Anda di halaman 1dari 24

TEORI KEPERAWATAN

“VIRGINIA HENDERSON”

OLEH

YULIUS BULU (2119003)

SARIANTI SOFIA LENDE (2119014)

KARITAS MILLA DADI (2119027)

SYAFIRA RULMADANI (2119009)

MELANIA AYU (2119017)

LUTVINA DAMIA RATNA (2119041)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GEMA INSAN AKADEMIK

MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah  ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul ”Teori Keperawatan Virginia Henderson”.

Makalah ini berisikan informasi tentang definisi keperawatan menurut


Virginia Henderson” atau yang lebih khususnya membahas model
keperawatan Virginia Henderson, serta konsep utama teori
Henderson. Diharapkan  makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita  semua tentang definisi keperawatan menurut Virginia Henderson.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Makassar, September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1. 1      Latar Belakang
1. 2      Perumusan Masalah
1. 3      Tujuan
1. 4      Manfaat
1. 5      Metode Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2. 1      Teori Keperawatan Virginia Henderson
2. 2      Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson
2. 3      Model Keperawatan Virginia Henderson
2. 4      Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan
2. 5      Konsep Utama Teori Henderson
2. 6      Keyakinan dan Tata Nilai Teori Henderson
2. 7      Penegasan-Penegasan Teorotis
2. 8      Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan
2. 9   Tujuan Keperawatan Menurut Henderson
2. 10  Karakteristik Bekerja Menurut Teori Virginia Henderson
BAB III PENUTUP
                  3. 1      Kesimpulan
                  3. 2      Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
          Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai
“penolong individu, saat sakit atau sehat, dalam melakukan kegiatan
tersebut yang bertujuan untuk kesehatan, pemulihan , atau kematian yang
damai dan individu akan dapat melakukannya sendiri jika mereka
mempunyai kakuatan, keinginan, atau pengetahuan”(Harmer dan
Henderson, 1955; Henderson, 1996). Proses keperawatan mencoba
melakukan hal tersebut dan tujuannya adalah kebebasan. Henderson
dalam teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar semua
orang dan mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien berikut
ini : fisiologis, psikologis, sosiokultural, spiritual, dan perkembangan.
Bersama perawat dan klien bekerjasama untuk mendapatkan semua
kebutuhan dan mencampai tujuannya, tujuan keperawatan menurut
Virginia Henderson 1955 bekerja secara bebas dengan pekerja pelayan
kesehatan lainnya (Tomey dan Alligood, 2006), membantu klien
mendapatkan kekuatannya lagi. Dan latar belakang untuk praktik menurut
Henderson yaitu perawat membantu klien melaksanakan empat belas
dasar kebutuhan Henderson, 1966.
         Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson
adalah model konsep aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran
tugas perawat yaitu mengkaji individu baik yang sakit ataupun sehat
dengan memberikan dukungan kepada kesehatan, penyembuhan serta
agar meninggal dengan damai.
      Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan
dan nilai yang dimilikinya diantaranya : pertama, manusia akan mengalami
perkembangan mulai dari pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang
kehidupan; kedua, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu akan
mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada
dewasa yang dapat dipengaruhi oleh polah asuh, lingkungan dan
kesehatan; ketiga, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya terhambat dalam
melakukan aktivitas, belum dapat melaksanakan aktivitas dan tidak dapat
melakukan aktivitas.

I.2 Perumusan Masalah


1.   Apa definisi teori keperawatan menurut Virginia Henderson ?
2.   Bagaimana model keperawatan menurut Virginia Henderson ?
3.   Apa hubungan antara model dengan paradigma keperawatan ?
4.   Apa saja konsep utama teori Virginia Henderson ?
5.   Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Virginia Henderson ?
6.   Bagaimana mengaplikasi teori Henderson dalam proses
keperawatan?
7.  Apakah tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson ?

I.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menetahui :
a. Definisi teori keperawatan menurut Virginia Henderson
b. Model keperawatan menurut Virginia Henderson
c. Hubungan antara model dengan paradigma keperawatan
d. Macam-macam konsep utama teori Virginia Henderson
e. Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Virginia Henderson
f. Sistem aplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan
g. Tujuan dari keperawatan menurut Virginia Henderson
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Teori Keperawatan Virginia Henderson
Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada 1897. Ia
tertarik dengan keperawatan selama Perang Dunia I karena keinginannya
untuk membantu personel militer yang sakit atau terluka. Pada tahun
1918, ia belajar keperawatan di Sekolah Perawat Militer di Washington,
D.C. dan lulus pada 1921. Kemudian, ia meraih gelar B.S. dan M.A. di
bidang pendidikan keperawatan tahun 1926. Sejak 1953, ia menjadi
asosiet riset di Yale UniversitySchool of Nursing. Ia menerima
gelar Honorary Doctoral dari Catholic University of America, Pace
University, University of Rochester, University of Western Ontario, dan
Yale University. Bukunya yang di publikasikan antara lain The Nature of
Nursing (1960), Basic Principles of Nursing Care (1960), dan The
Principles and Practice of Nursing (1939).

II.2 Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson


Virginia Henderson memperkenalkan definition of nursing (definisi
keperawatan). Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar
belakang pendidikannya. Ia menyatakan bahwa definisi keperawatan
harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis. Definisi ini
dipengaruhi oleh persahabatan Henderson dengan seorang ahli fisiologis
bernama Stackpole. Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah
definisi keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas
unik perawat adalah membantu individu, baik dalam keadaan sakit
maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai aktifitas guna
mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal
dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia
memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu. Di
samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model
keperawatan yang dikenal dengan “The Actifities of Living”. Model
tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu
dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat
menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter. Akan
tetapi, perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu
mengunjungi pasien.

II.3 Model Keperawatan Virginia Henderson


Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang penting yang
telah memberi pengaruh besar pada keperawatan sebagai profesi yang
mendunia. Ia membuat model konseptualnya pada awal 1960-an, ketika
profesi keperawatan mulai mencari identitasnya sendiri. Masalah intinya
adalah apakah perawat cukup berbeda dari profesi lain dalam layanan
kesehatan dalam hal kinerja. Pertanyaan ini merupakan hal yang penting
sampai 1950-an, perawat lebih sering melakuakan instruksi dokter.
Virginia Henderson adalah orang pertama yang mencarifungsi unik dalam
keperawatan.
Pada saat ia menulis pada 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negatif dan
positif dari praktik keperawatan pada masa itu. Hal tersebut mencakup:
Ø  Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit
Ø  Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan
fungsi fisik semata
Ø Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien
merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu
Ø Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier
keperawatannya di Amerika Serikat di berbagai bidang layanan
kesehatan
Selain keinginan untuk menemukan fungsi unik dari kaperawatan,
perubahan sosial tidak diragukan lagi memainkan peranan besar dalam
perkembangan pandangan dan ide-idenya. Sebagai contoh, bukanlah
suatu kebetulan bahwa ilmi perilaku memiliki pengaruh besar pada
pandangan dan pendapat kita tentang masyarakat pada 1960-an. Oleh
karena itu inisiatifnya diarahkan pada memberikan perhatian lebih pada
aspek-aspek psikososial dari perawatan pasien. Virginia Henderson
diminta untuk mempublikasikan model konseptual oleh International
Council of Nurses (ICN).
Konstribusi penting oleh Henderson (1966) adalah definisi
keperawatan berikut yang saat ini menjadi definisi yang sudah diterima
secara umum :
“Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, sehat atau
sakit, dalam hal memberikan kesehatan atau pemulihan (kematian yang
damai) yang dapat ia lakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan,
kemauan, atau pengetahuan. Dan melakukannya dengan cara tersebut
dapat membantunya mendapatkan kemandirian secepat mungkin.”
Henderson sangat dipengaruhi oleh Edward Thorndyke, yang banyak
melakukan penelitian dalam bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan
teori-teori Thorndyke dan definisinya sendiri tentang keperawatan,
Henderson memberi tugas keperawatan menjadi empat belas jenis tugas
yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pembagian asuhan
keperawatan menjadi empat belas kebutuhan manusia ini menjadi pilar
dari model keperawatannya. Ia menyatakan bahwa :
a. Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan pasien
yang harus dipenuhi
b. Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi
pasien sebanyak mungkin
Sayangnya, tidak selalu memungkinkan bagi seseorang untuk
menempatkan diri pada posisi pasien, dan kalaupun memungkinkan hal
tersebut tidak selalu pas. Pada situasi ini kebutuhan pasien sulit untuk
dipenuhi.
Ketika Henderson berbicara mengenai kebutuhan, ia merujuk pada
semua kebutuhan dasar dari setiap manusia. Agar perawat dapat
membantu pasien memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, diperlukan
asuhan keperawatan dasar. Oleh karena itu Henderson menyimpulkan
bahwa asuhan keperawatan dasar ada pada setiap situasi keperawatan.
Situasi tersebut sebagai contoh adalah :
a. Rumah sakit umum
b. Rumah sakit jiwa
c. Institusi untuk penderita cacat mental
d. Rumah perawatan
e. Keperawatan distrik
f. Perawatan di rumah
     Jadi menurut Henderson, lapangan kerja perawat tidak terbatas hanya
di rumah sakit umum. Henderson juga menekankan pada pentingnya
merencanakan asuhan. Dalam modelnya ia menggambarkan rencana
keperawatan, metode skematik untuk pengawasan asuhan. Perencanaan
yang cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :
a. Urutan aktifitas yang harus dilakukan
b. Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh dilakukan
c. Perubahan-perubahan yang harus dibuat
Kita dapat meringkas prinsip-prinsip dasar dari model Henderson sebagai
berikut :
a. Fungsi unik dari keperawatan
b. Upaya pasien ke arah kemandirian
c. Asuhan keperawatan dasar berdasarkan kebutuhan dasar
d. Perencanaan asuhan yang akan diberikan
Prinsip-prinsip dasar tersebut menandai era baru bagi keperawatan.
Perawat menyadari fungsi dan keunikannya, dan kesadaran ini menandai
era baru ketika profesi mulai menelaah sifat aktual dari kerja keperawatan
secara lebih kritis dari sebelumnya. Komitmen menuju kemandirian dan
autonomi pada pasien juga menandai era baru tersebut. Sebelumnya,
terdapat kecenderungan bagi perawat untuk mencoba melakukan
semuanya bagi pasien. Penggunaan kerangka kerja berdasarkan
kebutuhan untuk membimbing pemberian asuhan dan terutama
penekanan pada kebutuhan untuk merencanakan asuhan merupakan
prinsip yang sama pentingnya, karena menandai mulainya perawat
berpikir secara konstruktif tentang pekerjaannya.
Secara umum, aktifitas keperawatan harus didukung atau ditentukan oleh
tindakan terapeutik dari dokter.

II.4 Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan


Ø  Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga
adalah satu kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya
dipandang sebagai unit tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk
memepertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional.
Ø  Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal
dan kondisi yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Ø  Sehat dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan
dengan kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah
ketergantungan dan berbagai tingkat inkapasitas individu (sekarang
pasien) untuk memuaskan kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa
sehat adalah kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat
dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa sakit adalah
keterbatasan kemandirian.
Ø  Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia
sakit atau sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan
dari keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh kembali
kemandiriannya sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan
Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan
sesuatu untuk pasien jika ia tidak dapat melakukannya sendiri tidak
disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum
Henderson menjelaskannya lebih lanjut.

II.5 Konsep Utama Teori Henderson


Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia,
keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.
1.         Manusia.
     Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan
bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai,
serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan
dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen
penanganan perawatan. Keempatbelas kebutuhan tersebut adalah
sebagai berikut :
1.      Bernapas secara normal
2.      Makan dan minum dengan cukup.
3.      Membuang kotoran tubuh.
4.      Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
5.      Tidur dan istirahat.
6.      Memilih pakaian yang sesuai.
7.  Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan
pakaian dan mengubah lingkungan.
8.      Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi
integumen.
9.      Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,
kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
11.  Beribadah sesuai dengan keyakinan.
12.  Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13.  Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14.  Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun
pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
        Keempatbelas kebutuhan dasar manudia di atas dapat di klarifikasikan
menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis,
sosiologis, dan spiritual. Kebutuhan dasar poin a-itermasuk komponen
kebutuhan biologis, poin j dan n termasuk komponen kebutuhan
psikologis, poin k termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen l dan
m termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
        Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak
dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien
dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).
   Menurut Henderson, keempatbelas kebutuhan dasar yang harus menjadi
fokus asuhan keperawatandipengaruhi oleh :
·         Usia
·         Kondisi emosional (mood dan temperamen)
·         Latar belakang sosial dan budaya
·   Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan
ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif;
status mental.
2.         Keperawatan.
       Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik
dalamkeadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan,
perawat mempunyai fungsi independence di dalam penanganan
perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas).
Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan
biologis maupun sosial.
3.         Kesehatan.
    Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat
berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting
daripada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan
kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau
mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak,
serta pengetahuan yang cukup.
4.         Lingkungan.
     Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek
lingkungan.
a.  Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun
kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
b.      Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c.       Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d.    Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai
dasar dalam memberikan resep.
e.    Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-
saran tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f.    Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan
untuk memperkirakan adanya bahaya.
       Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara
perawat dan klien. Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi
dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga
hubungan sangat mandiri.
1.      Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
2.      Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3.      Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
     Pada situasi pasienyang gawat, perawat berperan sebagai pengganti
(subtitute) di dalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik,
kemampuan, atau kamauan pasien yang berkurang. Di sini perawat
berfungsi untuk “melengkapinya”. Setelah kondisi gawat berlalu dan
pasien berada pada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong
(helper) untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali
kemandiriannya. Kemandirian ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun
manusia yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian,
parawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan
pasien. Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama
merumuskan rencana perawatan bagi pasien. Meski diagnosisnya
berbeda, setiap pasien memiliki kebituhan dasar yang harus dipenuhi.
Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasiberdasarkan kondisi
patologis dan faktor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status
sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.
     Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat
bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter.
Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang
dokter  memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya.
Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen
kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan yang
dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukanoleh
dokter. Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Henderson dapat
digambarkan sebagai berikut.

II.6 Keyakinan dan Tata Nilai Teori Henderson


                                   Perawat                                          Pasien
                                                                                 
                                                              Dokter
Gambar 5.3. Hubungan perawat-pasien-dokter
       Fokus keperawatan pada teori Henderson adalah klien yang memiliki
keterkaitan hidup secara individual selama daur kehidupan, dari fase
ketergantungan hingga kemandirian sesuai dengan usia, keadaan, dan
lingkungan. Perawat merupakan penolong utama klien dalam
melaksnakan aktifitas penting guna memelihara dam memulihkan
kesehatan klien atau mencapai kematian yang damai. Bantuan ini
dinerikan oleh perawat karena kurangnya pengetahuan, kekuatan, atau
kemauan klien dalam melaksanakan 14 komponen kebutuhan dasar.
II.7 Penegasan-Penegasan Teorotis
v      Hubungan Perawat Pasien
Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di kenali :
1. Perawat sebagai substitute (pengganti) bagi pasien.
2. Perawat sebagai helper (penolong).
3. Perawat sebagai partner (rekan) dengan pasien.
     Pada saat-saat penyakitnya gawat, perawat kelihatan sepertipengganti
apa-apa yang pasien kekurangan untuk membuatnya menjadi lengkap,
utuh, atau bebas karena berkurangnya kekuatan fisik, kemauan atau
pengatahuan. Selama kondisi pemulihan (convalescence), perawat
membantu pasien meraihatau mendapatkan kembali kemandiriannya.
Henderson menyatakan kemandirian adalah yang relatif. Tidak
ada satupun dari kata tidak bergantung dengan yang lain, tetapi kita
berusaha keras bagi saling bergantung meraih kesehatan, bukan
bergantung dalam sakit. Perawat harus bisa mencermati tidak hanya
kebutuhan-kebutuhan pasien, tetapi juga kondisi-kondisi tersebut dan
kondisi patologis yang merubahnya.
               Perawat dapat mengubah lingkungan dimana dia anggap perlu.
Henderson percaya di setiap situasi para perawat yang mengetahui
reaksi-reaksi fisiologis dan psikologis terhadap suhu dadan, cahaya dan
warna.
       Perawat dan pasien selalu berusaha mencapai satu tujuan, apakah
berupa kesembuhan atau kematian yang damai. Salah satu tujuan
perawat harus menjaga hari-hari pasien senormal mungkin. Menjadikan
sehat adalah tujuan penting alinnya oleh si perawat.
v      Hubungan Perawat Dokter
Henderson menuntut tugas unik yang di miliki perawat dari para
dokter. Rencana perawatan, yang di rumuskan oleh perawt dan pasien
bersama-sama, harus di jalankan dengan suatu cara untuk mengusulkan
rencana pengobatan yang di tentukan dokter.
Perawat sebagai anggota tim medis. Pekerjaan-pekerjaan perawat
saling bergantungan dengan pekerja-pekerja kesehatan lainnya. Perawat
dan anggota tim lainnya saling membantu menjalankan program
perawatan penuh, tetapi mereka sebaiknya tidak melakukan pekerjaan-
pekerjaan milik orang lain. Henderson mengingatkan kita tidak seorang
pun di dalam tim memberi beban kepada anggota lainnya, dimana
siapapun mereka tidak sanggup untuk melakukan tugas khususnya
tersebut.

II.8 Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan


       Definisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik
keperawatan  menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai
pemberi asuhan keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat asuhan
keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi pasien, yang semula
bergantung pada orang lain menjadi mandiri. Perawat dapat membantu
pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri
(independent) dengan mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan,
serta mengevaluasi 14 komponen penanganan perawatan dasar.
          Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan
dasar pasien berdasarkan 14 komponen di atas. Dalam mengumpulkan
data, perawat menggunakan metode observasi, indra penciuman, peraba,
dan pendengaran. Setalah data terkumpul, perawat menganalisis data
tersebut dan membandingkannya dengan pengetahuan dasar tentang
sehat-sakit. Hasil analisis tersebut menentukan diagnosis keperawatan
yang akan muncul. Diagnosis keperawatan, menurut Henderson, dibuat
dengan mengenali kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhannya-
dengan atau tanpa bantuan-serta dengan mempertimbangkan kekuatan
atau pengetahuan yang dimiliki individu.
       Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas
penyusunan rencana perawatan sesuai kebutuhan individu-termasuk di
dalamnya perbaikan rencana jika ditemukan adanya perubahan-serta
dokumentasi bagaimana perawat membantu individu dalam keadaan sakit
atau sehat. Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu
individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana
perawatan guna memelihara kesehatan individu, memulihkannya dari
kondisi sakit, atau membantunya meninggal dalam damai. Intervensi yang
diberikan perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip fisiologis,
usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional, dan kemampuan
intelektual serta fisik individu. Tarakhir, perawat mengevaluasi pencapaian
kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian pasien dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.

II.9 Tujuan Keperawatan Menurut Henderson


Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh
Handerson adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi
pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali
kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan mahluk
sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan
spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar.(Aplikasi model
konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran perawat
adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk
mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat
belas kebutuhan dasar pasien. Factor menurunnya kekuatan, kemauan
dan pengetahuan adalah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh
kemandiriannya. Untuk itu diperlukan fokus intervensi yaitu mengurangi
penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan,
menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan,
kemauan, dan pengetahuan.
II.10 Karakteristik Bekerja Menurut Teori Virginia Henderson
Henderson menulis definisi dari keperawatan sebelum pengembangan
konsep dan teori tentang keperawatan. Niatnya adalah untuk
mengidentifikasi fungsi-fungsi khusus perawat untuk melakukan dan
menjelaskan dasar teoritis dalam praktik keperawatan. Namun demikian,
beberapa ciri dari teori dibahas dalam capter 1 dapat diterapkan untuk
bekerja Henderson.
1.   Teori ini dapat menjadi konsep sedemikian rupa untuk menciptakan cara
berbeda dalam memandang suatu fenomena tertentu.
       Henderson menggunakan konsep kebutuhan dasar manusia,
biophysiology, budaya, dan komunikasi interaksi. Konsep-konsep yang
dipinjam dari disiplin lain daripada yang unik untuk keperawatan. Di satu
sisi, orang mungkin melihat koleksi-konsep ini sebagai teori tingkat
menengah sejak menggambarkan praktik keperawatan adalah tujuan
utama dari Henderson.
     Kebutuhan manusia Hierarki Maslow cocok dengan empat belas
komponen dasar. Sembilan komponen pertama adalah kebutuhan
fisiologis dan keamanan. Sisa lima komponen berurusan dengan cinta dan
memiliki, penghargaan sosial, dan kebutuhan aktualisasi diri. Henderson
menggunakan konsep biophysiological ketika dia menekankan pentingnya
fisiologi dan saldo fisiologis dalam membuat keputusan tentang
perawatan. Konsep budaya karena mempengaruhi kebutuhan manusia
adalah belajar dari keluarga dan kelompok-kelompok sosial lainnya.
Karena itu, Henderson menunjukkan bahwa perawat tidak mampu untuk
sepenuhnya menginterpretasikan atau menyediakan semua persyaratan
untuk individu kesejahteraan. Paling-paling hanya perawat dapat
membantu individu dalam memenuhi kebutuhan manusia.
         Konsep interaksi-komunikasi dapat dilihat dalam tulisan-tulisan
Henderson. Dia percaya kepekaan terhadap komunikasi nonverbal adalah
penting untuk mendorong ekspresi perasaan. Selain prasyarat untuk
memvalidasi kebutuhan pasien adalah hubungan perawat-pasien
construktive. Seperti disebutkan sebelumnya, beberapa konsep dapat
diidentifikasi dari definisi keperawatan dan empat belas komponen
perawatan. Setiap konsep ini dapat saling terkait untuk menggambarkan
keperawatan seperti yang dilihat oleh Henderson. Dengan demikian, ia
menciptakan cara baru untuk memahami hubungan beberapa konsep
dalam definisi nya keperawatan. Bagaimana konsep-konsep saling masih
harus diuji.
2.        Teori harus logis di alam.
      Definisi Henderson dan komponen yang logis. Perawat membantu
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang berkontribusi terhadap
kesehatan, pemulihan, atau kematian yang damai dan mendorong
kemandirian secepat mungkin. Empat belas komponen panduan bagi
individu dan perawat dalam mencapai tujuan yang dipilih. Komponen
mulai dengan fungsi fisiologis dan pindah ke aspek psikososial yang dapat
menyampaikan bahwa operasi tubuh merupakan prioritas ke status
emosional atau kognitif.
3.        Teori harus digeneralisasikan secara relatif dan sederhana.
        Hendersons yang bekerja relatif sederhana namun digeneralisasikan
dengan beberapa keterbatasan. Karyanya dapat diterapkan pada
kesehatan individu dari segala usia. Perawat berfungsi di berbagai tingkat
dan dalam berbagai budaya telah menggunakan definisi Henderson dan
komponen dalam praktek mereka. Sebuah kelemahan penting adalah
kurangnya pengujian empiris untuk menentukan generalisasi definisi dan
empat belas komponen.
4.        Teori dapat menjadi basis untuk hipotesis yang dapat diuji.
       Henderson definisi keperawatan tidak dapat dilihat sebagai sebuah
teori, oleh karena itu, adalah mustahil untuk menghasilkan hipotesis.
Namun, beberapa pertanyaan untuk menyelidiki definisi keperawatan dan
empat belas komponen mungkin berguna. Beberapa contoh pertanyaan-
pertanyaan ini:
·                      Apakah urutan empat belas komponen diikuti oleh perawat
di Amerika Serikat dan negara-negara lain?
·               Apa prioritas yang jelas dalam penggunaan fungsi keperawatan
dasar?
·                      Apakah perawat awalnya memberikan perawatan untuk
menyajikan masalah medis dan kemudian menggunakan fungsi yang
unik?
·                      Yang daerah khusus klinis praktik keperawatan
menyertakan atau mengecualikan komponensepuluh lewat empat belas?
     Henderson adalah seorang penganjur untuk melakukan penelitian di
keperawatan. Dia nikmat penelitian diarahkan untuk meningkatkan praktek
daripada yang dilakukan sebagai usaha akademis atau teoritis.
5.     Teori berkontribusi dan membantu dalam meningkatkan tubuh secara
umum pengetahuan dalam disiplin melalui penelitian dilaksanakan untuk
memvalidasi mereka.         
          Ide Henderson praktik keperawatan diterima dengan baik di seluruh
dunia sebagai dasar untuk perawatan. Namun, dampak dari definisi dan
komponen belum ditetapkan melalui penelitian. Studi empiris yang
dirancang dengan baik diperlukan untuk menentukan kontribusi
Hendersons untuk pengetahuan tentang praktek keperawatan di seluruh
dunia dan hasil pasien. Hal ini akan membantu memvalidasi keyakinan
Henderson tentang fungsi unik dari keperawatan.
6.   Teori dapat dimanfaatkan oleh praktisi untuk membimbing dan
meningkatkan praktek mereka.
      Idealnya, perawat akan meningkatkan praktik keperawatan dengan
menggunakan definisi Henderson dan empat belas komponen untuk
meningkatkan kesehatan individu dan dengan demikian mengurangi
penyakit. Hasil akhir yang diinginkan akan menjadi ukuran tingkat
pemulihan, promosi kesehatan dan pemeliharaan, atau kematian yang
damai.
7.     Teori harus konsisten dengan teori valideted lainnya, hukum, dan prinsip-
prinsip tetapi akan meninggalkan pertanyaan tak terjawab terbuka yang
perlu diselidiki.
        Ada potensi untuk perbandingan untuk definisi Henderson dan
komponen dengan teori divalidasi, hukum, dan prinsip-prinsip. Konsep
kebutuhan dasar manusia, budaya, kemandirian, dan interaksi-komunikasi
secara luas diteliti oleh peneliti perawat serta mereka dalam disiplin sosial
dan psikologis. Pada 1980-an, Henderson menulis keperawatan yang
harus menerima tanggung jawab untuk melakukan investigasi pada
praktek keperawatan. Selanjutnya, fokus harus pada pengukuran
kesejahteraan konsumen, kepuasan, dan efektivitas biaya.
BAB III
PENUTUP
III.1 Simpulan
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam
definisinya tentang teori keperawatan dan empat belas komponen asuhan
keperawatan dasar, tidak rumit dan cukup jelas. Oleh karena itu, dapat
digunakan sebagai panduan untuk praktik keperawatan oleh sebagian
besar perawat tanpa kesulitan. Banyak idenya disajikan dan digunakan di
seluruh dunia baik di negara maju maupun negara berkembang untuk
memandu kurikulum keperawatan dan praktek. Hal ini divalidasi oleh
permintaan untuk publikasi ICN, yang pada 1972 berada di cetakan
ketujuh.
Jika saran dapat dibuat untuk meningkatkan konsep keperawatan
Henderson, itu adalah penggabungan teori. Sebagai contoh, akan menarik
untuk melihat bagaimana holisme atau teori sistem umum menjelaskan
hubungan antara komponen asuhan keperawatan dasar. Konfirmasi dari
ada tidaknya daftar komponen yang diprioritaskan diperlukan untuk
memperjelas apa yang perawat harus dilakukan jika masalah yang
diajukan adalah selain fisik.
       Mengingat waktu di mana Henderoson dipublikasikan kepada definisi
keperawatan, ia pantas banyak mendapat pujian sebagai pemimpin dalam
pengembangan praktik keperawatan, pendidikan, dan, lisensi. Karyanya
harus dianggap sebagai awal dan dorongan bagi perawat mengejar gelar
akademis tertinggi. Ini sangat penting untuk analisis praktik keperawatan
dan untuk mengidentifikasi dan menguji teori dasar untuk perawatan
pasien.
III.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari
tentang teori-teori keperawatan yang lain. Setelah mengetahui
pengetahuan tentang teori keperawatan menurut Virginia Henderson yang
telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memahami teori ini, karena teori ini juga sangat penting bagi perawat
untuk menjelenkan praktik keperawatan. 
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, Ns. S. Kep. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran ECG.
Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik
Keperawatan.Jakarta : Penerbit Buku Kedokterran ECG.
Si Torus, DR. Ratna S. Kp, M. App, Sc. 2005. Model Praktik
KeperawatanProfesional di Rumah Sakit. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.
Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran ECG.
Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan
praktikkeperawatan. New York:Macmillan.

Anda mungkin juga menyukai