Anda di halaman 1dari 7

TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN

VIRGINIA HENDERSON
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu, saat sakit


atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan untuk kesehatan,
pemulihan , atau kematian yang damai dan individu akan dapat melakukannya sendiri
jika mereka mempunyai kakuatan, keinginan, atau pengetahuan”(Harmer dan
Henderson, 1955; Henderson, 1996). Proses keperawatan mencoba melakukan hal
tersebut dan tujuannya adalah kebebasan. Henderson dalam teorinya mengategorikan
empat belas kebutuhan dasar semua orang dan mengikutsertakan fenomena dari ruang
lingkup klien berikut ini : fisiologis, psikologis, sosiokultural, spiritual, dan
perkembangan. Bersama perawat dan klien bekerjasama untuk mendapatkan semua
kebutuhan dan mencampai tujuannya, tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson
1955 bekerja secara bebas dengan pekerja pelayan kesehatan lainnya (Tomey dan
Alligood, 2006), membantu klien mendapatkan kekuatannya lagi. Dan latar belakang
untuk praktik menurut Henderson yaitu perawat membantu klien melaksanakan empat
belas dasar kebutuhan Henderson, 1966.

Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah model konsep
aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji
individu baik yang sakit ataupun sehat dengan memberikan dukungan kepada
kesehatan, penyembuhan serta agar meninggal dengan damai. Pemahaman konsep
tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai yang dimilikinya diantaranya
: pertama, manusia akan mengalami perkembangan mulai dari pertumbuhan dan
perkembangan dalam rentang kehidupan; kedua, dalam melaksanakan aktivitas sehari-
hari individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada
dewasa yang dapat dipengaruhi oleh polah asuh, lingkungan dan
kesehatan; ketiga, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan
aktivitas, belum dapat melaksanakan aktivitas dan tidak dapat melakukan aktivitas.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Teori keperawatan Virginia Henderson?
2. Definisi keperawatan menurut Virginia Henderson?
3. Bagaimana model keperawatan menurut Virginia Henderson?
4. Apa hubungan antara model keperawatan dengan paradigma keperawatan?
5. Apa saja konsep utama teori Virginia Henderson?
6. Apa tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson?
7. Bagaimana hubungan perawat-pasien-dokter menurut Virginia Henderson?
8. Bagaimana aplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan?
9. Bagaimana kekuatan dan kelemahan dari teori Henderson?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.3.1 TUJUAN UMUM
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah IKD 2,
yang berjudul “Teori dan Model Keperawatan Virginia Henderson”.
1.3.2 TUJUAN KHUSUS
Sedangkan tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah di rumuskan dalam rumusan masalah agar pembaca dapat
memahami dan mengerti tentang Teori dan model keperawatan menurut Virginia
Henderson.
BAB II
ISI
2.1 TEORI KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON
Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada 1897. Ia tertarik dengan
keperawatan selama Perang Dunia I karena keinginannya untuk membantu personel
militer yang sakit atau terluka. Pada tahun 1918, ia belajar keperawatan di Sekolah
Perawat Militer di Washington, D.C. dan lulus pada 1921. Kemudian, ia meraih gelar
B.S. dan M.A. di bidang pendidikan keperawatan tahun 1926. Sejak 1953, ia menjadi
asosiet riset di Yale University School of Nursing. Ia menerima gelar Honorary
Doctoral dari Catholic University of America, Pace University, University of Rochester,
University of Western Ontario, dan Yale University. Bukunya yang di publikasikan
antara lain The Nature of Nursing (1960), Basic Principles of Nursing Care (1960),
dan The Principles and Practice of Nursing (1939).

2.2 DEFINISI KEPERAWATAN MENURUT VIRGINIA HENDERSON


Virginia Henderson memperkenalkan definition of nursing (definisi keperawatan).
Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya. Ia
menyatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan
fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan Henderson dengan seorang ahli
fisiologis bernama Stackpole. Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah
definisi keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat
adalah membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya
melaksanakan berbagai aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan
individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri
oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan
untuk itu. Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan
yang dikenal dengan “The Actifities of Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa tugas
perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat
mungkin. Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter.
Akan tetapi, perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu
mengunjungi pasien.

2.3 MODEL KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON


Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang telah memberi pengaruh besar
pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Ia membuat model konseptualnya
pada awal 1960-an, ketika profesi keperawatan mulai mencari identitasnya sendiri.
Masalah intinya adalah apakah perawat cukup berbeda dari profesi lain dalam layanan
kesehatan dalam hal kinerja. Pertanyaan ini merupakan hal yang penting sampai 1950-
an, perawat lebih sering melakuakan instruksi dokter. Virginia Henderson adalah orang
pertama yang mencari fungsi unik dalam keperawatan. Pada saat ia menulis pada
1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negatif dan positif dari praktik keperawatan pada
masa itu. Hal tersebut mencakup:

 Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit


 Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik
semata
 Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal yang tidak
mungkin dilakukan pada masa itu
 Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier keperawatannya di
Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan

Selain keinginan untuk menemukan fungsi unik dari kaperawatan, perubahan sosial
tidak diragukan lagi memainkan peranan besar dalam perkembangan pandangan dan
ide-idenya. Sebagai contoh, bukanlah suatu kebetulan bahwa ilmu perilaku memiliki
pengaruh besar pada pandangan dan pendapat kita tentang masyarakat pada 1960-an.
Oleh karena itu inisiatifnya diarahkan pada memberikan perhatian lebih pada aspek-
aspek psikososial dari perawatan pasien. Virginia Henderson diminta untuk
mempublikasikan model konseptual oleh International Council of Nurses (ICN).

Henderson sangat dipengaruhi oleh Edward Thorndyke, yang banyak melakukan


penelitian dalam bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan teori-teori Thorndyke dan
definisinya sendiri tentang keperawatan, Henderson memberi tugas keperawatan
menjadi empat belas jenis tugas yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Pembagian asuhan keperawatan menjadi empat belas kebutuhan manusia ini menjadi
pilar dari model keperawatannya. Ia menyatakan bahwa :
 Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan pasien yang harus
dipenuhi
 Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi pasien sebanyak
mungkin
Agar perawat dapat membantu pasien memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut,
diperlukan asuhan keperawatan dasar. Oleh karena itu Henderson menyimpulkan
bahwa asuhan keperawatan dasar ada pada setiap situasi keperawatan. Situasi
tersebut sebagai contoh adalah : Rumah sakit umum, Rumah sakit jiwa, Institusi untuk
penderita cacat mental, Rumah perawatan, Keperawatan distrik, dan Perawatan di
rumah
Jadi menurut Henderson, lapangan kerja perawat tidak terbatas hanya di rumah sakit
umum. Henderson juga menekankan pada pentingnya merencanakan asuhan. Dalam
modelnya ia menggambarkan rencana keperawatan, metode skematik untuk
pengawasan asuhan. Perencanaan yang cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :
 Urutan aktifitas yang harus dilakukan
 Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh dilakukan
 Perubahan-perubahan yang harus dibuat

Kita dapat meringkas prinsip-prinsip dasar dari model Henderson sebagai berikut :
 Fungsi unik dari keperawatan
 Upaya pasien ke arah kemandirian
 Asuhan keperawatan dasar berdasarkan kebutuhan dasar
 Perencanaan asuhan yang akan diberikan

Prinsip-prinsip dasar tersebut menandai era baru bagi keperawatan. Perawat


menyadari fungsi dan keunikannya, dan kesadaran ini menandai era baru ketika profesi
mulai menelaah sifat aktual dari kerja keperawatan secara lebih kritis dari sebelumnya.
Komitmen menuju kemandirian dan autonomi pada pasien juga menandai era baru
tersebut. Sebelumnya, terdapat kecenderungan bagi perawat untuk mencoba
melakukan semuanya bagi pasien. Penggunaan kerangka kerja berdasarkan kebutuhan
untuk membimbing pemberian asuhan dan terutama penekanan pada kebutuhan untuk
merencanakan asuhan merupakan prinsip yang sama pentingnya, karena menandai
mulainya perawat berpikir secara konstruktif tentang pekerjaannya.

Secara umum, aktifitas keperawatan harus didukung atau ditentukan oleh tindakan
terapeutik dari dokter.

2.4 HUBUNGAN ANTARA MODEL KEPERAWATAN DENGAN PARADIGMA


KEPERAWATAN
1. Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga adalah satu
kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal.
Setiap manusia harus berupaya untuk memepertahankan keseimbangan fisiologis dan
emosional.
2. Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi
yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
3. Sehat dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan dengan
kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah ketergantungan dan berbagai tingkat
inkapasitas individu (sekarang pasien) untuk memuaskan kebutuhan manusianya.
Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat
dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan
kemandirian.
4. Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau
sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah
untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin.
Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya
melakukan sesuatu untuk pasien jika ia tidak dapat melakukannya sendiri tidak disetujui
oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson
menjelaskannya lebih lanjut.

2.5 KONSEP UTAMA TEORI VIRGINIA HENDERSON


1. Manusia
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih
kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih
kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen
yang merupakan komponen penanganan perawatan. Ke 14 kebutuhan tersebut adalah
sebagai berikut:
 Bernapas secara normal
 Makan dan minum dengan cukup.
 Membuang kotoran tubuh.
 Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
 Tidur dan istirahat.
 Memilih pakaian yang sesuai.
 Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan.
 Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
 Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
 Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut,
atau pendapat.
 Beribadah sesuai dengan keyakinan.
 Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
 Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
 Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang
tersedia.

Ke empat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat di klarifikasikan menjadi 4


kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual.
Kebutuhan dasar poin 1-9 termasuk komponen kebutuhan biologis, poin 10
dan 14 termasuk komponen kebutuhan psikologis, poin 11 termasuk kebutuhan
spiritual, dan poin 12 dan 13 termasuk komponen kebutuhan sosiologis.Menurut
Henderson, keempat belas kebutuhan dasar yang harus menjadi fokus asuhan
keperawatan dipengaruhi oleh :

 Usia
 Kondisi emosional (mood dan temperamen)
 Latar belakang sosial dan budaya
 Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan ketidakmampuan
sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif; status mental.
2. Keperawatan
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalamkeadaan sehat
maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai
fungsiindependence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar
manusia (14 komponen di atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki
pengetahuan biologis maupun sosial.
3. Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi
kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit.
Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.
Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan,
kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan:
 Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan
menghambat kemampuan tersebut.
 Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
 Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
 Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam
memberikan resep.
 Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang
konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
 Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.

2.6 TUJUAN KEPERAWATAN MENURUT VIRGINIA HENDERSON


Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson
adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan
membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.
Dimana pasien merupakan mahluk sempurna yang di pandang sebagai komponen bio,
psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar. (Aplikasi
model konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran perawat
adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk
mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas
kebutuhan dasar pasien. Faktor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan
adalah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh kemandiriannya. Untuk itu
diperlukan fokus intervensi yaitu mengurangi penyebab dimana pola intervensinya
adalah mengembalikan, menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan
kekuatan, kemauan, dan pengetahuan.

2.7 HUBUNGAN PERAWAT-PASIEN-DOKTER

Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien.
Menurut Henderson (dalam asmadi, 2008), hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga
tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri :

 Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien


Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pannganti (substitute)
didalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau
kemauan pasien yang berkurang. Disini perawat berfungsi untuk melengkapi.
 Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan, perawat
berperan sebagai penolong (helper) untuk menolong atau membantu pasien untuk
mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirian ini bersifat relative, sebab tidak
ada satupun manusia yang tidak bergantung kepada orang lain. Meskipun demikian,
perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien.
 Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana
perawatan bagi pasien.Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebuhan dasar tersebut dimodifikasi
berdasarkan kondisi patologis dan factor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional,
status social atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.

Kaitannya dengan dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa


perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri
mempertanyakan filosofi yang memperbolehkan dokter memberi perintah kepada
perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien
dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana
perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa
sehinnga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter.

2.8 APLIKASI TEORI HENDERSON DALAM PROSES KEPERAWATAN


1. Pengkajian Keperawatan
Terdapat suatu masalah dalam proses perawatan. Penilaian nyata terhadap proses
perawatan tergantung pada pemahaman seseorang, interpretasi, perpaduan, dan
penggunaannya. Walaupun definisi dan penjelasan Henderson mengenai keperawatan
tidak secara langsung sesuai dengan langkah – langkah dalam proses perawatan,
tetapi terdapat hubungan antara kedua hal tersebut. Menurut Henderson, perawat
harus memiliki pengetahuan mengenai apa yang disebut normal dalam kesehatan dan
adanya penyakit. Berdasarkan pengetahuan ilmiah ini, perawat dapat mengambil
kesimpulan dari data-data yang ada. Henderson menyatakan, bahwa, keperawatan
dibutuhkan oleh individu yang dipengaruhi oleh usia, latar belakang budaya,
keseimbangan emosional,dan kapasitas fisik, serta intelektualnya. Semua ini akan
dipertimbangkan dalam mengevaluasi hasil perawatan yang dibutuhkan oleh pasien.
2. Diagnosa Keperawatan
Analisa data didasarkan pada faktor-faktor di atas, kemudian hasil analisa tersebut
dipergunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan.Henderson tidak secara
spesifik membahas mengenai diagnosa keperawatan ini, dia lebih yakin dokterlah yang
akan membuat diagnosa, dan perawat melakukan tindakan-tindakan atas dasar
diagnosa tersebut. Diagnosa Keperawatan berhubungan dengan
bagaimana mengidentifikasi kemampuan individu untuk menentukan kebutuhannya
dengan atau tanpa bantuan yang turut memperhitungkan kemampuan, keinginan, dan
pemgetahuan. Berdasarkan pada data-data yang tersedia, dan analisa terhadap data
tersebut, perawat dapat mengidentifikasi secara actual berbagai masalah, seperti
pernafasan yang tidak normal. Sebagai tambahannya, juga masalah-masalah potensial
lainnya dapat teridentifikasi.
3. Perencanaan (intervensi) keperawatan
Setelah diagnosa keperawatan dibuat, maka selanjutnya perawat akan menyusun
rencana perawatan. Berdasarkan rencana perawatan ini, Henderson menyatakan:
dengan rencana perawatan ini, maka perawatan yang efektif dapat direncanakan lebih
baik. Suatu rencana yang tertulis akan mendorong munculnya ide-ide tentang
kebutuhan individu, kecuali jika terdapat aturan-aturan lain yang harus dilakukan oleh
individu tersebut secara rutin.Tidak terlaksananya perencanaan dapat dipengaruhi oleh
anggota keluarga lainnya. Selanjutnya suatu rencana perawatan membutuhkan
modifikasi secara berkesinambungan yang didasarkan pada kebutuhan individu.
Henderson menyarankan penulisan rencana perawatan dapat diikuti dengan kebutuhan
perawatan secara bertahap. Dia menekankan bahwa perawatan harus selalu disusun
sesuai dengan kebutuhan individu, dan rencana terapi dari dokter. Henderson
menggaris-bawahi tahap-tahap perencanaan sebagai jalan untuk membuat rencana
bagi pemenuhan kebutuhan individu. Perencanaan yang selalu diperbaharui harus
didasarkan pada kebutuhan individu tersebut, lebih dispesifikan, dan dapat
diimplementasikan, serta disesuaikan dengan adanya terapi medis. Perencanaan
perawatan yang ditulis, intinya adalah hasil dari identifikasi kebutuhan perawatan dari
individu. Walaupun Henderson tidak menggunakan istilah-istilah seperti saat ini, tetapi
intinya adalah sama.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi sesuai dengan perencanaan keperawatan yang dibuat. Bagi Henderson,
implementasi keperawatan harus tertuju pada bantuan terhadap kebutuhan pasien
sesuai dengan kebutuhan 14 komponen tersebut di atas. Sebagai contoh: dalam
membantu individu terhadap kebutuhan istirahat dan tidur, perawat akan mencoba
untuk lebih mengetahui metoda-metoda dalam membujuk pasien untuk beristirahat dan
tidur sebelum diberikan obat-obatan. Henderson juga menyatakan, bahwa fungsi
utama dari perawat ini tentu saja harus dilakukan untuk mendukung rencana terapi
medis, sehingga perawat perlu melakukan tidakan-tindakan yang disarankan medis
dalam perawatan. Aspek implementasi penting lainnya dalam pembahasan Henderson
adalah hubungan antara perawat dan pasien . Perawat harus menjadi pihak luar yang
memahami kebutuhan pasien dan memberikan ukuran-ukuran bagi pemenuhan ukuran
tersebut . Henderson juga berbicara mengenai kualitas dari keperawatan, perawat yang
berkompeten akan menggunakan proses interpersonal dan prediksi-prediksi selama
memberikan perawatan .
5. Evaluasi
Henderson mendasarkan evaluasi terhadap setiap perawat didasarkan pada kecepatan
atau derajatnya dalam mendorong kegiatan pasien secara independent kembali seperti
hari-hari normal . Hal ini disebutkan dalam definisi dan fungsi yang unik dari perawat.
Untuk tujuan evaluasi, perubahan pada level fungsi kebutuhan individu juga harus
diamati dan diperhitungkan . Sebuah data perbandingan mengenai kemampuan
fungsional individu dilakukan sebelum dan sesudah proses perawatan . Semua
perubahan akan dicatat untuk dievalusi .

2.9 KEKUATAN DAN KELEMAHAN DARI TEORI HENDERSON


1. Kekuatan
2. Henderson adalah ahli teori keperawatan yang memberi pengaruh besar pada
keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Henderson adalah orang pertama yang
mencari fungsi unik dari profesi perawat.
3. Teori Henderson didasari oleh keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karir
keperawatannya, bukan teori / model yang abstrak semata.
4. Henderson mendefinisikan profesi keperawatan: bahwa profesi keperawatan adalah
profesi yang mandiri yang tidak hanya tergantung pada instruksi dokter.
5. Asumsi Henderson mempunyai validitas karena mempunyai keserasian dengan riset
ilmuan dibidang yang lain seperti konsep Maslow.

2. Kelemahan
3. Pandangan dan pendapatnya hanya berfokus pada satu pihak yaitu pada
penyembuhan fisik semata atau pada upaya memandirikan pasien.
4. Teori kurang pragmatis.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam definisinya
tentang teori keperawatan dan empat belas komponen asuhan keperawatan dasar,
tidak rumit dan cukup jelas. Oleh karena itu, dapat digunakan sebagai panduan untuk
praktik keperawatan oleh sebagian besar perawat tanpa kesulitan. Banyak idenya
disajikan dan digunakan di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara
berkembang untuk memandu kurikulum keperawatan dan praktek. Hal ini divalidasi oleh
permintaan untuk publikasi ICN, yang pada 1972 berada di cetakan ketujuh. Jika saran
dapat dibuat untuk meningkatkan konsep keperawatan Henderson, itu adalah
penggabungan teori. Karyanya harus dianggap sebagai awal dan dorongan bagi
perawat mengejar gelar akademis tertinggi. Ini sangat penting untuk analisis praktik
keperawatan dan untuk mengidentifikasi dan menguji teori dasar untuk perawatan
pasien.
3.2 SARAN
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang teori-teori
keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang teori keperawatan
menurut Virginia Henderson yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan
mahasiswa mampu memahami teori ini, karena teori ini juga sangat penting bagi
perawat untuk menjalankan praktik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, Ns. S. Kep. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokterran ECG.
Si Torus, DR. Ratna S. Kp, M. App, Sc. 2005. Model Praktik Keperawatan Profesional
di Rumah Sakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta :
Salemba Medika.
Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
ECG.
Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan praktik keperawatan. New
York:Macmillan.
https://novitakusumaa.wordpress.com/2014/12/02/teori-model-konsep-keperawatan-
virginia-henderson/

Anda mungkin juga menyukai