Anda di halaman 1dari 25

Sistem Reproduksi

Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan 1


Dosen Pengampu: Ivana Eko Rusdiatin, S.Kep., Ns., M. Sc.
Anggota Kelompok:

 Anita Isma Oktaviani


 Annisa Farras Nabila
 Hasna Nurrohmah
 Intan Nurshela
 Lu’luatul Faizah
 Nazlatul Afiyah
 Nisa Syafina
 Rahma Khoiri
 Wahdania
Pembagian Sistem Reproduksi Manusia
Alat Reproduksi Wanita

 Genitalia Externa  Genitalia Interna


 Mons veneris  Vagina
 Labia mayora  Uterus
 Labia minora  Tuba fallopi
 Klitoris  Ovarium
 Vestibulum  Ligamentum
 Hymen  Serviks
Alat Genitalia Eksternal

Bagian eksternal reproduksi wanita terdiri dari mons


pubis, labia mayora, labia minora, klitoris,
vestibular bulbs dan kelenjar bartolin.
Bagian ini merupakan alat kelamin atau dalam
bahasa medis disebut vulva. Vulva berasal dari
bahasa latin yang berarti menutupi. Seperti artinya,
vulva juga memiliki fungsi untuk melindungi sistem
reproduksi bagian dalam.
Selain itu, bagian luar (eksternal) ini juga berfungsi
sebagai jalan masuk sperma sebelum terjadinya
pembuahan di dalam rahim. Yang termasuk ke
dalam bagian eksternal reproduksi wanita adalah:
Alat Genetalia Eksternal Wanita

Mons pubis Labia mayora


 Mons pubis adalah jaringan lemak  Labia mayora menutupi dan
yang mengelilingi tulang kemaluan. melindungi organ reproduksi
Mengandung kelenjar yang eksternal lainnya. Secara harfiah,
mengeluarkan minyak, yang labia mayora berarti bibir besar. Ini
melepaskan zat yang disebut sesuai dengan bentuknya, seperti
feromon. Zat ini yang terkait pembungkus besar untuk organ lain
dengan timbulnya ketertarikan yang ada di dalamnya.
seksual.  Labia mayora mengandung kelenjar
keringat dan minyak. Pada wanita
dewasa atau setelah pubertas, labia
mayora akan ditutupi oleh rambut.
Labia minora Klitoris
 Labia minora berarti bibir kecil.  Klitoris adalah bagian kecil yang
Karena bentuknya memang lebih sangat sensitif terhadap
kecil dari labia mayora dan rangsangan. Ia berada di bagian
terletak di dalam labia mayora. Ia atas pertemuan labia mayora dan
mengelilingi saluran vagina dan labia minora.
uretra (saluran pembawa urine  Klitoris ditutupi oleh preputium.
keluar tubuh). Keberadaannya
Preputium adalah lipatan kulit,
berfungsi untuk melindungi vagina
sebagaimana kulup pada pria.
dan juga uretra.
Seperti halnya penis, klitoris juga
bisa mengalami ereksi, juga
distimulasi.
Vestibular bulbs Kelenjar bartolin
 Vestibular bulbs adalah bagian  Kelenjar ini berbentuk seperti
memanjang di kedua sisi vagina. kacang yang terletak di jalan
Jika dalam keadaan bergairah, masuk vagina. Ia berfungsi untuk
bagian ini akan terisi darah dan mengeluarkan lendir yang
membuatnya tegang.Namun darah melumasi vagina. Ini diperlukan
yang terkumpul akan kembali vagina saat melakukan hubungan
dilepaskan dan mengalir ke sistem seksual.
peredaran darah jika wanita
mengalami orgasme.
Hymen (Selaput dara) Perineum
 Berupa lapisan yang tipis dan menutupi  Perineum Adalah daerah muskular
sebagian besar introitus vagina.Biasanya yang dititupi kulit antara introitus
himen berlubang sebesar ujung jari
vagina dan anus.
berbentuk bulan sabit atau sirkular
sehingga darah menstruasi dapat keluar.
Namun kadang kala ada banyak lubang
kecil (kribriformis), bercelah (septata),
atau berumbai tidak beraturan
(fimbriata).
 Pada tipe himen fimbriata, pada gadis
sulit membedakannya dengan hymen
yang sudah mengalami penetrasi saat
koitus.
Organ Genitalia Internal Wanita

Bagian internal reproduksi wanita


terdiri dari vagina, serviks, rahim, tuba
falopi dan ovarium.
Bagian dalam (internal) reproduksi
wanita memiliki fungsi inti, yaitu
berkaitan langsung pada produksi sel
telur hingga berkembangnya janin.
Yang termasuk ke dalam bagian
eksternal reproduksi wanita adalah:
Organ Genitalia Internal Wanita
Vagina Serviks
 Vagina adalah saluran elastis dan berotot  Serviks adalah bagian bawah rahim
yang terletak di antara lubang uretra dan yang menghubungkan rahim dengan
rektum. vagina. Ia berfungsi melindungi rahim
 Vagina memiliki panjang sekitar 3,5 hingga dari infeksi dan memfasilitasi jalan
4 inci atau sekitar 8.89 hingga 10.16 sperma. Serviks menghasilkan lendir
cm.Vagina bagian atas terhubung dengan yang teksturnya akan berubah-ubah.
leher rahim, sementara di sisi lainnya
langsung menuju bagian luar tubuh.  Pada masa ovulasi lendir menipis
 Ia memiliki fungsi untuk melakukan untuk memudahkan jalan sperma.
hubungan seksual.Selama berhubungan Sementara saat terjani kehamilan
seksual vagina akan memanjang dan lendir akan mengeras dan menyumbat
melebar untuk menerima penetrasi. saluran serviks untuk melindungi
 Selain itu, vagina juga akan membuka jalan janin.
sperma. Vagina juga akan menjadi jalan
keluar darah menstruasi serta menjadi
jalan keluar janin saat dilahirkan.
Rahim/Uterus Tuba falopi
 Rahim dalam dunia medis disebut sebagai  Tuba falopi juga disebut sebagai
uterus, merupakan bagian reproduksi saluran tuba. Organ ini terhubung
wanita yang terletak di antara kandung
ke bagian atas rahim.
kemih dan rektum. Rahim berbentuk
buah pir dan merupakan organ berongga.  Ia berfungsi sebagai penuntun jalan
 Rahim memiliki banyak fungsi dan yang sel telur yang telah dibuahi menuju
paling utama adalah menampung janin rahim.
yang berkembang, hingga siap
dilahirkan.Selain itu, rahim juga berperan
dalam terjadinya menstruasi pada
wanita.
 Saat siklus menstruasi normal, lapisan
rahim yang disebut endometrium akan
mengental untuk mempersiapkan
kehamilan.Jika tidak terjadi pembuahan
dan tidak terjadi kehamilan, maka
lapisan tersebut akan luruh menjadi
darah menstruasi dan akan keluar dari
tubuh melalui vagina.
Ovarium Perineum
 Ovarium atau yang juga disebut indung  Perineum adalah wilayah pelvic
telur ini adalah sepasang kelenjar yang outlet di ujung diafragma pelvic
berbentuk oval, seperti kacang (levator ani). Batasannya dibentuk
almond. Ovarium ditopang oleh oleh pubic rami di bagian depan
beberapa ligamen yang berada di ligament sacro tuberous di belakang.
kedua sisi rahim.
 Fungsinya Perineum adalah jaringan
 Ovarium berfungsi sebagai penghasil otot yang berbeda di antara vagina
sel telur dan juga hormon pada wanita.
dan anus yang menopang rongga
Dalam siklus menstruasi normal, indung
panggul dan membantu menjaga
telur melepaskan sel telur setiap 28
hari atau bisa lebih.
organ panggul tetap pada
tempatnya.
 Sel telur tersebut jika berhasil
melewati proses pembuahan akan
berlanjut pada proses kehamilan.
Proses di saat sel telur dilepaskan
disebut dengan ovulasi.
Proses Fisiologis Sistem Reproduksi Wanita

1. Oogenesis
 Di dalam ovarium terdapat
oogonium (oogonia = jamak)
atau sel indung telur.
Oogonium bersifat diploid
dengan 46 kromosom atau 23
pasang kromosom. Oogonium
akan memperbanyak diri
dengan cara mitosis
membentuk oosit primer.
 Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan,
yaitu pada saat bayi berusia sekitar 5 bulan dalam kandungan. Pada saat bayi
perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan membelah secara meiosis.
Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak dilanjutkan sampai
bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami pubertas.
 Oosit primer tersebut berada dalam keadaan istirahat (dorman).Pada saat
bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung sekitar 1 juta
oosit primer. Ketika mencapai pubertas, anak perempuan hanya memiliki
sekitar 200 ribu oosit primer saja. Sedangkan oosit lainnya mengalami
degenerasi selama pertumbuhannya.
 Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan
hormon yang menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis tahap
pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan dua sel yang
tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang berukuran
normal (besar) yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran
lebih kecil disebut badan polar pertama (polosit primer).
 Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis kedua). Namun
pada meiosis II, oosit sekunder tidak langsung diselesaikan sampai tahap akhir,
melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit
sekunder akan mengalami degenerasi.
 Namun jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada oosit sekunder akan
dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder akan menghasilkan
satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut badan polar kedua
(polosit sekunder). Badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar
kedua. Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi
ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.
 Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur
(folikel) merupakan sel pembungkus penuh cairan yang menglilingi ovum.
Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber makanan bagi oosit. Folikel juga
mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi oosit
sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk
menyelubungi oosit primer.
 Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel primer berkembang menjadi
folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder, folikel sekunder
berkembang menjadi folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier
berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel matang). Setelah oosit sekunder
lepas dari folikel, folikel akan berubah menjadi korpus luteum. Jika tidak
terjaid fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan.
2. Menstruasi (Haid)

 Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus
yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak
dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang
berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan
adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut
akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme
siklus menstruasi.
 Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya
adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi
pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk periode atau siklus hari
pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari
pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase,
yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi.
Ilustrasi Fase Menstruasi
 Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus
luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron.
Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari
dinding uterus yang menebal (endometrium).
 Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh,
sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang
mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase
menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume
darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50mL.
Siklus Menstruasi
Fase pra-ovulasi

 Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan


hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis untuk
mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di
dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit
primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau
disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya.Selama pertumbuhannya,
folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan
pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan
endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel
juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifta basa.
Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks
agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.
Fase Ovulasi

 Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi
perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-
ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan
terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH
menyebabkan hipofisis melepaskan LH.
 LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat
inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel
de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-
14.
Fase pasca-ovulasi
 Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena
pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus
luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf
memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron.
 Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau
endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium.
Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar
susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut berguna
untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan
atau kehamilan.
 Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila
sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi
korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan
progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan
menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan
selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase
menstruasi berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai