BIOGRAFI
Selang 5 tahun semenjak ia dari Kaiserswerth Jerman, yaitu saat usianya menginjak
31 tahun, ia menolak lamaran seorang penyair dan bangsawan yang bernama
Richard Monckton Milnes. Karena ia membulatkan tekadnya untuk mengabdikan diri
di dunia keperawatan. Tetapi keinginannya menjadi perawat ditentang oleh pihak
keluarganya. Ibu dan kakanya melarang keras menjadi perawat, karena saat itu
ditempatnya pekerjaan menjadi perawat dianggap hina. Sedangkan ayahnya
membolehkan Florence untuk mengabdikan diri untuk kemanusiaan, tetapi tidak
setuju jika Florence harus bekerja di rumah sakit. Karena saat itu rumah sakit
merupakan tempat yang kotor dan menjijikan. Namun Florence tetap saja kembali
ke Kaiserswerth. Keluarga Florence sangat khawatir terjadi implikasi sosial karena
tempat untuk mendapatkan pelatihan selama 4 bulan oleh biarawati merupakan
rumah sakit berlatar belakang Katholik sedangkan Florence Kristen Protestan. Lalu
setelah itu, Florence juga pernah bekerja di rumah sakit orang miskin di Perancis.
Tempat Florence Nightingale Menimba Ilmu
Kemudian selang 2 tahun, tepatnya pada tanggal 12 Agustus 1953, Florence kembali
ke London dan bekerja di Institute for the Care of Sick Gentlewomen, sebuah rumah
sakit kecil di Upper Harley Street sebagai pengawas bagian keperawatan. Posisi ini ia
tekuni hingga Oktober 1854, karena pada tahun tersebut ia menjadi sukarelawan
untuk merawat korban pada Perang Krimea. Dan ayahnya selalu memberikan uang
sebanyak €500 pertahun (Rp.425 juta pada saat sekarang) sehingga ia dapat meniti
karirnya dengan baik dan hidup nyaman.
Pada saat Florence bekerja di rumah sakit tersebut, ia menentang keras komite
rumah sakit tersebut karena peraturannya yang melarang pasien Khatolik untuk
dirawat di rumah sakit tersebut. Sehingga Florence mengancam akan
mengundurkan diri kecuali pihak rumah sakit merubah peraturan memberinya izin
tertulis bahwa; “ Rumah Sakit akan menerima tidak saja pasien yang beragama
Katolik, tetapi juga Yahudi dan agama lainnya, serta memperbolehkan mereka
menerima kunjungan dari pendeta-pendeta mereka termasuk rabi, dan ulama untuk
orang Islam”. Dan akhirnya komite rumah sakit pun menyetujuinya.
Pada saat Florence tiba, kondisi rumah sakit yang menjadi penampungan korban
perang sangat mengerikan dan memprihatinkan. Karena korban perang
bergeletakan dimana-mana tanpa ada tempat berteduh dan merawatnya. Selain itu,
potongan tubuh sisa amputasi tertumpuk di luar, tidak ada yang membuangnya
sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap.
Singkat cerita, selama Florence berada sebulan di sana, keadaan rumah sakit sudah
mengalami perubahan, jeritan dan rintihan prajurit yang terluka sudah berkurang,
walaupun masih ada sisa bau yang tidak sedap akibat tumpukan sisa amputasi.
Perawat yang bekerja di sana berada di bawah pengawasan Florence. Dan setiap
malam ketika semua orang beristirahat, Florence selalu menulis pengalaman dan
cita-cita tentang keperawatan, dan obat-obatan apa saja yang ia ketahui.
Kerja keras Florence membersihkan rumah sakit tersebut tidak berpengaruh banyak.
Karena kebanyakan prajurit yang meninggal bukan karena luka akibat perang, tetapi
penyakit seperti tipes, tifoid, kolera, dan disentri. Sehingga rumah sakit tidak
mampu untuk menampung jumlah prajurit. Akibat dari itu, menyebabkan
pembuangan limbah dan ventilasi memburuk. Setelah Florence berada 6 bulan di
sana, tepatnya pada bulan Maret 1955, komisi kebersihan inggris datang untuk
membersihkan pembuangan limbah dan sistem ventilasi sehingga jumlah kematian
menurun drastis. Awalnya Florence meyakini bahwa kematian para prajurit akibat
kekurangan nutrisi dari makanan dan akibat beban kerja, tetapi setelah Florence
membawa bukti-bukti ke komisi kesehatan Inggris, akhirnya Florence menyadari
bahwa kematian yang tinggi para prajurit tersebut akibat kondisi rumah sakit yang
kotor dan memprihatinkan. Oleh karena itu, ia mengkampanyekan bahwa
pentingnya kebersihan lingkungan untuk kesehatan, yang salah satunya adalah
pentingnya desain pembuangan limbah dan ventilasi udara sebuah rumah sakit.
Pada saat pertempuran di luar kota telah berlalu, seorang bintara melapor ke
Florence bahwa banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Bintara tersebut
mengatakan rombongan pertama yang datang jumlahnya sedikit sedangkan
rombongan kedua akan diantarkan pada esok hari karena hari akan gelap. Tetapi
Florence memaksa bintara tersebut untuk mengantarkannya kepada korban karena
jika ditunggu hingga besok, korban akan mati karena kehabisan darah. Dengan bekal
hanya lampu lentera, mereka berangkat ke tempat para korban di bekas medan
pertempuran.
Lalu dana tersebut oleh Florence dipakai untuk membangun sekolah perawat khusus
wanita pertama yang letaknya berada di lingkungan rumah sakit St. Thomas
Hospital, London. Saat dibuka pada tanggal 9 Juli 1860, berpuluh-puluh gadis
mendaftarkan diri untuk dapat bersekolah di tempat terebut. Dengan didirikannya
sekolah tersebut hilanglah gambaran mengenai perawat yang pekerjaannya
dianggap hina, tetapi kini diletakkan dasar baru bahwa perawat merupakan
seseorang yang terdidik. Saat ini sekolah tersebut bernama Sekolah Perawat dan
Kebidanan Florence Nightingale (Florence Nightingale School of Nursing and
Midwifery) dan merupakan bagian dari Akademi King College London.
menuju kepada keperawatan sebagai profesi. Bermula dari pandangan dan pernyataan
dari Florence Nightingale yang mempunyai visi yang sangat maju tentang keperawatan
sehingga model keperawatan ini mengadung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu
sendiri yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam
atau model keperawatan. Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk
memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat
dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat
kerjakan. Pandangan model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk
pelayanan keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusi
berdasarkan tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan
keperawatan.
Dalam keperawatan terdapat beberapa model konsep keperawaratan berdasarkan
ada.dan salah satunya adalah “Model Konsep Dan Teori Keperawatan Florence
Nightingale”.
Nightingale?
1.3 Tujuan
Tujuan umum dalam penulisan dalam makalah ini adalah agar mahasiswa
Florence Nightingale.
keperawatan.
1.4 Manfaat
Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca dalam hal
mempelajari teori Florence Nightingale yaitu dari segi latar belakang teori, definisi teori
BAB 2
PEMBAHASAN
Noghtingale sendiri adalah perawat yang pertama kali ada di dunia dan beliau di kenal
sebagai wanita yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan memiliki jiwa
sebagai sesuatu yang mempunyai potensi menjadi teori dan model konseptual dari
keperawatan (Meleis 1985, Torres 1986, Marriner-Toorey 1994, Chin and Jacobs 1995).
fokus asuhan keperawatan dan perhatian dimana perawat tidak perlu memahami seluruh
proses penyakit dan itu merupakan proses awal untuk memisahkan antara profesi
keperawatan dan kedokteran. Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang
hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientrasi
status kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil yang menimbulkan
perbaikan kondisi hygiene dan sanitasi selama perang Crimean. Torres (1986) mencatat
teori deskripsinya memberikan cara berfikir tentang keperawatan dan kerangka rujukan
yang berfokus pada klien dan lingkungan (Torres, 1986). Surat Nightingale dan tulisan
tangannya menuntun perawat untuk bekerja atas nama klien. Marriner-Tomey, (1994),
prinsipnya mencakup bidang pelayanan, penelitian dan pendidikan . hal paling penting
adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan melingkupi praktik keperawatan .
1. Definisi teori
diperlukan suatu model keperawatan. Keperawatan sebagai ilmu dan profesi harus
didukung oleh teori dan model konseptual agar pelayanan keperawatan yang
bahwa aspek lingkungan seperti warna, suara, dan cahaya, bersama dengan
filosofi dan suatu teori tentang hubungan antara kesehatan dan keperawatan
PENDAHULUAN
menuju kepada keperawatan sebagai profesi. Bermula dari pandangan dan pernyataan
dari Florence Nightingale yang mempunyai visi yang sangat maju tentang keperawatan
sehingga model keperawatan ini mengadung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu
sendiri yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam
atau model keperawatan. Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk
memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat
mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat
dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat
kerjakan. Pandangan model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk
pelayanan keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusi
berdasarkan tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan
keperawatan.
ada.dan salah satunya adalah “Model Konsep Dan Teori Keperawatan Florence
Nightingale”.
Nightingale?
1.3 Tujuan
Tujuan umum dalam penulisan dalam makalah ini adalah agar mahasiswa
Nightingale.
keperawatan.
1.4 Manfaat
Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca dalam hal
mempelajari teori Florence Nightingale yaitu dari segi latar belakang teori, definisi teori
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Teori Florence Nightingale
Noghtingale sendiri adalah perawat yang pertama kali ada di dunia dan beliau di kenal
sebagai wanita yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan memiliki jiwa
sebagai sesuatu yang mempunyai potensi menjadi teori dan model konseptual dari
keperawatan (Meleis 1985, Torres 1986, Marriner-Toorey 1994, Chin and Jacobs 1995).
fokus asuhan keperawatan dan perhatian dimana perawat tidak perlu memahami seluruh
proses penyakit dan itu merupakan proses awal untuk memisahkan antara profesi
keperawatan dan kedokteran. Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang
hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientrasi
status kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil yang menimbulkan
perbaikan kondisi hygiene dan sanitasi selama perang Crimean. Torres (1986) mencatat
teori deskripsinya memberikan cara berfikir tentang keperawatan dan kerangka rujukan
yang berfokus pada klien dan lingkungan (Torres, 1986). Surat Nightingale dan tulisan
tangannya menuntun perawat untuk bekerja atas nama klien. Marriner-Tomey, (1994),
prinsipnya mencakup bidang pelayanan, penelitian dan pendidikan . hal paling penting
adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan melingkupi praktik keperawatan .
1. Definisi teori
diperlukan suatu model keperawatan. Keperawatan sebagai ilmu dan profesi harus
didukung oleh teori dan model konseptual agar pelayanan keperawatan yang
bahwa aspek lingkungan seperti warna, suara, dan cahaya, bersama dengan
kehadiran perawat, memberikan kontribusi untuk mendapatkan kesehatan
filosofi dan suatu teori tentang hubungan antara kesehatan dan keperawatan