Anda di halaman 1dari 48

PENGKAJIAN

KEBUTUHAN DASAR
NUTRISI
PENGKAJIAN

Meliputi :
A = ANTROPOMETRI

B = BIOCHEMICAL DATA

C = CLINICAL SIGN

D = DIETARY HISTORY
2
ANTROPOMETRI
Meliputi :

Tinggi Badan, Berat Badan


Berat Badan Ideal = ( TB 100 ) + 10 %

Indeks masa tubuh ( Indeks Body Weight ( IBW ))


IBW = BB ( KG )
TB ( M )

< 16 = Malnutrisi 26 30 = Overweight


16 19 = Underweight 31 40 = Moderate Obes
20 25 = Normal > 40 = Obese 3
Rumus perkiraan BB :

Berdasarkan Lingkar lengan ( Lila )

a. Laki-laki = ( 2,001 x Lila ) 1,223


b. Wanita = ( 2,592 x Lila ) 1,2902

Berdasarkan Lingkar panggul ( Ligul )

a. Laki-laki = ( 1,04 x Ligul ) 43,748


b. Wanita = ( 1,408 x Ligul ) 69,020 4
Lanjutan Antropometri

Lingkar Lengan ( LL )
Lipatan Otot Triceps ( LOT )
Lingkar Otot Lengan ( LOL )

Standar :
Wanita Laki 2
LL 28,5 cm 29,3 cm
LOT 16,5 mm 12,5 mm
LOL 23,5 cm 25,3 cm
5
BIOCHEMICAL DATA
Pemeriksaan Laboratorium, Meliputi :
Darah Lengkap
a. Hemoglobin ( Hb )
Dws pria : 13,5 18 g / dl
Dws wanita : 12 16 g / dl
Hb adalah suatu substansi protein dalam sel-sel darah merah
yang terdiri dari zat besi, yang merupakan pembawa oksigen
b. Hematokrit ( Ht )
Dws pria : 40% 50 %
Dws wanita : 36 46 %
Ht adalah volume sel-sel darah merah dalam 100 ml darah,
dihitung dlm %, tujuan u/ mengukur konsentrasi sel-sel drh merah
6
( Eritrosit ) dalam darah
Lanjutan Biochemical data
c. Leukosit
Dewasa = 4.500 10.000
Leukosit adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh
Peningkatan jumlah leukosit disebu leukositosis
Penurunan jumlah leukosit disebut leukopenia

d. Albumin
Dewasa = 3,5 5,0 g/dl
Albumin merupakan komponen protein yang
membentuk lebih dari protein plasma. Albumin
7
disintesa oleh hepar
Lanjutan Biochemical data

e. Transperin
Suatu protein darah yang berkaitan dgn besi dan
transport keseluruh tubuh
Kadar transperin merupakan indikator malnutrisi
protein

f. Urea Nitrogen / creatinin


Merupakan metabolisme nitrogen
8
Klasifikasi Status Nutrisi
Derajat kekurangan Nutrisi

Ringan Sedang Berat

1. Albumin 3 3,5 2,5 3 < 2,5


2. Transferin 180 200 160 180 < 160
3. Leukosit 1500-1800 900-1500 < 900
4. LOT > 5%-15% 15 %-30% > 30%
5. LL > 5%-15% 15 %-30% > 30%
6. LOL > 5%-15% 15 %-30% > 30%

9
Dietary History
Riwayat Dahulu, meliputi : minimal 5 hari
Pola makan
Intake cairan
Penggunaan vitamin
Masalah yang berhubungan dengan diet
Diet yg tdk adekuat
Ggn perubahan citra rasa, pembauan dll
Makanan yang intoleran
Makanan yang menimbulkan alergi
Ketidakmampuan fisik yg berhubungan dgn
nutrisi 10
Lanjutan Pengkajian

Faktor yg mempengaruhi pola diet :


Menganalisa diet klien ada 2 cara, yaitu :
1. Menggunakan petunjuk kelompok makanan sehari 4 sehat
5 sempurna
2. Menggunakan tabel komposisi makanan, mis. 1 gls susu tdr
dari prot, lemak dll

Faktor yang mempengaruhi pola diet :


1. Kultur, Religius, Status Ekonomi
2. Kelompok Umur, Rasa lapar
3. Psikologis, kesukaan, gaya hidup.
4. Kepercayaan, periklanan
5. Alkohol dan obat-obatan 11
Lanjutan Dietari History

Riwayat Sekarang, meliputi :


Kesulitan mengunyah / menelan
Intake makanan yg tdk adekuat
Pengaturan makanan yg tdk adekuat
Penyimpanan makanan yg tidak baik
Riwayat Pengobatan :
Aspirin, laxativa, antasida, antihipertensi dll
Riwayat medik
Overweight
Underweight
Baru mengalami sakit berat
Baru mengalami pembedahan besar / pd GI tract 12
Lanjutan Intervensi

b. Hal-hal yg dapat meningkatkan selera makan klien adalah :


- mengurangi symptom penyakit yg dapat mengganggu
selama makan Mis : mengurangi rasa nyeri,
mengurangi demam dan kelelahan
- Menyediakan makanan yg disukai & dikenal oleh klien
- Memanipulasi lingkungan agar nyaman
- Mengurangi stress psikologis

4. Membantu klien makan


a. Membantu klien makan ditempat tidur
b. Memberi makan dgn NGT
c. Memenuhi kebutuhan nutrisi melalui parenteral ( intravena ) 13
Cara pemberian

Oral

Enteral

Parenteral

14

26/09/2017
CARA PEMBERIAN NUTRISI
ENTERAL ATAU PARENTERAL ?

Status Gizi pasien


PERTAHANKAN Adekuat Tidak Adekuat

Tunjangan nutrisi aktif diperlukan


ORAL Tidak Ya

Fungsi Gastrointestinal baik


NUTRISI PARENTERAL
Tidak Ya

15

NUTRISI26/09/2017
ENTERAL
Nutrisi Enteral (NE)
Fungsi GIT baik, sebagian/ seluruhnya
Tidak mampu mengkonsumsi makanan
secara oral
Bentuk makanan cair/ formula-formula
khusus melalui pipa , umumnya hidung
Gaster (nasogastrik); Jejunum
(nasojejunal); Percutaneous Endo
Gastrotomy (PEG); Percutaneous Endo
Jejunostomy (PEJ) 16

26/09/2017
Nutrisi Parenteral (NP)
Bila Nutrisi oral/ enteral:Kontra Indikasi.
Pada kasus-kasus tertentu nutrisi
Parenteral dapat dikombinasi dengan
Nutrisi Enteral
Nutrisi langsung ke pembuluh darah
(Vena)
NP Perifer
Sentral - V. Femoralis
- V. Jugularis
- V. Subclavia
17

26/09/2017
Metode enteral dan parenteral
umumnya bersifat komplementer.
Pada prakteknya, kedua cara
tersebut dapat dijalankan secara
bersamaan, misalnya, pada
pergantian dari nutrisi parenteral
ke nutrisi enteral, untuk beberapa
waktu tergantung pada kebutuhan
dan reaksi pasien.
18

26/09/2017
Hal yang perlu diperhatikan pada NE & NP :

1. Keseimbangan cairan
2. Jumlah kebutuhan energi, protein,
karbohidrat, lemak, elektrolit, trace
elements dan vitamin
3. Pemantauan yang ketat terhadap keadaan
pasien baik secara klinis maupun
biokimia.
19

26/09/2017
Cara ini diperuntukan bagi pasien yang
GIT nya masih berfungsi akan tetapi tidak
bisa secara Oral

Nutrisi Enteral dapat diberikan secara bolus


atau drip (intermittent atau continuous)
yang tetesannya diatur oleh pompa

Penatalaksanaan Nutris Enteral 20

26/09/2017
Komplikasi
Komplikasi yang pernah dilaporkan, antara
lain :
Muntah atau regurgitasi
Aspirasi
Trauma hidung
Rhinitis
Sinusitis
Esofagitis
Diare 21

26/09/2017
Penatalaksanaan Nutrisi
Parenteral
Nutrisi perenteral (NP) adalah suatu cara
pemberian zat-zat gizi secara lengkap melalui
pembuluh vena untuk mencapai keadaan gizi
yang adekuat, apabiladengan nutrisi enteral
atau oral keadaan adekuat tidak bisa dicapai
atau kontra indikasi pemberian nutrisi
melalui sal cerna.
NP diperlukan pemantauan yang ketat karena
mempunyai risiko komplikasi >, seperti
komplikasi infeksi, sepsis dan gangguan
keseimbangan metabolik. 22

26/09/2017
Empat prinsip dasar agar NP dapat
berhasil

1. Pemasangan kateter vena harus dilakukan


secara aseptik
2. Perawatan kateter secara teratur
3. Penyiapan dan pemberian cairan dan
aditifnya dilakukan secara teliti dan tepat.
4. Monitoring pasien secara ketat
23

26/09/2017
Indikasi melalui vena sentral atau parifer

Pemberian melalui vena sentral dimungkinkan apabila :


1. Diperkirakan NP akan berlangsung lama (lebih dari 2
minggu)
2. Pencapaian vena sentral dapat mudah dilakukan
3. Bahaya kontaminasi/infeksi kecil

Perawatan kateter minimal 1 kali/hari dan


kultur tempat insersi kateter minimal 1 kali/minggu.
Pemberian melalui vena sentral (aliran darah cepat)
memungkinkan pengenceran yang cepat pula dari
24
cairan yang hipertonik.
26/09/2017
25

26/09/2017
26

26/09/2017
Pemberian melalui vena perifer dilakukan :
1. Bila NP hanya diperlukan dalam jangka waktu yang
pendek.
2. Bila melalui V. sentral merupakan kontraindikasi
3. Pada pasien-pasien dengan gangguan metabolisme nutrien
spt intoleransi glukosa
4. Sepsis

Dengan cara ini sebaiknya kateter dipindahkan setiap


24 sampai 48 jam untuk mencegah flebitis dan
memungkinkan vena digunakan kembali. 27

26/09/2017
Cairan Parenteral yang biasa diberikan
melalui vena perifer :
1. Non Protein Kalori :

Cairan karbohidrat 5-10 % tergantung dari


jumlah kalori dan air yang diperlukan. Bila terlihat
adanya hiperglikemia, perlu dipertimbangkan
pemberian insulin.
Emulsi lemak. konsentrasi 10-20%.
Pemberian perlu dipertimbangkan bila NP > 2
minggu.Emulsi ini bersifat isotonik, mengandung
asam lemak esensial, tinggi kalori.
28

26/09/2017
29

26/09/2017
2. Larutan Asam Amino
* Larutan Asam Amino yang mengandung
karbohidrat, elektrolit dan vitamin.

3. Additives
Pasien yang mendapat NP perlu suplai vitamin dan
mineral untuk mempertahankan dan memperbaiki
komposisi tubuh yang normal, yaitu :
Preparat yang menyediakan trace
elements dan elektrolit
Preparat yang menyediakan vitamin yang
larut dalam air
Preparat yang menyediakan vitamin dalam
lemak
Preparat yang menyediakan fosfat 30

26/09/2017
Komplikasi Nutrisi Pareneral

1. Komplikasi tehnik
2. Komplikasi septik
3. Komplikasi metabolik

31

26/09/2017
Komplikasi Tehnik

1. Emboli udara mungkin terjadi waktu


insersi kateter ke pembuluh vena atau
waktu line dibuka untuk mengganti
tube; pneumotoraks, atau hidrotoraks
pada NP sentral, dan lain-lain.

32

26/09/2017
2. Komplikasi Septik :
Pasien yang diberi nutrisi NP khususnya yang melalui
vena sentral mempunyai resiko terhadap infeksi

Hal ini disebabkan oleh :


a. Status Gizinya
b. Proses-proses penyakitnya
c. Pengobatan yang sering menggunakan antibiotik
dan immuno suppresive
d. Selain untuk NPT (nutrisi parenteral total), kateter
juga digunakan untuk pengambilan darah transfusi
atau pemberian obat-obatan 33

26/09/2017
3. Komplikasi Metabolik :
Dapat dihindari dengan pemantauan yang ketat
parameter laboratorium dan observasi klinik.
Komplikasi yang biasanya terjadi berhubungan
dengan metabolisme glukosa.
Bila terdapat hiperglikemia dan glukosuria,
kecepatan pemberian cairan hipertonik glukosa
diperlambat atau diberi insulin eksogen.

34

26/09/2017
Hal yang penting diperhatikan pada NP

1. Pemasangan vena sentral harus memenuhi prosedur


operatif dan perawatan kateter secara teratur.
2. Secara umum dikatakan additives (vitamin &
mineral) tidak dicampurkan ke dalam emulsi lemak atau
cairan asam amino karena resiko presipitasi; hanya
vitamin yang larut dalam lemak yang dapat ditambahkan
ke dalam emulsi lemak
3. Pemeriksaan darah lengkap, gula darah, elektrolit,
magnesium,fosfat, prothrombine time dan
keseimbangan cairan serta berat badan. Fungsi ginjal dan
hati harus diperiksa sebelum pemberian NP 35

26/09/2017
Hal yang perlu diperhatikan pada NP

4. 24 jam pertama hanya diberi kebutuhan total


kalori dan zat-zat gizi per hari. Bila pasien
mentolerir hal ini, maka dosis penuh dapat
diberikan
5. Cairan nutrien tidak boleh digantung > 24 jam
untuk mencegah resiko kolonisasi mikro
organisma.
6. Pengalihan nutrisi perenteral ke nutrisi
enteral/oral harus dilakukan secara bertahap.
36

26/09/2017
NP : Hal-hal yang harus di perhatikan
I. Larutan karbohidrat
Formula Triofusin Triofusin Triparen
Faktor 500 1600 I
Cara pemberian V. Perifer V. Sentral V. Sentral
Dosis maksimum 50ml/kgBB/jam 15ml/kgBB/jam -
Kecepatan maksimum 4ml/kgBB/jam 1,25ml/kgBB/jam -
Per-Volume 1000ml 1000ml 1000ml
Osmolaritas 700 2500 -
Kalori 500 1600 933
Karbohidrat 12% (123g) 40% (410g) 233 (g)
*Fruktosa 60 (2) 200 (2) 67 (2)
*Glukosa 33 (1) 110 (1) 133 (4)
37

*lain-lain {Xylitol} 30 (1) 100 (1) 33 (1)


26/09/2017
Larutan KH umumnya dapat dikombinasi dengan
larutan As. Amino, sebagai berikut : 200 ml
Larutan KH + 100 ml Larutan AA 10-12%
Penghentian tiba-tiba larutan KH dosis tinggi dapat
menimbulkan hipoglikemia harus bertahap
Preparat yang mengandung ion karbonat atau ion
fosfat presipitasi
Tidak boleh dikombinasi dengan larutan lemak
Vol. Urin dijaga minimal 500ml/hari
Perhatikan kandungan elektrolit/mineral/trace
element 38

26/09/2017
II. Larutan As. Amino
Formula Amino Fusin Intra Fusin Amiparen
Faktor L 600 10%
Cara pemberian - - V.Sentral/Perifer
Dosis anjuran 15-60ml/kg/hari 10-20ml/kg/hari 400-800/200-400
Kecepatan rata2 3ml/kg/jam 3-2 ml/kg/jam 100 ml/jam
Per-Volume 1000ml 1000ml 1000ml
Kalori 600 400 400
*Sorbitol 50 - -
*Xylitol 50 - -
N- total 7,6 15,2 15,2
A.A. total 50 100 100 39
Osmolaritas 1100 810 ?
26/09/2017
Perhatian :
Pasien dengan resiko koma hepatikum
Pasien dengan gagal ginjal berat atau resiko hipernatremia
Pasien dengan abnormalitas As. Amino
Fischers Ratio
Penggunaan pada lansia & anak-anak
Dianjurkan tetesan lambat
Larutan yang mengandung As. Asetat tinggi hati-hati
pemberian bersama-sama elektrolit
Bila pada suhu dingin timbul kristal hangatkan 50oc-
60oc
! Asidosis pada dosis / tetesan cepat 40

26/09/2017
JUMLAH ENERGI DAN NUTRIEN
PORSI STANDAR
Jenis Diit Bentuk Energi KarboH. (g) Protein Lemak
(kal) (g) (g)

TKTP I nasi 2590 398 103 73


TKTP II nasi 3020 416 125 103
Hati I cair 1025 247 7 1
Hati II lunak 1475 278 27 30
Hati III nasi tim 2013 349 54 46
DD 1900 nasi 1900 300 70 50

R P 30 g nasi tim 1713 239 31 70

DJ II bubur 1325 215 44 35


DJ III nasi tim 1756 290 64 41

(200-400mg Na)
RG I : 0 g garam 41
RG II: 1 g garam (600-800mg Na)

RG III: 2 g garam (1000-1200mg Na) 26/09/2017


DIAGNOSA KEPERAWATAN

Dikategorikan menjadi 2 bagian :

1. Gangguan Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d.


- Kelebihan intake nutrisi
- Kurangnya aktivitas
- Gangguan metabolik dan endokrin
- Penggunaan makanan tambahan yang tdk sesuai

Tanda kelebihan nutrisi BB > 20 % dari BB Ideal


42
Lanjutan Diagnosa Keperawatan

2. Gangguan nutrisi kurag dari kebutuhan tubuh b.d.


- Diare kronis
- Intoleransi makanan
- Mal Absorbsi
- Gangguan psikologis

Tanda yg menunjukkan kekurangan nutrisi BB < 20 %


dibawah BB Ideal

43
Lanjutan Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan yang lain :

1. Cemas b.d. Obesitas


2. Gangguan konsep diri b.d. obesitas
3. Gangguan aktivitas b.d. tdk adekuatnya intake kalori,
obesitas, anemia
4. Resiko infeksi b.d. tdk adekuatnya intake kalori dan
protein
5. Gangguan integritas kulit b.d. malnutrisi
44
PERENCANAAN

Pada prinsipnya perencanaan bertujuan untuk :

1. Mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi klien


2. Mencegah terjadinya masalah-masalah nutrisi
3. Memfasilitasi klien agar nyaman pada waktu makan

45
INTERVENSI

1. Konseling tentang nutrisi


a. Berdasarkan kebutuhan masing-masing kelompok : Remaja,
bumil, buteki
b. Informasikan yg harus diberikan meliputi :
- Integrasi perubahan diit kedalam life stile
- Memberi motivasi pada klien untuk merubah pola / kebiasaan
makan
c. Pada dasarnya perubahan diet merupakan tanggung jawab
klien
46
Lanjutan Intervensi

2. Teaching ttg diit khusus


a. Tujuan untuk membantu klien membuat rencana
perubahan dan mengambil keuntungan dan
perubahan
b. Diit khusus biasanya digunakan untuk alasan sbb :
- Adanya ancaman thd peny. tertentu
- Sbg persiapan suatu pemeriksaan atau pembedahan
- Untuk meningkatkan status kesehatan misalnya : diet
rendah kalori bagi klien obesitas
47
Lanjutan Intervensi

3. Stimulasi selera makanan


a. Hal-hal yg dapat menurunkan selera makan klien
adalah:
- adanya gangguan fisik
- unfamiliar thd makanan
- faktor lingkungan :adanya bau-bauan, ggn suhu
ruangan
- faktor psikologis : cemas, depresi
- adanya ketidaknyamanan scr fisik : adanya nyeri
48

Anda mungkin juga menyukai