Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan pengetahuan tentang perilaku dan kesehatan manusia
sepanjang daur kehidupan manusia berlandaskan falsafah keperawatan yang
meyakini manusia sebagai individu yang unik dan holistik. Falsafah keperawatan,
paradigma keperawatan, model konseptual dapat melandasi perkembangan suatu
teori keperawatan yang merupakan komponen disiplin keilmuan keperawatan
yang kemudian dapat lebih memperluas suatu pengetahuan keperawatan. (Siokal,
Patmawati, Sudarman, 2017)

Pengetahuan keperawatan dapat mempengaruhi pelayanan keperawatan.


Pelayanan keperawatan juga merupakan bagian penting dalam pelayanan
kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual
yang ditunjukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik dalam
keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan
keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model
konseptual keperawatan. Penerapan suatu teori dan model keperawatan dalam
asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan
keperawatan. (Siokal, Patmawati, Sudarman,2017)

Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan professional akan berkembang bila


didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset
keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktik profesi keperawatan. Model
konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli dengan harapan dapat
menjadi kerangka berpikir perawat. Banyak model keperawatan yang digunakan
dalam pelayanan keperawatan, salah satunya adalah model keperawatan Betty
Neuman.

1
Neuman mengadaptasi konsep tingkatan pencegahan dari model konseptual
Caplan dan menghubungkannya dengan tingkatan praktik keperawatan, yaitu
primer, sekunder, tersier. Pencegahan primer mencakup upaya untuk mengurangi
kemungkinan dari masuknya stresor. Pencegahan sekunder merupakan suatu
upaya untuk mengurangi efek atau kemungkinan efek yang ditimbulkan akibat
terpaparnya individu terhadap diagnosa penyakit. Pencegahan tersier merupakan
suatu upaya untuk mengurangi efek residu dari stresor yang muncul dan
mengembalikan klien kepada keseimbangan (Alligood, 2014).

Model Health Care System dapat diterapkan pada salah satu kasus seperti seorang
ibu yang menginginkan kehadiran bayi namun mengalami keguguran dan
pendarahan sehingga dilakukan tindakan aborsi untuk menyelamatkan nyawa ibu-
nya, otomatis stressor ibu terganggu. Pada kasus ini Betty Neuman melakukan
pengembalian stressor menggunakan lima variabel utama (fisiologis, psikologis,
sosiocultural, tumbuh kembang, spiritual). Selain lima variabel itu Betty Neuman
juga memodifikasi dengan sistem pertahanan dan perlawanan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik mengangkat model Betty Neuman
karena konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah konsep “Health Care
System” yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang
ditunjukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis
pertahanan diri secara fleksibel.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini agar diharapkan mahasiswa/i mampu
menerapakan model Health Care System Betty Neuman dalam melakukan
asuhan keperawatan.

2
2. Tujusan Khusus
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa/mahasiswi
mampu :
a. Menjelaskan sejarah Betty Neuman.
b. Menjelaskan model keperawatan Health Care System.
c. Menjelaskan paradigma keperawatan menurut Betty Neuman.
d. Menerapkan proses keperawatan menurut Betty Neuman.
e. Menjelaskan kelebihan dan kelemahan model Health Care System.
f. Mengidentifikasi aplikasi proses keperawatan Betty Neuman pada contoh
kasus.

C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini menggunakan metode studi
kepustakaan, yaitu pengumpulan data dari berbagai sumber literatur yang sesuai
dengan materi yang dibahas. Adapun teknik pengumpulan data dalam penulisan
makalah ini adalah membaca dan menyimpulkan dari berbagai sumber referensi.

D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada makalah ini terdiri dari bab I pendahuluan yang
berisi latar belakang penulisan, tujuan penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan. Pada bab II tinjauan teori penulis menyajikan sejarah dan
latar belakang Betty Neuman, sistem model Betty Nauman, pandangan paradigma
keperawatan Betty Neuman, proses keperawatan Betty Neuman, serta kelebihan
dan kekurangan model Betty Neuman. Pada bab III aplikasi proses keperawatan
penulis membuat contoh asuhan keperawatan dari kasus yang diambil berupa studi
kasus, diagnose keperawatan, tujuan keperawatan, keluaran, dan intervensi. Pada
bab IV penutup penulis menyajikan kesimpulan dan saran.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Sejarah dan Latar Belakang Betty Neuman

Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924. Ayahnya seorang petani
dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dia anak kedua dari tiga bersaudara dan
merupakan anak perempuan satu-satunya. Ayahnya meninggal karena penyakit
chronic renal failure ketika beliau berumur 11 tahun. Rasa cinta pada tanah
kelahiran membuat beliau bertekad membangun desanya, Ohio. Latar belakang
kehidupan dipedesaan membantu dirinya mengembangkan rasa kasih sayang
terhadap orang–orang yang membutuhkan, seperti yang dilakukan sepanjang
karirnya (Eichelberger& Sitzman, 2004 dalam Aligood,2014)

Setalah lulus SMA Neuman berkerja sebagai teknisi pada perusahaan pesawat
terbang dan sebagai juru masak di Ohio dalam rangka menabung untuk
pendidikannya dan membantu ibu serta adiknya. Adanya progam militer di
keperawatan mempercepat masuknya Neuman ke sekolah perawatan. Betty
Neuman adalah seorang pemimpin dalam perawatan kesehatan mental dan
pendidikan perawatan. Beliau dikenal sebagai seorang perawat kesehatan

4
komunitas, seorang professor di University of California, Los Angeles ( UCLA)
dan juga seorang counselor. Teori ini dikembangkan utamanya untuk community
health nursing. Teori ini juga dikenal dan digunakan luas secara internasional.
Terkait dengan keperawatan kesehatan komunitas, teori ini menekankan 3 level
pencegahan yang mencakup primary, secondary, dan tertiary prevention.
(Alligood, 2014)

Neuman adalah seorang perintis pengembangan kesehatan jiwa. Dia dan Donna
Aquilina merupakan perawat pertama yang mengembangkan peran perawat
konselor pada pusat krisis masyarakat di Los Angeles. Dia mengembangkan,
mengajar, dan menyempurnakan program kesehatan jiwa masyarakat untuk
pendidikan bagi perawat setelah lulus magister keperawatan di UCLA. Neuman
merancang model konseptual keperawatan untuk mahasiswa di UCLA pada tahun
1970 untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap berbagai variabel dalam
diri seorang klien diluar model kedokteran. Edisi pertama dari The Neuman System
Model: Application to Nursing Education and Practice telah diterbitkan pada
tahun 1982. Dia mengajar pada program pendidikan keperawatan berkelanjutan di
UCLA dan institusi kesehatan masyarakat selama 14 tahun serta berperan sebagai
seorang praktisi terapis mandiri untuk pernikahan dan keluarga, yang berfokus
kepada konseling pastoral dan nutrisi (Alligood, 2014).

Dia bekerja sebagai seorang konsultan baik untuk segala nasional atau
internasional yang berkaitan dengan implementasi dari model untuk program
pendidikan keperawatan dan agensi praktik klinis. Model ini menggambarkan
teori Gestalt yang mendeskripsikan homeostatis sebagai suatu proses ketika suatu
organisme dapat mempertahankan keseimbangannya terkait dengan kondisi
kesehatannya dalam berbagai situasi. Neuman menggambarkan penyesuaian
(adaptasi) sebagai suatu proses ketika suatu kebutuhan organisme tersebut dapat
terpenuhi secara memuaskan. Semua kehidupan ditandai dengan adanya
kesinambungan antara keseimbangan dan ketidakseimbangan dalam suatu
organisma. Ketika proses stabilisasi gagal pada tingkatan tertentu, atau ketika

5
organisma tersebut tidak dapat mengatasi keadaannya karena penyakit yang
dideritanya, maka kematian mungkin bisa terjadi (Alligood, 2014).

Neuman menggunakan definisi Stres yang dicetuskan oleh Selye, stress


merupakan suatu respon yang tidak spesifik dari tubuh terhadap suatu kebutuhan
yang muncul pada saat tertentu. Stress dapat meningkatkan kebutuhan untuk
melakukan penyesuaian kembali (readjustment). Kebutuhan ini tidak spesifik
yang mana membutuhkan adaptasi terhadap suatu masalah terlepas dari sifat dari
permasalahan tersebut. Oleh karena itu, esensi dari stress merupakan kebutuhan
yang tidak spesifik untuk terjadinya suatu aktivitas tertentu (Alligood, 2014).

B. Konsep Model Health Care System


Sistem model Neuman adalah pandangan terhadap suatu sistem terbuka yang unik
ketika sistem ini menggunakan suatu kesatuan pendekatan terhadap berbagai hal.
Suatu sistem bekerja dengan ruang lingkup klien, kelompok, atau bahkan sejumlah
kelompok, yang merupakan isu sosial yang berkembang pada saat itu. Suatu sistem
klien yang melibatkan proses interaksi dengan lingkungannya merupakan ruang
lingkup keperawatan. Konsep utama yang diidentifikasi pada model ini
merupakan pendekatan yang wholistik, sistem yang terbuka, sistem klien,
kesehatan, stresor, tingkatan reaksi, pencegahan sebagai intervensi, pemulihan.
Model sistem Betty Neuman digambarkan melalui skema dibawah ini.

6
1. Pendekatan Wholistik
Sistem model Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang dinamis dan
terbuka dalam merawat klien. Klien sebagai suatu sistem yang bisa
didefinisikan sebagai seorang manusia, keluarga, kelompok, masyarakat atau
isu sosial. Model ini mempertimbangkan berbagai variabel yang memengaruhi
sistem klien (fisiologis, psikologis, sosiokultural, tumbuh kembang dan
spiritual). Neuman memasukkan variabel spiritual ke dalam buku edisi
keduanya (1989). Dia telah mengubah penulisan kata ‘holistik’ menjadi kata
‘wholistik’ pada buku terbitannya yang kedua dalam rangka untuk
meningkatkan pemahaman terhadap istilah yang merujuk pada manusia yang
seutuhnya ( Alligood, 2014 ).

2. Sistem Terbuka
Suatu sistem disebut ‘sistem terbuka’ ketika didalamnya terdapat satu aliran
input yang kontinyu, proses, keluaran, dan umpan balik. Stress dan reaksinya

7
terhadap stress merupakan komponen utama dari suatu sistem yang terbuka.
Sistem terbuka meliputi fungsi, input dan output, umpan balik, negentropy,
dan stabilitas.
a) Fungsi atau Proses
Klien sebagai suatu sistem melakukan pertukaran energi, informasi, dan
lainnya dengan lingkungan sekitarnya beserta seluruh bagian dan sub
bagian dari suatu sistem tersebut sebagaimana mereka menggunakan
sumber energinya untuk bergerak menuju keadaan yang lebih stabil dan
menyeluruh.
b) Input dan Output
Klien dianggap sebagai suatu sistem yang memiliki input dan output
berupa suatu materi, energi, dan informasi, dimana hal tersebut
memungkinkan untuk mengalami proses pertukaran antara klien dan
lingkungannya.
c) Umpan Balik
Suatu output dari sistem dapat berupa materi, energi, dan informasi yang
berlaku sebagai umpan balik untuk input selanjutnya, dimana hal tersebut
dianggap sebagai suatu tindakan perbaikan untuk merubah, meningkatkan,
atau menstabilkan suatu sistem.
d) Negentropy
Suatu proses konservasi energi yang membantu suatu sistem pada saat
melakukan aktifitas untuk mencapai stabilitas atau kesejahteraan yang
disebut sebagai negentropy.
e) Stabilitas
Stabilitas merupakan suatu keadaan dalam keadaan keseimbangan yang
bersifat dinamis dimana pertukaran energi dapat terjadi tanpa mengubah
karakteristik dari suatu sistem yang bergerak menuju kondisi kehatan yang
optimal dan terintegrasi.

8
3. Lingkungan
Sebagaimana didefinisikan oleh Neuman ‘kekuatan internal dan eksternal
seorang klien dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh klien pada suatu
waktu tertentu’.
a) Lingkungan internal terdiri segala sesuatu yang mempengaruhi
(intrapersonal) yang berasal dari dalam diri klien.
b) Lingkungan eksternal ialah segala sesuatu pengaruh yang berasal di luar
diri klien (ekstrapersonal).

4. Sistem Klien
Sistem klien adalah suatu gabungan dari lima variabel (fisiologi, psikologi,
sosial budaya, tumbuh kembang, dan spiritual) yang berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya. Variable fisiologis mengacu kepada struktur dan fungsi
tubuh manusia. Psikologis mengacu kepada proses mental pada saat
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Sosial budaya mengacu kepada
akibat dan pengaruh kondisi sosial dan budaya. Tumbuh kembang mengacu
kepada proses dan aktivitas berdasarkan usia. Spiritual mengacu kepada
kepercayaan spiritual beserta pengaruhnya.
a) Struktur Dasar
Klien sebagai suatu sistem terdiri dari bagian utama yang dikelilingi oleh
lingkaran konsentris. Struktur inti tersebut ‘terdiri dari faktor pertahanan
dasar umum bagi semua manusia,’ seperti faktor keturunan atau genetika.
b) Garis Resistensi
Lingkaran dengan garis putus-putus yang mengelilingi struktur inti dasar
disebut sebagai garis resistensi. Garis pertahanan ini bertindak sebagai
faktor pelindung yang diaktivasi oleh stresor yang memasuki garis
pertahanan normal.
c) Garis Pertahanan Normal
Garis pertahanan normal adalah lingkaran dengan garis tegas yang berada
paling luar dari struktur inti. Lingkaran ini menunjukan tingkat dari
adaptasi kesehatan individu yang bisa berubah sepanjang waktu dan

9
bertindak sebagai standar pengukuran dari penyimpangan kesejahteraan
perluasan garis pertahanan normal merefleksikan adanya peningkatan
keadaan sejahtera sedangkan penyempitan garis pertahanan tersebut
menunjukan adanya penurunan kondisi sejahtera.
d) Garis Pertahanan Fleksibel
Lingkaran terluar dari model tersebut yang digambarkan dalam garis
putus-putus merupakan garis pertahanan yang fleksibel. Neuman
menjelaskan garis pertahanan fleksibel sebagai suatu mekanisme
perlindungan tingkat pertama dalam diri klien. “ketika garis pertahanan
fleksibel meluas,keadaan ini menunjukan adanya perlindungan jangka
pendek yang besar untuk melawan masuknya stressor; ketika garis tersebut
menyempit, keadaan tersebut menunjukan perlindungan yang berkurang

5. Kesehatan
Kesehatan adalah suatu rentang dari sejahtera menuju sakit yang bersifat
dinamis. Keadaan sejahtera yang optimal terjadi pada saat kebutuhan dari
suatu sistem dapat terpenuhi secara menyeluruh.
a) Sejahtera
Keadaan sejahtera terjadi ketika semua sub bagian dari sistem dapat
berinteraksi secara harmonis dengan keseluruhan sistem dan segala
kepenuhan sistem tersebut dapat terpenuhi secara menyeluruh.
b) Sakit
Kondisi sakit menempati posisi pada kutub yang berlawanan dari kondisi
sejahtera ketika adanya kondisi yang tidak stabil dan terdapat penurunan
energi.

6. Stresor
Stresor merupakan stimulus yang dapat menimbulkan tekanan yang
berpotensi untuk merusak stabilitas sistem yang dapat menghasilkan luaran
positif atau negatif. Mereka dapat muncul karena hal sebagai berikut :

10
1) Kekuatan yang datang dari dalam diri seseorang (intrapersonal forces)
misalnya respons terhadap kondisi suatu tertentu
2) Kekuatan yang berasal dari relasi antar individu misalnya peran yang
diharapkan dalam diri seseorang(intrepersonal) contoh: Terjadi antara
dua orang stresor
3) Kekuatan yang berasal dari luar diri seseorang individu misalnya
kondisi keuangan(extrapersonal) contoh: Terjadi antara kelompok
atau masyarakat dan orang tersebut.

7. Derajat reaksi
Tingkatan reaksi menunjukan ketidakstabilan suatu sistem yang terjadi ketika
stresor memasuki garis pertahanan normal.

8. Pencegahan sebagai suatu intervensi


Intervensi adalah tindakan yang bertujuan membantu klien untuk mengatasi,
memperoleh atau memelihara stabilitas sistem. Hal tersebut dapat terjadi baik
sebelum atau sesudah garis pertahanan perlindungan dan garis resistensi
berhasil ditembus oleh stresor. Intervensi didasarkan pada tingkat
kemungkinan atau aktual dari suatu reaksi, sumber, tujuan, dan antisipasi
keluaran. Neuman mengidentifikasi tiga tingkatan dari intervensi yaitu :
a) Pencegahan primer
Pencegahan primer digunakan ketika suatu stresor diduga atau di
identifikasi.Suatu reaksi belum terjadi namun tingkat risiko sudah bisa
diketahui. Tujuan dari hal ini adalah untuk mengurangi kemungkinan
untuk mengatasi stresor atau untuk mengurangi reaksi yang akan terjadi.
Pencegahan primer menurut Neuman dapat meliputi berbagi tindakan
keperawatan untuk mengindentifikasi adanya stresor, mencegah reaksi
tubuh karena adanya stressor serta mendukung koping pada pasien secara
konstruktif .Contoh: Promosi kesehatan, pemberian vaksin, olahraga,

11
perubahan gaya hidup dengan menerapkan Pola Hidup Bersih Sehat
(PHBS).
b) Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder mencakup intervensi atau tindakan yang diberikan
setelah munculnya gejala akibat dari stress yang dialami. Pencegahan
sekunder menurut Neuman meliputi berbagai tindakan keperawatan yang
dapat mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit serta reaksi tubuh.
Sumbernya internal dan eksternal dari seorang klien dapat digunakan untuk
memperkuat garis pertahanan resistensi internal, mengurangi reaksi, dan
meningkatkan faktor resistensi. Contoh: Pemberian pengobatan pada klien
penderita kanker saat kemoterapi.
c) Pencegahan tersier
Pencegahan tersier terjadi setelah tindakan aktif atau tahap pencegahan
sekunder. Tujuannya adalah untuk mempertahankan keadaan optimal
dengan mencegah reaksi atau regresi yang berulang. Tindakan tersier
mengarahkan klien untuk kembali pada suatu siklus dari pencegahan
primer. Pencegahan tersier menurut Neuman meliputi pengobatan secara
rutin dan teratur serta pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih lanjut
dan komplikasi terhadap suatu penyakit. Contoh: pemasangan pegangan
tangan (handrails) di rumah klien pasca fraktura dan cedera agar tidak
mudah jatuh.

9. Rekonstitusi
Rekonstitusi terjadi setelah tindakan yang diberikan untuk mengatasi reaksi
terhadap stresor. Hal ini menunjukan adanya pengembalian stabilitas dari
suatu sistem, dan tingkat kesejahteraan bisa berada pada posisi yang lebih
tinggi atau lebih rendah daripada sebelum stresor masuk ke dalam sistem
tersebut (Alligood,2014).

12
C. Paradigma Keperawatan Menurut Betty Neuman
Betty Neuman dalam memahami konsep keperawatan ini memiliki dasar
pemikiran yang terkait dengan komponen paradigma yaitu memandang manusia
sebagai suatu sistem terbuka yang selalu mencari kesimbangan dan merupakan
suatu kesatuan dari variabel yang utuh diantaranya fisiologi, psikologis,
sosiokultural, dan spiritual juga memandang keperawatan akan dipengaruhi
lingkungan sekitar klien serta memandang sehat bebas kondisi terbebasnya dari
gangguan pemenuhan kebutuhan dan merupakan keseimbangan yang dinamis dari
menghidari stresor (Hidayat, 2008).

Secara umum fokus dari model keperawatan menurut Neuman ini berfokus pada
respon terhadap stresor serta factor-faktor yang mempengaruhi proses adaptasi
pada pasien. Untuk itu tindakan keperawatan yang seharusnya dilakukan menurut
Neuman mencegah atau megurangi adanya reaksi tubuh akibat stressor. Upaya
tersebut dapat juga dinamakan pencegahan primer, sekunder, dan tersier
(Hidayat,2008).

Neuman mengemukakan model sistem dalam pendidikan dan praktik perawatan.


Neuman menggunakan pendekatan manusia utuh (total person approach), dengan
memasukan konsep holistic, pendekatan system terbuka (open system), dan
konsep ‘’stressor’’ model ini menganalisis interaksi empat variable penunjang
komunitas. Adapun tujuan keperawatan adalah stabilitas klien dan keluarga dalam
lingkungan yang dinamis (Kusnanto, 2004).

Model Sistem Neuman Mempunyai 4 Komponen Asumsi Utama :


1. Keperawatan
Neuman (1982) meyakini bahwa keperawatan menitikberatkan pada individu
sebagai satu kesatuan yang utuh. Keperawatan dipandang sebagai suatu
“Profesi yang memperhatikan semua unsur yang mempengaruhi respons
individu terhadap stress”. Persepsi perawat dapat memengaruhi asuhan
keperawatan yang diberikannya sehingga neuman (1995) menyatakan bahwa
rentang persepsi perawat dan klien sangat penting untuk dikaji lebih lanjut.

13
2. Manusia
Neuman menampilkan konsep manusia sebagai klien dengan sistem terbuka
dan dalam interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungannya. Klien
bisa seorang individu, keluarga, kelompok, masyarakat, atau isu sosial. Sistem
klien terdiri dari hubungan yang dinamis antara fisiologis, psikologis, sosial
budaya, tumbuh-kembang dan faktor spiritual.
3. Kesehatan
Neuman menganggap model yang dikembangkannya sebagai model
kesejahteraan (wellness model). Dalam model ini, kesehatan dipandang
sebagai suatu rentang dari keadaan sejahtera menuju sakit yang bersifat
dinamis dan senantiasa berubah. Neuman menyatakan bahwa “keadaan
sejahtera optimal atau stabilitas mengindikasikan bahwa seluruh kebutuhan
sistem tersebut telah terpenuhi. Suatu keadaan di mana terjadi penurunan
kesejahteraan bisa terjadi karena kebutuhan sistem tersebut yang tidak
terpenuhi”.
4. Lingkungan
Neuman ( 1995) lingkungan sebagai semua faktor internal dan external atau
pengaruh yang mengelilingi klien atau sistem klien. Pengaruh klien pada
lingkungan pengaruh lingkungan pada klien dapat berdampak positif atau
negatif setiap saat sebagai contoh individu yang mengalami kurang tidur lebih
rentan terhadap viru flu biasa dari lingkungan dari pada merekea yang
beristirahat dengan baik.
a. Lingkungan internal
Semua kekuatan dan pengaruh interaktif yang hanya dalam batas-batas
klien membuat lingkungan ini. Contoh: Individu yang mengalami
kurang tidur lebih rentan terhadap virus flu biasa dari lingkungan dari
pada mereka yang berisirahat dengan baik.

b. Lingkungan external

14
Lingkungan external diluar sistem klien. Kekuatan-kekuatan dan
pengaruh interaktif yang berada diluar batas sistem. Contoh: Kebijakan
sosial. Sresor ekstra personal yakin stres yang terjadi diluar pribadi
individu tersebut.
c. Lingkungan bentukan
Lingkungan ini di bentuk tidak disadari oleh seseorang klien untuk
mengekspresikan sistem yang menyulurh secara simbolis. Hal ini
bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi fungsi sistem klien
tersebut dan mencegah klien terpapar terhadap stresor. Contoh:
(George, 1995)

D. Proses Keperawatan Menurut Betty Neuman


Penggunaan model sistem Neuman dalam praktik keperawatan dapat
memfasilitasi untuk mencapai tujuan perawatan klien ketika pelayanan
keperawatan yang diberikan bersifat utuh dan holistik. Model ini juga bisa
diterapkan dalam konteks pelayanan multidisiplin sebagai upaya untuk mencegah
fragmentasi dalam pemberian pelayanan untuk klien.

Beberapa instrumen telah dipublikasikan untuk membantu penggunaan model


tersebut. Instrumen tersebut berupa alat pengkajian dan intervensi yang digunakan
oleh perawat untuk mengumpulkan dan menyintesis data klien, format untuk
tindakan pencegahan, dan format untuk aplikasi proses keperawatan yang
mengacu kepada sistem model neuman. (Alligood,2014)
Proses keperawatan dengan format Neuman terdiri dari 3 langkah :
1. Diagnonis keperawatan
Diagnosis merupakan suatu proses untuk pengambilan data yang lengkap dan
komprehensif sehingga bisa menetukan ada atau tidaknya penurunan dari
keadaan sejahtera.

15
2. Tujuan keperawatan
Tujuan ditetapkan melalui negosiasi antara klien dan perawat untuk melakukan
perubahan yang diharapkan untuk memperbaiki penyimpangan atau
kesejahteraan.

3. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan terkait dengan tujuan yang ingin dicapai baik
melalui salah satu atau ketiga jenis upaya pencegahan yang ditetapkan.
Evaluasi kemudian dilakukan untuk mengkonfirmasi bahwa keluaran yang
diharapkan telah tercapai atau untuk menetapkan kembali tujuan atau keluaran
untuk tahapan selanjutnya.

Cakupan model Neuman dapat dilihat pada aplikasi dan adaptasi dari model
tersebut diberbagai tatanan praktik keperawatan meliputi rumah sakit, rumah
perawatan, pusat rehabilitasi, hospice, unit perawatan mental, tempat bersalin, dan
pelayanan yang berbasis masyarakat seperti tempat praktik mandiri. Pendekatan
model yang wholistik ini secara khusus dapat diaplikasikan untuk klien yang
mengalami stressor kompleks yang dapat mempengaruhi berbagai unsur dari klien
tersebut misalnya penyakit kanker stadium terminal (Alligood, 2014).

E. Kelebihan dan Kelemahan Model Health Care System


1. Kelebihan
a. Model Neuman lebih fleksibel biasanya digunakan pada area
keperawatan, pendidikan, dan pelatihan keperawatan.
b. Model Neuman menggunakan konsep sistem yang relevan dengan
berbagai fenomena keperawatan. Model ini cocok untuk digunakan oleh
keperawatan dan profesi pada masa mendatang.
c. Konsep model Neuman terlihat kompleks namun perawat
menggambarkannya sebagai sesuatu yang mudah dipahami dan bisa
digunakan di berbagai lahan praktik.

16
d. Aspek keumuman dalam model sistem Neuman bersifat komprehensif dan
mudah untuk diaplikasikan.
e. Aspek kepentingan dalam model sistem Neuman mempunyai cakupan
yang luas serta berdasarkan system.
2. Kekurangan
a. Model Neuman dapat digunakan oleh semua profesi, sehingga untuk
profesi keperawatan kurang spesifik
b. Model Neuman tidak membahas secara detail tentang perawat-klien,
padahal hubungan perawat-klien merupakan domain penting dalam
asuhan keperawatan.
c. Neuman menampilkan konsep abstrak, konsep ini didefinisikan oleh
Neuman dan sebagian lagi meminjam dari disiplin ilmu lainnya. Akan
tetapi, aspek kejelasan dari model ini dikritik oleh sebagian ahli perlu
dilengkapi lagi. ( George,1995)

17
BAB III
APLIKASI KEPERAWATAN MODEL NEUMAN

A. Deskripsi Kasus
Kasus penerapan model Heath Care System pada klien pasca abortus. Model
konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress dengan
cara pemperkuat garis pertahan diri dari keperawatan ditunjukan untuk
mempertahankan keseimbangan tersebut.
Contoh kasus :
Sebuah keluarga yang bahagia sedang menantikan kehadiran anak pertama
mereka. Sang Ibu yang berumur 28 tahun mengandung dengan umur kandungan 2
bulan. Namun, suatu saat ibu mengalami pendarahan Menurut dokter yang
memeriksa kandungan sang ibu kehamilan tersebut tidak bisa dipertahankan
sehingga terjadi keguguran. Oleh karena itu dilakukan aborsi untuk
menyelamatkan jiwa ibunya.
B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian.
a. Bidota
Nama: Marta Intani
Umur: 28 tahun
Agama: Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan: karyawan swasta
Status perkawinan: kawin
Perkawinan ke : 1
Lamanya perkawinan: 5 tahun
Alamat: Jl. Margasari blok akf no.34, tigaraksa, kab. tangerang, Banten.

b. Keluhan
Pasien mengatakan pendarahan berulang saat dirumah

18
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan pernah mengalami penyakit hipertensi
2. Riwayat kesehatan reproduksi
Pasien mengatakan bhawa mengalami menstruasinya 10 hari
3. Riwayat pemakian obat
Pasien mengatakan mengkonsumsi obat kontrasepsi oral

d. Pengkajian variabel utama menurut Betty Neuman


1. Fisiologis : Ibu mengalami pendarahan dan dilakukannya tindakan
aborsi untuk menyelamatkan jiwa ibunya.
2. Psikologis: Perasaan duka cita karena kehilangan
calon bayi.
3. Sosiocultural : Akibat dan pengaruh kondisi sosiocultura
dilingkungannya, perilaku si ibu ditentukan oleh masyarakat.
Jika masyarakat menjudgment ibu bahwa dia telah gagal maka
dapat berpengaruh pada perilaku ibu yang akan beralih yang
tadinya aktif menjadi pasif begitu juga sebaliknya.

4. Spiritual: Ibu harus menerima dengan ikhlas atas karena


kehilangan calon bayi yang sudah lama di nantikan karena itu
sudah menjadi takdir baginya.

5. Tumbuh kembang: Dengan umur ibu 28 tahun ibu masih


mempunyai kehilangan calon bayi yang sudah lama
di nantikan karena itu sudah menjadi takdir baginya.

Pembagian stresor pada kasus diatas :


a. Interpersonal: Sang ibu berduka karena calon bayinya
tidak bisa dipertahankan.
b. Intrapersonal: Hilangnya harapan terhadap kehamilan
yang ditunggu-tunggu.

19
c. Ektrapersonal: Merasa bersalah kepada anggota
keluarga lainnya karena tidak sesuai dengan harapan
mereka.
Memodifikasi garis pertahanan dan perlawanan
a. Garis pertahanan normal: Membantu ibu untuk
menyesuaikan diri dengan stress akibat kehilangan.
b. Garis perlawanan: Bertindak sebagai kekuatan untuk si
ibu kembali ke kondisi yang stabil.

2. Diagnosa keperawatan
a. Problems: kekurangan volume cairan berhubungan dengan pendarahan
b. Etiologi: Kelainan letak embrion, malnutrisi, kelainan letak dari uterus
seperti retofleksi uteri fiksata, kekurangan vitamin A, C, atau E, kelainan pada
perkembangan janin
c. Symtom ( Data penunjang) : Tidak ada data penunjanng yang diberikan
pasien.

3. Intervensi
a. Pencegahan primer
1. Promosi kesehatan tentang ibu hamil
2. Diperlukan promosi pada pasangan maupun individu tentang
pilihan luas metode kontrasepsi termasuk kontrasepsi darurat yang
sesuai
3. Penggunaan kontrasepsi yang adekuat dan tepat
4. Memberikan layanan berkualitas tinggi untuk manajemen
komplikasi akibat abortus dan metode keluarga berencana pasca
abortus
b. Pencegahan sekunder
1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
2. Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian
3. Monitor status nutrisi
4. Kolaborasi dengan dokter

20
c. Pencegahan tersier
1. Menyarankan ibu untuk masuk ke dalam grup ibu hamil
2. Menyarankan ibu untuk mengurangi aktifitas-aktifitas berat
3. Rehabilitas sempurna setelah penyembuhan
4. Penyempurnaan cara pengobatan serta perawatan lanjut

C. Tujuan Keperawatan
1. Mepertahankan urin output sesuai dengan usia dan BB.
2. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal.
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membran
mulkosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.

D. Keluaran (outcome)
Perawat menyarankan pasien untuk lebih banyak istirahat, perawat menyarankan
pasien untuk mengikhlaskan peristiwa yang telah terjadi. Jika pasien hamil
kembali diharapkan mengurangi aktifitas yang berat, memenuhi kebutuhan nutrisi
tubuh.

E. Evaluasi.
a. Aspek fisiologis: Sudah tidak terjadi pendarahan
b. Aspek psikologis: Ibu sudah bisa menerima dengan ikhlas kehilangan calon
anak tercinta
c. Aspek sosiocultural: Ibu sudah bisa kembali bersosialisasi di masyarakat,
masyarakat juga mengerti setalah di edukasi agar tidak
menjudement ibu yang telah kehilangan calon anaknya
d. Aspek tumbuh kembang : ibu masih bisa berusaha memperoleh keturunan lagi
karena usianya masih muda

21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model Health Case System mengadaptasi konsep tingkatan pencegahan model
konseptual Caplan dan menghubungkannya dengan tingkatan praktik
keperawatan, yaitu primer, sekunder, tersier. Neuman adalah seorang perintis
pengembangan kesehatan jiwa. Neuman menggambarkan penyesuaian (adaptasi)
sebagai suatu proses ketika suatu kebutuhan organisme tersebut dapat terpenuhi
secara memuaskan. Semua kehidupan ditandai dengan adanya kesinambungan
antara keseimbangan dan ketidakseimbangan dalam suatu organisma.

Konsep utama yang diidentifikasi pada model Neuman merupakan pendekatan


yang wholistik, sistem yang terbuka, sistem klien, kesehatan, stresor, tingkatan
reaksi, pencegahan sebagai intervensi, pemulihan.Model sistem Neuman berasal
dari sistem teori umum yang berfokus pada klien sebagai suatu sistem (bisa berupa
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat) dan respons klien terhadap stresor.
Sistem klien mencangkup lima variabel (fisiologi, psikologis, soisal budaya,
tumbuh kembang, dan spiritualitas). Stresor adalah stimulus yang menghasilkan
tekanan yang bersifat intrapersonal, interpersonal, dan ekstrapersonal.

Proses keperawatan dengan format Neuman terdiri dari 3 langkah yaitu diagnosa
keperawatan, tujuan keperawatan, dan keluaran. Neuman menyarankan
penggunaan format proses keperawatan yang menempatkan klien sebagai
penerima asuhan, dapat berpartisipasi secara aktif bersama perawat yang bertindak
sebagai pemberi asuhan (caregiver) untuk menentukan tujuan dan memilih
intervensi dengan kebutuhan klien. Model ini sudah diterima dengan baik
dikalangan komunitas keperawatan yang digunakan dalam konteks administrasi,
praktik, pendidikan, dan penelitian, menurut neuman pencegahan primer,
sekunder, teiser,

22
B. Saran
1. Mahasiswa diharapkan untuk membaca literature yang terkait dengan model
healty care Betty Neuman untuk memperdalam pemahaman atau pembelajaran
2. Saat melakukan asuhan keperawatan kepada klien perlu mengkaji tingkat
stresor agar dapat memberikan bantuan healty care yang sesuai dengan
kebutuhan klien
3. Pada saat implementasi proses asuhan keperawatan melibatkan lingkungan,
masyarakat sekitar, dan keluarga

23
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, R.M. (2014). Pakar Teori Keperawatan. Penerjemah : Elsevier. Editor Versi
Indonesia: Hamid&Ibrahim. Cetakan Indonesia.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Brajakson ,S., Patmawati., Sudarman. (2017). Falsafah Dan Teori Dalam Keperawatan.
Jakarta : Cv. Trans Info Media .
George,B.J. (1995). Nursing Theories. America: Rainbow Graphics.
Hidayat, A. A. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

24

Anda mungkin juga menyukai