Disusun oleh
1.Friska.s.luhulima
2.Valencia.Leatemia
3.Melany.D.Sopacua
4.Jenesia.sahetapy
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
berkat limpahan karunianya kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah kami yang berjudul “System sirkulasi darah”.Tak lupa
juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
memberikan dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah
ini.
BAB II PEMBAHASAN
BAB III
Kesimpulan…………………………………………………………………….1
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Sirkulasi Sistemik
Sirkulasi sistemik adalah sistem peredaran darah manusia yang mencakup seluruh
tubuh, dan berlangsung saat darah bersih yang mengandung oksigen mengisi
serambi kiri jantung.
Darah bersih yang kaya oksigen ini mengalir menuju jantung setelah melepas karbon
dioksida di paru-paru. Setelah berada di serambi kiri, darah akan diteruskan ke bilik
kiri jantung untuk dialirkan ke seluruh tubuh melalui aorta.
Darah yang mengalir melalui aorta akan terus mengalir hingga bagan paling ujung di
seluruh tubuh. Setelahnya, darah akan kembali ke serambi kanan untuk mengalami
proses pembersihan darah.
2. Sirkulasi Pulmonal
Sirkulasi pulmonal disebut juga sirkulasi paru, merupakan sirkulasi darah dari
jantung menuju paru-paru dan sebaliknya. Peredaran darah manusia dalam siklus
ini berlangsung pada darah yang mengandung karbon dioksida dari sisa metabolisme
tubuh kembali ke jantung melalui pembuluh vena besar (vena cava).
Darah kemudian akan masuk ke serambi kanan dan diteruskan ke bilik kanan
jantung, kemudian dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis untuk ditukar
menjadi oksigen. Darah bersih yang kaya oksigen ini akan masuk ke serambi kiri
jantung melalui vena pulmonalis untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
3. Sirkulasi koroner
Jantung juga membutuhkan asupan oksigen dan nutrisi untuk bisa berfungsi dengan
baik. Nutrisi untuk jantung ini dialirkan oleh darah ke otot jantung melalui pembuluh
arteri koroner.
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan
limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang keluar
dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya.
Sistem limfatik berperan penting dalam membentuk kekebalan atau imunitas tubuh.
Di dalam sistem limfatik terdapat berbagai jenis organ yang berperan dalam
menghasilkan, menyimpan, maupun menyebarkan sel darah putih ke berbagai bagian
tubuh guna melawan kuman penyebab penyakit.
Sistem limfatik atau sistem getah bening merupakan bagian utama dalam sistem
kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh yang baik dapat melindungi tubuh dari
infeksi.
Oleh karena itu, bila sistem limfatik mengalami gangguan, kerja sistem imun tubuh
dalam menangkal berbagai kuman penyebab penyakit juga dapat terganggu.
Memahami Fungsi dan Organ Sistem Limfatik
Sistem limfatik memiliki peranan penting terhadap berbagai fungsi tubuh. Beberapa
fungsi utama dari sistem limfatik adalah:
Melawan berbagai penyebab infeksi, seperti kuman, virus, jamur, dan parasite
Mendeteksi keberadaan sel kanker dan mencegah pertumbuhannya Mengatur
keseimbangan cairan tubuh Menyerap sebagian lemak dari makanan di dalam usus
Mendeteksi keberadaan antigen dan membentuk antibodi untuk melawannya Untuk
menjalankan fungsinya tersebut, sistem limfatik tersusun dari beberapa macam
organ yang terdiri dari:
Sumsum tulang dan kelenjar timus merupakan organ yang berperan penting dalam
kekebalan tubuh dan berperan sebagai kunci utama sistem limfatik.
sumsum tulang bertugas untuk menghasilkan berbagai jenis sel darah, seperti sel
darah merah, trombosit, dan sel darah putih (leukosit). Sementara itu, kelenjar timus
bertugas untuk menghasilkan sel limfosit yang disebut sel T. Sel ini berfungsi untuk
mendeteksi dan melawan bakteri maupun virus penyebab infeksi.
Limpa
Limpa merupakan organ terbesar di dalam sistem limfatik. Organ yang terletak di
sebelah kiri lambung ini bertugas untuk menyaring dan memonitor darah dalam
tubuh. Limpa juga berperan dalam produksi dan penyimpanan sel tubuh, termasuk
berbagai jenis sel darah putih.
Di dalam tubuh, sel-sel darah putih yang dihasilkan oleh sistem limfatik akan
bergerak melalui cairan getah bening atau cairan limfatik. Cairan ini tersebar melalui
pembuluh getah bening.
Aliran cairan getah bening juga diatur oleh kelenjar getah bening. Kelenjar ini juga
bertugas untuk menyimpan sel-sel darah putih yang berperan dalam melawan sel
kanker dan mikroorganisme penyebab infeksi, seperti bakteri, virus, parasit, dan
jamur.
Kelenjar getah bening terletak di hampir seluruh bagian tubuh, termasuk leher, dada,
ketiak, perut, dan selangkangan. Beragam Gangguan pada Sistem Limfatik
Di balik perannya yang sangat besar bagi tubuh, ada kalanya fungsi sistem limfatik
terganggu karena kondisi atau penyakit tertentu. Berikut ini adalah beberapa
gangguan atau penyakit yang dapat menyerang sistem limfatik:
1. Infeksi
Infeksi yang diakibatkan virus, bakteri, kuman, jamur, dan parasit dapat memicu
perlawanan dari sistem kekebalan tubuh, termasuk kelenjar getah bening. Kondisi ini
menyebabkan terjadinya peradangan kelenjar getah bening atau limfadenitis.
Gejala yang timbul akibat limfadenitis bervariasi, tergantung penyebab dan lokasi
terjadinya infeksi. Ketika terjadi infeksi, kelenjar getah bening biasanya akan
mengalami pembengkakan.
2. Kanker
Limfoma merupakan kanker kelenjar getah bening yang terjadi ketika sel limfosit
tumbuh dan berkembang biak secara tidak terkendali. Kanker pada sistem limfatik
dapat membuat sel-sel limfosit tidak berfungsi dengan baik dan mengganggu
kelancaran aliran cairan getah bening pada pembuluh dan kelenjar limfatik.
3. Penyumbatan (obstruksi)
Kondisi ini dapat disebabkan oleh terbentuknya jaringan parut pada pembuluh getah
bening, misalnya karena cedera, radioterapi, atau operasi pengangkatan kelenjar
getah bening. Penyumbatan saluran limfatik juga dapat disebabkan oleh infeksi,
misalnya pada penyakit filariasis.
4. Penyakit autoimun
Selain berbagai penyakit di atas, sistem limfatik juga bisa terganggu akibat adanya
kondisi autoimun. Contoh penyakit autoimun yang dapat mengganggu kinerja sistem
limfatik adalah autoimmune lymphoproliferative syndrome (ALPS). Penyakit ini dapat
menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah dan trombosit, serta kerusakan sel
darah putih neutrofil.
Selain itu, penyakit autoimun lain, seperti rheumatoid arthritis, skleroderma, dan
lupus, juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem limfatik.
Peran sistem limfatik sangat penting untuk daya tahan tubuh terhadap berbagai
penyakit, seperti kanker dan infeksi. Oleh karena itu, Anda perlu senantiasa menjaga
kesehatan sistem limfatik dengan menjalani gaya hidup sehat dan melakukan
pemeriksaan secara rutin ke dokter.
Jika Anda mengalami gangguan kesehatan yang berkaitan dengan sistem limfatik,
misalnya pembengkakan kelenjar getah bening, demam, atau penurunan berat badan
tanpa sebab yang jelas, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan
pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
System peredaran adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat dan
nutrisi ke dan dari sel. Sistem peredaran darah berperan penting dalam kehidupan
manusia.
Peredaran darah pada manusia disebut peredaran darah ganda atau rangkap. Hal itu
dikarenakan setiap sekali beredar ke seluruh tubuh darah melewati jantung sebanyak
dua kali.
Sistem peredaran darah bekerja dengan cara mengirim darah, oksigen, dan nutrisi ke
seluruh tubuh. Jika aliran darah ke bagian tubuh tertentu berkurang, bisa
mengakibatkan berbagai gejala akibat gangguan pada sistem peredaran darah.
Kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah sering dijumpai pada seseorang.
Beberapa penyebab kelainan tersebut bisa karena faktor keturunan (genetik),
kerusakan pada sistem peredaran darah, dan faktor-faktor lain.
1. Anemia
Anemia adalah penyakit kurang darah. Kurang darah tersebut terjadi karena
kandungan hemoglobin (HB) dalam sel darah merah rendah atau berkurang.
Hal ini karena plasmodium sebagai penyebab penyakit malaria memakan sel darah
merah.
2. Thalasemia
Pada pengidap thalasemia, daya ikat sel darah merahnya terhadap oksigen rendah
karena kegagalan pembentukan hemoglobin. Pengidap thalasemia berat
membutuhkan transfusi darah setiap bulan.
3. Hemofilia
Hemofilia merupakan penyakit yang menyebabkan darah sukar membeku bila terjadi
luka. Kelainan ini disebabkan oleh faktor keturunan (genetis). Kelainan tidak dapat
diobati, tetapi dapat dicegah.
Penderita harus menghindari terjadinya pendarahan agar darah tidak mengalir terus.
4. Leukimia
Leukimia atau kanker darah adalah penyakit bertambahnya sel darah putih yang
tidak terkendali. Beberapa gejala leukimia, yaitu: Demam, kedinginan, dan gejala
seperti flu. Badan lemah dan sakit kepala. Sering mengalami infeksi. Kehilangan berat
badan. Berkeringat, terutama malam hari. Nyeri tulang atau sendi. Hingga kini,
belum diketahui secara pasti penyebab leukimia. Namun, para peneliti menduga
penyebab leukimia antara lain radiasi energi tinggi dan keadaan genetika seseorang.
5. Hipertensi
Hipertensi disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi di dalam arteri. Hipertensi atau
tekanan darah tinggi terjadi bila nilai ambang tekanan sistolik antara 140-200 mmHg
atau lebih dan nilai ambang tekanan diastolik antara 90-110 mmHg atau lebih.
Beberapa pengidap tidak menunjukkan gejala-gejala akibat tekanan darah tinggi.
Namun, beberapa orang ada yang mengalami gejala-gejala, yaitu sakit kepala, napas
pendek, dan penglihatan kabur. Penyebab hipertensi berkaitan dengan umur,
kegemukan, dan keturunan.
6. Koronariasis
Nadi tajuk berukuran kecil sehingga bila tersumbat, denyut jantung dapat terganggu
atau terhenti. Pengidap yang terkena koronariasis akan merasakan sakit di bagian
dada (jantung).
7. Varises
Varises merupakan pelebaran pembuluh balik (vena). Varises biasanya terjadi di kaki
terutama di bagian betis. Varises juga terdapat di bagian anus atau biasa disebut
ambeien.
Varises merupakan hal yang biasa terjadi dan tidak berbahaya. Penyebab varises
tidak diketahui secara keseluruhan. Dalam beberapa kasus, varises dapat disebabkan
oleh pembengkakan pada vena.
Varises tidak perlu diobati. Namun, jika terjadi varises atau ambien yang parah,
dapat dilakukan operasi.
Salah satu teknologi tersebut juga berkaitan dengan sistem peredaran darah, lho.
Mau tahu nggak, jenis-jenis teknologi peredaran darah lainnya? Yuk dibahas!
Ada 7 jenis teknologi peredaran darah yang akan dibahas pada artikel ini. Kita akan
bahas satu persatu, ya! Yuk, mulai.
1. Elektrokardiograf (ECG)
Teknologi sistem peredaran darah yang pertama akan dibahas disebut dengan
Elektrokardiograf (ECG). ECG merupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui
struktur internal peredaran darah, diagnosis adanya gumpalan darah, arah aliran
darah, gerakan jantung, dan pembuluh darah besar. ECG dilakukan tanpa
memasukan alat ke dalam tubuh pasien, tetapi dengan gelombang ultrasonik untuk
membentuk gambar bayangan. Ada yang sudah pernah lihat secara langsung
penerapan ECG?
2. Angioplasti
Teknologi yang ketiga namanya Operasi By Pass Jantung. Operasi ini biasanya
dilakukan ke penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK). Operasi ini bertujuan untuk
mengembalikan pasokan darah ke jantung dengan cara membuat saluran baru
supaya aliran darah ke jantungnya lancar. Nah, teknologi keempat masih berkaitan
dengan jantung, nih.
4. Transplantasi Jantung
5. Terapi Gen
Teknologi kelima disebut dengan Terapi Gen. Wah, gen itu bisa diterapi juga, ya? Bisa
dong! Terapi gen ini sendiri dilakukan dengan cara menumbuhkan pembuluh darah
baru dengan menyuntikan beberapa salinan gen. Terapi gen ini juga digunakan untuk
memperbaiki gen-gen mutan yang membawa penyakit. Eh tapi mutan yang dimaksud
di sini bukan mutan seperti Wolverine, ya. Hehehe.
6. Radioactive scanning
Teknologi sistem peredaran darah yang keenam namanya radioactive scanning atau
pemindaian dengan bahan radioaktif. Teknologi yang satu ini bisa mendeteksi adanya
penyakit jantung dengan cara menyuntikkan bahan radioaktif ke dalam tubuh
pasien. Eh, tenang saja, bahan radioaktif yang digunakan tidak berbahaya, kok.
Setelah itu, hasilnya akan direkam untuk dijadikan bahan tinjauan selanjutnya.
7. Pacemaker
KESIMPULAN
Sel darah putih terdiri dari loukesit gronulosit ( Netrofil, eosinofil, basofil ) dan
leukosit agranulosit ( monosit, limfosit ). Trombosit berfungsi membekukan
darah.
DAFTAR PUSTAKA