Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SISTEM LIMFA

(BIOLOGI)

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2 :
Ghaisani Aulia Masturah

Karina Saputri

Eva Agustina S

Muh. Nizar Aswat

Nafisa Rifqah Fatana

Murniati Amaliah

Nurul Alya Fiantika

Mahmud Alqadri
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan Atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kita diberi kesehatan sampai hari ini dan bisa
mengerjakan makalah dengan tepat waktu.

Makalah dengan judul “Sistem Limfa/Limfatik” dibuat untuk melengkapi tugas


mata pelajaran lintas minat biologi. Pada isi makalah disampaikan pengertian
sistem limfa, macam-macam sistem limfa,

Penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu


penyelesaian makala ini. Besar harapan penulis agar makalah ini bisa mendapat
nilai yang layak selanjutnya. Penulis juga berharap agar isi makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan.
Kritik yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi kesempurnaan
makalah. Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan. Terima kasih atas
semua pihak yang membantu penyusunan dan membaca makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb

Makassar, 12 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………... i

Daftar Isi………………………………………………………………………… ii

BAB I : Pendahuluan

Latar Belakang…………………………………………………………............... 1

Rumusan Masalah……………………………………………………………...

Tujuan Penulisan……………………………………………………………....

BAB II : Pembahasan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam tubuh setiap mahluk hidup terjadi suatu sistem sirkulasi. Sistem
Sirkulasi atau nama lainnya adalah sistem peredaran darah sangat berfungsi dan
mempunyai peran penting dalam kehidupan individunya. Khususnya pada
manusia, keadaan sistem sirkulasi-nya mempengaruhi keadaan fisik dan mental
seseorang. Karena dengan sistem pereadaran darah, asupan gizi dan energi yang di
dapat oleh manusia bisa dialirkan ke seluruh tubuh untuk menggerakan anggota
tubuh. Selain itu juga, dalam sistem sirkulasi inilah paru-paru manusia dapat
menerima oksigen.

Sistem limfatik bekerja dengan cara yang berbeda dan mempunyai tugas
yang berbeda pula dengan sistem sirkulasi. Sistem limfatik mempunyai fungsinya
sendiri dalam tubuh manusia. Sistem limfatik memang berhubungan dengan
limfe. Untuk pembahasan singkatnya, limfa sendiri adalah getah bening dengan
susunan yang tidak jauh berbeda dengan cairan plasma darah. Limfa sendiri
berasal dari protein-protein dalam darah yang terbuang dan dikumpulkan oleh
sistem limfa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sistem limfatik manusia?
2. Fisiologi dari sistem limfatik manusia
3. Organ dan jaringan sistem limfatik
4. Mekanisme pertahanan tubuh spesifik dan non-spesifik
5. Macam-macam kekebalan tubuh manusia
6. Perbedaan sistem kekebalan tubuh dan sistem limfatik
7. Apa itu sistem imunitas?
8. Penyakit atau kelainan pada sistem imunitas manusia

C. Tujuan
Untuk menjelaskan tentang sistem limfatik dan unsur-unsurnya. Selain itu,
tujuan khususnya :
1. Untuk mengetahui apa itu sistem limfatik
2. Untuk mengetahui fisiologi dari sistem limfatik
3. Untuk mengetahui organ dan jaringan sistem limfatik
4. Untuk mengetahui mekanisme pertahanan tubuh spesifik dan non-spesifik
5. Untuk mengetahui macam-macam kekebalan tubuh
6. Untuk mengetahui perbedaan sistem kekebalan tubuh dan sistem limfatik
7. Untuk mengetahui apa itu sistem imunitas
8. Untuk mengetahui penyakit/kelainan pada sistem imunitas manusia

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Limfatik


Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa yang berasal dari
plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya.
Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke
dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.  Sistem saluran
limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah meninggalkan
jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena.

Limfa disebut juga getah bening yang merupakan cairan tubuh yang tak kalah
penting dari darah. Ada beberapa perbedaan antara limfa dengan darah. Di
antaranya dapat dijelaskan di bawah ini. Cairan limfa berwarna kuning keputih-
putihan yang disebabkan karena adanya kandungan lemak dari usus. Jika darah
tersusun dari banyak sel-sel darah, maka pada limfa hanya terdapat satu macam
sel darah, yaitu limfosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih. Limfosit
inilah yang akan menyusun sistem imunitas pada tubuh, karena dapat
menghasilkan antibodi. Cairan limfa juga memiliki kandungan protein seperti
pada plasma darah, namun pada limfa ini kandungan proteinnya lebih sedikit dan
mengandung lemak yang dihasilkan oleh usus. Perbedaan lain juga terlihat pada
pembuluh limfa. Berbeda dengan pembuluh darah, pembuluh limfa ini memiliki
katup yang lebih banyak dengan struktur seperti vena kecil dan bercabang-cabang
halus dengan bagian ujung terbuka. Dari bagian yang terbuka inilah cairan
jaringan tubuh dapat masuk ke dalam pembuluh limfe.

B. Fisiologi Sistem Limfatik


Sistem limfatik manusia terdiri dari :

1. Saluran Limfe
Saluran limfa adalah cairan bening menyerupai plasma yang tidak mengandung
protein plasma dan memiliki kompetensi yang serupa dengan cairan interstisial.
Limfe mengangkut protein plasma yang meresap kedasar kapiler dan kembali
kedalam aliran darah. Limfe juga membawa partikel yang lebih besar, missal
bakteri dan sisa sel dari jaringan yang rusak, kemudian difiltrasi dan dihancurkan
oleh nodus limfe. Limfe mengandung limfosit, yang bersirkulasi didalam sistem
limfatik dan memungkinnya menjaga area tubuh yang berbeda. Dilakteal usus
halus, lemak diabsorbsi kedalam limfatik yang membuat limfe disebut
dengan kili, tampak seperti susu. Membran serosa yang paling lebar adalah
peritoneum, memran serosa bertalian erat dengan sistem saluran limfe. Lipatannya
yang banyak itu membawa saluran limfe dan pembuluh darah. Membran ini
dilapisi oleh endotelium, dan didalamnya terdapat banyak lubang-lubang halus.
Lubang-lubang ini disebut stomata, mereka berhubungan dengan pembuluh limfe
dan dengan demikian menghindarkan limfe berkumpul dalam ruang serosa.

2. Pembuluh Limfe
Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa.
Peredaran limfa adalah peradaran terbuka. Limfa dari jaringan akan masuk
kekapiler limfa. Kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang lain
membentuk pembuluh limfa. Pembuluh limfa akan terkumpul di pembuluh limfa
dada. Limfa akhirnya akan kembali kesistem peradaran darah. Aliran limfa dalam
pembuluh limfa dipengaruhi oleh kerangka otot rangka. Disepanjang pembuluh
limfa terdapat buku limfa yang disebut dengan nodus limfa yang berbentuk
bulatan kecil. Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki
lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian merjan.
Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan
terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinana
halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe didalam jaringan
berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lakteal dijumpai dalam
vili usus kecil. Pinggiran yang cekung disebut hilum.

Saluran limfe terdapat dua batang saluran limfe yang utama, duktus torasikus dan


batang saluran kanan. Duktus torasikus bermula sebagai reseptakulum khili atau
sisternakhili didepan vertebra lumbalis. Duktus torasikus mengumpulkan limfe
dari semua bagian tubuh, kecuali dari bagian yang menyalurkan limfenya ke
duktus limfe kanan. Duktus limfe kanan  ialah saluran yang  jauh lebih kecil dan
mengumpulkan limfe dari sebelah kanan kepala dan leher, lengan kanan dan dada
sebelah kanan, dan menuangkan isinya kedalam vena yang berada disebelah
bawah kanan leher. Hampir semua jaringan tubuh memiliki pembuluh limfatik,
kecuali sistem saraf pusat, tulang, dan sebagian besar lapisan superfisial
kulit. Suatu infeksi pembuluh limfe dan kelenjar dapat meradang, yang tampak
pada pembengkakan kelenjar yang sakit diketiak atau lipat paha dalam hal sebuah
jari tangan atau jari kaki terkena infeksi.

Adapun fungsi pembuluh limfa yaitu :


1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah
2. Mengangkut limfosit dan kalenjar limfe ke sirkulasi darah
3. Membuat lemak yang sudah diemulsi dari susu ke sirkulasi  darah
4. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
5. Menghasilkan zat antibodi untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi

C. Organ dan Jaringan Sistem Limfatik


Organ-organ limfoid mencakup sumsum merah, nodus limfa, limpa, timus dan
tonsil. Organ limfoid ini berperan untuk mengumpulkan dan menghancurkan
mikroorganisme penginfeksi lain di dalam jaringan limfoid.Organ limfoid
yaitu :
 Sumsum Tulang Merah
Sumsum merah mencakup jaringan yang menghasilkan limfosit. Saat
dilepaskan dari sumsum merah, sel-sel limfosit masih identik. Perkembangan
selanjutnya apakah akan menjadi sel B atau sel T tergantung pada tempat
pematangannya. Sel B mengalami pematangan disumsum merah, sedangkan
sel T mengalami pematangan ditimus. Kedua jenis limfosit tersebut
bersirkulasi di seluruh tubuh dan limfa, kemudian terkonsentrasi dalam limpa,
nodus limfa dan jaringan limfatik.

 Nodus Limfa (kalenjar limfa)


Nodus limfa merupakan organ yang berbentuk kacang atau oval yang
terletak sering berkumpul disepanjang pembuluh limfe. Limfe mengalir
melalui sejumlah nodus biasanya 8-10 nodus sebelum kembali ke sirkulasi
vena. Nodus ini memiliki berbagai ukuran yaitu sebagian berukuran kecil
seperti kepala peniti dan yang paling besar berukuran sebesar almond.
Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang
cekung. Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas
jaringan fibrus, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan
limfe terbungkus oleh kapsul fibrus. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai
ditempat-tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat
didalam leher, axila, torax, abdomen, dan lipatan paha. Nodus limfa
diselubungi jaringan ikat longgar yang membagi nodus menjadi nodulus-
nodulus. Tiap nodulus mengandung ruang-ruang (sinus) yang berisi limfosit
dan makrofag. Saat cairan limfa melewati sinus maka makrofag akan
memakan bakteri dan mikroorganisme.

Fungsi nodus limfa sebagai berikut.


1. Filtrasi dan Fagositosis
Cairan limfe difiltrasi oleh jaringan retikular dan limfoid saat melalui nodus
limfe. Materi yang mengendap adalah mikroba, fagosit yang hidup dan mati
yang berisi mikroba yang dimakan, sel dari tumor ganas, sel jaringan yang
rusak, serta partikel yang dihirup. Materi organic dihancurkan di nodus
limfe oleh makrofag dan antibodi. Sebagian partikel anorganik yang
diinhalasi tidak dapat dihancurkan di nodus limfe oleh fagositosis.  Sebagian
partikel ini tetap   di dalam  makrofag dan tidak menyebabkan sel terbunuh
atau rusak.

2. Proliferasi limfosit
Limfosit T dan B teraktivasi memperbanyak diri di nodus limfe. Antibodi
yang dihasilkan oleh limfosit B terensitisasi masuk kelimfe dan darah lalu
mengaliri ke nodus.

 Limpa
Limpa adalah organ limfoid terbesar. Limpa ialah sebuah kelenjar bewarna
ungu tua yang terletak disebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri
dibawah iga kesembilan sepuluh dan sebelas. Limpa berdekatan paada fundus
dan permukaan luarnya menyentuh diafragma. Limfa menyentuh ginjal kiri,
kelokan kolon dan kiri atas, dan ekor pankreas.
Limpa terdiri atas jaringan struktur jaringan ikat. Di antara jalinan-jalinan
itu terbentuk isi limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah
besar sel darah. Limpa dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan
kolagen dan elastik dan beberapa serabut otot halus. Serabut otot halus ini
berperan seandainya ada sangan kecil bagi fungsi limpa manusia. Dari kapsul
itu keluar tajuk-tajuk yang disebut trabekulae yang masuk kedalam jaringan
limpa dan membaginya dalam beberapa bagian.
Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di
permukaan dalam. Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya
langsung kedalam pulpa sehingga darahnya dapat bercampur dengan unsur-
unsur limpa dan tidak seperti pada organ-organ lain yang dipisahkan oleh
pembuluh darah. Disini tidak terdapat sistem kapiler biasa, tetapi darah
langsung berhubungan dengan sel-sel limpa. Darah yang mengalir dalam
limpa dikumpulkan lagi dalam sebuah sinus yang bekerja seperti vena dan
yang menghantarkan darahnya kedalam cabang-cabang vena. Cabang-cabang
ini bersatu dan membentuk vena limpa. Vena ini membawa darahnya dari
limpa masuk peredaran gerbang dan diantarkan ke hati.

Adapun fungsi limpa, yaitu :


 Fagositosis
Leukosit, trombosit, dan mikroba difagositosis dilimpa. Tidak seperti nodus
limfe, limpa tidak memiliki limpatik aferen yang masuk sehingga limpa
tidak terpapar penyakit yang disebarkan oleh limfe.
 Cadangan darah
Limpa mengandung 350 ml darah dan dalam merespons terhadap stimulus
simpatik dapat dengan cepat mengembalikan volume ini ke sirkulasi, misal
pada pendarahan.
 Respons imun
Limpa mengandung limfosit B dan T yang diaktivasi oleh keberadaan
antigen, missal pada infeksi. Proliferasi limfosit saat infeksi yang serius
dapat menyebabkan pembesaran limpa (splenomegali).
 Eritropoiesis
Limpa dan hati merupakan tempat memproduksi sel darah janin yang
penting. Selain itu, limpa juga dapat memenuhi fungsi pada orang dewasa
pada saat dibutuhkan.

 Timus
Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T. Kalenjar
timus berada dibagian atas mediastinum di belakang sternum dan memanjang
keatas hingga dasar leher. Berat kalenjar ini sekitar 10-15 gram pada saat lahir
dan tumbuh hingga pubertas, selanjutnya akan mengalami atrofi.
Berat maksimum timus saat pubertas adalah 30-40 gram. Timus sekresikan
hormon timopoietin yang menyebabkan kekebalan pada sel T. Timus berbeda
dengan organ limfoid lainnya karena hanya berfungsi untuk tempat
pematangan limfosit T. Selain itu juga, karena timus adalah satu-satunya
organ limfoid yang tidak memerangi antigen secara langsung.

 Tonsil
Tonsil adalah organ limfoid yang paling sedarhana. Kedua tonsil terdiri
juga atas jaringan limfe. Letaknya antara dua tiang fauses (lengkung langit-
langit) dan mendapat persediaan limfosit melimpah didalam cairan yang ada
permukaannya dan yang ada didalam sela-sela tonsil.
Sejumlah besar jaringan limfoid masuk kedalam formasi limpa, membran
serosa, dan dalam kulit usus halus. Di dalam usus mereka ditampung didalam
mukosa (selaput lendir). Di beberapa tempat dijumpai beberapa nudulus
jaringan limfe. Khilus sentralis didalam vilus berhubungan dengan pembuluh
limfe dalam jaringan submukosa. Dari sini limfe keluar dan akhirnya sampai
di reseptakulum khili. Tonsil terdapat dimulut dan tenggorokan, Tonsil juga
berfungsi untuk melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan
faring. Oleh karena itu antigen dihancurkan dengan ditelan dan diinhalasi.

Adapun fungsi sistem limfatik manusia adalah sebagai berikut :

1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah.

2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.

3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi
darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini adalah saluran lakteal.

4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk


menghindarkan penyebaran organisme itu dari tempat masuknya

5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat antibodi untuk


melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.

D. Mekanisme Pertahanan Tubuh Spesifik dan Non-Spesifik


a. Pertahanan Spesifik
Imunitas dihasilkan dari produksi antibodi spesifik yang dikhususkan
untuk antigen tertentu. Antigen singkatan dari antibodi-generators, merupakan
suatu molekul penanda yang terdapat pada permukaan sel yang dapat
merangsang produksi antibodi. 
Pertahanan spesifik dapat mengenal benda asing atau antigen yang sama
pada pertemuan berikutnya. Hal ini karena terdapat kemampuan mengingat
kembali antigen tertentu. Hal ini dapat diaplikasikan pada konsep imunisasi.
Imunisasi adalah pemberian perlindungan pada tubuh dari serangan penyakit
dengan memberikan vaksin. Vaksin adalah suatu cairan yang berisi bakteri
atau virus yang telah dilemahkan atau dimatikan sehingga dapat menimbulkan
kekebalan (imunitas) oleh antibodi. Jika kekebalan muncul karena respon dari
adanya infeksi dan dapat sembuh, disebut kekebalan alamiah. Bila kekebalan
timbul karena dibuat, contohnya karena vaksin maka disebut kekebalan
buatan.

Jenis kekebalan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu kekebalan aktif dan
pasif.
1. Kekebalan aktif terjadi apabila tubuh berkontak langsung dengan toksin
atau patogen sehingga mampu membuat antibodinya sendiri.
 Kekebalan aktif alami diperoleh jika tubuh terpapar patogen sehingga
antibodi diproduksi. Kekebalan ini akan bertahan seumur hidup.
 
 Kekebalan aktif buatan diperoleh karena pemberian vaksin. Dengan
pemberian vaksin, memicu tumbuhnya sistem kekebalan tubuh terhadap
jenis antigen yang diberikan dalam vaksin.

2. Kekebalan pasif terjadi jika antibodi satu dipindahkan kepada antibodi


yang lain. Terdapat dua kekebalan pasif, diantaranya :
 Kekebalan pasif alami diperoleh dari pemberian ASI Ibu kepada bayi
sehingga bayi memiliki sistem kekebalan sementara.
 Kekebalan pasif buatan diperoleh dari injeksi antibodi manusia atau
hewan lain yang tahan terhadap antigen tertentu. Contoh lainnya adalah
pada pemberian serum antibisa ular dan immunoglobulin lainnya dari
orang yang telah kebal. Hal ini hanya bertahan beberapa minggu.

b. Pertahanan Non-Spesifik
Pertahanan tubuh bawaan sejak lahir ini disebut nonspesifik karena tidak
ditujukan untuk melawan antigen tertentu tetapi memberikan respon langsung
terhadap berbagai antigen untuk melindungi tubuh. Setiap benda asing yang
memasuki tubuh pertama kali akan dihadapi oleh mekanisme pertahanan
nonspesifik. Mekanisme ini memiliki dua garis pertahanan yaitu :
 Garis pertahanan pertama oleh bagian eksternal (terluar) tubuh seperti
kulit, membran mukosa dan zat kimia antimikroba.
 Kulit ditutupi sel-sel epitel yang sangat rapat. Kulit yang normal tidak
dapat ditembus oleh bakteri dan virus. Mikroorganisme hanya dapat
masuk melalui kulit jika sudah terluka. Kulit memiliki kondisi sedikit
asam dengan pH 5 dan suhu kurang dari 37oC.
 Membran mukosa melapisi saluran pencernaan, saluran respirasi,
saluran kelamin dan saluran ekskresi. Membran mukosa juga
melawan bakteri dengan pertahanan kimiawi. Membran mukosa
menghasilkan mukus / lendir yang merupakan cairan kental untuk
mengikat dan menggumpalkan bakteri atau benda asing yang masuk
kedalam tubuh. Gumpalan ini kemudian akan dibuang oleh tubuh
dalam bentuk cairan kental melalui mekanisme bersin atau batuk.
 Zat Kimia Antimikroba, kulit mampu mensekresikan protein anti
mikroba seperti lisozim yang terkandung pada keringat, air ludah, air
mata, dan air susu ibu (ASI). Zat kimia tersebut dapat menghancurkan
lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri.
 Garis pertahanan kedua terjadi di bagian dalam tubuh berupa fagositosis
oleh sel fagosit, reaksi inflamasi dan interferon.
 Fagositosi
Adalah sel darah putih yang memiliki kemampuan menelan dan
menghancurkan mikroba dan material asing yang masuk kedalam
tubuh. Dalam hal ini, fagosit akan menelan bakteri atau mikroba ke
dalam vakuolanya, kemudian mengeluarkan enzim tertentu untuk
membunuh bakteri tersebut. Fagosit dihasilkan oleh susmsum tulang.
Contoh fagosit antara lain makrofag, neutrofil, dan eosinofil.
Makrofag, neutrofil dan eosinofil berasal dari monosit, yang
merupakan bagian dari sel darah putih.  Monosit, neutrofil dan
eosinofil yang dihasilkan disumsum merah bersifat fagositik dan
masuk kejaringan yang terinfeksi. Eosinofil merupakan fagosit yang
lemah, tetapi berperan penting dalam pertahanan tubuh melawan
cacing parasit.
Mekanisme fagositosis adalah sel yang rusak oleh mikroba akan
menghasilkan sinyal kimiawi yang berfungsi memanggil neutrofil.
Neutrofil mendatangi sel-sel yang rusak ini dan masuk kejaringan
yang terinfeksi. Caranya, neutrofil akan keluar dari pembuluh darah
dengan menembus dinding kapiler. Neutrofil akan keluar menelan dan
menghancurkan mikroba tersebut. Satu neutrofil mampu memfagosit
5-20 bakteri. Saat neutrofil melakukan tugasnya melawan antigen,
monosit akan menyusul mendatangi daerah luka. Monosit merupakan
sel yang belum masak dan kurang bersifat fagosit. Dalam waktu 12
jam setelah monosit meninggalkan darah dan masuk kejaringan,
monosit akan membesar dan menghasilkan banyak lisosom. Lisosom
berkembang menjadi makrofag. Makrofag akan menggantikan fungsi
neutrofil dalam pertempuran melawan antigen. Makrofag mampu
memfagosit 100 bakteri dengan cara menempel kebakteri dengan kaki
pseudopodiumnya kemudian merusaknya.
 Sel Natural Killer (Sel NK)
Sel NK berjaga disistem peredaran darah dan limfatik. Sel NK
merupakan sel pertahanan yang mampu melisis dan membunuh sel-
sel kanker serta sel-sel tubuh yang terinfeksi virus sebelum
diaktifkannya sistem kekebalan adaptif. Sel NK tidak bersifat
fagositik. Sel-sel ini membunuh dengan cara menyerang membrane
sel target dan melepaskannya senyawa kimia yang disebut perforin.
 Protein Antimikroba
Protein antimikroba meningkatkan pertahanan dalam tubuh dengan
melawan mikroorganisme secara langsung atau dengan menghalangi
kemampuannya untuk memproduksi. Protein antimikroba yang
penting adalah interferon dan protein komplemen. Interferon adalah
suatu protein yang dihasilkan oleh sel tubuh yang terinfeksi virus
untuk melindungi bagian sel lain disekitarnya. Interferon mampu
menghambat perbanyakan sel-sel yang terinfeksi, namun dapat
meningkatkan diferensiasi sel-sel. Interferon dihasilkan dari limfosit
T dan fungsinya adalah mencegah replikasi virus didalam sel yang
terinfeksi dan penyebaran virus kesel yang sehat.

Sedangkan protein komplemen sekelompok plasma protein yang


bersirkulasi didarah dalam keadaan tidak aktif. Protein komplemen
dapat diaktifkan oleh munculnya ikatan antigen dan antibodi.
Terdapat lebih dari 20 jenis protein komplemen. Protein in dibentuk
dihati. Ketika terjadi infeksi, antibodi terbentuk dan memicu
terbentuknya protein komplemen akan memicu terbentuknya protein
komplemen lainnya sehingga membentuk reaksi berantai.

Protein komplemen membantu pertahanan lapis kedua dengan


beberapa cara, antara lain sebagai berikut :

 Menempel pada mikroba sehingga fagosit lebih mudah


mengenalinya
 Merangsang fagosit untuk lebih aktif
 Memicu fagosit menuju lokasi terjadinya infeksi
 Menghancurkan membran mikroba yang menyerang
 Berperan dalam kekebalan yang diperoleh

 Respons Inflamasi
Inflamasi merupakan reaksi akibat timbulnya infeksi dan terbukanya
arteriol disekitar daerah yang terluka sehingga suplai darah kedaerah
yang terluka meningkat. Inflamasi dikontrol oleh sejumlah enzim dan
beberapa komponen lainnya seperti serotonin, platelet,
dan basofil. Tujuan respons inflamasi adalah untuk melindungi,
mengisolasi, menonaktifkan, serta menyingkirkan agen penyebab dan
jaringan yang rusak sehingga berlangsung proses penyembuhan.

Ketika bakteri berhasil dibunuh dan ditelan oleh fagosit, materi yang
berasal dari pembuluh kapiler akan membentuk penebalan atau
pembengkakan disekeliling daerah yang terinfeksi agar infeksi tidak
menyebar. Daerah yang mengalami inflamasi kemungkinan  juga
mengandung nanah (abses). Nanah berasal dari sel darah putih yang
telah mati karena menelan bakteri. Nanah dapat diserap lagi oleh sel
tubuh. Selanjutnya, proses perbaikan jaringan dan tanda-tanda
inflamasi menghilang.
E. Macam-macam Kekebalan Tubuh Manusia
Dilihat dari segi imunologis terbagi dua, yaitu:
a. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif adalah bila tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan
antigen. Kekebalan aktif dibagi dua, yaitu :
 Kekebalan aktif alami
Kekebalan yang didapatkan setelah sembuh dari sakit. Mekanismenya,
kuman penyakit yang masuk kedalam tubuh menghasilkan antibodi untuk
melawan penyakit. Bila penyakit yang sama menyerang kembali, tubuh
telah memiliki antibodi sehingga tubuh menjadi kebal dan tidak terserang
penyakit. Contoh : orang kebal terhadap cacar setelah sembuh dari
penyakit cacar
 Kekebalan aktif buatan
Kekebalan ini diperoleh setelah orang mendapatkan vaksinasi. Vaksin
dapat berupa racun bakteri, mikroorganisme yang dilemahkan, atau
mikroorganisme yang mati. Dengan pemberian vaksinasi tubuh
dirangsang untuk menghasilkan antibodi sehingga bila penyakit
sesungguhnya menyerang, tubuh telah memiliki antibodi untuk
melawannya. Misalnya, vaksin polio diberikan pada anak agar anak
tersebut kebal terhadap virus polio karena telah memiliki antibodi.
b. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari pemindahan antibodi
dari suatu individu keindividu lainnya. Kekebalan pasif dibagi dua, yaitu :
 Kekebalan pasif alami
Kekebalan ini pada bayi-bayi karena antibodi ibu bayi akan masuk
ketubuh bayi melalui plasenta pada saat kehamilan dan dari ASI yang
diminumkan bayi. Macam dan jumlah zat antibodi yang didapatkan
bergantung pada macam dan jumlah zat anti yang dimiliki ibunya.
 Kekebalan pasif buatan
Kekebalan yang diperoleh seseorang dari antibodi luar dengan tujuan
pengobatan maupun pencegahan. Misalnya, seseorang yang luka karena
menginjak paku karena takut menderita tetanus ia disuntik ATS (Anti
Tetanus Serum) sebagai usaha pencegahan.

F. Perbedaan Sistem Kekebalan dan Sistem Limfatik


 Fungsi utama dari sistem limfatik ialah penyerapan pemulihan, kekebalan
dan lipid cairan, sedangkan dari sistem kekebalan tubuh ialah untuk
memberikan kekebalan jangka panjang dan membela terhadap zat-zat
asing dengan mengaktifkan respon imun.
 Berbeda dengan sistem limfatik, sistem kekebalan tubuh tidak memiliki
anatomi tertentu.
 Sistem limfatik ialah suatu sistem organ, seperti sistem kekebalan tubuh.
 Sistem limfatik terdiri dari kelenjar getah bening, pembuluh getah bening
dan organ terkait lannya sementara sistem kekebalan tubuh dasarnya
terdiri dari limfosit B dan T.
 Pada sistem kekebalan tubuh terutama terkait dengan sistem saraf dan
endokrin, sedangkan sistem limfatik dikaitkan dengan sistem
kardiovaskular.
 Produk-produk dari sistem kekebalan tubuh diangkut dalam sistem
limfatik.

G. Sistem Imunitas
Pada sistem kekebalan tubuh memberikan kekebalan jangka panjang
terhadap penyakit tertentu dan membela terhadap invasi bakteri dan virus. Sel-
sel dan agen lain dari sistem ini terletak di sistem limfatik termasuk, kelanjar
getah bening, limpa, tonsil dan getah bening-terkait organ lain.

Pada sistem kekebalan tubuh terdiri dari serangkaian sel yang kompleks,
faktor kimia dan organ. Sel-sel induk dari sumsum tulang berkembang
menjadi sel-sel sistem kekebalan tubuh selam tahap janis perkembangan
manusia. Ada dua jenis khsus dari sel yang bertanggung jawab untuk kegiatan
kekebalan tubuh yakni B-limfosit dan limfosit T. Karena sistem kekebalan
tubub tidak memiliki organ, diketahui populasi sel B dan T yang tinggal di
membran mukosa, organ limfatik dan daerah lain di dalam tubuh. Ada dua
jenis kekebalan yang dilakukan oleh sistem kekebalan tubuh; Imunitas
hurmoral dan imunitas seluler. Imunitas humoral dilakukan oleh limfosit B
dan antibodi sedangkan imunitas diperantarai sel dilakukan oleh sitotoksik T-
limfosit.

H. Penyakit atau Kelainan pada Sistem Limfatik Manusia


Limfatiok atau biasa disebut dengan getah beningyang di antaranya terdiri
dari kelenjar getah bening, pembuluh limfe, limpa, dan timus suatu ketika
mengalami gangguan atau masalah yang selanjutnya kita sebut sebagai
penyakit sistem limfatik atau penyakit kelenjar getah bening. Seperti
diantaranya :
1. Pembengkakan kalenjar getah bening (Limfadenopati)
Limfadenopati biasanya disebabkan oleh infeksi, peradangan, atau kanker.
Infeksi yang menyebabkan limfadenopati termasuk infeksi bakteri seperti
radang tenggorokan, luka kulit yang terinfeksi secara lokal, atau infeksi
virus seperti mononukleosis atau infeksi HIV. Berbeda dengan
limfadenitis, limfadenopati biasanya tidak terasa sakit, ataupun tanda-
tanda peradangan lainnya misalnya kemerahan.
2. Lympheda
Ketika pembuluh limfatik terputus, terpotong, atau tersumbat maka cairan
limfe tidak dapat mengalir dengan lancar menuju vena subclavia untuk ke
jantung, sebagai akibatnya cairan getah bening akan menumpuk di
jaringan di dekatnya dan menyebabkan pembengkakan. Kondisi ini
disebut lymphedema. Penyebab-penyebab yang merusak pembuluh
limfatik termasuk operasi, terutama jika kelenjar getah bening terpotong,
dan pengobatan radiasi untuk kanker.
Sirkulasi yang buruk - yang mungkin terjadi selama kehamilan - dan
imobilitas (jarang bergerak) karena penyakit atau obesitas juga dapat
menyebabkan lymphedema.
3. Limfadenitis
Ketika kuman masuk ke dalam tubuh, mereka umumnya dijemput oleh
sistem limfatik. Sering kali kemudian kuman tersebut menang dan
menginfeksi kelenjar getah bening di dekatnya, menyebabkan
pembengkakan dan nyeri.
Istilah medis untuk kondisi ini adalah limfadenitis, tetapi lebih dikenal
sebagai "infeksi kelenjar getah bening" Banyak infeksi bakteri dan virus
umum dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar, yang kembali normal
setelah infeksi sembuh.
4. Kanker kalenjar getah bening
Lymphangiosarcoma adalah jenis kanker kelenjar getah bening yang
jarang, kadang-kadang berkembang pada orang yang telah memiliki
lymphedema selama bertahun-tahun.
Kanker yang mulai di luar sistem limfatik - seperti kanker payudara, paru-
paru dan kanker usus besar - juga sering menyebar ke kelenjar getah
bening. Artinya kanker tersebut menginvasi kelenjar getah bening dan
tumbuh di sana, ini disebut sebagai metastasis kelenjar getah bening.
5. Limfangitis
Pembuluh limfatik juga dapat terinfeksi dan meradang, kondisi yang
dikenal sebagai limfangitis. Jika ini terjadi akan terlihat garis-garis merah
yang muncul pada kulit sepanjang rute pembuluh limfatik yang meradang,
biasanya disertai dengan demam dan menggigil.
Bakteri streptokokus adalah penyebab paling umum dari limfangitis.
BAB III

PENUTUPAN

I. KESIMPULAN
Sistem limfatik atau dikenal dengan sistem getah bening merupakan bagian
penting dari sistem kekebalan atau imunitas tubuh. Sistem limfatik berperan
dalam menghasilkan, menyimpan dan membawa sel-sel darah putih untuk
melawan infeksi, serta penyakit lainnya. Sistem limfatik memiliki beragam fungsi
untuk tubuh, berikut ini beberapa fungsi utamanya:

 Melawan penyebab infeksi.

 Menangani sel kanker.

 Menangani produksi sel yang mungkin menyebabkan penyakit atau


gangguan.

 Mengatur keseimbangan cairan tubuh.

 Menyerap sebagian lemak makanan dalam usus.

II. DAFTAR PUSTAKA

(2019)
https://www.honestdocs.id/7-penyakit-kelenjar-getah-bening-beserta-ciri-
cirinya

(2018)
https://www.alodokter.com/memahami-sistem-limfatik-dan-gangguan-yang-
dapat-terjadi

(2020)
https://www.gurupendidikan.co.id/sistem-kekebalan-dan-limfatik/#ftoc-
heading-22

(2019)
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Bio%20Sistem
%20Imunitas-ns/Topik-1.html

Anda mungkin juga menyukai