Anda di halaman 1dari 14

Analisa Kewirausahaan dan Faktor-Faktor Kewirausahaan

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Syafira Rulmadani 2119009


Avelinus P.J Antas 2119006
Ica Inaku 2119008
Samuel Dedi 2119007
Maria Octaviantry N Altriks 2119010

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan


makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya penyusun tidak dapat
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Kewirausahaan, yang kami sajikan berdasarkan hasil diskusi dan di ambil dari
beberapa sumber.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.

Makassar,September 2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motivasi
2.2 Jenis dan Tujuan Motivasi
2.3 Teori Motivasi
2.4 Motif Berprestasi dalam Kewirausahaan
2.5 Bagaimana Memulai Usaha
2.6 Langkah Menuju Keberhasilan Kewirausahaan
2.7 Faktor Penodrong dan Penghambat Kewirausahaan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpiulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata motivasi sering kali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam
hal yang menyangkut pengembangan diri. Bila kita mempunyai keinginan, maka kita
perlu motivasi untuk memanifestasi keinginan tersebut. Banyak dari kita yang
mempunyai keinginan dan ambisi besar, tetapi kurang mempunyai inisiatif dan
kemauan mengambil langkah untuk mencapainya karena kurangnya energi pendorong
dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi. Motivasi akan menguatkan ambisi,
meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam mengarahkan energi kita untuk
mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi yang benar kita akan semakin
mendekati keinginan kita. Disinilah motivasi berperan membuat diri seseorang maju dan
melangkah untuk mengambil langkah selanjutnya demi merealisasikan apa yang
diinginkan tersebut.

Fenomena banyaknya pengangguran yang semakin meningkat tiap harinya


menjadi salah satu masalah sosial yang membutuhkan penyelesaian. Sedikitnya
lapangan pekerjaan yang ada saat ini, menjadi alasan utama bertambahnya angka
pengangguran di negara ini. Kondisi ini dapat dikurangi jika kita berusaha menciptakan
lapangan pekerjaan. Untuk itu semua masyarakat yang memiliki kreatifitas dan bekal
ilmu yang telah diperoleh di dunia pendidikan, sebaiknya memiliki mental untuk
berwirausaha disbanding menggantungkan diri dengan berburu pekerjaan bersama
jutaan pengangguran yang juga mencari pekerjaan.

Banyak pihak yang menyelenggarakan seminar, workshop maupun pelatihan


dan pengembangan motivasi berwirausaha dengan tujuan mendorong masyarakat
untuk berwirausaha. Jika motivasi kerja tinggi maka semangat hidup pun akan tinggi.
Oleh karena itu agar gairah hidup kita bertambah perlu adanya motivasi dalam dalam
segala hal yang kita lakukan termasuk bekerja ataupun berwirausaha. Untuk itu, kita
perlu menumbuhkan motivasi berwirausaha agar dapat mengubah pola pikir dari yang
sebelumnya pencari kerja menjadi  penyedia lapangan kerja.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, beberapa hal pokok yang akan dibahas pada
makalah ini sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan motivasi?
b. Apa saja jenis dan tujuan motivasi?
c. Bagaimana teori tentang motivasi?
d. Bagaimana motif berprestasi dalam kewirausahaan?
e. Bagaimana memulai usaha?
f. Bagaimana langkah menuju keberhasilan kewirausahaan?
g. Apa saja faktor pendorong dan penghambat kewirausahaan?

1.3 Tujuan
Setelah mendiskusikan tema ini, kita dapat memperoleh beberapa tujuan sebagai
berikut:
a. Mengetahui tentang motivasi.
b. Mengetahui tentang jenis dan tujuan motivasi.
c. Mengetahui teori tentang motivasi.
d. Mengetahui motif berprestasi dalam kewirausahaan.
e. Mengetahui memulai usaha.
f. Mengetahui langkah menuju keberhasilan kewirausahaan.
g. Mengetahui faktor pendorong dan penghambat kewirausahaan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Motivasi


Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti dorongan atau daya
penggerak. Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang
mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan
berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan dan
keterampilan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan, jika mereka tidak mau
bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan ketermpilan yang
dimiliknya. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu
karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas yang tinggi.
Beberapa definisi mengenai motivasi, diantaranya:
 Drs. Malayu Hasibuan
Motivasi adalah sebuah pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
 Merle J. Moskowits
Motivation is usually defined the initiative and direction of behavior and the study
of motivation is in effect the study of course of behavior (Motivasi secara umum
didefinisikan sebagai inisiatif dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran
motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku)

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah


dorongan atau daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan suatu
tindakan  untuk memenuhi hal yang dibutuhkan atau diharapakan.

2.2 Jenis dan Tujuan Motivasi


Jenis-jenis motivasi diantaranya:
 Motivasi Positif (insentif positif), manager memotivasi bawahan dengan
memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.
 Motivasi negatif (insentif negatif), manager memotivasi bawahan dengan
memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi
rendah).

Tujuan Motivasi:
 Mendorong gairah dan semangat kerja
 Meningkatkan kepuasan
 Meningkatkan produktivitas kerja
 Mempertahankan loyalitas
 Efektifitas
 Efisiensi
 Meningkatkan kreativitas, dan lain-lain.

2.3 Teori Motivasi


Beberapa Teori Motivasi
 Teori Motivasi Klasik

Teori motivasi klasik (teori kebutuhan tunggal) dikemukakan oleh Frederick


Winslow Taylor. Menurut teori ini motivasi para pekerja hanya untuk dapat
memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja.Teori ini berdasakan pada :
Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan.Suatu kebutuhan yang telah
dipuaskan tidak menjadi alat  motivasi bagi pelakunnya, hanya kebutuhan yang
belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.
Kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat (hierarchy), sebagai berikut:
 Physiological Needs; yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum, tempat tinggal, dan
lainnya.
 Safety and Security Needs; adalah kebutuhan akan keamanan dari ancaman
yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam
melakukan pekerjaan.
 Affiliation or Acceptance Needs; adalah kebutuhan sosial, teman, dicintai serta
diterima dalam pergaulan kelompok dan lingkungannya.
 Esteem or Status Needs; adalah kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan
serta penghargaan prestise dari masyarakat dan lingkungannya.
 Self Actualization; adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan
kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai
prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang
lain.

 Mc. Celland’s Achievement Motivation Theory

Teori ini dikemukakan oleh David Mc.Celland. teori ini berpendapat bahwa
karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi ini dilepaskan
dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi
serta peluang yang tersedia. Mc.Celland mengelompokkan tiga kebutuhan manusia
yang dapat memotivasi gairah bekerja yaitu:
 Kebutuhan akan Prestasi (Need for Achievement); kebutuhan ini akan
mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengarahkan
semua kemampuan serta energy yang dimiliki demi mencapai prestasi kerja
yang optimal.
 Kebutuhan akan Afiliasi (Need for Afiliation); kebutuhan ini yang merangsang
gairah seseorang untuk bekerja seseorang karena setipa orang
menginginkan kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain, dihormati,
kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal, dan kebutuhan akan
perasaan ikut serta.
 Kebutuhan akan Kekuasaan (Need for Power); kebutuhan ini yang
merangsang dan memotivasi gairah kerja seseorang serta mengerahkan
semua kemampuan demi mencapai kekuasaan atau kedudukan  yang terbaik
dalam organisasi.

2.4 Motif Berprestasi dalam Kewirausahaan


Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha
karena adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi. Motif berprestasi adalah
suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik
guna mencapai kepuasan pribadi. Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan
yang harus dipenuhi.Teori motivasi pertama kali dikemukakan oleh Maslow
(1934). Ia mengemukakan tentang hierarki kebutuhan yang mendasari motivasi.
Menurutnya, kebutuhan manusia bertingkat sesuai dengan tingkatan
pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan
sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri.

Kebutuhan berprestasi wirausahawan terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan


sesuatu yang lebih baik dan efisien dibanding sebelumnya. Wirausahawan yang
memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada
dirinya.
 Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.
 Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
 Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan.
 Menyukai dan melihat tantangan secara seimbang, jika tugas yang diembannya
sangat ringan, wirausahawan merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu
menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian
keberhasilan sangat rendah.

2.5 Bagaimana Memulai Usaha


Untuk memulai suatu usaha banyak cerita yang dapat kita ambil
hikmahnya. Sering kali kagum menyaksikan kesuksesan seorang pengusaha.
Kadang-kadang kita tidak tahu proses keberhasilan pengusaha tersebut. Namun,
jika kita telaah lika-liku sebelum sukses menjadi pengusaha banyak cerita suka
duka dibelakang kesuksesannya. Tidak sedikit cerita yang menyedihkan dibalik
sukses yang diraih pengusaha tersebut. Ada pengusaha yang memulai
usahanya dari nol dengan tertatih – tatih. Bahkan, seringkali penderita tersebut
menderita kerugian dan nyaris bangkrut. Namun, karena keberanian, kesabaran,
ketekunan, dan kepandaiannya mengelola usaha dari waktu ke waktu selama
bertahun – tahun akhirnya berhasil.

Dari hasil penelitian di lapangan terdapat beragam cara dan sebab untuk
memulai usaha. Ada lima faktor seseorang untuk memulai merintis usahanya, yaitu :
 Faktor keluarga pengusaha
Pengusaha yang memulai usaha karena faktor keluarga cukup banyak ditemui.
Artinya, seseorang memulai usaha karena keluarga mereka sudah memiliki
usaha sebelumnya

 Sengaja terjun menjadi pengusaha


Artinya seseorang dengan sengaja mendirikan usahanya. Biasanya mereka
belajar dari kesuksesan orang lain. Mereka mengikuti contoh dari pengusaha
yang ada dengan mencari modal atau bermitra dengan orag lain. Model ini biasa
dilakukan oleh mereka yang berstatus pegawai, namun memiliki naluri bisnis.
Tidak sedikit model seperti ini mencapai kesuksesan. Kesuksesan dan
kegagalan orang lain menjadi tuntunan dan pedoman pengusaha ini dalam
menjalankan kegiatan usahanya.

 Kerja sampingan (iseng)


Ini sering disebut sebagai usaha sampingan untuk tambah kegiatan. Usaha ini
biasanya dilakukan oleh mereka yang mencoba menjual atau memproduksi
suatu skala kecil untuk mengisi waktu luang. Akan tetapi, usaha ini ternyata terus
meningkat. Meningkatnya pesanan atau permintaan ini terus pula direspon oleh
pemilik dengan menambahkan modal dan kapasitas produksinya. Maka,
kegiatan yang semula dilakukan hanya untuk mengisi wakttu senggang menjadi
kegaitan yang memberikan hasil yang luar biasa.

 Coba – coba
Memulai usaha dengan coba – coba cukup banyak dilakukan dan juga menuai
kesuksesan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang belum memiliki
pengalaman, mereka yang kesulitan mencari pekerjaan, atau mereka yang baru
terkena Putus Hubungan Kerja (PHK). Namun demikian tidak sedikit usaha yang
diawali dengan coba – coba ini yang mencapai kesuksesan.

 Terpaksa
Faktor usaha karena terpaksa memang jarang terjadi, namun berdasarkan hasil
penelitian ternyata ada beberapa wirausahawan yang berhasil karena
keterpaksaan.
2.6 Langkah Menuju Keberhasilan Kewirausahaan
Dun Steinhoff & John F. Burgess (1993) mengemukakan beberapa
karakteristik yang diperlukan untuk mencapai pengembangan dan keberhasilan
berwirausaha sebagai berikut :
 Untuk menjadi wirausahawan yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau
visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko,
baik berupa waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi
risiko.
 Bila ingin sukses harus membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan
menjalankannya agar usaha tersebut berhasil, selain harus bekerja keras sesuai
dengan urgensinya, wirausahawan harus mampu mengembangkan hubungan,
baik dengan mitra usaha maupun semua pihak yang terkait dengan kepentingan
perusahaan.
 Sukses dalam berwirausaha tidak diperoleh secara tiba-tiba atau instan dan
secara kebetulan, tetapi dengan penuh perencanaan, memiliki visi, misi, kerja
keras, dan memiliki keberanian secara bertanggung jawab.

2.7 Faktor Pendorong dan Penghambat Kewirausahaan


 Faktor Pendorong Kewirausahaan
Keberhasilan dalam kewirausahaan ditentukan oleh tiga faktor, yaitu yang mencakup
hal-hal berikut :
 Kemampuan dan kemauan
Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang
yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak
akan menjadi wirausahaan yang sukses. Sebaliknya, orang yang memilki
kemauan dan dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi orang yang
sukses. Kemauan saja tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan
kemampuan.
 Tekad yang kuat dan kerja keras
Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi memiliki kemauan untuk
bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki
tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang
sukses.
 Kesempatan dan peluang
Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi tidak akan ada
peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan
mencari-cari atau menunggu peluang yang datang kepada kita.
 Faktor-faktor Penghambat Kewirausahaan

Selain keberhasilan seorang wirausahawan juga selalu dibayangi oleh


potensi kegagalan yang akan memberikan lebih banyak pelajaran dibandingkan
sekedar kesuksesan. Menurut Zimmerer keberhasilan atau kegagalan berwirausaha
sangat bergantung pada kemampuan pribadi wirausahawan itu sendiri. Menurut
Zimmerer ada beberapa beberapa faktor yang menyebabkan wirausahawan gagal
dalam menjalankan usaha barunya, yaitu :
 Tidak kompeten dalam hal menejerial
 Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik,
memvisualisasikan usaha, mengoordinasikan, mengelola sumber daya
manusia maupun mengintegrasikan operasi perusahaan
 Kurang dapat mengendalikan keuangan
 Gagal dalam perencanaan
 Lokasi yang kurang memadai
 Kurangnya pengawasan peralatan
 Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
 Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
 Kegagalan juga dapat ditimbulkan oleh dasar kelemahan yang bersumber
pada sifat pribadi yang penuh keraguan, dan hidup tanpa pedoman
ataupun orientasi yang tegas, misalnya sebagai berikut :
a. Suka meremehkan mutu
b. Suka menerobos atau mengambil jalan pintas
c. Tidak memiliki kepercayaan diri
d. Tidak disiplin dan suka mengabaikan tanggung jawab.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Motivasi adalah dorongan atau daya penggerak yang mengarahkan seseorang
melakukan suatu tindakan  untuk memenuhi hal yang dibutuhkan atau diharapakan.
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena
adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi. Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial
yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan
pribadi. Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.
Ada lima factor seseorang untuk memulai merintis usahanya, yaitu :
 Faktor keluarga pengusaha
 Sengaja terjun menjadi pengusaha
 Kerja sampingan (iseng)
 Coba – coba
 Terpaksa

3.2 Saran
Berdasarkan makalah yang kami buat, mungkin ada tambahan-tambahan untuk
mengisi kekurangan-kekurangan dalam makalah ini. Saran dari semuanya akan kami
kumpulkan untuk memberi semangat dan acuan dalam penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. Kewirausahaan, Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers. 2017.

Suhandana, G. Anggan. Pengaruh Kepariwisataan terhadap Perilaku Kewirausahaan


Pengrajin Ukir Kayu di Bali, Disertasi. Bandung: IKIP. 2018.

Suryana. Kewirausahaan :Kiatdan Proses Menuju Sukses. Jakarta: SalembaEmpat.


2017.

Anda mungkin juga menyukai