Anda di halaman 1dari 31

PATOFISIOLOGI KELAINAN

KONGENITAL SISTEM
URINARIA

Dwi Suprapti
HIPOSPADIA
Definisi :
Suatu kelainan kongenital yang ditandai
dengan letak meatus uretra externus yg
tidak tepat pada tempat biasanya yaitu
diujung glans penis akan tetapi dibagian
bawah glans penis/sebelah ventral batang
penis.
Biasanya disertai dengan adanya chorda
(lengkung ke bawah saat ereksi)
Hipospadia
Etiologi :
Adanya kegagalan/hambatan fusi
garis tengah dari lipatan-lipatan
uretra pada saat perkembangan
embrionik minggu ke 16.
Koreksi bedah:
Tahap I :
Chordectomy/membuang chorda agar penis
menjadi lurus ( anak usia 3-4 tahun )

Tahap Selanjutnya :
Rekontruksi secara bertahap (mendekati
normal) min 6 bulan post repair
sebelumnya.
Koreksi Bedah Obyektif
1. Untuk meningkatkan penampilan fisik
alat kelamin karena alasan phycologic
2. Untuk menghasilkan organ yang
memadai secara seksual
Pertimbangan Keperawatan
1. Persiapan pre operasi
2. Penatalaksanaan post operasi tahap I
a. anak tirah baring sampai kateter
diangkat
b. Perhatikan anak jangan sampai melepas
kateter
c. Lakukan perawatan luka dengaan teknik
steril, balutan dibuka pada hari ke 5
Next..
d. Lakukan perawatan kateter
e. Pemeriksaan urin (bakteri)
f. Penuhi intake yang cukup
g. Monitor out put
h. Kolaborasi pemberian terapi analgetik
Penatalaksanaan Pasca
Perbaikan Uretroplasty
1. Monitor intake dan out put cairan
2. Balutan dibuka hari ke 5 – 8
3. Perawatan kateter (kateter diangkat pada
hari ke 10 )
4. Kolaborasi pemberian analgetik dan antipiretik
5. Observasi adanya komplikasi : infeksi, striktur
uretra
HIDROKEL

Definisi :
Suatu keadaan dimana terjadi
pengumpulan cairan pada sebagaian
processus vaginalis yang masih
terbuka
Hydrocele
Secara klinis hidrokel dapat dibedakan:
1. Hidrokel primer/Idiopathic
Terjadi tanpa adanya suatu penyakit pada
testis / epididimis sbg penyebab
kongenital hidrokel.
2. Hidrokel skunder
Biasanya akibat dari kelainan-kelainan
yang terjadi pada testis / epididimis
(torsio, infeksi, trauma)
Next..
Kongenital hidrokel terjadi akibat dari
kelainan dalam obliterasi
(menghilangnya alat tubuh yang
ditimbulkan oleh penyakit) procesus
vaginalis
EMBRIOLOGI – ANATOMI –
PATOLOGI
a. Pada umur 3 bulan (embrio sebesar
ibu jari) peritonium yg menutup
dinding abdomen sebelah dalam
menonjol keluar dari anulus interna
suatu kantung (procesus vaginalis)
b. Kantung mengikuti perjalan dari
gubernaculum masuk skrotum
c.Testis masih ada dalam rongga abdomen.
Selama pertumbuhan intra uterin procesus vaginalis
berhubungan dg rongga abdomen (80-94% bayi)
hubungan ini tetap terbuka sampai saat dilahirkan .
75% pada bayi hubungan ini akan tetap terbuka
sampai akhir tahun pertama (Sacha )

d. Terbuka procesus vaginalis


Defek kongenital yang merupakan dasar terjadinya
hidrokel/hernia
Akibat Obliterasi Procesus
Vaginalis
Bisa terjadi keadaan:
1. Normal, terjadi obliterasi komplit procesus
vaginalis meninggalkan tunica vaginalis pada
testis.
2. Hernia scrotalis, terjadi bila procesus
vaginalis tdk menutup shg terbentuk
kantung yg berjalan dari dinding abdomen
sampai dasar testis
3.Funicular Hernia (HIL), terjadi
obliterasi procesus vaginalis sebelah
proksimal testis, sementara procesus
vaginalis sebelah proksimalnya tetap
merupakan kantung yang terbuka.
4. Hidrokel testis, terjadi akibat
obliterasi inkomplit dari sebagiaan
besar procesus vaginalis merupakan
kantung besar yang tetap
berhubungan dengan rongga
peritonium mengalir melalui saluran
tersebut dan terkumpul dikantung
distal
5. Hernia dengan hidrokel, terjadi bila
procesus vaginalis mengalami
obliterasi partial bagian tengah, shg
terbentuk funicular hernia di
proksimal yang berhubungan dg
comunicating hidrokel di distal
melalui saluran halus
Manifestasi Klinik
a. Biasanya klien datang dengan keluhan adanya
massa di dalam skrotum yg cystik/lunak yg tdk
menimbulkan nyeri.
b. Pada pemeriksaan fisik dijumpai :
1. Massa/benjolan bulat di skrotum, bila
terpisah dari testis di bagian atas skrotum/di
inguinal bentuknya dapat fusiform.
2. Konsistensl cystik, kadang-kadang kenyal
bila cairan sangat banyak.
3. Tidak nyeri
4. Testis teraba dibelakang masa tapi
bila hidrokel sgt tegang, kita
hanya dapat melihat bayangan
dengan transluminasi.
5. Pemeriksaan trasluminasi (+)
Type Hidrokel Secara Klinik
a. Hidrokel pada bayi
1. Timbul sejak lahir/dlm
beberapa bulan pertama setelah
kelahiran.
2. Tidak ada keluhan
3. Kecenderungan untuk menutup
dan diabsorpsi secara spontan
4. Benjolan biasanya menghilang pd
waktu berumur 1 tahun
5. Tidak perlu tindakan pembedahan kecuali
kecuali pada beberapa keadaan dimana
hidrokel sangat tegang dan nyeri
b. Hirokel pada anak
1. Bila hidrokel pertama umur 2 th/>
tanda yang khas berubah-ubah: pagi
mengecil, sore hari membesar
maksimal ( adanya saluran halus
yang berkelok- kelok yg
menghubungkan hidrokel dengan
rongga peritonium) dengan berbaring
cairan akan masuk ke rongga
peritonium.
2. Jika berdiri cairan akan masuk dan
berkumpul dibagian distal
3. Hidrokel pada kelompok ini jarang
menghilang spontan bahkan bisa
terus membesar ( pembedahan)
Therapi
1. Hidrokel pada bayi tidak perlu
pembedahan
2. Tindakan operatif thd hidrokel
dilakukan setelah bayi berumur 2
tahun ( Hydrocelectomy)
FIMOSIS
Definisi : Penyempitan pada prepusium
Tanda klinis :
a. Bayi/anak sukar berkemih
b. Kulit prepusium menggelembung
seperti balon
c. Bayi/anak sering menangis sebelum
urine keluar
Next..
Tindakan : Segera sunat
NOTE :
a.Tiap bayi lahir harus diperhatikan
apakah telah berkemih plg lambat 24
jam post partum.
b.Perhatikan apakah urin
banyak/sedikit sekali
Next..
c. Bila terdapat gangguan ekskresi bayi akan
terlihat sembab pada mukanya
d.Bila kelainan lain mis: kista akan terlihat
perut bayi lebih besar dari normal.
e.Sampai bayi berumur 3 hari pengeluaran
urin tidak terpengaruh oleh pemberian
cairan, setelah 5 hari dapat terpengaruh.

Anda mungkin juga menyukai