Gz, RD
Instalasi Gizi RSUD Dr Soetomo Surabaya
Kondisi pasien kritis
Pasien yg nyawanya dalam ancaman
Kondisi Kritis :
Semua keadaan yg dapat mengakibatkan
kematian dengan segera
Contoh : hipoksia, shock, keracunan,perubahan
homeostatis, gagal fungsi organ.
Kesadaran menurun
Vital sign abnormal :
* RR / Pernafasan
* Nadi
* Tensi/tekanan darah
* Suhu
Diperlukan segera :
Penyelamatan nyawa
Menghilangkan pengancam
Nutrisi
tidak adekwat
Keterlambatan memulai pemberian nutrisi
Akibat Malnutrisi pada pasien kritis :
LEMAK :
30-50 % total kalori
KH :
50 - 60 % total kalori
MIKRONUTRIENT :
Vitamin A,E,K, B1, B6,C,asam pantotenat dan
asamfolat
NutrisiTambahan:
Glutamin, BCAA, arginin
NUTRISI :
ORAL
ENTERAL
PARENTERAL
Indikasi Nutrisi Enteral dan Parenteral
Penilaian Nutrisi
Keputusan untuk memulai dukungan nutrisi
Peritonitis
Fungsi Saluran Pencernaan Obstruksi Intestinal
Ya Tidak Ileus
Diare
Nutrisi Enteral Nutrisi Parenteral
Jangka Panjang Jangka Pendek
Gastrotomi Nasogastrik
Jejunostomi Nasoduodenal
Jangka Panjang atau
Nasojejunal
Jangka Pendek pembatasan cairan
Fungsi saluran cerna
Ya Tidak
Nutrient tolerance Mencukupi- lanjut ke
Mencukupi
Tidak mencukupi diet yg lebih kompleks
berlanjut ke
Nutrisi Parenteral dan makanan oral
makanan oral
sebagai suplemen sesuai dengan penerimaan
Indikasi pemberian :
Pasien tidak bisa makan melalui oral
Gangguan kesadaran
Gangguan Psikologi berat (anorexia)
Tujuan Pemberian Nutrisi Enteral :
Memenuhi kebutuhan gizi yang optimal
sesuai dengan kebutuhan
Mempertahankan atau memperbaiki status
gizi pasien guna membantu mempercepat
proses penyembuhan
Nilai gizi/500 cc :
Energi 576 kalori
Protein 22,6 gr
Lemak 33,34 gr
HA 47,2 gr
2. Formula Komersial :
Dibuat dari bahan yang siap dicairkan dan
langsung pada pasien.
Contoh formula komersial ( per 100 gr bahan ):
1. Intermitent
2. Bolus
3. Siklik
4. Kontinyu
MONITORING PEMBERIAN NUTRISI ENTERAL
Tujuan : - mendeteksi komplikasi potensial
- menilai efektifitas terapi diit yang diberikan
Aspek yang dimonitor :
1. Asupan gizi :
- daya terima pasien
- kesesuaian formula
- komplikasi
2. Status gizi
- Antropometri
- Protein umum
- Klinis
3. Keseimbangan cairan & elektrolit
Komplikasi yang terjadi pada pemberian nutrisi
enteral :
1. Mekanik :
- posisi pipa kurang tepat
- penyumbatan pipa
- retensi lambung, aspirasi paru
- iritasi nasofaring, erosi mukosa
2. Gastro intestirial
- Nausea, muntah,distensi
- Konstipasi
- Diare
3. Metabolik
- Overhidrasi
- Peningkatan respiratory quotient
Kelebihan Nutrisi Enteral dibandingkan
Parenteral :
Bersifat fisiologis
Lebih Efektif
Komplikasi mudah dikurangi
Kalori tinggi mudah dicapai
Tehnik relatif lebih mudah
Biaya lebih murah
Nutrisi parenteral :
Pemberian Nutrisi melalui pembuluh
darah vena
Cara pemberian :
* vena perifer → supor f/suplemen
* vena sentral → total
Indikasi Nutrisi Parenteral :
Fungsi saluran cerna terganggu ( tidak mampu
mencerna atau menyerap makanan)
Suplemen terhadap makanan enteral ( asupan
enteral tidak dapat dipenuhi dengan baik )
Data Obyektif :
Antropometri : PB : 156→ BBI : 50,4 kg
Fisik: keadaan umum lemah, terpasang ventilator
mekanis, BD D/S, eksternal fixasi pada
antebranchii, GCS 4x5.
Klinis : T : 120/70 mmHg, t : 37oC, N : 99 x/menit
Hasil lab :
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hb (gr/dl) 5,8 11,4 – 15,1
Leuko (. 103/L) 7,8 4,3 – 11,3
Albumin (gr/dl) 3,7 3,8 – 5,4
Na ( meq/L) 138 136 – 144
K (meq/L) 3,22 3,8 -5
pO2 (mmHg) 40,4 80 -107
pCo2(mmHg) 49 35-45
pH 7,34 7,35 – 7,45
BE 1,2 -3,5 +2
Sat O2 79%
Hasil Radiologi :
Foto thorax AP : multiple fr costae D/S,
pneumothoraxD, hematothorax S
Foto Antebranchii D : OF Antebranchii D segmental
Foto Pelvis AP : symphisolisis
DIAGNOSA :
Diagnosa Medis :
COR + Multiple fr costae D/S +
Hematopneumothorax D/S + OF Antebranchii D
Segmental + Gagal Nafas Akut
Diagnosa Status Gizi : SGA ( St Gizi Ringan- Sedang)
Diagnosa Gizi :
Gangguan pergerakan makanan dan minuman dari
mulut ke lambung yg disebabkan karena gangguan
neurologis yang ditandai dengan pasien tdk bisa
makan peroral
Ketidaknormalan hasilpemeriksaan Analisa Gas
Darah yg disebabkan gangguan fungsi pernafasan yg
ditandai dengan pCO2 diatas normal dan pO2
dibawah normal.
INTERVENSI :
Jenis diet : Enteral
Tujuan : memberikan nutrisi sesuai kebutuhan
untuk mencegah terjadinya penyulit.
Perhitungan kebutuhan gizi :
Cairan : 2000 cc
Energi : 1500 kalori
Protein : 60gr ( 16 % )
Lemak : 30% ( 50 gr )
KH : 202 gr
Terapi nutrisi :
Sonde RS 3x 250 cc+ Sonde komersial 2 x 250 cc +
saribuah 1 x 200 cc + KaEnMg 3 500 cc
Parameter yang dimonitor :
Fisik : GCS
Klinis : suhu, nadi, tensi
Hasil Lab : Hb,Leuko,Albumin, RFT, GDA,
Na, K, Analisa Gas Darah
Hasil kultur : darah, urine sputum, pus
Perkembangan diet
Intake : enteral, parenteral, retensi lambung
Tujuan pemberian nutrisi pada pasien kritis
adalah menunjang metabolik.
Kebutuhan Nutrisi pada pasien kritis
tergantung dari kondisi penyakitnya.
Penilaian obyektik terhadap status nutrisi
pasien kritis adalah sulit.
Pemberian nutrisi pasien kritis bisa berupa
enteral, parenteral atau kombinasi dari
keduanya.