Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“ANATOMI FISIOLOGI SISTEM IMUN”

Oleh:

I GUSTI AYU INDAH MASARIDEWI


(193223060)
B12A

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi kekuatan dan hidayah sehingga makalah yang berjudul “ANATOMI
FISIOLOGI SISTEM IMUN” dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Stikes Wira Medika PPNI Bali Tahun 2019. Dalam penyusunan
tugas ini banyak pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, baik
yang secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Penulis pun menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan
maupun kesalahan, seperti kata pepatah “ tak ada gading yang tak retak “ karena
penulis hanya manusia biasa yang masih perlu banyak belajar. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyusunan tugas di masa depan yang lebih baik lagi. Semoga tugas ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi yang memerlukan.

Denpasar, 30 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Sistem Imun................................................................................3
B. Fungsi Sistem Imun......................................................................................4
C. Letak – Letak Sistem Imun...........................................................................4
D. Mekanisme Pertahanan.................................................................................6
E. Mekanisme Kerja Sistem Imun...................................................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................14
A. Simpulan.....................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang

mengandung mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat

menimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada

bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respon imun tubuh manusia

terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya gambaran

biologic spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan

untuk proteksi. Begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri

ekstraseluler atau bakteri intraseluler mempunyai karakteriskik tertentu pula.

Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit,

radiasi matahari, dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini

adalah tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita

dilindungi oleh system pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama

makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan.

Kelebihan tantangan negattif, bagaimanapun, dapat menekan system

pertahanan tubuh, system kekebalan tubuh, dan mengakibatkan berbagai

penyakit fatal.

Respon imun yang alamiah terutama melalui fagositosis oleh neutrofil,

monosit serta makrofag jaringan. Lipopolisakarida dalam dinding bakteri Gram

negative dapat mangativasi komplemen jalur alternative tanpa adanya

antibody. Kerusakan jaringan yang terjaddi ini adalah akibat efek samping dari

1
mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeliminasi bakteri. Sitokin juga

merangsang demam dan sintesis protein

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem imun?

2. Apa fungsi system imun?

3. Dimana saja letak-letak system imun?

4. Bagaimana mekanisme pertahanan?

5. Bagaimana mekanisme kerja sistem imun?

C. Tujuan

1. Mengetahui sistem imun

2. Mengetahui fungsi sistem imun

3. Mengatahui letak-letak system imun

4. Mengetahui mekanisme pertahanan

5. Mengetahui mekanisme kerja sistem imun

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Imun

Sistem Imun (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem

pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul

asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit.

Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan

molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang

teraberasi menjadi tumor.

 Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan

pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu

organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan

melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel

kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistemkekebalan melemah,

kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan

patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat

berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan

terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan

meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

3
B. Fungsi Sistem Imun

Adapun fungsi dari system imun meliputi :

1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit menghancurkan &

menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit,

jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh

2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan

jaringan.

3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal

Sasaran utama: bakteri patogen & virus

Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, &

sel mast)

C. Letak – Letak Sistem Imun

1. Sumsum

Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam

sumsum tulang. Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel

darah putih (termasuk limfosit dan makrofag) dan platelet. Sel-sel dari

sistem kekebalan tubuh juga terdapat di tempat lain.

2. Timus

Dalam kelenjar timus sel-sel limfoid mengalami proses

pematangan sebelum lepas ke dalam sirkulasi. Proses ini memungkinkan

sel T untuk mengembangkan atribut penting yang dikenal sebagai toleransi

diri.

3. Getah bening

4
Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di

sepanjang perjalanan limfatik. Terkumpul dalam situs tertentu seperti

leher, axillae, selangkangan dan para-aorta daerah. Pengetahuan tentang

situs kelenjar getah bening yang penting dalam pemeriksaan fisik pasien.

Getah adalah basa (pH> 7,0) cairan yang biasanya jelas, transparan, dan

tidak berwarna. Mengalir di pembuluh limfatik dan jaringan mandi dan

organ dalam meliput pelindung. Tidak ada sel darah merah dalam getah

bening dan memiliki kandungan protein lebih rendah dari darah. Seperti

darah, hal ini sedikit lebih berat daripada air (densitas = 1,019 ± 0,003).

Getah bening mengalir dari cairan interstisial melalui pembuluh limfatik

sampai dengan baik duktus toraks atau saluran getah bening kanan, yang

berakhir di pembuluh darah subklavia, dimana getah bening dicampur ke

dalam darah. (Duktus getah bening yang tepat mengalir di sisi kanan leher,

dada, dan kepala, sedangkan duktus toraks menguras seluruh tubuh.)

Limfe membawa lipid dan vitamin yang larut dalam lemak diserap dari

saluran gastrointestinal (GI). Karena tidak ada pompa aktif dalam sistem

getah bening, tidak ada tekanan-kembali diproduksi. Pembuluh limfatik,

seperti vena, memiliki arah katup yang mencegah aliran balik. Selain itu,

sepanjang kapal tersebut terdapat kelenjar getah bening berbentuk kacang

kecil yang berfungsi sebagai filter dari cairan limfatik. Hal ini dalam

kelenjar getah bening di mana antigen biasanya disajikan kepada sistem

kekebalan tubuh.

Sistem limfoid manusia sebagai berikut: organ utama: tulang

sumsum (di pusat cekungan tulang) dan kelenjar timus (terletak di

5
belakang tulang dada di atas jantung), dan sekunder organ pada atau dekat

portal kemungkinan masuknya patogen: kelenjar gondok, amandel, limpa

(terletak di bagian kiri atas perut), kelenjar getah bening (di sepanjang

pembuluh limfatik dengan konsentrasi di leher, ketiak, perut, dan pangkal

paha), Peyer’s patch (dalam usus), dan usus buntu.

Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang

menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika

urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria (VU), tempat urin

dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.

4. Mukosa jaringan limfoid terkait (MALT)

Di samping jaringan limfoid berkonsentrasi dalam kelenjar getah

bening dan limpa, jaringan limfoid juga ditemukan di tempat lain,

terutama saluran pencernaan, saluran pernafasan dan saluran urogenital.

D. Mekanisme Pertahanan

1. Non Spesifik

Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan non spesifik

disebut juga respons imun alamiah. Yang merupakan mekanisme

pertahanan non spesifik tubuh kita adalah kulit dengan kelenjarnya,

lapisan mukosa dengan enzimnya, serta kelenjar lain dengan enzimnya

seperti kelenjar air mata.

Demikian pula sel fagosit (sel makrofag, monosit,

polimorfonuklear) dan komplemen merupakan komponen mekanisme

pertahanan non spesifik. Imunitas non spesifik merupakan respon awal

6
terhadap mikroba untuk mencegah,mengontrol dan mengeliminasi

terjadinya infeksi pada host, merangsang terjadinya imunitas spesifik

untuk mengoptimalkan efektifitas kerja dan Hanya bereaksi terhadap

mikroba ,bahan bahan akibat kerusakan sel (heat shock protein) dan

memberikan respon yang sama untuk infeksi yang berulang.

a. Pertahanan fisik : kulit, selaput lendir , silia saluran pernafasan

b. Pertahanan kimia : bahan yang disekresi mukosa saluran nafas,

kelenjar sebaseus kulit, kel kulit, telinga, asam HCL dalam cairan

lambung , lisosim yang dikeluarkan oleh makrofag menghancurkan

kuman gram – dengan bantuan komplemen, keringat, ludah , air mata

dan air susu ( melawan kuman gram + ).

c. Pertahanan humoral

1) Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruktif

bakteri dan parasit menghancurkan sel membran bakteri, faktor

kemotaktik yang mengarahkan makrofag ke tempat bakteri, diikat

pada permukaan bakteri yg memudahkan makrofag untuk

mengenal dan memakannya

2) Interferon – suatu glikoprotein yg dihasilkan sel manusia yg

mengandung nukleus dan dilepaskan sebagai respons terhadap

infeksi virus.

2. Pertahanan Spesifik

Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi

mikroorganisme maka imunitas spesifik akan terangsang. Mekanisme

pertahanan spesifik adalah mekanisme pertahanan yang diperankan oleh

7
sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya

seperti sel makrofag dan komplemen.

Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme pertahanan

spesifik disebut juga respons imun didapat. Mekanisme Pertahanan

Spesifik (Imunitas Humoral dan Selular). Imunitas humoral adalah

imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan atau

tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan

oleh imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas

imunoglobulin yang kita kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE.

Imunitas selular didefinisikan sebagai suatu respons imun terhadap

antigen yang diperankan oleh limfosit T dengan atau tanpa bantuan

komponen sistem imun lainnyaGinjal terletak pada dinding posterior

abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12

sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal

kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis

dexter yang besar.

Adapun komponen system imun meliputi :

a. Barier Sel Epitel

Sel epitel yang utuh merupakan barier fisik terhadap mikroba dari

lingkungan dan menghasilkan peptida yang berfungsi sebagai antibodi

natural. Didalam sel epitel barier juga terdapat sel limfosit T dan B, tetapi

diversitasnya lebih rendah daripada limfosit T dan B pada sistem imun

spesifik. Sel T limfosit intraepitel akan menghasilkan sitokin,

8
mengaktifkan fagositosis dan selanjutnya melisiskan mikroorganisme.

Sedangkan sel B limfosit intraepitel akan menghasilkan IG M.

b. Neutrofil dan Makrofag

Ketika terdapat mikroba dalam tubuh, komponen pertama yang bekerja

adalah neutrofil dan makrofag dengan cara ingesti dan penghancuran

terhadap mikroba tersebut. Hal ini di karenakan makrofag dan neutrofil

mempunyai reseptor di permukaannya yang bisa mengenali bahan

intraselular (DNA), endotoxin dan lipopolisakarida pada mikroba yang

selanjutnya mengaktifkan aktifitas antimikroba dan sekresi sitokin.

c. NK Sel

NK sel mampu mengenali virus dan komponel internal mikroba. NK sel di

aktifasi oleh adanya antibodi yang melingkupi sel yang terinfeksi virus,

bahan intrasel mikroba dan segala jenis sel yang tidak mempunyai MCH

class I. Selanjutnya NK sel akan menghasilkan porifrin dan granenzim

untuk merangsang tterjadinya apoptosis.

d. Antibodi (Immunoglobulin)

Antibodi adalah glikoprotein dengan struktur tertentu yang

disekresi dari pencerap limfosit-B yang telah teraktivasi menjadi sel

plasma, sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen

tersebut. Pembagian Immunglobulin terdiri dari:

1) Antibodi A (bahasa Inggris: Immunoglobulin A, IgA) adalah antibodi

yang memainkan peran penting dalam imunitas mukosis (en:mucosal

immune). IgA banyak ditemukan pada bagian sekresi tubuh (liur,

mukus, air mata, kolostrum dan susu) sebagai sIgA (en:secretoryIgA)

9
dalam perlindungan permukaan organ tubuh yang terpapar dengan

mencegah penempelan bakteri dan virus ke membran mukosa.

Kontribusi fragmen konstan sIgA dengan ikatan komponen mukus

memungkinkan pengikatan mikroba.

2) Antibodi D (bahasa Inggris: Immunoglobulin D, IgD) adalah sebuah

monomer dengan fragmen yang dapat mengikat 2 epitop. IgD

ditemukan pada permukaan pencerap sel B bersama dengan IgM atau

sIga, tempat IgD dapat mengendalikan aktivasi dan supresi sel B. IgD

berperan dalam mengendalikan produksi autoantibodi sel B. Rasio

serum IgD hanya sekitar 0,2%.

3) Antibodi E (bahasa Inggris: antibody E, immunoglobulin E, IgE)

adalah jenis antibodi yang hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE

memiliki peran yang besar pada alergi terutama pada hipersensitivitas

tipe 1. IgE juga tersirat dalam sistem kekebalan yang merespon cacing

parasit (helminth) seperti Schistosoma mansoni, Trichinella spiralis,

dan Fasciola hepatica, serta terhadap parasit protozoa tertentu seperti

Plasmodium falciparum, dan artropoda.

4) Antibodi G (bahasa Inggris: Immunoglobulin G, IgG) adalah antibodi

monomeris yang terbentuk dari dua rantai berat dan rantai ringan, yang

saling mengikat dengan ikatan disulfida, dan mempunyai dua fragmen

antigen-binding. Populasi IgG paling tinggi dalam tubuh dan

terdistribusi cukup merata di dalam darah dan cairan tubuh dengan

rasio serum sekitar 75% pada manusia dan waktu paruh 7 hingga 23

hari bergantung pada sub-tipe.

10
5) Antibodi M (bahasa Inggris: Immunoglobulin M, IgM, macroglobulin)

adalah antibodi dasar yang berada pada plasma B. Dengan rasio serum

13%, IgM merupakan antibodi dengan ukuran paling besar, berbentuk

pentameris 10 area epitop pengikat, dan teredar segera setelah tubuh

terpapar antigen sebagai respon imunitas awal (primary immune

response) pada rentang waktu paruh sekitar 5 hari. Bentuk monomeris

dari IgM dapat ditemukan pada permukaan limfosit- B dan reseptor

sel-B. IgM adalah antibodi pertama yang tercetus pada 20 minggu

pertama masa janin kehidupan seorang manusia dan berkembang

secara fitogenetik (en:phylogenetic). Fragmen konstan IgM adalah

bagian yang menggerakkan lintasan komplemen klasik.

E. Mekanisme Kerja Sistem Imun

Ketika bakteri, virus atau jamur memasuki tubuh kita, lusinan sel imun,

molekul dan zat kimia tubuh segera beraksi dan saling bekerja sama untuk

menghancurkan para penyerbu. Saat para penyerbu telah dihancurkan, para

prajurit sistem imun akan menurunkan aktifitasnya dan kemudian tenang

kembali. Jika tidak demikian, maka yang terjadi adalah penyakit autoimun

seperti Lupus, MS, Diabetes tipe 1, Crohn, rheumatoid arthritis, dan lebih dari

100 penyakit autoimun lainnya.

Contoh kasus bagaimana sistem imun tubuh bekerja bagi kita sebagai

berikut:

1. Misalnya pada waktu tangan kita tersayat pisau, segala macam bakteri dan

virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang terbuka tsb. sistem imun

11
tubuh kita langsung meresponnya dan menghalau penyerang itu sambil

kulit berusaha untuk menyembuhkan dirinya dan menutup lukanya.

Kadang-kadang kuman yang harus dihadapi lebih banyak dan sistem imun

kita dalam kondisi tidak optimal sehingga ada kuman bisa juga lolos. Maka

jadilah luka yang infeksi, bernanah dan bengkak. Nanah dan bengkak itu

juga menandakan bahwa sistem imun tubuh kita sedang terus bekerja.

2. Setiap hari kita menghirup ribuan kuman-kuman (bisa bakteri dan virus)

yang ada di udara. Sistem imun tubuh kita bisa menanganinya tanpa

masalah. Contoh pilek/batuk, ini menandakan dengan jelas dan nyata

bahwa sistem imun tubuh kita gagal menghalangi/menghalau penyerang

masuk ke dalam tubuh.

3. Setiap hari kita memakan ratusan kuman melalui makanan yang kita

makan, dan kebanyakan dari kuman itu mati di air liur atau di keasaman

lambung. Tetapi kadang-kadang, ada juga kuman yang lolos, sehingga kita

menjadi diare atau muntah-muntah.

4. Ada juga penyakit yang disebabkan oleh karena sistem imun yang bekerja

tidak sesuai harapan atau dengan cara yang salah sehingga menimbulkan

masalah, misalnya alergi. Allergi hanyalah sebuah reaksi terhadap

rangsangan tertentu di mana bagi orang lain tidak mempunyai reaksi sama

sekali.

5. Ada lagi penyakit autoimmun (sistem imun yang menyerang tubuh yang

seharusnya dia lindungi), disebabkan karena adanya kesalahan sistem imun.

Sel-sel imun menyebar diseluruh tubuh kita, termasuk kulit, node limpa

dan darah. Dari masalah sepele, seperti luka kecil pada kulit kita sampai skala

12
besar seperti melawan efek dari radikal bebas, ketepatan dan keefektifan

komunikasi dan koordinasi antar sel menjadi kunci kesehatan sistem imun.

Walaupun beberapa produk di pasaran menyediakan nutrisi untuk sel-sel imun,

namun apa yang sebenarnya sistem imun butuhkan (dan apa yang telah 4Life

Transfer Factor berikan) adalah mendidik dan mengarahkan sistem imun agar

bekerja optimal dalam menjaga tubuh kita. Ketika sistem imun anda dalam

kondisi prima, efeknya andapun dalam kondisi prima, anda mampu untuk

melakukan apapun yang anda inginkan. Tetapi ketika fungsi sistem imun

melemah karena kurang tidur, lingkungan yang tidak ramah, diet yang buruk,

atau tingkat stress yang tinggi, sistem imun tidak dapat bekerja sebagaimana

mestinya. Dan ketika sistem imun tidak dapat melaksanakan tugasnya, maka

saat itu anda langsung merasakan akibatnya.

13
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan Sistem imun terdiri dari ratusan

mekanisme dan proses yang berbeda yang semuanya siap bertindak begitu

tubuh kita diserang oleh berbagai bibit penyakit seperti virus, bakteri, mikroba,

parasit dan polutan. Sebagai contoh adalah cytokines yang mengarahkan sel-sel

imun ke tempat infeksi, untuk melakukan proses penyembuhan.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan berkaitan dengan makalah diatas

yaitu kita hidup di lingkungan yang selalu dikelilingi oleh berbagai ancaman

bibit penyakit maka memiliki dan memelihara Sistem imun yang sehat &

optimal menjadi sangat penting.

14
DAFTAR PUSTAKA

Baratawidjaja KG. 2006. Imunologi Dasar. 7th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Baratawidjaja KG. 2009. Imunologi Dasar. 8th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Brunner, Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8.
Jakarta: EGC.
David S. Wilkes, William J. Burlingham. 2004. Immunobiology of organ
transplantation. Springer.
David S. Wilkes, William J. Burlingham. 2004. Immunobiology of organ
transplantation. Springer.
Price, Wilson. 2005. Pathophysiology Edisi 6. Jakarta: EGC

15

Anda mungkin juga menyukai