BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi model konseptual keperawatan.
1.3.2 Mengetahui apa saja model-model konseptual dalam keperawatan.
1
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2
3
2. Manusia
Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang
adaptif manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang memiliki
input, control, output dan proses umpan balik. Lebih khusus manusia
didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk
mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya yaitu fungsi fisiologis, konsep
diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai sistem yang adaptif mausia
digambarkan dalam istilah karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai satu
kesatuan yang saling berhubungan antar unit secara keseluruhan atau beberapa
unit untuk beberapa tujuan.
3. Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara
utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model keperawatan konsep sehat
dihubungkan dengan konsep adaptasi.Adaptasi adalah komponen pusat dalam
model keperawatan, dalam hal ini manusia digambarkan sebagai suatu sistem
yang adaptif. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dengan
lingkungan ysng terdiri dari dua proses, proses yang pertama dimulai dengan
perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal dan proses yang kedua adalah
mekanisme koping yang menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
4. Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam dan di
luar manusia. Lingkungan merupakan input bagi manusia sebagai suatu sistem
yang adaptif.
Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap
stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus input,
proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan
menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya bisa meliputi individu,
kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya dan dapat
diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan
Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara
optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai
sistem terbuka maka klien selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan
mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam maupun
diluar sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman
menyebut gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak
negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui
respon dan gejala yang dapat diidentifikasi.
Perawat dalam model Neuman dipandang sebagai “aktor” atau pemberi
intervensi yang mempunyai tujuan mengurangi pertemuan individu dengan
stressor yang jelas atau meminimalkan efeknya. Perawat mungkin memilih untuk
mengintervensi dengan cara menguatkan kemampuan klien untuk berespon
terhadap stressor. Jadi tanpa memperhatikan apakah pertemuan dengan stressor itu
menghasilkan hasil yang positif atau negatif, perawat memberikan pelayanan
sebagai peserta yang aktif dalam mendukung pertahanan klien dengan membantu
klien berespon yang sesuai terhadap stressor yang datang. Partisipasi aktif dari
klien membenarkan arti dari pengalamannya dengan perawat. Selanjutnya
pembuatan tujuan kolaborasi dan kemajuannya adalah istilah yang digunakan
Neuman untuk menjelaskan aktivitas antara perawat dank lien.
Neuman menyatakan bahwa sekali masalah utama telah didefinisikan dan
diklasifikasikan satu keputusan harus dibuat sebagai bentuk intervensi apa yang
harus diambil sebagai prioritas.Yang membuat keputusan adalah proses
kolaborasi antara perawat dan klien terlibat dalam merundingkan tujuan
kolaborasi yang sesuai. Perawat membantu klien berbeda tergantung pencegahan
primer, sekunder atau tersier yang diperlukan. Dalam situasi perawatan tiap klien
perawat mengkaji dan mengintervensi secara berbeda. Contoh jika stressor ada di
9
lingkungan klien tapi tidak merusak garis pertahanan normal (tingkat pencegahan
primer), perawat mungkin mengkaji faktor-faktor resiko dan mencari
kemungkinan untuk mengajari atau membantu klien sesuai dengan kebutuhannya.
Jika stressor telah menembus garis pertahanan normal (tingkat pencegahan
sekunder perawat mungkin bertindak untuk menentukan sifat dari proses penyakit
dan mulai berurusan dengan respon maladaptive. Jika stressor dihasilkan dalam
gejala-gejala sisa (tingkat pencegahan tertier) perawat berusaha untuk membatasi
atau mengurangi efek, barangkali dengan menggunakan sumber-sumber
rehabilitasi.
Ringkasnya perawat atau profesi kesehatan lain menggunakan model
Neuman adalah pengevaluasi aktif dan pemberi intervensi aktif. Klien dipandang
sebagai aktif tetapi lebih rendah dibanding perawat berhubungan beberapa
perubahan status kesehatan. Keperawatan digambarkan sebagai profesi yang unik,
keunikannya dihubungkan dengan sifat holistic manusia dan pengaruh dari
variable yang berinteraksi dalam lingkungan internal maupun eksternal. Perawat
mengkaji semua factor yang berpengaruh pada klien.Contoh Neuman menyatakan
bahwa lapang persepsi pemberi pelayanan professional dan klien harus dikaji
karena persepsi klien dan caregiver mungkin bervariasi. Dengan demikian hal ini
akan mempengaruhi tindakan caregiver. Pengkajian persepsi berarti bahwa
perawat mengkaji prasangka, kebutuhan dan nilai-nilai yang dimiliki klien yang
berhubungan dengan kondisi klien sebelum membuat keputusan. Hal ini penting
bahwa pengkajian persepsi harus menjadi aspek yang dimuat karena ini akan
sangat berguna pada format proses perawatan yang selanjutnya dibuat oleh
Neuman.
Perawat dilihat sebagai parsitipan yang aktif dan sebagai faktor dalam
lingkungan interpersonal yang mempengaruhi klien. Kesehatan adalah keadaan
dinamis yang dipengaruhi oleh waktu dimana individu tersebut mencari cara
untuk memepertahankan beberapa bentuk stabilitas. Keadaan ini merupakan
keadaan yang harmonis pada semua aspek mausia, keadaan yang tidak harmonis
akan menyebabkan keadaan kesehatan berkurang. Stressor didapat dari
lingkungan internal dan eksternal dimana keduanya ada dalam sistem klien. Sifat
10
dari stressor kebutuhan klien harus dikaji oleh perawat sebelum menetapkan
perencanaan.
Salah satu kekuatan dalam model ini terletak pada hubungan antara variabel
klien dengan konsep yang termasuk dalam sistem. Kegunaan dari model ini
adalah :
1) Dapat mengkonseptualisasikan klien / sistem klien dalam keadaan kesehatan
berubah – ubah
2) Lingkungan internal dan ekternal adalah sistem yang dinamis untuk klien
3) Perawat melakukan pengkajian , pencegahan dan intervensi pada klien / sistem
klien. Empat metaparadigma konsep keperawatan saat ini dan semuanya
digunakan dalam fungsi keperawatan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model konseptual merupakan rancangan terstruktur yang berisi konsep-
konsep yang saling terkait dan saling terorganisasi guna melihat hubungan dan
pengaruh logis antar konsep. Model konseptual juga memberikan keteraturan
untuk berfikir, mengamati apa yang dilihat dan memberikan arah riset untuk
mengetahui sebuah pertanyaan untuk menanyakan tentang kejadian serta
menunjukkan suatu pemecahan masalah.
Model-model tersebut memiliki karakteristik tersendiri yang dapat digunakan
dalam asuhan keperawatan.
3.2 Saran
Perawat sebaiknya sudah harus memahami dan mengerti tentang model-
model yang ada dalam keperawatan sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan kepada klien secara lebih professional.Serta dapat menggunakan
model konseptual keperawatan dalam memperkuat profesi dan memperbaiki
image perawat pada saat ini.
14
15
DAFTAR PUSTAKA