UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa Teori Model Konseptual Dorothy E. Johnson Dan Middle Range
Theory Kolcaba Berfokus Pada Asumsi Theorist Terhadap Konsep-Konsep
Sentral Disiplin Ilmu Keperawatan Dan Statement
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sains Keperawatan
Universitas Indonesia
Oleh :
KELOMPOK VII
ENGGAR PURNANINGSIH
1406522891
KASRON
1406597116
RANTI
1406523263
RIA DESNITA
1406597280
RICA FITRIA
1406523332
SAHRAN
1406523401
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................
1.2 Tujuan...............................................................................................
BAB II . LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dorothy E. Johnson : Model Sistem Perilaku..........................
2.2 Teori Kathrine Kalcaba : Teori Kenyamanan....................................
.................................................................................................................
BAB III. PEMBAHASAN................................................................................
3.1 Analisa Teori Dorothy E. Johnson : Model Sistem Perilaku..............
3.2 Analisa Teori Kathrine Kalcaba : Teori Kenyamanan........................
BAB IV. PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Peningkatan mutu pelayanan
Universitas Indonesia
1.2 Tujuan
1.2.1 Menganalisis teori model konseptual keperawatan Dorothy E. Johnson
berfokus pada asumsi theorist terhadap konsep-konsep sentral disiplin
ilmu keperawatan dan statement (hubungan antara konsep sesuai masa
dan orientasi theorist)
1.2.2 Menganalisis middle range theory Kolcaba berfokus pada asumsi
theorist terhadap konsep-konsep sentral disiplin ilmu keperawatan dan
statement (hubungan antara konsep sesuai masa dan orientasi theorist)
Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Teori Dorothy E. Johnson : Model Sistem Perilaku
2.1.1 Sejarah dan Latar Belakang Teori
Dorothy E. Johnson dilahirkan pada tanggal 21 agustus 1919 di
Savannah, Georgia. Pada tahun 1938 Johnson memperoleh gelar A.A. dari
Armstrong junior College di Savannah, Georgia. Pada tahun 1949-1978
Johnson menjadi instruktur dan asisten profesor dalam perawat kesehatan
anak-anak (pediatric nursing) di Vanderbilt University School of Nursing.
Tahun 1955-1956 Johnson menjadi penasehat pediatric nursing yang
ditugaskan di Sekolah Kesehatan Kristen bidang Keperawatan di Vellore,
India Selatan. Penghargaan yang paling dibanggakan adalah Faculty Award
pada tahun 1975, Lulu Hassenplug Distinguished Achievement Award dari
Asisi Perawat California pada tahun 1977 dan Vanderbilt University School
of Nursing Award for Excellence in Nursing pada tahun 1981 (Alligood,
2014).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
lain dalam suatu kehidupan sosial. Perhatian khusus pada konsep ini adalah
pada masalah masalah actual dan potensial baik dari struktur maupun fungsi
pada sistem perilaku (Fawcett, 2006). Berikut ini akan dijelaskan mengenai
konsep utama dari teori sistem perilaku yang dikembangkan oleh Johnson.
1) Perilaku (Behavior)
Johnson menerima definisi perilaku seperti dinyatakan oleh para ahli
perilaku
dan
biologi.
Output
dari
struktur
dan
proses-proses
ketergantungan
antar
bagian-bagiannya.
Johnson
menerima
Universitas Indonesia
10
Universitas Indonesia
11
Universitas Indonesia
12
Untuk subsistem pada pengembangkan dan pemelihara stabilitas, masingmasing harus memiliki persediaan kebutuhan fungsi yang
konstan.
Universitas Indonesia
13
pada motivasi untuk melakukan suatu tindakan atau merupakan stimulasi untuk
bertindak. Tujuan individu pada tiap sub sistemnya dapat berbeda tergantung
pada nilai dan kekuatan individu tersebut. Komponen stuktur ini tidak dapat
diobservasi langsung, namun dapat diamati dari tindakan atau perilaku individu
(Alligood & Tomey, 2010 ; Fawcett, 2006).
Elemen struktur yang kedua adalah pengaturan yaitu kecenderungan
untuk bertindak dalam tindakan tertentu pada situasi situasi tertentu. Pengaturan
ini hanya berkembang sekali dalam masa hidup seorang manusia, dan relative
stabil di sepanjang rentang kehidupan. Formasi pengaturan ini dipengaruhi oleh
norma sosial, kultur, keluarga, nilai nilai, dan persepsi (Alligood & Tomey,
2010 ; Fawcett, 2006).
Elemen struktur ketiga adalah pilihan yang merupakan perilaku
alternative yang dapat dipilih oleh individu pada situasi situasi tertentu.
Menurut Johnson, individu jarang menggunakan seluruh alternative tindakan
tersebut, individu cenderung untuk menggunakan satu pilihan tindakan yang lebih
disukai. Apabila tindakan tersebut tidak berhasil menyelesaikan masalah, barulah
individu mempertimbangkan alternative lain (Alligood & Tomey, 2010 ; Fawcett,
2006).
Elemen struktur yang keempat adalah tindakan yaitu perilaku yang
dapat diamati dari seseorang atau perilaku yang terorganisasi dan terpola dari
seseorang pada situasi tertentu. Perilaku tersebut berkembang dan dimodifikasi
seiring dengan pendewasaan, pengalaman dan pembelajaran (Alligood & Tomey,
2010 ; Fawcett, 2006). Selain elemen struktur, dalam subsistem tersebut juga
terkandung kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi yaitu proteksi atau
perlindungan, perawatan dan stimulasi. Proteksi dibutuhkan untuk melindungi
pengaruh dari lingkungan sekitar. Perawatan didapatkan dari suplai adekuat dari
lingkungan sekitarnya dan stimulasi dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
mencegah stagnansi (Alligood & Tomey, 2010 ; Fawcett, 2006).
Berdasarkan sub system tersebut diatas, maka akan terbentuk sebuah
sistem perilaku individu. Johnson memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam
mengatasi permasalahan tersebut harus dapat berfungsi sebagai pengatur agar
dapat menyeimbangkan sistem perilaku tersebut. Klien dalam hal ini adalaha
Universitas Indonesia
14
Universitas Indonesia
15
2.1.5.2 Manusia
Johnson memandang manusia sebagai system perilaku dengan pola, pengulangan
dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang menghubungkan manusia dengan
lingkungannya. Pola-pola respon spesifik manusia membentuk keseluruhan yang
terorganisasi dan terintegrasi. Manusia merupakan system dari bagian-bagian
interpedent yang membutuhkan beberapa aturan dan pengaturan untuk menjaga
keseimbangan.
Johnson lebih jauh menganggap bahwa behavioral system adalah penting untuk
manusia dan apabila ada tekanan yang kuat atau ketahanan yang rendah
mengganggu keseimbangan sistem perilaku, integritas manusia terancam. Usahausaha manusia untuk membangun kembali keseimbangan membutuhkan
pengeluaran energi yang luar biasa, yang menyisakan sedikit energi untuk
membantu proses-proses biologis dan penyembuhan (Alligood, 2014).
2.1.5.3 Kesehatan
Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit dipahami
(elusive) dan dinamis, yang dipengaruhi oleh factor-faktor biologis, psikologis
dan
social.
Kesehatan
direfleksikan
oleh
organisasi,
interaksi,
saling
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
17
Setiap subsistem dapat digambarkan dan dianalisa dalam hal persyaratanpesyaratan struktur dan fungsi. 4 elemn struktural yang telah diidentifikasi yaitu
kendali (drive) atau tujuan (goal), kecendrungan bertindak (predisposition),
pilihan (choice), atau alternatif untuk bertindak, perilaku (Alligood, 2014)
Setiap subsistem memiliki
persyaratan
fungsi
yang
sama yaitu
perlindungan, pengasuhan dan stimulasi. Sistem dan sub sistem cendrung bersifat
self maintaining dan self perpetuating selama kondisi eksternal dan internal
sesuai dan dapat diprediksi. Jika kondisi-kondisi dan sumbe daya penting
terhadap kebutuhan fungsi tidak cocok atau hubungan antara subsistem tidak
harmonis maka akan menghasilkan perilaku disfungsional (Alligood, 2014)
Respon-respon oleh subsistem dibangun melalui motivasi, pengalaman dan
pembelajaran serta dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, psikologis dan sosial/
sistem perilaku berusaha untuk mencapai keseimbangan dengan cara beradaptasi
terhadap stimulan lingkungan dan lingkungan. Perilaku yang dihasilkan
Universitas Indonesia
18
merefleksi pengaturan sistem yang berguna terhadap stresor bahkan saat perilaku
tidak berfungsi. Karena informasi yang tersedia sedikit tentang peran pasien sulit
untuk menilai apakah hubungan antara sistem perilaku dan perawatan bersifat
interaktif atau reaktif (Alligood, 2014)
Kondisi ketidakstabilan dalam sistem perilaku menghasilkan kebutuhan
terhadap intervensi keperawatan. Identifikasi sumber masalah dalam sistem
mengarahkan
tindakan
keperawatan
yang
cocok
yang
menghasilkan
Universitas Indonesia
19
Universitas Indonesia
20
sebagai Kepala ruangan di Unit Dimensia. Dalam konteks praktek inilah dia mulai
memikirkan teori tentang kenyamanan pasien.
Kolcaba bergabung dengan University of akron College of Nursing setelah lulus
dengan gelar master dalam keperawatan. Dia memperoleh dan mempertahankan
Universitas Indonesia
21
Universitas Indonesia
22
menciptakan
struktur
taksonomi
(matrix)
yang
mempertimbangkan
kompleksitas kenyamanan sebagai hasil. Berikut adalah struktur taxonomi dari teori
kenyamanan (Kolcaba, 2007 dalam Alligood, 2014) :
Universitas Indonesia
23
Keterangan Bagan:
Jenis Kenyamanan:
1.
2.
3.
2.
Psikospiritual : berkaitan dengan kesadaran internal diri, termasuk harga diri, konsep,
seksualitas, dan makna dalam kehidupan seseorang; hubungan seseorang dengan tatanan
yang lebih tinggi
3.
4.
Universitas Indonesia
24
Universitas Indonesia
25
f. Integritas kelembagaan
Perusahaan, Masyarakat, sekolah, rumah sakit, regional, negara, dan kota yang
memiliki kualitas yang lengkap, utuh, suara, jujur, menarik, etika, dan tulus
memiliki integritas kelembagaan. Ketika institusi menampilkan jenis integritas,
menghasilkan bukti praktik terbaik dan kebijakan terbaik (Kolcaba, 2001).
g. Praktik Terbaik
Penggunaan intervensi kesehatan berdasarkan bukti-bukti untuk menghasilkan
kemungkinan hasil yang terbaik pada pasien dan keluarga (kelembagaan) dikenal
sebagai praktik terbaik
h. Kebijakan Terbaik
Institusi atau kebijakan daerah mulai dari protokol untuk prosedur dan kondisi
medis untuk mengakses dan pemberian perawatan kesehatan yang dikenal sebagai
kebijakan terbaik.
2.1.3 Kerangka Konseptual Teori
Berdasarkan konsep utama , dapat dikembangkan kerangka konseptual dari teori
kenyamanan sebagai berikut :
Universitas Indonesia
26
menyukai
perilaku
mempertahankan
kesehatan
untuk
Universitas Indonesia
27
untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan hasil yang ingin dicapai yaitu rasa
nyaman pada pasien. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan rasa nyaman yang
signifikan antara wanita yang mendapat terapi guide imagery dengan kelompok
perawatan biasa yang tidak mendapat terapi guide imagery. Beberapa studi lain
yang juga menggunakan intervensi untuk membuktikan rasa nyaman :
a. Guide imagery untuk pasien psykiatrik (Apostolo dan Kolcaba, 2009)
b. Pengobatan dengan sentuhan dan latihan untuk mengurangi stres pada
siswa (Dowd, Kolcaba, Steiner dan Fashinpaur, 2007)
c. Pijatan tangan untuk pasien rawat inap dan waktu rawat lama (Kolcaba,
Dowd, Steiner dan Mitzel, 2004)
d. Pengontrolan panas gown pada pasien untuk menurunkan ansietas dan
meningkatkan rasa nyaman pada pasien preoperative (Wagner, Byrne dan
Kolcaba, 2006).
Pada setiap penelitian, intervensi ditargetkan untuk menilai rasa nyaman
pada pasien, instrumen untuk menilai kenyamanan diadopsi dari Kuisioner
General Comfort (Kolcaba, 1997, 2003) yang menggunakan struktur taksonomi.
Dukungan untuk teori comfort ini ditemukan dari 4 teoritikal dalil tentang dasar
holistik comfort (Kolcaba dan Steiner, 2000) :
a. Kenyamanan adalah pernyatan umum-spesifik
b. Hasil dari keyamanan mudah berubah dari waktu ke waktu
c. Intervensi keperawatan holistik diterapkan secara konsisten untuk
meningkatkan kenyamanan dari waktu ke waktu.
d. Kenyamanan total lebih besar jumlahnya dari bagian-bagiannya.
Universitas Indonesia
28
Universitas Indonesia
29
Universitas Indonesia
30
Universitas Indonesia
31
Universitas Indonesia
32
Universitas Indonesia
33
Universitas Indonesia
34
terjemahan ke dalam bahasa Turki adalah masih dalam proses. Comport anak
telah secara akurat diamati dan didokumentasikan dalam pengaturan perioperatif
(pribadi komunikasi, Nancy Laurelberry Februari 16, 2008), dan penggunaan
Comfort Daisies oleh anak-anak yang laporan diri (lihat website) telah diuji di
rumah sakit (komunikasi pribadi, Carrie Majka, 28 Februari 2008). Teori Comfort
telah dimasukkan dalam elektronik sistem klasifikasi keperawatan seperti
NANDA (2011), NIC (2003), dan NOC (2008).
Kolcaba berkonsultasi dengan rumah sakit untuk menyertakan manajemen
Comport dalam sistem dokumentasi mereka. Penggunaan teori memiliki
kontribusi signifikan yang dibuat untuk praktik dan disiplin keperawatan.
Kolcaba
terus
menghabiskan
waktu
dan
energi
mengembangkan
dan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Teori Dorothy E. Johnson : Model Sistem Perilaku
Universitas Indonesia
35
keperawatan
modelnya
yaitu
dari
manusia,
konsep
lingkungan,
manusia
secara
jelas
dan
c.
d.
secara
dan
jelas
mendefinisikan
yang
mencakup
tentang
tujuan
Universitas Indonesia
36
Universitas Indonesia
37
3.1.5.4 Teori ini memberikan ide baru pada praktek keperawatan dan
membedakan antara konsep medicine dan nursing, meskipun
konsep-konsepnya
tumpang
tindih
dengan
profesi-profesi
psikososial.
pasien
menurut
tingkat
relief,
ease,
dan
Universitas Indonesia
38
therapy
comfort
questionare,
urinary
klinis)
dan
Comfort
Questionnaires
(dalam
dalam
mempelajari
lebih
pendidikan
lanjut
keperawatan
tentang
aplikasi
dengan
rencana
keperawatan comfort.
Universitas Indonesia
39
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Konsep model Jhonson masih bersifat abstak, sehingga dalam
penerpannya masih dibutuhkan penelitian dan pembuktian lanjut. Pada
prinsipnya model Jhonson relative jelas, sederhana, umum, Accessibilitas
dan Derivable Consequence. Namun demikian masih terdapat beberapa keterbatasan
dan kekurangan model kosnep Jhonson diantarantnya: S ulit menilai apakah
Universitas Indonesia
40
4.2 Saran
4.2.1 Untuk Praktisi Keperawatan
Menganalisa secara luas dan mendalam tentang konsep model Jhonson dan untuk
lebih memahami konsep model yang ada guna di aplikasikan dalam pelaksanaan
praktik keperawatan
Universitas Indonesia
41
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M.R. (2014). Nursing theorist and their works (8th ed.). St Louis:
Mosby Elsevier Inc.
Alligood, M.R. & Tomey, A.M. (2010). Nursing theorist and their works (7th
ed.). St Louis: Mosby Elsevier Inc.
Fawcett, J. (2005). Contemporary nursing knowledge: Analysis andevaluation of
nursing models and theories (2nd ed). Phiadelphia: F.A. Davis Company.
Hidayat, A. (2004). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta : Salemba
Kearney-Nunnery, R. (2008). Advancing your career: Concepts of professional
nursing. 4th Ed. Philadelphia : FA Davis Company.
Kolcaba, K. (1995). Comfort as process and product, merged in holistic nursing
art. Journal of Holistic Nursing, 13(2), 117-131.
Kolcaba, K. (2001). Evolution of the mid range theory of comfort for outcomes research.
Nursing Outlook, 49(2), 86-92.
Kolcaba, K. Y. (1995). The art of comfort care. Image: Journal of Nursing Scholarship, 27(4),
McEwen, M., & Wills, E.M. (2011). Theoretical basis for nursing. 3rd Ed. Philadelphia :
Lippincott.
Peterson, S.J., & Bredow, T.S. (2004). Middle range theories: Application to
nursing research. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Universitas Indonesia