Anda di halaman 1dari 51

By: Dr. Eva Yuniritha, M.

Biomed
 Speech-Language Pathologist (SLP)/Terapi Wicara
 Registered Dietitian (RD & Nutrisionis)
 Physician (Dokter)
 Registered Nurse (RN/Perawat)
 Occupational Therapist (Terapi Okupasi)
 Physiotherapist (Fisioterapis)
 Pharmacist (Farmasis)

Dilibatkan pula keluarga dan pembantu perawat


 Home Care: Dietisien Siap Kerumah
1. Apakah ada
penurunan BB dalam
6 bulan terakhir..?
Bila ya, berapa kg
penurunan BB nya?

2. Apakah asupan
makan menurun
karena kurang nafsu
makan ?

Total skor : ≥ 2
beresiko malnutrisi

Sumber : ADA pocket Guide To


Nutrition Assessment 2009
 50-65 % pasien Stroke  Disfagia
 Batuk dan tersedak ketika mencoba menelan makanan
atau minuman
 Makanan lengket didalam mulut dan kerongkongan
 Nyeri waktu menelan
 Makanan/cairan tumpah ke hidung
 Memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menghabiskan makanan dan minuman
 Air liur menetes

Sumber : (Stroke komplikasi medis & Tatalaksana 2015)


STROKE

DISFAGIA

Disfagia: kesulitan dalam menelan cairan dan atau makanan yang disebabkan
karena adanya gangguan pada proses menelan (Wemer, 2005). Gejala
gangguan menelan bervariasi dari yang paling ringan seperti rasa tidak nyaman
di kerongkongan (trachea) hingga tidak mampu menelan makanan dan cairan.

KURANG
GIZI
DEHIDRASI INFEKSI PERAWATAN LAMA
• 6-31% kekurangan
asupan zat gizi setelah
serangan stroke,
cendrung memburuk
selama perawatan di
rumah sakit

• Menurunnya Status
Nutrisi kehilangan masa
otot dan lemak, berat
badan menurun
 Skrining tes menelan pada semua
pasien
 Oral Higiene
 Asesmen menelan
 Asesmen Gizi (Asuhan Gizi)
 Strategi Rehabilitasi
FEES

ORAL NGT + ORAL NGT

BENTUK MAKANAN
 Assessment/Pengkajian Gizi
Pengumpulan data :
Antropometri
Biokimia
Fisik
Riwayat makan & personal

 Diagnosis Gizi :
Problem (masalah)
Etiologi (penyebab)
Sign/symtom
(tanda/gejala)

 Intervensi :
Perecanaan
Implementasi
Edukasi & Konseling gizi

 Monitoring evaluasi :
Respon intervensi
(American Dietetic Association 2008)
1) Tidak cukup nya asupan makanan per oral (NI- 2.1) berkaitan
dengan menurunnya kemampuan mengkonsumsi energi dan
protein ditandai terbatasnya asupan makanan, penurunan
berat badan setelah stroke

2) Malnutrition (NI- 5.2) berkaitan dengan terbatasnya akses


makanan ditandai dengan BMI 18, kehilangan lemak subkutan
dan otot
3) Asupan cairan kurang (NI-3.1)berkaitan
dengan kurang nya pemenuhan kebutuhan
ditandai dengan kesulitan menelan, asupan
cairan tidak cukup dibanding kebutuhan

4) Kurang asupan serat (NI-53.5) berkaitan


dengan kurang suka buah dan sayur
ditandai dengan sulit BAB
TUJUAN :
 Optimalisasi status gizi
 Memperbaiki masalah gizi
 Mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit
 Membantu mengontrol tekanan darah
 Membantu mengontrol kadar gula darah
 Membantu mengontrol kadar lipida darah
 Membantu membentuk pola makan pasien
sesuai dgn anjuran
1. Fase Akut 24-48 jam :
Parenteral Nutrisi/Nothing Per Oral (NPO) selanjutnya
apabila ada gangguan fungsi menelan, makanan
diberikan dalam bentuk cair per oral/Naso Gastric Tube
(NGT) sesuai dengan kondisi.

2. Fase Pemulihan
Apabila pasien sudah sadar, dan tidak mengalami fungsi
menelan (disfagia). Makanan diberikan per oral secara
bertahap mulai dari cair, saring, lunak dan biasa
 Energi : 25-45 Kkal/kgBBI.
Pada masa akut energi berkisar 1100 kalori
s/d 1500 kalori, bertahap meningkat sesuai
dengan kondisi pasien
 Protein 0.8-1.5 g/kgBBI
 Lemak 20-30% dari total kalori
Kholesterol <300 mg
 Karbohidrat 60-70%
 Cukup Vitamin dan Mineral
 Cairan cukup 1500-2000 ml/hari
 Serat 15-25 gram
Inte rvena

Tahap 1 Cair Pe nuh


Cair (100%) Tahap 2 Cair Rendah Laktosa
Tahap 3 Cair Free Laktosa
Cair Nabati
Latihan menelan (Jelli, guarkol) Bubur sumsum

Cair (70%) + Bubur saring (30%)

Cair (60%) + Bubur kasar/Bubur L/p Blender kasar (40%)

Cair (40%) + Bubur kasar/Bubur L/p Blender kasar (60%)

Cair (20%) + Lunak (80%)


 (utih, gizi stroke 2011)
Lunak (100%)

Biasa (100%)
• Tahap 1: menyerupai puding/pure,
lembut, halus, perlu
menggunakan pengental
• Tahap 2: lebih padat, makanan
lunak
• Tahap 3 : mendekati makanan biasa
CAIR (MC) PADAT (MP)

ASUPAN  SESUAI KEBUTUHAN


Bermasalah saat
Mengunyah/Menelan

Penurunan kesadaran

Asupan Kurang
 Cair Penuh/Oligomerik :
Lambung
Usus Normal
Kolon
 Cair Rendah Laktosa:
Intoleransi Laktosa
 Tanpa Susu:
Intoleransi Protein susu
Intoleransi Laktosa
MAKANAN CAIR
KOMERSIAL

Tanpa Susu
Dengan Serat
Rendah Sisa
Rendah/bebas Laktosa
Dengan MCT
Dengan BCAA
Rendah Protein, dll
 Muntah-muntah Berat
 Pneumonia Aspirasi
 Perdarahan Saluran Cerna
(gastrointestinal)
CARA : TEHNIK:
 Per Oral  Bolus
 Per Sonde/Tube Feeding:  Intermiten
◦ Nasogastric  Drip
◦ Nasoduodenal Tube
◦ Nasojejunal Tube
◦ Gastrotomy Tube
◦ Duodenostomy Tube
◦ Jejunostomy Tube
 Asupan Makan (Zat Gizi makro dan mikro,
cairan dan serat)

 Berat badan/Lingkar Lengan Atas

 Fisik/Klinis (Mual, muntah, kehilangan masa


otot/lemak, udema, asites, dll)

 Biokimia ( Hasil Labolatorium terkait gizi)


1. Hipoksia

2. Suhu badan

3. Tekanan darah

4. Aritmia

5. Gula Darah

6. Status Hidrasi

7. Tidak ada urine/ banyak urine

8. Oral Higiene
■ Pasien: TB: 165 cm BB ideal= 58,5 kg
BB normal= 65 kg
BB saat ini/aktual = 50 kg  IMT 18,5

■ Hasil Fees: (Tim terpadu FEES)


pasien dapat makan per oral blender atau
halus contoh : bubur sumsum + cair per
NGT.
■ Kebutuhan: 58.5 x 35 kalori = 2047 kalori
bertahap mulai dari 1700, 1800 2000 kal)
Protein: 58.5 x 1 gram = 58.5 —> 60 gram
 Frekwensi pemberian:
◦ Oral= blender/bbr sumsum  3 x 350 cc
◦ NGT= mak. Cair 3 x 300 cc
◦ Tambahan: sari buah 2 x 150 cc
JADWAL PEMBERIAN
MAKANAN CAIR SEHARI PER NGT

Tn. Sutrisno (stroke unit)  1800 kalori


Pemberian: 6 X sehari  3 x makanan blenderize @ 350 cc
3 x Enteral DM (mak. cair/susu diabetes) @ 300 cc
Sari buah: 2 x @ 150 cc

Jam 06.30 wib. Makanan blenderize 350 cc

Jam 10.00 wib. Makanan Cair/susu diabetes 300 cc


Jam 11.00 wib. Sari buah 150 cc

Jam 12.00 wib. Makanan blenderize 300 cc

Jam 15.00 wib. Makanan Cair/susu diabetes 300 cc


Jam 16.00 wib. Sari buah 150 cc

Jam 18.00 wib. Makanan blenderize 350 cc

Jam 21.00 wib. Makanan Cair/susu diabetes 300 cc


■ PERUBAHAN BENTUK MAKANAN
■ CARA PERSIAPAN
MAKANAN UNTUK SETIAP TAHAP
■ BERSAMA DENGAN TERAPIS WICARA
UNTUK PERUBAHAN MAKANAN

■ POSISI SAAT MENELAN YANG


TEPAT (Hasil tes dan latihan
menelan)
Therapeutic Lifestyle Changes (TLC)
Kunjungan 2 Kunjungan 3
Evaluasi repon
Evaluasi respon
LDL
LDL Kunjungan
Kunjungan I 6 wks Jika tidak 6 wks If target LDL 4-6 mo
Mulai terapi tidak tercapai, Memantau
tercapai, Kepatuhan
gaya hidup pertimbangkan
, tingkatkan Tx terhadap TLC
penggunaan obat
penurun LDL
• Tekankan
• Tekankan • Mulai Tx
pengurangan
pengurangan untuk
lemak jenuh &
lemak jenuh & sindroma
kolesterol
kolesterol metabolik
• Mendorong
• Pertimbangkan • Intensifkan
aktivitas fisik yang
penambahan pengaturan
moderat
plant stanol berat badan
• Pertimbangkan dan aktifitas
• Tingkatkan asupan
rujukan ke ahli fisik
serat
diet
• Pertimbangkan • Pertimbangka
rujukan ke ahli diet n rujukan ke
NCEP ATP III. Circulation 2002;106: ahli diet
3145-3421.
Komponen Esensial TLC Diet

Untuk menurunkan kadar kolesterol jah


Kurangi makanan yang dapat meningkatkan kadar
1)
kolesterol darah:
• Lemak jenuh <7% dari total kalori
• Kolesterol <200 mg per hari

2) Konsumsi makanan yang dapat membantu


menurunkan kadar kolesterol jahat
• Plant Stanol Ester (setara 2 g stanol
per hari)
• Serat larut (10-25 g per hari)
NCEP ATP III. Circulation 2002;106: 3145-3421.
PASIEN STROKE DISFAGIA :
ö INTERVENSI NUTRISI
“SEGERA, CEPAT DAN TEPAT”,
SESUAI:
- HASIL PEMERIKSAAN
TES MENELAN/FEES
- MENGENALI FAKTOR PENYULIT
- BERTAHAP SESUAI KEMAMPUAN
ö PENANGANAN TIM TERPADU
Kasus 1
Ny. T, usia 56 tahun, status menikah, dirawat di RS dengan diagnosis
medis stroke infark differential. Pasien sehari-hari berjualan gorengan.
Pasien mempunyai 3 orang anak. Pasien MRS dengan keluhan lemah bagian
tubuh sebelah kiri, bicara rero, penurunan selera makan disertai mual. BB
pasien sekarang 60 kg, dan TB 154 cm. Hasil pemeriksaan biokimia : Hb :
15, 7 g/dl (N = 12 – 16 g/dl), Hematokrit 47 % (N = 36-48 %), Leukosit
12900 sel/mm3 (N = 4000 – 10000 sel/mm3), trombosit 291.000/mm3 (N
= 150.000-450.000/mm3), GDS 137 mg/dl (N = <200 mg/dl), ureum
21,7 mg/dl ( N = 15,0-43,2 mg/dl), kreatinin 0,8 mg/dl (N = 0,57-1,13
mg/dl), kolesterol 196 mg/dl (N = <200 mg/dl), trigliserida 199 mg/dl
(40-140 mg/dl), HDL 34 mg/dl (N = 30-85 mg/dl) dan LDL 128 mg/dl (N
= < 130 mg/dl). Data klinis pasien adalah TD 150/80 mmHg, nadi
84x/menit, RR : 20x/menit, suhu 36.50C. Pasein telah menderita stroke
sejak 2 tahun lalu dan memiliki riwayat hipertensi. Sebelum sakit, pasien
biasa makan nasi 2-3 x/hari, dengan lauk yang sering dikonsumsi telur,
ikan asin, ayam, singkong. Pasien mengkonsumsi sayuran dan buah, hanya
1-2 kali/minggu, dan setiap hari konsumsi gorengan 4-5 buah. Hasil
recall 24 jam saat di RS didapatkan energi : 482,1 kal, Protein : 15,2 gram,
lemak 10 gram, dan KH 82,3 gram. Pasien belum pernah mendapatkan
konseling gizi terkait penyakitnya. Selesaikanlah kasus tersebut
berdasarkan langkah-langkah Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)!
Kasus 2
Tn. KS, usia 72 tahun, status menikah, dirawat di RS dengan diagnosis
medis sequelea stroke. Pasien seorang pensiunan polri. Pasien mempunyai
2 orang anak. Pasien MRS dengan keluhan lemah bagian tubuh sebelah
kiri, batuk, mual dan muntah. BB pasien sekarang 67 kg, dan TB 162 cm.
Hasil pemeriksaan biokimia : Hb : 12, 1 g/dl (N = 12 – 16 g/dl),
Hematokrit 36 % (N = 36-48 %), Leukosit 140.000 sel/mm3 (N = 4000 –
10000 sel/mm3), trombosit 171.000/mm3 (N = 150.000-450.000/mm3),
GDS 102 mg/dl (N = <200 mg/dl), ureum 21,7 mg/dl ( N = 15,0-43,2
mg/dl), kreatinin 0,8 mg/dl (N = 0,57-1,13 mg/dl), kolesterol 196 mg/dl
(N = <200 mg/dl), trigliserida 199 mg/dl (40-140 mg/dl), HDL 34 mg/dl
(N = 30-85 mg/dl) dan LDL 128 mg/dl (N = < 130 mg/dl). Data klinis
pasien adalah TD 100/80 mmHg, nadi 89x/menit, RR : 22x/menit, suhu
370C. Pasein memiliki riwayat penyakit memiliki riwayat atrium vibrasi
sejak 4 tahun lalu dan sups stroke infrak 1 minggu lalu. Sebelum sakit,
pasien biasa makan nasi 3 x/hari, dengan lauk yang sering dikonsumsi
telur, ikan, ayam bag. dada, tahu dan tempe. Konsumsi sayur dan buah 2-
3x/seminggu. Setiap hari pasien konsumsi the/kopi 3 cangkir. Hasil recall
24 jam SMRS didapatkan energi : 69% Protein : 70%, lemak 52%, kolesterol
116% dan KH 19%. Pasien perokok (menghabiskan 1 bungkus/bulan). Saat
ini pasien mendapatkan obat atorvastatin, bisoprolol, car-Q,
ondansentron. Selesaikanlah kasus tersebut berdasarkan langkah-langkah
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)!

Anda mungkin juga menyukai