Anda di halaman 1dari 40

Prinsip Dasar

Terapi Gizi
dr. Etisa Adi Murbawani, M.Si, Sp.GK
A 4-Step Process in
Nutrition Care Process
Nutrition Assessment
Nutrition Diagnosis
Nutrition Intervention
Nutrition Monitoring and Evaluation
Dukungan gizi (nutrition support) untuk
pasien rawat inap
Dukungan gizi dilakukan untuk:
Mencegah akibat buruk kelaparan (starving).
Memperbaiki akibat malnutrisi
Dukungan gizi diindikasikan apabila kecukupan
asupan makanan tidak memungkinkan untuk
jangka panjang

Terapi Gizi
Meliputi
Jumlah
Jenis
Konsistensi
Jam/frekuensi
Jalur

J U M L A H
Penghitungan Kebutuhan Gizi
Digunakan untuk menilai atau memonitor
adekuasi asupan dan untuk penyediaan
dukungan gizi
Pertimbangan beberapa faktor seperti usia, jenis
kelamin, aktifitas, berat badan, pertumbuhan,
perbaikan jaringan dan peningkatan kebutuhan
karena penyakit (demam, infeksi, trauma
metabolik)
Penghitungan Kebutuhan Gizi
Kehilangan berat badan yang tidak diinginkan
peningkatan morbiditas dan mortalitas
Asupan energi yang cukup dapat mencegah
kehilangan berat badan
Overfeeding gangguan pada parameter
biokimia dan pada jangka panjang : obesitas
Metoda:
Indirect calorimetry tidak praktis
Berat badan 25 35 kcal/kg (rule of thumb)
Prediksi persamaan

Penghitungan Kebutuhan Gizi
Persamaan Harris Benedict:
Didapatkan dari analisis regresi berganda jenis
kelamin, usia, tinggi badan dan berat badan.

Estimasi basal energy expenditure (BEE):
energi yang diperoleh dari pasien puasa saat
istirahat pada situasi thermoneutral (suhu
ruang). Diasumsikan ekuivalen dengan BMR.

Tidak termasuk kontribusi energi dari makanan
yang memicu thermogenesis, pyrexia, aktivitas
atau olahraga.
Estimasi Kebutuhan Energi
Persamaan Harris Benedict
BEE Pria (kcal/24jam) =
66.5 +(13 BB)+(5 TB) (6.8 Usia)

BEE Wanita (kcal/24jam) =
65.5 +(9.6 BB)+(1.8 TB) (4.7 Usia)

TEE = BEE + Faktor stress + Aktifitas + SDA


Faktor stress = (0 - 1) BEE;
Aktivitas = (0 - 0.3) BEE;
SDA = (1 - 0.3) BEE

Rumus untuk menghitung kebutuhan
energi
Faktor Stres
Koreksi terhadap kebutuhan energi dihitung
berdasarkan derajat hipermetabolisme :
Postoperatif (tanpa komplikasi) 1.0 1.10
Patah tulang panjang 1.15 1.30
Cancer 1.10 1.30
Peritonitis / sepsis 1.10 1.30
Rumus untuk Menghitung
Kebutuhan Energi
Infeksi serius / trauma multipel 1.20 1.40
Sindroma gagal multipel 1.20 1.40
Luka bakar 1.20 2.00

(= rerata BEE + % tubuh yang terluka bakar)

Koreksi kebutuhan energi (kcal/day) = BEE x faktor stress


Kebutuhan Zat Gizi Makro
PROTEIN :
Biasanya sebagai makanan sampingan
Memperbaiki cita rasa
1 1.3 g/KgBB
Insufisiensi ginjal : 0,8 g/kg BB
Merupakan bahan pembentuk tubuh
(body building materials)
Estimasi Kebutuhan Protein
Status energi Nitrogen
(g/kg/hari)
Protein (g/kg/hari)
Normal 0.17 (0.14 0.20) 1 (0.87 1.25)
Hipermetabolik
Ringan
Sedang
Berat

0.20 (0.17 0.25)
0.25 (0.20 0.30)
0.30 (0.25 0.35)

1.25 (1.0 1.50)
1.50 (1.25 1.87)
1.87 (1.56 1.87)
Menurun 0.30 (0.2 0.4) 1.87 (1.25 2.5)
LEMAK:
Memperbaiki rasa
Absorpsi Vit. A, D, E, K
Substrat energi
20 - 25% total energi
Pada pasien PPOK, proporsi lemak
dinaikkan
Fungsi-fungsi fisiologis (MUFA, PUFA)
KARBOHIDRAT:
Simplek dan komplek
Sebagai sumber utama energi
Sebagai makanan pokok
Jumlah 55-65% total kalori
Pada pasien dengan PPOK, proporsi
karbohidrat diturunkan
JENIS
Jenis Diet
Tergantung jenis penyakit
DM, dislipidemia, hiperurikemia, hipertensi
Sederhana vs kompleks
DM dengan insufisiensi ginjal, hipertensi dan
dislipidemia
Modifikasi diet
DM dengan insufisiensi ginjal, TBC dan
kanker paru pada lansia
Konsistensi:
Biasa/Standar
Lembek/lunak
Cair II
Cair I/Cair Penuh
Cair Jernih
Catatan: Cair Jernih dan Cair I/Penuh DINGIN pada
pasien post hematemesis
Bentuk makanan
Bentuk Makanan
Jalur Pemberian
Jalur
Makanan oral
Nutrisi enteral
Nutrisi parenteral
Kombinasi

Nutrisi Oral
Pengurangan kadar aktifitas fisik mengurangi
kebutuhan energi.
Kebutuhan protein dan vitamin tidak berubah
atau bahkan meningkat.
Kesulitan mengunyah dan/atau menelan
Faktor-faktor dalam pemilihan supplementasi
oral:
Cita rasa
Kepadatan zat gizi
Kebutuhan zat gizi khusus

Gizi Enteral (Enteral Nutrition)
Asupan tambahan atau pengganti untuk nutrisi
oral yang rendah.
Pemberian makanan lewat selang untuk traktus
GI yang masih berfungsi secara parsial atau
total.
Dasar pemberian makanan enteral
Kebutuhan nutrisi pasien harus tercapai
Tehnik pemberian harus dapat
meminimalisasi risiko terjadinya infeksi,
aspirasi
Pipa makanan untuk pemberian obat dengan
saran ahli farmasi (untuk meminimalkan
penyumbatan / interaksi obat dan nutrient)
Keuntungan pemberian nutrisi
enteral
Mempertahankan sekresi fungsi imunologis, peptide
usus, Ig A dan mucin
Mencegah kehilangan nitrogen dan protein yang
berkaitan dengan terjadinya atrofi usus
Menstimulasi sintesis enzim digestif
Komplikasi yang terjadi lebih kecil dibanding
pemberian PN total.
Indikasi Nutrisi Enteral
Pasien stress
Pasien yang dibedah
Cedera lain: trauma, luka bakar, pankreatitis, sepsis

Malnutrisi selama penyakit kronik
Tidak mungkin diberikan nutrisi oral
Penyakit neurologik
Kanker kepala dan leher
Kanker esofageal
Penyakit-penyakit digestif
Penyakit Crohns
Malabsorsi
Fistula digestif

Kontra indikasi pemberian nutrisi
enteral
Muntah
Diare berat > 1500 ml/hr
Fistula letak tinggi high out put (> 500 ml/hr), kecuali
bagian distal fistula dapat menerima makanan.
Short bowel syndrome (< 50 cm jejunum dengan
colon intak atau < 100 cm jejunum tanpa colon
ascendens)
Obstruksi total intestinal (tergantung dari asal
obstruksi)
Hipovolemik atau syok septic
Hemodinamik yang tidak stabil
Jalur pemberian nutrisi enteral
Nasogastrik, Naso Duodenal, Naso Jejunal
- Naso-gastric tubes lebih sering digunakan
untuk jangka pendek (biasanya < 1 bulan)

- Naso jejunal dapat dipakai sbg parenteral
nutrisi pada pankreatitis akut

Keuntungan dan Kerugian jalur
naso-enteral
Kerugian :
Dapat menyebabkan
aspirasi
Membutuhkan
konfirmasi x-ray untuk
menentukan posisi
ujung pipa makanan
Alat NGT hanya dapat
digunakan kurang dari 4
minggu dan perlu
penggantian bila masih
diperlukan
Keuntungan :
Tidak membutuhkan
anestesia dan prosedur
bedah
Insidens komplikasi
rendah
C. Pichard, personnal communication
C. Pichard, personnal communication
ML Gauderer et al. Clin Nutr 2002
Gastrostomy dan Jejunostomy

Per-endoskopik gastrostomy (PEG)
ML Gauderer et al. Clin Nutr 2002
Per-endoskopik gastrostomy (PEG)
Gizi Parenteral
Nutrisi Parenteral
Penting untuk pasien berpenyakit berat
Secara fisiologis hanya dapat diberikan melalui
jalur parenteral
Lebih bahaya secara signifikan dibandingkan
per-enteral oleh karena:
Pemasangan jalur infus sepsis, emboli dan
thrombosis
Komplikasi metabolik dan patologik
Pemberian: kateter perifer/ sentral
Indikasi Nutrisi Parenteral: Penyakit Kritis
Malnutrisi atau tidak dapat makan secara adekuat
(termasuk per-sonde) selama lebih dari 7 hari.
Manfaat nutrisi parenteral lebih besar dari risikonya.
Pasien bernutrisi baik dan diharapkan untuk dilakukan
NPO termasuk pemberian makan per-sonde selama >
14 hari.
Gunakan nutrisi parenteral hanya jika terdapat
kontraindikasi nutrisi enteral.
Pemberian Nutrisi
Mencukupi
Berlanjut ke
Makanan Oral
Guidelines for the use of Parenteral and
Enteral Nutrition in Adult and Pediatric
Patients. JPEN, 26, (1) Supllm, 2002
Fungsi Saluran Cerna
baik
Tidak
Nutrisi Enteral
Nutrisi Parenteral
Jangka panjang
Gastrostomi
Jejunostomi
Jangka pendek (4-6 mgg)
Nasogastrik
Nasoduodenal
Nasojejunal
Jangka pendek
Jangka panjang atau
Pembatasan cairan
Nutrisi
Parenteral Periper
Nutrisi
Parenteral Total
Fungsi saluran
cerna membaik
Ya Tidak
Normal Terganggu
Nutrisi Lengkap
Toleransi
nutrisi
Tidak mencukupi
Nutrisi parenteral
Sebagai supleman
Mencukupi
Diet yg lebih kompleks
dan makanan oral
sesuai dengan
penerimaan
Fungsi Saluran Cerna
Formula Khusus
Oral, makan biasa, lunak

Anda mungkin juga menyukai