Anda di halaman 1dari 16

SISTEM KEKEBALAN DAN LIMFATIK

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi


Fisiologi Manusia

Dosen Pengampu: Asnilawati, M.Kes

KELOMPOK 2

Disusun Oleh:

1. Nur Haniawasniati (1930207095)

2. Farhan Asy’ari (1930207099)

3. Ayu Indriani (1930207110)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah Swt


yang telah melimpahkan rahmat, serta nikmat kesehatan dan karunia-Nya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Anatomi Fisiologi
Manusia ini yang berjudul “Sistem Kekebalan dan Limfatik”.
Kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan banyak terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia yang telah
banyak membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
makalah yang dibuat ini jauh dari kata baik, dikarenakan terbatasnya pengetahuan
dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran, masukan dan kritik dari pembaca untuk perbaikan makalah
selanjutnya di masa yang akan datang. Akhir kata semoga makalah yang kami
susun ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan para calon pengajar yang
akan datang.

Palembang, 6 April 2022

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Penelitian..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Aliran Psikologi Tingkah Laku (Behavior)..................................................3

B. Biografi Skinner............................................................................................4

C. Teori Belajar Skinner (1904-1990)...............................................................5

D. Kelebihan dan Kekurangan Teori Skinner....................................................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................10

A. Kesimpulan.................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh kita setiap saat terkena bakteri, jamur, atau virus. Akan
tetapi, hanya sedikit yang dapat masuk kedalam tubuh kita dan menimbulkan
penyakit karena tubuh kita memiliki sistem pertahanan tubuh. Sistem
imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan penting dalam
menjaga kesehatan tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ
limfatik primer (sumsum tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik
sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh, sistem tersebut dapat
mengenali dan membedakan antara materi asing yang berasal dari luar tubuh
(ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh. Mekanisme
pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan
respons spesifik.
Ditubuh manusia terjadi peperangan setiap waktu karena musuh-
musuh yang datang menyerang adalah bibit penyakit. Ada orang yang mudah
sakit, ada pula orang yang jarang sakit, ini ada kaitannya dengan sistem
pertahanan tubuh seseorang tersebut. Jaringan tubuh yang berperan penting
dalam sistem pertahanan tubuh manusia adalah jaringan darah dan jaringan
limfa.Sistem limfatikadalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari
plasmadarah yang keluar darisistem kardiovaskularke dalam jaringan
sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui
prosesdifusike dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem
sirkulasi.Semua jaringan tubuh terendam didalam cairan jaringan yang terdiri
atas konstituen darah dan materi sisa yang difus dari sel.Sebagian cairan
kembali ke kapiler limfe diujung vena dan sisanya berdifusi melalui
dinding kapiler dan membentuk limfa. Sistem limfatik terdiri atas limfe,
pembuluh limfe, nodus limfe, organ limfe ( seperti limpa dan kalenjar timus),
serta jaringan limfoid difus (misal tonsil dan sumsum tulang belakang ).
Adapun fungsi sistem limfatik adalah drainase jaringan, absorpsi di usus halus
dan imunitas.
4
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian sistem kekebalan tubuh manusia?

2. Apa Macam-macam sistem kekebalan tubuh manusia ?

3. Bagaimana mekanisme sistem pertahanan tubuh manusia?

4. Apa penyakit pada sitem kekebalan manusia?

5. Apa pengertian sistem limfatik manusia?

6. Bagaimana fisiologi sitem limfatik manusia?

7. Bagaimana organ-organ sistem limfatik?

8. Apa fungsi sistem limfatik?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sistem kekebalan tubuh manusia.

2. Untuk mengetahui Macam-macam sistem kekebalan tubuh.

3. Untuk mengetahui mekanisme pertahanan tubuh manusia.

4. Untuk mengetahui penyakit pada sitem kekebalan manusia.

5. Untuk mengetahui pengertian sistem limfatik manusia.

6. Untuk mengetahui fisiologi sitem fisiologi sitem limfatik manusia.

7. Untuk mengetahui organ-organ sistem limfatik.

8. Untuk mengetahui fungsi sistem limfatik.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh (Imunitas)


Sistem imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan penting
dalam menjaga kesehatan tubuh kita atau dapat diartikan sebagai sistem
perlindungan dari pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ
khusus pada suatu organisme sehingga tidak mudah terkena penyakit.. Sistem
imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum tulang merah"
kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa" nodus limfa" tonsil).
Didalam tubuh" sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara
materi asing yang berasal dari luar tubuh (ular" debu" virus dan mikroba)
dengan materi dari dalam tubuh. mekanisme pertahanan tubuh manusia
dibedakan atas respons nonspesifik dan respons spesifik.

B. Macam-macam Kekebalan Tubuh Manusia


Dilihat dari segi imunologis kekebalan tubuh tediri dari dua bagaian yaitu;
1. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif adalah bila tubuh menghasilkan antibodi untuk
mela#an antigen. Kekebalan aktif dibagi dua yaitu;
a. Kekebalan aktif alami
Kekebalan yang didapatkan setelah sembuh dari sakit.
Mekanismenya kuman penyakit yang masuk kedalam tubuh
menghasilkan antibodi untuk melakan penyakit. Jila penyakit yang
sama menyerang kembali tubuh telah memiliki antibodi sehingga
tubuh menjadi kebal dan tidak terserang penyakit. Contohnya, orang
kebal terhadap cacar setelah sembuh dari penyakit cacar.
b. Kekebalan aktif buatan
Kekebalan ini diperoleh setelah orang mendapatkan vaksinasi.
8aksin dapat berupa racun bakteri mikroorganisme yang dilemahkan
atau mikroorganisme yang mati. Dengan pemberian vaksinasi tubuh
dirangsang untuk menghasilkan antibodi sehingga bila penyakit
sesungguhnya menyerang tubuh telah memiliki antibodi untuk
melakannya. Misalnya vaksin polio diberikan pada anak agar anak
6
tersebut kebal terhadap virus polio karena telah memiliki antibodi.
2. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari pemindahan antibodi
dari suatu individu keindividu lainnya. Kekebalan pasif dibagi dua yaitu;
a. Kekebalan pasif alami
Kekebalan ini terdapat pada bayi, karena antibodi ibu bayi akan masuk
ketubuh bayi melalui plasenta pada saat kehamilan dan dari asi ibu.
Macam dan jumlah zat antibodi yang didapatkan bergantung pada
macam dan jumlah zat yang dimiliki ibunya
b. Kekebalan pasif buatan
Kekebalan yang diperoleh seseorang dari antibodi luar dengan tujuan
pengobatan maupun pencegahan. Contohnya, seseorang yang luka
karena menginjak paku karena takut menderita tetanus ia disuntik ATS
(Anti Tetanus Serum) sebagai usaha pencegahan.

C. Mekanisme Sistem Pertahan Tubuh Manusia

1. Mekanisme Sistem Pertahanan Non-Spesifik


Respons non-spesifik meliputi pertahanan fisik dan kimia terhadap
agen infeksi dan tidak dipengaruhi oleh infeksi sebelumnya. Artinya,
respons tersebut tidak memiliki memori terhadap infeksi sebelumnya.
Mekanisme pertahanan tubuh non-spesifik ini merupakan lini pertama
pertahanan umum untuk mencegah masuknya dan meminimalisasi jalan
masuk mikroba dan antigen yang masuk kedalam tubuh manusia.
Terdapat mekanisme pertahanan tubuh non-spesifik yang utama, yaitu;

a. Pertahanan tubuh lapis pertama

Langkah terbaik yang harus dilakukan untuk melawan mikroba


ialah mencegahnya masuk kedalam tubuh. Untuk itu dibutuhkan
beberapa lapis pertahanan tubuh agar terhindar dari serangan mikroba
tersebut. Pertahanan lapis pertama yang berfungsi melawan infeksi
terdapat pada permukaan tubuh, yaitu;

a) Kulit dan Membran Mukosa

Perlindungan yang dihasilkan kulit dan membrane mukosa


adalah sebagai berikut ;
7
1) Hasil sekresi kulit cenderung bersifat asam (pH 3-5), sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri. Minyak (sebum) pada kulit
mengandung zat kimia yang beracun bagi bakteri.

2) Mukosa lambung mengandung larutan HCL dan enzim untuk


membunuh mikroorganisme.

3) Ludah dan air mata mengandung lisozim yaitu enzim


penghancur bakteri.

4) Lendir yang lengket akan memerangkap mikroorganisme yang


masuk kesaluran pencernaan dan saluran pernapasan

b) Sekresi Alami dan Bakteri Alami

Sekresi alami dari tubuh banyak mengandung


bakterisida. Air liur dan air mata mengandung lisozim yang
dapat menyebabkan sel-sel bakteri menjadi pecah (lisis). Asam
didalam lambung dapat membunuh banyak bakteri yang masuk
melalui makanan. Sedangkan bakteri alami bersifat nonpatogen
terdapat pada kulit, saluran pencernaan, dan saluran kelamin
perempuan. Keberadaan bakteri alami dapat menghambat
pertumbuhan bakteri patogen karena bakteri patogen berusaha
memasuki tubuh harus bersaing terlebih dulu.

b. Pertahan tubuh lapis kedua

a) Fagositosis

Fagosit adalah sel darah putih yang memiliki kemampuan


menelan dan menghancurkan mikroba dan material asing yang
masuk kedalam tubuh. Dalam hal ini, fagosit akan menelan
bakteri atau mikroba ke dalam vakuolanya, kemudian
mengeluarkan enzim tertentu untuk membunuh bakteri tersebut.
Fagosit dihasilkan oleh susmsum tulang.

b) Sel Natural Killer (Sel NK)

Sel NK berjaga disistem peredaran darah dan limfatik.


Sel NK merupakan sel pertahanan yang mampu melisis dan
membunuh sel-sel kanker serta sel-sel tubuh yang terinfeksi

8
virus sebelum diaktifkannya sistem kekebalan adaptif. Sel NK
tidak bersifat fagositik. Sel-sel ini membunuh dengan cara
menyerang membrane sel target dan melepaskannya senyawa
kimia yang disebut perforin.

c) Protein antimikroba

Protein antimikroba meningkatkan pertahanan dalam


tubuh dengan melawan mikroorganisme secara langsung atau
dengan menghalangi kemampuannya untuk memproduksi.
Protein antimikroba yang penting adalah interferon dan protein
komplemen. Interferon adalah suatu protein yang dihasilkan
oleh sel tubuh yang terinfeksi virus untuk melindungi bagian sel
lain disekitarnya. Interferon mampu menghambat perbanyakan
sel-sel yang terinfeksi, namun dapat meningkatkan diferensiasi
sel-sel. Interferon dihasilkan dari limfosit 3 dan fungsinya
adalah mencegah replikasi virus didalam sel yang terinfeksi dan
penyebaran virus kesel yang sehat.

d) Respons inflamasi

Inflamasi merupakan reaksi akibat timbulnya infeksi dan


terbukanya arteriol disekitar daerah yang terluka sehingga suplai
darah kedaerah yang terluka meningkat. Inflamasi dikontrol oleh
sejumlah enzim dan beberapa komponen lainnya seperti
serotonin, platelet, dan basofil. Tujuan respons inflamasi adalah
untuk melindungi, mengisolasi, menonaktifkan, serta
menyingkirkan agen penyebab dan jaringan yang rusak sehingga
berlangsung proses penyembuhan.

2. Mekanisme Pertahanan Tubuh Spesifik

Jika pertahanan lapis pertama dan kedua tidak dapat


membendung serangan bakteri atau mikroba patogen, maka kehadiran
patogen tersebut akan memicu pertahanan lapis ketiga untuk aktif.
Pertahanan itu melibatkan respons spesifik oleh sistem imun terhadap
infeksi khusus sehingga memperoleh kekebalan (imunitas). Imunitas
spesifik yang diperoleh seseorang biasanya dapat bertahan lama bahkan

9
seumur hidup. Imunitas spesifik melibatkan dua jenis limfosit. Kedua
limfosit dibentuk di sumsum tulang dan setelah dilepaskan di aliran
darah limfosit lebih lanjut diproses untuk membuat dua jenis sel yang
secara fungsional berbeda. Sebagian limfosit yang telah dewasa di
dalam sumsum tulang berubah menjadi limfosti B atau disebut sel B.
Sebagian limfosit yang belum mencapai tahap dewasa akan
meninggalkan sumsum tulang menuju kalenjar timus dan berubah
menjadi limfosit T atau sel T.

Sel-sel yang berperan dalam imunitas spesifik, yaitu;

a. Limfosit B (sel B)

Sekitar 20-40% limfosit darah adalah sel -. dalam


perkembangannya sel B akan berubah menjadi sel plasma yang akan
menghasilkan antibodi bila terangsang karena invasi antigen. Sel B
memiliki immunoglobulin pada permukaannya. Immunoglobulin
adalah protein yang dapat mengidentifikasi antigen. Terdapat jutaan
antigen yang setiap kali harus direspons tubuh. Walaupun sel B
dapat mengenal antigen memiliki jumlah yang terbatas untuk
menahan serangan besar dari bakteri. Limfosit B memproduksi dua
jenis sel fungsional yang berbeda, yaitu sel plasma dan sel B
memori.

b. Limfosit T (sel T)

Sel T yang telah diaktifkan didalam kalenjar timus dilepaskan


kesirkulasi darah. Sel T normal sebanyak 70% dari limfosit darah.
Saat sel T terpapar antigennya untuk pertama kali, sel T menjadi
tersensitasi. Jika antigen berasal dari luar tubuh, antigen perlu
ditampilkan pada permukaan sel penampil antigen yaitu makrofag
yang merupakan bagian pertahanan non-spesifik karena makrofag
menelan dan mencerna antigen tanpa membeda-bedakan, namun
juga berpartisipasi dalam respons imun. Setelah makrofag mencerna
antigen, makrofag membawa sebagian sisa antigen dimembran
selnya. Sel T jumlahnya terbatas dan sel T tidak membentuk
antibodi. Terdapat empat jenis limfosit T, yaitu sel T memori, sel T
sitotoksik, sel T helper, dan sel T sipresor.
10
D. Penyakit Pada Sistem Imunitas Manusia

Adapun penyakit yang berkaitan dengan sistem imun manusia, yaitu


sebagai berikut;

1. AIDS

Penyakit ini disebabkan defisiensi virus yang menyerang sistem


kekebalan tubuh manusia. HIV menginfeksi sel T limfosit yang
menghasilkan antibodi. Sel T yang terinfeksi membentuk virus baru
dalam jangka waktu yang lama. HIV menetap selama bertahun-tahun
dan menyerang sistem imun perlahan-lahan. Biasanya penderita AIDS
akan meninggal jika terjadi komplikasi berbagai infeksi dalam
tubuhnya akibat tidak berfungsinya sistem kekebalan tubuh.

2. Autoimunitas

Autoimunitas adalah suatu kelainan dimana sistem kekebalan


tubuh manusia menyerang jaringan tubuh sendiri. Contohnya penyakit
addison kalenjar adrenal, toroiditis, anemia pernisisus dan lupus.

3. Alergi

Sel matosit dan sel basofil adalah sel imun yang terkait dengan alergi.

E. Pengertian Sistem Limfatik Manusia


Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari
plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya.
Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam
kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Sistem saluran limfe
berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah meninggalkan jantung melalui
arteri dan dikembalikan melalui vena.
Susunan limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang labih
kecil. Kelenjar-kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel
itu sangat besar didalam saluran limfe. Didalam limfe tidak terdapat sel lain. Limfe
dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot disekitarnya dan dalam beberapa
saluran limfe dalam salurannya digerakkan oleh kontraksi otot disekitarnya dan dalam
beberapa saluran limfe yang gerakannya besar itu dibantu oleh katup.
Sistem limfatik ini berfungsi untuk absorbsi zat-zat makanan dari traktus

11
gastrointestinal, bertanggung ja#ab untuk absorbs lemak, dan salah satu mekanis
pertahanan tubuh terhadap infeksi. (Syaifuddin, 2009).
Sistem limfatik manusia terdiri dari dua bagian penting, yaitu; pembuluh limfa
dan jaringan organ serta organ limfa
F. Fisiologi Sitem Fisiologi Sitem Limfatik Manusia
1. Saluran Limfe
Saluran limfa adalah cairan bening menyerupai plasma yang tidak
mengandung protein plasma dan memiliki kompetensi yang serupa dengan cairan
interstisial. Limfe mengangkut protein plasma yang meresap kedasar kapiler dan
kembali kedalam aliran darah. Limfe juga memba#a partikel yang lebih besar,
missal bakteri dan sisa sel dari jaringan yang rusak, kemudian difiltrasi dan
dihancurkan oleh nodus limfe. Limfe mengandung limfosit" yang bersirkulasi
didalam sistem limfatik dan memungkinnya menjaga area tubuh yang berbeda.
Dilakteal usus halus, lemak diabsorbsi kedalam limfatik yang membuat limfe
disebut dengan kili, tampak seperti susu. Membran serosa yang paling lebar
adalah peritoneum, memran serosa bertalian erat dengan sistem saluran limfe.
Lipatannya yang banyak itu membawa saluran limfe dan pembuluh darah.
Membran ini dilapisi oleh endotelium, dan didalamnya terdapat banyak lubang-
lubang halus. Lubang-lubang ini disebut stomat, mereka berhubungan dengan
pembuluh limfe dan dengan demikian menghindarkan limfe berkumpul dalam
ruang serosa.
2. Pembuluh Limfe
Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa.
&eredaran limfa adalah peradaran terbuka. Limfa dari jaringan akan masuk
kekapiler limfa. Kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang lain
membentuk pembuluh limfa. &embuluh limfa akan terkumpul di pembuluh limfa
dada. Limfa akhirnya akan kembali kesistem peradaran darah. Aliran limfa dalam
pembuluh limfa dipengaruhi oleh kerangka otot rangka. Disepanjang pembuluh
limfa terdapat buku limfa yang disebut dengan nodus limfa yang berbentuk
bulatan kecil.
Semua cairan limfa berasal dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru,
jantung dan lengan kanan terkumpul dalam pembuluh-pembuluh limfa dan
bersatu menjadi pembuluh limfa kanan disebut juga dengan duktus limfatikus
dekster. Pembuluh limfa bermuara dipembuluh vena dibawah tulang selangka
kanan. Cairan limfa yang berasal dari bagian selain yang bermuara dipembuluh
limfa kanan akan bermuara pada pembuluh limfa dada yang disebut dengan
duktus toraksikus yang bermuara ditulang selangka kiri.
12
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih
banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian merjan.
Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan
terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinana
halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe didalam
jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lakteal dijumpai
dalam vili usus kecil. Kelenjar limfe berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang
dan terdapat disepanjang pebuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan
dijumpai ditempat-tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama
terdapat didalam leher, axila, torax, abdomen, dan lipatan paha. Sebuah kelenjar
limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang cekung. Pinggiran yang
cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus, jaringan otot,
dan jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul
fibrus. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrus, yaitu trabekulae,
masuk kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Ruagan diantaranya
berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih atau
limfosit. Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang
cembung dan menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur
dengan benda-benda kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat
didalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan pembuluh
limfe aferen yang mengeluarkan melalui hilum. Arteri dan vena juga
masuk dan keluar kelenjar melalui hilum.
Saluran limfe terdapat dua batang saluran limfe yang utama, duktus
torasikus dan batang saluran kanan. Duktus torasikus bermula sebagai
reseptakulum khili atau sisternakhili didepan vertebra lumbalis. Kemudian
berjalan ke atas melalui abdomen dan torax menyimpang kesebelah kiri
kolumna vertebralis, kemudian bersatu dengan vena-vena besar disebelah
bawah kiri leher dan menuangkan isinya kedalam vena-vena itu. Duktus
torasikus mengumpulkan limfe dari semua bagian tubuh, kecuali dari
bagian yang menyalurkan limfenya ke duktus limfe kanan. Duktus limfe
kanan ialah saluran yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari
sebelah kanan kepala dan leher, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan
menuangkan isinya kedalam vena yang berada disebelah bawah kanan
leher. Hampir semua jaringan tubuh memiliki pembuluh limfatik, kecuali
sistem saraf pusat, tulang, dan sebagian besar lapisan superfisial kulit.
13
Suatu infeksi pembuluh limfe dan kelenjar dapat meradang, yang tampak
pada pembengkakan kelenjar yang sakit diketiak atau lipat paha dalam hal
sebuah jari tangan atau jari kaki terkena infeksi.
G. Organ-Organ Sistem Limfatik
H. Fungsi Sistem Limfatik
Sistem limfatik berperan pentoing dalam membentuk kekebalan atau imunitas
tubuh. Di dalam sistem limfatik terdapat berbagai jenis organ yang berperan
dalam menghasilkan, menyimpan, maupun menyebarkan sel darah putih ke
berbagai bagaian tubuh guna melawan kuman penyebab penyakit. Sistem
limfatik memiliki peranan penting terhadap berbagai fungsi tubuh. Adapun
beberapa fungsi uatama dari sistem limfatik, yaitu;
1. Melawan berbagai penyebab infeksi, seperti kuman, virus, jamur dan
parasit.
2. Mendeteksi keberadaan sel kanker serta mencegah pertumbuhannya.
3. Mengatur keseimbangan cairan tubuh mengumpulkam cairan dari jaringan
tubuh, lalu mengembalikannya ke pembuluh darah.
4. Menyerap sebagain lemak dari makanan di dalam usus dan dibawa
Kembali ke aliran darah.
5. Mendeteksi keberadaan antigen dan membentuk antibody untuk
melawannya.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

15
DAFTAR PUSTAKA

16

Anda mungkin juga menyukai