Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN PADA NN.

“ A”
UMUR 24 TAHUN DENGAN PELAYANAN KONSELING PRANIKAH /
CATEN ( CALON PENGANTEN) DENGAN KEK DI PUSKESMAS
PERAWANG

Laporan Kelompok Stase 2, Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas Perempuan dan


Prakonsepsi

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Disusun oleh:
Kelompok 4
Nama NIM
1. LIZA SILVIANTI 220705025
2. JOIS NATALIA 220703014
3. TIARMAWATY AGUSTINA LIMBONG 220703031

4. ETMI YULIZA 220703032


5. IIS SULISIAWATI 220703034
6. DIAN MAYA SARI 220703035
7. ISNAWATI HUTAPEA 220703043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


STIKES AL INSYIRAH PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karuniaNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Kelompok Stase 2
Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas Perempuan dan Prakonsepsi dengan judul
Asuhan Kebidanan pada “NN.A” Umur 24 Tahun Dengan PELAYANAN
KONSELING PRANIKAH/ CATEN ( CALON PENGANTEN) DENGAN
KEK Di Wilayah Kerja Puskesmas Perawang. Laporan Tugas Kelompok ini disusun
sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Stase 2 Praktik Asuhan Kespro,
Seksualitas Perempuan dan Prakonsepsi Tahun Akademik 2023. Sehubungan dengan
itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bdn.Fajar Sari Tanberika, SST, M.Kes selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Stikes Al
Insyirah
2. Eti Afriyanti, S.Tr. Keb selaku Perceptor Klinik Kelompok Puskesmas Perawang.
3. Bdn.Rika Ruspita, S.ST, M.Kes Selaku Perceptor Akademik Stase 2 Profesi Bidan
Stikes Al Insyirah
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Laporan Tugas Kelompok ini
dengan sebaik–baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangannya.
Hal ini dikarenakan keterbatasan yang ada pada penulis baik pengalaman,
pengetahuan dan waktu. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi perbaikan yang akan datang sangat diharapkan. Semoga Allah
SWT memberikan balasan atas segala amal yang telah diberikan dan semoga
Laporan Tugas Kelompok ini bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain yang
membutuhkan.
Perawang , Desember 2022

Penulis
ASUHAN KEBIDANAN PADA NN. “ A”
UMUR 24 TAHUN DENGAN PELAYANAN KONSELING PRANIKAH /
CATEN ( CALON PENGANTEN) DENGAN KEK DI PUSKESMAS
PERAWANG

Laporan Kelompok Stase 2, Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas Perempuan dan


Prakonsepsi

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Tanggal, Januari 2023

Disusun oleh:
Kelompok 4
Nama NIM
1. LIZA SILVIANTI 220705025
2. JOIS NATALIA 220703014
3. TIARMAWATY AGUSTINA LIMBONG 220703031

4. ETMI YULIZA 220703032


5. IIS SULISIAWATI 220703034
6. DIAN MAYA SARI 220703035
7. ISNAWATI HUTAPEA 220703043

Disetujui Oleh

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

( ETI AFRIYANTI, S.Tr.Keb. ) (Bdn. RIKA RUSPITA,S. ST, M.Kes)


NIP. 19790414 200212 2 006 NIDN. 1026068803
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA NN. “ A”
UMUR 24 TAHUN DENGAN PELAYANAN KONSELING PRANIKAH /
CATEN ( CALON PENGANTEN) DENGAN KEK DI PUSKESMAS
PERAWANG

Laporan Kelompok Stase 2, Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas Perempuan dan


Prakonsepsi

Telah Diseminarkan pada Tanggal Januari 2023

Disusun oleh:
Kelompok 4

Nama NIM
1. LIZA SILVIANTI 220705025
2. JOIS NATALIA 220703014
3. TIARMAWATY AGUSTINA LIMBONG 220703031

4. ETMI YULIZA 220703032


5. IIS SULISIAWATI 220703034
6. DIAN MAYA SARI 220703035
7. ISNAWATI HUTAPEA 220703043

Disetujui Oleh

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

( ETI AFRIYANTI, S.Tr.Keb. ) (Bdn. RIKA RUSPITA,S. ST, M.Kes)


NIP. 19790414 200212 2 006 NIDN. 0003049402
Ketua Prodi Profesi Bidan

( Bdn.FAJAR SARI TANBERIKA, SST, M.Kes)


NIDN. 1007098701
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Calon pengantin merupakan pasangan laki-laki dan perempuan yang akan


segera hidup bersama dalam mahligai rumah tangga dan membentuk keluarga
dalam ikatan pernikahan (Kemenag, 2009). Masalah pra nikah dapat dikaitkan
dengan masa prakonsepsi, karena setelah menikah akan segera menjalani proses
konsepsi. Kualitas seorang generasi penerus akan ditentukan oleh kondisi sejak
sebelum hamil dan selama kehamilan. Kesehatan prakonsepsi menjadi sangat
penting untuk diperhatikan termasuk status gizinya, terutama dalam upaya
mempersiapkan kehamilan karena akan berkaitan erat dengan outcome
kehamilan (Paratmanitya & Hadi, 2012).
Kehamilan merupakan impian bagi pasangan suami istri dengan memiliki
seorang anak, salah satu tujuan dari pernikahan telah terpenuhi. Bagi beberapa
wanita, hamil adalah hal yang sangat mudah didapatkan. Namun, ada beberapa
wanita yang harus melakukan banyak usaha untuk dapat hamil. Pengetahuan gizi
sangat diperlukan bagi pasangan suami istri dalam mempersiapkan kehamilan
terutama bagi pasangan yang akan menikah (Nuryani, 2012). Kehamilan yang
sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental, oleh karena itu perencanaan
kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses kehamilan yang
direncanakan dengan baik akan berdampak positif pada kondisi janin dan
adaptasi fisik, serta psikologis ibu pada kehamilan menjadi lebih baik.
Pengaturan gizi yang baik juga sangat berperan dalam proses pembentukan
sperma dan sel telur yang sehat. Status gizi yang baik dapat mencegah masalah
gizi pada saat kehamilan seperti anemia, KEK, pencegahan infeksi dan
komplikasi kehamilan (Oktaria dan Juli , 2016).
Anemia dan KEK merupakan masalah yang sering terjadi pada kelompok
usia dewasa terutama pada wanita hamil. Berdasarkan dari data World Health
Organization (WHO) pada tahun 2008, prevalensi anemia ibu hamil di Negara
berkembang meningkat dari 35% menjadi 75%. Keadaan anemia ditandai dengan
penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai
2 normal yaitu 25 kg/m2. Hasil analisis bivariat dengan odds ratio (OR) terhadap
obesitas didapatkan OR sebesar 2.695 sehingga obesitas merupakan faktor risiko
terhadap kejadian keterlambatan konsepsi (Infertilitas) pasangan suami istri pada
laki-laki. Faktor lain yang berhubungan dengan masalah gizi pra hamil adalah
rendahnya pengetahuan gizi.
Rendahnya pengetahuan gizi dapat menyebabkan rendahnya pemilihan
makanan dan memiliki peran dalam masalah gizi. Tingkat pengetahuan gizi
seseorang akan menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat
kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi. Pengetahuan gizi juga
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan kebiasaan makan
seseorang. Pendidikan gizi suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan gizi
kepada masyarakat, kelompok atau individu dengan harapan agar bisa
memperoleh pengetahuan tentang gizi yang lebih baik sehingga dapat
berpengaruh pada sikap dan prilaku (Notoatmojo, 2010).
Salah satu upaya menanggulangi masalah gizi melalui peningkatan
pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang dengan melakukan penyuluhan gizi.
Penyuluhan gizi merupakan suatu prinsip pemasaran yang bersifat edukatif untuk
memperbaiki kesadaran gizi yang bertujuan sebagai salah satu cara dalam
peningkatan pengetahuan seseorang dalam masalah gizi pra kehamilan. Edukasi
gizi merupakan bagian dari kegiatan pendidikan kesehatan, didefinisikan sebagai
upaya terencana untuk mengubah prilaku individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam bidang kesehatan (Chacigo, 2010).
Wanita ini beresiko tinggi untuk melahirkan berat badan lahir rendah
(BBLR) dan prematur. Namun masalah gizi pra hamil bukan hanya pada wanita
saja, menurut penelitian (Ahsan et al., 2010) laki-laki yang obesitas dapat
mempengaruhi kejadian infertilitas pada laki-laki, selain obesitas keterbiasaan
konsumsi alkohol pada laki-laki juga dapat berpengaruh buruk terhadap janin
yang dilahirkan.
Pendidikan kesehatan tentang masalah gizi di Indonesia dalam beberapa
program gizi belum memprioritaskan calon pengantin menjelang pernikahan.
Beberapa sasaran pendidikan kesehatan program gizi di Indonesia banyak dituju
pada balita, ibu hamil, ibu menyusui, remaja serta pencegahan penyakit tertentu.
Sedangkan pendidikan kesehatan pada kelompok pranikah belum menjadi
perhatian yang serius (Ulvie et al., 2012).
Pembatasan Masalah Masing-masing individu pasti memiliki sikap positif
terhadap kesehatan dirinya serta mempunyai kemampuan dalam melaksanakan
upaya peningkatan derajat kesehatan secara mandiri. Masalah kesehatan bisa
disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya karena kurangnya asupan atau
kelebihan asupan makanan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai makanan
dan zat gizi perlu ditingkatkan untuk merubah sikap masyarakat akan kesadaran
kesehatan. Mengajak masyarakat menjaga kesehatan dan asupan makannya
memerlukan upaya yang tidak hanya bisa dilakukan dalam waktu singkat, namun
perlu perjalanan waktu yang merubahnya, terutama pada calon pengantin pra
nikah, dalam mengajak dan mensosialisasikan kepada mereka membutuhkan
waktu dan media yang tepat. Upaya yang dapat dilakukan yaitu memberikan
pengetahuan gizi pra nikah untuk mempersiapkan diri menjadi seorang ibu dan
ayah dimasa yang akan datang.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Konseling Pranikah


2. Apakah yang dilakukan dalam pemeriksaan Pranikah
3. Bagaimana penanganan pada Caten Dengan KEK
C. TUJUAN

1. Tujuan Umum.
a. Secara umum diharapkan dapat menjelaskan apa saja manfaat pentingnya
dalam konseling pranikah
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan tentang pengertian pranikah
b. Mampu menjelaskan persiapan pranikah
c. Mampu mengetahui tentang imunisasi Tetanus Toksoid
d. Mampu menjelaskan Tentang KEK
e. Mampu menjelaskan Prosedur Pemeriksaan Pranikah

D. MANFAAT
Dilakukan Konseling Pranikah agar mendeteksi atau menskrining calon
penganten atau pasangan pranikah yang bermanfaat untuk mendeteksi terjadinya
Kekurangan Gizi pada calon penganten, sehingga Calon Penganten mendapatkan
penanganan yang cepat tepat dan segera dalam mempersiapkan kehamilan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI KONSELING
Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan panduan keterampilan komunikasi interpersonal,
tehnik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu
seorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan
menentukan jalan keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut (Saifuddin,
Abdul Bari. 2000:39). Menurut Rochman Natawidjaja, 2987:32, konseling adalah
sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang (yaitu
konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian
tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi
pada waktu yang akan datang.
Konseling adalah proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain
dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu melalui pemahaman
terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien ( Saraswati
Tarigan, 2002).
Proses konseling menggambarkan adanya kerjasama antara bidan selaku
konselor dengan klien mencari tahu tentang masalah yang dihadapi klien. Proses ini
memerlukan keterbukaan dari klien dan bidan agar mencapai jalan keluar pemecahan
masalah klien.
Manfaat konseling adalah meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal
masalah, merumuskan alternatif, memecahkan masalah dan memiliki pengalaman
dalam pemecahan masalah secara mandiri.
Konseling Pranikah sebaiknya dilakukan 6 Bulan sebelum pernikahan agar
dapat memberikan intervensi pemantauan lanjutan pada calon penganten yang
memiliki resiko.
B. DEFINISI PRAKONSEPSI
Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti sebelum
dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga terjadi
pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan
ovum atau pembuahan atau sebelum hamil. Periode prakonsepsi adalah rentang
waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus
mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum
konsepsi. Asuhan yang diberikan pada perempuan sebelum terjadi konsepsi.

C. TUJUAN PRAKONSEPSI
Tujuan asuhan prakonsepsi adalah memastikan bahwa ibu dan pasangannya
berada dalam status kesehatan fisik dan emosional yang optimal saat dimulainya
kehamilan. Tujuan lainnya adalah memberikan serangkaian pilihan yang mungkin
tidak tersedia saat kehamilan dikonfirmasikan kepada calon orang tua. Meskipun
kehamilan bagi beberapa pasangan mungkin tidak direncanakan, mayoritas pasangan
yang memang merencanakan kehamilan dapat memperoleh manfaat dari asuhan
prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang terbaik bagi
bayinya maupun sebagai upaya mengurangi kondisi yang dapat membahayakan
kehamilan.

D. MANFAAT KONSELING PRAKONSEPSI


Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan
emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan prakonsepsi,
ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat mendukung persiapan saat
prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal apa saja yang
menghambat suksesnya proses konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat
melakukan upaya yang maksimal agar bayi dapat lahir dengan sehat. Selain itu
asuhan pra konsepsi juga bermanfaat untuk :
a. Identifikasi keadaan penyakit
b. Penilaian keadaan psikologis
c. Kesiap siagaan keuangan dan tujuan hidup
d. Memberikan banyak informasi bagi perempuan dan pasangannya untuk
membantu membuat keputusan tentang persalinan yang akan di hadapinya.

E. LANGKAH- LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM PRA KONSEPSI


1. Melakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, sehingga tenaga kesehatan
dapat menilai keadaan kesehatan perempuan dan mengidentifikasi faktor resikonya.
2. Pemeriksan laboratorium rutin. Pemeriksaan laboratorium rutin artinya bahwa
pemeriksaan ini dilakukan pada setiap wanita yang akan hamil antara lain :
pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, titer virus Rubella, hepatitis B, PAP
Smear, clamidia, HIV, dan Gonorhoe.
3. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi (Imunisasi Tetanus Toxoid)
4. Usahakan BB ideal karena underweight dan overweight merupakan penyebab
banyak masalah dalam kehamilan.
5. Identifikasi riwayat kesehatan keluarga ( kesulitan dalam kehamilan, persalinan,
nifas maupun kecacatan )
6. Anjurkan untuk melakukan gaya hidup sehat sebelum terjadinya konsepsi ( olah
raga, hindari minum alcohol, merokok atau penggunaan obat-obat terlarang/
hentikan bila ibu sudah terbiasa )
7. Identifikasi masalah kesehatan ( DM, epilepsy,hipertensi dll ), berikan
penanganan dan observasi sebelum terjadi konsepsi.
8. Makanan bergizi seimbang. Jangan makan makanan setengah matang, dan yang
mengandung kotoran kucing karena dapat menyebabkan toxoplasmosis yang dapat
mempengaruhi tumbuh kembang janin.
9. Membersihkan lingkungan dari bahan kimia.
F. PERSIAPAN PRANIKAH
1. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik yaitu melakukan pemeriksaan status kesehatan kedua
pasangan, Tanda – tanda vital dan pemeriksaan darah Penyakit Menular seksual (
HIV AIDS, SISILIS, Hepatitis B), Golongan Darah, dan Hb serta Pemeriksaan
Urine.
2. PERSIAPAN GIZI
Peningkatan status Gizi dengan cara pemeriksaan Lingkar Lengan (LILA) atas
pada calon pengantin perempuan, Melalui Penanggulangan KEK (Kekurangan
energy kronik), dan anemia gizi besi serta difisiensi asam folat.
3. STATUS IMUNISASI
Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit Tetanus Toksoid
dilakukan pemberian Imunisasi 5 Dosis Imunisasi TT untuk mencapai kekebalan
penuh.
Status TT Interval Waktu minimal Lama Perlindungan
TT I 0
TT II 4 Minggu Setelah TTI 3 Tahun
TT III 6 Bulan Setelah TT II 5 Tahun
TT IV 1 Tahun Setelah TT III 10 Tahun
TT V 1 Tahun Setelah TT IV 25 Tahun

4. MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN REPRODUKSI


 Sebaiknya pakaian Diganti 2 x sehari
 Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat
 Membersihkan organ reproduksi dari luar kedalam
 Pakailah handuk yang bersih, kering dan tidak lembab
 Khusus untuk perempuan,
- Tidak Boleh sering menggunakan cairan pembilas vagina
- Jangan menggunakanpembalut yang tipis dalam waktu yang lama
- Pembalut saat menstruasi diganti paling lama setiap 4 jam sekali
- Bagi perempuan yang sering keputihan, berbau dan berwarna gelap
harap memeriksaan ke petugas kesehatan
- Bagi laki-laki dianjurkan Sunat untuk kesehatan.

G. KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)

a. Pengertian KEK
Kekurangan Energi kronik adalah salah satu keadan Malnutrisi dimana
keadaan Ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun
(Kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara
relative absolut satu atau lebih zat gizi. Seseorang dikatakan KEK Jika Lingkar
Lengan Atas Ibu Yang Dominan Bekerja < 23,5 Cm (Helena, 2013).
b. Patofisiologi KEK :
Krisis ekonomi, politik, social -> Pengangguran, inflasi,kurang pangan,
kemiskinan -> Kurang pengetahuan , pendidikan , keterampilan -> Persediaan
makanan tidak cukup - > Pola asuh tidak memadai -> Konseling yankes tidak
memadai -> Konsumsi gizi tidak cukup - > ada penyakit ( bawaan) -> Ibu
Hamil/Caten KEK.
c. Faktor – factor yang mempengaruhi KEK
 Pola Konsumsi
Berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan
jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang yang
merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu
( sulistyoningsih, 2011).
 Pekerjaan
Pekerjaan menggambarkan aktivitas dan kesejahteraan ekonomi yang akan
didapatkan.

 Pendapatan
Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan
dikonsumsi sehari-harinya.
 Pendidikan
Tingkat pendidikan Caten/ ibu hamil sangat berperan dalam kualitas
perawatan kehamilannya. Informasi mengenai yang berhubunhan dengan
kesehatan sangat dibutuhkan dan meningkatkan pengetahuan ibu.
 Faktor Perilaku
Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, pada umumnya
wanita lebih memberikan perhatian khusus pada kepala keluarga dan anak
anaknya. Ibu hamil harus mengkonsumsi 3000 kalori / hari. Jika ibu tidak
memiliki kebiasaan buruk maka status gizi bayi nya nanti akan melahirkan
kesehatan yang baik pada bayi.
 Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada perilakunya.

d. Etiologi KEK
a) Akibat KEK Pada ibu hamil
- Merasa Letih Terus menerus
- Kesemutan
- Muka tampak pucat
- Kesulitan saat melahirkan tidak ada tenaga
- ASI yang tidak keluar
b) Akibat KEK Saat Kehamilan terhadap janin
- Keguguran
- Pertumbuhan janin terganggu (BBLR)
- Perkembangan otak janin terlambat, hingga kecerdasan anak kurang,
bayi lahir premature
- Kematian bayi (Helena, 2012).
c) Akibat KEK Saat Persalinan
- Dapat mengakibatkan persalinan yang sulit / persalinan lama ,
persalinan sebelum waktunya/ premature, perdarahan
e. Cara pengukuran KEK
Dengan mempersiapkan PITA LILA, Dengan cara :
- Tetapkan posisi bahu dan siku menekuk, dan tangan yang digunakan
tangan dominan bekerja
- Tentukan titik tengah antara bahu dan siku
- Lingkarkan pita LILA Pada bagian titik tengah lengan tersebut
- Pita LILA Jangan terlalu ketat dan longgar
- Kemudian baca skala pita LILA tersebut dan catat

f. Penatalaksanaan KEK
KEK Dapat di cegah dan ditangani melalui berbagai langkah, antara lain :
1) Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makan makanan
yang bergizi seimbang
2) Hidup Sehat
3) Tunda kehamilan
4) Bila hamil, segera konsultasi atau dirujuk ke faskes
5) Diberi penyuluhan mengenai gizi seimbang
BAB III
LAPORAN TINJAUAN KASUS

Untuk memberikan gambaran yang nyata tentang Asuhan kebidanan pada Nn. A
Usia 24 tahun dengan konseling pranikah / caten denga KEK Dipuskesmas
Perawang, , pada tanggal 16-12-2022 dipuskesmas Perawang , Tahun 2022
Asuhan Kebidanan pada ibu hamil :
I. Pengumpulan Data
a. DATA SUBJEKTIF
Nama : Nn. A
Umur : 24 tahun
Suku/Bangsa : Minang / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat rumah : BTN Bunut Ps Timur
Telp :-
2. Alasan berkunjung :
Klien mengatakan ingin mendapatkan Konseling pranikah dan Imunisasi

3. Riwayat kesehatan sekarang.


Klien mengatakan sudah mendaftar tanggal pernikahan di KUA setempat dan Pihak
KUA Kec Tualang mengatakan bahwa salah satu syarat klien Mendaftar pada
Kantor KUA Harus mendapatkan surat keterangan rekomendasi konseling pranikah
dari puskesmas Perawang

4. Riwayat kesehatan keluarga.


Klien mengatakan baik dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan
seperti DM, Asms, Jantung, dan tidak ada penyakit menular seperti TBC, Hepatitis.
5. Riwayat kesehatan yang lalu.
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis) dan
penyakit menurun (DM, Asma, Jantung) dan tidak pernah dirawat dirumah sakit.

6. Riwayat haid.
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Jumlah : ± 3 x / hari ganti kotex. Konsistensi encer.
Nyeri haid : kadang-kadang.
Flour albus : ada dan sebelum haid tidak bau, tidak gatal.

7. Riwayat kebiasaan sehari-hari.


a. Pola nutrisi.
Makan 3 x/ hari dengan porsi, nasi lauk, sayur, minum ± 6-8 gelas/hari air putih.
Tidak ada pantang makanan,dan tidak ada alergi.
b. Pola istirahat dan tidur.
Tidur siang ± 1-2 jam.
Tidur malam ± 7-8 jam.
c. Pola aktivitas.
Pekerjaan klien setiap hari di perusahaan swasta dan jika libur klien membantu
pekerjaan orang tuanya. Mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti membantu.
Mencuci dan menyetrika.
d. Personal hygiene
Mandi 2 x / hari,gosok gigi 3 x / hari, ganti pakaian 2 x / hari atau bila kotor,
keramas 2-3 x / minggu atau bila perlu ganti celana dalam 2-3 x / hari.
e. Pola eleminasi.
BAB I x / hari konsistensi lembek.
BAK 4-5 x / hari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada nyeri.
f. Pola kebiasaan lain
Klien mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu, minum alkohol, dan obat –
obatan

8. Riwayat Psiklogis dan Spiritual


Klien mengatakan sudah siap lahir batin melaksanakan pernikahan yang
direncanakan 1 bulan lagi, klien mengatakan cukup bahagia dengan rencana
pernikahannnya dan kedua belah pihak keluarga sudah menyetujui atas rencana
pernkahannya. Hubungan dengan keluarga baik, hubungan dengan petugas
kesehatan baik klien mau menjawab pertanyaan petugas dengan terbuka. Klien
beragama islam dan mengatakan rajin beribadah.

B. DATA OBJEKTIF.
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
BB/TB : 47 kg/159 cm
Lila : 22.5 cm
Tensi : 124/74 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 20 x/menit
Skrining status Imunisasi TT5
Pemeriksaan Penunjang laboratorium : HIV AIDS – (Non Reaktive), Sifilis (Non
Reaktive), Hepatitis B – (Non Reaktive), Golongan Darah A (+), HB 12.6 Gr % ,
HCG Urine : - Negatif

b. Pemeriksaan fisik
Cara berjalan baik, bentuk tubuh sedang
Rambut : Tidak ada ketombe,bersih, tidak rontok
Muka : Tidak pucat
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pengeluaran atau sekret
Telinga : Tidak ada serumen pendengaran baik
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis, lidah bersih
Gigi : Tidak ada karies
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar lympe, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada bendungan vena jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada massa
Dada : Nafas normal, tidak ada wheezing, tidak ada ronchi
Perut : Tidak ada pembesaran, tidak kembung
Kaki : simetris, pergerakan baik, tidak ada odem, tidak ada varices
Vulva dan anus : tidak dilakukan

c. ANALISA DATA / DIAGNOSA


Nn A usia 24 Tahun dengan Konseling pranikah dan Hasil pemeriksaan LILA
(KEK)
Masalah : KEK dengan LILA 22,5 Cm
Kebutuhan :
- Diberikan Imunisasi suntik TT 5 secara IM
- Diberikan Konseling masalah Gizi dan Kolaborasi dengan petugas
Gizi konseling

D. PENATALAKSANAAN
1. Jelaskan pasa klien hasil pemeriksaan
R/ penjelasan hasil pemeriksaan membuat kilen tenang dan paham tentang kondisi
kesehatannya.
E/ klien mengetahui kondisi kesehatannya baik baik saja.
2. Klien mengatakan Menyetujui dilakukan Imunisasi TT 5 pra nikah sebagai
persyaratan menikah
R/ telah medapatkan suntik TT 5 adalah salah satu syarat dalam kelengkapan berkas
pengajuan pernikahan ke KUA
E/ klien memenuhi syarat untuk dilakukannya penyuntikan TT
3. Menjelaskan pada kilen Tentang Manfaat Imunisasi TT Dan jika ingin booster
tambahan sebaiknya dilakukan saat kehamilan usia 20 minggu keatas.
R/ kelengkapan dalam mendapatkan dosis suntikan TT dapat membuat kekebalan
terhadap penyakit Tetatus seumur hidup dan tidak perlu suntik ulang jika ingin
booster tambahan bias dilakukan 1 bulan lagi atau saat hamil usia 20 minggu keatas.
E/ klien mengerti dan bersedia untuk melakukan suntikan TT5 pada waktu yang
telah di tentukan petugas
4. Memberikan Konseling Mengenai Gizi Seimbang, dan Faktor resiko pada calon
ibu hamil dengan KEK atau factor tanda bahaya pada ibu hamil.
5. Memberitahu Caten tentang KEK.
Akibat KEK sebelum kehamilan antara lain :
a. BB kurang/rendah
b. Produktifitas terganggu karena tidak dapat bergerak aktif
Akibat KEK saat kehamilan serta pasca persalinan antara lain :
a. Ibu kesulitan dalam persalinan ,persalinan belum waktunya dan pendarahan
b. Ibu melahirkan bayi dgn BBLR
c. Anemia pada bayi baru lahir
d. Mudah terinfeksi
e. Abortus
f. Terhambatnya pertumbuhan otak janin

6. Menganjurkan ibu untuk pola hidup Sehat


Pola hidup sehat adalah gaya hidup yang memerhatikan semua aspek kondisi
kesehatan seseorang. Yang termasuk pola hidup sehat antara lain:
a. Mengkonsumsi makanan bergizi dengan porsi seimbang
b. Mengelola stress dan selalu berpikir positif
c. Minum air putih minimal 2 liter sehari
d. Istirahat cukup dan tidur teratur
e. Rajin berolah raga
f. Selalu berdoa
g. Menghentikan Kebiasaan buruk
7. Dipantau atau si follow up LILA Ibu 3 Minggu lagi
8. Menjelaskan kepada caten untuk kembali apabila ada keluhan yang berat.

EVALUASI
Tanggal : 16 Desember 2022
Jam : 10.15
Tempat : Poli KIA KB ANAK PKPR
S:
Klien mengatakan Sudah Mengerti Tentang Penjelasan Petugas,Dan Akan
Melaksanakan Apa Yang Telah Dianjurkan.
Pasien Lega karena sudah mendapatkan suntik TT5, rasanya nyilu dan seperti di
gigit semut api. Klien tidak berani menggosok-gosok lengannya karena takut sakit
tidak bisa hilang.

O:
Kesadaran : Kompos Mentis
Keadaan Umum : Baik
Pasien sudah mengerti dan dapat mengulang penjelasan petugas
A:
Nn A Dengan Konseling Pranikah, HASIL LILA KEK
P:
- Mendokumentasi mencatat data hasil konseling pada register caten
- Memberikan Surat Keterangan Pemeriksaan Catin yang ditujukan kepada
KUA Tualang.
- Memberikan kartu caten Sesuai dengan resikonya berwarna Kuning
- Lanjutkan intervensi melalui kader TPK Caten

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada Bab Ini Membahas Tentang asuhan kebidanan pada Nn A USIA 24 Tahun
dengan konseling pranikah Dengan hasilnya KEK Menggunakan standar
pendokumentasian SOAP. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut terdapat beberapa
kesenjangan antara teori dan praktik kebidanan di puskesmas perawang yaitu sebagai
berikut :
Pada Teori disebutkan konseling pranikah sebagiknya 6 bulan sebelum
pernikahan, Namun pada praktinya pemeriksaan pranikah dilakukan 1 bulan sebelum
pernikahan dilaksanakan.
Pada saat pemeriksaan LILA, Didapati Nn A Dengan KEK Dan langsung
mendapatkan pelayanan Konseling tentang gizi seimbang.

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menstimulasi atau


merangsang terhadap terwujudnya sebuah perilaku kesehatan. Apabila mengetahui,
memahami anemia serta cara preventif (pencegahan) anemia maka akan mempunyai
perilaku kesehatan yang baik dengan harapan dapat terhindar dari berbagai akibat
resiko terjadinya anemia. Perilaku kesehatan yang demikian berpengaruh terhadap
penurunan kejadian penyakit anemia (Purbadewi & Ulvie, 2013).
Pemeriksaan LILA dengan Pita ukur LILA Berguna untuk menilai Catin
dengan KEK, Sehingga caten mendapatkan KIE Konseling untuk mencegah
Stunting.

B. Saran
1.Bagi Bidan Puskesmas Perawang diharapkan dalam memberikan pelayanan
keebidanan pada masa prakonsepsi dapat meningkatkan dalam menangani dan
memberikan asuhan kebidanan pada Caten dengan KEK serta tidak memandang
status sosial dalam pelayanan kesehatan.
2.Bagi NN. A dan Keluarga Agar dapat melaksanakan anjuran dan konseling yang
telah diberikan demi keselamatan janin dan NN. A agar tidak terjadi komplikasi dan
persalinan berjalan dengan normal.
3.Bagi seluruh mahasiswi Bidan Profesi Al Insyirah diharapkan dapat melakukan
asuhan kebidanan pada pranikah / konseling Caten

DAFTAR PUSTAKA

Bhutta, Z, & Lassi ,Z. (2015), Proconseption care and Nutrion intervention in low-
and Middle income- Countries. Global Epidimiology and risk factors,. National , 15-
26.

Gunarsa,D.S,1995, Psikologi keperawatan, PT.Gunung Muvia, Jakarta

Ibrahim S, Christina,Perawatan kebidanan,Bharatara,Jakarta


Kemenkes RI, 2018. Pentingnya pemeriksaan kesehatan pranikah Kementrian
kesehatan Republik Indonesia, Direktorat promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, Jakarta.

Pearce John,1990, Kekhawatiran dan ketakutan, bina rupa aksara, Jakarta

Kristiyanasari, W. 2010. Gizi Ibu Hamil, Nuha Medika.


Dinas kesehatan Kabupaten Siak, 2019, Buku Saku Kesehatan Reproduksi dan
Seksual bagi calon pengantin. Siak

LAMPIRAN
DOKUMENTASI
KONSELING CATEN/ PRANIKAH
OLEH KELOMPOK STASE 2 PUSKESMAS PERAWANG

Iis sulisiawati

Liza Silvianti
Liza Silvianti

Dian Maya sari


Etmi Yuliza

Joice Natalia

Anda mungkin juga menyukai