Anda di halaman 1dari 28

TUTORIAL KASUS 3

Reproduksi, Endokrin, dan Tumbuh Kembang

Anggota :
Rizkia Ulhaq 1710211022
Tiara Gracienta 1710211029
M. Bariq Rifqi Pasha 1710211053
Zain Maliki 1710211054
Diana Fadhilah Sari 1710211085
Andi Salsabilah 1710211086
Reza Ariyanti 1710211117
Abdillah Khoirul Fat-hi 1710211118
Rr. Puspa Buana Sari Sri M. 1710211151
Refita Isnaeni 1710211152

Tutor : dr. Maria Sylvester


Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta
Tahun Akademik 2017/2018
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana.
Dalam rangka memenuhi tugas tutorial, kami menyusun makalah ini membahas tentang
Reproduksi, Endokrin, dan Tumbuh Kembang. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa
masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan keterbatasan yang kami miliki.

Semoga materi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan menjadi
sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi tim penulis sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Jakarta, 8 Oktober 2017

Penulis
SKENARIO

Halaman 1
Ny. J membawa anaknya C, seorang atlet renang berusia 16 tahun, ke dokter karena
menunjukan awitan (onset) pubertas dan mengalami menstruasi pertama (menarche). Dokter
menjelaskan pubertas pada perempuan biasanya dimulai pada usia 8-13 tahun, diawali dengan
pertumbuhan payudara dan akan melalui beberapa tahapan. Namun demikian banyak faktor
yang dapat mengubah usia terjadinya pubertas, misalnya diet, latihan fisik, gangguan hormonal
dan kelainan genetik.

Pubertas pada perempuan diawali dengan peningkatan sekresi hormon gonadotropin


releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus, yang akan meningkatkan sekresi hormon dari
hipofisis yang selanjutnya akan merangsang sekresi hormon seks dari ovarium. Hormon seks
tersebut akan disekresi secara siklik sehingga terjadi sklus menstruasi. Hormon seks jga akan
mempengaruhi sejumlah sel target, sehingga akan terjadi perubahan fisik tumbuh dan
berkembang menjadi wanita dewasa.

Selanjutnya ovarium akan memproduksi ovum yang dapat dibuahi oleh sperma,
membentuk janin. Secara anatomi organ reproduksi perempuan dan laki2 berbeda
disesuaikan dengan fungsinga menghasilkan sel gamet, memfasilitasi fertilisasi dan tempat
berkembangnya embrio menjadi janin.

Halaman 2
Sepupu C, A (12 tahun) bertanya pada ibunya “mengapa tinggi badannya tidak setinggi
teman sebayanya?” Ia ingin badannya tinggi sehinga dapat menjadi atlet voli profesional. Ibu
menjelaskan bahwa A akan tumbuh tinggi dan berkembang setelah mengalami pubertas. A
harus cukup makan bergizi. Selain itu, orang tua A juga mempunyai masalah tinggi badan
yang lebih dar 160 cm. Mendengar penjelasan ibunya, kekhawatiran A sirna. Pada laki-laki
pubertas ditandai dengan mimpi basah.
Alur Pikir

Ny. J membawa anaknya C seorang atlet renang 16 tahun ke dokter

C belum mengalami pubertas dan menstruasi (menarche)

Usia pubertas perempuan normal 8-13 tahun

Faktor yang dapat merubah usia pubertas


Sepupu A, C 12 tahun
harus

Diet (makan Latihan fisik Gangguan Genetik


makanan bergizi) (lingkungan) hormonal

Seseorang yang pubertas akan mengalami perubahan

Fisik Psikis Pematangan Fungsi seks


Perempuan : menstruasi
Laki laki : mimpi basah
TERMINOLOGI

 Awitan
 Menarche
 Sel target
PROBLEM
 Apa yang dimaksud dengan pubertas dan ciri cirinya?
 Bagaiman proses terjadinya pubertas?
 Apa saja faktor yang mempengaruhi pubertas?
 Apa yang dimaksud menstruasi dan bagaimana siklusnya?
 Apa faktor yang mempengaruhi menstruasi?
 Apa itu hormon? Sebutkan macam2 hormon?
 Hormon yang mempengaruhi pubertas dan bagaimana mekanismenya?
 Struktur kimia hormon?
 Apa perbedaan tumbuh dan berkembang?
 Bagaimana proses pembentukan ovum dan sperma?
 Jelaskan anatomi organ reproduksi pria dan wanita?
 Bagaimana proses pembentukan janin dimulai dari fertilisasi?
 Apa itu makanan bergizi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan?
 Berapa usia normal pubertas pada laki laki?
 Bagaimana mekanisme mimpi basah?
HIPOTESIS
 Pubertas adalah ciri berkembangnya organ reproduksi manusia, psikisnya sudah
aktif (matang), dan mulai menghasilkan gamet
 Usia normal pada perempuan yaitu 8-13 tahun, pada laki laki yaitu 10-14 tahun
 Tumbuh adalah proses penambahan sel yang bersifat irreversibel dan kuantitatif
terlihat secara fisik
 Berkembang adalah proses pendewasaan dan bertambahnya fungsi yang
bersifat reversibel dan kualitatif
 Faktor yang mempengaruhi pubertas yaitu hormon, genetik, makanan bergizi
dan lingkungan
 Menstruasi adalah peluruhan dinding rahim karena ada sel telur yang tidak
dibuahi
IDK
1. Pubertas
2. Organ Reproduksi
3. Hormon
4. Pertumbuhan dan Perkembangan
LEARNING ISSUE
1.1 Definisi
1.2 Faktor
1.3 Ciri-ciri
1.4 Proses pada wanita dan pria

2.1 Pembagian Organ


2.2 Fungsi/Fisiologi
2.3 Proses Menarche dan Mimpi Basah
2.4 Proses Oogenesis dan Spermatogenesis

3.1 Definisi
3.2 Fungsi
3.3 klasifikasi
3.4 Penyampaian
3.5 Regulasi
3.6 Mekanisme
3.7 Target
3.8 Testosteron, Progesteron, dan esterogen

4.1 Definisi
4.2 Perbedaan
4.3 Ciri-ciri
4.4 Tahap-tahap
4.5 Faktor
4.6 Penyakit
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Salah satu ciri makhluk hidup khususnya manusia adalah berkembang biak. Manusia
berkembang biak untuk melestarikan jenisnya. Untuk berkembang biak manusia menggunakan alat
reproduksi. Alat reproduksi pada manusia terdiri dari beberapa bagian yang disebut sistem reproduksi.
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak.

1. Bagian-Bagian Alat Reproduksi pada Pria

Organ reproduksi pria meliputi organ reproduksi internal dan organ reproduksi eksternal.
Organ reproduksi internal meliputi testis, saluran pengeluaran (epididimis, vas deferens,
saluran ejakulasi, uretra) dan kelenjar asesoris (vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar
Cowper) yang mensekresikan getah esensial bagi kelangsungan hidup dan pergerakan sperma.
Sedangkan organ reproduksi eksternal meliputi penis dan skortum.

organ reproduksi pria tampak dari samping


 Testis

Jumlah satu pasang (jamak = testes). Testis merupakan gonade jantan berbentuk oval
terletak dalam skrotum atau kantung pelir yang merupakan lipatan dinding tubuh. Suhu dalam
skrotum 2oC lebih rendah dari suhu dalam rongga perut. Testis mengandung lipatan saluran-
saluran tubulus seminiferus (saluran tempat pembentukan sperma) dan sel-sel Leydig (sel
penghasil hormone testosterone) yang tersebar diantara tubulus seminiferus. Dinding tubulus
seminiferus mengandung jaringan ikat dan jaringan epithelium germinal atau jaringan
epithelium benih yang berfungsi dalam pembentukan sperma (spermatogenesis).

 Epididimis

Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok-kelok diluar
permukaan testis sepanjang kurang lebih 6m. Berperan sebagai tempat pematangan sperma.
Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi.

 Vas deferens

Jumlah sepasang. Saluran lurus mengarah keatas merupakan kelanjutan epididimis dan
ujung salurannya berada dalam kelenjar prostat. Berperan sebagai saluran jalannya sperma dari
epididimis menuju vesikula seminalis (kantung semen/kantung mani).

 Vesikula seminalis

Jumlah sepasang. Kantung ini juga merupakan kelenjar yang berlekuk-


lekuk. Dindingnya mensekresikan cairan kental berwarna kekuning-kuningan dan bersifat basa
(alkalis). Menyumbangkan sekitar 60% total volume semen. Cairan tersebut mengandung
mukus (lendir), gula fruktosa (penyedia energi untuk pergerakan sperma), enzim, vitamin dan
hormon prostagladin.

 Saluran ejakulasi

Jumlah sepasang. Berupa saluran pendek menghubungkan duktus vesikula seminalis


dan uretra.

 Uretra

Jumlah satu buah. Merupakan saluran yang terdapat disepanjang penis, memiliki
lubang keluar di ujung penis. Berfungsi sebagai saluran keluar urine dan saluran keluar air
mani.

 Kelenjar prostat.

Jumlah satu buah. Terdapat di bawah kandung kemih. Mensekresikan getahnya secara
langsung ke dalam uretra berupa cairan encer berwarna putih seperti susu mengandung enzim
antikoagulan dan asam sitrat (nutrisi bagi sperma).
 Kelenjar Cowper atau kelenjar Bulbouretra.

Jumlah satu pasang. Terletak di bawah kelenjar Prostat. Melalui saluran mensekresikan
getahnya kedalam uretra berupa mukus (lendir) jernih bersifat basa yang dapat menetralisir
urin asam yang tertinggal di sepanjang uretra.

 Penis

Jumlah satu buah. Penis tersusun tiga silinder jaringan erektil mirip spons berasal dari
vena dan kapiler yang mengalami modifikasi. Dua terletak di atas disebut korpus kavernosa,
satu buah terletak di bawah dan membungkus uretra disebut korpus spongiosum. Batang utama
penis dilapisi kulit yang relatif lebih tebal. Kepala penis (glands penis) ditutup oleh lipatan
kulit yang jauh lebih tipis dan disebut preputium (prepuce), kulit inilah yang dihilangkan pada
saat dikhitan. Bila terjadi suatu rangsangan jaringan erektil tersebut akan terisi penuh oleh
darah dan penis akan mengembang dan tegang disebut ereksi. Penis dapat berfungsi sebagai
alat kopulasi bila dalam keadaan ereksi.

penampang lintang penis

 Skrotum (kantung pelir)

Jumlah sepasang. Merupakan kantung yang didalamnya berisi testis. Antara kantung
sebelah kanan dan kiri dibatasi oleh sekat yang tersusun jaringan ikat dan otot polos (otot
dartos). Otot dartos menyebabkan skrotum dapat mengendur dan berkerut.

 Spermatogenesis

pembentukan sperma terjadi di dalam testis, tepatnya di dalam tubulus seminiferus. Dua
sampai tiga lapis dinding luar tubulus seminiferus merupakan epithelium germinal, sel-selnya
berdeferensiasi menjadi spermatogonia yang merupakan prekusor sperma.
penampang lintang tubulus seminiferus

Spermatogonia terus-menerus memperbanyak diri dengan membelah secara mitosis.


Spermatogonium (tunggal) mengandung kromosom diploid (2n) atau mengandung 23 pasang
kromosom. Setelah berulangkali membelah akhirnya berubah menjadi spermatosit primer yang
masih diploid.

Setelah beberapa minggu, spermatosit primer membelah secara meiosis (meiosis 1)


menjadi 2 buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n) atau 23 buah kromosom.
Spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis (meiosis 2) menjadi 4 buah spermatid.

spermatogenesis dalam tubulus seminiferus

Spermatid merupakan calon sperma, belum mempunyai ekor dan mengandung


kromosom haploid. Ketika pertama kali terbentuk; spermatid memiliki bentuk seperti sel
epithelium. Namun setelah beberapa minggu mulai memanjang dan berubah bentuk menjadi
sperma yang memiliki kepala dan ekor. Perubahan spermatid menjadi sperma disebut
spermiasi.

Selama spermatogenesis, sperma yang sedang berkembang secara perlahan-lahan


didorong ke arah tengah tubula seminiferus dan terus ke epididimis tempat sperma
mendapatkan motilitasnya (kemampuan bergerak).

Di antara sel-sel yang sedang mengalami spermatogenesis dalam tubulus seminiferus


terdapat sel-sel sertoli yang berfungsi sebagai penyedia nutrien dan mengatur proses
spermatogenesis.

2. Bagian-Bagian Alat Reproduksi pada Wanita


Organ Genitalia Eksterna

organ genitalia eksterna pada wanita meliputi:

 Mons pubis

merupakan jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak dan padat serta
merupakan jaringan ikat di atas simfisis pubis. Mons pubis banyak mengandung kelenjar
sebasea (minyak) dan ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas,
yaitu sekitar satu sampai dua tahun sebelum awitan haid.

 Labia mayor

Dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi lemak dan jaringan ikat yang
menyatu dengan mons pubis. Keduanya memanjang dari mons pubis ke arah bawah
mengelilingi labia minor, berakhir di perineum pada garis tengah. Labia mayor memiliki
panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm, dan tebal 1-1,5 cm dan agak meruncing pada ujung
bawah. Labia mayor melindungi labia minor, meatus urinarius, dan introitus vagina (lubang
vagina). Berfungsi sebagai rangsangan seksual.

 Labia minor

Labia minor terletak di antara dua labia mayor dan merupakan lipatan kulit yang
panjang, sempit, dan tidak berambut, yang memanjang ke arah bawah dari bawah klitoris dab
menyatu dengan fourchette. Sementara bagian lateral dan anterior labia biasanya mengandung
pigmen, permukaan medial labia minor sama dengan mukosa vagina merah muda dan basah.
Pembuluh darah yang banyak membuat labia berwarna merah kemerahan dan memungkinkan
labia minor membengkak, bila ada stimulus emosional dan stimulus fisik. Kelenjar di labia
minor juga melumasi vulva. Suplai saraf yang banyak membuat labia minor menjadi sensitif.
Ruangan antara kedua labia minor disebut vestibulum.

 Klitoris

Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang terletak di bawah arkus
pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang terlihat sekitar 6×6 mm atau kurang.
Ujung badan klitoris dinamakan glans dan lebih sensitive daripada badannya. Saat wanita
secara seksual terangsang, glands dan badan klitoris membesar. Fungsi utama klitoris yaitu
untuk menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.

 Prepusium klitoris

Dekat sambungan anterior, labia minor kanan dan kiri terpisah menjadi bagian medial
dan lateral. Bagian lateral menyatu di bagian atas klitoris dan membentuk prepusium, penutup
yang berbentuk seperti kait. Bagian medial menyatu di bagian bawah klitoris untuk membentuk
frenulum. Terkadang prepusium menutupi klitoris. Akibatnya, daerah ini terlihat seperti
sebagai suatu muara, yaitu sebagai meatus uretra.

 Vestibulum

Vestibulum adalah suatu daerah yang berbentuk lonjong, terletak antara labia minora,
klitoris, dan fourchette. Vestibulum terdiri dari dua muara uretra, kelenjar parauretra
(vetibulum minus atau Skene), vagina, dan kelenjar paravagina (vestibulum mayus,
vulvovagina, atau Bartholin). Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah
teritasi oleh bahan kimia (deodorant semprot, garam-garaman, busa sabun), panas, rabas, friksi
(celana jins yang ketat).

 Meatus uretra

Merupakan bagian dari reproduksi karena letaknya dekat dan menyatu dengan vulva.
Meatus mempunyai muara dengan bentuk bervariasi dan berwarna merah muda atau
kemerahan, dan sering disertai tepi yang agak berkerut. Meatus menandai bagian terminal atau
distal uretra. Biasanya terletak sekitar 2.5 cm di bawah klitoris.

Kelenjar vestibulum minora


Adalah struktur tubular pendek yang terletak pada arah posterolateral di dalam meatus
uretra. Kelenjar ini memproduksi sejumlah kecil lender yang berfungsi sebagai pelumas.

 Hymen

Merupakan lipatan yang tertutup mukosa sebaigan, bersifat elastic, tetapi kuat, dan
terletak di sekitar introitus vagina. Pada wanita yang perawan, hymen dapat menjadi
penghalang pada pemeriksaan dalam, pada insersi tampon menstruasi atau koitus. Hymen ini
bersifat elastic sehingga memungkinkan distensi dan dapat mudah robek. Terkadang hymen
menutupi seluruh orifisum yang menyebabkan hymen tertutup secara abnormal dan
menghalangi pasase aliran cairan menstruasi, pemasangan alat (spekulum), atau koitus. Setelah
pemasangan alat, pemakaian tampon, atau melahirkan pervaginam, dapat terlihat sisa robekan
hymen (karunkulae hymen atau karunkula mirtiformis).

 Kelenjar vestibulum mayor

Adalah gabungan dua kelenjar di dasar labia mayor masing-masing satu pada setiap sisi
orifisium vagina. Beberapa duktus dengan panjang 1,5 cm, menjadi saluran pengeluaran drain
setiap kelenjar. Setiap duktus membuka ke lekukan antara hymen dan labia minor. Kelenjar
mensekresi sejumlah kecil lender yang jernih dan lengket, terutama setelah koitus. Keasaman
lender yang rendah (pH tinggi)

 Fourchette

Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan
ujung bawah labia mayor dan minor di garis tengah bawah orifisium vagina. Suatu cekungan
kecil dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan hymen.

 Perineum

Perineum merupakan daerah muscular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan
anus. Perineum membentuk dasar badan perineum.
Organ Genitalia Interna

Ovarium

Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba fallopii.
Dua ligament mengikat ovarium pada tempatnya, yaitu bagian mesovarium ligament lebar
uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral setinggi Krista iliaka
anterosuperior, dan ligamentum ovarii proprium, yang mengikat ovarium ke uterus. pada
palpasi overium dapat digerakkan.

Fungsi dari ovarium adalah untuk ovulasi dan mmemproduksi hormone. Saat lahir
ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial (primitif). Diantara
interval selama masa usia subur (umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum matur dan
mengalami ovulasi.

Ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormone seks steroid (estrogen,
progesterone, dan adrogen) dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,
perkembangan, dan fungsi wanita normal.

Tuba Fallopii

Sepasang tuba fallopii melekat pada fundus uterus. tuba ini memanjang ke arah lateral,
mencapai ujung bebas ligament lebar dan berlekuk-lekuk mengelilingi setiap ovarium.

Tuba memiliki panjang sekitar 10 cm dengan diameter 0,6 cm. Setiap tuba mempunyai
lapisan peritoneum bagian luar, lapisan otot tipis di bagian tengah, dan lapisan mukosa di
bagian dalam. Lapisan mukosa terdiri dari sel-sel kolumnar, ebberapa diantaranya bersilia dan
beberapa yang lain mengeluarkan secret. Lapisan mukosa paling tipis saat menstruasi. Setiap
tuba dan lapisan mukosanya menyatu dengan mukosa uterus dan vagina.

Terdapat 4 segmen yang berubah di sepanjang struktur tuba fallopii, diantaranya:

- Infundibulum

Merupakan bagian yang paling distal muaranya yang berbentuk seperti terompet
dikelilingi oleh fimbria. Fimbria menjadi bengkak dan hamper erektil saat ovulasi.

- Ampula

Ampula ini membangun segmen distal dan segmen tengah tuba. Sperma dan ovum
bersatu dan fertilisasi terjadi di ampula.

- Istmus

Istmus terletak proksimal terhadap ampula.

- Intersitital

Bagian ini melewati miometrium antara fundus dan korpus uteri dan mempunyai lumen
berukuran paling kecil berdiameter < 1 mm. Sebelum ovum yang dibuahi dapat melewati
lumen ini, ovum tersebut harus melepaskan sel-sel granulose yang membungkusnya.

Tuba fallopii merupakan jalan bagi ovum. Tonjolan-tonjolan infundibulum yang


menyerupai jari (fimbria) menarik ovum ke dalam tuba dengan gerakan seperti gelombang.
Ovum didorong disepanjang tuba, sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh peristaltic lapisan
otot. Estrogen dan prostaglandin mempengaruhi gerakan peristaltic. Aktivitas peristaltik tuba
fallopii dan fungsi sekresi lapisan mukosa yang terbesar adalah pada saat ovulasi. Sel-sek
kolumnar mensekresi nutrient untuk menyokong ovum selama berada di dalam tuba.

Uterus

Uterus merupakan organ brdinding tebal, muscular, pipih, cekung yang mirip buah pir
terbalik yang terletak antara kandung kemih dan rectum pada pelvis wanita. Pada wanita yang
belum melahirkan, berat uterus matang sekitar 30-40 gr sedangkan pada wanita yang pernah
melahirkan, berat uterusnya adalah 75-100 gr. uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri
bila ditekan, licin, dan teraba padat. Derajat kepadatan tergantung dari beberapa factor,
diantaranya uterus lebih banyak mengandung rongga selama fase sekresi siklus menstruasi,
lebih lunak selama masa hamil, dan lebih padat setelah menopause.

Uterus diikat pada pelvis oleh tiga set ligamen jaringan ikat, yaitu :

- Ligament rotundum

Ligament rotundum melekat ke kornu uterus pada bagian anterior insersi tuba fallopii. Struktur
yang menyerupai tali ini melewati pelvis, lalu memasuki cincin inguinal pada dua sisi dan
mengikat osteum dari tulang pelvis dengan kuat. Ligamin ini memberikan stabilitas bagian atas
uterus.

- Ligament cardinal

Ligament ini menghubungkan uterus ke dinding abdomen anterior setinggi serviks.

- Ligament uterosakral

Ligament uterosakral melekat pada uterus di bagian posterior setinggi serviks dan behubungan
dengan tulang sacrum.

Fungsi dari ligament cardinal dan uterosakral adalah sebagai penopang yang kuat pada
dasar pelvis wanita. Kerusakan-kerusakan pada ligament ini, termasuk akibat tegangan saat
melahirkan, dapat menyebabkan prolaps uterus dan dasar pelvis ke dalam vagina bahkan
melewati vagina dan mencapai vulva.

Berdasarkan fungsi dan anatomisnya, uterus dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

- Fundus

Merupakan tonjolan bulat di bagian atas yang terletak di atas insersi tuba fallopii.

- Korpus

Korpus merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri.

- Istmus

Merupakan bagian konstriksi yang menghubungkan korpus dengan serviks yang


dikenal sebagai segmen uterus bawah pada masa hamil.

Tiga fungsi dari uterus adalah siklus menstruasi dengan peremajaan endometrium,
kehamilan, dan persalinan.

Dinding uterus

Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan, yaitu endometrium, miometrium, dan sebagian
lapisan luar peritoneum parietalis.

Endometrium

Banyak mengandung pembuluh darah adalah suatu lapisan membrane mukosa yang
terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan permukaan padat, lapisan tengah jaringan ikat yang
berongga, dan lapisan dalam padat yang menghubungkan endometrium dengan miometrium.
Selama menstruasi dan sesudah melahirkan, lapisan permukaan yang padat dan lapisan tengah
yang berongga tanggal. Segera setelah aliran menstruasi berkahir, tebal endometrium 0,5 mm.
Mendekati akhir siklus endometrium, sesaat sebelum menstruasi mulai lagi, tebal endometrium
menjadi 5 mm.

Miometrium

Tebal tersusun atas lapisan-lapisan serabut otot polos yang membentang ke tiga arah
(longitudinal, transversa, dan oblik). Miometrium paling tebal di fundus, semakin menipis ke
arah istmus, dan paling tipis di serviks.

Serabut longitudinal membentuk lapisan luar miometrium yang paling banyak


ditemukan di fundus, sehingga lapisan ini cocok untuk mendorong bayi pada persalinan. Pada
lapisan miometrium tengah yang tebal, terjadi kontraksi yang memicu kerja hemostatis.
Sedangkan pada lapisan dalam, kerja sfingter untuk mencegah regurgitasi darah menstruasi
dari tuba fallopii selama menstruasi. Kerja sfingter di sekitar ostium serviks interna membantu
mepertahankan isi uterus selama hamil. Cedera pada sfingter ini dapat memperlemah ostium
interna dan menyebabkan ostium interna serviks inkompeten.

Miometrium bekerja sebagai suatu kesatuan yang utuh. Struktur miometrium yang
memberi kekuatan dan elastisitas merupakan contoh adaptasi dari fungsi:

- Untuk menjadi lebih tipis, tertarik ke atas, membuka serviks, dan mendorong janin ke
luar uterus, fundus harus berkontraksi dengan dorongan paling besar.

- Kontraksi serabut otot polos yang saling menjalin dan mengelilingi pembuluh darah ini
mengontrol kehilangan darah setelah aborsi atau persalinan. Karena kemampuannya untuk
menutup (irigasi) pembuluh darah yang berada di antara serabut tersebut, maak serabut otot
polos disebut sebagai ikatan hidup.

Peritoneum parietalis

Suatu membrane serosa yang melapisi seluruh korpus uteri, kecuali seperempat
permukaan anterior bagian bawah, dimana terdapat kandung kemih dan serviks.

Vagina

Vagina, suatu struktur tubular yang terletak di depan rectum dan di belakng kandung
kemih dan uretra yang memanjang dari introitus (muara eksterna di vestibulum di antara labia
minor / vulva) sampai serviks. Saat wanita berdiri, vagina condong ke arah belakang dank e
atas.

Vagina merupakan suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas. Karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina, panjang dinding anterior
vagina hanya sekitar 7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior sekitar 9 cm.

Cairan vagina berasal dari traktus genitalia atas dan bawah. Cairan sedikit asam.
Interaksi antara laktobasilus vagina dan glikogen memeprtahankan keasaman. Apabila pH naik
> 5, insiden infeksi vagina meningkat. Cairan yang terus mengalir dari vagina mempertahnakan
kebersihan relative vagina. Oleh karena itu, penyemporotan cairan ke vagina dalam lingkaran
normal tidak diperlukan dan tidak dianjurkan.

Sejumlah besar suplai darah ke vagina berasal dari cabang-cabang desenden arteri
uterus, arteri vaginalis, dan arteri pudenda interna. Vagina relative tidak sensitive, hal ini
dikarenakan persarafan pada vagina minimal dan tidak ada ujung saraf khusus. Vagina
merupakan sejumlah kecil sensasi ketika individu terangsang secara seksual dan melakukan
koitus dan hanya menimbulkan sedikit nyeri pada tahap kedua persalinan.

Daerah G (G-spot)

Adalah daerah di dinding vagina anterior di bawah uretra yang didefinisikan oleh
Graefenberg sebagai bagian analog dengan kelenjar prostat pria. Selama bangkitan seksual,
daerah G dapat distimulasi sampai timbul orgasme yang disretai ejakulasi cairan yang sifatnya
sama dengan cairan prostat ke dalam uretra. Fungsi dari vagina adalah sebagai organ untuk
koitus dan jalan lahir.

3. Proses Reproduksi pada Manusia


Proses reproduksi pada manusia dimulai dengan hubungan seksual, kemudian diikuti
oleh sembilan bulan kehamilan sebelum melahirkan. Selama bertahun-tahun orangtua merawat
anaknya hingga menjadi manusia yang independen. Kehamilan dapat dihindari dengan
menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom untuk pria dan KB untuk wanita.
3.1. Usia Subur
Sistem reproduksi pada manusia mulai terlihat jelas pada saat usia subur yaitu diawali
pubertas, pada wanita ditandai peristiwa haid (menstruasi) yaitu keluarnya darah akibat dari
meluruhnya selaput rahim (endometrium) disertai pecahnya pembuluh darah. Hal ini
merupakan tanda wanita telah menghasilkan sel telur. Usia subur pada wanita berakhir ketika
sudah tidak haid (menopause).
Tahap siklus menstruasi:
1. Fase menstruasi, dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron.
2. Fase pra ovulasi, dipengaruhi oleh hormon FSH.
3. Fase ovulasi, dipengaruhi oleh hormon LSH.
4. Fase pasca ovulasi, dipengaruhi oleh hormon progesteron.
Sedangkan usia subur pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah, yaitu keluarnya sperma
pada waktu tidur karena terjadi rangsangan seksual dalam mimpinya. Usia subur pada laki-laki
berlangsung sepanjang hidupnya.
3.2. Hubungan Seksual
Reproduksi pada manusia merupakan pembuahan di dalam yakni melalui hubungan
seksual. Dalam proses ini, alat kelamin pria (penis) dimasukkan ke dalam alat kelamin wanita
(vagina). Selama proses ini, sperma akan disalurkan ke vagina selanjutnya menuju rahim dan
tuba falopi. Di tuba falopi terjadi pembuahan sel telur oleh sperma.
3.3. Kehamilan
Kehamilan adalah saat dimana janin berkembang di dalam rahim wanita. Selama
kehamilan, janin menerima semua nutrisi dan oksigen melalui darah dari wanita melalui
plasenta. Plasenta melekat pada janin melalui tali pusar. Akibatnya, wanita memerlukan kalori
yang lebih besar. Selain itu, wanita juga memerlukan beberapa vitamin dan nutrisi dalam
jumlah yang lebih besar dari normal, sehingga wanita perlu makan dalam jumlah yang lebih
besar. Masa kehamilan pada manusia adalah sekitar 266 hari.
3.4. Kelahiran
Setelah janin berkembang, janin akan mendorong keluar dan menuju proses persalinan.
Manusia yang baru lahir disebut bayi. Bayi harus mulai mampu bernapas sendiri setelah
kelahiran. Tak lama kemudian, plasenta ikut keluar dan tali pusar akan diputuskan.

4. Kelenjar pada Sistem Reproduksi Manusia


Sistem reproduksi pada manusia juga terdiri dari beberapa kelenjar yang mendukung
proses reproduksi. Berikut adalah beberapa kelenjar pada sistem reproduksi:
1. Vesika Seminalis, adalah kelenjar pada pria yang menghasilkan cairan pekat
berwarna kuning, mengandung makanan sebagai sumber energi untuk pergerakan
sperma.
2. Kelenjar Prostat, adalah kelenjar pada pria yang berfungsi sebagai penghasil semen
terbesar yang bersifat encer, berwarna putih dana berisi makanan untuk sperma.
3. Kelenjar bulbourethralis, adalah kelenjar yang terdapat pada uretra wanita yang
berfungsi mensekresi cairan lendir bening untuk pada menetralkan cairan urine yang
bersifat asam pada uretra.
4. Kelenjar Bartholini, adalah Kelenjar yang terdapat pada vagina wanita berfungsi
menghasilkan lendir yang alkalis saat berhubungan badan.

5. Hormon pada Sistem Reproduksi Manusia


Tanda-tanda pubertas sangat dipengaruhi oleh hormon. Berikut adalah beberapa hormon pada
sistem reproduksi manusia:
1. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon FSH ini
berfungsi dalam proses pembentukan dan pematangan spermatozoa yang dikenal
sebagai spermatogenesis dan ovum yang dikenal sebagai oogenesis. Di samping itu,
FSH juga merangsang produksi hormon testoseron pada pria dan estrogen pada wanita.
2. LH (Luteinizing Hormone)
Hormon ini juga dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon ini dapat
merangsang proses pembentukan badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium,
setelah terjadi poses ovulasi (pelepasan sel telur).
3. Testosteron
Adalah hormon yang dihasilkan testis dan berperan dalam spermatogenesis dan
penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria.
4. Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh folikel graaf di dalam ovarium. Hormon ini
berperan alam oogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada wanita. Di
samping itu, hormon ini juga berperan untuk merangsang produksi LH dan
menghambat produksi FSH.
5. Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh badan kuning atau korpus luteum di dalam ovarium.
Berperan dalam proses pembentukan lapisan endometrium pada dinding rahim untuk
menerima ovum yang telah dibuahi. Pada saat terjadi kehamilan, progesteron bersama-
sama dengan hormon estrogen menjaga agar endometrium tetap mengalami
pertumbuhan, membentuk plasenta, menahan agar otot uterus tidak berkontraksi, dan
merangsang kelenjar susu memproduksi ASI.
6. Oksitosin
Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis. Peranannya, yaitu pada proses kelahiran,
untuk merangsang kontraksi awal dari otot uterus.
7. Relaksin
Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, berperan untuk merangsang relaksasi
ligamen pelvis pada proses kelahiran.
8. Laktogen
Adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis yang bersama-sama
dengan progesteron merangsang pembentukan air susu.
Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri dari
gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan
di ovarium. Terdapat dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis.

Mitosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan tetapi tidak terjadi reduksi
kromosom contoh apabila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses penggantian
dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis.

Meiosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan dengan adanya reduksi kromosom,
contohnya pembelahan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi
manusia. Pada pembelahan mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama
persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan
pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom.
Gametogenesis terdiri 4 tahap : perbanyakan, pertumbuhan, pematangan dan perubahan
bentuk. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis.
Spermatogenesis
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi
(positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada
saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus. .

Spermatogenesis
Proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal : spermatozoon) yang terjadi di organ
kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat
sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses
kompleks. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses
pembelahan dan diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian
disimpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel germinal yang
disebut spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapis luar sel-sel
epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan
tertentu untuk membentuk sperma. I

Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai berikut :

Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari spermatogenesis yaitu


peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit primer (mitosis), selanjutnya
spermatosit melanjutkan pembelahan secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan
spermatid. Istilah ini biasa disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi
spermatid.

Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi sperma yang


dewasa.Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2
hari. Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2)
Pembentukan cap akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma
difagosit oleh sel Sertoli.

Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli ke lumen
tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki kemampuan bergerak
sendiri (non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel
Sertoli dan bergerak menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu
bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria
bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran.
Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Spermatogenesis

Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:


a. Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating Hormon /
FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon / LH).
b. LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas,
androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
c. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan
memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis.
d. Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

Oogenesis

Proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan
pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel
telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan.
Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk
dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis
menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer
membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut
berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta
oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas,
oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu
sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub
primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu
sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar
sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang
berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder.
Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan
kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada
oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.

Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Oogenesis


Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon,
diantaranya:
Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus -
hipofisis - ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing
hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone)
dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium
sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas,
progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi dan
meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Hormon
prolaktin merangsang produksi susu.

Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium

Sistem Endokrin Dan Kerja Hormon Pada Tubuh Manusia. Sistem endokrin adalah sistem
kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui
aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan
dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan"
tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar
ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin. Sistem endokrin
terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya
adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon
berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.
KELENJAR ENDOKRIN Organ utama dari sistem endokrin adalah:
# Hipotalamus
# Kelenjar hipofisa
# Kelenjar tiroid # Kelenjar paratiroid
# Pulau-pulau pankreas
# Kelenjar adrenal
# Buah zakar
# Indung telur.
Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin. Hipotalamus
melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa; beberapa diantaranya memicu pelepasan
hormon hipofisa dan yanglainnya menekan pelepasan hormon hipofisa. Kelenjar hipofisa kadang
disebut kelenjar penguasa karena hipofisa mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin
lainnya. Beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana
mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya. Hipofisa mengendalikan kecepatan
pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya
dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan
hormonnya. Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa diantaranya
memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di dalam darah:
# Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam lemak
# Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat
# Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap perangsangan
langsung dari sistem saraf parasimpatis.
Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak
disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya
beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran
darah. Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem
saraf. Sistem Endokrin Page 1 Sistem Endokrin dan Kerja Hormon pada Tubuh Manusia HORMON
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang
mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari
rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang
merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh
yang sangat luas. Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara
hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya
hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:
# Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri
seksual
# Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi
# Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya
mempengaruhi seluruh tubuh. Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya
mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon
ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan
mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.
PENGENDALIAN ENDOKRIN
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa
menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin,
maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari
waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar
hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka
kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk
merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi,
maka hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan
mereka berhenti melepaskan hormon.
Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa.
Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu.
Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar
hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami
turun-naik setiap bulannya. Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap
bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon
terhadap semacam jam biologis. Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon.
Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di payudara
menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih
banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan
mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi.
Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada dibawah kendali
hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau
lebih sedikit hormon. Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus
mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai
sangat rendah.

Siklus Menstruasi

Fisologi Siklus Menstruasi Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal,
merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala yang berasal
dari mukosa uterus dan terjadi relatif teratur mulai dari menarche sampai menopause, kecuali
pada masa hamil dan laktasi. Lama perdarahan pada menstruasi bervariasi, pada umumnya 4-
6 hari, tapi 2-9 hari masih dianggap fisiologis.

Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya estrogen dan progesteron secara tiba-tiba,


terutama progesteron pada akhir siklus ovarium bulanan. Dengan mekanisme yang ditimbulkan
oleh kedua hormon di atas terhadap sel endometrium, maka lapisan endometrium yang nekrotik
dapat dikeluarkan disertai dengan perdarahan yang normal.

Selama siklus menstruasi, jumlah hormon estrogen dan progesterone yang dihasilkan
oleh ovarium berubah.

Bagian pertama siklus menstruasi yang dihasilkan oleh ovarium adalah sebagian
estrogen. Estrogen ini yang akan menyebabkan tumbuhnya lapisan darah dan jaringan yang
tebal diseputar endometrium. Di pertengahan siklus, ovarium melepas sebuah sel telur yang
dinamakan ovulasi.

Bagian kedua siklus menstruasi, yaitu antara pertengahan sampai datang menstruasi
berikutnya, tubuh wanita menghasilkan hormon progesteron yang menyiapkan uterus untuk
kehamilan.

Siklus menstruasi dibagi menjadi siklus ovarium dan siklus endometrium.

Di ovarium terdapat tiga fase, yaitu fase folikuler, fase ovulasi dan fase luteal. Di
endometrium juga dibagi menjadi tiga fase yang terdiri dari fase menstruasi, fase proliferasi
dan fase ekskresi.

Hormon yang mengontrol siklus menstruasi

Menstruasi merupakan hasil kerja sama yang sangat rapi dan baku dari hypothalamus-
pituitary-ovarian endocrine axis. Hipotalamus memacu kelenjar hipofisis dengan mensekresi
gonadotropin-releasing hormone (GnRH) suatu deka-peptide yang disekresi secara pulsatif
oleh hipotalamus. Pulsasi sekitar 90 menit, mensekresi GnRH melalui pembuluh darah kecil di
sistem portal kelenjar hipofisis anterior, gonadotropin hipofsis memacu sintesis dan pelepasan
follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing-hormone (LH).
FSH adalah hormon glikoprotein yang memacu pematangan folikel selama fase
folikuler dari siklus. FSH juga membantu LH memacu sekresi hormon steroid, terutama
estrogen oleh sel granulosa dari folikel matang. LH berperan dalam steridogenesis dalam
folikel dan penting dalam ovulasi yang tergantung pada mi-cycle surge dari LH. Aktivitas
siklik dalam ovarium atau siklus ovarium dipertahankan oleh mekanisme umpan balik yang
bekerja antara ovarium, hipotalamus, dan hipofisis.

Hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi

Menstruasi dan Ovulasi

Pada masa pubertas, tiap ovarium mengandung 200.000 oogonia, setiap bulan sebanyak
15-20 folikel dirangsang untuk tumbuh oleh follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing
hormone (LH) yang disekresi oleh kelenjar hipofise anterior. Jika satu ovum dilepaskan dan
tidak terjadi kehamilan maka selanjutnya akan terjadi menstruasi.

Pengaturan sistem ini kompleks dan saling umpan balik. Stimulus awal berasal dari
hipotalamus dengan pelepasan gonadotrophic-releasing hormone (GnRH) ke dalam pembuluh
darah portal hipofisis. GnRH merangasang pertumbuhan dan maturasi gonadotrof yang
mensekresi FSH dan LH. FSH bekerja pada 10-20 folikel primer terpilih, dengan berikatan
dengan sel granulose teka yang mengelilinginya. Efek meningginya jumlah FSH adalah sekresi
cairan ke dalam rongga folikel, salah satu di antaranya tumbuh lebih cepat daripada yang lain.
Pada saat yang sama sel granulose teka yang 12 mengelilingi folikel terpilih mensekresi lebih
banyak estradiol, yang memasuki siklus darah. Efek endokrinologik peningkatan kadar
estradiol ini adalah menimbulkan umpan balik negatif pada hipofisis anterior dan hipotalamus.
Akibatnya sekresi FSH menurun sedangkan sekresi estradiol meningkat mencapai puncak.
Sekitar 24 jam kemudian terjadi lonjakan besar sekresi dari LH (LH surge) dan lonjakan sekresi
FSH yang lebih kecil. Umpan balik positif ini menyebabkan pelepasan satu ovum dari folikel
yang paling besar, sehingga terjadi ovulasi.

Folikel yang kolaps akibat pelepasan ovum berubah sifatnya. Sel granulose teka
berproliferasi dan warnanya menjadi kuning disebut sel luteinteka. Folikel yang kolaps menjadi
korpus luteum. Sel-sel lutein korpus luteum menghasilkan progesterone dan estrogen. Sekresi
progesterone mencapai puncak datar (plateau) sekitar empat hari setelah ovulasi, kemudian
meningkat secara progresif apabila ovum yang dibuahi mengadakan implantasi ke dalam
endometrium. Sel-sel trofoblastik embrio yang telah tertanam segera menghasilkan human
chorionic gonadotropin (HCG) yang memelihara korpus luteum sehingga sekresi estradiol dan
progesterone terus berlanjut. Sebaliknya, jika tidak terjadi kehamilan, sel lutein teka
berdegenerasi sehingga menghasilkan estradiol dan progesteron yang lebih sedikit, sehingga
mengurangi umpan balik negatif pada gonadotrof yang disertai dengan meningkatnya sekresi
FSH. Penurunan kadar estradiol dan progesteron dalam sirkulasi darah menyebabkan
perubahan di dalam endometrium yang menyebabkan terjadinya menstruasi.

Siklus Endometrium Menstruasi adalah pengeluaran darah secara periodik, cairan


jaringan, dan debris sel-sel endometrium dari uterus dalam jumlah yang bervariasi. Biasanya
menstruasi terjadi selang waktu 22-35 hari dan pengeluaran darah menstruasi berlangsung 1-8
hari.

Fase Proliferatif. Pada fase proliferatif terjadi proses perbaikan regeneratif, setelah
endometrium mengelupas sewaktu menstruasi. Permukaan endometrium dibentuk kembali
dengan metaplasia sel-sel stroma dan pertumbuhan keluar sel-sel epitel kelenjar endometrium
dan dalam tiga hari setelah menstruasi berhenti, perbaikan seluruh endometrium sudah selesai.
Pada fase proliferatif dini, endomentrium tipis, kelenjarnya sedikit, sempit, lurus, dan dilapisi
sel kuboid, dan stromanya padat.

Fase regeneratif dini berlangsung dari hari ke tiga siklus menstruasi hingga hari ke
tujuh, ketika proliferasi semakin cepat. Kelenjar-kelenjar epitel bertambah besar dan tumbuh
ke bawah tegak lurus terhadap permukaan. Sel-selnya menjadi kolumner dengan nukleus di
basal sel-sel stroma berploriferasi, tetap padat dan berbentuk kumparan. Pembelahan sel terjadi
pada kelenjar dan stroma. Pada saat menembus endometrium basal, masing-masing arteri
berjalan lurus, tetapi pada lapisan superfisial dan media arteri berubah menjadi spiral.

Fase Luteal Pada fase luteal, jika terjadi ovulasi maka endometrium akan mengalami
perubahan yang nyata, kecuali pada awal dan akhir masa reproduksi. 14 Perubahan ini mulai
pada 2 hari terakhir fase proliferatif, tetapi meningkat secara signifikan setelah ovulasi.
Vakuol-vakuol sekretorik yang kaya glikogen tampak di dalam sel-sel yang melapisi kelenjar
endometrium. Pada mulanya vakuol-vakuol tersebut terdapat di bagian basal dan menggeser
inti sel ke arah superfisial. Jumlahnya cepat meningkat dan kelenjar menjadi berkelok-kelok.
Pada hari ke enam setelah ovulasi, fase sekresi mencapai puncak. Vakuol-vakuol telah
melewati nukleus. Beberapa di antaranya telah mengeluarkan mukus ke dalam rongga kelenjar.
Arteri spiral bertambah panjang dengan meluruskan gulungan. Apabila tidak ada kehamilan,
sekresi estrogen dan progesteron menurun karena korpus luteum menjadi tua. Penuaan ini
menyebabkan peningkatan asam arakidonat dan endoperoksidase bebas di dalam endometrium.
Enzim-enzim ini menginduksi lisosom sel stroma untuk mensintesis dan mensekresi
prostaglandin (PGF2α dan PGE2) dan prostasiklin. PGF2α merupakan suatu vasokonstriktor
yang kuat dan menyebabkan kontraksi uterus, PGE2 menyebabkan kontraksi uterus dan
vasodilatasi, sedangkan prostasiklin adalah suatu vasodilator, yang menyebabkan relaksasi otot
dan menghambat agregasi trombosit. Perbandingan PGF2α dengan kedua prostaglandin
meningkat selama menstruasi. Perubahan ini mengurangi aliran darah melalui kapiler
endometrium dan menyebabkan pergeseran cairan dari jaringan endometrium ke kapiler,
sehingga mengurangi ketebalan endometrium. Hal ini tersebut menyebabkan bertambahnya
kelokan arteri spiral bersamaan dengan terus berkurangnya aliran darah. Daerah endometrium
yang disuplai oleh arteri spiral menjadi hipoksik, sehingga terjadi nekrosis iskemik. Daerah
nikrotik dari endometrium mengelupas ke dalam rongga uterus disertai dengan darah dan
cairan jaringan, sehingga menstruasi terjadi.

Fase Menstruasi Pada fase menstruasi lapisan endometrium superifisial dan media
dilepaskan, tetapi lapisan basal profunda endometrium dipertahankan. Endometrium yang
lepas bersama dengan cairan jaringan dan darah membentuk koagulum di dalam uterus.
Koagulum ini segera dicairkan oleh fibrinolisin dan cairan, yang tidak berkoagulasi yang
dikeluarkan melalui serviks dengan kontraksi uterus. Jika jumlah darah yang dikeluarkan pada
proses ini sangat banyak mungkin fibrinolisin tidak mencukupi sehingga wanita in
mengeluarkan bekuan darah dari serviks.

Anda mungkin juga menyukai