Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Lata Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang berfokus pada keadaan sehat sakit
dari individu , keluarga maupun kelompok sosial (masyarakat) dalam tugas nya
perawat melakukan sebuah perawatan terhadap pasien melalui beberapa unsur
biologis sosial psikologi spiritual.
Ilmu keperawatan berkembang sesuai dengan perkembangan jaman.
Seiring dengan berkembangnya jaman tersebut muncul teori teori yang
mendasari konsep dasar keperawatan khususnya pada model keperawatan
beberapa teori tersebut muncul karna adanya beberapa factor yang
mempengaruhi dan mendasari. Salah satunya adalah karena adanya Perang
dunia. Yang mana pada masa tersebut tenaga medis atau perawat dilakukan
secara sukarela, pelopor dari tenaga perawat tersebut adalah Florence
Nightingale. Dari beberapa pemuka teori salah satu diantara beberapa tersebut
selain nightingale adalah betty neuman. Didalam dunia keperawatan, neuman
ikut andil dalam perkembangan keperawatan.

B. Biografi Betty Neuman

Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924. Ayahnya seorang
petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dia anak kedua dari tiga
bersaudara dan merupakan anak perempuan satu-satunya.
Ayahnya meninggal karena penyakit Chronic Renal Failure ketika
beliau berumur 11 tahun. Rasa cinta pada tanah kelahiran membuat beliau
bertekad untuk membangun desanya, Ohio. Latar belakang kehidupan di
pedesaan membantu dirinya mengembangkan rasa kasih sayang terhadap orang-
orang yang membutuhkan, seperti yang dilakukan sepanjang kariernya. Setelah
lulus SMA Neuman bekerja sebagai teknisi pada perusahaan pesawat terbang dan
sebagai juru masak di Ohio dalam rangka menabung untuk pendidikannya dan
membantu ibu serta adiknya. Adanya program militer di keperawatan
mempercepat masuknya Neuman ke sekolah keperawatan (Fawcett, 2005).

Beliau pertama kali memperoleh pendidikan di People Hospital School of


Nursing yang sekarang berubah nama menjadi General Hospital Akron di Akron,
Ohio pada tahun 1947 dan beliau pindah ke Los Angeles untuk tinggal dengan
keluarganya di California. Di California Neuman bekerja dibanyak bagian
diantaranya perawat di sekolah, perawat industri, beliau juga memegang jabatan
penting yaitu sebgai staf keperawatan rumah sakit di California, dan sebagai
instruktur klinik di University of California Medical Center.

Pada tahun 1957 beliau menyelesaikan pendidikan sarjananya di University


of California dengan jurusan psikologi dan kesehatan masyarakat. Pada tahun
1966 beliau mendapat gelar Master dibidang kesehatan mental, konsultan
kesehatan masyarakat di University of California, dan menyelesaikan program
doktoralnya di jurusan Psikologi Klinik di Pacific Western University (Tomey
and Alligood, 2006). Pada tahun yang sama Neuman juga bekerja sebagai
konsultan kesehatan mental di sebuah rumah sakit dan aktif dalam terapi
keluarga. Banyak sekali pengalaman yang telah beliau dapat diantaranya menjadi
dosen keperawatan jiwa, konsultan dan organisasi, pemimpin konseling model
Whole Person Approach serta beliau telah membuat sebuah sistem model
keperawatan di UCLA dan memfokuskan sistem tersebut dalam masalah
keperawatan.
Gelar sarjana muda didapat pada tahun 1957 di public health dan
psykologi dengan peringkat sangat baik. Gelar master diperoleh pada tahun
1966 pada kesehatan mental, konsultasi kesehatan masyarakat dari Universitas
California Los Angelea (UCLA). Dia mendapatkan gelar doktornya dalam
klinikal psykologi dari Pacivic western University pada tahun 1985 (Neuman
&Fawcett, 2002 dalam McEwen & Willis, 2007).

Neuman merupakan penggagas perkembangan keperawatan khususnya


dalam kesehatan mental. Neuman mengajarkan program kesehatan mental
komunitas pada perawat di level post-master di UCLA. Neuman
mengembangkan suatu metode pembelajaran yang terbuka dan model praktik
untuk konsultasi kesehatan mental pada akhir 1960 an, sebelum dia membuat
“model system”. Neuman mengajarkan dan mempraktekkan model yang
kemudian dibuat dalam bentuk buku yang berjudul Consultation and
Community Organization in Community Mental Health Nursing. (Neuman,
Deloughery & Gebbie, 1971).

Neuman menjabarkan modelnya secara komperehensif (menyeluruh) dan


dinamis. Model tersebut merupakan sebuah tinjauan multidimensional terhadap
individu, kelompok (keluarga), dan masyarakat yang selalu berinteraksi dengan
ketegangan-ketegangan lingkungan. Pada prinsipnya, model tersebut
memfokuskan pada reaksi klien terhadap ketegangan dan faktor-faktor yang
mendukung rekonstitusi (mengembalikan keadaan jasmani) dan adaptasi.
Model yang sesuai adalah model yang berlaku untuk semua profesi yang ada
hubungannya dengan perawatan kesehatan.

Betty Neuman mulai mengembangkan model saat mengajar di komunitas


kesehatan mental di UCLA. Pada tahun 1972, Model keperawatannya pertama
kali diterbitkan sebagai 'Model untuk mengajar dengan pendekatan total ke
masalah pasien'. Tahun 1985, Menerima gelar doktor di bidang Psikologi Klinis
dari Pacific Western University. Tahun 1988, Menerima gelar doktor
kehormatan kedua, ini salah satu dari Grand Valley State University, Allendale,
Michigan.
Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang
terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara
keseluruhan) meliputi aspek (variabel) fisiologis, psikologis sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan dengan adanya respon-respon
sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal (Tomey
and Alligod, 2006).

Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap
stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus input,
proses output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan
menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya bisa meliputi individu,
kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya dan dapat
diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan (Fawcett, 2005).

Tujuan dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara optimal.
Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai sistem
terbuka maka klien akan selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan
mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam maupun
diluar sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman menyebutkan
gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak negatif atau
positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan
gejala yang dapat diidentifikasi (Tomey and Alligod, 2006).

Evaluasi terbaru dari modelnya adalah komponen yang perlu untuk lebih
dikembangkan adalah variabel spiritual dan lingkungan yang diciptakan,
selanjutnya adalah pandangan Neuman tentang konsep kesehatan dan hubungan
antara klien dan lingkungan merupakan dua area yang perlu diidentifikasi dan
diklarifikasi untuk perkembangan selanjutnya. Fawcett menyarankan bahwa
klarifikasi dari konsep kesehatan melalui identifikasi sehat dan sakit sebagai batas
akhir dari satu rangkaian daripada melihatnya sebagai sesuatu yang terpisah. Ia
juga menambahkan bahwa interaksi antara klien dan lingkungan dipandang
sebagai sesuatu keseimbangan yang dinamis, tetap dan homeostatis sebagai
bentuk logik yang tidak tepat (Tomey and Alligood, 2006).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana biografi Betty Neuman dan latar belakang teorinya?
2. Apa saja prestasi yang di peroleh Betty Neuman ?
3. Bagaimana konsep model dari teori Betty Neuman yang di integrasikan dengan
paradigma keperawatan ?
4. Bagaimana aplikasi konesp teori model Betty Neuman pada saat di aplikasika
dengan kasus ?
5. Bagaimana menganalisis kelebihan dan kekurangan teori Betty Neuman pada
saat di aplikasikan dengan kasus ?

D. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui Biografi Betty Neuman
2. Untuk mengetahui prestasi apa saja yang di peroleh Betty Neuman
3. Untuk mengetahui konsep model dari teory Betty Neuman yang d integrasikan
dengan paradigm keperawatan.
4. Untuk mengetagui aplikasi konesp model teori Betty Neuman pada saat di
aplikasikan
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan konsep model teory Betty
Neuman pada saat mengaplikasikannya

E. Manfaat
Hasil dari makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk saya
pribadi sebagai penulisnya dan bermanfaat sebagai media informasi maupun
sarana belajar untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi yang
membacanya.
BAB II
KONSEP TEORI

A. Konsep Keperawatan
Keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang komprehensif yang
ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat
yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Teori Keperawatan merupakan usaha untuk menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi
dari struktur keperawatan itu sendiri, yang memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang
perawat.
Model konsep keperawatan ini digunakan untuk menentukan model praktek
keperawatan, mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung
komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah
model.

B. Konsep Keperawatan Menurut Betty Neuman


Model sistem dari neuman dibangun berlandaskan pada teori sistem yang
mereflesikan sifat dari organism hidup sebagai sistem yang terbuka, melaui
model ini , neuman menghasilkan pengetahuan yang disintesis dari berbagai
disiplin dan memasukan pandangan filosifinya serta keahlian keperawatan
klinis yang dimiliknya teutama dalam bidang keperawatan jiwa
Neuman menggunakan definisi stres yang di cetuskan oleh seyle, stres
merupakan suatu respons yang tidak spesifik dari tubuh terhadap suatu
kebutuhan yang muncul pada saat tertentu, stres dapat meningkatkan kebutuhan
unntuk melakukan penyesuaian kembali, kebutuhan ini tidak spesifik yang
mana membtuhkan adaptasi terhadap suautu masalah terlepas dari sifat
permasalahan tersebut. Neuman mengadaptasi konsep tingkatan pencegahan
dari model konseptual Caplan (1964) dan neuman menghubungkan dengan
tingkatan praktik keperawatan yaitu primer, sekunder, tersier
Konsep utama yang di definisikan pada model tersebut merupakan pendekatan
holisitik, sistem yang terbuka (meliputi fungsi, input dan output, umpan balik,
genentropy, dan stablitas). lingkungan (lingkungan yang dibentuk). Sistem klien
(meliputi lima variabel, struktur dasar, garis pertahanan, garis pertahanan normal
dan garis pertahanan fleksibel), kesehatan (rentang sehat – sakit), stressor, tingkatan
reaksi, pencegahan sebagai intervensi (tiga tingkatan), dan pemulihan (rekonstruksi)

Dari beberapa landasan tersebut sehingga Betty Neuman membuat model


sistem konseptual keperawatan yaitu :

Gambar Sistem Model Neuman (Alligood, 2014)

1. Pendekatan holistic
Sistem pendekatan neuman merupakan suatu pendekatan system yang
dinamis dan terbuka dalam merawat klien yang pada awalnya di buat untuk
memberikan suatu kesatuan dalam mendifinisikan masalah keperawatan dan
untuk memahami interaksi klien dengan lingkungan, klien sebagai suatu system
yang bisa di definisikan sebagai individu, keluarga, kelompok masyarakat.
Klien di pandang sebagai suatu kesatuan yang berinteraksi satu sama lainya
secara dinamis, model tersebut mempertimbangkan berbagai variabel yang
mempengaruhi system klien yaitu fisiologis, psikologis, sosialkultural,
spiritual, tumbuh kembang
2. Sistem Terbuka
Suatu sistem disebut sistem terbuka ketika di dalamnya terdapat suatu
aliran input yang kontinyu, proses, keluaran dan umpan balik , stres dan
reaksinya terhadap stres merupakan kompenen utama dari suatu system yang
terbuka.
a. Fungsi atau proses
Klien sebagai system yang melakukan pertukaran energy , informasi dan
lainnya dengan lingkungan sekitarnya beserta dari bagian dan sub bagian dari
suatu system tersebut sebagaimana mereka menggunakan sumber energinya
untuk bergerak menuju keadaan yang lebih stabil dan menyeluruh
b. Input dan Output
Klien di anggap sebagai suatu system yang memiliki input dan output berupa
suatu materi, energy, dan informasi dimana hal tersebut memungkinkan untuk
mengalami proses pertukaran antara klien dan lingkungannya
c. Umpan balik
Suatu output dari suatu system berupa materi, energy, dan informasi yang
berlaku sebagai umpan balik untuk input selanjutnya, dimana hal tersebut di
anggap sebagai suatu tindakan perbaikan untuk merubah, meningkatkan atau
menstabilkan suatu sistem.
d. Negentropy
Suatu proses konservasi energy yang membantu suatu system yang pada saat
melakukan aktivitas untuk mencapai stabilitas atau kesejahteraan yang disebut
sebagai negentropy

e. Stabilitas
Stabilitas merupakan suatu keadaan dalam keadaankeseimbangan (state of
balance) yang bersifat dinamis di mana pertukaran energi dapat terjadi tampa
mengubah karakteristik dari suatu system yang bergerak menuju kondisi
kesehatan yang optimal dan terintegrasi

3. Lingkungan
Sebagaimana didefinisikan oleh neuman bahawa lingkungan adalah
sebagai “kekuatan”
a. Lingkungan internal
Dibentuk secara disadari oleh individu dan di pengaruhi oleh individu sendiri
b. Lingkungan eksternal
Dibentuk disadari juga oleh individu namun dipengaruhi di luar dari pada
individu yaitu kelompok atau masyarkat yang ada di sekitarnya.
c. Lingkungan bentukan/ di ciptakan
Lingkungan ini di betuk secara tidak disadari oleh seorang individu (klien)
untuk mengekspresikan system yang menyeluruh (wholeness), hal ini tujuannya
tujuanya untuk memcegah terjadinya stressor pada klien.

4. Sistem Klien
System klien adalah suatu gabungan dari lima variabel (fisiologis,
psikologis, spiritual, social cultural, tumbuh kembang) yang berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya.
Fisiologi yaitu mengacu pada struktur tubuh manusia, biokimia dan fungsi
tubuh manusia
Psikologi yaitu mengacu pada proses mental dan emosional manusia
Spiritual yaitu mengacu pada keyakinan manusia dan pengaruh keyakinan
Social cultural yaitu mencacu pada akibat dari pengaruh social budaya
Tumbuh kembang yaitu mengacu pada proses dan aktivitas berdasarkan usia.

a. Struktur Dasar
Klien sebagai suatu system terdiri dari bagian utama yang dimana itu
merupakan faktor pertahanan dasar atau sumber energy yang memiliki oleh
klien tersebut, struktur inti tersebut terdiri dari petahanan dasar umum bagi
manusia seperti faktor keturunan atau genetika.
b. Garis Resistensia
Lingkaran dengan garis putus – putus yang mengelilingi struktur inti dasar
disebut dengan garis resistensi, lingkaran tersebut menunjukan sumber faktor
yang membantu klien untuk mempertahankan dirinya melawan suatu stressor
yang muncul, garis pertahanan ini bertindak sebagai faktor pelindung yang
diaktivitasi oleh stressor yang memasuki garis pertahanan normal.

c. Garis Pertahanan Normal


Garis pertahanan normal adalah lingkaran dengan garis tegas yang berada
paling luar dari struktur inti , lingkaran ini menunjukan tingkat dari adaptasi
kesehatan individu yang bisa berubah sepanjang waktu dan bertindak sebagai
standar pengukuran dari penyimpangan kesejahteraan (wellness devitoin).
Perluasan garis pertahanan normal mereflesikan adanya peningkatan keadaan
sejahtera sedangkan penyempitan garis pertahanan terbut menujunkan adanya
penurunan kondisi sejahtera.

d. Garis pertahanan fleksibel


Lingkaran terluar dari model tersebut yang di gambarkan dalam garis putus –
putus meruapakan garis pertahanan fleksibel, hal ini di presepsikan sebagai
suatu pelindung untuk mencegah masuknya stresor yang dapat merusak
keadaan sejahtera secara umum yang di reflesikan oleh garis pertahanan normal
, faktor situasi baik yang bersifat positif atau negative dapat mempengaruhi
tingkat perlindungan yang di berikan oleh garis pertahanan fleksibel. Neuman
menjelaskan garis pertahanan fleksibel sebagai suatu mekanisme perlindungan
tingkat pertama dalam diri klien, ketika garis pertahanan fleksibel meluas,
keadaan ini menujukan perlindugan jangka pendek yang besar untuk melawan
masuknya stressor, ketika garis tersebut menyempit, keadaan tersebut
menunjukan perlindungan yang berkurang.

5. Kesehatan
Kesehatan adalah suatu rentang dari sejahtera menuju sakit yang bersifat
dinamis. Keadaan sejahtera yang optimal terjadi pada saat kebutuhan dari suatu
system dapat terpenuhi secara menyeluruh
a. Sejahtera
Keadaan sejahtera terjadi ketika semua sub bagian dari system dapat
berinterkasi secara harmonis dengan keseluruhan system dan semua kebutuhan
system dapat di penuhi
b. Sakit
Kondisi sakit menempati posisi pada kutub yang berlawanan dari kondisi
sejahtera ketika adanya Kondisi yang tidak stabil dan terdapat penurunan energy

6. Stressor
Stressor merupakan stimulus yang dapat menimbulkan potensi yang
berpotensi untuk merusak stabilitas system yang dapat menghasilkan luaran
positif atau negative. Mereka dapat muncul karena hal sebagai berikut :
a. Kekuatan yang datang dari dalam diri seseorang misalnya respon suatu kondisi
tertentu
b. Kekuatan yang berada dari relasi antar individu misalnya peran yang di
harapkan dalam diri seseorang
c. Kekuatan yang berasal dari luar diri dari seseorang individu misalnya kondisi
keuangan.

7. Derajat Reaksi
Tingkat reaksi menunjukan ketidakstabilan suatu sistem yang terjadi ketika
stresor memasuki garis pertahanan normal

8. Pencegahan Sebagai Suatu Intervensi


Intervensi adalah tindakan yang bertujuan untuk membantu klien untuk
mengatasi, memperoleh atau memelihara stabilitas system, hal tersebut dapat
tejadi baik sebelum atau sesudah garis pertahanan perlindungan dan garis
resistensi berhasil di tembus oleh stresor yang mencurigakan atau stresor
tersebut dapat di identifikasi dengan jelas sejak awal. Intervensi didasrkan pada
tingkat kemungkinan atau actual dari sesuatu reaksi, sumber, tujuan, dan
antisipasi keluaran, neuman mengidentifikasi tiga tingkatan dari intervensi
yaitu
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer di gunakan ketika ketika suatu stresor di duga atau di
identifikasi. Suautu rekasi belum belum terjadi namun tingkat resiko sudah bisa
di ketahui. Tujuan dari hal ini adalah untuk mengurangi kemungkinan untuk
mengatasi stresor atau untuk mengurangi kemungkinan reaksi yang muncul
akan terjadi.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder mencakup intervensi atau tindakan yang di berikan
setelah munculnya gejala akibat dari stres yang di alami, sumberdaya internal
dan eksternal dari seorang klien dapat di gunakan untuk memperkuat garis
pertahanan resistensi internal, mengurangi reaksi, dan meningkatkan faktor
resistensi.
c. Pencegahan Tersiser
Pencegahan tersier terjadi setelah tindakan aktif atau tahap pencegahan
sekunder, tujuannya adalah untuk mempertahankan keadaan optimal dengan
mencegah reaksi atau regresi yang berulang. Tindakan mengarahkan klien
untuk kembali pada suatu siklus dari pencegahan primer.

9. Rekonstitusi
Rekonstitusi terjadi setelah tindakan yang diberikan untuk mengatasi reaksi
terhadap stresor. Hal ini menunjukan adanya pengembalian stabilitas dari suatu
system, dan tingkat kesejahteraan bisa berada pada posisi yang lebih tinggi atau
lebih rendah dari pada sebelum stresor masuk kedalam sistem tersebut.
BAB III
APLIKASI KONSEP DALAM PARADIGMA KEPERAWATAN

1. Komponen Sentral Dalam Paradigma Keperawatan Menurut Teori Betty


Neuman

a. Manusia
Manusia sebagai klien atau sistem klien, model sistem Neuman menyatakan
konsep klien sebagai sistem yang dapat berupa individu, keluarga, kelompok,
komunitas, atau kelompok sosial tertentu. Sistem klien adalah gabungan
hubungan yang dinamik antara faktor fisiologi, psokologi, sosiokultural,
perkembangan, dan spiritual. Sistem klien digambarkan sebagai perubahan atau
pergerakan konstan yang hidup sebagai system terbuka dalam hubungan timbak
balik dengan lingkungan.

b. Kesehatan
Neuman mempertimbangkan kerjanya sebagai model sejahtera. Dia
memandang kesehatan sebagai kodisi yang terus menerus dari sehat menuju
sakit yang secara alamiah dinamis dan secara konstan seseorang berubah untuk
mencapai kondisi sehat yang optimal atau stabil yang diindikasikan seluruh
kebutuhan sistem terpenuhi. Menurunnya kondisi sehat merupakan akibat dari
tidak terpenuhi kebutuhan sistem. Klien berada dalam kondisi dinamis baik
sehat atau sakit dalam beberapa tahap yang diberikan pada waktu itu.

c. Keperawatan
Neuman menyatakan bahwa keperawatan adalah memperhatikan semua aspek
manusia. Dia juga menggambarkan bahwa keperawatan adalah profesi yang
unik yang memperhatikan semua variabel yang mempengaruhi respon individu
terhadap stress. Persepsi perawat mempengaruhi terhadap pelayanan yang
diberikan sehingga Neuman menyatakan bahwa persepsi antara pemberi
pelayanan dan pasien harus dikaji. Dia mengembangkan instrument pengkajian
dan intervensi untuk membantu melakukan tugas tersebut.

d. Lingkungan
Lingkungan dan manusia diidentifikasi sebagai dasar fenomena dari model
sistem Neuman, bahwa hubungan manusia dengan lingkungan adalah hubungan
yang timbal balik. Lingkungan didefinisikan sebagai semua faktor internal dan
eksternal yang berada disekelilingi manusia dan berinteraksi dengan manusia
dan klien. Stressor (intrapersonal, interpersonal, dan ekstrapersonal) adalah
signifikan terhadap konsep lingkungan dan digambarkan sebagai kekuatan
lingkungan yang berinteraksi dengan dan secara potensial dapat mengubah
stabilitas sistem.

Neuman mengidentifikasi tiga lingkungan yang relevan sebagai berikut :


1) Lingkungan Internal adalah intrapersonal dengan semua interaksinya yang
terjadi pada klien
2) Lingkungan Eksternal adalah interpersonal atau ekstrapersonal dengan semua
interaksinya yang terjadi di luar klien.
3) Lingkungan yang diciptakan adalah perkembangan tidak sadar dan digunakan
klien untuk membantu mekanisme pertahanan.

Hal ini merupakan komponen utama pada intrapersonal. Lingkungan yang


diciptakan adalah kondisi dinamis yang diatur atau memobilisasi varibel-
variabel sistem untuk menciptakan efek yang ditentukan sehingga dapat
membantu klien mengatasi stressor lingkungan yang mengancam dengan
melakukan perubahan pada diri sendiri atau situasi. Contohnya respon menolak
(variabel fisiologi), dan semangat untuk survife pada siklus kehidupan (variabel
perkembangan). Lingkungan yang diciptakan secara terus menerus
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan oleh keadaan sehat yang
dipersepsikan klien.

2. Dasar Asumsi Model System Neuman (Tomey, 2006)

a. Klien sebagai individu atau kelompok merupakan system yang unik setiap
sistem adalah gabungan dari faktor-faktor yang umum diketahui, atau
karakteristik normal.
b. Keberadaan stressor baik yang diketahui maupun tidak, masing-masing
memiliki potensi untuk merusak tingkat stabilitas klien atau garis pertahanan
normal klien.
c. Setiap individu atau klien system telah ditingkatkan respon rentang normalnya
terhadap lingkungan yang telah ditunjuk sebagai garis normal pertahanan atau
stabilitas kondisi sehatnya.
d. Perlindungan diri muncul saat menghadapi stressor.
e. Klien sebagai bagian dari status kesehatan atau kesakitan sebagai komposisi
dinamis yang dipengaruhi fisio, psiko, sosiokultural dan spiritual.
f. Secara implicit faktor pengetahuan sebagai dasar mekanisme perlindungan.
g. Preventif primer berhubungan dengan system pengkajian, intervensi,
identifikasi dalam berespon terhadap stressor.
h. Preventif sekunder meliputi gejala terhadap stressor dan pengobatan.
i. Prevenstif tersier berhubungan dengan pengalaman sebelumnya.
j. Klien sebagai system dalam keadaan dinamis, terjadi pertukaran energi dengan
lingkungan.
BAB IV

APLIKASI KASUS

A. Analisa Kasus
Identifikasi masalah kesehatan dilakukan antara perawat dengan warga RW
14 Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Johar Baru pada Jum’at 12 September
2014. Masyarakat kelurahan tanah tinggi berpenduduk 92 KK atau 500 jiwa
khususnya pada RW 14. Hidupnya di pemukiman padat, pencahayaan kurang
baik karena terlalu padat jumlah penduduk di RW 14. Tampak tempat
pembuangan sampah umum samping kanan dan kiri disetiap blok yang terbuka
sampah tampak berserakan dan tercium bau tidak sedap. Sampah basah dan
kering bercampur, lokasi tempat pembuangan sampah sangat dekat dengan
warung penjual makanan dan rumah warga di rusun lantai dasar. Banyak warga
yang memelihara ayam serta burung, dan warga memiliki kandang peliharaan
didepan rumah. Terdapat 20 anak yang terdiagnosa ISPA khususnya di RW 14
Kelurahan Johar Baru, terdapat peningkatan kasus ISPA selang beberapa hari
sebanyak 50 kasus ISPA baru. Diantaranya terdapat pula anak yang menderita
ISPA sedang dan berat. Adanya fasilitas kesehatan yang sering digunakan oleh
masyarakat karena jarak yang dekat antara puskesmas dan rumah warga RW14
johar baru. Tetapi ada beberapa keluarga yang tidak mempergunakan fasilitas
kesehatan karena berangangapan kalo penyakitnya nanti juga sembuh sendiri.
Ketua RW 14 mengungkapkan bahwa di rusun RW 14 masih kurang
mendapatkan penyuluhan kesehatan terkait pencegahan dan pengobatan ISPA.

1. Pengkajian

a. Stressor :

1) Warga RW 14 kelurahan johar baru tinggal di pemukiman yang padat penduduk

dan kumuh serta sirkulasi udara yang kurang baik.

2) Tampak tempat pembuangan sampah umum samping kanan dan kiri disetiap

blok yang terbuka sampah tampak berserakan dan tercium bau tidak sedap.

Sampah basah dan kering bercampur, lokasi tempat pembuangan sampah sangat

dekat dengan warung penjual makanan dan rumah warga di rusun lantai dasar.

b. Flexibel Line

1) Terdapat 20 anak yang terdiagnosa ISPA khususnya di RW 14 Kelurahan Johar

Baru.

2) Ada beberapa masyarakat RW 14 yang tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan

3) Kurangnya penyuluhan kesehatan di RW 14 terkait pencegahan dan pengobatan

ISPA

c. Normal Line

1) Beberapa hari kemudian terdapat penngkatan kasus ISPA sebesar 50 kasus.

2) Keluarga tidak benar dalam merawat anak yang sedang sakit ISPA.

d. Resistance Line
1) Terdapat beberapa anak yang mengalami ISPA sedang sampai Berat

2. Diagnosa Keperawatan :
a. Resiko meningkatnya kasus penyakit ISPA di wilayah RW 014 Kelurahan
Tanah Tinggi Kecamatan Johar Baru yang berhubungan dengan kurangnya
Perilaku hidup yang kurang sehat dan kurangnya kepedulian masyarakat
terhadap kebersihan lingkungan.
b.

3. Intervensi :
a. Primary prevention

1) Lakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang penyakit ISPA


yang mencakup : pengertian, etiologi, tanda dan gejala, penangan keperawtan
dan medis, komplikasi serta pencegahan penyakit ISPA
2) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara meningkatkan status gizi pada
anak.
b. Secondary prevention

1) Temukan dan berikan perawatan dan pengobatan bagi anak yang sudah
terserang penyakit ISPA’
2) Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional (seperti campuran jeruk nipis
+ madu atau kecap manis)
3) Lakukan kerja sama lintas sektor dan pemerintah guna perbaikan lingkungan
pemukiman.
c. Tersier prevention

1) Rujuk penderita yang sudah mengalami komplikasi ke sarana kesehatan


untuk mendapatkan penangan semestinya.

4. Implementasi Keperawatan :

a. Pencegahan primer

1) Menyusun SAP dan Leaflet, dam memberikan penyuluhan kepada


masyarakat, tentang penyakit ISPA yang meliputi : pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, penangan keperawtan dan medis, komplikasi serta
pencegahan penyakit ISPA.
b. Pencegahan Sekunder

1) Menemukan dan memberikan perawatan dan pengobatan bagi anak yang


sudah terserang penyakit ISPA’
2) Lakukan demonstrasi Pembuatan obat tradisional (seperti campuran jeruk nipis
+ madu atau kecap manis)
c. Pencegahan Tersier

1) Rujuk penderita yang sudah mengalami komplikasi ke sarana kesehatan


untuk mendapatkan penangan semestinya.

5. Evaluasi

a. Dalam memberikan penyuluhan dan Masyarakat mengikuti dengan antusias


sampai penyuluhan selesai memahami materi yang disampaikan dengan bisa
menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan penyuluh.
b. Dapat mendemonstrasikan cara pembuatan obat tradisional
c. Memahami bahwa penyakit ISPA dapat dicegah dengan PHBS
d. Bersedia memelihara kebersihan lingkungan.
BAB V

ANALISA KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI

A. Analisa Kekuatan Teori


1. Sejak ada stresor individu bisa mengatasi stresor dengan upaya pencegahan primer
yaitu dengan segala pengetahuan yang dimiliki untuk melawan stresor sehingga
penyakit ISPA tidak sampai mengalami komplikasi.
2. Neuman menggunakan diagram yang jelas , diagram ini digunakan dalam semua
penjelasan tentang teori sehingga membuat teori terlihat menarik. Diagram ini
mempertinggi kejelasan dan menyediakan perawat dengan tantangan – tantangan
untuk pertimbangan.
3. Model system Neuman lebih flexible bisa digunakan pada area keperawatan,
pendidikan dan pelatihan keperawatan.

B. Analisa Kelemahan Teori


1. Sulit diterapkan pada orang yang mempertahankan budaya atau pada masyarakat
miskin yang hidup dipemukiman padat dan kumuh karena susah merubah perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS).
2. Model Sistem Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan, sehingga
untuk profesi keperawatan menjadi tidak spesifik.
3. Penjelasan tentang perbedaan stressor interpersonal dan ekstrapersonal masih
dirasakan belum ada perbedaan yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. EGC : Jakarta


Alimul. Aziz. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2, Salemba Medika :
Jakarta.
Gaffar La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Buku Kedokteran
EGC : Jakarta
Hidayat A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Salemba
Mediks : Jakarta
Hasan. M. Ali.2003. Masail Fiqhiyah al-haditsah. Raja Grafindo Persada
Harun Nasution. 1992. Sirkumsisi sabdodali : jakarta
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi Keperawatan. EGC : Jakarta
M. Nipan Abdul Halim. 2001 Mendidik Kesalehan Anak (Akika, Pemerian Nama,
Khitan Dan Maknanya). Pustaka Alami : Jakarta
Marriner-Tommey and Alligood. 2006. Nursing Theorist andTheir Work. Mosby
Elsevier :
Louis
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume I. Buku Kedokteran EGC :
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai