DI SUSUN OLEH
Kelompok XII:
SITI MARWAH
1 reguler C
Jurusan D III Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta 3
Tahun ajaran 2015-2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat dengan waktunya. Sholawat beserta salam kami curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW. kepada para sahabat , keluarga, serta tabiin dan semoga
tercurah kepada kita selaku umatnya.
Dengan mengucapkan hamdallah kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar. Tidak lupa juga kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan amakalah ini
Kami sadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun agar pembuatan
makalah berikutnya dapat lebih baik. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami dan para pembaca.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
Ditubuh manusia terjadi peperangan setiap waktu karena musuh-musuh yang datang
menyerang seperti bibit penyakit. Ada orang yang mudah sakit, ada pula orang yang jarang
sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang tersebut. Jaringan tubuh
yang berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh manusia adalah jaringan darah dan
jaringan limfa.
Tubuh kita setiap saat terkena bakteri, jamur, atau virus. Akan tetapi, hanya sedikit yang
dapat masuk kedalam tubuh kita dan menimbulkan penyakit karena tubuh kita memiliki
sistem pertahanan tubuh. Sistem imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan
penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita.
Dari latar belakang tersebutlah yang maka tim penyusun mengambil judul makalah
tentang Sistem limfatik dan Pertahanan Tubuh yang akan membahas masalah tentang
sistem limfatik antara lain limfe, pembuluh limfe, nodus limfe, organ limfe ( seperti limpa
dan kalenjar timus), serta jaringan limfoid difus ( misal tonsil dan sumsum tulang belakang )
dan sistem pertahanan tubuh manusia.
Adapun tujuan umum penulisan makalah ini agar pembaca mengetahui sistem limfatik
manusia dan sistem pertahanan tubuh manusia.
Sedangkan tujuan khusus untuk perawat adalah :
1. Untuk mendalami ilmu kesehatan tentang sistem limfatik dan imunitas manusia dan dapat
diterapkan dalam dunia keperawatan.
2. Untuk lebih mengetahui fisiologi sistem limfatik manusia.
3. Untuk mengetahui fisiologi sistem imunitas manusia.
4. Dapat mengetahui lebih dalam tentang sistem imunitas manusia yang berhubungan untuk
memberikan perawatan tentang penyakit untuk pasien dan dapat memberikan asuhan
keperawatan untuk mencegah dari penyakit.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Limfatik Manusia
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa
atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem
kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem
limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem
sirkulasi. Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah
meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena.
Susunan limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang labih kecil.
Kelenjar-kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu sangat
besar didalam saluran limfe. Didalam limfe tidak terdapat sel lain. Limfe dalam salurannya
digerakkan oleh kontraksi otot disekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe dalam
salurannya digerakkan oleh kontraksi otot disekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe
yang gerakannya besar itu dibantu oleh katup.
Sistem limfatik ini berfungsi untuk absorbsi zat-zat makanan dari traktus
gastrointestinal, bertanggung jawab untuk absorbs lemak, dan salah satu mekanis pertahanan
tubuh terhadap infeksi. (Syaifuddin, 2009).
Sistem limfatik manusia terdiri dari dua bagian penting yaitu :
1. Pembuluh limfa
2. Jaringan dan organ limfa
6
Organ limfoid yaitu :
1. Sumsum merah
Sumsum merah mencakup jaringan yang menghasilkan limfosit. Saat dilepaskan dari
sumsum merah, sel-sel limfosit masih identik. Perkembangan selanjutnya apakah akan
menjadi sel B atau sel T tergantung pada tempat pematangannya. Sel B mengalami
pematangan disumsum merah, sedangkan sel T mengalami pematangan ditimus. Kedua
jenis limfosit tersebut bersirkulasi di seluruh tubuh dan limfa, kemudian terkonsentrasi
dalam limpa, nodus limfa dan jaringan limfatik.
2. Nodus Limfa (kalenjar limfa)
Nodus limfa merupakan organ yang berbentuk kacang atau oval yang terletak sering
berkumpul disepanjang pembuluh limfe. Limfe mengalir melalui sejumlah nodus
biasanya 8-10 nodus sebelum kembali ke sirkulasi vena. Nodus ini memiliki berbagai
ukuran yaitu sebagian berukuran kecil seperti kepala peniti dan yang paling besar
berukuran sebesar almond.
Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang cekung.
Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus,
jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul
fibr us. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrus, yaitu trabekulae, masuk
kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Ruangan diantaranya berisi jaringan
kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih atau limfosit.
Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang cembung dan
menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil
daripada limfe yang banyak sekali terdapat didalam kelenjar dan selanjutnya campuran
ini dikumpulkan pembuluh limfe aferen yang mengeluarkan melalui hilum. Arteri dan
vena juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum.Kerjanya sebagai penyaring dan
dijumpai ditempat-tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat
didalam leher, axila, torax, abdomen, dan lipatan paha.Nodus limfa diselubungi jaringan
ikat longgar yang membagi nodus menjadi nodulus-nodulus. Tiap nodulus mengandung
ruang-ruang (sinus) yang berisi limfosit dan makrofag. Saat cairan limfa melewati sinus
maka makrofag akan memakan bakteri dan mikroorganisme.
7
Fungsi nodus limfe adalah sebagai berikut :
1. Filtrasi dan fagositosis
Cairan limfe difiltrasi oleh jaringan retikular dan limfoid saat melalui nodus
limfe. Materi yang mengendap adalah mikroba, fagosit yang hidup dan mati yang
berisi mikroba yang dimakan, sel dari tumor ganas, sel jaringan yang rusak, serta
partikel yang dihirup. Materi organik dihancurkan di nodus limfe oleh makrofag dan
antibodi. Sebagian partikel anorganik yang diinhalasi tidak dapat dihancurkan di
nodus limfe oleh fagositosis. Sebagian partikel ini tetap di dalam makrofag dan
tidak menyebabkan sel terbunuh atau rusak.
2. Proliferasi limfosit
Limfosit T dan B teraktivasi memperbanyak diri di nodus limfe. Antibodi
yang dihasilkan oleh limfosit B terensitisasi masuk kelimfe dan darah lalu mengaliri
ke nodus.
3. Limpa
Limpa adalah organ limfoid terbesar. Limpa ialah sebuah kelenjar bewarna ungu tua yang
terletak disebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri dibawah iga kesembilan sepuluh
dan sebelas. Limpa berdekatan paada fundus dan permukaan luarnya menyentuh diafragma.
Limfa menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon dan kiri atas, dan ekor pankreas.
Limpa terdiri atas jaringan struktur jaringan ikat. Di antara jalinan-jalinan itu terbentuk isi
limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar sel darah. Limpa
dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan elastik dan beberapa serabut
otot halus. Serabut otot halus ini berperan seandainya ada sangan kecil bagi fungsi limpa
manusia. Dari kapsul itu keluar tajuk-tajuk yang disebut trabekulae yang masuk kedalam
jaringan limpa dan membaginya dalam beberapa bagian.
Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di permukaan dalam.
Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya langsung kedalam pulpa sehingga
darahnya dapat bercampur dengan unsur-unsur limpa dan tidak seperti pada organ-organ lain
yang dipisahkan oleh pembuluh darah. Disini tidak terdapat sistem kapiler biasa, tetapi darah
langsung berhubungan dengan sel-sel limpa. Darah yang mengalir dalam limpa dikumpulkan
lagi dalam sebuah sinus yang bekerja seperti vena dan yang menghantarkan darahnya
kedalam cabang-cabang vena. Cabang-cabang ini bersatu dan membentuk vena limpa. Vena
ini membawa darahnya dari limpa masuk peredaran gerbang dan diantarkan ke hati.
8
Adapun fungsi limpa, yaitu :
1. Fagositosis
Leukosit, trombosit, dan mikroba difagositosis dilimpa. Tidak seperti nodus
limfe, limpa tidak memiliki limpatik aferen yang masuk sehingga limpa tidak terpapar
penyakit yang disebarkan oleh limfe.
2. Cadangan darah
Limpa mengandung 350 ml darah dan dalam merespons terhadap stimulus
simpatik dapat dengan cepat mengembalikan volume ini ke sirkulasi, misal pada
pendarahan.
3. Respons imun
Limpa mengandung limfosit B dan T yang diaktivasi oleh keberadaan antigen,
missal pada infeksi. Proliferasi limfosit saat infeksi yang serius dapat menyebabkan
pembesaran limpa (splenomegali).
4. Eritropoiesis
Limpa dan hati merupakan tempat memproduksi sel darah janin yang penting.
Selain itu, limpa juga dapat memenuhi fungsi pada orang dewasa pada saat
dibutuhkan.
4. Timus
Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T. Kalenjar timus berada
dibagian atas mediastinum di belakang sternum dan memanjang keatas hingga dasar leher.
Berat kalenjar ini sekitar 10-15 gram pada saat lahir dan tumbuh hingga pubertas, selanjutnya
akan mengalami atrofi. Berat maksimum timus saat pubertas adalah 30-40 gram. Timus
sekresikan hormon timopoietin yang menyebabkan kekebalan pada sel T. Timus berbeda
dengan organ limfoid lainnya karena hanya berfungsi untuk tempat pematangan limfosit T.
Selain itu juga, karena timus adalah satu-satunya organ limfoid yang tidak memerangi
antigen secara langsung.
5. Tonsil
Tonsil adalah organ limfoid yang paling sedarhana. Kedua tonsil terdiri juga atas jaringan
limfe.
9
Letaknya antara dua tiang fauses (lengkung langit-langit) dan mendapat persediaan
limfosit melimpah didalam cairan yang ada permukaannya dan yang ada didalam sela-sela
tonsil.
Sejumlah besar jaringan limfoid masuk kedalam formasi limpa, membran serosa, dan
dalam kulit usus halus. Di dalam usus mereka ditampung didalam mukosa(selaput lendir). Di
beberapa tempat dijumpai beberapa nudulus jaringan limfe. Khilus sentralis didalam vilus
berhubungan dengan pembuluh limfe dalam jaringan submukosa. Dari sini limfe keluar dan
akhirnya sampai di reseptakulum khili. Tonsil terdapat dimulut dan tenggorokan, Tonsil juga
berfungsi untuk melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring. Oleh karena
itu antigen dihancurkan dengan ditelan dan diinhalasi.
2.4 Fungsi Sistem Limfatik Manusia
Adapun fungsi sistem limfatik manusia adalah sebagai berikut :
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah.
2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran
limfe yang melaksanakan fungsi ini adalah saluran lakteal.
4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan
penyebaran organisme itu dari tempat masuknya
5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat antibodi untuk melindungi tubuh
terhadap kelanjutan infeksi.
10
2.5.1 Mekanisme Pertahanan Tubuh Non-Spesifik
Respons non-spesifik meliputi pertahanan fisik dan kimia terhadap agen infeksi dan
tidak dipengaruhi oleh infeksi sebelumnya. Artinya, respons tersebut tidak memiliki memori
terhadap infeksi sebelumnya. Mekanisme pertahanan tubuh non-spesifik ini merupakan lini
pertama pertahanan umum untuk mencegah masuknya dan meminimalisasi jalan masuk
mikroba dan antigen yang masuk kedalam tubuh manusia.
Terdapat 2 mekanisme pertahanan tubuh non-spesifik yang utama, yaitu :
2.5.1.1 Pertahanan tubuh lapis pertama
Langkah terbaik yang harus dilakukan untuk melawan mikroba adalah
mencegahnya masuk kedalam tubuh. Untuk itu, dibutuhkan beberapa lapis
pertahanan tubuh agar terhindar dari serangan mikroba tersebut. Pertahanan
lapis pertama yang berfungsi melawan infeksi terdapat pada permukaan tubuh,
meliputi :
12
2) Sel Natural Killer (Sel NK)
Sel NK berjaga disistem peredaran darah dan limfatik. Sel NK
merupakan sel pertahanan yang mampu melisis dan membunuh sel-sel kanker
serta sel-sel tubuh yang terinfeksi virus sebelum diaktifkannya sistem
kekebalan adaptif. Sel NK tidak bersifat fagositik. Sel-sel ini membunuh
dengan cara menyerang membrane sel target dan melepaskannya senyawa
kimia yang disebut perforin.
3) Protein antimikroba
Protein antimikroba meningkatkan pertahanan dalam tubuh dengan
melawan mikroorganisme secara langsung atau dengan menghalangi
kemampuannya untuk memproduksi. Protein antimikroba yang penting adalah
interferon dan protein komplemen. Interferon adalah suatu protein yang
dihasilkan oleh sel tubuh yang terinfeksi virus untuk melindungi bagian sel
lain disekitarnya. Interferon mampu menghambat perbanyakan sel-sel yang
terinfeksi, namun dapat meningkatkan diferensiasi sel-sel. Interferon
dihasilkan dari limfosit T dan fungsinya adalah mencegah replikasi virus
didalam sel yang terinfeksi dan penyebaran virus kesel yang sehat.
Sedangkan protein komplemen sekelompok plasma protein yang bersirkulasi
didarah dalam keadaan tidak aktif. Protein komplemen dapat diaktifkan oleh
munculnya ikatan antigen dan antibodi. Terdapat lebih dari 20 jenis protein
komplemen. Protein in dibentuk dihati. Ketika terjadi infeksi, antibodi
terbentuk dan memicu terbentuknya protein komplemen akan memicu
terbentuknya protein komplemen lainnya sehingga membentuk reaksi berantai.
Protein komplemen membantu pertahanan lapis kedua dengan beberapa cara,
antara lain sebagai berikut :
1. Menempel pada mikroba sehingga fagosit lebih mudah
mengenalinya
2. Merangsang fagosit untuk lebih aktif
3. Memicu fagosit menuju lokasi terjadinya infeksi
4. Menghancurkan membran mikroba yang menyerang
5. Berperan dalam kekebalan yang diperoleh
13
4) Respons inflamasi
Inflamasi merupakan reaksi akibat timbulnya infeksi dan terbukanya
arteriol disekitar daerah yang terluka sehingga suplai darah kedaerah yang
terluka meningkat. Inflamasi dikontrol oleh sejumlah enzim dan beberapa
komponen lainnya seperti serotonin, platelet, dan basofil. Tujuan respons
inflamasi adalah untuk melindungi, mengisolasi, menonaktifkan, serta
menyingkirkan agen penyebab dan jaringan yang rusak sehingga berlangsung
proses penyembuhan.
Serotonin dapat meningkatkan pelebaran arteriol dan permeabilitas
jaringan pembuluh. Darah membawa fagosit kedaerah tersebut. Fagosit juga
bergerak dari jaringan yang terdekat. Dinding kapiler semakin meningkat
permeabilitasnya sehingga fagosit dapat keluar dari pembuluh kapiler
kedaerah yang terluka. Fagosit yang tiba lebih dulu akan melepas senyawa
kimia histamin untuk memicu lebih banyak fagosit bergerak kedaerah yang
terinfeksi.
Ketika bakteri berhasil dibunuh dan ditelan oleh fagosit, materi yang
berasal dari pembuluh kapiler akan membentuk penebalan atau pembengkakan
disekeliling daerah yang terinfeksi agar infeksi tidak menyebar. Daerah yang
mengalami inflamasi kemungkinan juga mengandung nanah (abses). Nanah
berasal dari sel darah putih yang telah mati karena menelan bakteri. Nanah
dapat diserap lagi oleh sel tubuh. Selanjutnya, proses perbaikan jaringan dan
tanda-tanda inflamasi menghilang.
14
Sebagian limfosit yang telah dewasa di dalam sumsum tulang berubah menjadi
limfosti B atau disebut sel B. Sebagian limfosit yang belum mencapai tahap dewasa
akan meninggalkan sumsum tulang menuju kalenjar timus dan berubah menjadi
limfosit T atau sel T.
Sel-sel yang berperan dalam imunitas spesifik, yaitu :
1. Limfosit B ( sel B )
Limfosit B tidak, tidak seperti limfosit T, yang bebas beredar ditubuh, terbatas
berada dijaringan limfoid (misal : limpa dan nodis limfe). Sekitar 20-40% limfosit
darah adalah sel B. dalam perkembangannya sel B akan berubah menjadi sel plasma
yang akan menghasilkan antibodi bila terangsang karena invasi antigen.
Sel B memiliki immunoglobulin pada permukaannya. Immunoglobulin adalah
protein yang dapat mengidentifikasi antigen. Terdapat jutaan antigen yang setiap kali
harus direspons tubuh. Walaupun sel B dapat mengenal antigen memiliki jumlah
yang terbatas untuk menahan serangan besar dari bakteri.
Limfosit B memproduksi dua jenis sel fungsional yang berbeda, yaitu :
1) Sel plasma
2. Limfosit T ( sel T )
Sel T yang telah diaktifkan didalam kalenjar timus dilepaskan kesirkulasi
darah. Sel T normal sebanyak 70% dari limfosit darah. Saat sel T terpapar antigennya
untuk pertama kali, sel T menjadi tersensitasi. Jika antigen berasal dari luar tubuh,
antigen perlu ditampilkan pada permukaan sel penampil antigen yaitu makrofag yang
merupakan bagian pertahanan non-spesifik karena makrofag menelan dan mencerna
antigen tanpa membeda-bedakan, namun juga berpartisipasi dalam respons imun.
Setelah makrofag mencerna antigen, makrofag membawa sebagian sisa antigen
dimembran selnya. Sel T jumlahnya terbatas dan sel T tidak membentuk antibodi.
Ada empat jenis limfosit T dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu :
a. Sel T memori
b. Sel T sitotoksik
c. Sel T helper
d. Sel T supresor
15
2.6 Macam-macam Kekebalan Tubuh Manusia
Dilihat dari segi imunologis, kekebalan tubuh dibagi dua, yaitu :
1. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif adalah bila tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan antigen.
Kekebalan aktif dibagi dua, yaitu :
a. Kekebalan aktif alami
Kekebalan yang didapatkan setelah sembuh dari sakit. Mekanismenya, kuman
penyakit yang masuk kedalam tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan penyakit.
Bila penyakit yang sama menyerang kembali, tubuh telah memiliki antibodi sehingga
tubuh menjadi kebal dan tidak terserang penyakit. Contoh : orang kebal terhadap
cacar setelah sembuh dari penyakit cacar.
b. Kekebalan aktif buatan
Kekebalan ini diperoleh setelah orang mendapatkan vaksinasi. Vaksin dapat
berupa racun bakteri, mikroorganisme yang dilemahkan, atau mikroorganisme yang
mati. Dengan pemberian vaksinasi tubuh dirangsang untuk menghasilkan antibodi
sehingga bila penyakit sesungguhnya menyerang, tubuh telah memiliki antibodi untuk
melawannya. Misalnya, vaksin polio diberikan pada anak agar anak tersebut kebal
terhadap virus polio karena telah memiliki antibodi.
2. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari pemindahan antibodi dari suatu
individu keindividu lainnya. Kekebalan pasif dibagi dua, yaitu :
a. Kekebalan pasif alami
Kekebalan ini pada bayi-bayi karena antibodi ibu bayi akan masuk ketubuh
bayi melalui plasenta pada saat kehamilan dan dari ASI yang diminumkan bayi.
Macam dan jumlah zat antibodi yang didapatkan bergantung pada macam dan jumlah
zat anti yang dimiliki ibunya.
b. Kekebalan pasif buatan
Kekebalan yang diperoleh seseorang dari antibodi luar dengan tujuan
pengobatan maupun pencegahan. Misalnya, seseorang yang luka karena menginjak
paku karena takut menderita tetanus ia disuntik ATS (Anti Tetanus Serum) sebagai
usaha pencegahan.
16
2.7 Kelainan atau Penyakit pada Sistem Imunitas Manusia
Berikut ini adalah kelainan dan penyakit lain yang berkaitan dengan sistem imun
manusia, sebagai berikut :
1. AIDS
Penyakit ini dikarenakan defisiensi virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia. HIV menginfeksi sel T limfosit yang menghasilkan antibodi. Sel T
yang terinfeksi membentuk virus baru dalam jangka waktu yang lama. HIV menetap
selama bertahun-tahun dan menyerang sistem imun perlahan-lahan. Biasanya
penderita AIDS akan meninggal jika terjadi komplikasi berbagai infeksi dalam
tubuhnya akibat tidak berfungsinya sistem kekebalan tubuh.
2. Autoimunitas
Autoimunitas adalah suatu kelainan dimana sistem kekebalan tubuh manusia
menyerang jaringan tubuh sendiri. Contohnya penyakit Addison kalenjar
adrenal,toroiditis, anemia pernisisus dan lupus.
3. Alergi
Sel matosit dan sel basofil adalah sel imun yang terkait dengan alergi.
Sedangkan antigen IgE mampu melawan antigen seperti debu, serbuk sari, dan spora.
Respons terhadap alergi dapat terjadi dengan cepat dan fatal, terutama jika menyebar
keseluruh tubuh. Respons alergi dapat dihindari dengan perlakuan tertentu dengan
cara memberikan dosis kecil antigen sehingga hanya sedikit antibodi IgE yang
dihasilkan.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan
limfa atau getah bening di dalam tubuh. Sistem limfatik berfungsi untuk absorbsi zat-zat
makanan dari traktus gastrointestinal, bertanggung jawab untuk absorbsi lemak, dan salah
satu mekanis pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sistem limfatik manusia meliputi saluran
limfe, pembuluh limfe dan organ limfe.
Sistem imunitas adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh
kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum tulang merah,
kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh,
sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara materi asing yang berasal dari luar
tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh. Mekanisme
pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan respons spesifik.
Jadi, kedua sistem tersebut sangat berguna bagi tubuh manusia, dan kedua sistem
tersebut saling berkaitan dalam menjalankan fungsinya di tubuh manusia.
18
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C. 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: GRAMEDIA.
19