Anda di halaman 1dari 12

Anatomi Payudara dan Fisiologi Laktasi

Anatomi Payudara dan Fisiologi Laktasi

Setiap manusia pada umumnya mempunyai payudara, tetapi antara laki - laki dan
perempuan berbeda dalam fungsinya. Payudara yang matang adalah salah satu tanda kelamin
sekunder dari seorang gadis dan merupakan salah satu organ yang indah dan menarik. Lebih dari
itu untuk mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya maka organ ini menjadi sumber
utama dari kehidupan, karena Air Susu Ibu ( ASI ) adalah makanan bayi yang paling penting
terutama pada bulan - bulan pertama kehidupan.

1. Kalang Payudara ( Areola Mammae )

Letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh
penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini tergantung dari
corak kulit dan adanya kehamilan. Pada wanita yang corak kulitnya kuning langsat akan
berwarna jingga kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka warnanya lebih gelap. Selama
kehamilan warna akan menjadi lebih gelap dan wama ini akan menetap untuk selanjutnya,
jadi tidak kembali lagi seperti warna asli semula.

Pada daerah ini akan didapatkan kelenjar keringat, kelenjar lemak dari montgomery
yang membentuk tuberkel dan akan membesar selama kehamilan. Kelenjar lemak ini akan
menghasilkan suatu bahan dan dapat melicinkan kalang payudara selama menyusui. Di
kalang payudara terdapat duktus laktiferus yang merupakan tempat penampungan air susu.

2. Putting Susu.

Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran
payudara maka letaknya akan bervariasi. Pada tempat ini terdapat lubang - lubang kecil
yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung - ujung serat saraf, pembuluh darah,
pembuluh getah bening, serat - serat otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila
ada kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan putting susu ereksi,
sedangkan serat - serat otot yang longitudinal akan menarik kembali putting susu tersebut.
Payudara terdiri dari 15 - 25 lobus. Masing - masing lobulus terdiri dari 20 - 40
lobulus. Selanjutnya masing - masing lobulus terdiri dari 10 - 100 alveoli dan masing -
masing dihubungkan dengan saluran air susu ( sistem duktus ) sehingga merupakan suatu
pohon.

3. Fisiologi Pengeluaran ASI

Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara


rangsangan mekanik, saraf dan bermacam - macam hormon. Pengaturan hormon terhadap
pengeluaran ASI, dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Pembentukan kelenjar payudara.

b. Pembentukan air susu.

c. Pemeliharaan pengeluaran air susu.

a. Pembentukan kelenjar payudara.

1. Masa Kehamilan.

Pada permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari - duktus


yang baru, percabangan - percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi oleh
hormon - hormon plasenta dan korpus luteum. Hormon - hormon yang ikut
membantu mempercepat pertumbuhan adalah prolaktin, laktogen plasenta,
karionik gonadotropin, insulin, kortisol, hormon tiroid, hormon paratoroid,
hormon pertumbuhan.

2. Pada 3 bulan Kehamilan.

Prolaktin dari adenohipofise / hipofise anterior mulai merangsang


kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrom. Pada
masa ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan
progesterone, tetapi jumlah prolaktin meningkat hanya aktifitas dalam
pembuatan kolostrum yang ditekan.

3. Pada Trimester Kedua Kehamilan.

Laktogen plasenta mulai merangsang untuk pembuatan kolostrum.


Keaktifan dari rangsangan hormon - hormon terhadap pengeluaran air susu
telah didemontrasikan kebenaranya bahwa seorang Ibu yang melahirkan bayi
berumur 4 bulan dimana bayinya meninggal, tetap keluar kolostrum.

b. Pembentukan Air Susu.

Pada seorang Ibu yang menyusui dikenai 2 reflek yang masing- masing
berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu:

1. Refleks Prolaktin.

Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk


membuat kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas karena aktivitas
prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya memang
tinggi. Setelah partus berhubung lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya
korpus luteum maka estrogen dan progesterone sari-at berkurang, ditambah
dengan adanya isapan bayi yang merangsang puting susu dan kalang payudara,
akan merangsang ujung - ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor
mekanik.

Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis


hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor - faktor yang menghambat
sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor - faktor yang
memacu sekresi prolaktin. Faktor - faktor yang memacu sekresi prolaktin akan
merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormone ini
merangsang sel - sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah
melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada
peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap
berlangsung.

Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin akan
menjadi normal pada minggu ke 2 - 3. pada ibu yang menyusui prolaktin akan
meningkat dalam keadaan seperti :

o Stress atau pengaruh psikis

o Anastesi

o Operasi

o Rangsangan puting susu

2. Reflek Letdown

Bersama dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,


rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke hipofise
posterior ( neurohipofise ) yang kemudian dikeluarkan oksitosin.

Melalui aliran darah, hormone ini diangkat menuju uterus yang dapat
menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ
tersebut. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari
alveoli dan masuk ke system duktus dan selanjutnya menbalir melalui duktus
lactiferus masuk ke mulut bayi.

Faktor - faktor yang meningkatkan let down adalah :

- Melihat bayi

- Mendengarkan suara bayi


- Mencium bayi

- Memikirkan untuk menyusui bayi

Faktor - faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti:

- Keadaan bingung / pikiran kacau

- Takut

- Cemas

c. Pemeliharaan Pengeluaran Air Susu

Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur kadar
prolaktin dan oksitosin dalam darah. Hormone - hormone ini sangat perlu untuk
pengeluaran permulaan dan pemeliharaan penyediaan air susu selama menyusui.
Bila susu tidak dikeluarkan akan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah
kapiler yang menyebabkan terlambatnya proses menyusui. Berkurangnya
rangsangan menyusui oleh bayi misalnya kekuatan isapan yang kurang, frekuensi
isapan yang kurang dan singkatnya waktu menyusui ini berarti pelepasan prolaktin
yang cukup untuk mempertahankan pengeluaran air susu mulai sejak minggu
pertama kelahiran.

4. Mekanisme Menyusui.

a. Reflek mencari ( Rooting Reflex }

Payudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah sekeliling mulut
merupakan rangsangan yang menimbulkan reflek mencari pada bayi. Ini
menyebabkan kepala bayi berputar menuju putting susu yang menempel tadi diikuti
dengan membuka mulut dan kemudian putting susu ditarik masuk ke dalam mulut.

b. Reflek menghisap ( Sucking Reflex )


Putting susu yang sudah masuk ke dalam mulut dengan bantuan lidah, putting
susu ditarik lebih jauh dan rahang rnenekan kalang payudara dibelakang putting susu
yang pada saat itu sudah terletak pada langit - langit keras. Dengan tekanan bibir dan
gerakan rahang secara berirama, maka gusi akan menjepit kalang payudara dan sinus
laktiferus, sehingga air susu akan mengalir ke puting susu, selanjutnya bagian
belakang lidah menekan putting susu pada langit - langit yang mengakibatkan air
susu keluar dari putting susu. Cara yang dilakukan oleh bayi, tidak akan
menimbulkan cedera pada putting susu.

c. Reflek menelan (swallowing reflek )

Pada saat air susu keluar dari putting susu, akan disusul dengan gerakan
menghisap yang ditimbulkan oleh otot - otot pipi, sehingga pengeluaran air susu
akan bertambah dan diteruskan dengan mekanisme menelan masuk ke lambung.
Keadaan akan berbeda bila bayi diberi susu botol dimana rahang mempunyai
peranan sedikit di dalam menelan dot botol, sebab susu mengalir dengan mudah dari
lubang dot. Dengan adanya gaya berat, yang disebabkan oleh posisi botol yang
dipegang kearah bawah dan selanjutnya dengan adanya isapan pipi, yang semuanya
ini akan membantu aliran susu, sehingga tenaga yang diperlukan oleh bayi untuk
menghisap susu menjadi minimal.

Kebanyakan bayi - bayi yang masih baru lahir belajar menyusu pada ibunya,
kemudian dicoba pada susu botol yang bergantian, maka bayi tersebut akan menjadi
bingung puting. Sehingga sering bayi menyusu pada ibunya, cara menyusu seperti
menghisap dot botol, keadaan ini berakibat kurang baik dalam pengeluaran air susu
ibu. Oleh karena itu, jika bayi terpaksa tidak bisa langsung disusui oleh ibunya pada
awal kehidupan, sebaiknya bayi diberi minum melalui sendok, cangkir, atau pipet,
sehingga bayi tidak mengalami bingung puting.

http://sobatbaru.blogspot.co.id/2009/02/anatomi-payudara-dan-fisiologi-laktasi.html
Fisiologi Laktasi
on: 09 April 2013In: Asuhan Kebidanan III, Fisiologi

Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI (prolaktin) dan
pengeluaran ASI (oksitosin).

Produksi ASI (Prolaktin)

Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan berakhir ketika mulai
menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon esterogen dan progesteron yang membantu
maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI.

Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena
pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesteron akan menurun
pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses
laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul
akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.

Refleks Prolaktin

Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapi jumlah
kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang
masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus
luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting
susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor
mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan
menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang
pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin.

Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin.
Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.

Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai
penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan
bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung.

Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 – 3.
Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti: stress atau
pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu

Refleks Aliran (Let Down Reflek)

Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari
isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan
oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi.
Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan masuk ke
sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.

Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi, mendengarkan suara bayi,
mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi.

Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti: keadaan bingung/ pikiran
kacau, takut dan cemas.

Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi:

1. Refleks menangkap (rooting refleks)

2. Refleks menghisap

3. Refleks menelan

Refleks Menangkap (Rooting Refleks)

Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh ke arah sentuhan. Bibir
bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha
menangkap puting susu.

Refleks Menghisap (Sucking Refleks)


Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting mencapai
palatum, maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengan demikian sinus
laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan palatum sehingga ASI
keluar.

Refleks Menelan (Swallowing Refleks)

Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.

Pengeluaran ASI (Oksitosin)

Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan
saraf yang terdapat pada glandula pituitaria posterior, sehingga keluar hormon oksitosin. Hal ini
menyebabkan sel-sel miopitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk
dalam pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh
reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus melebar, maka secara reflektoris oksitosin
dikeluarkan oleh hipofisis.

https://www.kebidanan.org/fisiologi-laktasi

Air susu ibu (disingkat ASI) adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi
dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat.

Air susu ibu diproduksi karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin setelah kelahiran bayi.
Air susu ibu pertama yang keluar disebut kolostrum atau jolong dan mengandung banyak
immunoglobulin IgA yang baik untuk pertahanan tubuh bayi melawan penyakit.

Bila ibu tidak dapat menyusui anaknya, harus digantikan oleh air susu dari orang lain atau susu
formula khusus. Susu sapi tidak cocok untuk bayi sebelum berusia 1 tahun.

Daftar isi

 1 Pengaruh cahaya matahari

 2 Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI

 3 Referensi

 4 Pranala luar

Pengaruh cahaya matahari

Apabila bila air susu ibu dijemur di bawah sinar matahari secara langsung, maka dalam beberapa
jam akan berubah warnanya menjadi merah seperti darah. Hal tersebut disebabkanreaksi kimia
yang dikarenakan air susu ibu mengandung berbagai macam protein dan vitamin.
Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI

 Makanan

 Ketenangan jiwa dan pikiran

 Penggunaan alat kontrasepsi

 Perawatan payudara

 Anatomis payudara

 Faktor fisiologi

 Pola istirahat

 Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan

 Faktor obat-obatan

 Berat lahir bayi

 Umur kehamilan saat melahirkan

 Konsumsi rokok dan alkohol

https://id.wikipedia.org/wiki/Air_susu_ibu

Berikut ini terdapat 10 alasan mengapa ASI sangat bermanfaat bagi bayi Anda:

1. Asi kaya akan zat penting yang dibutuhkan oleh bayi


Bila dibandingkan ASI dengan produk susu kalengan atau formula untuk sang buah hati, ASI
tetap terunggul dan tak terkalahkan. Karena ASI memiliki semua kandungan zat penting yang
dibutuhkan oleh sang bayi seperti; DHA, AA, Omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasius,
vitamin A, kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin and lisozim yang semuanya dalam takaran dan
komposisi yang pas untuk bayi, oleh karenanya ASI jauh lebih unggul dibandingkan dengan susu
apapun.

2. Asi sebagai sarana untuk mendekatkan sang ibu dengan buah hatinya
ASI, menjadi makanan utama sang buah hati, selain karena kegunaannya sebagai makanan utama
ASI juga berperan dalam mendekatkan kedekatan jiwa antara sang ibu dan sang anak. Sudah
bukan menjadi rahasia umum lagi kalau anak yang mendapatkan ASI eklusif dari sang ibu akan
cenderung mempunyai kedekatan dan hubungan yang lebih baik dibandingkan dengan bayi yang
tidak mendapatkan asupan ASI.
3. Asi memberikan kekebalan yang optimal untuk bayi
Karena ASI memiliki banyak keunggulan kandugan zat-zat penting yang terkandung didalamnya
yang membuat bayi berkembang dengan optimal. ASI juga mempunyai keunggulan lain untuk
pembentukan sistim Imun sang bayi. Sistem imum merupakan sistim yang sangat krusial untuk
sang bayi, semakin baik sistim imun anak maka akan membuat anak jarang sakit. Dibandingkan
bayi yang tidak mendapatkan asupan ASI, bayi yang mendapatkan asupan ASI mempunyai
sistim imun atau sistim kekebalan tubuh yang jauh lebih baik.

4. Asi tidak basi dan selalu segar


Tidak seperti susu yang lain, ASI tidak akan basi, karena ASI langsung dihasilkan dipayudara
sang ibu tanpa campur tangan bahan kimia, yang terpenting selama asupan makanan yang
dikonsumsi oleh ibu bergizi seimbang dan tepat , maka ASI yang dihasilkanpun memiliki
kualitas yang baik.

5. Asi lebih higenis dibandingkan dengan susu lain


Karena ASI langsung diberikan melaui puting sang ibu dengan ASI yang tersimpan dipayudara
ibu akan menjaga keadaan ASI steril dan dengan suhu yang tepat sesuai untuk kebutuhan sang
buah hati. Bila dibandingkan dengan susu formula atau susu kaleng, keduannya memerlukan alat
bantu berupa botol dot agar bisa dikonsumsi oleh sang bayi. Kesterilan dari susu seperti ini perlu
dipikirkan lagi, karena dalam proses pembuatan susu dan memasukan ke dalam botol ada banyak
kemungkinan bahwa susu tersebut tercemar dengan senyawa lain, entah dari susunya sendiri
sudah tercemar, air yang digunakan belum tentu streril dan yang penting botol dot yang
digunakan untuk minum sang bayi juga belum tentu bebas dari kuman.

6. Asi menjadi pelindung yang baik


ASI menjadi pelindung yang baik untuk sang bayi dari berbagai penyakit atau insiden seperti
kematian bayi secara mendadak, gangguan pencernaan, diare, infeksi telinga dan lain-lain.

7. Asi akan berubah sesuai kebutuhan bayi


ASI memiliki sistematika cara kerja yang sangat unik, karena dengan sendirinya komponen ASI
akan berubah sesuai dengan kebutuhan dan usia sang bayi.

8. Asi merupakan pelindung dari berbagai alergi makanan


ASI juga mampu memberi rangsangan kepada sang bayi agar kebal terhadap berbagai bahan
makanan, perlu diingat untuk hal ini keragaman dan ke-berimbagan makanan yang dikonsumsi
oleh sang ibu akan turut menentukan.

9. Asi makanan yang tepat untuk bayi


ASI sangat penting keberadaanya khususnya untuk bayi usia 0-6 bulan, karena di usia ini ASI
merupakan makanan wajib bagi sang buah hati.

10. Bermanfaat untuk ibu dan bayi


Manfaat ASI bukan hanya untuk sang bayi akan tetapi juga untuk sang ibu , karena dengan
menyusui sang ibu dapat melepaskan ketegangan yang ada pada payudaranya, selain itu
memperkecil resiko sang ibu terkena kanker ovarium, dibanding dengan wanita yang tidak
memberikan ASI.
Read more: http://doktersehat.com/10-manfaat-air-susu-asi-untuk-bayi/#ixzz5EmDaHWnP

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAKTASI

Ada beberapa faktor yang memepengruhi proses laktasi, diantaranya faktor bayi dan faktor
emosional si ibu itu sendiri atau faktor psikologi.
Ada beberapa reflek yang berpengaruh terhadap kelancaran ASI :
1.Reflek prolaktin: Sewaktu bayi menyusu ujung saraf sensori pada papila mamae terangsang.
Implus oleh afferent di bawa ke hipotalamus di dasar otak yang akan mencapai pars anterior
hipofise mengeluarkan hormone prolaktin ke dalam darah. Melalui sirkulasi, prolaktin mamacu
sel kelenjar mensekresi air susu. Jadi makin sering bayi menyusu makin banyak prolaktin yang
di lepas oleh kelenjar hipofise serta makin banyak air susu yang diproduksi oleh sel kelenjar.
2.Reflek oksitosin ( let down reflek ): Rangsangan yang ditimbulkan bayi waktu menyusu,
diantar sampai ke pars posterior hipofise yang akan melepaskan hormone oksitosin ke dalam
darah. Oksitosin memacu sel-sel myoepitel yang mengelilingi alveoli dan duktuli berkontraksi,
sehingga memeras air susu dari alveoli, duktuli dan sinus menuju papilla mamae. Dengan
demikian sering menyusui (pengosongan payudara) sangat penting agar tidak terjadi stagnasi
pada payudara yang berakibat engorgement. Keluarnya air susu karena kontraksi myoepitel
disebut dengan LET DOWN REFLEK.

3.Reflek rooting: Suatu reflek yang apabila bayi disentuh pipinya dia akan menoleh ke arah
sentuhan, bila bibirnya di rangsan atau di sentuh dia akan membuka mulut berusaha mencari
papila mamae untuk menyusu.
4.Reflek menghisap: Reflek menyusu mulai, jika ada sesuatu yang merangsang platum (durum)
bayi, biasanya papila mamae. Untuk dapat merangsang langit-langit bagian belakang maka
areola harus tertangkap oleh mulut bayi. Juga dengan demikian areola dan papila akan tertekan
oleh gusi, lidah bayi serta palatum sehingga sinus laktiferus yang terdapat di bawah areola
tertekan. Akibat air susu diperas keluar oleh mulut bayi dan ditelan sebagai pernyataan reflek
menelan.

http://mantrinews.blogspot.co.id/2012/02/faktor-yang-mempengaruhi-laktasi.html

Prinsip Gizi Bagi Ibu Menyusui

Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan
untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan
meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang memuaskan.

Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan
yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan bayinya.

https://www.lusa.web.id/gizi-seimbang-bagi-ibu-menyusui/

Anda mungkin juga menyukai