cm,
bentuknya fusiformis, dan alam keadaan kosong dinding anterior dan posterior
saling berdekatan. Pad dinding posterior (bagian dalam) terdapat beberapa
sruktur, diantaranya sebagai berikut.
 Krista uretralis : merupakan tonjolan memanjang dari mukosa dinding
dorsal di bagian medial ke arah kranial berhubungan dengan uvula vesikae
ke kaudal berhubungan dengan pars membranasea uretrae.
 Kolikus seminalis (verumontanum) : merupakan pelebaran krista uretralis
kira-kira pada pertengahannya.
 Urtikulus protatikus (vagina maskulina) : lubang pada puncak kollikulus
seminalis yang sebetulnya merupakan muara dari suatu suatu saluran yang
berhubungan dengan lobus medius prostat. Bagian ini homolog pada
bagian vagina pada wanita.
 Hiatus ejakulatorius : muara dektus ejakulatoris terdapat sebelah kanan
dan kiri urtikulus prostatikus (sedikit lebih distal).
 Sinus prostatikus : celah di sebelah kanan dan kiri krista uretralis. Disini
terdapat lubang-lubang orifisium dari granula prostata.
2) Pars membranasea uretra
Pars membranasea uretrae dimuali dari apeks prostat sampai setinggi
bulbus penis. Bagian ini adalah bagian uretra waktu menembus diafragma
U.G., dan merupakan bagian yang pendek (panjang 2cm). Letak pars
membranacea uretrae 2 cm dorsal dari simfisis pubis. Pada bagisn ini terdapat
muskulu sfingter uretra eksternum. Kaudal dari difragma urogenitalis dinding
posterior uretra berhubungan dengan bulbus penis.
3) Pars kavernosa uretrae
Letaknya didalam korpus spongiosum penis berjalan melalui bulbus
korpus dan glans penis (pars navikularis) lumen uretra melebar pada bulbus
(fossa intrabulbar) dan pada glandula (fossa navikularis). Pada dinding
ventralnya bermuara duktuli dari glandula bulbouretralis kaudal dari difragma
urogenitalis.
FISIOLOGI GINJAL Page 5
Vaskularisasi arteri uretra pria dintaranya arteri haemorrhoidalis media, arteri
vesikalis kaudalis , arteri bulbi penis, dan arteri uretralis. Vaskularisasi vena uretra pria
berjalan melalui pleksus vesikopudendalis dialirkan ke vena pudendalis inerna.nodus limfa
iliaka interna dan eksterna. Dari pars spongiosa ke nodus limfa inguinalis dan limfa iliaka
eksterna.
B. Uretra Wanita
Uretra wanita lebih pendk dari pada uretra pria, memiliki panjang 4 cm
berjalan ke ventrokaudal mulai dari ofisium uretrae internum (pada kolum vesicae)
sampai pada vesicae uretrae eksternum pada vestibulum vaginae (antara intoitus
vaginae dan klitoris).

Bagian dalam adalah mukosa dimana terdapat lubang-lubang glandula


uretralis (lakuna uretralis)dan di bagian kaudalnya terdapat duktus parauretralis
(homolog dengan prostat) yang bermuara pada sisi kanan dan kiri ofisium uretra
eksrernum. Lapisan luar adalah muskularis bagian kranial/proksimal sirkular (pada
kollum vesikae). Stratum longitudinalis dari vesika urinaria ikut memperrkuat bagian
ini. Bagian tengah erdiri atas jaringan otot plos yang bergaris yang berasal dari
muskulus pubovaginalis. Bagian distal tidak ada jaringan ototnya.
Vaskularisasi arteri uretra wanita pada bagian kranial/proksimal dari arteri
vesikalis inferior, bagian tengah dari arteri vesikalis inferior dan arteri uterina, serta
bagian distal masuk dari arteri pudendalis interna. Vaskularisasi vena uretra wanita
masuk ke dalam pleksus venous vesikalis pudendalis interna.
Aliran limfa uretra pada wanita mengikuti arteri pudendalis interna ke nodus
limfa iliaka interna dan eksterna.

Price dan Wilson (2005) menjelaskan secara singkat fungsi utama ginjal yaitu :

A. Fungsi Eksresi :
 Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mili Osmol dengan mengubah-
ubah ekresi air.
 Mempertahankan volume ECF dan tekanan darah dengan mengubah-ubah ekresi
natrium.

FISIOLOGI GINJAL Page 6


 Mempertahankan konsentrasi plasma masing-masing elektrolit individu dalam
rentang normal.
 Mempertahankan derajat keasaman atau pH plasma sekitar 7,4 dengan
mengeluarkan kelebihan hidrogen dan membentuk kembali karbonat.
 Mengeksresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein (terutama urea,
asam urat dan kreatinin).
 Bekerja sebagai jalur eksretori untuk sebagian besar obat.
B. Fungsi Non eksresi
 Menyintesis dan mengaktifkan hormon
 Renin : penting dalam pengaturan tekanan darah
 Eritropoitin : merangsang produksi sel darah merah oleh sumsum tulang
 1,25-dihidroksivitamin D3 sebagai hidroksilasi akhir vitamin D3 menjadi
bentuk yang paling kuat
 Prostaglandin : sebagian besar adalah vasodil;ator bekerja secara lokal dan
melindungi dari kerusakan iskemik ginjal
 Degradasi hormon polipeptida, insulin, glukagon, parathormon, prolaktin,
hormon pertumbuhan, ADH, dan hormon gastrointestinal.

Sistem eksresi terdiri atas dua buah ginjal dan saluran keluar urin. Ginjal sendiri
mendapatkan darah yang harus disaring dari arteri yang masuk ke medialnya. Ginjal akan
mengambil zat-zat yang berbahaya dari darah dan mengubahnya menjadi urin. Urin lalu akan
dikumpulkan dan dialirkan ke ureter. Dari ureter, urin akan ditampung terlebih dahulu di
kandung kemih. Bila orang tersebut merasakan keinginan mikturisi dan keadaan
memungkinkan, maka urin yang ditampung dikandung kemih akan di keluarkan lewat uretra
(Sherwood, 2001).
Unit fungsional ginjal terkecil yang mampu menghasilkan urin disebut nefron. Tiap
ginjal bisa tersusun atas 1 juta nefron yang saling disatukan oleh jaringan ikat. Nefron ginjal
terbagi 2 jenis, nefron kortikal yang lengkung Henlenya hanya sedikit masuk medula dan
memiliki kapiler peritubular, dan nefron jukstamedulari yang lengkung Henlenya panjang ke
dalam medulla dan memiliki Vasa Recta. Vasa Recta adalah susunan kapiler yang panjang
mengikuti bentuk tubulus dan lengkung Henle. Secara makroskopis, korteks ginjal akan
terlihat berbintik-bintik karena adanya glomerulus, sementara medula akan terlihat bergaris-
garis karena adanya lengkung Henle dan tubulus pengumpul (Sherwood, 2001).

FISIOLOGI GINJAL Page 7


Tiga proses utama akan terjadi di nefron dalam pembentukan urin, yaitu filtrasi,
reabsorpsi, dan sekresi. Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang
hampir bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula Bowman. Kebanyakan zat dalam
plasma, kecuali protein, di filtrasi secara bebas sehingga konsentrasinya pada filtrat
glomerulus dalam kapsula bowman hampir sama dengan plasma. Awalnya zat akan difiltrasi
secara bebas oleh kapiler glomerulus tetapi tidak difiltrasi. Kemudian di reabsorpsi parsial,
reabsorpsi lengkap dan kemudian akan dieksresi. Setiap proses filtrasi glomerulus, reabsorpsi
tubulus, dan sekresi tubulus diatur menurut kebutuhan tubuh (Guyton, 2007).

2.2. Urin Dan Komposisi Urin


2.2.1 Urine

Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi
urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh
ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring didalam ginjal,
dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui
uretra.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea),
garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah
atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika
molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui
molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan
berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh.

FISIOLOGI GINJAL Page 8


Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea
yang dikandung oleh urin dapat menjadisumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan
dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu
penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan
mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.

2.2.2 Komposisi Urin

Karakteristik urine baik fisik maupun kimia sering dievaluasi sebagai bagian
orinalisis. Jumlahpengeluaran urine normal selama 24 jam sekitar 1 sampai 2 liter.
Ada banyak faktor yang dapat mengubah jumlah pengeluaran urine secara signifikan.
Keringat berlebihan atau kehilangan cairan secara berlebihan saat diare menurunkan
keluarnya urine(oliguria) guna menghemat cairan tubuh. Asupan cairan secara
berlebihan akan meningkatkan pengeluaran urine(poliuria). Konsumsi alkohol juga
akan meningkatkan haluaran urine, karena alkohol menghambat sekresi  ADH
sehingga ginjal akan lebih sedikit mereadsorbsi air.

Warna-warna kuning khas urine sering disamakan dengan warna “jerami” atau
“gading”. Urine yang pekat berwarna lebih kuning tua dibanding urine yang encer.
Urine yang baru dikeluarkan juga lebih jernih. Zat-zat yang terkandung dalam urin
normal adalah air, zat buangan nitrogen (seperti urea, asam urat, keratin), benda keton
(hasil metabolisme lemak) normal ekskresinya hanya 3-15 mg/hari., asam hipurat dari
pencernaan sayuran dan buah, toksin, zat kimia asing, pigmen, enzim, vitamin,
hormon, elektrolit (ion natrium, klorin, kalium, amonium, sulfat, fosfat, kalsium dan
magnesium.

FISIOLOGI GINJAL Page 9


Berat jenis-rentang normal berat jenis urine sekitar 1,010 sampai 1,025, berat
jenis ini digunakan sebagai ukuran jumlah zat yang terlarut dalam urine. Berat jenis
air suling adalah 1,000, yang berarti bahwa tidak ada pelarut didalamnya. Oleh karena
itu semakin tinggi berat jenis, semakin banyak zat yang terlarut. Seseorang yang baru
saja melakukan olah raga berat dan kehilangan banyak cairan tubuh melalui keringat
akan memproduksi urine lebih sedikit, sehingga konsentrasinya lebih tinggi dan berat
jenisnya lebih besar. Berat jenis urine adalah indikator kemampuan pemekatan ginjal.
Ginjal harus mengekresikan zat-zat sisa yang secara konstan dibentuk dengan jumlah
air sedikit mungkin. PH urine berkisar antara 4,6 sampai 8,0 dengan nilai rata-rata 6,0.
Diet mempunyai pengaruh terbesar terhadap pH urine. Diet seorang vegetarian akan
menyebabkan urine lebih basa, sebaliknya diet tinggi protein akan mengakibatkan
urine lebih asam.

Unsur urine terdiri atas sekitar 95% air, yang melarutkan zat-zat sisa garam.
Garam tidak dipandang sebagai zat sisa yang sebenarnya, sebab garam masih dapat
digunakan saat dibutuhkan, tetapi bila jumlahnya berlebihan, garam akan disekresikan
ke dalam urine.

Limbah nitrogen seperti sebutanya, zat-zat tersebut mengandung nitrogen.


Urea dibentuk oleh sel-sel hati saat kelebihan asam amino dideaminasi untuk produksi
energi. Kreatinin dibentuk dari metabolisme kreatinin fosfat, dan sumber energi bagi
otot. Asam urat dibentuk dari metabolisme asam nukleat, yaitu hasil pemecahan DNA
dan RNA.Walaupun zat-zat tersebut adalah zat sisa hormon namun tetap terdapat
didalam darah.

FISIOLOGI GINJAL Page 10


Karakterintik penjelasan
Jumlah          1-2 liter per 24 jam, sangat berfariasi,
bergantung pada asupan cairan dan
kehilangan air melalui kulit dan cairan
cerna.
Warna          Warna jerami atau gading; warna
yang lebih gelap menunjukan konsentrasi
yang lebih tinggi; harus jernih, tidah
keruh.
Berat jenis          1,010 sampai 1,025; suatu ukuran
banyak zat yang terlarut dalam urin,
semakin rendah nilainya urin semakin
rendah.
Ph          Rata-rata berkisar antara 4,6 sampai
8,0 diet mempunyai pengaruh paling
besar terhadap pH urine.
Komposisi          9,5% air,5% garam dan zat sisa
seperti urea, asam urat, keratin.
Sisa nitrogen          Urea- terbentuk dari metabolisme
asam amino
         Kreatin- terbentuk dari metabolisme
di not.
         Asam urat-terbentuk dari
metabolisme asam nukleat.

2.3 Proses Pembentukan Urine oleh Ginjal

2.3.1 Anatomi Fisiologis Ginjal

FISIOLOGI GINJAL Page 11


Gambar. Susunan umum ginjal dan sistem kemih

Dua ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, di luar rongga


peritoneum. Setiap ginjal pada orang dewasa beratnya kira-kira 150 gram dan kira-
kira seukuran kepalan tangan. Sisi medial setiap ginjal merupakan daerah lekukan
yang disebut hilum tempat lewatya arteri dan vena renalis, cairan limfatik, suplai
saraf, dan ureter yang membawa urin akhir dari ginjal ke kandung kemih, tempat
urin disimpan hingga dikeluarkan. Ginjal dilingkupi oleh kapsul fibrosa yang keras
untuk melindungi struktur dalamnya yang rapuh.

Jika ginjal dibagi dua dari atas ke bawah, dua daerah utama yang dapat
digambarkan yaitu korteks di bagian luar dan medula di bagian dalam. Medula
ginjal terbagi menjadi beberapa massa jaringan berbentuk kerucut yang disebut
piramida ginjal. Dasar dari setiap piramida dimuai pada perbatasan antara korteks
dan medula serta berakhir di papila, yang menonjol ke dalam ruang pelvis ginjal,
yaitu sambungan dari ujung ureter bagian atas yang berbentuk corong. Batas luar
pelvis terbagi menjadi kantong-kantong dengan ujung terbuka yang disebut kalises
mayor, yang meluas ke bawah dan terbagi menjadi kalises minor, yang
mengumpulkan urin dari tubulus setiap papila. Dinding kalises, pelvis, dan ureter
terdiri dari elemen-elemen kontraktil yang mendorong urin menuju kandung
kemih, tempat urin disimpan dan dikeluarkan melalui mikturisi

FISIOLOGI GINJAL Page 12


2.3.2 Proses Pembentukan Urin

Kecepatan eksresi berbagai zat dalam urin merupakan jumlah ketiga proses
ginjal, yang diperlihatkan pada gambar 26-8: filtrasi glomerulu, reabsorpsi zat dari
tubulus renal ke dalam dara, sekresi zat dari darah ke tubulus renal

Dinyatakan secara matematis:


Kecepatan eksresi urin = laju filtrasi – laju reabsorpsi + laju sekresi

Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang hampir
bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula Bowman. Kebanyakan zat dalam

FISIOLOGI GINJAL Page 13


plasma, kecuali protein, difiltrasi secara bebas sehingga konsentrasinya pada filtrat
glomerulus dalam kapsula Bowman hampir sama dengan dalam plasma. Ketika cairan
yang difiltrasi ini meninggalkan kapsula Bowman dan mengalir melewati tubulus,
cairan ini mengalami perubahan akibat adanya reabsorpsi air dan zat terlarut spesifik
kembali ke dalam darah atau sekresi zat-zat lain dari kapiler peritubulus ke dalam
tubulus.

Pada umumnya dalam pembentukan urin, reabsorpsi tubulus secara kuantitatif


lebih penting daripada sekresi tubulus, tetapi sekresi berperan penting dalam
menentukan jumlah ion kalium dan hidrogen serta bebrapa zat lain yang dieksresi
dalam urin. Sebagian besar zat yang harus dibersihkan dari darah, terutama produk
akhir metabolisme seperti urea, keratin, asam urat dan garam-garam asam urat,
direabsorpsi sedikit, dan karena itu, dieksresi dalam jumlah besar ke dalam urin. Zat
asing dan obat-obatan tertentu juga di reabsorpsi sedikit, tetapi selain itu, disekresi
dari darah ke dalam tubulus, sehingga laju eksresinya tinggi. Sebaliknya, elektrolit
seperti ion natrium, klorida, dan bikarbonat di reabsorpsi dalam jumlah besar,
sehingga hanya sejumlah kecil saja yang terdapat di dalam urin. Zat nutrisi tertentu,
seperti asam amino dan glukosa, direabsorpsi secara lengkap dari tubulus dan tidak
muncul dalam urin meskipun sejumlah besar zat tersebut difiltrasi oleh kapiler
glomerulus.

Setiap proses filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus diatur
menurut kebutuhan tubuh. Sebagai contoh, jika terdapat kelebihan natrium dalam
tubuh, laju filtrasi natrium meningkat dan sebagian kecil hasil natrium filtrasi akan
direabsorpsi menghasilkan peningkatan eksresi natrium urin.

FISIOLOGI GINJAL Page 14


1. Filtrasi glomerulus

Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan melalui


kapiler glomerulus ke dalam kapsula Bowman. Seperti kebanyakan kapiler, kapiler
glomerulus juga relatif impermeabel terhadap protein, sehingga cairan hasil filtrasi
(disebut filtrat glomerulus) pada dasarnya bersifa bebas protein dan tidak
mengandung elemen selular, termasuk sel darah merah.

Tahap filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapat glomerulus


yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman . Prosesnya, ketika darah yang

FISIOLOGI GINJAL Page 15


mengandung air, garam, gula, urea dan zat-zat lain serta sel-sel darah dan molekul
protein masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air
dan komponen-komponen yang tidak dapat larut, melewati pori-pori endotelium
kapiler glomerulus,sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali sel-sel
darah dan molekul protein. Kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng
filtrasi, masuk ke dalam ruang kapsula Bowman.Cairan yang tersaring ditampung
oleh kapsula Bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat,
bikarbonat, dll yang diteruskan ke tubulus ginjal. Filtrasi terjadi pada kapiler
glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler
yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor
yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias
yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula
pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma.
Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium,
kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi
bagian dari endapan.

Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman disebut filtrat glomerulus
atau urine primeryang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung
protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium,
kalium, dan garam-garam lainnya.

Konsentrasi isi filtratglomerulus lainnya, temasuk garam dan molekul organik


serupa dengan konsentrasinya dalam plasma. Pengecualian terhadap keadaan umum
ini ialah zat dengan berat molekul ringan seperti kalsium dan asam lemak, yang tidak
di filtrasi secara bebas karena zat tersebut sebagian terikat pada protein plasma.
Hampir setengah dari kalsium plasma dan sebagian besar asam lemak plasma terikat
pada protein, dan bagian yang terikat ini tidak difiltrasi dari kapiler glomerulus.

2. Reabsorpsi tubulus

Filtrat glomerulus atau urine primer mengalami tahap reabsorpsi yang terjadi
di dalam tubulus kontortus proksimal, dan lengkung Henle. Proses tahap ini dilakukan
oleh sel-sel epitelium di seluruh tubulus ginjal. Banyaknyazat yang direabsorpsi
tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain adalah:

FISIOLOGI GINJAL Page 16


glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca 2+, Cl-, HCO3-, dan HbO42-, sedangkan
kadar urea menjadi lebih tinggi.

Proses reabsorpsi : mula-mula urine primer masuk dari glomerulus ke tubulus


kontortus proksimal, kemudian mulai direabsorpsi hingga mencapai lengkung Henle.
Zat-zat yang direabsorpsi di sepanjang tubulus ini adalah glukosa, ion Na+, air, dan
ion Cl-. Setiba di lengkung Henle, volume filtrat telah berkurang. Hasil tahap
reabsorpsi ini dinamakan urine sekunder atau filtrat tubulus. Kandungan urine
sekunder adalah air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna
dan bau pada urine. Urine sekunder masuk ke dalam tubulus kontortus distal dan
terjadi lagi penyerapan zat-zat yang tidak digunakan dan kelebihan air diserap
sehingga terbentuk urine.

Bila suatu zat akan direabsorpsi, pertama zat tersebut harus ditranspor
melintasi membran epitel tubulus ke dalam cairan intertisial dan kemudian melalui
membran kapiler peritubulus kembai ke dalam darah. Sehingga reabsorpsi air dan zat
terlarut meliputi serangkaian langkah transpor. Reabsorpsi melalui epitel tubulus ke
dalam cairan intertisial meliputi transpor aktif atau pasif dengan mekanisme dasar
yang sama, yaitu transpor melalui membran lain di dalam tubuh. Sebagai contoh, air
dan zat terlarut dapat ditranspor melalui membran selnya sendiri (jalur trans-selular)
atau melalui ruang sambungan antara sel (jalur paraselular). Kemudian setelah
absorpsi melalui sel epitel tubulus ke dalam cairan intertisial ini, air dan zat terlarut
selanjutnya di transpor melalui dnding kapiler ke dalam darah dengan cara ultrafiltrasi
(aliran yang besar) yang diperantarai oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik
koloid. Kapiler peritubulus bertindak sangat menyerupai bagian ujung vena dari
kebanyakan kapiler yang lain, karena terdapat kekuatan reabsorpsi akhir yang
menggerakkan cairan dan zat terlarut dari interstisium ke dalam darah.

FISIOLOGI GINJAL Page 17


3. Tahap Pengeluaran (Augmentasi)

Augmentasi atau sekresi tubular adalah proses penambahan zat-zat yang tidak
diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal. Sel-sel tubulus menyekresi
ion hidrogen (H+), ion kalium (K+), amonium (NH3), urea, kreatinin, dan racun ke
dalam lumen tubulus melalui proses difusi. Ion-ion ini kemudian menyatu dengan
urine sekunder.
Penambahan ion hidrogen pada proses augmentasi sangat penting untuk
menjaga kesetimbangan pH dalam darah. Jika pH dalam darah mulai turun, sekresi
ion hidrogen akan meningkat sampai berada pada keadaan pH normal (7,3–7,4) dan
urine yang dihasilkan memiliki pH sekitar 4,5–7,5. Selain itu, pada tahap augmentasi
ini berlangsung proses pembersihan zat-zat sisa dari dalam tubuh. Urine yang
terbentuk akan disimpan sementara di kandung kemih. Setelah itu, urine akan
dikeluarkan dari tubuh melalui uretra. Komposisi urine yang dikeluarkan yaitu 96%
air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain seperti pigmen empedu. Pigmen
empedu ini berfungsi memberi warna pada urine.

FISIOLOGI GINJAL Page 18


2.4. Glomerular Filtration Rate (GFR)

Laju filtrasi glomerulus (LFG) merupakan indikator fungsi renal yang penting
untuk diagnosis gangguan fungsi ginjal. Renal inulin clearance merupakan baku emas
untuk LFG, namun terbatas penggunaannya oleh karena ketidaktersediaan dan
pemeriksaan yang sulit. Perhitungan LFG berdasarkan Creatinine clearance sering
digunakan pada pasien anak. Untuk memperkirakan LFG digunakan rumus Schwartz,
yaitu:

eLFG = k x L/Scr
Keterangan :
eLFG : estimated LFG (ml/menit/ 1.73 m2)
L : tinggi badan (cm)
Scr : serum kreatinin (mg/dL)

K : konstanta ( bayi aterm: 0.45; anak dan remaja putri: 0.55; remaja putra:0.7 )

GFR merupakan kira-kira 20% dari aliran plasma ginjal. Seperti pada kapiler
lain GFR ditentukan oleh :
1) Keseimbangan antara kekuatan osmotik koloid dan hidrostatik yang bekerja pada
membran glomerulus.
2) Koefisien filtrasi kapiler (Kf) glmerulus, hasil permeabilitas dan daerah filtrasi
kapiler.
Secara matematis, GFR merupakan hasil dari Kf dan tekanan filtrasi akhir:
GFR = Kf x Tekanan filtrasi akhir

Tekanan filtrasi akhir merupakan jumlah daya osmotik koloid dan hidrostatik
yang mendorong atau melawan filtrasi yang terjadi pada kapiler glomerulus. Daya ini
meliputi:
a) Tekanan hidrostatik di dalam kapiler glomerulus yang mendorong filtrasi
b) Tekanan hidrostatik dalam kapsula Bowman di luar kapiler yang melawan filtrasi
c) Tekanan osmotik koloid protein plasma di dalam kapiler glomerulus yang
melawan filtrasi
d) Tekanan osmotik koloid protein dalam kapsula Bowman yang mendorong filtrasi.

FISIOLOGI GINJAL Page 19


Kapiler glomerulus mempunyai laju filtrasi yang jauh lebih tinggi
dibandingkan sebagian besar kapiler lainnya karena tekanan hidrostatik glomerulus
yang tinggi dan Kf yang besar.

Pada orang dewasa normal GFR rata-rata 125 ml/ menit, atau 180 L/ hari.
Fraksi aliran plasma renal yang difiltrasi rata-rata sekitar 0,2, ini menandakan bahwa
kira-kira 20% plasma yang mengalir melalui ginjal akan di filtrasi oleh kapiler
glomerulus. Fraksi filtrasi dihitung sebagai berikut : 

2.4.1 Fraksi filtrasi = GFR / aliran plasma ginjal.


Kemampuan filtrasi zat terlarut ditentukan oleh ukurannya dan muatan
listriknya, membran kapiler glomerulus lebih tebal dibandingkan membran kapiler
lainnya tetapi juga lebih menyerap dankarena itu menyaring pada kecepatan tinggi.
Meskipun laju filtrasi tinggi,filtrasi glomerulus bersifat selektif dalam menentukan
molekul yang akan di filtrasi, berdasarkan ukuran dan muatan listriknya.
Kemampuan filtrasi 1,0 berarti bahwa zat di filtrasi secara bebas seperti air,
kemampuan filtrasi 0,75 berarti bahwa zat hanya di filtrasi 75% kecepatan air.
Perhatikan bahwa elektrolit seperti natrium, dan senyawa organik yang kecil seperti
glukosa, akan di filtrasi secara bebas. Bila berat molekulnya mendekati berat molekul
albumin, kemampuan filtrasi akan menurun secara cepat hingga tingkat yang rendah,
mendekati 0.

FISIOLOGI GINJAL Page 20


Kemampuan filtrasi suatu zat juga ditentukan oleh muatan molekul. Pada
umumnya, molekul besar dengan muatan negative lebih sukar difiltrasi dibandingkan
dengan molekul bermuatan positif dengan ukuran molekul yang sama.

Orang yang mengidap penyakit ginjal kronis mungkin memiliki beberapa atau semua
tes berikut:

1) Kreatinin serum

Kreatinin adalah produk limbah dalam darah yang berasal dari aktivitas otot.
Produk limbah ini biasanya dibuang dari darah melalui ginjal, tapi ketika fungsi ginjal
melambat, tingkat kreatinin akanmeningkat. Biasanya hasil pemeriksaan  serum
kreatinin digunakan untuk menghitung GFR.

Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada
massa otot total daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun
keduanya juga menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap,
kecuali jika terjadi cedera fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang
menyebabkan kerusakan masif pada otot.

2) Glomerular Filtration Rate (GFR)

GFRmenggambarkan fungsi ginjal yang kita miliki dan umumnya


diperkirakan dari tingkat kreatinin darah. GFR atau LFG (laju filtrasi glomerular)
adalah tes terbaik untuk mengukur tingkat fungsi ginjal dan menentukan stadium
penyakit ginjal. Para dokter biasanya dapat menghitung dari hasil tes darah kreatinin,
usia Anda, ras, gender dan faktor lainnya.Penyakit ginjal lebih awal terdeteksi,
semakin baik kesempatan untuk memperlambat atau menghentikan
perkembangannya.
GFR merupakanperhitungan yang menandai tingkat efisiensi penyaringan
bahan ampas dari darah oleh ginjal. Perhitungan GFR yang umum membutuhkan
suntikan zat pada aliran darah yang kemudian diukur pada pengambilan air seni 24
jam. Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan bahwa GFR dapat dihitung tanpa
suntikan atau pengambilan air seni. Hitungan baru ini hanya membutuhkan
pengukuran tingkat kreatinin dalam contoh darah.

FISIOLOGI GINJAL Page 21


Kreatinin adalah bahan ampas dalam darah yang dihasilkan oleh penguraian
sel otot secara normal selama kegiatan. Ginjal yang sehat menghilangkan kreatinin
dari darah dan memasukkannya pada air seni untuk dikeluarkan dari tubuh. Bila ginjal
tidak bekerja sebagaimana mestinya, kreatinin bertumpuk dalam darah.

Dalam laboratorium, darah kita akan dites untuk menentukan ada berapa
miligram kreatinin dalam satu desiliter darah (mg/dL). Tingkat kreatinin dalam darah
dapat berubah-ubah, dan setiap laboratorium mempunyai nilai normal sendiri,
umumnya 0,6-1,2mg/dL. Bila tingkat kreatinin sedikit di atas batas atas nila normal
ini, kita kemungkinan tidak akan merasa sakit, tetapi tingkat yang lebih tinggi ini
adalah tanda bahwa ginjal kita tidak bekerja dengan kekuatan penuh. Satu rumusan
untuk mengestimasikan fungsi ginjal adalah menyamakan tingkat kreatinin 1,7mg/dL
untuk kebanyakan laki-laki dan 1,4mg/dL untuk kebanyakan perempuan sebagai 50%
fungsi ginjal normal. Tetapi karena tingkat kreatinin begitu berubah-ubah, dan dapat
dipengaruhi oleh makanan, perhitungan GFR adalah lebih tepat untuk menentukan
apakah kita mempunyai fungsi ginjal yang rendah.

Perhitungan GFR baru memakai ukuran kreatinin bersamaan dengan berat


badan, usia, dan nilai ditentukan untuk jenis kelamin dan ras. Beberapa laboratorium
dapat menghitung GFR saat tingkat kreatinin diukur, dan memasukkannya pada
laporan.

Glomerular filtration rate adalah volume cairan yang disaring dari glomerulus
ginjal ke  kapsul Bowman per satuan waktu. Laju filtrasi glomerulus (GFR) dapat
dihitung dengan mengukur bahan kimia yang memiliki tingkat mantap dalam darah
dan disaring secara bebas tetapi tidak diserap atau dikeluarkan oleh ginjal. Tingkat itu
diukur adalah jumlah substansi dalam urin yang berasal dari volume diperhitungkan
darah. GFR ini biasanya dicatat dalam satuan volume per waktu, misalnya, mililiter
per menit ml / menit.

Ada beberapa teknik yang berbeda digunakan untuk menghitung atau


memperkirakan laju filtrasi glomerulus. Cara yang paling sering dipakai untuk
menghitung LFG dalam klinik adalah dengan menggunakan prinsip klirens. Klirens
suatu zat adalah volume plasma yang dibutuhkan untuk membersihkan suatu zat dari
glomerulus dalam suatu periode waktu. Marker yang digunakan untuk mengukur

FISIOLOGI GINJAL Page 22


LFGdengan prinsip ini haruslah bebas filtrasi dalam glomerulus dan tidak
direabsorbsi maupun disekresi oleh tubulus renal. GFR ini dapat ditentukan misalnya
dengan menyuntikkan inulin dalam plasma. Inulin tidak diserap atau dikeluarkan oleh
ginjal setelah penyaringan glomerular, hingga laju ekskresi berbanding lurus dengan
tingkat filtrasi air dan zat terlarut di saringan glomerulus. Pada tahap awal penyakit
ginjal, hasil akan tetap normal karena hyperfiltration dalam nefron. Koleksi lengkap
urin merupakan sumber penting kesalahan dalam pengukuran inulin clearance. Bila
marker dengan karakteristik seperti tersebut diatas diberikan, jumlah marker yang
difiltrasi oleh glomerulus dalam 1 menit (LFG x P) harus sama dengan jumlah marker
yang diekskresi dalam kemih dalam 1 menit (U x V). Maka rumus tersebut dapat
ditulis sebagai berikut:

LFG x P = U x V

Keterangan:

LFG =  laju filtrasi glomerulus

P    =  kadar marker dalam plasma

U    =  kadar marker dalam kemih

V    =  volume kemih yang dikeluarkan selama masa uji

Sehingga, bila volume kemih (V) diukur selama masa uji dan kadar marker
dalam plasma (P) dan kemih (U) diketahui, maka LFG dapat dihitung dengan mudah.

Normal GFR pada orang dewasa adalah 120-125 ml/menit. GFR berfungsi
untuk mempertahankan homeostasis tubuh. GFR yang terlalu cepat menyebankan
proses reabsorpsi di renal tubule tidak sempurna, sebaliknya GFR yang lambat
menyebabkan tingginya reabsorpsi zat yang seharusnya dibuang lewat urin. GFR
sangat erat kaitannya dengan Tekanan Darah tubuh. GFR dapat dikatakan normal jika
TD 80-180 mmHG. GFR dipertahankan dengan mekanisme autoregulasi dan
miogenik ginjal (renal myogenik autoregulation) dan umpan balik tubuloglomerular
(tubuloglomerular feedback).

FISIOLOGI GINJAL Page 23


3) Asam urat (uric acid)
Asam Urat adalah produk akhir metabolisme purin (adenine dan guanine) yang
merupakan konstituen asam nukleat. Asam urat terutama disintesis dalam hati yang
dikatalisis oleh enzim xantin oksidase. Asam urat diangkut ke ginjal oleh darah untuk
difiltrasi, direabsorbsi sebagain, dan dieksresi sebagian sebelum akhirnya
diekskresikan melalui urin. Peningkatan kadar asam urat dalam urin dan serum
(hiperuresemia) bergantung kepada fungsi ginjal, kecepatan metabolisme purin, dan
asupan diet makanan yang mengandung purin.
Asam urat dapat mengkristal dalam saluran kemih pada kondisi urin yang bersifat
asam dan dapat berpotensi menimbulkan kencing batu; oleh sebab itu fungsi ginjal
yang efektif dan kondisi urin yang alkalis diperlukan bila terjadi hiperuresemia.
Masalah yang banyak terjadi berkaitan dengan hiperuresemia adalah gout. Kadar
asam urat sering berubah dari hari ke hari sehingga pemeriksaan kadar asam urat
perlu diulang kembali setelah beberapa hari atau beberapa minggu.

4) Blood Urea Nitrogen (BUN)


Blood Urea Nitrogen (BUN)atau nitrogen Urea adalah produk limbah normal
dalam darah anda yang berasal dari pemecahan protein dari makanan yang anda
makan dan dari metabolisme tubuh. Hal ini biasanya dihapus dari darah Anda dengan
ginjal Anda, tapi ketika fungsi ginjal melambat, tingkat BUN naik. BUN juga dapat
meningkat  bila mengkonsumsi lebih banyak protein, dan dapat turun jika makan
sedikit protein.
Hampir seluruh ureum dibentuk di dalam hati, dari metabolisme protein (asam
amino). Urea berdifusi bebas masuk ke dalam cairan intra sel dan ekstrasel. Zat ini
dipekatkan dalam urin untuk diekskresikan. Pada keseimbangan nitrogen yang stabil,
sekitar 25 gram urea diekskresikan setiap hari. Kadar dalam darah mencerminkan
keseimbangan antara produksi dan ekskresi urea.
Ureum berasal dari penguraian protein, terutama yang berasal dari makanan. Pada
orang sehat yang makanannya banyak mengandung protein, ureum biasanya berada di
atas rentang normal. Kadar rendah biasanya tidak dianggap abnormal karena
mencerminkan rendahnya protein dalam makanan atau ekspansi volume plasma.
Namun, bila kadarnya sangat rendah bisa mengindikasikan penyakit hati berat. Kadar
urea bertambah dengan bertambahnya usia, juga walaupun tanpa penyakit ginjal.

FISIOLOGI GINJAL Page 24


5) Protein Urine
Bila ginjal Anda rusak maka dapat terjadi kebocoran protein ke urin. Adanya
protein dalam urin merupakan tanda awal penyakit ginjal kronis.
Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang
diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Dengan menggunakan
spesimen urin acak (random) atau urin sewaktu, protein dalam urin dapat dideteksi
menggunakan strip reagen (dipstick). Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi
150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai
proteinuria.
Sejumlah kecil protein dapat dideteksi pada urin orang yang sehat karena
perubahan fisiologis. Selama olah raga, stres atau diet yang tidak seimbang dengan
daging dapat menyebabkan proteinuria transien. Pra-menstruasi dan mandi air panas
juga dapat menyebabkan proteinuria. Bayi baru lahir dapat mengalami peningkatan
proteinuria selama usia 3 hari pertama.
6) Osmolalitas urin test
Osmolalitas urin adalah pengukuran jumlah partikel terlarut dalam urin.
Pengukuran ini lebih tepat dilakukan daripada berat jenis untuk mengevaluasi
kemampuan ginjal untuk menghasilkan urine dengan konsentrasi pekat ataupun encer.
Ginjal yang berfungsi normal akan mengeluarkan lebih banyak air ke dalam urin
sebagai asupan cairan meningkat. Jika asupan cairan menurun, ginjal mengeluarkan
air kurang dan urin menjadi lebih terkonsentrasi. Pengujian dapat dilakukan pada
sampel urin dikumpulkan hal pertama di pagi hari, pada sampel berjangka waktu
beberapa, atau pada sampel kumulatif yang dikumpulkan selama periode 24-jam.
Pasien biasanya akan memerlukan makanan protein tinggi selama beberapa hari
sebelum ujian dan diminta untuk minum cairan malam sebelum pengujian.

FISIOLOGI GINJAL Page 25


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi
kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat terlarut dan air
secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma darah melalui
glomerulus dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air dalam jumlah yang sesuai di
sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air di eksresikan keluar tubuh dalam
urin melalui sistem pengumpulan urin (Price dan Wilson, 2005).

Sistem eksresi terdiri atas dua buah ginjal dan saluran keluar urin. Ginjal sendiri
mendapatkan darah yang harus disaring dari arteri yang masuk ke medialnya. Ginjal akan
mengambil zat-zat yang berbahaya dari darah dan mengubahnya menjadi urin. Urin lalu
akan dikumpulkan dan dialirkan ke ureter. Dari ureter, urin akan ditampung terlebih
dahulu di kandung kemih. Bila orang tersebut merasakan keinginan mikturisi dan keadaan
memungkinkan, maka urin yang ditampung dikandung kemih akan di keluarkan lewat
uretra (Sherwood, 2001).
Unit fungsional ginjal terkecil yang mampu menghasilkan urin disebut nefron.
Nefron ginjal terbagi 2 jenis, nefron kortikal yang lengkung Henlenya hanya sedikit
masuk medula dan memiliki kapiler peritubular, dan nefron jukstamedulari yang
lengkung Henlenya panjang ke dalam medulla dan memiliki Vasa Recta. Vasa Recta
adalah susunan kapiler yang panjang mengikuti bentuk tubulus dan lengkung Henle.
(Sherwood, 2001).
Tiga proses utama akan terjadi di nefron dalam pembentukan urin, yaitu filtrasi,
reabsorpsi, dan sekresi. Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan
yang hampir bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula Bowman. Kebanyakan zat
dalam plasma, kecuali protein, di filtrasi secara bebas sehingga konsentrasinya pada filtrat

FISIOLOGI GINJAL Page 26


glomerulus dalam kapsula bowman hampir sama dengan plasma. Awalnya zat akan
difiltrasi secara bebas oleh kapiler glomerulus tetapi tidak difiltrasi. Kemudian di
reabsorpsi parsial, reabsorpsi lengkap dan kemudian akan dieksresi. Setiap proses filtrasi
glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus diatur menurut kebutuhan tubuh
(Guyton, 2007).

DAFTAR PUSTAKA

Ganong,W,F.1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 17. Jakarta:EGC

Gibson John. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk perawat. Jakarta : EGC

Pearce,Evelyn. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia

Saiffuddin.2009. Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : Salemba Medika

FISIOLOGI GINJAL Page 27

Anda mungkin juga menyukai