Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan. Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu
yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis ,
social dan spiritual. Pemenuhan dasar tersebut diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan dalam praktik keperawatan professional . Untuk tercapainya suatu
keperawatan professional diperlukan suatu pendekatan yang disebut proses keperawatan
dan dokumentasi keperawatan sebagai data tertulis yang menjelaskan tentang
penyampaian informasi, penerapan sesuai standart praktik, dan pelaksanaan proses
keperawatan. Untuk menjalankan tugas keperawatan , banyak teori keperawatan yang
digunakan, salah satunya adalah Betty Neuman. Model konsep dan teori keperawatan
yang dijelaskan oleh Neuman adalah tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri
dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4
komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit dan
proses interpersonal. Ilmu keperawatan terus berkembang, karena ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah. oleh karena itu penting bagi profesi
keperawatan dalam mengembangkan sebuah teori dan model keperawatan yang dapat
digunakan untuk memberikan pengetahuan untuk meningkatkan praktik, penuntun
penelitian dan kurikulum, serta mengidentifikasikan bidang dan tujuan dari praktik
keperawatan.
ISI
Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924. Ayahnya seorang petani
dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dia anak kedua dari tiga bersaudara dan
merupakan anak perempuan satu-satunya. Ayahnya meninggal karena penyakit Chronic
Renal Failure ketika beliau berumur 11 tahun. Rasa cinta pada tanah kelahiran membuat
beliau bertekad untuk membangun desanya, Ohio. Latar belakang kehidupan di
pedesaan membantu dirinya mengembangkan rasa kasih sayang terhadap orang-orang
yang membutuhkan, seperti yang dilakukan sepanjang kariernya. Setelah lulus SMA
Neuman bekerja sebagai teknisi pada perusahaan pesawat terbang dan sebagai juru
masak di Ohio dalam rangka menabung untuk pendidikannya dan membantu ibu serta
adiknya. Adanya program militer di keperawatan mempercepat masuknya Neuman ke
sekolah keperawatan.
Beliau pertama kali memperoleh pendidikan di People Hospital School of
Nursing yang sekarang berubah nama menjadi General Hospital Akron di Akron, Ohio
pada tahun 1947 dan beliau pindah ke Los Angeles untuk tinggal dengan keluarganya di
California. Di California Neuman bekerja dibanyak bagian diantaranya perawat di
sekolah, perawat industri, beliau juga memegang jabatan
penting yaitu sebgai staf keperawatan rumah sakit di California, dan sebagai instruktur
klinik di University of California Medical Center.
Pada tahun 1957 beliau menyelesaikan pendidikan sarjananya di
University of California dengan jurusan psikologi dan kesehatan masyarakat. Pada tahun
1966 beliau mendapat gelar Master dibidang kesehatan mental, konsultan kesehatan
masyarakat di University of California, dan menyelesaikan program doktoralnya di
jurusan Psikologi Klinik di Pacific Western University (Tomey and Alligood, 2006).
Pada tahun yang sama Neuman juga bekerja sebagai konsultan kesehatan mental di
sebuah rumah sakit dan aktif dalam terapi keluarga. Banyak sekali pengalaman yang
telah beliau dapat diantaranya menjadi dosen keperawatan jiwa, konsultan dan
organisasi, pemimpin konseling model Whole Person Approach serta beliau telah
membuat sebuah sistem model keperawatan di UCLA dan memfokuskan sistem tersebut
dalam masalah keperawatan.
Gelar sarjana muda didapat pada tahun 1957 di public health dan psykologi
dengan peringkat sangat baik. Gelar master diperoleh pada tahun 1966 pada kesehatan
mental, konsultasi kesehatan masyarakat dari Universitas California Los
Angelea(UCLA). Dia mendapatkan gelar doktornya dalam klinikal psykologi dari
Pacivic western University pada tahun 1985.
Neuman merupakan penggagas perkembangan keperawatan khususnya dalam
kesehatan mental. Neuman mengajarkan program kesehatan mental komunitas pada
perawat di level post-master di UCLA. Neuman mengembangkan suatu metode
pembelajaran yang terbuka dan model praktik untuk konsultasi kesehatan mental pada
akhir 1960 an, sebelum dia membuat “model system”. Neuman mengajarkan dan
mempraktekkan model yang kemudian dibuat dalam bentuk buku yang berjudul
Consultation and Community Organization in Community Mental Health Nursing.
(Neuman, Deloughery & Gebbie, 1971).
Neuman menjabarkan modelnya secara komperehensif (menyeluruh) dan
dinamis. Model tersebut merupakan sebuah tinjauan multidimensional terhadap individu,
kelompok (keluarga), dan masyarakat yang selalu berinteraksi dengan ketegangan-
ketegangan lingkungan. Pada prinsipnya, model tersebut
memfokuskan pada reaksi klien terhadap ketegangan dan faktor-faktor yang mendukung
rekonstitusi (mengembalikan keadaan jasmani) dan adaptasi. Model yang sesuai adalah
model yang berlaku untuk semua profesi yang ada hubungannya dengan perawatan
kesehatan. Betty Neuman mulai mengembangkan model saat mengajar di komunitas
kesehatan mental di UCLA. Pada tahun 1972 Model keperawatannya pertama kali
diterbitkan sebagai 'Model untuk mengajar dengan pendekatan total ke masalah pasien'.
Tahun 1985 Menerima gelar doktor di bidang Psikologi Klinis dari Pacific Western
University. Tahun 1998 Menerima gelar doktor kehormatan kedua, ini salah satu dari Grand Valley
State University, Allendale, Michigan. Model sistem Neuman memberikan warisan baru
tentang cara pandang terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia
secara keseluruhan) meliputi aspek (variabel) fisiologis, psikologis sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan dengan adanya respon-respon sistem
terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal. Komponen utama dari
model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu
sistem terbuka yang memiliki siklus input, proses output dan feedback sebagai suatu
pola organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya
bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya
dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan. Tujuan dari model ini adalah untuk
mencapai stabilitas sistem secara optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi
revitalisasi dan sebagai sistem terbuka maka klien akan selalu berupaya untuk
memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai
faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk mengusahakannya.
Neuman menyebutkan gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki
dampak negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui
respon dan gejala yang dapat diidentifikasi.
Evaluasi terbaru dari modelnya adalah komponen yang perlu untuk lebih dikembangkan
adalah variabel spiritual dan lingkungan yang diciptakan, selanjutnya adalah pandangan
Neuman tentang konsep kesehatan dan hubungan antara klien dan lingkungan merupakan
dua area yang perlu diidentifikasi dan diklarifikasi untuk perkembangan selanjutnya.
Fawcett menyarankan bahwa klarifikasi dari konsep kesehatan melalui identifikasi sehat
dan sakit sebagai batas akhir dari satu rangkaian daripada melihatnya sebagai sesuatu
yang terpisah. Ia juga menambahkan bahwa interaksi antara klien dan lingkungan
dipandang sebagai sesuatu keseimbangan yang dinamis, tetap dan homeostatis sebagai
bentuk logik yang tidak tepat.
2.2 Konsep Teori
2.2.1 Pengertian Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak
yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep
keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model
keperawatan. Teori itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk
sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses,
peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi
kurang absolute atau bukti secara langsung.
2.3.1 Pengertian
1.Orientasi system.
2.4 Konsep Teori dan Model Betty Neuman dalam Praktik Keperawatan
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah model konsep
Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan
yang ditunjukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis
pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan
adalah komunitas.
Secara umum fokus dari model konsep keperawatan menurut Neuman ini
berfokus pada respon terhadap stressor serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses
adaptasi pada pasien. Untuk itu tindakan keperawatan yang seharusnya dilakukan
menurut Neuman adalah mencegah atau mengurangi adanya reaksi tubuh akibat
stressor. Upaya tersebut dapat juga dinamakan pencegahan primer, sekunder dan
tersier.
Klien sebagai suatu system dapat didefinisikan sebagai orang, keluarga, kelompok,
masyarakat atau sosial. Klien digambarkan sebagai sesuatu yang utuh,Pembahasan : Teori
Betty Neuman sangat memungkinkan digunakan dalam pengkajian praktik keperawatan di
komunitas dengan agregat lansia dengan DM. Pengkajian lansia hendaknya dilakukan secara
holistik meliputi bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual. Dalam penerapan teori Betty
Newman aspek pengkajiannya sudah secara holistik yang meliputi : aspek perkembangan,
aspek fisiologis, aspek psikologis, aspek social-kulturas, serta aspek spiritual. Dalam
pengelolaannya pun Teori Betty Newman sudah membuat tingkatan intervensi dengan
melihat garis pertahanan klien (komunitas) yang terganggu, fleksibel (intervensi primer),
normal (intervensi sekunder), dan resisten (intervensi tertier). Aspek perkembangan lansia. Di
Indonesia batasan usia Lansia dibagi menjadi 3 kelompok yaitu : 1) Usia 45-55 tahun disebut
sebagai pralansia, 2) Usia 56-66 tahun disebut sebagai lansia madya, dan Usia > 60 tahun
disebut sebagai lansia akhir. Secara teoritis setelah seseorang berusia 30 tahun maka fungsi
tubuh akan mengalami kemunduran sebanyak 1% tiap tahunnya. Berdasarkan usianya lansia
akan mengalami proses degeneratif yang menyebabkan perubahan dan penurunan fungsi
tubuhnya, sehingga berdampak pada kesehatan fisik, mental, sosial, ekonomi dan
kemampuan produktivitasnya. Dalam menghadapi proses penuaan dan perawatan terhadap
masalah kesehatannya, lansia memerlukan bantuan dan dukungan dari keluarga ( family care
giver ). Dari hasil penelitian lansia yang dirawat oleh keluarganya sebanyak 94%, sebanyak
2% lansia di rawat oleh tetangganya dan sebanyak 2% lansia tidak ada yang merawat.
Kemunduran fungsi tubuh yang lainnya yaitu dalam hal penurunan fungsi kognitif.
Kemunduran fungsi ini nantinya akan berdampak pada pengetahuan, sikap dan perilaku
tentang penyakit DM. Hasil penelitian menunjukkan lansia yang pernah mendapatkan
informasi kesehatan tentang DM sebanyak 23%, sedangkan sebanyak 77% lansia belum
pernah mendapatkan informasi kesehatan tentang DM. Kurangnya informasi yang didapat
menyebabkan sebanyak 91% lansia memiliki pengetahuan tentang DM yang rendah,
sebanyak 72% lansia memiliki sikap yang negatif terhadap perawatan DM, dan sebanyak
100% lansia memiliki perilaku yang negatif terhadap penyakit DM. Aspek Fisiologis, proses
degeneratif pada lansia tidak bisa dihindari dan pasti akan terjadi, namun yang bisa
dilakukan adalah mencegah supaya proses degeneratif tersebut berjalan lambat. Demikian
juga dengan kejadian DM, secara teoritis kejadian DM akan meningkat sejalan dengan usia,
hal ini dikarenakan banyak faktor beberapa diantaranya adalah karena penurunan fungsi
pankreas dalam memproduksi hormon insulin, faktor kegemukan, diit yang tinggi glukosa
dan lain sebagainya. Salah satu cara untuk menurunkan faktor resiko DM pada lansia adalah
dengan beraktivitas, bisa dengan tetap bekerja maupun dengan berolah raga. Hasil penelitian
menunjukkan aktivitas lansia yang masih bekerja sebanyak 39%, sedangkan yang tidak
bekerja sebanyak 61%, dalam hal olah raga sebanyak 42% lansia melakukan oleh raga secara
rutin dan sebanyak 58% lansia tidak melakukan olah raga secara rutin. Setelah dilakukan
pengkajian tentang resiko DM pada lansia dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 76%
lansia kondisinya sehat, sebanyak 20% lansia memiliki resiko terkena DM dan sebanyak 4%
lansia menderita DM. Aspek psikologis, persepsi lansia tentang kebutuhan dan kepuasan
terhadap fasilitas pelayanan kesehatan berbeda-beda pada lansia. Persepsi ini mendasari
apakah dengan kondisi DM lansia akan pergi ke Pelayanan kesehatan atau tidak, dan
membaiknya kondisi fisiknya setelah pergi ke pelayanan kesehatan mendasari tingkat
kepuasan terhadap pelayanan kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan persepsi lansia
tentang DM sebanyak 7% lansia mengatakan DM merupakan penyakit ringan tidak harus
segera ditangani, dan sebanyak 93% lansia mengatakan DM merupakan penyakit berat yang
harus segera ditangani. Dalam hal kondisi psikologis, sebanyak 41% kondisi psikologis lansia
negatif dan sebanyak 59% kondisi psikologis lansia positif. Dalam hal kepuasan terhadap
pelayanan kesehatan sebanyak 98% lansia puas dengan pelayanan kesehatan yang ada dan
sebanyak 2% lansia merasa kurang puas dengan pelayanan kesehatan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah model konsep
Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan
yang ditunjukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis
pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan
adalah komunitas. Empat komponen sentral dalam paradigma keperawatan menurut teori
Betty Neuman yaitu Manusia, kesehatan, keperawatan dan lingkungan.
3.2 Saran
Ahmadi, Zakieh. 2017.
Penerapan model sistem Betty Neuman dalam asuhan keperawatan pasien/ klien dengan
multiple sclerosis. Diakses pada tanggal 29 September 2017.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5565031/#!po=58.6538 Aziz Alimul
Hidayat, A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya: Salemba Medika
Luthfa, Iskim. 2015.
Penerapan teori Betty Neuman dalam pengkajian lansia dengan diabetes mellitus di desa
margalaksana kecamatan cilawu kabupaten garut . Diakses pada tanggal 25 September 2017.
https://ppnijateng.org/wp-content/uploads/2017/01/Keperawatan-Komunitas_-Vol-3-No-
1.27-32.pdf Potter, Patricia A. 2005.
Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik
. Jakarta: EGC http://www.fik.unipdu.ac.id/download/konseptual-model-konseptual-
keperawatan-komunitas-betty-neumanartikel-4-2015-03-16.doc diakses pada tanggal 25
September 2017