KEBUTUHAN DASAR
NUTRISI
PENGKAJIAN
Meliputi :
A = ANTROPOMETRI
B = BIOCHEMICAL DATA
C = CLINICAL SIGN
D = DIETARY HISTORY
2
ANTROPOMETRI
Meliputi :
Lingkar Lengan ( LL )
Lipatan Otot Triceps ( LOT )
Lingkar Otot Lengan ( LOL )
Standar :
Wanita Laki 2
LL 28,5 cm 29,3 cm
LOT 16,5 mm 12,5 mm
LOL 23,5 cm 25,3 cm
5
BIOCHEMICAL DATA
Pemeriksaan Laboratorium, Meliputi :
Darah Lengkap
a. Hemoglobin ( Hb )
Dws pria : 13,5 18 g / dl
Dws wanita : 12 16 g / dl
Hb adalah suatu substansi protein dalam sel-sel darah merah
yang terdiri dari zat besi, yang merupakan pembawa oksigen
b. Hematokrit ( Ht )
Dws pria : 40% 50 %
Dws wanita : 36 46 %
Ht adalah volume sel-sel darah merah dalam 100 ml darah,
dihitung dlm %, tujuan u/ mengukur konsentrasi sel-sel drh merah
6
( Eritrosit ) dalam darah
Lanjutan Biochemical data
c. Leukosit
Dewasa = 4.500 10.000
Leukosit adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh
Peningkatan jumlah leukosit disebu leukositosis
Penurunan jumlah leukosit disebut leukopenia
d. Albumin
Dewasa = 3,5 5,0 g/dl
Albumin merupakan komponen protein yang
membentuk lebih dari protein plasma. Albumin
7
disintesa oleh hepar
Lanjutan Biochemical data
e. Transperin
Suatu protein darah yang berkaitan dgn besi dan
transport keseluruh tubuh
Kadar transperin merupakan indikator malnutrisi
protein
9
Dietary History
Riwayat Dahulu, meliputi : minimal 5 hari
Pola makan
Intake cairan
Penggunaan vitamin
Masalah yang berhubungan dengan diet
Diet yg tdk adekuat
Ggn perubahan citra rasa, pembauan dll
Makanan yang intoleran
Makanan yang menimbulkan alergi
Ketidakmampuan fisik yg berhubungan dgn
nutrisi 10
Lanjutan Pengkajian
Oral
Enteral
Parenteral
14
26/09/2017
CARA PEMBERIAN NUTRISI
ENTERAL ATAU PARENTERAL ?
15
NUTRISI26/09/2017
ENTERAL
Nutrisi Enteral (NE)
Fungsi GIT baik, sebagian/ seluruhnya
Tidak mampu mengkonsumsi makanan
secara oral
Bentuk makanan cair/ formula-formula
khusus melalui pipa , umumnya hidung
Gaster (nasogastrik); Jejunum
(nasojejunal); Percutaneous Endo
Gastrotomy (PEG); Percutaneous Endo
Jejunostomy (PEJ) 16
26/09/2017
Nutrisi Parenteral (NP)
Bila Nutrisi oral/ enteral:Kontra Indikasi.
Pada kasus-kasus tertentu nutrisi
Parenteral dapat dikombinasi dengan
Nutrisi Enteral
Nutrisi langsung ke pembuluh darah
(Vena)
NP Perifer
Sentral - V. Femoralis
- V. Jugularis
- V. Subclavia
17
26/09/2017
Metode enteral dan parenteral
umumnya bersifat komplementer.
Pada prakteknya, kedua cara
tersebut dapat dijalankan secara
bersamaan, misalnya, pada
pergantian dari nutrisi parenteral
ke nutrisi enteral, untuk beberapa
waktu tergantung pada kebutuhan
dan reaksi pasien.
18
26/09/2017
Hal yang perlu diperhatikan pada NE & NP :
1. Keseimbangan cairan
2. Jumlah kebutuhan energi, protein,
karbohidrat, lemak, elektrolit, trace
elements dan vitamin
3. Pemantauan yang ketat terhadap keadaan
pasien baik secara klinis maupun
biokimia.
19
26/09/2017
Cara ini diperuntukan bagi pasien yang
GIT nya masih berfungsi akan tetapi tidak
bisa secara Oral
26/09/2017
Komplikasi
Komplikasi yang pernah dilaporkan, antara
lain :
Muntah atau regurgitasi
Aspirasi
Trauma hidung
Rhinitis
Sinusitis
Esofagitis
Diare 21
26/09/2017
Penatalaksanaan Nutrisi
Parenteral
Nutrisi perenteral (NP) adalah suatu cara
pemberian zat-zat gizi secara lengkap melalui
pembuluh vena untuk mencapai keadaan gizi
yang adekuat, apabiladengan nutrisi enteral
atau oral keadaan adekuat tidak bisa dicapai
atau kontra indikasi pemberian nutrisi
melalui sal cerna.
NP diperlukan pemantauan yang ketat karena
mempunyai risiko komplikasi >, seperti
komplikasi infeksi, sepsis dan gangguan
keseimbangan metabolik. 22
26/09/2017
Empat prinsip dasar agar NP dapat
berhasil
26/09/2017
Indikasi melalui vena sentral atau parifer
26/09/2017
26
26/09/2017
Pemberian melalui vena perifer dilakukan :
1. Bila NP hanya diperlukan dalam jangka waktu yang
pendek.
2. Bila melalui V. sentral merupakan kontraindikasi
3. Pada pasien-pasien dengan gangguan metabolisme nutrien
spt intoleransi glukosa
4. Sepsis
26/09/2017
Cairan Parenteral yang biasa diberikan
melalui vena perifer :
1. Non Protein Kalori :
26/09/2017
29
26/09/2017
2. Larutan Asam Amino
* Larutan Asam Amino yang mengandung
karbohidrat, elektrolit dan vitamin.
3. Additives
Pasien yang mendapat NP perlu suplai vitamin dan
mineral untuk mempertahankan dan memperbaiki
komposisi tubuh yang normal, yaitu :
Preparat yang menyediakan trace
elements dan elektrolit
Preparat yang menyediakan vitamin yang
larut dalam air
Preparat yang menyediakan vitamin dalam
lemak
Preparat yang menyediakan fosfat 30
26/09/2017
Komplikasi Nutrisi Pareneral
1. Komplikasi tehnik
2. Komplikasi septik
3. Komplikasi metabolik
31
26/09/2017
Komplikasi Tehnik
32
26/09/2017
2. Komplikasi Septik :
Pasien yang diberi nutrisi NP khususnya yang melalui
vena sentral mempunyai resiko terhadap infeksi
26/09/2017
3. Komplikasi Metabolik :
Dapat dihindari dengan pemantauan yang ketat
parameter laboratorium dan observasi klinik.
Komplikasi yang biasanya terjadi berhubungan
dengan metabolisme glukosa.
Bila terdapat hiperglikemia dan glukosuria,
kecepatan pemberian cairan hipertonik glukosa
diperlambat atau diberi insulin eksogen.
34
26/09/2017
Hal yang penting diperhatikan pada NP
26/09/2017
Hal yang perlu diperhatikan pada NP
26/09/2017
NP : Hal-hal yang harus di perhatikan
I. Larutan karbohidrat
Formula Triofusin Triofusin Triparen
Faktor 500 1600 I
Cara pemberian V. Perifer V. Sentral V. Sentral
Dosis maksimum 50ml/kgBB/jam 15ml/kgBB/jam -
Kecepatan maksimum 4ml/kgBB/jam 1,25ml/kgBB/jam -
Per-Volume 1000ml 1000ml 1000ml
Osmolaritas 700 2500 -
Kalori 500 1600 933
Karbohidrat 12% (123g) 40% (410g) 233 (g)
*Fruktosa 60 (2) 200 (2) 67 (2)
*Glukosa 33 (1) 110 (1) 133 (4)
37
26/09/2017
II. Larutan As. Amino
Formula Amino Fusin Intra Fusin Amiparen
Faktor L 600 10%
Cara pemberian - - V.Sentral/Perifer
Dosis anjuran 15-60ml/kg/hari 10-20ml/kg/hari 400-800/200-400
Kecepatan rata2 3ml/kg/jam 3-2 ml/kg/jam 100 ml/jam
Per-Volume 1000ml 1000ml 1000ml
Kalori 600 400 400
*Sorbitol 50 - -
*Xylitol 50 - -
N- total 7,6 15,2 15,2
A.A. total 50 100 100 39
Osmolaritas 1100 810 ?
26/09/2017
Perhatian :
Pasien dengan resiko koma hepatikum
Pasien dengan gagal ginjal berat atau resiko hipernatremia
Pasien dengan abnormalitas As. Amino
Fischers Ratio
Penggunaan pada lansia & anak-anak
Dianjurkan tetesan lambat
Larutan yang mengandung As. Asetat tinggi hati-hati
pemberian bersama-sama elektrolit
Bila pada suhu dingin timbul kristal hangatkan 50oc-
60oc
! Asidosis pada dosis / tetesan cepat 40
26/09/2017
JUMLAH ENERGI DAN NUTRIEN
PORSI STANDAR
Jenis Diit Bentuk Energi KarboH. (g) Protein Lemak
(kal) (g) (g)
(200-400mg Na)
RG I : 0 g garam 41
RG II: 1 g garam (600-800mg Na)
43
Lanjutan Diagnosa Keperawatan
45
INTERVENSI