Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TUTORIAL

SGD 7 LBM 1

SISTEM IMUN

ANGGOTA KELOMPOK :
1. Reza Maulana N. (31101600623)
2. Anitalia Sukma P. S. (31101800009)
3. Aqila Azaria H. (31101800011)
4. Arbono (31101800012)
5. Cindya Arvanita (31101800021)
6. Dimas Andika B. (31101800025)
7. Fadela Zahrafrida (31101800031)
8. Icca Octa Mevia (31101800044)
9. Maulana Halilintar (31101800053)
10. Nuris Salma (31101800070)
11. Yufa Sekar A. Y. (31101800097)

FAKULTAS KEDOTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019

0
1
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 2
BAB I ......................................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 3
B. Skenario...................................................................................................................... 4
C. Identifikasi masalah ................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................................ 5
A. Landasan teori ........................................................................................................... 5
1. Sistem imun ................................................................................................................. 5
1) Definisi sistem imun .................................................................................................. 5
2) Fungsi sistem imun................................................................................................... 5
3) Organ sistem imun ................................................................................................... 5
4) Pembagian sistem imun dan komponennya ............................................................. 6
5) Mekanisme sistem imun dan respon imun .............................................................. 11
6) Faktor yang mempengaruhi sistem imun ................................................................ 12
7) Gangguan sistem imun ........................................................................................... 13
2. Imunisasi.................................................................................................................... 15
1) Definisi imunisasi .................................................................................................... 15
2) Macam-macam imunisasi ....................................................................................... 15
5. Waktu imunisasi ..................................................................................................... 17
B. Kerangka konsep ..................................................................................................... 18
BAB III ..................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 20

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem imun pada manusia berperan penting untuk mempertahankan kondisi tubuh
karena tubuh manusia secara terus – menerus terpapar oleh agen penginfeksi yang
dapat menyebabkan penyakit. Kebanyakan penyakit ataupun ancaman dari luar lainnya
dicegah masuk ke dalam tubuh oleh sistem pertahanan tubuh manusia yang dikenal
dengan sistem imun (Baratawidjaja, 2009).
Sistem imun adalah semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk
mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat
ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Jika sistem kekebalan bekerja
dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
mengahancurkan sel kanker dan zat asing dalam tubuh. Jika sistem kekebalan
melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan
patogen dapat berkembang dalam tubuh (Yanti, 2010). Salah satu cara agar tubuh kebal
akan penyakit tertentu yaitu imunisasi
Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9 bulan. Imunisasi
adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit (Proverawati, 2010), atau usaha untuk memberikan
kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh guna
merangsang pembuatan anti bodi yang bertujuan untuk mencegah penyakit tertentu. Di
Indonesia, imunisasi yang telah diwajibkan oleh pemerintah sebagaimana juga yang
telah diwajibkan WHO antara lain; imunisasi BCG, DPT, Hepatitis, Campak dan Polio
(Ranuh, 2005: 8).

3
B. Skenario
Skenario dengan judul apa sih imunitas sebagai berikut :
Seorang ibu membawa anak bayinya yang berusia 1 bulan ke dokter anak untuk
diberikan imunisasi karena khawatir akan terserang penyakit. Dokter anak menyarankan
agar sang ibu rutin memberikan imunisasi kepada bayinya sesuai jadwal yang telah
ditentukan karena sistem imun bayi masih dalam tahap perkembangan. Bayi
memerlukan respon imun yang adekuat untuk mempertahankan kekebalan tubuh
terhadap serangan penyakit.

C. Identifikasi masalah
Dari skenario yang telah ditulis, penulis mengidentifikasi masalah yang akan dijadikan
bahan pembahasan sebagai berikut :
1. Organ-organ yang berperan dalam sistem imun
2. Mekanisme sistem imun dan respon imun dalam tubuh
3. Gangguan pada sistem imun
4. Waktu imunisasi yang tepat untuk anak

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori
1. Sistem imun
1) Definisi sistem imun
Sistem imun merupakan gabungan sel,molekul dan jaringan yang
berperan dalam resistensi terhadap infeksi. Sedangkan imunitas adalah
resistensi terhada penyakit terutama infeksi. Reaksiyang dikoordinasi sel-
sel,molekul-molekuldan bahan lainnya terhadap mikroba disebut respon imun.
2) Fungsi sistem imun
a. Sistem pertahanan
Fungsi utama sistem imun adalah untuk pertahanan tubuh dari berbagai
serangan penyakit yang dapat menular, virus, dan bakteri ataupun pathogen
yang lain.
b. Keseimbangan homeostatis
Homeostatis berfungsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan cara
berinteraksi dengan seluruh sistem yang ada dalam tubuh. Sehingga sistem
imun berfunsi disini untuk menjaga keseimbangan homeostatis agar dapat
bekerja dengan baik dan seimbang.
c. Perbaikan jaringan
Perbaikan jaringan yang dilakukan oleh sistem imun adalah dengan cara
mengeliminasi jaringan sel yang sudah mati atau rusak dalam tubuh. Selain
jaringan atau sel yang mati atau rusak sistem imun juga mengeliminasi sel-
sel yang tidak normal.
3) Organ sistem imun
Organ sistem imun meliputi organ-organ dan jaringan yang berperan
dalam sistem limfatik. Organ limfatik dibagi menjadi dua bagian yaitu organ
limfoid primer atau sentral dan organ limfoid sekunder atau perifer.
1. Organ limfoid primer/sentral
Terdapat dua organ limfoid primer dalam tubuh manusia yaitu sumsum
tulang dan timus
 Sumsum tulang
Sumsum tulang merupakan jaringan kompleks tempat hematopoiesis
dan depot lemak. Sumsum tulang memiliki fungsi untuk memproduksi
sel hematopoietic dimana sel ini akan menembus dinding pembuluh

5
darah untuk ikut serta dalam sirkulasi darah dan akan diedarkan
keseluruh tubuh. Sumsum tulang juga merupakan tempat
perkembangan atau maturasi sel B.
 Timus
Timus terletak didalam rongga dada dibagian belakang sternum. Timus
ini merupakan tempat perkembangan dari sel T dan kelenjar ini bersifat
tidak memerangi antigen. Timus memiliki fungsi yaitu untuk
menghasilkan hormon yang nantinya berperan dalam pematangan sel
limfosit T.
2. Organ limfoid sekunder/perifer
 Kelenjar limfe
Kelenjar limfe merupakan agregat noduler berkapsul dari jaringan
lomfoid yang terletak disepanjang jalur limfe diseluruh tubuh. Kelenjar
limfe berperan sebagai tempat diprosesnya cairan limfe yang membawa
antigen.
 Limpa
Limpa merupakan tempat respon imun utama yang merupakan saringan
terhadap antigen asal darah. Mikroba dalam darah dibersihkan oleh
makrofag yang ada dilimpa karna itu limpa juga tempat utama terjadinya
proses fagositosis. Organ limpa terdiri dari zona T yang merupakan
senter germinal dan zona B yang merupakan zona folikel.
3. Jaringan sistem imun
 Skin associated lymphoid tissue (SALT)
SALT merupakan alat tubuh terluas yang berperan dalawa sawar fisik
terhadap lingkungan. Kulit juga berpartisipasi dalam pertahanan
penjamu, reaksi imun dan inflamasi local. Dari kulit antigen banyak bisa
masuk dalam tubuh tetapi didalam kulit juga banyak respon imun yang
telah diawali.
 Mucosal associated lymphoid tissue (MALT)
MALT merupakan agregat jaringan limfoid atau limfosit dekat permukaan
mukosa. MALT banyak ditemukan pada jaringan mukosa saluran cerna,
saluran napas, urogenital dan kelenjar mammae. Jaringan limfoid ini
perperan daam pertahanan imun local dan regional melalui kontak
langsung.
4) Pembagian sistem imun dan komponennya
Pembagian sistem imun dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem imun
alami/nonspesifik/innate dan sistem imun buatan/spesifik.

6
1. Sistem imun nonspesifik
Sistem imun nonspesifik merupakan imunitas yang diperoleh tanpa
didahului oleh kontak dengan antigen. Imunitas ini merespon semua agen
infeksus yang masuk atau tidak spesifik. Sistem imun ini tidak mampu
bertahan lama dalam mempertahankan diri dari ancaman virus dan bakteri
atau molekul pathogen lain.
Komponone penyusun sistem imun non spesifik. :
1) Barrier ephitelial
Barrier epithelial merupakan komponon utama yang melindungi tubuh
dari berbagai macam virus, bakteri dan mikroba pathogen yang lain.
Fungsi barrier epithelial :
a. Barrier fisik terhadap infeksi
Barrier fisik terhadap infeksi ini merupakan perlindungan tubuh
pertama yaitu dengan cara lapisan epithelial kulit menghasilkan suatu
zat yaitu keratin yang mampu untuk menghalangi bakteri atau
mikroba lain untuk masuk.
b. Pembunuhan mikroba oleh antibiotic yang dihasilkan oleh kulit
Fungsi ini merupakan fungsi dimana kulit dapat menghasilkan suatu
zat antibiotic yang mampu untuk memerangi mikroba atau virus yang
masuk.
c. Pembunuhan mikroba oleh penyimpanan limfosit intraepitel
Fungsi ini yaitu pertahanan tubuh ketika mikroba atau virus sudah
mampu menembus perlindungan diatas atau sudah memasuki kulit.
Pertahanannya yaitu dengan menggunakan limfosit T intraepitel yang
memang disimpan diantara lapisan kulit dan apabila ada mikroba atau
bakteri yang masuk akan dibunuh oleh limfosit tersebut.

2) Sistem fagosit

7
a. Neutrophil
Neutrophil diproduksi di sumsum tulang yang berperan dalam proses
inflamasi akut dan berfungsi untuk menelan dan menghancurkan
mikroba yang masuk ke jaringan eksrtavaskuler.
Apabila produksi neutrophil ini meningkat akan mengakibatkan
pertahanan terhadap infeksi meningkat. Neutrophil ini juga memiliki
tugas yaitu mengekspresikan reseptornya untuk hasil aktivasi
komplemen dan antibody yang melingkupi mikroba.
Proses ekspresi reseptor:
Apabila terjadi infeksi maka neutrophil ini akan bekerja untuk
mengekspresikan reseptornya yang akan mengakibatkan peningkatan
proses fagositosis dan transduksi sinyal. Peningkatan proses
fagositosis dan transduksi sinyal akan mengakibatkan peningkatan
kemampuan membunuh mikroba yang ditelan.
Ketikatidak ada infeksi maka neutrophil ini akan menuju ke jaringan
kemudian akan melakukan pembersihan debris sel yang ada pada
jaringan tersebut.
b. Monosit
Monosit merupakan sel yang berfungsi untu menelan mikroba dalam
darah dan jaringan. Sel ini berada pada semua jaringan ikat dan
organ diseluruh tubuh. Saat terjadi reaksi inflamasi monosit akan
bergerak kejaringan ekstraseluler kemudian berdiferensiasi menjadi
makrofag.
Fungsi makrofag yaitu memproduksi sitokin yang mencetuskan dan
meregulasi inflamasi, memakan dan menghancurkan mikroba atau
virus yang masuk dalam tubuh, dan mengawali proses penyembuhan
jaringan yang rusak.
Maturasi fagosit mononuclear

8
Aktivasi dan fungsi makrofag

c. Sel dendritic
Sel dendritic merupakan sel APC yang memiliki fungsi menyajikan
antigen dan memberi respon ke mikroba dengan memproduksi
sitokin. Tugas dari sel dendritic itu sendiri yaitu sebagai jembatan
antara imunitas alami dengan adaptif. Hal itu terjadi karea sel
dendritic ini mampu mengenali mikroba dan berinteraksi dengan
limfosit.
d. Sel mast
Diproduksi oleh sumsum tulang dengan granula sitoplasma. Granula
dari sel mast ini mengandung histamine dan enzim proteolitik.
Biasanya sel ini ditemukan dikulit dan epitel mukosa. Pengaktifan sel
mast ada dua cara yaitu dengan adanya produk mikroba yang terikat
TLR dan dengan mekanisme khusus yang bergantungpada antibody.
Fungsi dari sel mast :
 Kandungan histamine yang dimilikinya akan menyebabkan
vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler.
 Kandungan proteolitiknya berfungsi untuk menetralkan toksin
mikroba menjadi nonaktif dan membunuh mikroba tersebut
 Mensitesis dan mensekresi mediatorlipit dan sitokin sehingga
dapat menstimulusinflamasi
 Bertanggung jawab untuk gejala penyakit alergi.
e. Sel limfoid alami
Sel limfoid alami merupakan sel yang mirip dengan limfosit yang
memproduksi sitokin dan menunjukan fungsi mirip limfosit T tetapi
tidak mengekspresikan antigen sel Tnya (TCRs). Berdasarkan sitokin

9
yang dihasilkan limfoid alami dapat dibagi menjadi Th1, Th2, dan
Th17.
f. Sel natural killer
Sel NK adalah sel yang berfungsi untuk mengenali sel yang terinfeksi
atau abnormal, memberi respon dengan membunuh sel, mensekresi
sitokin untuk mengaktifkan makrofag. Sel ini memiliki granula
sitoplasmik dan tidak meekspresikan reseptor immunoglobulin.
2. Sistem imun spesifik
Sistem imun spesifik adalah imunitas yang didapat setelah terjadi
paparan terhadap antigen yang bersifat spesifik sehingga setiap selnya
memiliki tugas tersendiri untuk melawan antigen yang masuk dan
mekanismenya diperantarai oleh antibody maupun sel limfoid. Imunitas ini
juga dapat bersifat aktif maupun pasif.
a. Imunitas bersifat pasif : Imunitas pasif diperankan oleh antibody atau
limfosit yang telah dibentuk sebelumnya didalam tubuh penjamu yang
lain.
b. Imunitas bersifat aktif : imunitas yang diinduksi setelah kontak dengan
antigen, kontak ini dapat berpa infeksi klinis atau sub klinis. Keuntungan
dari imunitas aktif ini adalah bersifat jangka panjang, kemampuan
merespon lebih cepat dan banyak saat terjadi kontak berikutnya.

LIMFOSIT T SEL NAIF LIMFOSIT LIMFOSIT


EFEKTOR MEMORI
Migrasi Cenderung Cenderung Satu kelompok
menuju menuju ke menuju kelenjar
kekelenjar limfe jaringan yang limfe, kelompok
perifer mengalami lain ke mukosa
inflamasi dan jaringan
yang meradang
Frekuensi sel Sangat rendah tinggi rendah
yang responsif
terhadap
antigem
tertentu
Fungsi efektor Tidak ada Sekresi sitokin Tidak ada
aktivitas sitotoksik
Peran Berperan dalam imunitas selular
LIMFOSIT B

Isotipe IgM dan IgO Sering kali Sering kali


imunoglobulin IgG,IgA dan IgE IgG,IgA dan
membran IgE
Afinitas Ig yang Relatif rendah Meningkat Relatif rendah
dihasilkan selama terjadi

10
respon imun
Fungsi efektor Tidak ada Sekresi antibodi Tidak ada
Peran Berperan dalam imunitas humoral

5) Mekanisme sistem imun dan respon imun


a. Mekanisme imun bawaan
Peradangan
1. Pertama-tama makrofag jaringan residen akan menelan bakteri yang
masuk
2. Ketika bakteri atau antigen sudah masuk maka respon vascular akan ikut
diaktifkan oleh histamine sehingga akan meningkatkan aliran darah ke
daerah yang bersangkutan. Meningkatnya aliran darah ini akan
meningkatkan pula banyaknya sel efektor imun da protein plasma yang
dibawa.
3. Setelah itu bekuan fibrin akan membentangi daerah yang terinfeksi
4. Sel neutrophil dan monosit akan mulai bermigrasi, untuk sel monosit akan
berubah menjadi makrofag saat diaktifkan di jaringan yang terkena
antigen. Sel-sel ini bermigrasi dari darah ke daerah yang bersangkutan
serta menelan dan menghancurkan benda asing serta membersihkannya.
5. Sel fagositik mengeluarkan bahan perantara kimiawi. Bahan ini akan
meningkatkan respon imun bawaan dan didapatserta memicu gejala local
dari sitemik yang berkaitan dengan infeksi

Pengaktifan nonspesifik sisten komplemen

1. Komponen komplemen akan membentuk membrane attack complex yang


akan melubangi dan melisiskan sel bakteri
2. Komponen komplemen akan meningkat dalam berbagai tahapan
inflamasi.
b. Mekanisme imun didapat
1. Makrofag memproses dan menyajikan antigen bakteri kepada sel B yang
spesifik untuk antigen tersebut.
2. Klona sel B yangtelah diaktifkan berproleferasi dan berdiferensiasi
menjadi sel plasma dan sel memori
3. Sel plasma akan mengeluarkan antibody spesifik yang berikatan dengan
bakteri yang masuk nantinya. Aktivasi sel plasma ditingkatkan oleh
 Interleukin 1 yang disekresi oleh makrofag

11
 Sel T penolong yang telah diaktifkan oleh antigen bakteri yang
sama yang diproses dan disajikan kepadanya oleh makrofag
4. Antibody akan berikatan dengan bakteri atau antigen yang masuk dan
meningkatkan imunitas bawaan sehingga terjadi kehancuran bakteri.
Secara spesifik antibody bekerja sebagai opsonim untuk meningkatkan
aktivitas fagositik, mengaktifkan sistem komplemen yang mematikan dab
merangsang sel pemusnah, yang secara langsung melisiskan bakteri.
5. Sel memori menetap dan mampu berespon secara lebih cepat dan lebih
kuat seandainya bakteri atau antigen yang sama kembali masuk dan
menyerang sistem imun tubuh.

6) Faktor yang mempengaruhi sistem imun


Faktor yang mempengaruhi mekanisme sistem imun
1. Genetik(keturunan)
Kerentanan terhadap penyakit secara genetik. Contohnya seseorang dengan
riwayat keluarga diabetes mellitus akan beresiko menderita penyakit tersebut
dalam hidupnya. Penyakit lain yang dipengaruhi oleh genetik, yaitu kanker,
alergi, penyakit jantung, penyakit ginjal atau mental.
2. Stress
Dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karena melepaskan hormone
seperti neuroedokrin, glukokortikoid, dan katekolamin. Stress kronis dapat
menurunkanjumlah sel darah putih dan berdampak buruk pada produksi
antibodi.

12
3. Usia
Dapat meningkatkan atau menurunkan kerentanan terhadap penyakit
tertentu. Contohnya bayi yang terlahir secara premature lebih rentan
terhadap infeksi daripada bayi yang normal. Pada usia 45 tahun atau lebih
resiko timbulnya penyakit kanker meningkat.
4. Tidur
Jika kekurangan tidur akan menyebabkan perubahan pada jaringan sitokin
yang dapat menurunkan imunitas seluler, sehingga kekebalan tubuh menjadi
melemah.
5. Nutrisi
Seperti vitamin dan mineral diperlukan dalam pengaturan sistem imunitas.
6. Fisiologis
Melibatkan fungsi organ organ tubuh. Contohnya berat badan yang
berlebihan dapat menyebabkan sirkulasi darah kurang lancer sehingga
meningkatkan kerentanan terhadap penyakit.

7) Gangguan sistem imun


Sistem kekebalan tubuh dapat tidak berfungsi jika sistem ini bereaksi dengan
molekul asing dengan berlebihan. Beberapa contoh di antaranya alergi,
autoimunitas, dan AIDS (Ferdinand dan Moekti, 2009).
a. Alergi (Hipersensitivitas)
Alergi (Hipersensitivitas) yaitu respon imun tubuh berlebih terhadap
alergen (benda asing dan antigen) baik yang membahayakan maupun tidak
(Anonim, 2013). Sebagian orang alergi terhadap bulu, debu, makanan laut,
gigitan serangga, polen (serbuk sari) dan lain sebagainya. Bentuk reaksinya
bisa bermacam-macam, dari mulai bersin, gatal-gatal, pusing, muntah dan
diare, bahkan hingga kesulitan bernapas dan kematian (Ferdinand dan
Moekti, 2009).
Pada awalnya, tidak ada tanda-tanda penolakan apapun pada tubuh
ketika protein asing masuk ke dalam tubuh. Pada tahap ini tubuh
mengembangkan imunoglobin (biasanya dari kelas IgE). Ketika protein dari
jenis yang sama memasuki tubuh untuk ke dua kalinya, IgE bereaksi dengan
berikatan pada antigen pada permukaan membran mast cell. Reaksi ini
mendorong mast cell menyekresikan histamin. Histamin dalam jumlah besar
inilah yang menyebabkan berbagai reaksi alergi. Misalnya saja jika reaksi
alergi terjadi pada saluran pernapasan, histamin akan ditangkap oleh sel-sel
otot polos pada rongga pernapasan, yang diikuti dengan berkontraksinya

13
otot-otot tersebut sehingga terjadi penyempitan saluran pernapasan.
Histamin juga mengakibatkan vasodilatasi, kapiler darah menjadi lebih
permeabel, dan tekanan darah turun. Hal ini mengakibatkan jaringan
membengkak
b. Autoimunitas
Autoimunitas merupakan suatu keadaan sistem kekebalan tubuh membentuk
antibodi untuk menyerang sel tubuh yang lain, memperlakukannya seolah-
olah bukan bagian dari tubuh (Ferdinand dan Moekti, 2009). Akibat dari
penyakit autoimun adalah sistem imun menyerang tubuh sendiri (Anonim,
2013). Contoh penyakit autoimun yaitu (Ferdinand dan Moekti, 2009).
 Myasthenia Gravis, yaitu antibodi menyerang otot lurik. Hal ini
menyebabkan degradasi otot, dan berkurangnya kemampuan otot untuk
menangkap asetilkolin, zat yang dilepaskan oleh saraf yang memicu
kontraksi otot. Contohnya jika terjadi pada mata, pandangan atau posisi
mata menjadi tidak simetris.
 Lupus Erythematosus, yaitu antibodi menyerang sel-sel tubuh yang lain
(secara umum) sebagai sel asing. Penyakit ini sangat sulit dikenali
karena gejalanya sangat umum. Ketika kondisi lingkungan berubah dan
kondisi tubuh melemah, maka serangan antibodi meningkat.
 Addison’s Disease, yaitu antibodi menyerang kelenjar adrenalin.
Pertama kali ditemukan seorang dokter Inggris bernama Thomas
Addison, tahun 1855. Penyakit ini bisa disebabkan karena infeksi pada
kelenjar adrenalin. Namun ditemukan juga sebab yang lain, yaitu
antibodi menyerang sel-sel yang menghasilkan hormon adrenalin. Akibat
yang ditimbulkan di antaranya mudah merasa lelah, kehilangan berat
badan, tekanan, darah rendah, kadar gula darah yang rendah, rasa
perasaan tertekan, dan peningkatan pigmentasi kulit.
 Multiple Sclerosis, yaitu antibodi menyerang jaringan saraf di otak dan
tulang belakang. Bagian saraf yang diserang adalah seludang mielin,
yang melapisi sel saraf dan berperan dalam menghantarkan informasi.
Kerusakan mielin ini menyebabkan berbagai gejala, dari mulai gangguan
penglihatan, stres, pusing, dan lain-lain.
c. AIDS (Defisiensi Imun)
Defisiensi imun yaitu tidak bekerjanya atau terganggunya salah satu atau
seluruh komponen sistem imun (Anonim, 2013). Pada keadaan yang normal,
virus dapat dinonaktifkan oleh sel limfosit T. Namun, ketika sel T penolong

14
terinfeksi virus, maka ia tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan
fungsinya untuk mengenali dan menonaktifkan sel-sel asing yang masuk ke
dalam tubuh. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah penyakit
yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel limfosit
T. Ketika virus berhasil menginfeksi sel limfosit T, virus menggunakan
‘perangkat’ selnya untuk menggandakan diri di dalam sel. Virus, yang telah
menggandakan diri kemudian menghancurkan membran sel dan
meninggalkan sel limfosit T yang lama. Virus-virus ini siap menginfeksi sel
limfosit T yang lain yang masih sehat (Ferdinand dan Moekti, 2009).

2. Imunisasi
1) Definisi imunisasi
Imunisasi merupakan prosedur atau upaya yang dilakukan dengan tujuan
untuk meningkatkan derajat imunitas, memberikan imunitas protektifdengan
menginduksi respon memori terhadap pathogen tertentu dengan menggunakan
preparat antigen nonvirulen/non toksin.
2) Macam-macam imunisasi
1. Imunisasi Wajib
Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk
seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu.
Imunisasi wajib dibagi menjadi beberapa macam lagi yaitu sebagai berikut :
a. Imunisasi Rutin
Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara
terus-menerus sesuai jadwal.
b. Imunisasi Dasar
 Vaksin BCG
Deskripsi: vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang
mengandung Mycrobacterium.bovis hidup yang dilemahkan (Bacillus
Calmette Guerin), strain paris.
Indikasi: Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis.
 Vaksin DPT – HB – HIB
Deskripsi: Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk pencegahan
terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan
infeksi Haemophilus influenzae tipe b secara simultan.

15
 Vaksin Hepatitis B
Deskripsi: Vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan
bersifat non-infecious, berasal dari HBsAg.
 Vaksin Polio Oral (Oral Polio Vaccine [OPV])
Deskripsi: Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi virus
poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain Sabin) yang sudah dilemahkan.
Indikasi:Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomielitis.
 Vaksin Inactive Polio Vaccine (IPV)
Deskripsi:Bentuk suspensi injeksi.
Indikasi:Untuk pencegahan poliomyelitis pada bayi dan anak
immunocompromised, kontak di lingkungan keluarga dan pada
individu di mana vaksin polio oral menjadi kontra indikasi.
 Vaksin Campak
Deskripsi: Vaksin virus hidup yang dilemahkan.
Indikasi:Pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
c. Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan
tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan
 Vaksin DT
Deskripsi:Suspensi kolodial homogen berwarna putih susu
mengandung toksoid tetanus dan toksoid difteri murni yang
terabsorpsi ke dalam alumunium fosfat.
Indikasi:Pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus
pada anak-anak.
 Vaksin Td
Deskripsi: Suspensi kolodial homogen berwarna putih susu
mengandung toksoid tetanus dan toksoid difteri murni yang
terabsorpsi ke dalam alumunium fosfat.
Indikasi:Imunisasi ulangan terhadap tetanus dan difteri pada individu
mulai usia 7 tahun.
 Vaksin TT
Deskripsi:Suspensi kolodial homogen berwarna putih susu dalam vial
gelas, mengandung toksoid tetanus murni, terabsorpsi ke dalam
aluminium fosfat.
Indikasi:Perlindungan terhadap tetanus neonatorum pada wanita usia
subur.

16
2. Imunisasi Tambahan
Imunisasi tambahan diberikan kepada kelompok umur tertentu yang paling
berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu
tertentu. Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah Backlog
fighting, Crash program, PIN (Pekan Imunisasi Nasional), Sub-PIN, Catch up
Campaign campak dan Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak
Response Immunization/ORI).
3. Imunisasi Khusus
Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk
melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu.
Situasi tertentu antara lain persiapan keberangkatan calon jemaah
haji/umrah, persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu
dan kondisi kejadian luar biasa. Jenis imunisasi khusus, antara lain terdiri
atas Imunisasi Meningitis Meningokokus, Imunisasi Demam Kuning, dan
Imunisasi Anti-Rabies.
4. Imunisasi Pilihan
Setelah mempelajari tentang macam vaksin imunisasi dasar, sekarang kita
akan mempelajari macam vaksin imunisasi pilihan yang sudah beredar di
Indonesia.Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan
kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi
yang bersangkutan dari penyakit menular tertentu, yaitu vaksin MMR, Hib,
Tifoid, Varisela, Hepatitis A, Influenza, Pneumokokus, Rotavirus, Japanese
Ensephalitis, dan HPV.

5. Waktu imunisasi
Usia Imunisasi yang diberikan
0 bulan Hepatitis B 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2 , Polio 3
4 bulan DPT-HB-Hib , Polio 4
9 bulan Campak
18 bulan DPT-HB-HIb
24 bulan Campak

17
B. Kerangka konsep

SISTEM IMUN

respon spesifik respon non- organ


spesifik

humoral seluler
kulit

Limfosit Limfosit Interferon


mukosa
B T

Bone marrow
inflamasi fagositosis

timus

limpa

limfonodus

18
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Saat awal perkembangan,manusia awalnya terdiri hanya dari sebuah gabungan


sel telur dan sperma yang menjadi sel punca hematopoietik yang dapat berpoliferasi
menjadi macam-macam sel darah pembentuk tubuh,untuk bahasan antibody,sel punca
akan berdiferensiasi menjadi perkusor jaringan makrofag yang akan mengalir ke darah
dan akan di matangkan di jaringan-jaringan yang vaskularisasinya banyak seperti
otak,hati,paru-paru.Saat dewasa sel punca akan di sekresi di sum-sum tulang dan akan
menjadi monosit/prekursor sel dendritik yang akan mengalir di dalam darah untuk
mencari antigen dan akan aktif di jaringan saat bertemu antigen.

Saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh,respon awal tubuh adalah
terjadi mobilisasi unsur-unsur fagositik (sel makrofag dan sel neutrofil) ke daerah
antigen yang juga merupakan bagian dari peradagan/inflamasi (respon imun alami
seluler).Setelah proses inflamasi di susul kerusakan jaringan.Saat terjadi inflamasi juga
terjadi peningkatan suhu tubuh dan perubahan susunan komponen seluler darah.Begitu
berkumpul,sel-sel makrofag langsung memfagositosis antigen,sebelum fagositosis
ada:Extravasi sel-sel leukosit,Recognizing(pengenalan sel dengan antigen),Binding
(Penempelang sel leukosit pada antigen) dan lamgsung fagositosis.Dalam sel ada
pencernaan partikel oleh enzim dalam lisosom.Sementara respon humoral pada respon
imun alami melibatkan bahan-bahan yang secara langsung menghadapi antigen untuk
di lenyapkan.

Jadi dalam mekanisme sitem imun dari awal perkembangan embrio yang hanya
mendapatkan antibodi 5% dalam tubuhnya dari ibu melalui plasenta dan air susu ibu
lalu berkembang saat imunisasi dan sel leukasit juga mulai di hasilkan melalui sumsum
tulang itu melalui banyak mekanisme yang komplex.Begitu pula dengan respon imun
yang id bagi menjadi 2 yaitu alami dan adaptif,alami dimana sel dalam tubuh tidak perlu
harus kenal dahulu oleh antigen melainkan langsung mengeliminasi antigen dan respon
imun adaptif dimana leukosit bersifat spesifik terhadap antigen dan harus mengenal
terlebih dahulu antigen yang akan di eliminasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abbas Ak, Licthman. 2016. Imunologi Dasar Abbas Fungsi dan Kelainan Sistem Imun. Elseiver

Bratawidjaja, karnen garna, iris rengganis. 2010. Imunologi dasar. Edisi IX. Jakarta : balai
penerbit FKUI

Brooks, geo F. 2001. Mikrobiologi kedokteran. Edisi 1. Jakarta : salemba medica

Jawets. dkk. 2012. Mikroba kedokteran. Buku 1. Jakarta:salemba medica FK airlangga

Sherwood L. 2013. Fisiologi manusia. Edisi 6. Diterjemahkan oleh : dr. Brahm U. Jakarta : EGC

20

Anda mungkin juga menyukai