Anda di halaman 1dari 15

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Model konseptual merupakan rancangan terstruktur yang berisi konsep-
konsep yang saling terkait dan saling terorganisasi guna melihat hubungan dan
pengaruh logis antar konsep. Model konseptual juga memberikan keteraturan
untuk berfikir, mengamati apa yang dilihat dan memberikan arah riset untuk
mengetahui sebuah pertanyaan untuk menanyakan tentang kejadian serta
menunjukkan suatu pemecahan masalah (Potter & Perry, P 270, 2005).
Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu,
kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang
spesifik.Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan
yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin
ilmu.Model konseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuan paraahli
keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari paradigm keperawatan.
Model konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang
perawat. Perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam
memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan atau sebagai filosofi
dalam dunia pendidikan dan kerangka kerja dalam riset keperawatan.
Keperawatan sebagai ilmu dan profesi harus didukung oleh teori dan
model konseptual keperawatan agar layanan keperawatan yang diberikan semakin
professional.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian model konseptual keperawatan?
1.2.2 Apa saja model-model konseptual dalam keperawatan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi model konseptual keperawatan.
1.3.2 Mengetahui apa saja model-model konseptual dalam keperawatan.

1
2

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Konseptual Keperawatan


Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat
mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu
saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat
kerjakan.
Hampir semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik
keperawatan professional menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yaitu :
1.    Orang yang menerima asuhan keperawatan
2.    Lingkungan (masyarakat)
3.    Kesehatan (sehat dan sakit)
4.    Keperawatan dan peran perawat (tujuan, peran, fungsi)
Model keperawatan dapat diaplikasikan dalam dalam kegiatan praktik,
penelitian dan pengajaran, oleh karena itu model harus diperkenalkan kepada
perawat atau calon perawat guna memperkuat profesi keperawatan khususnya
dalam mengkoreksi pemikiran yang salah tentang profesi keperawatan seperti
perawat sebagai pembantu dokter.

2.2 Model-model Konseptual Keperawatan


2.2.1 Model Konseptual Self Care Menurut Orem
Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa
setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga
membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan
kesejahteraannya, oleh karena itu teorinya ini dikenal sebagai Self Care
(perawatan diri) atau Self Care Defisit Teori. Orang dewasa dapat merawat diri
mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia, dan orang sakit membutuhkan bantuan
untuk memenuhi aktivitas Self Care mereka.

2
3

Keperawatan menurut Orem (1971) adalah pelayanan manusia yang


berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya
secara terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh
dari penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya.
Tema sentral dari model konseptul Dorothea Orem adalah konsep
perawatan diri, dan ide defisit perawatan diri yang berkaitan erat. Orem
menyatakan idenya ini pertama kali pada akhir tahun 1950-an. Bukunya yang
berjudul Nursing : Concept of Practice pertama kali dipublikasikan pada 1971
dengan edisi lanjutan diterbitkan pada 1980.
Sampai saat sekarang ini Orem masih mengembangkan dan
menyempurnakan model konseptualnya. Model Konseptual tersebut terdiri dari 3
persektif teoritis yaitu sebagai berikut :
1) Perspektif teoritis perawatan diri.
Dalam pandangan Orem, perawatan diri merupakan proses pribadi yang
sangat unik dan dipengaruhi oleh faktor –faktor berikut ini :
a.  Usia
b.  Gender
c.  Kesehatan
d.   Lingkungan sosbud
e.   Sistem layanan kesehatan
f.   Keluarga
g.  Gaya hidup
2) Perspektif teoritis defisiensi perawatan diri.
Menurut Orem, defisiensi perawatan diri adalah hubungan yang kurang antara
kemampuan perawatan seseorang dan perawatan diri yang diperlukan secara
teraupetik. jadi jika seseorang tidak cukup mampu untuk merawat dirinya sendiri
berkaitan dengan kesehatannya, maka ia dikatakan mederita deficit perawatan diri.
Defisit perawatan diri dapat terjadi akibat :
a. Tidak cukupnya kemampuan untuk menentukan kuantitas dan jenis perawatan
diri yang diperlukan secara teraupetik. hal ini berkaitan dengan kapasitas
perawatan diri yang dijelaskan diatas.
4

b. Tidak cukupnya kemampuan untuk melakukan jenis dan kuantitas perawatan


diri teraupetik yang sudah ditentukan secara adekuat. Hal ini berkaitan dengan
tindakan perawatan diri seperti yang disebutkan diatas.
3) Perspektif teoritis teori Sistem Keperawatan
Orem menjelaskan sistem keperawatan sebagai serangkaian tindakan
kontinu yang dihasilkan ketika perawat menghubungkan satu atau sejumlah cara
membantu pasien dengan tindakannya sendiri atau tindakan seseorang dibawah
perawatan yang diarahkan untuk memenuhi tuntutan perawatan diri teraupetik
orang tersebut atau untuk mengatur perawatan diri mereaka.
Merupakan hal yang selalu penting untuk memeriksa apakah pasien dapat
berkontribusi dan kontribusi apa yang harus diberikan perawat. Orem
membedakan tiga sistem keperawatan yaitu :
a.  suportif - edukatif
b.  kompensasi parsial
c.   kompensasi total

2.2.2 Model Konseptual Human Beings Menurut Rogers


Carl Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan metode terapi
klinis. Teorinya didasarkan pada "daya hidup seseorang" yang disebut dengan
aktualisasi diri. Kecenderungan aktualilasi diyakininya karena setiap manusia
akan memilik motivasi untuk menggunakan kemampuan terbaiknya dalam
menghadapi sesuatu. Akibat dari aktualisasi diri itulah, manusia akan
membutuhkan dorongan-dorongan seperti makan, seks, dan lain-lain.
Teori Rogers tentang pandangan manusia yang di kutip oleh Prayitno
dan Erman Amti disebutkan sering juga disebut dengan
pendekatan yang beraliran humanistik. Yang mana menekankan pentingnya
pengembangan potensi dan kemampuan secara hakiki ada pada setiap
individu.Potensi dan kemampuan yang telah berkembang itu menjadi
penggerak bagi upaya individu untuk mencapai tujuan- tujuan hidupnya.
Manusia merupakan makhluk sosial dimana keberadaan setiap
manusia ingin dihargai, dan diakui keberadaannya serta mendapatkan
penghargaan yang positif dari orang lain dan rasa kasih saying adalah
5

kebutuhan jiwa yang paling mendasar dan pokok dalamhidup manusia.


Pandangan client centered tentang sifat manusia menolak konsep tentang
kecenderungan – kecenderungan negatif dasar.

2.2.3 Model Konseptual Adaptasi Menurut Roy


Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja adaptasi
dari Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai
membangun pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan respon adaptif
sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang
dibutuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus
yaitu :
a. Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang,
efeknya segera, misalnya infeksi .
b. Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang baik
internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi,
diukur dan secara subyektif dilaporkan. Rangsangan ini muncul secara
bersamaan dimana dapat menimbulkan respon negatif pada stimulus fokal
seperti anemia, isolasi sosial.
c. Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan situasi
yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi kepercayan, sikap, sifat
individu berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi proses
belajar untuk toleransi. Misalnya pengalaman nyeri pada pinggang ada yang
toleransi tetapi ada yang tidak.
Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Callista Roy (1969).
Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses adaptasi seperti
diuraikan di bawah ini. Asumsi dasar model adaptasi Roy adalah :
1) Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-
menerus berinteraksi dengan lingkungan.
2) Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi
perubahan-perubahan biopsikososial.
6

3) Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas


kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan
respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun negatif.
4) Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka
ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif
maupun negatif.
5) Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari
kehidupan manusia.
Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau
skema yang menerangkan tentang serangkain ide global tentang keterlibatan
individu, kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan
pengembangannya.Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4 elemen
esensial yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan.
1. Keperawatan
Menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu dan praktek.
Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi, mengklasifikasikan, dan
menghubungkan proses yang berpengaruh terhadap kesehatan. Keperawatan
menggunakan pendekatan pengetahuan untuk menyediakan pelayanan bagi orang-
orang.Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk meningkatkan
kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih khusus
perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan.Dalam model tersebut
keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan keperawatan
adalah mempertinggi interaksi manusia dengan lingkungannya, peningkatan
adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi
peran dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal
berada dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi membebaskan
energi dari upaya koping yang tidak efektif dan memungkinkan individu untuk
merespon stimulus yang lain, kondisi seperti ini dapat meningkatkan
penyembuhan dan kesehatan.
7

2. Manusia
Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang
adaptif manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang memiliki
input, control, output dan proses umpan balik. Lebih khusus manusia
didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk
mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu fungsi fisiologis, konsep
diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai sistem yang adaptif mausia
digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai satu
kesatuan yang saling berhubungan antar unit secara keseluruhan atau beberapa
unit untuk beberapa tujuan.
3. Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara
utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan konsep sehat
dihubungkan dengan konsep adaptasi.Adaptasi adalah komponen pusat dalam
model keperawatan, dalam hal ini manusia digambarkan sebagai suatu sistem
yang adaptif. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dengan
lingkungan ysng terdiri dari dua proses, proses yang pertama dimulai dengan
perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal dan proses yang kedua adalah
mekanisme koping yang menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
4. Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di
luar manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu sistem
yang adaptif.

2.2.4 Model Konseptual Praktek Keperawatan Menurut Neuman’s

Neuman mengemukakan model sistemdalam pendidikan dan praktik


keperawatan.Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara
pandang terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara
keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan
adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal
maupuneksternal.
8

Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap
stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus input,
proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan
menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya bisa meliputi individu,
kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya dan dapat
diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan
Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara
optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai
sistem terbuka maka klien selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan
mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam maupun
diluar sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman
menyebut gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak
negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui
respon dan gejala yang dapat diidentifikasi.
Perawat dalam model Neuman dipandang sebagai “aktor” atau pemberi
intervensi yang mempunyai tujuan mengurangi pertemuan individu dengan
stressor yang jelas atau meminimalkan efeknya. Perawat mungkin memilih untuk
mengintervensi dengan cara menguatkan kemampuan klien untuk berespon
terhadap stressor. Jadi tanpa memperhatikan apakah pertemuan dengan stressor itu
menghasilkan hasil yang positif atau negatif, perawat memberikan pelayanan
sebagai peserta yang aktif dalam mendukung pertahanan klien dengan membantu
klien berespon yang sesuai terhadap stressor yang datang. Partisipasi aktif dari
klien membenarkan arti dari pengalamannya dengan perawat. Selanjutnya
pembuatan tujuan kolaborasi dan kemajuannya adalah istilah yang digunakan
Neuman untuk menjelaskan aktivitas antara perawat dank lien.
Neuman menyatakan bahwa sekali masalah utama telah didefinisikan dan
diklasifikasikan satu keputusan harus dibuat sebagai bentuk intervensi apa yang
harus diambil sebagai prioritas.Yang membuat keputusan adalah proses
kolaborasi antara perawat dan klien terlibat dalam merundingkan tujuan
kolaborasi yang sesuai. Perawat membantu klien berbeda tergantung pencegahan
primer, sekunder atau tersier yang diperlukan. Dalam situasi perawatan tiap klien
perawat mengkaji dan mengintervensi secara berbeda. Contoh jika stressor ada di
9

lingkungan klien tapi tidak merusak garis pertahanan normal (tingkat pencegahan
primer), perawat mungkin mengkaji faktor-faktor resiko dan mencari
kemungkinan untuk mengajari atau membantu klien sesuai dengan kebutuhannya.
Jika stressor telah menembus garis pertahanan normal (tingkat pencegahan
sekunder perawat mungkin bertindak untuk menentukan sifat dari proses penyakit
dan mulai berurusan dengan respon maladaptive. Jika stressor dihasilkan dalam
gejala-gejala sisa (tingkat pencegahan tertier) perawat berusaha untuk membatasi
atau mengurangi efek, barangkali dengan menggunakan sumber-sumber
rehabilitasi.
Ringkasnya perawat atau profesi kesehatan lain menggunakan model
Neuman adalah pengevaluasi aktif dan pemberi intervensi aktif. Klien dipandang
sebagai aktif tetapi lebih rendah dibanding perawat berhubungan beberapa
perubahan status kesehatan. Keperawatan digambarkan sebagai profesi yang unik,
keunikannya dihubungkan dengan sifat holistic manusia dan pengaruh dari
variable yang berinteraksi dalam lingkungan internal maupun eksternal. Perawat
mengkaji semua factor yang berpengaruh pada klien.Contoh Neuman menyatakan
bahwa lapang persepsi pemberi pelayanan professional dan klien harus dikaji
karena persepsi klien dan caregiver mungkin bervariasi. Dengan demikian hal ini
akan mempengaruhi tindakan caregiver. Pengkajian persepsi berarti bahwa
perawat mengkaji prasangka, kebutuhan dan nilai-nilai yang dimiliki klien yang
berhubungan dengan kondisi klien sebelum membuat keputusan. Hal ini penting
bahwa pengkajian persepsi harus menjadi aspek yang dimuat karena ini akan
sangat berguna pada format proses perawatan yang selanjutnya dibuat oleh
Neuman.
Perawat dilihat sebagai parsitipan yang aktif dan sebagai faktor dalam
lingkungan interpersonal yang mempengaruhi klien. Kesehatan adalah keadaan
dinamis yang dipengaruhi oleh waktu dimana individu tersebut mencari cara
untuk memepertahankan beberapa bentuk stabilitas. Keadaan ini merupakan
keadaan yang harmonis pada semua aspek mausia, keadaan yang tidak harmonis
akan menyebabkan keadaan kesehatan berkurang. Stressor didapat dari
lingkungan internal dan eksternal dimana keduanya ada dalam sistem klien. Sifat
10

dari stressor kebutuhan klien harus dikaji oleh perawat sebelum menetapkan
perencanaan.
Salah satu kekuatan dalam model ini terletak pada hubungan antara variabel
klien dengan konsep yang termasuk dalam sistem. Kegunaan dari model ini
adalah :
1)  Dapat mengkonseptualisasikan klien / sistem klien dalam keadaan kesehatan
berubah – ubah
2)   Lingkungan internal dan ekternal adalah sistem yang dinamis untuk klien
3) Perawat melakukan pengkajian , pencegahan dan intervensi pada klien / sistem
klien. Empat metaparadigma konsep keperawatan saat ini dan semuanya
digunakan dalam fungsi keperawatan.

2.2.5 Model Konseptual Perilaku Menurut Johnson’s


Teori sistem perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan Nightingale yakni
tujuan perawatan adalah membantu individu-individu untuk mencegah atau
mengobati dari penyakit atau cidera.Ilmu dan seni merawat harus berfokus pada
pasien sebagi individu dan bukan pada entitas yang spesifik.

Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi,


sosiologi dan etnologi untuk membangun teorinya. Ia menyandarkan sepenuhnya
pada toeri sistem-sistem dan menggunakan konsep dan definisi dari A.
Rapoport,R. Chin dan W.Buckley. Struktur teori sistem perilaku dipolakan
sesudah model sistem; sistem dinyatakan terdiri dari bagian yang berkaitan untuk
melakukan fungsi bersama-sama untuk membentuk keseluruhan.Dalam
tulisannya, Johnson mengkonseptualkan manusia sebagai sistem perilaku dimana
fungsi adalah observasi perilaku adalah teori sistem biologi, yang menyatakan
bahwa manusia merupakan sistem biologi yang terdiri dari bagian biologi dan
penyakit adalah hasil gangguan sistem biologi.

Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis


bahwa perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif pada
pasien sebelum, selama dan sesudah penyakit.Ia memakai konsep dari disiplin
ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi dan modifikasi
perilaku, untuk mengembangkan teorinya.
11

Johnson mencatat bahwa meski literatur menunjukkan ide dukungan lain


yaitu bahwa manusia merupakan sistem perilaku, sejauh yang ia tahu, ide tersebut
adalah asli dari dirinya. Pengetahuan bagian-bagian sistem perilaku dicikung
dalam ilmu-ilmu perilaku, tetapi literatur empiris mendukung dugaan bahwa
sistem perilaku merupakan keseluruhan yang belum dikembangkan. Dalam sistem
biologis , pengetahuan atas bagian-bagianya lebih dahulu dari pengetahuan
keseluruhan sistem.

Teori keperawatan Dorothy E Johnson disebut dengan behavioral sistem


theory teori (sistem perilaku).Model Dorothy Johnson (1980, 1990) adalah
sintesis dari teori dan konsep ilmu perilaku dan biologi, yang terintegrasi ke
dalam kerangka kerja sistematis.
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan
pendekatan sistem perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem perilaku
yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan
internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan
menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya. Sebagai suatu sistem ,
didalamnya terdapat komponen sub sistem yang membentuk sistem tersebut,
diantaranya komponen sub sistem yang membentuk sistem perilaku menurut
Johnson adalah :

·           Ingestif, yaitu berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan


banyaknya makan dan minum sebagai suatu subsistem tingkah laku. Ingesti
(ingestion) merupakan perilaku yang terkait dengan asupan sumber daya yang
diperlukan dari lingkungan eksternal, termasuk makanan, cairan, informasi,
benda, untuk tujuan perkembangun hubungan yang efektif dengan
lingkungan.Sedangkan eliminasi (eliminative) merupakan perilaku yang terkait
dengan pelepasan produk-produk yang tidak dibutuhkan.Respon-respon ini
dikaitkan dengan sosial dan psikologis seperti halnya pertimbangan biologis.
·           Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui kterampilan
yang kreatif. Achievement merupakan perilaku yang terkait dengan penguasaan
diri sendiri dan lingkungan untuk tujuan menghasilkan efek yang diinginkan
termasuk kegiatan pemecahan masalah, pengetahuan tentang kekuatan dan
kelemahan pribadi.Subsistem achievement berusaha memanipulasi
12

lingkungan.Fungsinya mengontrol atau menguasai aspek pribadi atau lingkungan


pada beberapa standar kesempurnaan.Cakupan perilaku prestasi termasuk
kemampuan intelektual, fisikis, kreatif, mekanis dan sosial.
·            Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan
dan berbagai ancaman yang ada di lingkungan. Agresif dalam subsistem ini
adalah perilaku yang berhubungan dengan ancaman aktual atau potensial dalam
lingkungan untuk tujuan menjamin kelangsungan hidup manusia.Subsistem
agresif terdiri dari dua komponen yaitu perlindungan (protection) dan
pemeliharaan (preservation).Hal tersebut mengikuti garis pemikiran ahli ethologi
seperti Lorenz dan Feshback.
·         Eliminasi, berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya
zat yang tidak di butuhkan oleh tubuh dikeluarkan secara bilogis sebagai suatu
subsistem tingkah laku.

·         Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan


dicintai. Subsistem seksual yaitu perilaku yang terkait dengan identitas, gender
atau spesifik untuk tujuan memastikan kesenangan (gratification) atau prokreasi
(procreation) dan pengetahuan serta perilaku yang kongruen dengan seks
biologis.Sistem respon ini dimulai dengan perkembangan identitas jenis kelamin
dan perilaku-perilaku berdasar prinsip jenis kelamin.
·         Afiliasi, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam
mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam kehidupan
social, keamanan, dan kelangsungan hidup. Subsistem hubungan kasih sayang
(attachement-affiliative) adalah perilaku yang terkait dengan pengembangan dan
pemeliharaan hubungan interpersonal dengan orang tua, teman sebaya, figure
otoritas. Hal tersebut dapat membangun rasa memiliki dan hubungan kekerabatan
dengan orang lain termasuk perilaku kasih sayang, interpersonal, dan
keterampilan berkomunikasi. Subsistem attachement-affiliative mungkin
merupakan yang paling kritis, karena subsistem ini membentuk landasan untuk
semua organisasi sosial.Pada tingkatan umum, hal itu memberikan kelangsungan
(survival) dan keamanan (security).Sebagai konsekuensinya adalah inklusi sosial,
kedekatan (intimacy) dan susunan serta pemeliharaan ikatan sosial yang kuat.
13

·            Ketergantungan, merupakan bagian yang membentuk sistem perilaku


dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan. Pada
hakikatnya, manusia tidak akan pernah terlepas dari manusia yang lain. Manusia
yang satu dengan yang lain saling memberi dan juga dengan lingkungannya seling
memberi dan menerima. Subsistem dependency membantu untuk
mengembangkan perilaku yang memerlukan respon pengasuhan.Dalam
mengembangkan perilaku tersebut, dibutuhkan suatu konsekuensi yaitu bantuan
persetujuan, perhatian atau pengenalan, dan bantuan fisik. Namun dalam
pengembangannya, ditemukan hambatan-hambatan yaitu salah satunya perilaku
yang bergantung total kepada orang lain. Subsistem ketergantungan ini sangat
penting adanya untuk suatu komunitas agar saling tercipta interaksi untuk
membantu satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan sub sistem tersebut diatas, maka akan terbentuk sebuah
sistem perilaku individu, sehingga Johnson memiliki pandangan bahwa
keperawatan dalam mengatasi permasalahan tersebut harus dapat berfungsi
sebagai pengatur agar dapat menyeimbangkan sistem perilaku tersebut. Klien
dalam hal ini adalaha manusia yang mendapat bantuan perawatan dengan keadaan
terancam atau potensial oleh kesakitan atau ketidak seimbangan penyesuaian
dengan lingkungan.Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mereka yang
mampu berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan
lingkungan.
14

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Model konseptual merupakan rancangan terstruktur yang berisi konsep-
konsep yang saling terkait dan saling terorganisasi guna melihat hubungan dan
pengaruh logis antar konsep. Model konseptual juga memberikan keteraturan
untuk berfikir, mengamati apa yang dilihat dan memberikan arah riset untuk
mengetahui sebuah pertanyaan untuk menanyakan tentang kejadian serta
menunjukkan suatu pemecahan masalah.
Model-model tersebut memiliki karakteristik tersendiri yang dapat digunakan
dalam asuhan keperawatan.

3.2 Saran
Perawat sebaiknya sudah harus memahami dan mengerti tentang model-
model yang ada dalam keperawatan sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan kepada klien secara lebih professional.Serta dapat menggunakan
model konseptual keperawatan dalam memperkuat profesi dan memperbaiki
image perawat pada saat ini.

14
15

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2014). Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : EGC


Alex Johjunhye. (2012). Model Konsep dan Teori Keperawatan
Orem.Jakarta:EGC
Basford, Lynn. (2010). Teori dan Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Potter, Patricia A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Edisi 4.Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai