Biomed
Speech-Language Pathologist (SLP)/Terapi Wicara
Registered Dietitian (RD & Nutrisionis)
Physician (Dokter)
Registered Nurse (RN/Perawat)
Occupational Therapist (Terapi Okupasi)
Physiotherapist (Fisioterapis)
Pharmacist (Farmasis)
2. Apakah asupan
makan menurun
karena kurang nafsu
makan ?
Total skor : ≥ 2
beresiko malnutrisi
DISFAGIA
Disfagia: kesulitan dalam menelan cairan dan atau makanan yang disebabkan
karena adanya gangguan pada proses menelan (Wemer, 2005). Gejala
gangguan menelan bervariasi dari yang paling ringan seperti rasa tidak nyaman
di kerongkongan (trachea) hingga tidak mampu menelan makanan dan cairan.
KURANG
GIZI
DEHIDRASI INFEKSI PERAWATAN LAMA
• 6-31% kekurangan
asupan zat gizi setelah
serangan stroke,
cendrung memburuk
selama perawatan di
rumah sakit
• Menurunnya Status
Nutrisi kehilangan masa
otot dan lemak, berat
badan menurun
Skrining tes menelan pada semua
pasien
Oral Higiene
Asesmen menelan
Asesmen Gizi (Asuhan Gizi)
Strategi Rehabilitasi
FEES
BENTUK MAKANAN
Assessment/Pengkajian Gizi
Pengumpulan data :
Antropometri
Biokimia
Fisik
Riwayat makan & personal
Diagnosis Gizi :
Problem (masalah)
Etiologi (penyebab)
Sign/symtom
(tanda/gejala)
Intervensi :
Perecanaan
Implementasi
Edukasi & Konseling gizi
Monitoring evaluasi :
Respon intervensi
(American Dietetic Association 2008)
1) Tidak cukup nya asupan makanan per oral (NI- 2.1) berkaitan
dengan menurunnya kemampuan mengkonsumsi energi dan
protein ditandai terbatasnya asupan makanan, penurunan
berat badan setelah stroke
2. Fase Pemulihan
Apabila pasien sudah sadar, dan tidak mengalami fungsi
menelan (disfagia). Makanan diberikan per oral secara
bertahap mulai dari cair, saring, lunak dan biasa
Energi : 25-45 Kkal/kgBBI.
Pada masa akut energi berkisar 1100 kalori
s/d 1500 kalori, bertahap meningkat sesuai
dengan kondisi pasien
Protein 0.8-1.5 g/kgBBI
Lemak 20-30% dari total kalori
Kholesterol <300 mg
Karbohidrat 60-70%
Cukup Vitamin dan Mineral
Cairan cukup 1500-2000 ml/hari
Serat 15-25 gram
Inte rvena
Biasa (100%)
• Tahap 1: menyerupai puding/pure,
lembut, halus, perlu
menggunakan pengental
• Tahap 2: lebih padat, makanan
lunak
• Tahap 3 : mendekati makanan biasa
CAIR (MC) PADAT (MP)
Penurunan kesadaran
Asupan Kurang
Cair Penuh/Oligomerik :
Lambung
Usus Normal
Kolon
Cair Rendah Laktosa:
Intoleransi Laktosa
Tanpa Susu:
Intoleransi Protein susu
Intoleransi Laktosa
MAKANAN CAIR
KOMERSIAL
Tanpa Susu
Dengan Serat
Rendah Sisa
Rendah/bebas Laktosa
Dengan MCT
Dengan BCAA
Rendah Protein, dll
Muntah-muntah Berat
Pneumonia Aspirasi
Perdarahan Saluran Cerna
(gastrointestinal)
CARA : TEHNIK:
Per Oral Bolus
Per Sonde/Tube Feeding: Intermiten
◦ Nasogastric Drip
◦ Nasoduodenal Tube
◦ Nasojejunal Tube
◦ Gastrotomy Tube
◦ Duodenostomy Tube
◦ Jejunostomy Tube
Asupan Makan (Zat Gizi makro dan mikro,
cairan dan serat)
2. Suhu badan
3. Tekanan darah
4. Aritmia
5. Gula Darah
6. Status Hidrasi
8. Oral Higiene
■ Pasien: TB: 165 cm BB ideal= 58,5 kg
BB normal= 65 kg
BB saat ini/aktual = 50 kg IMT 18,5