Anda di halaman 1dari 26

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

MAKALAH MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN


MENURUT HILDEGARD E PEPLAU

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

FRISKAH APRILIYANI
HARDIYANTI.AR
HAYUSEPTIADI
SITI MAHRA

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PRODI DIV KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
T.A 2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang maha penyanyang
karena berkat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan  makalah yg berjudul
“Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau” dengan lancar. Penyusunan  makalah
ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Falsafah Keperawatan oleh Ibu Dr.
Jurana, S.Kep.Ns.M.Kes.
Dalam proses penyusunan tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
berbagai pihak, untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan
yang kami peroleh.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan
kesalahan didalam penulisan makalah ini. Sehingga penulis meminta saran dan
kritik yang membangun  dari semua pihak .

Penyusun

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL---------------------------------------------------------------------------------i
KATA PENGANTAR------------------------------------------------------------------ii
DAFTAR ISI-----------------------------------------------------------------------------iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang----------------------------------------------------------------------1

BAB II KONSEP TEORI KEPERAWATAN


A. Biografi dan Sejarah Hildegard E Peplau---------------------------------------3
B. Latar Belakang Teori Peplau------------------------------------------------------4
C. Teori Keperawatan Peplau--------------------------------------------------------5
D. Tahapan Inter Personal Menurut Peplau dalam Keperawatan----------------8
E. Hubungan Antara fase-fase Peplau dan Proses Keperawatan----------------9
F. Teori Peplau dan Konsep Empat Besar------------------------------------------11
G. Konsep Mayor Dari Teori Peplau------------------------------------------------11

BAB III APLIKASI DALAM PELAYANAN DAN PENDIDIKAN


A. Aplikasi teori peplau dalam pendidikan, penelitian, layanan praktek-------12

BAB IV PEMBAHASAN
A. Definisi Model Konseptual Keperawatan Jiwa---------------------------------13
B. Klasifikasi Model Konseptual Keperawatan Jiwa-----------------------------14

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan--------------------------------------------------------------------------21
B. Saran---------------------------------------------------------------------------------21

DAFTAR PUSTAKA-------------------------------------------------------------------23

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan
kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Pemenuhan dasar tersebut diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan
dalam praktik keperawatan profesional. Untuk tercapainya suatu keperawatan
professional diperlukan suatu pendekatan, yang disebut “Proses Keperawatan”
dan “Dokumentasi” keperawatan sebagai data tertulis yang menjelaskan tentang
penyampaian informasi (komunikasi), penerapan sesuai standart praktik, dan
pelaksanaan proses keperawatan.
Keperawatan merupakan kebutuhan pokok manusia sebagaimana halnya
dengan semua usaha untuk memajukan kesejahteraan. Uraian tentang keperawatan
yang baik harus dilakukan oleh seseorang perawat dengan sendirinya harus
dimulai perawat itu sendiri.
Model keperawatan yang dijelaskan oleh Hildegard peplau mencakup segala
sesuatu tentang diri individu itu sendiri yang tepatnya didalam dirinya, yaitu
interpersonal, dan ini mengarah pada kejiwaan seseorang.ini lah model konsep
teori yang dijadikan acuan perawat untuk melakukan tindakan keperawatan.
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta
mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Mampu menghadapi
kecemasan didalam diri individu.
Jika seseorang tidak sanggup untuk mengatasi permasalahn didalam hidup
mereka, terutama pada dalam diri mereka sendiri, akan timbul permasalahan
permasalahan yang akan berakibat fatal yang tentunya akan mengganggu
kehidupan orang yang mengalami permasalahan interpersonal ini. untuk itu
diperlukan peran perawat dalam mengatasi masalah ini, untuk membantu pasien
mengatasi masalah yang mungkin tidak bisa diselesaikan sendiri oleh seseorang.
Perawat juga harus tau apa saja yang harus dilakukan, untuk inilah penulis
mengangkat model konseputual jiwa interpersonal yang dimana model konsep ini

1
erat sekali dengan teori Hildegard E. Peplau. sehingga perawat memiliki
gambaran untuk melakukan tindakan keperawatan yang tepat.
Untuk menjalankan tugas keperawatan, banyak teori keperawatan yang
digunakan, salah satunya adalah Hildegard E. Peplau. Model konsep dan teori
keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam
memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar
manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah
kecemasan yang terjadi akibat sakit sumberkesulitan dan proses interpersonal.
Hildegard Peplau mempublikasikan buku “Interpersonal Relations In
Nursing” pada tahun 1952. Dia juga mempublikasikan beberapa artikel di majalah
professional pada cakupan topik mulai dari konsep interpersonal hingga isu – isu
terkini  di keperawatan. Pamfletnya yang berjudul “Basic principles of patient
counseling” dia dapatkan melalui penelitian & whorkshopnya.
Dr. Peplau dikenal secara nasional dan internasional sebagai seorang
perawat dan pencetus/leader di perawatan kesehatan. Dia juga berkecimpung di
organisasi meliputi WHO, the National Institute of mental Health dan Persatuan
Perawat (Nurse Corps). Dr.Peplau pensiun pada tahun 1974, namun dia
melanjutkan menulis jurnal & buku – buku professional.
Peplau melihat antara perawat dan pasien “berpartisipasi & berkontribusi ke
dalam hubungan, dimana hubungan itu sendiri menjadi terapeutik. Pandangan
tersebut yang dibuat formula “Psychodynamic nursing” pada tahun 1952 dan
selanjutnya disebut “a theory of interpersonal relations” pada tahun 1952.

2
BAB II
KONSEP TEORI KEPERAWATAN

A. Biografi Dan Sejarah Hildegard E Paplu


Hildegard E. Peplau (1909) lahir di Reading, Pennsylvania. Dr Peplau lulus
dari program diploma keperawatan di Pottstown, Pennsylvania, pada tahun 1931.
Dia lulus dari Bennington College dengan gelar BA dalam bidang Psikologi
interpersonal pada tahun 1943, dan dari Columbia University di New York
dengan MA dalam Keperawatan Psikiatri tahun 1947, dan Edd dalam
Pengembangan Kurikulum pada tahun 1953. Pengalaman keperawatan Dr Peplau
termasuk di rumah sakit swasta dan tugas umum dalam keperawatan jiwa. Dia
telah mengajar pascasarjana keperawatan psikiatri selama bertahun-tahun dan
merupakan Profesor Emeritus dari Rutgers University. Program keperawatan
postbaccalaureate pertama di Eropa difasilitasi oleh Dr Peplau di Belgia.
Hildegard E. Peplau, yang dikenal sebagai jiwa ibu menyusui menerbitkan
bukunya hubungan interpersonal dalam keperawatan pada tahun 1952 . Ia juga
menerbitkan banyak artikel dalam majalah-majalah professional dengan
topik mulai konsep interpersonal sampai issue terkini dalam bidang keperawatan.
Pamfletnya prinsip dasar bagi konseling keperawatan yang berasal dari hasil
penelitianya dan lokakaria pengalaman kerja.
Dr.Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi, termasuk WHO, lembaga
nasional kesehatan jiwa, dan kesatuan keperawatan. Ia juga mantan direktur
eksekutif dan presiden persatuan Perawat Amerika dan anggota akademi
keperawatan Amerika. Dia telah bekerja/melayani sebagai konsultan keperawatan
bagi berbagai Negara-negara asing dan bagian bedah umum angkatan udara US. 
Pensiun pada tahun 1974 dan masih aktif dalam keperawatan. Bukunya yang
pernah di terbitkan pada tahun 1952 telah diterbitkan kembali pada tahun 1988.
Kontribusinya yang banyak bagi keperawatan adalah hasil kualitas rintisanya
dalam komunikasi dan persepsinya mengenai keperawatan.
Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya hubungan antar-pribadi dalam
keperawatan, sehubungan dengan bukunya teori parsial untuk praktek

3
keperawatan Peplau membahas mengenai tahap-tahap proses hubungan antar-
pribadi, peran dalam kerja keperawatan, dan metode-metode dalam mempelajari
keperawatan sebagai satu proses interpersonal.

B. Latar Belakang Teori Hildegard E Peplau


Menurut Peplau, keperawatan adalah terapeutik yaitu satu
seni menyembuhkan, menolong individu yang sakit atau membutuhkan pelayanan
kesehatan. Keperawatan dapat dipandang sebagai satu proses interpersonal karena
melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan yang sama.
Dalam keperawatan tujuan bersama ini akan mendorong kearah proses terapeutik
dimana perawat dan pasien saling menghormati satu dengan yang lain sebagai
individu, kedua-duanya mereka belajar dan berkembang sebagai hasil dari
interaksi.
Untuk mencapai tujuan ini atau tujuan-tujuan yang lain di capai melalui
penggunaan serangkaian langkah-langkah dan pola yang pikiran yang pasti. Saat
hubungan perawat dan pasien berkembang pada pola terapeutik ini, ada cara yang
fleksibel dimana fungsi perawat dalam berpraktik dengan membuat penilaian
dengan keahlian yang didapatkan melalui ilmu pengetahuan, dengan
menggunakan kemampuan teknis dan peran asumsi.
Ketika perawat dan pasien mengidentifikasi satu masalah pertama kalinya
dan mulai fokus pada tindakan yang tepat, pendekatan yang dilakukan melalui
perbedaan latar belakang dan keunikan individu. Setiap individu dapat pandang
sebagai satu struktur yang unik bio-psyko-spri-sos yang satu dengan yang lain
tidak bertentangan. 
Setiap individu telah belajar dari lingkungan, adat-istiadat, kebiasaan, dan
kepercayaan yang berbeda yang membentuk budaya individu tersebut. Setiap
orang datang dari pemikiran sudut pandang yang berbeda sehingga mempengaruhi
persepsi dan perbedaan persepsi ini sangat penting dalam proses interpersonal.
Sebagai tambahan bagi perawat dari latar belakang pendidikan, yang mengerti
tentang teori perkembangan, konsep adaptasi kehidupan, respon konflik, juga
wawasan yang luas tentang peran keperawatan professional dalam proses

4
hubungan interpersonal. Sebagai perawatdanpasien yang berhubungan terus harus
mengerti peran masing-masing dan faktor sekitar yang meningkatkan masalah
hingga keduanya saling berbagi atau berkolaborasi dalam mencapai tujuan
bersama.
Perawat dan klien bekerja sama dan hasilnya akan saling mengenal dan akan
matang secara proses. Peplau memandang keperawatan sebagai kekuatan yang
matang dan instrument yang mendidik. Dia percaya bahwa keperawatan adalah
hasil pengalaman belajar mengenai diri sendiri dan orang lain yang terlibat dalam
hubungan interpersonal. Konsep ini didukung oleh Genevieve Burton penulis lain
tentang keperawatan mengatakan tingkah laku orang lain harus dimengerti agar
dapat mengerti diri sendiri secara jelas. Orang-orang yang tersentuh dengan diri
sendiri akan lebih sadar terhadap berbagai ragam jenis reaksi bujukan individu
yang lain.
Sebagai perawat adalah mengarahkan pasien untuk penyelesaian masalah
yang dihadapi setiap hari, sehingga metode dan prinsip-prinsip yang digunakan
dalam berpraktik secara professional akan meningkat secara efektif. Setiap
permasalahan akan mempengaruhi kepribadian perawat dan meningkatkan
professionalisme. Inilah cirri diri perawat yang memiliki perubahan langsung
dalam terapeutik, hubungan interpersonal.

C. Teori Keperawatan Hildegard E Peplau


Teori yang dikembangkan Hildegard E Peplau adalah keperawatan
spikodinamik. Teori ini dipengaruhi oleh model hubungan interpesonal yang
bersifat terapeutik. Hildegard E. Peplau mendefenisikan teori keperawatan
psikodinamikanya sebagai berikut:
“Perawatan psikodinamik adalah kemampuan untuk memahami perilaku
seseorang untuk membantu mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang
dirasakan dan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip kemanusiaan yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang muncul dari semua hal atau kejadian
yang telah dialami.”

5
Teori Hildegard Peplau tahun 1952 berfokus pada individu, perawat, dan
proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien.
Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan
keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan
adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai
kematangan perkembangan kepribadian. Oleh sebab itu perawat berupaya
mengembangkan hubungan antara perawat dan klien, dimana perawat bertugas
sebagai narasumber, konselor, dan wali.
Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah
dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya
hubungan antara perawat dan klien, perawat dan klien bersama-sama
mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari
hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam
hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.
Teori Peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat
dengan klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubungan
interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien. Ketika
kebutuhan dasar telah di
atasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpersonal
perawat-klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti
berikut ini adalah orientasi, identifikasi, penjelasan, dan resolusi.
Peplau menerbitkan Buku Interpersonal Relation in Nursing pada tahun
1952 di majalah-majalah profesional dan topik konsep-konsep interpersonal
sampai pada isu-isu keperawatan yang terbaru. Dan selanjutnya Peplau
mengembangkan teori keperawatan yang dikenal dengan Psychodynamic Nursing.
Model  konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain
yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen
sentral :
 Pasien

6
 Perawat
 Masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit
 Proses interpersonal
Penjelasannya sebagai berikut:
1. Pasien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia,
fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi
kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman. Pasien adalah subjek
yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses interpersonal.
2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal
dengan pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi
yang menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien,
perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh
pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal.
3. Masalah Kecemasan yang terjadi akibat sakit
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan
pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi
apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan
biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang
berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit.
4. Proses Interpersonal
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan pasien ini
menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas pasien oleh perawat
yang terdiri dari 4 fase. Peplau mengidentifikasi empat tahapan hubungan
interpersonal yang saling berkaitan yaitu: orientasi,  identifikasi, eksploitasi,
resolusi. Setiap tahap saling melengkapi dan berhubungan sebagai satu proses
untuk penyelesaian masalah.

7
D. Tahapan Inter Personal Menurut Hildegard E Peplau dalam
Keperawatan
Untuk mencapai tujuan dari hubungan interpersonal tersebut maka harus
melalui penggunaan step-step atau fase-fase sebagai berikut:
1. Fase Orientasi
Pada fase ini perawat dan klien masih sebagai orang yang asing.
Pertemuan diawali oleh pasien yang mengekspresikan perasaan butuh, perawat
dan klien malakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi
proses pengumpulan data. Pada fase ini yang paling penting adalah perawat
bekerja sama secara kolaborasi dengan pasien dan keluarganya dalam
menganalisis situasi yang kemudian bersama-sama mengenali, memperjelas
dan menentukan masalah untuk ada setelah masalah diketahui, diambil
keputusan bersama untuk menentukan  tipe bantuan apa yang diperlukan.
Perawat sebagai fasilitator dapat merujuk klien ke ahli yang lain sesuai dengan
kebutuhan.
2. Fase Identifikasi
Fase ini fokusnya memilih bantuan profesional yang tepat, pada fase ini
pasien merespons secara selektif ke orang-orang yang dapat memenuhi
kebutuhannya. Setiap pasien mempunyai respons berbeda-beda pada fase ini.
Respons pasien terhadap perawat:
a. Berpartisipasi dan interpendent dengan perawat
b. Anatomy dan independent
c. Pasif dan dependent
3. Fase Eksploitasi
Fase ini fokusnya adalah menggunakan bantuan profesional untuk
alternatif pemecahan masalah. Pelayanan yang diberikan berdasarkan minat
dan kebutuhan dari pasien. Pasien mulai merasa sebagai bagian integral dari
lingkungan pelayanan. Pada fase ini pasien mulai menerima informasi-
informasi yang diberikan padanya tentang penyembuhannya, mungkin
berdiskusi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada perawat,
mendengarkan penjelasan-penjelasan dari perawat dan sebagainya.

8
4. Fase Resolusi
Terjadi setelah fase-fase sebelumnya telah berjalan dengan sukses. Fokus
pada fase ini mengakhiri hubungan profesional pasien dan perawat dalam fase
ini perlu untuk mengakhiri hubungan teraupetik meraka. Dimana pasien
berusaha untuk melepaskan rasa ketergantungan kepada tim medis dan
menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan secara
sendiri.

Tabel fase-fase Peplau dengan Fokusnya :

Fase Fokus
Orientasi perawat bekerja sama dengan pasien dalam menganalisis masalah
Identifikasi Pemilihan bantuan profesional yang tepat
Eksploitasi Penggunaan bantuan profesional untuk pemecahan masalah
Resolusi Pemutusan hubungan profesional pasien dengan perawat

E. Hubungan Antara fase-fase Hildegard E Peplau dan Proses


Keperawatan
Kontinum Peplau pada empat fase orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan
resolusi dapat dibandingkan dengan proses keperawatan seperti yang dibahas
dalam tabel. Proses keperawatan didefinisikan sebagai aktivitas intelektual yang
disengaja dimana praktik keperawatan didekati secara tertib, sistematis.
Ada banyak kesamaan antara proses keperawatan dan fase interpersonal
Peplau. Fase Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi
terapeutik. Keduanya bila menemui “stress” harus menggunakan tehnik problem
solving secara kolaboratif, dengan tujuan akhir adalah menemukan kebutuhan
pasien, keduanya menggunakan observasi, komunikasi, dan recording sebagai alat
dasar untuk praktek perawat.

9
Ada perbedaan juga antara fase Hildegard E Peplau dan proses keperawatan.
Keperawatan profesional saat ini memiliki pengertian tujuan yang lebih jelas dan
memiliki area praktek yang spesifik.

Tabel Hubungan Fase-Fase Peplau dengan Proses Keperawatan :


PROSES KEPERAWATAN FASE-FASE PEPLAU
Pengkajian Orientasi
Pengumpulan data dan analisis Perawat dan pasien sebagai orang yang
Tidak perlu selalu berarti asing, pertemuan diawali oleh pasien
"kebutuhan yang dirasakan" yang mengekspresikan perasaan butuh,
mungkin perawat dimulai. bekerja sama mengenali dan
Diagnosa keperawatan menentukan masalah
Ringkasan pernyataan berdasarkan (Catatan: pengumpulan data kontinu.)
analisis. Pasien menjelaskan "kebutuhan yang
dirasakan."
Perencanaan Identifikasi.
Saling menetapkan tujuan. Meletakkan tujuan yang sama, pasien
mempunyai perasaan memiliki dan
merespons secara selektif untuk
memenuhi kebutuhannya.
Pelaksanaan Eksploitasi
Rencana memulai ke arah pencapaian Pelayanan yang diberikan berdasarkan
tujuan yang saling ditetapkan.Dapat minat dan kebutuhan dari pasien. Pada
dicapai dengan perawatan pasien, fase ini pasien mulai menerima
kesehatan profesional, atau keluarga informasi-informasi yang diberikan
pasien. padanya tentang penyembuhannya
Evaluasi Resolusi
Berdasarkan perilaku akhir yang Terjadi setelah fase-fase yang lain
diharapkan.Dapat menyebabkan sukses secara lengkap kemudian
penghentian atau inisiasi rencana dilakukan pengakhiran hubungan pasien

10
baru. dengan perawat

F. Teori Peplau dan Konsep Empat Besar


Teori keperawatan biasanya berkembang menjadi empat konsep individu,
kesehatan, masyarakat, dan keperawatan. Peplau mendefinisikan manusia sebagai
organisme kesehatan, didefinisikan sebagai "simbol kata yang menyiratkan
gerakan maju kepribadian dan proses-proses manusia lainnya yang sedang
berlangsung di arah yang produktif, kreatif, konstruktifberusaha dengan caranya
sendiri untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan oleh kebutuhan "pribadi,
dan komunitas yang hidup".

G. Konsep Mayor Dari Teori Peplau


Empat konsep mayor dari teori Peplau:
1. Manusia
Manusia adalah organisme yang hidup dalam keseimbangan yang tidak stabil
2. Lingkungan
Peplau mendefenisikan lingkungan sebagai bentuk di luar organisme dalam
konteks kebudayaan, dari sini kebudayaan dan kepercayaan diaktualisasikan
3. Keperawatan
Keperawatan adalah alat pendidikan untuk kekuatannya bertujuan untuk
mendukung kekuatan seseorang dalam kreativitas langsung, produktivitas, dan
sikap individual dari kehidupan masyarakat
4. Kesehatan
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai gerak progresif individu dan proses
makhluk lain secara terus menerus dalam kelangsungan kreativitas,
produktivitas dan sikap individual dari kehidupan masyarakat

11
BAB III
APLIKASI KEPERAWATAN PADA TAHAPAN PELAYANAN DAN
PENDIDIKAN

A. Aplikasi teori peplau dalam pendidikan, penelitian, layanan praktek.


1. Dalam bidang pendidikan
Perawat sebagai pendidik yaitu perawat merupakan kombinasi dari semua
peran yang lain. Perawat harus memberikan bimbingan,pelatihan pada
klien/keluarga terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.
Contoh : perawat memberikan bimbingan pada klien agar tetap menjaga
kesehatannya.

2. Dalam bidang penelitian


Perawat harus sering melakukan penelitian atau penyuluhan-penyuluhan
kepada klien yang berada di bawah tanggung jawabnya.
Contohnya : penelitian dalam lingkungan tempat tinggal.

3. Dalam bidang layanan praktik


Perawat harus melayani klien yang datang berobat ke rumah sakit dengan baik.
Dengan proses interpersonal dan komunikasi terapeutik ( sesuai dengan apa
yang di inginkan klien )
Contoh : perawat memberikan asuhan keperawatan sebaik-baiknya.

12
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Definisi Model Konseptual Keperawatan Jiwa


Model konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema
yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu,
kelompok, situasi, atau kejadian terhadap suatu ilmu dan
perkembangannya. (Brockopp, 1999)
Konsep model keperawatan jiwa tentunya mengarah pada kesehatan jiwa
seseorang, yaitu perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan
hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya, serta mempunyai sikap
positif pada diri sendiri, dan orang lain.
Kesehatan jiwa seseorang meliputi, perasaan terhadap diri sendiri, terhadap
orang lain, mengatasi persoalan hidup sehari hari.
Model konseptual keperawatan jiwa mengurai situasi yang terjadi dalam
lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu menciptakan
perubahan yang adaptif baik secara mandiri maupun bantuan perawat. Model
konseptual keperawatan jiwa merupakan upaya yang dilakukan baik oleh perawat
untuk  menolong seseorang dalam mempertahankan keseimbangan melalui
mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stresor yang dialaminya
(Videbeck, 2008)
Model konsep keperawatan jiwa terbagi menjadi enam bagian salah satunya
adalah masalah interpersonal.(Suliswati,2005).
Model adalah suatu cara untuk mengorganisasi kumpulan pengetahuan yang
kompleks seperti konsep yang berhubungan dengan perilaku manusia.
Penggunaan model ini membantu praktisi memberikan dasar untuk melakukan

13
pengkajian dan intervensi juga cara untuk mengevaluasi keberhasilan
penanggulangan (Stuart dan sundeen, P 32, 1998).
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual, dan teori merupakan
aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global
mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan
dengan displin yang spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan
konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan
fenomena dari suatu disiplin (Fawcett, 1992). Teori mempunyai konstribusi pada
pembentukan dasar praktik keperawatan (Chinn & Jacobs, 1995).

B. Klasifikasi
Berdasarkan model konseptual keperawatan, maka dapat dikelompokan
kedalam enam model yaitu psikoanaliti, interperonal, soial, eksistenial, terapi
uportif dan medis.
1. Psikoanalitis ( freud, arickon )
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada
seseorang apabila ego ( akal ) tidak berfungsi dalam mengontrol id ( kehendak
nafsu atau insting ). ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya (
ego ) untuk memayuhi tata tertib, peraturan, norma, dan agama ( super-ego/das
uber ich ) akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku ( deviationof
behavioral ).
Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya
konflik intrapsikis, terutama pada masa kanak-kanak. sebagai contoh
ketidakpuasan pada masa oral, dimana anak tidak mendapatkan air susu secara
sempurna, tidak adanya stimulasi untuk belajar berkata-kata, dilarang dengan
kekerasan untuk memasukan benda pada mulutnya pada fase oraldan
sebagainya. hal ini akan menyebabkan trauma yang membekas pada masa
dewasa.
Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas
dan analisis mimpi, masa peralihan untuk memperbaiki trauma masa lalu.
misalnya, klien dibuat dala keadaan sangat mengantuk. dalam keadaan tidak

14
berdaya , pengalaman alam bawah sadarnya digali dengan pertanyaan –
pertanyaan untuk menggali trauma masa lalu. hal ini lebih dikenal dengan
metode hipnotis, yang memerlukan keahlian dan latihan yang khusus. dengan
cara demikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya,
sedangkan terapis berupaya untuk menginterpretasikan pikiran dan mimpi
pasien.
Peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian
mengenai keadaan – keadaan traumatis atau stressor yang dianggap bermakna
pada masa lalu ( misalnya pernah disiksa orang tua, pernah disodomi,
diperlakukan secara kasar, ditelantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa
pada masa anak-anak) dengan menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik
setelah terjalin hubungan saling percaya.

2. Interpersonal ( sullivan, peplau )


Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa muncul akibat
adanya ancaman. ancaman tersebut menimbulkan kecemasan ( ansietas ).
ansietas timbul dan dialami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan
dengan orang lain ( interpersonal ). menurut konsep ini, perasaan takut
seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang
sekitarnya. konsep terapi menurut konsep ini adalah berupaya membangun rasa
aman pada klien ( build feeling security )menjalin hubungan yang saling
percaya dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga
klien merasa berharga dan dihormati ( trusting relationship and interpersonal
satisfaction )
Peran perawat dalam terapi adalah share anxietas ( berupaya melakukan
sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan
oleh klien saat berhubungan dengan rang lain ), dan therapist use empathy and
relationship ( perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa
yang dirasakan oleh klien, serta memberikan respon verbal yang mendorong
rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain ).

15
3. Sosial ( caplan, szasz )
Menurut konsep ini, seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau
penyimpangan perilaku apabila banyaknya faktor sosial dan faktor lingkungan
yang akan memicu munculnya stress pada seseorang, dimana akan
menimbulkan kecemasan dan gejala ( social and enviromental factor creat
stress, which cause anxiety and symptom ). prinsip proses terapi yang sangat
penting dalam model konsep ini adalah modifikasi lingkungan ( environment
manipulation ) dan dukungan sosial ( social suport ). peran perawat dalam
memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus menyampaikan
masalah menggunakan sumber yang ada dimasyarakat elibatkan teman sejawat,
atasan keluarga, atau suami istri. sementara itu, terapis berupaya menggali
sitem sosial klien seperti suasana dirumah, dikantor, disekolah, dimasyarakat,
atau tempat kerja.

4. Eksistensial ( ellis, rogers )


Menurut teori model eksistensial, gangguan perilaku atau gangguan jiwa
terjadi bila individual gagal menemukan jati diri dan tujuan hidupnya. individu
tidak memiliki kebanggaan akan dirinya. membenci diri sendiri dan mengalami
gangguan dalam body imagenya. prinsip dalam proses terapinya adalah
mengupayakan agar individu berpengalaman dan bergaul dengan orang lain,
memahami riwayat hidup orang lain dianggap sukses, atau dianggap sebagai
panutan ( experience in relationship ), memperluas kesadaran diri dengan cara
intropeksi ( self assesment ), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan
( conducted in group ), mendorong untuk menerima jati dirinya sendiri, dan
menerima kritik atau feedback tentang perilaku dari orang lain serta dapat
mengontrol perilakunya ( encouraged to accept self and control behavior ).
Prinsip keperawatannya adalah klien dianjurkan untuk berperan serta dalam
memperoleh pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya dan
mendapatkan feedback dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas
kelompok. terapis berupaya untuk memperluas kesadaran diri pasien melalui
feedback, kritik, saran, atau reward dan punishment.

16
5. Terapi suportif ( wermon, rockland )
Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah faktor biopsikososial
dan respons maladaptif saat ini. aspek biologisnya menjadi masalah seperti :
sering sakit maag, migrain, atau batuk-batuk. aspek psikologisnya mengalami
banyak keluhan, seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah,
ragu-ragu dan pemarah. aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah
bergaul, menarik diri, tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu medapatkan
pekerjaan, dan sebagainya. semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab
gangguan jiwa. fenomena tersebut muncul akibat ketidakmampuan dalam
beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada
kaitannya dengan masa lalu.
Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon koping adaptif,
individu diupayakan mengenal terlebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada
pada dirinya ; kekuatan mana yang bisa digunakan sebagai alternatif
pemecahan masalahnya. perawat harus membantu individu dalam melakukan
identifikasi koping yang dimiliki dan yang biasa digunakan klien. terapis
berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empati dengan klien untuk
menyiapkan koping klien yang adaptif.

6. Medis ( meyer, kraeplin )


Menurut konsep ini, gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifaktor
yang kompleks, meliputi : aspek fisik, genetik, lingkungan, dan faktor sosial
sehingga fokus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan
diagnostik, terapi soatik, farmakologi, dan tehnik interpersonal. perawat
berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostik dan
terapi jangka panjang. terapis berperan dalam pemberian terapi, laporan
mengenai dampak terapi, menentukan diagnosis, dan menentukan jenis
pendekatan terapi yang digunakan.

17
Tabel 1.1 Model konseptual keperawatan jiwa
Tampilan
Peran pasien dan
Model Perilaku yang Proses Terapeutik
terapis
menyimpang

Psikoanalisis Ego tidak  asosiasi bebas analisis Klien :


(Freud, mampu mimpi mengungkapkan
Erikson) mengontrol  transveren untuk semua pikiran dan
ansietas, konflik memperbaiki trauma mimpi
tidak selesai masa lalu
Terapis :
Menginterpretasikan
pikiran dan mimpi
pasien

Interpersonal ( Ansietas timbul  membangun perasaan Klien :


sulivan, dan di alami aman
Menceritakan
peplau ) secara  menjalin hubungan yang
( sharing) apa yang
interpersonal saling percaya dan
dirasakan, kecemasan
ketakutan yang membina kepuasan
yang dirasakan.
mendasar dalam bergaul dengan
adalah orang lain sehingga klien Terapis :
ketakutan merasa berharga dan di
Menggunakan empati
terhadap hormati
dan memberikan
penolakan
respon verbal yang
mendorong rasa aman
klien dalam
berhubbungan dengan
orang lain

Social Faktor social Memodifikasi lingkungan Klien :

18
(caplan, szasz) dan factor dan dukungan social
lingkungan
Menyampaikan
yang akan
masalah
memicu
menggunakan sumber
munculnya
yang ada di
stress pada
masyarakat
seseorang,
dimana akan Terapis :
menimbulkan
Menggali system
kecemasan dan
social klien
gejala

Eksistensial Individu gagal  berpengalaman dalam Klien :


(elis roger ) menemukan dan membina hubungan, dan
Berperan serta dalam
menerima diri bergaul dalam kelompok
pengalaman yang
sendiri social
berarti untuk
 mendorong untuk
mempelajari diri
menerima jati dirinya
sendiri dan menerima Terapis :
kritik atau feedback
Memperluas
tentang perilakunya dari
kesadaran diri klien
orang lain serta dapat
mengontrol perilakunya
Suportif terapi Factor Menguatkan respon koping Klien :
( wermon biopsikososial adaptif
Terlibat dalam
rockland ) dan respon
identifikasi koping
maladaftif masa
kini

Terapis :

Hubungan yang
hangat dan empati

19
Medical Kombinasi dari Pemeriksaan diagnostic, Klien :
( meyer,kreakl fisiologi, terapi somatic, farmakologi,
Menjalani prosedur
in) genetic, dan teknik interpersonal
diagnostic dan terapi
lingkungan, dan
jangka panjang
sosial
Terapis :

Terapi , dampak ,
diagnose penyakit ,
pendekatan terapeutik

Asuhan yang kompeten bagi perawat jiwa adalah sebagai berikut :

1. pengkajian biopsikososial yang peka terhadap budaya


2. merancang dan implementasi rencana tindakan untuk klien dan keluarga
3. peran serta dalam pengelolaan kasus : mengorganisasi , mengkaji , negosiasi , serta
koordinasi pelayanan bagi individu dan keluarga
4. memberikan pedoman pelayanan bagi individu , keluarga , kelompok , untuk
menggunakan sumber yang tersedia di komunitas kesehatan mental , termasuk
pelayanan terkait serta teknologi dan system social yang paling tepat
5. meningkatkan dan memelihara kesehatan mental serta mengatasi pengaruh penyakit
mental melalui penyuluhan dan konseling
6. memberikan askep pada penyakit fisik yang mengalami masalah psikologis dan
penyakit jiwa dengan masalah fisik

Mengelola dan menkoordinasi system pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan klien,


keluarga, staaf, dan pembuat kebijakan.

20
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses
interaktif (Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien
(Torres, 1986). Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan
perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik.
Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisamuncul akibat
adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas
timbul dan alami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang
lain (interpersonal).
Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan
ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya. Dalam permasalahan
interpersonal, seorang individu akan menampakan perilaku, diantaranya individu
merasa terasingi, merasakan kecemasan yang berlebihan, senang menyendiri dan
enggan utuk membicarakan permasalahan yang dialaminya.
Tujun keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk
membantu klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian (Chinn dan
Jacobs, 1995). Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan
bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab itu perawat berupaya
mengembangkan hubungan antara perawat dan klien dimana perawat bertugas
sebagai nara sumber, konselor, dan wali.

B. Saran
1. Perawat
Perawat harus menjaga sosialisasi antara perawat dan klien, dalam
melakukan tindakan keperawatan jiwa yang menyangkut tentang permasalah

21
masalah interpersonal, sebaiknya perawat menggunakan konsep teori yang
ada. 

2. Mahasiswa perawat
Makalah ini sangat bagus untuk dibaca sebagai pedoman kita dalam
memahami teori peplau mengenai konseptual model keperawatan jiwa
interpersonal, Sehingga kedepan nanti kita bisa berkerja dengan baik, dan
hubungan interpersonal yang kita lakukan baik. Sehingga kita bisa
memberikan  keperawatan  yangbaik kepada pasien.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ns. Asmadi, s. kep (2005).konsep dasar keperawatan.jakarta:Buku Kedokteran


EGC
Ferry & Potter.2005.fundamental keperawatan vol.1 Edisi 4.jakarta:EGC
Hidayat,A.Aziz Alimul.(2004). Pengantar Konsep dasar Keperawatan. Salemba
Medika. Jakarta
Nasir, A. Muhith,A. 2011. Dasar-dasar keperawatan jiwa. Jakarta : Salemba Medika
Stuart, gail & Sandra J, 1998. keperawatan jiwa. EGC : jakarta
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan,

23

Anda mungkin juga menyukai