PENDAHULUAN
1
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori keperawatan menurut
Betty Neuman dan Sister Callista Roy?
3. Bagaimana contoh aplikasi teori keperawatan menurut Betty
Neuman dan Sister Callista Roy dalam kasus keperawatan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 2.1.
Betty Neuman lahir di Ohio tahun 1924, dia anak kedua dari 3
bersaudara dan merupakan anak perempuan satu-satunya. Ketika berumur
11 tahun bapaknya meninggal setelah 6 tahun dirawat karena CRF. Pujian
bapaknya terhadap perawat mempengaruhi pandangan Neuman tentang
perawat dan komitmennya menjadi perawat terbaik yang selalu dekat
dengan pasien. Pekerjaan ibunya sebagai bidan di desa juga sangat
mempengaruhi secara signifikan. Setelah lulus SMA Neuman tidak dapat
melanjutkan pendidikan keperawatan. Dia bekerja sebagai teknisi pada
perusahaan pesawat terbang dan sebagai juru masak di Ohio dalam rangka
menabung untuk pendidikannya dan membantu ibu serta adiknya. Adanya
program wajib militer di keperawatan mempercepat masuknya Neuman ke
sekolah keperawatan.Neuman lulus program diploma RS Rakyat (sekarang
RSUP Akron Ohio) tahun 1947. Neuman menerima gelar BS pada
keperawatan Kesehatan Masyarakat tahun 1957 dan MS Kesehatan
3
Masyarakat serta Konsultan Keperawatan Jiwa tahun 1966 dari
Universitas California LA.
4
mengalami stress (gangguan mental) perawatan harus dilaksanakan
melalui beberapa pendekatan-pendekatan perorangan secara total dengan
memperhatikan faktor-faktor antara lain :
5
1. Individu atau pasien itu sendiri
2. Lingkungan sekitarnya
3. Kesehatan
4. Pelayanan
a. Pendidikan kesehatan.
6
3. Intervensi yang bersifat kuratif
7
goals are structured in relation to the short term goals.
Segera dan tujuan jangka panjang yang terstruktur
dalam kaitannya dengan tujuan jangka pendek.
e. Evaluasi
a. Menilai respons verbal dan nonverbal komunitas
setelah dilakukan intervensi
b. Mencatat adanya kasus baru yang di rujuk ke rumah
sakit
Gambar 2.1.2
8
kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan
hubuganinterdependensi selama sehat dan sakit (mariner-Tomery,1994).
Roy mengemukakan pandangan tentang manusia sebagai penerima
asuhan keperawatan dalam kaitannya dengan teori adaptasi, bahwa
manusia mahluk bio-psikososial secara utuh (holistik). Adaptasi dijelaskan
oleh Roy melalui sistem efektor/model adaptasi yang terdiri dari empat
faktor, yaitu:
a. Fisiologis; terdiri dari: Oksigenasi,eliminasi, nutrisi, aktivitas dan
istirahat,sensori, cairan dan elektrolit, fungsi syaraf, fungsi endokrin dan
reproduksi.
b. Konsep diri; menunjukan pada nilai, kepercayaan, emosi, cita-cita serta
perhatianyangdiberikan untuk menyatakan keadaan fisik.
c. Fungsi peran; menggambarkan hubungan interaksi seseorang dengan
orang lain yang tercermin pada peran primer, skunder, dan tersier.
d. Saling ketergantungan (interdependen); mengidentifikasi nilai manusia,
cinta dan keseriusan. Proses ini terjadi dalam hubungan manusia dengan
individu dan kelompok.
Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster
Callista Roy (1969). Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan
proses adaptasi seperti diuraikan di bawah ini. Asumsi dasar model
adaptasi Roy adalah :
9
ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif
maupun negatif.
5. Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat
dihindari dari kehidupan manusia.
1. Input
10
lalu, hal ini memberi proses belajar untuk toleransi. Misalnya pengalaman
nyeri pada pinggang ada yang toleransi tetapi ada yang tidak.
2. Kontrol
a) Subsistem regulator
b) Subsistem kognator
3. Output
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapt di amati, diukur
atau secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun
11
dari luar . Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy
mengkategorikan output sistem sebagai respon yang adaptif atau respon
yang tidak mal-adaptif. Respon yang adaptif dapat meningkatkan
integritas seseorang yang secara keseluruhan dapat terlihat bila seseorang
tersebut mampu melaksanakan tujuan yang berkenaan dengan
kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi dan keunggulan.
Sedangkan respon yang mal adaptif perilaku yang tidak mendukung tujuan
ini.
12
o Kontekstual stimulus, merupakan stimulus lain yang dialami seseorang,
dan baik stimulus internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi,
kemudian dapat dilakukan observasi, diukur secara subjektif.
13
beradaptasi terhadap kebutuhan lingkungan internal dan eksternal. Seluruh
individu harus beradaptasi terhadap kebutuhan berikut :
14
hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan
perubahan lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan
dalam istilah karakteristik sistem, jadi manusia dilihat sebagai satu-
kesatuan yang saling berhubungan antara unit fungsional secara
keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Input
pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima
masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu
sendiri. Input atau stimulus termasuk variabel standar yang berlawanan
yang umpan baliknya dapat dibandingkan. Variabel standar ini adalah
stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari
rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-usaha yang
biasa dilakukan. Proses kontrol manusia sebagai suatu sistem adaptasi
adalah mekanisme koping. Dua mekanisme koping yang telah
diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator.
2. Keperawatan
15
karakteristik/riwayat dari seseorang yang ada dan timbul releva dengan
situasi yang dihadapi tetapi sulit diukur secara objektif.
3. Konsep sehat
4. Konsep lingkungan
16
menurut Roy meliputi pengkajian tahap pertama dan kedua, diagnosa,
tujuan, intervensi, dan evaluasi, langkah-langkah tersebut sama dengan
proses keperawatan secara umum.
a) Pengkajian
17
disebabkan oleh kekurangan oksigen pada otot jantung berhubungan
dengan cuaca lingkungan yang panas”.
c) Intervensi keperawatan
d) Implementasi
e) Evaluasi
18
keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang
ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu.
Kelebihan dari teori Neuman ini sendiri adalah model teori yang
fleksibel dan mudah dipahami. Fleksibel digunakan pada area
keperawatan, pendidikan dan pelatihan keperawatan.
19
menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping dan effektor
sebagai upaya individu untuk mengatasi stress.
20
membantu pasangan tersebut mencapai rekonstitusi, dukungan intrapersonal dan
ekstrapersonal merupakan 3 hal penting yang perlu dikaji. Siapakah anggota
keluarga yang dapat memberikan dukungan positif?. Apakah sistem pendukung
secara kultural dapat diterima oleh pasangan tersebut?. Setiap orangtua akan
memberikan reaksi yang berbeda, tergantung pada struktur dasar yang
dimilikinya. Sebuah penelitian telah membuktikan adanya perbedaan respon
berdasarkan jender terhadap perasaan kehilangan pada masa perinatal, maka
respon terhadap pengalaman duka cita bagi masing-masing orang tidak akan sama
termasuk rentang waktu pemulihannya pun berbeda. Perbedaan dalam proses duka
cita tentu akan memberikan stres tambahan diantara para orangtua. Selanjutnya,
faktor-taktor ekstrapersonal berpotensi memberikan dampak bagi mereka. Setelah
dilakukan pengkajian secara menyeluruh, selanjutnya tahapan perencanaan,
intervensi, dan evaluasi akan menggunakan proses yang sama. Perangkat
penilaian akan mengukur hal-hal yang akan berdampak secara khusus pada aspek-
aspek fisiologis, psikologis rohani, sosial budaya, dan perkembangan. Misalnya
aspek sosial budaya akan mempengaruhi jenis intervensi yang bisa diterima oleh
keluarga. Kehilangan pada masa perinatal merupakan suatu pengalaman yang
sangat pribadi bagi banyak orang. Pemahaman mengenai arti dari pengalaman
pribadi akan sangat membantu petugas kesehatan untuk menentukan intervensi
yang spesifik dan terbaik. Intervensi terhadap gangguan fisiologis yang dapat
menghalangi proses rekonstitusi bisa juga diberikan tergantug kondisi klien,
misalnya perubahan pola tidur, nutrisi, dan sebagainya. Selanjutnya, perawat perlu
mempertimbangkan aspek perkembangan seseorang dari perasaan berduka.
Intervensi yang sesuai untuk ibu muda primigravida tentunya akan sangat berbeda
dengan ibu yang telah memiliki anak sebelumnya.
21
merasa pusing, stress karena ditinggalkan oleh suaminya, klien mengurung diri
dalam kamar dalam waktu yang lama dan sering duduk sendirian. Keluarga
merasa tidak mampu untuk merawatnya dan akhirnya dibawa ke RSJ dengan
alasan mau diajak jalan-jalan. Dari hasil observasi didapat data tentang klien yaitu
rambut kurang rapi, baju diganti 1x sehari, klien mengatakan sering mendengar
suara ejekan jika mendengar suara ejekan-ejekan itu, klien merasa tidak tenang
dan resah dan klien tidak tenang dan kadang gelisah.
Inisaial : Ny Z
Agama : Islam
Umur : 21 tahun
Status : Menikah
Jenis Kelamin : Perempuan
Ruang : Teta
Tanggal Masuk RS : 13 Maret 2007 Dx
Medis : Kehilangan
Alamat : Jl. Hos Cokroaminoto No. 31 Simpang Kawat
22
C. Pengkajian Faktor-Faktor yang Berpengaruh(Assessment Of Influencing
Factors)
1 . Stimulus Fokal
2. Stimulus Kontekstual
3. Stimulus Residualklien
23
F. Intervensi (Intervention)
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal, maupun non verbal, perkenalkan diri
dengan sopan, tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai.
2. Bersama klien mendiskusikan hubungan klien dengan orang atau objek yang
pergi atau hilang - Menggali pola hubungan klien dengan orang yang berarti.
5. Menguatkan dukungan keluarga atau orang yang berarti, mendorong klien agar
mau menggali perasaannya bersama anggota keluarga klien
G. Evaluasi (Evaluation)
1. Perawatan diri dan personal hygine klien sudah teratasi
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
Ann Marriner Tomey & Martha Raile Alligood, nursing theorist and their
work. 1998: Mosby
http://dokumen.tips/documents/aplikasi-teori-dan-neuman.html
26