PENDAHULUAN
1
beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat
profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang
didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Konsep Sehat Penolakan yang ditentukan oleh faktor psikologi yang
memegang peran dari semua profesi kesehatan, keseimbangan status pergerakan
yang mendorong terjadinya perubahan proses kesehatan yang menyeluruh.
a. Pengkajian
b. Diagnosa
Dalam tahap ini, masalah klien baik yang aktual maupun potensial ditulis
sebagai suatu diagnosa keperawatan yang disesuaikan dengan model keperawatan
yang digunakan.
c. Perencanaan
d. Implementasi
4
keperawatan yang direncanakan, tetapi tidak menunjukkan pada perawat
bagaimana menerapkan rencana itu.
e. Evaluasi
a. Ketergantungan
5
Subsistem detik diidentifikasi oleh Johnson adalah subsistem
ketergantungan. Johnson mencirikan subsistem ketergantungan dari lampiran atau
subsistem affiliative. Perilaku ketergantungan adalah “membantu” perilaku itu
memelihara perilaku dari individu lain pada lingkungan. Hasil dari perilaku
ketergantungan adalah “persetujuan, perhatian atau bantuan pengenalan
dan fisik”. Sulit untuk memisahkan subsistem ketergantungan dari affiliative atau
subsistem lampiran karena tanpa seseorang diinvestasikan di atau terlampir ke
perorangan untuk menjawab ke individu itu merupakan perilaku ketergantungan.
Subsistem ketergantungan harus menghidupkan lingkungan yang
berfungsi/berguna.
b. Ingestif
6
c. Eliminasi
d. Seksual
e. Agresif
7
Agresif, subsistem berhubungan ke perilaku mengaitkan dengan
perlindungan dan penyelamatan. Johnson melihat subsistem agresif seperti
sesuatu bahwa menghasilkan tanggapan bertahan dari perorangan ketika hidup
atau wilayah diancam. Subsistem agresif tidak meliputi perilaku itu dengan satu
penggunaan primer untuk melukai individu lain.
f. Gabungan/tambahan
g. Achievement
8
6. Pola intervensi memberi kemudahan, mencegah, mempertahankan, klien
dalam menghadapi stres fungsi dan fisik.
7. Konsekuensi tindakan perawatan.
9
2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Teori Dorothy Jhonson
a. Kelebihan
Dia memberikan kerangka acuan bagi perawat yang bersangkutan dengan perilaku
klien tertentu. Model perilaku Johnson dapat digeneralisasikan di seluruh jangka
hidup dan lintas budaya.
b. Kelemahan
10
berdampak pada identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi baru lahir yang
berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu dapat diamati dari pola
perilaku bayi.
11
seorang ibu yaitu temperamen bayi, kemampuan memberikan isyarat, penampilan,
karakteristik umum, iresponsiveness (ketanggapan), dan status kesehatan.
12
pendidikan dan pelayanan keperawatan pada klien yang tidak mampu merawat
dirinya sendiri (Mercer, (2004).
b. Person
Mercer tidak mendefinisikan secara spesifik mengenai konsep manusia
namun mengarah pada diri dan inti diri. Mercer memandang diri sebagai bagian
dari peran yang dimainkan. Wanita sebagai individu dapat berperan menjadi orang
tua jika telah melalui mother-infant dyad. Inti dari manusia tersusun dari konteks
budaya dan dapat mendefinisikan dan membentuk situasi. Konsep kepercayaan
diri dan harga diri sebagai manusia terpisah dari interaksi dengan bayinya dan
ayah dari bayinya atau orangg lain yang berarti yang saling mempengaruhi.
c. Kesehatan
Mercer mendefinisikan status kesehatan dari orang tua sebagai persepsi
kesehatan yang mereka lalu, kesehatan saat ini, harapan tentang kesehatan, resiko
terhadap penyakit, kekhawatirkan dan perhatian tentang kesehatan, orientasi pada
penyakit dan penyembuhannya, status kesehatan bayi baru lahir dengan tingkat
kehadiran penyakit dan status kesehatan bayi oleh orang tua pada kesehatan secara
menyeluruh. Kesehatan dipandang sebagai keinginan yang ditunjukkan untuk
bayi. Mercer mengemukakan bahwa stress suatu proses yang memerlukan
perhatian penting selama perawat persalinan dan proses kelahiran.
d. Lingkungan
Definisi lingkungan yang dikemukakan oleh Mercer diadaptasi dari
definisi Bronfenbrenner’s tentang ekologi lingkungan dan berdasarkan teori
awalnya. Mercer menjelaskan tentang perkembangan tidak dapat menjadi bagian
dari lingkungan, terdapat akomodasi mutual antara perkembangan individu dan
perubahan sifat dengan segera. Stress dan dukungan sosial dalam lingkungan
dipengaruhi untuk mencapai peran maternal dan paternal serta perkembangan
anak.
13
2.2.3 Maternal Role Attainment: Mercer’s Original Model
14
Maternal Role Attainment adalah proses yang mengikuti 4 (empat) tahap
penguasaan peran, yang mana tahapan-tahapan tersebut telah diadaptasi dari
penelitian Thorthon dan Nardi yaitu:
a. Antisipatori: tahapan antisipatori dimulai selama kehamilan mencakup data
sosial, psikologi, penyesuaian selama hamil, harapan ibu terhadap peran,
belajar untuk berperan, hubungan dengan janin dalam uterus dan mulai
memainkan peran.
b. Formal: tahapan ini dimuai dari kelahiran bayi yang mencakup proses
pembelajaran dan pengambilan peran menjadi ibu. Peran perilaku menjadi
petunjuk formal, harapan konsesual yang lain dalam sistem sosial ibu.
c. Informal: tahap dimulainya perkembangan ibu dengan jalan atau cara khusus
yang berhubungan dengan peran yang tidak terbawa dari sistem sosial. Wanita
15
membuat peran barunya dalam keberadaan kehidupannya yang berdasarkan
pengalaman masa lalu dan tujuan ke depan.
d. Personal atau identitas peran yang terjadi adalah internalisasi wanita terhadap
perannya. Perngalaman wanita yang dirasakan harmonis, percaya diri,
kemampuan dalam menampilkan perannya dan peran ibu tercapai.
Tahapan pencapaian peran ibu ini berkaitan dan sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangan bayi baru lahir. Respon perkembangan bayi
sebagai respon terhadap perkembagan peran ibu adalah:
a. Kontak mata dengan ibu saat ibu bicara, refleks menggenggam.
b. Refleks tersenyum dan tenang dalam perawatan ibu.
c. Perilaku interaksi yang konsisten dengan ibu
d. Menimbulkan respon dari ibu; meningkatkan aktifitas.
Identitas peran ibu dapat tercapai dalam satu bulan atau beberapa bulan.
Tahapan ini dipengaruhi oleh support sosial, stress, fungsi family, dan hubungan
antara ibu dan ayah. Keperibadian dan perilaku dari keduanya baik ibu dan bayi
dapat mempengaruhi identitas peran ibu dan hasil akhir (outcome) bayi.
Berdasarkan model Mercer, kepribadian dan perilaku termasuk empati, senstivitas
terhadap syarat bayi, harga diri, konsep diri, dan orangtua menerima sebagai
anaknya, maturitas dan fleksibilitas, sikap, pengalaman selama hamil dan
melahirkan, kesehatan, depresi, dan konflik peran. Kepribadian bayi akan
berdampak pada identitas peran ibu termasuk tempermen, kemampuan
memberikan isyarat, penampilan, karakteristik umum, responsiveness
(ketanggapan), dan kesehatan.
Menurut Mercer (1995) Identitas peran seseorang dapat dicapai ketika ibu
telah terintegrasi peran kedalam harga dirinya, Ia nyaman dengan identitasnya
sebagai seorang ibu, secara emosional dapat merasakan harmoni, kepuasan dan
kemampuan dalam berperan. Penggunan teori Burke dan Tully (1977), Mercer
mentapkan bahwa identitas peran mempunyai komponen internal dan eksternal,
identitas adalah pandangan diri yang terinternalisasikan, dan peran adalah
komponen eksternal, komponen perilaku.
16
2.2.4 Becoming A Mother: A Revised Model
Mercer mengubah Theory of Maternal Role Attainment menjadi teori
Becoming A Mother karena menurutnya kata becoming a mother lebih tepat
mencerminkan proses berdasarkan pada penelitiannya. Sedangkan teori
pencapaian peran ibu lebih bersifat menganjurkan namun tidak dapat mengatasi
kelanjutan perluasan diri sebagai seorang ibu. Mercer (2004) mengakui bahwa
tantangan baru dalam sifat keibuan menerlukan membuat hubungan baru untuk
mengembalikan kepercayaan didalam dirinya sendiri dan oleh karena itu
diusulkan mengganti maternal role attainment menjadi becoming a mother.
Mercer telah meneruskan utnuk menggunakan konsep Bronfenbrenner
yang mana merupakan sarang interaksai lingkungan ekologi. Hal ini untuk
mencerminkan lingkungan tempat tinggal yang terdiri dari keluarga dan teman,
komunitas dan sosial dalam jumlah besar. Model baru menempatkan interaksi
antara ibu, infant, dan ayah pada pusat interaksi, lingkunga tempat tinggal.
Variable di dalam lingkungan teman keluarga dan teman meliuti support sosial,
nilai keluarga, petunjuk budaya bagi orang tua, fungsi keluarga dan stressor.
Lingkunga komunitas meliputi perawatan sehari-hari, sekolah, tempat kerja,
rumah sakit, fasilitas rekreasi, dan pusat kebudayaan. Di dalam sosial, pengaruh
dapat berasal dari aturan hukum yang berdampak pada wanita dan anak,
perpindahan kebudayaan, dan program kelayanan kesehatan nasional.
17
2.2.5 Implikasi Teori
Mercer menggunakan baik deduktif logis dan induktif logis dalam
mengembangkan kerangka teoritikal untuk mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian peranan ibu dalam tahun pertama menjadi seorang ibu.
Logis deduktif adalah didemonstrasikan dalam penggunaannya pada penelitian
dari para peneliti yang lain dan disiplin ilmu lain. Baik peranan dan teori
perkembangan dan penelitian R. Rubin on Maternal Role Attainment memberikan
sebuah dasar untuk kerangka penelitian ini.
Mercer juga menggunakan logis indikatif dalam perkembangan pada
pencapaian peranan ibu. Melalui praktek dan penelitian, ia mengamati adaptasi
pada ibu dari sebuah variasi keadaan tertentu. Ia mencatat bahwa perbedaan yang
18
ada dalam adaptasi pada ibu ketika ibu sakit komplikasi setelah melahirkan, ketika
anak terlahir cacat, dan ketika seorang remaja menjadi seorang ibu. Observasi ini
mengarahkan pada penelitian mengenal semua situasi dan selanjutnya
perkembangan pada kerangka teoritikalnya. Konsep teori Mercer ini dapat
diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir, terutama pada kondisi psikososial
dan emosional bayi baru lahir masih sering terabaikan. Model konseptual Mercer
memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon
perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi dengan perkembangan identitas
peran ibu dapat diamati dari pola perilaku bayi. Beda dengan Rubin yang
melakukan penulisan pencapaian peranan dari poin pada penerimaan pada
kehamilan pada postpartum bulan 1 (pertama); Mercer melihat diluar itu yang
mana periode ke 12 post partum. Mercer menghadirkan sebuah model empat
tahapan yang terjadi dalam proses pencapaian peranan ibu selama tahun pertama
menjadi seorang ibu. Empat tahapan adalah diberikan label sebagai berikut:
1. Tahap penyembuhan fisik, terjadi dari kelahiran pada bulan pertama.
2. Tahap pencapaian dari bulan ke 2 sampai 4 atau 5.
3. Tahap gangguan terjadi dari bulan ke 6 samapai 8.
4. Tahap pengenalan dari setelah delapan bulan dan sampai satu tahun
kedepannya.
19
B. Kekurangan Teori
Teori Mercer sangat aplikatif jika ditujukan untuk mengkaji kondisi yang
berkaitan dengan pencapaian peran namun teori ini belum aplikatif dalam
menggali data yang berhubungan dengan kebutuhan dasar terutama pemenuhan
kebutuhan fisik. Oleh karena itu penerapan konsep Mercer perlu dimodifikasi
dengan teori lain untuk melengkapi kekurangannya.
Ny. Z, usia 25 tahun, post op sectio secaria hari ke-3, anak pertama. Bayi
di rawat satu ruangan dengan ibu, tapi ibu belum mau menyusui karena masih
merasakan nyeri bekas operasi. Payudara ibu mulai mengeras, dan puting susu
datar.
1. Pengkajian Ibu
a. Identitas Ibu
Nama Ibu: Ny. Z
Usia: 25 tahun
Pekerjaan: Ibu rumah tangga
Agama: Islam
Pendidikan: SLTA
Alamat: Jl. Tuasan
20
b. Antisipatori
3) Interaksi selama hamil: ibu mengatakan bahwa suami dan keluarganya sangat
menjaga dan memperhatikan sehingga ibu merasa kedekatan dirinya dengan
keluarga semakin erat.
4) Harapan selama kehamilan: Ibu mengatakan bahwa dirinya ingin kehamilannya
tidak bermasalah, bayinya sehat dan nomal, tidak mempermasalahkan jenis
kelamin bayinya nanti, dan bisa menyusui bayinya.
5) Peran yang dilakukan ibu selama hamil berhubungan dengan bayinya: ibu
mengatakan bahwa selama hamil klien selalu bersikap hati-hati, berusaha
mengkonsumsi makanan yang bergizi dan senang mempersiapkan perlengkapan
yang dibutuhkan bayinya nanti.
c. Formal
21
kemungkinan SC. Riwayat kelahiran saat ini: pada tanggal 21 Nopember 2011,
pukul 12.00 WIB. Bayi lahir sehat dengan BB 2500 gr dan PB 49 cm. Nilai
APGAR pada menit ke-1: 7 dan pada menit ke-5: 9. lingkar kepala 34 cm, lingkar
dada 32 cm. Denyut jantung bayi 120 x/mnt, frekuensi respirasi 42 x/mnt, Suhu
axilla 37,40C. Placenta lahir lengkap pada pukul 12.15 WIB. Tidak tampak
adanya kecacatan pada tubuh bayi.
2) Fase penerimaan bayi: ibu kelihatan senang dengan kelahiran bayinya, namun
karena kelelahan ibu belum mau terlalu lama bersama bayinya.
4) Breast feeding/ kolostrum: Bayi sudah mau menghisap puting ibu. Ibu
mengatakan bahwa ingin menyusui bayinya namun ibu mengeluh masih lelah dan
ASI belum ada dan khawatir produksi ASI seperti pada pengalaman keluarganya
dulu sehingga perlu dibantu dengan susu formula.
7) Adaptasi psikologis ibu: adaptasi psikologis ibu dalam fase taking in, yang
terjadi karena ibu baru saja mengalami ketidaknyamanan fisik akibat persalinan
dan nyeri luka operasi. Ibu masih fokus pada diri dan kenyamanannya sendiri, ibu
belum terlalu mempunyai keinginan untuk merawat bayinya
d. Informal
1) Orang yang terlibat dalam perawatan bayi: ibu mengatakan bahwa dia akan
merawat bayinya sendiri dibantu oleh suami dan orang tuanya.
2) Peran dalam perawatan bayi: ibu mengatakan akan berusaha menjaga dan
merawat bayinya sebaik-baiknya dan untuk sementara akan berhenti bekerja.
3) Pengalaman dalam perawatan bayi: ibu mengatakan sudah mempunyai cukup
22
gambaran dalam hal perawatan bayi mengingat ibu sudah memiliki pengalaman
dalam merawat anak pertamanya.
4) Harapan untuk perawatan bayi yang akan datang: ibu mengatakan berencana
untuk memiliki anak lagi, ibu mengatakan akan lebih mampu merawat bayinya
sejak kehamilan dengan pengalamannya merawat anak-anaknya terdahulu.
e. Personal
23
c. Penampilan umum: Berat badan 2500 gr, panjang badan 49 cm, lingkar kepala
34 cm, lingkar dada 32 cm. Denyut jantung bayi 120 x/mnt, frekuensi respirasi 42
x/mnt, Suhu axilla 37,40C.
d. Karakteristik umum:
c) Integumen: warna umumnya merah muda, tampak sedikit ikterik, tidak tampak
adanya hiperpigmentasi, tidak ada edema, vernik kaseosa sedikit seperti keju dan
tidak berbau, lanugo menipis, deskuamasi terdapat pada buku jari-jari.
d) Kepala: bentuk kepala simetris atau tidak ada kelainan bentuk fontanel anterior
teraba datar, bentuk seperti berlian, fontanel posterior berbentuk segitiga dan lebih
kecil dari anterior, sutura teraba dan tidak menyatu.
e) Mata: kelopak mata terbuka, kedua mata dan jarak masing-masing 1/3 jarak
dari bagian luar kantus ke bagian kantus yang lain, bentuk simetris, terdapat
refleks mengedip ada, kelopak mata terdapat edema ringan, tidak ada rabas, bola
mata dapat bergerak bebas, ukuran pupil sama dan bereaksi terhadap cahaya.
f) Hidung: bentuk simetris berada di garis tengah, tampak tidak ada tulang hidung,
terdapat sedikit mukus tetapi tidak ada lendir yang keluar.
g) Telinga: letak telinga sesuai dengan garis sepanjang kantus luar dan kantus
dalam mata, pinna fleksibel, berespon terhadap suara dengan memberikan
rangsang suara yang keras bayi tampak terkejut (refleks startle), lubang telinga
terbuka, tidak terdapat sekret.
h) Mulut: bentuk bibir simetris, warna merah mudak, palatum lunak dan keras
utuh, terdapat refleks rooting, sucking dan ekstruksi, gusi berwarna merah muda,
lidah tidak menonjol.
i) Wajah: Bentuk simetris
24
j) Leher: Pergerakan bebas, tidak terjadi webneck.
k) Dada: bentuk bulat, puting susu menonjol, letak simetris, bunyi jantung tidak
terdapat murmur dan kecepatan jantung reguler, bunyi nafas bronkial jelas,
rektraksi dada tampak teratur.
l) Abdomen: bentuk bulat, terdapat tali pusat tampak satu vena dua arteri, warna
putih kebiruan, sedikit tampak perdarahan dari ujung puntung tali pusat, terdengar
bising usus, mekonium keluar sudah keluar. Tampak pernafasan perut reguker.
m) Genetalia: klitoris edema, labia mayora metutupi labia minora, terdapat rabas
mukoid, meatus urinarius terdapat di bawah klitoris. Tampak keluar urine
berwarna jernih.
n) Ektremitas
• Lengan: Sikap fleksi, ukuran lengan simetris, pergerakan bebas, jumlah jari
utuh, saat diberi rangsangan bayi dapat menggenggam (refleks menggenggam).
Bayi diletakkan pada daerah datar kemudian diberi rangsangan dengan hentakan
di sekitar bayi. Bayi menunjukkan respon mengembangkan jari-jarinya dengan
sedikit tremor dan gerakan tangan memeluk kemudian kembali ke posisi fleksi.
Tungkai dan kaki: panjang simetris, sikap fleksi, gerakan bebas, terdapat refleks
babinski,refleks menggenggam (refleks plantar) , saat kaki bayi disentuhkan pada
daerah datar kaki bayi tampak seperti akan melangkah (refleks melangkah), dan
saat ditengkurapkan bayi tampak bergrak maju.
o) Punggung utuh
25
• Garis telapak tangan beberapa garis di 2/3 anterior (nilai 3)
• Payudara tampak areola muncul lebih jelas dengan tonjolan 3-4 mm (nilai 3)
• Telinga tampak bentuk lebih baik, mudah membalik (nilai 2)
• Genetalia perempuan tampak labia mayora sudah menutupi labia minora (nilai
4)Kematangan Neuromuskuler
• Sikap: kedua bahu dan kedua kaki bengkok dan menutup ke arah badan (nilai 4)
• Tumit ke telinga: lutut bengkok,tumit sampai 45’ dari bidang datar (nilai 4)
Jumlah Skor = 41, usia gestasi bayi adalah 40 minggu
e. Responsiverness
b) Kontak mata: belum tampak jelas adanya kontak mata antara ibu dengan
bayinya.
c) Refleks genggam sudah tampak saat bayi diberi rangsangan sentuhan pada
telapak tangan dan di bawah jari kaki.
26
2. Diagnosa Keperawatan
Inefektif menyusui b/d ASI yang tidak adekuat, belum adanya pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya d/d:
Data:
Ibu belum mau menyusui karena masih merasakan nyeri bekas operasi
Selama pengamatan ibu masih tampak belum merawat bayinya karena masih
dalam keadaan lelah
3. Intervensi Keperawatan
2) Tentukan sistem pendukung yang tersedia pada klien dan sikap pasangan atau
keluarga. Dukungan yang cukup meningkatkan kesempatan untuk pengalaman
menyusui yang berhasil
27
4) Demonstrasikan dan tinjau ulang teknik-teknik menyusui. Posisi yang tepat
mencgah luka putting
6) Kaji putting klien. Identifikasi dan intervensi dini dapat mencegah terjadinya
luka
4. Implementasi Keperawatan
23 November 2011
28
09.35 selama 20-30 menit setelah menyusui.
5. Evaluasi
Tanggal/Waktu Evaluasi
23 November
2011
S: Ibu mengatakan ingin terus belajar menyusui bayinya,
14.00 hanya masih merasakan nyeri dan khawatir bila ASI
tidak mencukupi kebutuhan bayi
P: Intervensi lanjutkan
29
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
30
DAFTAR PUSTAKA
Marinner-Tomey Alligood. (2006). Nursing Theory And Their Works. St. Louis:
Mosby Elsevier Inc.
Depkes RI. 1990. Perawatan Kebidanan Yang Berorientasi Pada Keluarga, Jakarta
Estiwidani Dwiana, dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta. Fitramaya.
Harnawatiaj.2008.Masa Nifas.wordpress.com. 21 Oktober 2010
https://tarzz.wordpress.com/2012/05/23/teori-dorothy -johnson/
31