Anda di halaman 1dari 11

1.

Biografi Virginia Henderson

Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada 1897. Ia tertarik dengan keperawatan
selama Perang Dunia I karena keinginannya untuk membantu personil militer yang sakit atau
terluka. Pada tahun 1918, ia belajar keperawatan di Sekolah Perawat Militer di Washington, D.C.
dan lulus pada 1921. Kemudian ia meraih gelar B.S.dan M.A. di bidang pendidikan perawatan
tahun 1926. Sejak 1953, ia menjadi asosiet riset di Yale University School of Nursing. Ia
menerima gelar Honorary Doctoral dari Catholic University of America, Pace University,
University of Rochester, University of Western Ontario, dan Yale University. Bukunya yang
dipublikasikan antara lain The Nature of Nursing (1966), Basic Principles of Nursing Care
(1960) dan The Principles and Practice of Nursing (1939).

Henderson terkenal dengan definisi keperawatan : "Fungsi unik perawat adalah untuk
membantu individu, sakit atau sehat, dalam kinerja kegiatan yang berkontribusi terhadap
kesehatan atau pemulihannya (atau kematian damai) bahwa ia akan melakukan tanpa bantuan
jika ia memiliki kekuatan, kemauan, atau pengetahuan yang diperlukan Ia dikenal sebagai "ibu
negara menyusui" dan telah disebut, "bisa dibilang perawat paling terkenal abad ke-20" dan
"perawat klasik abad ke-20". Dalam sebuah artikel tahun 1996 dalam Journal of Advanced
Nursing Edward Halloran menulis, "Karya-karya tertulis Virginia Henderson akan dipandang
setara dengan abad ke-20 dengan karya pendiri keperawatan modern, Florence Nightingale .

Karier Henderson dalam perawatan kesehatan masyarakat dimulai pada 1921 di Henry Street
Settlement di Manhattan, New York . Dia bekerja untuk Asosiasi Perawat Tamu Washington, DC
dari tahun 1921 hingga 1923. Dia adalah instruktur keperawatan penuh waktu pertama di
Virginia di mana dia bekerja di Rumah Sakit Presbyterian Norfolk dari tahun 1924 hingga 1929.
Henderson mengajar di Teachers College, Universitas Columbia dari tahun 1934 hingga 1948.
Pada tahun 1953 ia menjadi rekan peneliti di Yale School of Nursing yang beralih ke status
emeritus pada tahun 1971 terus melayani dalam posisi itu hingga tahun 1996. Ia juga berkeliling
dunia sepanjang kariernya untuk membantu dan mendorong tidak hanya perawat, tetapi petugas
kesehatan lainnya.
2. Konsep kunci dari kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan oleh ahli tersebut !

14 Kebutuhan dasar manusia menurut Henderson adalah sebagai berikut


(Sumber: Alligood, MR (2014) Nursing Theorists and Their Work)
1. Breath normally (bernapas dengan normal)
2. Eat and drink adequately (kebutuhan makan dan minum yang adekuat)
3. Eliminate body wastes (kebutuhan eliminasi)
4. Move and maintain desirable postures (kebutuhan bergerak dan dapat
mempertahankan postur tubuh dengan baik
5. Sleep and rest (kebutuhan tidur dan beristirahat)
6. Select suitable clothes; dress and undress (kebutuhan berpakaian)
7. Maintain body temperature within a normal range by adjusting clothing and
modifying the environment (mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal, dengan
menyesuaikan pakaian dan memodifikasi lingkungan)
8. Keep the body clean and well groomed and protect the integument (menjaga tubuh
tetap bersih dan melindungi kulit)
9. Avoid dangers in the environment and avoid injuring others (menghindari bahaya
lingkungan dan menghindari cedera orang lain)
10. Communicate with others in expressing emotions, needs, fears, or opinions
(Berkomunikasi dengan orang lain untuk mengungkapkan perasaan emosi, kebutuhan,
ketakutan atau pendapat)
11. Worship according to ones’s faith (mempercayai keimanan/ketuhanan)
12. Work in such a way that there is a sense of accomplishment (Kebutuhan akan
pekerjaan dan penghargaan)
13. Play or participate in various forms of recreation (kebutuhan akan hiburan atau
rekreasi)
14. Learn, discover, or satisfy the curiosity that leads to normal development and health
and use the available health facilities (Belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin
tahu dan dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang penting yang telah memberi
pengaruh besar pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Ia membuat model
konseptualnya pada awal 1960-an, ketika profesi keperawatan mulai mencari
identitasnya sendiri. Masalah intinya adalah apakah perawat cukup berbeda dari profesi
lain dalam layanan kesehatan dalam hal kinerja?. Pertanyaan ini merupakan hal yang
penting sampai 1950-an, perawat lebih sering melakuakan instruksi dokter. Virginia
Henderson adalah orang pertama yang mencarifungsi unik dalam keperawatan. Pada
saat ia menulis pada 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negatif dan positif dari praktik
keperawatan pada masa itu. Hal tersebut mencakup:
a) Authoritarian dan struktur hierarki di rumahsakit
b) Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik
semata.
c) Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal yang
tidak mungkin dilakukan pada masa itu.
d) Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier keperawatannya
di Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan.

Selain keinginan untuk menemukan fungsi unik dari keperawatan, perubahan sosial
tidak diragukan lagi untuk memainkan peranan besar dalam perkembangan pandangan
dan ide-idenya. Sebagai contoh, bukanlah suatu kebetulan bahwa ilmu perilaku
memiliki pengaruh besar pada pandangan dan pendapat kita tentang masyarakat pada
tahun 1960-an. Oleh karena itu, inisiatifnya diarahkan untuk memberikan perhatian
yang lebih pada aspek-aspek psikososial dari perawatan pasien. Virginia Henderson
diminta untuk mempublikasikan model konseptual oleh International Council of Nurses
(ICN).
Konstribusi penting oleh Henderson (1966) adalah definisi keperawatan berikut yang
saat ini menjadi definisi yang sudah diterima secara umum :
“Fungsi unik dari keperawatan adalah untuk membantu individu sehat atau sakit, dalam
hal memberikan kesehatan atau pemulihan (kematian yang damai) yang dapat
dilakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan atau pengetahuan. Dan
melakukannya dengan cara tersebut dapat membantunya mendapatkan kemandirian
secepat mungkin”.
Henderson sangat dipengaruhi Edward Thorndyke, yang banyak melakukan penelitian
dalam bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan teori-teori Thorndyke dan definisinya
sendiri tentang keperawatan, Henderson memberi tugas keperawatan menjadi
empatbelas tugas yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pembagian
asuhan keperawatan menjadi empatbelas kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari
model keperawatannya. Ia menyatakan bahwa :
1. Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan pasien yang harus
dipenuhi.
2. Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi pasien sebanyak
mungkin.
Sayangnya, tidak selalu memungkinkan bagi seseorang untuk menempatkan diri pada
posisi pasien, dan kalaupun memungkinkan hal tersebut tidak selalu pas. Pada situasi
ini kebutuhan pasien sulit untuk dipenuhi.
Ketika Henderson berbicara mengenai kebutuhan, ia merujuk pada semua kebutuhan
dasar dari setiap manusia. Agar perawat dapat membantu pasien memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut, diperlukan asuhan keperawatan dasar. Oleh karena itu,
Henderson menyimpulkan bahwa asuhan keperawatan dasar ada pada setiap situasi
keperawatan. Situasi tersebut sebagai contoh adalah :
a) Rumahsakit Umum
b) Rumahsakit Jiwa
c) Institusi untuk penderita cacat mental
d) Rumah perawatan
e) Perawatan di rumah
Jadi menurut Hendeson, lapangan kerja perawat tidak terbatas hanya di rumahsakit
umum. Henderson juga menekankan pada pentingnya merencanakan asuhan. Dalam
modelnya ia menggambarkan rencana keperawatan, metode eskematik untuk
pengawasan asuhan. Perencanaan yang cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :
a. Urutan aktifitas yang harus dilakukan.
b. Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh dilakukan
c. Perubahan-perubahan yang harus dibuat

C. Hubungan Model Keperawatan dengan Paradigma Keperawatan

a. Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, jiwa dan raga adalah satu
kesatuan. Lebih lanjut lagi, individu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal.
Setiap manusia harus berupaya untuk mempertahankan keseimbangan fisiologi dan
emosional.

b. Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi
yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.

c. Sehat dan sakit


Sehat adalah kualitas hidup tertentu yang oleh Henderson dihubungkan dengan
kemandirian. Karakteristik utama dari sakit adalah ketergantungan dan berbagai tingkat
inkapasitas individu (pasien) untuk memuaskan kebutuhan manusianya. Menganggap
bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat dipandang
sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan
kemandirian.

d. Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau
sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah
untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin.
Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya
melakukan sesuatu untuk pasien, jika ia tidak dapat melakukannya maka sendiri tidak
disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson
menjelaskan lebih lanjut.

D. Konsep Utama Teori Virginia Henderson

A. MANUSIA.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih
kesehatan, kebebasan atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih
kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen
yang merupakan komponen penanganan perawatan. Ke-14 kebutuhan tersebut adalah
sebagai berikut:

(Sumber: Alligood, MR (2014) Nursing Theorists and Their Work)


1. Breath normally (bernapas dengan normal)
2. Eat and drink adequately (kebutuhan makan dan minum yang adekuat)
3. Eliminate body wastes (kebutuhan eliminasi)
4. Move and maintain desirable postures (kebutuhan bergerak dan dapat
mempertahankan postur tubuh dengan baik
5. Sleep and rest (kebutuhan tidur dan beristirahat)
6. Select suitable clothes; dress and undress (kebutuhan berpakaian)
7. Maintain body temperature within a normal range by adjusting clothing and
modifying the environment (mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal, dengan
menyesuaikan pakaian dan memodifikasi lingkungan)
8. Keep the body clean and well groomed and protect the integument (menjaga tubuh
tetap bersih dan melindungi kulit)
9. Avoid dangers in the environment and avoid injuring others (menghindari bahaya
lingkungan dan menghindari cedera orang lain)
10. Communicate with others in expressing emotions, needs, fears, or opinions
(Berkomunikasi dengan orang lain untuk mengungkapkan perasaan emosi, kebutuhan,
ketakutan atau pendapat)
11. Worship according to ones’s faith (mempercayai keimanan/ketuhanan)
12. Work in such a way that there is a sense of accomplishment (Kebutuhan akan
pekerjaan dan penghargaan)
13. Play or participate in various forms of recreation (kebutuhan akan hiburan atau
rekreasi)
14. Learn, discover, or satisfy the curiosity that leads to normal development and health
and use the available health facilities (Belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin
tahu dan dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
Keempat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat diklasifikasikan menjadi empat
kategori, yaitu komponen komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis dan
spiritual. Kebutuhan dasar poin 1 – 9 termasuk komponen kebutuhan biologis. Poin 10
dan 14 termasuk komponen kebutuhan psikologis. Poin 11 termasuk kebutuhan
spiritual. Sedangkan poin 12 dan 13 termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan
satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka
merupakan satu kesatuan (unit).

B. KEPERAWATAN
Menurut Henderson, perawat mempunyai fungsi yang unik yaitu untuk membantu
individu baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan,
perawat mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawat berdasarkan
kebutuhan dasar manusia (14 kebutuhan dasar manusia). Untuk menjalankan
fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosio.

C. KESEHATAN
Sehat adalah siklus hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi
kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting dari pada mengobati penyakit.
Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.
Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan,
kehendak serta pengetahuan yang cukup.

D. LINGKUNGAN
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan.
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit
akan menghambat kemampuan tersebut.
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam
memberikan resep.
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang
konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.

Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien.
Menurut Henderson, hubungan perawat dengan klien terbagi menjadi tiga tingkatan,
mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1) Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien.
2) Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3) Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.

Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti (substitute) di
dalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan atau kemauan
pasien yang berkurang. Dalam hubungan antara perawat dan pasien ini perawat
berfungsi untuk “melengkapinya”. Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada
pada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong (helper), untuk menolong
atau membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya.kemandirian ini sifatnya
relatif, sebab tidak ada satu pun manusia yang tidak bergantung pada orang lain.
Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan
kesehatan pasien. Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama
menerusakan rencana perawatan bagi pasien. Meski diagnosisnya berbeda, setiap
pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan
dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya seperti
usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan
intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat dan dokter, Henderson berpendapat bahwa
perawat tidak boleh selalu melaksanakan perintah dokter. Henderson sendiri
mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada
pasien atau tenaga kerja lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien dalam
melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan
yang dirumuskan oleh perawat dan pasien tetap harus dijalankan sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter.

E. Prinsip Dasar Model Keperawatan Menurut Henderson

a. Fungsi unik perawat.


b. Upaya pasien ke arah kemandirian.
c. Asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia.
d. Perencanaan yang akan diberikan

F. Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan

Definisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik keperawatan


menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan
keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat dari
kemajuan kondisi pasien, yang semula bergantung pada orang lain menjadi lebih
mandiri. Perawat dapat membantu pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent)
menjadi mandiri (independent)dengan mengkaji, merencanakan, mengimplemetasikan,
serta mengevaluasi 14 komponen penangana perawatan dasar.
Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien
berdasarkan 14 komponen diatas. Dalam mengumpulkan data, perawat menggunaka
metode observasi, indra penciuman, peraba, dan pendengaran. Setelah data
terkumpul, perawat menganalisis data tersebut dan membandingkannya dengan
pengetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis tersebut menghasilkan diagnosis
keperawatan yang akan muncul. Diagnosis keperawatan, menurut Henderson,dibuat
dengan mengenali kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhannya dengan atau
tanpa bantuan, serta dengan mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang
dimiliki individu.
Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencan
perawatan sesuai kebutuhan individu termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika
ditemukan adanya perubahan serta dokumentasi bagaimana perawat membantu
individu dalam keadaan sehat atau sakit. Selanjutnya, pada tahap implementasi,
perawat membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam
rencana perawatan guna membantunya meninggal dalam keadaan damai. Intervensi
yang diberikan perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar
belakang budaya, keseimbangkan emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik
individu. Terakhir, perawat megevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan
menilai kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
G. Hubungan Perawat-pasien-dokter
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dank lien.
Menurut Henderson ( dalam asmadi, 2008), hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga
tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri :

1) Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien

Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pannganti (substitute)
didalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau
kemauan pasien yang berkurang. Disini perawat berfungsi untuk melengkapi.

2) Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.

Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan, perawat
berperan sebagai penolong (helper) untuk menolong atau membantu pasien untuk
mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirian ini bersifat relative, sebab tidak
ada satupun manusia yang tidak bergantung kepada orang lain. Meskipun demikian,
perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien.

3) Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.

Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana


perawatan bagi pasien. Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebuhan dasar tersebut dimodifikasi
berdasarkan kondisi patologis dan factor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional,
status social atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.

Kaitannya dengan dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa


perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri
mempertanyakan filosofi yang memperbolehkan dokter memberi perintah kepada
perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien
dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana
perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa
sehinnga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter.

H. Tujuan Keperawatan Menurut Henderson


Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Henderson
adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan
membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.
Dimana pasien merupakan makhluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio,
psiko, sosial dan spiritual yang mempunyai 14 kebutuhan. Menurut Henderson peran
perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk
mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi 14 kebutuhan dasar
pasien. Faktor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan adalah penyebab
kesulitan pasien dalam memperoleh kemandirian. Untuk itu diperlukan fokus intervensi
yaitu mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan,
menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan, kemauan dan pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai