Anda di halaman 1dari 77

Laporan Hasil Belajar

Tutorial Blok 7 Skenario A

Disusun oleh: G7

Syafira Ayudiah Syah Putri 04011181924039


Friska Anggraini 04011281924072
Edrine Fatharani Faza 04011281924126
Labaika Annisa Islami 04011381924190
Athiyyah Faradilah Salsabila 04011381924194
Tara Qanitah Hepriyanti 04011381924200
Melissa Tiara Cahyani 04011381924211
Rr. Ayyu Kisledia 04011381924215
Hurin ‗Afina Gnd 04011381924218

Tutor: Rara Inggarsih, M.Kes

Program Studi Pendidikan Dokter Umum


Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya
2020
LAMPIRAN STRUKTUR KELOMPOK

Tutor : Rara Inggarsih, M.Kes


Moderator : Friska Anggraini
Sekretaris 1 : Rr. Ayyu Kisledia
Sekretaris 2 : Tara Qonitah Hepriyanti
Presentan : Edrine Fatharani Faza

Pelaksanaan : 1. Tutorial 1 = 6 April 2020, 07.30 – 10.00 WIB


2. Belajar Mandiri
3. Tutorial 2 = 8 April 2020, 07.30 – 10.00 WIB
4. Belajar Mandiri
5. Pleno = 10 April 2020

Peraturan selama tutorial :


1. Menginterupsi secara sopan
2. Membuka gadget untuk keperluan tutorial atas izin moderator dan tutor
3. Izin terlebih dahulu jika ingin ke toilet
4. Tidak boleh keluar tanpa izin moderator
5. Tidak boleh berisik dan mengganggu orang lain
6. Hasil akhir merupakan kesepakatan bersama

Universitas Sriwijaya | 1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan tugas tutorial ini dengan baik dan tanpa hambatan.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan
bagian dari pembelajaran yang berbasis Problem Based Learning (PBL) di
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Rara Inggarsih, M.Kes.
Selaku tutor kelompok kami serta semua pihak yang telah membantu penyusunan
laporan tugas tutorial ini.
Meskipun kami berhasil menyelesaikan laporan ini dengan baik, kami
menyadari akan adanya kekurangan di dalam laporan ini, sehingga kami sangat
terbuka dengan kritik, saran, serta masukan dari berbagai pihak. Akhir kata, kami
berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Palembang, 9 April 2020

Grup 7

Universitas Sriwijaya | 2
DAFTAR ISI

LAMPIRAN STRUKTUR KELOMPOK ..................................................... 1


KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................... 3
A. Skenario A Blok 6 ........................................................................................ 4
B. Klarifikasi Istilah ......................................................................................... 4
C. Identifikasi Masalah .................................................................................... 6
D. Analisis Masalah .......................................................................................... 6
E. Learning Issues ............................................................................................. 18
F. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan ................................................................ 19
G. Sintesis Masalah .......................................................................................... 20
H. Kerangka Konsep ........................................................................................ 73
I. Kesimpulan .................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 75

Universitas Sriwijaya | 3
A. Skenario A Blok 6
Nona Syahrini, 37 tahun, seorang aparatur sipil negara di Kementerian
Keuangan, memiliki berat badan 65 kg dan tinggi badan 150 cm. Untuk
menurunkan berat badannya, setiap hari dia selalu melakukan olahraga
berupa jogging selama 30 menit di pagi hari dan lari/renang sekitar dua jam di
sore hari. Dia juga rajin melakukan puasa senin dan kamis. Dia menghindari
makan makanan berlemak dan protein. Dia hanya makan buah, sayur dan
sedikit nasi. Dalam satu bulan berat badannya menjadi 60 kg. Dia senang
sekali, tetapi sekarang dia mengeluh mudah letih dan pegal-pegal. Dia
kemudian konsultasi ke dokter keluarganya. Hasil pemeriksaan fisik dan hasil
pemeriksaan laboratorium masih dalam batas normal. Dokter mengatakan
Nona Syahrini mengalami kelelahan karena aktivitas berlebihan dalam
menurunkan berat badan.

B. Klarifikasi Istilah
1. Pemeriksaan fisik
a. An examination of the bodily functions and condition of an individual
(Merriam Webster Dictionary).
b. Pemeriksaan: meninjau dengan teliti untuk mengetahui suatu keadaan,
sedangkan fisik: jasmani atau badan.
Pemeriksaan fisik: peninjauan keadaan jasmani secara teliti untuk
mengetahui keadaannya (KBBI)
2. Pemeriksaan laboratorium
a. A test conducted under controlled scientific conditions in a laboratory
or similar setting (Merriam Webster Dictionary)
b. Pemeriksaan : proses, cara, memeriksa, eksaminasi (KBBI)
Laboratorium : tempat atau kamar dan sebagainya tertentu yang
dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan (KBBI)
Pemeriksaan laboratorium : proses memeriksa atau penyelidikan yang
dilakukan di suatu tempat atau ruang tertentu yang dilengkapi dengan
peralatan untuk mengadakan percobaan (penyelidikan dan sebagainya)
(KBBI)

Universitas Sriwijaya | 4
3. Pegal
a. Berasa kaku (tentang tulang-sendi, dsb) (KBBI)
b. Afflicted by a continuous dull pain (Collins Dictionary)
4. Letih
a. Drained of strength and energy : fatigued often to the point of
exhaustion (Merriam Webster Dictionary)
b. Tidak bertenaga (karena baru selesai kerja berat dan sebagainya); lelah
sekali (KBBI)
5. Kelelahan
a. The temporary loss of power to respond that is induced in a sensory end
or motor end organ by continued stimulation (Merriam Webster
Dictionary)
b. Perihal (keadaan) lelah; kepenatan; kepayahan (KBBI)
6. Makanan berlemak dan protein
a. Makanan berlemak : Makanan yang mengandung lemak.
Lemak : Sumber energi, bahan penting dalam struktut sel, dan
mempunyai fungsi biologis lainnya. (DORLAND)
b. Makanan berprotein: Makanan yang mengandung nitrogen yang
diyakini sebagai faktor penting untuk fungsi tubuh
7. Puasa
a. Menghindari makan, minum, dan sebagainya dengan sengaja (terutama
bertalian dengan keagamaan; salah satu rukun Islam berupa ibadah
menahan diri atau berpantang makan, minum, dan segala yang
membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari) (KBBI)
8. Aktivitas berlebihan
a. Aktivitas: keaktifan;kegiatan (KBBI)
Berlebihan: banyak sekali; tidak sewajarnya (KBBI)
Aktivitas berlebihan: kegiatan fisik yang terlalu banyak hingga melewati
batas wajar

Universitas Sriwijaya | 5
C. Identifikasi Masalah
Fakta O-E Concern
Nona Syahrini, 37 tahun, seorang aparatur sipil negara
di Kementerian Keuangan, memiliki berat badan 65 kg + V
dan tinggi badan 150 cm.
Untuk menurunkan berat badannya, setiap hari dia
selalu melakukan olahraga berupa jogging selama 30
menit di pagi hari dan lari/renang sekitar dua jam di + VVV
sore hari. Dia juga rajin melakukan puasa senin dan
kamis.
Dia menghindari makan makanan berlemak dan
+ VVV
protein. Dia hanya makan buah, sayur dan sedikit nasi.
Dalam satu bulan berat badannya menjadi 60 kg. Dia
senang sekali, tetapi sekarang dia mengeluh mudah + VV
letih dan pegal-pegal.
Dia kemudian konsultasi ke dokter keluarganya. Hasil
pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan laboratorium + V
masih dalam batas normal.
Dokter mengatakan Nona Syahrini mengalami
kelelahan karena aktivitas berlebihan dalam + VV
menurunkan berat badan.
Keterangan : (+) masalah
(0) bukan masalah
(v) penting

D. Analisis Masalah
1. Nona Syahrini, 37 tahun, seorang aparatur sipil negara di Kementerian
Keuangan, memiliki berat badan 65 kg dan tinggi badan 150 cm.
a. Bagaimana skala IMT yang normal?
Jawab: skala normal dalam pengukuran IMT adalah sebagai berikut.

Universitas Sriwijaya | 6
b. Bagaimana interpretasi berat dan tinggi badan Nn. Syahrini?
Jawab:
( )
IMT = ( ) ( )

IMT Nn. Syahrini = =

IMT Nn. Syahrini telah tergolong gemuk (kelebihan berat badan


tingkat berat) dan dapat menimbulkan risiko obesitas.

2. Untuk menurunkan berat badannya, setiap hari dia selalu olahraga jogging
selama 30 menit di pagi hari dan lari/renang sekitar 2 jam di sore hari,
serta rajin melakukan puasa senin dan kamis.
a. Bagaimana proses pemenuhan energi pada saat berpuasa dan tidak
berpuasa?
Jawab: Jumlah glukosa dan glikogen cadangan dalam hati dan otot
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan energi untuk mengatasi
puasa selama beberapa jam saja. Dalam waktu puasa yang lama,
glukosa akan turun jumlahnya. Tubuh akan memulai proses
glokoneogenesis yaitu mengubah senyawa nonkarbohidrat menjadi
glukosa untuk memenuhi kebutuhan energi.
b. Bagaimana mekanisme glikolisis aerob & anaerob?
Jawab: Glikolisis dapat berlangsung dalam 2 kondisi yaitu aerob dan
anaerob. Produk akhir dari glikolisis aerob adalah asam piruvat,
sedangkan produk akhir glikolisis anaerob adalah asam laktat.
Glikolisis Aerob

Universitas Sriwijaya | 7
Tahap 1: Glukosa (C6H12O6) + heksokinase + ATP → ADP +
Glukosa 6-fosfat (C6H11O6P1)
Tahap 2: Glukosa 6-fosfat (C6H11O6P1) +
Fosfoheksosaisomerase → Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1)
Tahap 3: Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1) + fosfofruktokinase +
ATP → ADP + Fruktosa 1, 6-bisfosfat (C6H10O6P2)
Tahap 4: Fruktosa 1, 6-bisfosfat (C6H10O6P2) + aldolase →
dihidroksiaseton fosfat (C3H5O3P1) + gliseraldehida 3-fosfat
(C3H5O3P1)
Tahap 5: Enzim triose fosfat isomerase mengubah molekul
dihidroksiaseton fosfat dan gliseraldehida 3-fosfat.
*Dari tahapan 6 sampai tahapan 10 akan terjadi sebanyak 2x
Tahap 6: Triose fosfat dehidrogenase + 2 P + 2 gliseraldehida
fosfat (C3H5O3P1) → 2 molekul dari 1,3-bisfosfogliserat
(C3H4O4P2)
Tahap 7: 1,3-bifosfogliserat diubah lagi menjadi 3-fosfogliserat
dengan bantuan enzim fosfogliserat kinase karena trjadi
pelepasan ikatan phospat pada atom C yang pertama. Terjadi
perubahan ADP menjadi ATP. Tahapan ini berlangsung 2x
sehingga menghasilkan 2 ATP.
Tahap 8: 2 molekul 3-fosfogliserat (C3H5O4P1) +
fosfogliseromutase → 2 molekul 2-fosfogliserat (C3H5O4P1)
Tahap 9: 2 molekul 2-fosfogliserat (C3H5O4P1) + enolase → 2
molekul asam fosfoenolpiruvat (PEP) (C3H3O3P1)

Universitas Sriwijaya | 8
Tahap 10: fosfoenolpiruvat diubah menjadi piruvat dengan
bantuan enzim piruvat kinase. Terjadi pelepasan ikatan phospat
sehingga terbentuk ATP.
2 molekul PEP (C3H3O3P1) + piruvat kinase + 2 ADP → 2 m
olekul asam piruvat (C3H4O3) + 2 ATP

Glikolisis anaerob
Pada tahapan glikolisis, akan dihasilkan 2 asam piruvat, 2 ATP, dan
2 NADH. Apabila kadar oksigen tidak terpenuhi maka akan terjadi
perubahan 2 NADH menjadi 2 NAD+ dengan bantuan enzim laktat
dihidrogenase dan membentuk asam laktat.
c. Berapa lamakah waktu normal untuk berolahraga dalam sehari?
Jawab: Olahraga sebaiknya dilakukan selama 30 menit dalam sehari
dan minimal 5 hari dalam seminggu.
Untuk olahraga dengan intensitas sedang, misalnya seperti
berjalan cepat dan berenang maka sebaiknya dilakukan dalam waktu
150 menit per minggu. Sedangkan pada olahraga intensitas berat,
misalnya berlari dianjurkan untuk berolahraga selama 75
menit/minggu.

Universitas Sriwijaya | 9
d. Bagaimana metabolisme energi otot pada saat olahraga?
Jawab: Sistem metabolisme energi untuk menghasilkan ATP dapat
berjalan secara aerobik (dengan oksigen) dan secara anaerobik (tanpa
oksigen). Kedua proses ini dapat berjalan secara simultan di dalam
tubuh saat berolahraga. Adenosine triphosphate (ATP) merupakan
sumber energi yang terdapat di dalam sel-sel tubuh terutama sel otot
yang siap dipergunakan untuk aktivitas otot. Terdapat 2 macam sistem
pemakaian energi anaerobik yang dapat menghasilkan ATP selama
exercise yaitu (1) sistem ATP-CP (2) sistem asam laktat. Sistem
oksigen/ aerobik membutuhkan oksigen untuk memecahkan
glikogen/glukosa menjadi CO2 dan H2O melalui siklus krebs
(Tricarboxyclic acid=TCA) dan sistem transport elektron.
Glikogen atau glukosa dipecah secara kimia menjadi asam piruvat
dan dengan adanya O2 maka asam laktat tidak menumpuk. Asam
piruvat yang terbentuk selanjutnya memasuki siklus Kreb dan sistim
transport elektron. Sistim aerobik digunakan untuk exercise yang
membutuhkan energi lebih dari 3 menit seperti lari marathon, renang
gaya bebas 1500 m. Reaksi aerobik terjadi dalam sel otot yaitu pada
organel mitokondria. Sistem aerobik menghasilkan ATP lebih lambat
daripada sistem ATP-CP dan asam laktat, tetapi produksi ATP jauh
lebih besar.
e. Apakah dampak dari olahraga yang berlebihan pada tubuh?
Jawab: Badan terasa nyeri atau pegal akibat peradangan di otot dan
sendi, radang tendon atau tendinitis, dehidrasi, gangguan elektrolit,
gangguan tidur, berkurangnya nafsu makan, melemahnya daya tahan
tubuh (sehingga sering flu), dan gangguan jantung (seperti aritmia).
f. Berapa banyak kalori yang terbuang jika olahraga setiap hari?
Jawab: Berjalan 5 km selama 1 jam maka itu sudah berhasil
membakar 314—391 kalori. Jumlahnya bergantung dengan berat
badan Anda. Berjalan dengan kecepatan 8km/jam dapat membakar
606—755 kalori. Sering naik tangga dapat membuat seseorang
membakar 657—819 kalori. Bila dilakukan dengan serius, berenang

Universitas Sriwijaya | 10
dengan menggerakkan seluruh sendi selama kurang lebih 1 jam dapat
membakar 715—892 kalori.
g. Apakah puasa senin kamis dengan olahraga setiap hari yang dilakukan
baik untuk kesehatan tubuh?
Jawab: puasa senin kamis dapat dilakukan bersamaan dengan olahraga
setiap hari, anamun dengan catatan olahraga yang dilakukan tidak
berlebihan yang dapat mengurang tenaga karena olahraga yang
berlebihan akan menyebabkan dampak negatif bagi tubuh.
h. Apakah puasa dan diet dapat berpengaruh dalam metabolisme energi
pada saat melakukan aktivitas berat?
Jawab: Tentu saja berpengaruh, dengan diet dan berpuasa, maka
asupan nutrisi untuk bahan metabolisme menjadi kurang. sedangkan
nona syahrini tetap melakukan aktivitas berat, yang artinya kebutuhan
energinya pun meningkat. Maka dari itu, tubuh akan melakukan
pemecahan-pemecahan seperti glikogenolisis dan glukoneogenesis
untuk menghasilkan glukosa yang berguna dalam metabolisme energi.

3. Dia menghindari makanan berlemak dan protein dan hanya makan buah,
sayur dan sedikit nasi.
a. Bagaimana mekanisme metabolisme cadangan lemak dan protein?
Jawab: Metabolisme Lemak
Hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol,
selain itu ada yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam
air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati.
Sebagian besar asam lemak tidak larut dalam air, maka diangkut
oleh miselus dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di
dalam sel ini asam lemak dan monogliserida menjadi trigliserida
(lipid) dan berkumpul menjadi kilomikron untuk ditransportasikan
melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga
bersatu dengan sirkulasi darah, ditransportasikan menuju hati dan
jaringan adiposa.

Universitas Sriwijaya | 11
Di dalam sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron dipecah
menjadi asam-asam lemak dan gliserol.
Hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam
lemak dan gliserol. Asam lemak tersebut ditransportasikan albumin
ke jaringan yang memerlukan sebagai asam lemak bebas (free
fatty acid/FFA). Jika sumber energi dari karbohidrat cukup, asam
lemak mengalami esterifikasi (membentuk ester dengan gliserol
menjadi trigliserida) sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika
sumber energi dari karbohidrat kurang, asam lemak dioksidasi,
baik dari diet atau jika pemecahan cadangan trigliserida jaringan
(lipolisis).
Proses oksidasi asam lemak dinamakan Oksidasi Beta
menghasilkan asetil KoA yang masuk ke siklus asam sitrat
menghasilkan energi. Jika kebutuhan energi sudah cukup, asetil
KoA mengalami LIPOGENESIS menjadi asam lemak dan
selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.

Metabolisme Protein
Metabolisme asam amino melibatkan transminasi,
dilanjutkan deaminasi, dan kerangka sisa karbon dapat dikosidasi
menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat atau digunakan untuk
pembentukan glukosa (glukoneogenesis), atau untuk membentuk
badan keton atau asetil-KoA.
i. Transaminasi, proses pemindahan gugus amino dari suatu
asam amino ke asam keto, sehingga menghasilkan asam
amino baru dan satu asam keto. Proses transaminasi
membutuhkan koenzim NAD (Niasin), PLP (vitamin B6),
asam folat dan vitamin B12.
ii. Deaminasi
Merupakan pelepasan gugus amin dari asam amino
yang akan menghasilkan sisa berupa amoniak. Amoniak
yang bersifat racun akan masuk ke dalam peredaran darah

Universitas Sriwijaya | 12
dan dibawa ke hati. Hati akan melakukan detoksifikasi
yang akan membuat kadar racun amoniak menjadi lebih
rendah.

b. Bagaimana mekanisme metabolisme karbohidrat dalam tubuh?


Jawab: Karbohidrat mengalami proses glikolisis, dimana glukosa
akan diubah manjadi asam piruvat.

Pada glikolisis aerob, asam piruvat akan memasuki siklus


asam sitrat, asam piruvat diubah menjadi asetil Ko A dahulu pada
dekarboksilasi oksidatif, kemudian masuk kedalam siklus asam
sitrat. Sedangkan glikolisis anaerob akan menghasilkan asam laktat
dan berhubungan dengan siklus corry (asam laktat diubah jadi
glukosa).

Universitas Sriwijaya | 13
c. Apa dampak dari kurangnya asupan lemak dan protein?
Jawab: Pada saat puasa dan diet karbo, protein, dan lemak, asupan
glukosa ke dalam tubuh akan menurun, sedangkan tubuh
membutuhkan asupan setidaknya glukosa untuk menghasilkan
energi, hal ini menyebabkan akan terjadinya proses
glukoneogenesis, hormon insulin dan enzim glikogen sintase
(heksokinase, glukonase, fosfofruktokinase) akan menurun
sehingga pembentukan energi pun terhambat yang menyebabkan
berat badan akan mengalami penurunan.
d. Bagaimana kebutuhan energi sehari-hari pada tubuh?
Jawab: Kebutuhan energi tubuh tergantung oleh beberapa faktor.
Pertama adalah usia. Pada masa anak – anak hingga remaja
kebutuhan energy lebih banyakkarena akan dipakai untuk
pertumbuhan. Faktor lainnya adalah aktivitas fisik, semakin
banyak aktivitas seseorang makan semakin banyak pula kebutuhan
energinya.
e. Bagaimana proses transportasi dan penyimpanan lemak dalam
tubuh?
Jawab: Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua
sumber, yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang
bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energy
(Guyton, 2007). Lemak yang terdapat dalam makanan akan
diuraikan menjadi kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam
lemak bebas pada saat dicerna dalam usus. Keempat unsur lemak
ini akan diserap dari usus dan masuk kedalam darah.
Lemak tidak larut dalam air, berarti lemak juga tidak larut
dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam
peredaran darah, maka di dalam plasma darah, lemak akan
berikatan dengan protein spesifik membentuk suatu kompleks
makromolekul yang larut dalam air. Ikatan antara lemak
(kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut

Universitas Sriwijaya | 14
lipoprotein. Berdasarkan komposisi, densitas, dan mobilitasnya,
lipoprotein dibedakan menjadi 4.
i. kilomikron : mengangkut lipid yg diabsorpsi dari usus
ii. VLDL / Very Low Density Lipoprotein (pre-ß ipoprotein)
mengangkut TAG keluar dari hati
iii. LDL / Low Low Density Lipoprotein (ß ipoprotein) : berasal
dari katabolisme VLDL
iv. HDL / High Low Density Lipoprotein (α -lipoprotein) :
transport kolesterol dari jaringan estrahepatik he hati
Di dalam plasma, kolesterol (paling banyak ester kolesteril)
diangkut di dalam lipoprotein plasma. Lemak dalam darah
diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen dan jalur
endogen.

4. Dalam 1 bulan berat badannya menjadi 60 kg, tetapi sekarang mengeluh


mudah letih dan pegal-pegal.
a. Berapakah batas penurunan berat badan yg normal dalam 1 bulan?
Jawab: Dalam seminggu normalnya seseorang mengalami
penurunan berat badan 0,5kg sehingga dalam sebulan terdapat 4
minggu 0,5 x 4 = 2 kg. Jadi, dalam sebulan 2 kg normalnya
seseorang mengalami penurunan berat badan.
b. Apa penyebab mudah letih?
Jawab: Pada skenario ini penyebab terjadinya letih adalah olahraga
yang bersifat anaerobik secara berlebihan sehingga terjadi
penumpukan laktat yang akan mengambat proses glikolisis.
c. Bagaimana mekanisme letih?
Jawab: Setelah 1,5–2 menit melakukan exercise anaerobik,
penumpukan laktat yang terjadi akan menghambat glikolisis,
sehingga timbul kelelahan otot. Melalui proses pembentukan asam
laktat dari 1 mol (180 gram) glikogen otot dihasil 3 molekul ATP.
d. Bagaimana mekanisme pegal yang dialami Nn. Syahrini?

Universitas Sriwijaya | 15
Jawab: Proses metabolisme energi secara anaerob akan
menghasilkan produk samping, yaitu asam laktat yang apabila
terakumulasi dapat menghambat kontraksi otot dan menyebabkan
rasa nyeri pada otot.

5. Nn. Syahrini kemudian konsultasi ke dokter keluarganya dan hasil


pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan laboratorium masih dalam batas
normal.
a. Apa saja pemeriksaan fisik dan laboratorium yang dilakukan?
Jawab: Pemeriksaan Fisik dapat dilakukan dengan berbagai
rangkaian kegiatan berikut.
i. Inspeksi, melihat bagian-bagian tubuh pasien untuk
mendeteksi kondisi normal atau adanya tanda fisik tertentu.
Misalnya kulit kering, keriput dan tidak elastik normal
ditemukan pada usia lanjut tetapi tidak pada klien dewasa.
Inspeksi dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak
langsung. Secara langsung dilakukan dengan penglihatan,
pendengaran, penciuman; sedangkan tidak langsung
dilakukan dengan menggunakan bantuan peralatan seperti
spekulum, ophtalmoscope.
ii. Palpasi, menyentuh tubuh pasien dan biasanya digunakan
bersamaan dengan inspeksi. Palpasi dapat dilakukan dengan
menggunakan telapak tangan, jari dan ujung jari untuk
mengkaji kelembutan (softness), kekakuan (rigidity), massa,
suhu, posisi dan ukuran, kecepatan dan
iii. Auskultasi, mendengarkan (biasanya dengan stetoskop) suara
yang dihasilkan tubuh untuk membedakan suara normal dan
abnormal.
iv. Perkusi, dilakukan untuk mengetahui bentuk, lokasi dan
densitas struktur yang ada dibawah permukaan kulit. Perkusi
dapat memverivikasi daata yang telah didapat melalui foto
roontgen, atau pengkajian melalui palpasi dan auskultasi.

Universitas Sriwijaya | 16
Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan untuk
menilai kondisi dari seorang pasien berupa, pemeriksaan
hematologi, kimia klinik, urine, dan feses.
b. Berapa batas normal dari pemeriksaan fisik dan laboratorium
tersebut?
Jawab:
i. Tekanan darah: level normal tekanan darah adalah kurang
dari 120/80, sedangkan dikatakan menderita hipertensi bila
tekanan darah lebih dari 130/80.

ii. Detak jantung: level detak jantung yang normal adalah 60-
100.
iii. Rasio pernapasan: orang dewasa normal bernapas sekitar 12-
16 kali per menit. Jika napas lebih dari 20 kali per menit,
dapat diduga ada masalah pada jantung atau paru-paru.
iv. Suhu tubuh: suhu normal tubuh adalah sekitar 36,1-37,2
derajat celcius.

6. Dokter mengatakan Nona Syahrini mengalami kelelahan karena aktivitas


berlebihan dalam menurunkan berat badan.
a. Bagaimana hubungan kelelahan dan mudah letih dan pegal?
Jawab: Kelelahan otot dapat diakibatkan oleh beberapa faktor,
diantaranya: waktu istirahat otot yang kurang, kontraksi yang terus-
menerus; meningkat; atau berlangsung dalam waktu lama, asam

Universitas Sriwijaya | 17
laktat yang meningkat, sumber energi berkurang, dan kerja enzim
yang berkurang.
Apabila waktu istirahat otot terlalu sedikit padahal kerja
otot (kontraksi) berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka
otot dapat kehabisan energi (ATP). Otot tidak memiliki waktu yang
cukup untuk memproduksi ATP yang baru, jika terus berlangsung
hal demikian, maka produksi ATP akan dialihkan dengan cara
anaerob. Produksi dengan cara anaerob akan membuat penimbunan
asam laktat semakin banyak. Asam laktat yang merupakan hasil
sampingan peristiwa dari pemecahan glikogen dapat menyebabkan
―pegal‖ dalam otot ataupun dapat menyebabkan ―kelelahan‖ otot.
Kelelahan otot biasanya ditandai dengan tubuh menjadi lemas dan
juga lelah.
Asam laktat dapat diubah lagi menjadi glukosa dengan
bantuan enzim-enzim yang ada di hati. Akan tetapi, hanya sekitar
70% asam laktat yang dapat diubah kembali menjadi glukosa oleh
enzim enzim dalam hati. Cara lain untuk mengurangi penimbunan
asam laktat adalah dengan menambah pasokan oksigen ke dalam
darah. Kebutuhan oksigen yang tinggi akan mengakibatkan
seseorang bernapas dengan terengah-engah.

E. Learning Issues
1. Metabolisme Karbohidrat
a. Glikolisis aerob anaerob
b. Dekarboksilasi oksidatif
c. Siklus krebs
d. Transpor elektron
e. Glikogenolisis
f. Glukoneogenesis
g. Glikogenesis
h. Lipolisis
2. Metabolisme Lemak

Universitas Sriwijaya | 18
3. Metabolisme Protein
4. Metabolisme Vitamin
5. Metabolisme Mineral
6. Diet
a. Indeks Massa Tubuh
b. Kebutuhan dan pengeluaran kalori & nutrisi
c. Penyebab penurunan berat badan
e. Pemeriksaan fisik dan laboratorium
7. Metabolisme Olahraga dan Puasa
a. Siklus cori
b. Olahraga aerob dan anaerob
c. Pengaruh terhadap letih, pegal, dan penurunan berat badan

F. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan


What We How We
Pokok What We What We Don't
No. Have to Will
Bahasan Know Know
Prove Learn
a. Definisi a. Mekanisme
b. Fungsi b. Penyerapan
Textbook
c. Jenis- makanan
Metabolisme Jurnal
1. jenis c. Transportasi
makanan Internet
makanan
Ahli
d. Penyimpanan
makanan
a. Definisi a. Enzim dan a. mekanis
Fisiologis Textbook
b. Fungsi hormon yang me
metabolisme Jurnal
2. c. Siklus terlibat
pembentukan Internet
secara
energi Ahli
umum
Metabolisme a. Definisi a. Mekanisme
Textbook
pembentukan b. Fungsi b. Metabolisme
Jurnal
3. energi saat pada otot
Internet
olahraga dan
Ahli
puasa
a. Definisi a. Kebutuhan a. Manfaat Textbook
4. Diet IMT kalori puasa Jurnal
b. Fungsi b. Pengaruh senin Internet

Universitas Sriwijaya | 19
IMT puasa dan kamis Ahli
c. Klasifika diet bagi
si IMT c. Beta oksidasi tubuh
d. Hubungan
puasa dan
diet
a. Kebutuhan
a. Definisi
energi
b. Fungsi a. Siklus
b. Dampak
c. Penyeba cori
olahraga
b letih b. Mekanis
berlebihan
me letih
c. Pengeluaran Textbook
c. Mekanis
Aktivitas kalori Jurnal
5. me pegal
fisik d. Penggunaan Internet
energi Ahli
e. Hubungan
kelelahan
dengan
mudah letih
dan pegal
a. Definisi a. Jenis-jenis Textbook
Pemeriksaan
b. Fungsi b. Batas normal Jurnal
6. fisik &
Internet
laboratorium
Ahli

G. Sintesis Masalah
1. Metabolisme Karbohidrat
Bahan makanan yang kita makan pada umumnya mengandung
karbohidrat, protein dan lemak akan dicerna oleh enzim-enzim pencernaan
dalam lambung dan usus halus menjadi senyawa-senyawa sederhana, yang
selanjutnya akan diserap oleh tubuh melalui usus halus, dan diangkut oleh
darah dalam bentuk glukosa, asam lemak dan asam amino.
Jika dalam makanan cukup banyak karbohidrat, maka karbohidrat
akan digunakan sebagai sumber energi utama, sedangkan asam lemak
disimpan sebagai triasil-gliserol dalam jaringan adiposa untuk cadangan,
dan asam-asam amino digunakan untuk sintesa protein tubuh seperti
enzim-enzim, hormon-hormon, antibodi, protein plasma, dan lain-lain
(Siburian, 1999).

Universitas Sriwijaya | 20
Produk utama pencernaan karbohidrat dan gula utama yang
bersirkulasi merupakan glukosa. Kadar glukosa puasa normal dalam darah
vena tepi 70-110 mg/dL (3,9-5,6 mmol/L). Dalam darah arteri, kadar
glukosa 15-30 mg/dL, lebih tinggi daripada dalam darah vena (Ganong,
2008).Glukosa adalah bahan energi utama untuk otak. Kekurangan
glukosa sebagaimana kekurangan oksigen akan menimbulkan gangguan
fungsi otak, kerusakan jaringan atau mungkin kematian kalau kekurangan
tersebut berkepanjangan.
Sebagian glukosa dalam darah dibawa ke hati dan otot untuk
sintesis glikogen melalui proses glikogenesis, proses ini dipacu oleh
hormon insulin. Sedangkan 30% dari glukosa diubah menjadi lemak di
jaringan adiposa untuk dijadikan cadangan makanan. Selebihnya, lebih
kurang 67% glukosa langsung dipakai sebagai sumber energi, dikirim ke
jaringan yang memerlukannya yaitu jaringan otot dan sekitarnya.
Pada proses glikolisis, glukosa akan dirubah manjadi asam piruvat
atau asam laktat, yang berlangsung secara anaerob, sedangkan pada siklus
asam trikarboksilat, asam piruvat diubah menjadi asetil Ko A dahulu,
kemudian masuk kedalam siklus asam sitrat menjadi karbon dioksida dan
air yang berlangsung secara aerob. Energi kimia dalam bentuk ATP
selanjutnya akan digunakan tubuh untuk kontraksi otot (aktivitas fisik) dan
metabolisme basal (Siburian, 1999). Persediaan energi dalam tubuh yang
paling segera dapat digunakan ialah simpanan dalam bentuk gikogen
(karbohidrat). Jumlah simpanan glikogen terdapat di dalam otot-otot dan
di dalam sel-sel hati (Sediaoetama, 1990).

Universitas Sriwijaya | 21
Seperti jaringan lainnya, otak memerlukan oksigen dan bahan
nutrisi padat untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya (Guyton & Hall,
1997). Pertukaran zat-zat di otak merupakan pertukaran zat yang
terbanyak. Otak merupakan organ paling aktif, hal ini dapat terlihat
dengan banyaknya jumlah pembuluh darah di otak. Dalam kondisi normal
hampir seluruh energi yang digunakan oleh sel otak disuplai oleh glukosa
yang berasal dari darah (Guyton & Hall, 1997).
a. Glikolisis aerob dan anaerob
Glikolisis merupakan rangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi
dua molekul piruvatdan juga menghasilkan 2 ATP dan 2 NADH.
Glikolisis terjadi di sitosol, dan terbagi menjadi dua, yaitu glikolisis
aerob dan anaerob. Produk akhir dari glikolisis aerob adalah piruvat,
sedangkan produk akhir dari glikolisis anaerob adalah laktat.
Glikolisis Aerob

Tahap 1: Glukosa (C6H12O6) + heksokinase + ATP → ADP +


Glukosa 6-fosfat (C6H11O6P1)
Tahap 2: Glukosa 6-fosfat (C6H11O6P1) +
Fosfoheksosaisomerase → Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1)
Tahap 3: Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1) + fosfofruktokinase +
ATP → ADP + Fruktosa 1, 6-bisfosfat (C6H10O6P2)
Tahap 4: Fruktosa 1, 6-bisfosfat (C6H10O6P2) + aldolase →
dihidroksiaseton fosfat (C3H5O3P1) + gliseraldehida 3-fosfat
(C3H5O3P1)

Universitas Sriwijaya | 22
Tahap 5: Enzim triose fosfat isomerase mengubah molekul
dihidroksiaseton fosfat dan gliseraldehida 3-fosfat.
*Dari tahapan 6 sampai tahapan 10 akan terjadi sebanyak 2x
Tahap 6: Triose fosfat dehidrogenase + 2 P + 2 gliseraldehida
fosfat (C3H5O3P1) → 2 molekul dari 1,3-bisfosfogliserat
(C3H4O4P2)
Tahap 7: 1,3-bifosfogliserat diubah lagi menjadi 3-fosfogliserat
dengan bantuan enzim fosfogliserat kinase karena trjadi
pelepasan ikatan phospat pada atom C yang pertama. Terjadi
perubahan ADP menjadi ATP. Tahapan ini berlangsung 2x
sehingga menghasilkan 2 ATP.
Tahap 8: 2 molekul 3-fosfogliserat (C3H5O4P1) +
fosfogliseromutase → 2 molekul 2-fosfogliserat (C3H5O4P1)
Tahap 9: 2 molekul 2-fosfogliserat (C3H5O4P1) + enolase → 2
molekul asam fosfoenolpiruvat (PEP) (C3H3O3P1)
Tahap 10: fosfoenolpiruvat diubah menjadi piruvat dengan
bantuan enzim piruvat kinase. Terjadi pelepasan ikatan phospat
sehingga terbentuk ATP.
2 molekul PEP (C3H3O3P1) + piruvat kinase + 2 ADP → 2 m
olekul asam piruvat (C3H4O3) + 2 ATP

Glikolisis Anaerob

Universitas Sriwijaya | 23
Pada tahapan glikolisis, akan dihasilkan 2 asam piruvat, 2 ATP,
dan 2 NADH. Apabila kadar oksigen tidak terpenuhi maka akan terjadi
perubahan 2 NADH menjadi 2 NAD+ dengan bantuan enzim laktat
dihidrogenase dan membentuk asam laktat.
Pada reaksi glikolisis tersebut, ada 3 reaksi yang bersifat
irreversible:
i. Glukosa (C6H12O6) + heksokinase + ATP → ADP + Glukosa
6-fosfat (C6H11O6P1)
ii. Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1) + fosfofruktokinase + ATP →
ADP + Fruktosa 1, 6-bisfosfat (C6H10O6P2)
iii. 2 molekul PEP (C3H3O3P1) + piruvat kinase + 2 ADP → 2
molekul asam piruvat (C3H4O3) + 2 ATP
b. Dekarboksilasi Oksidatif

Setelah terbentuk piruvat, maka reaksi akan berlanjut ke siklus


krebs (apabila kadar O2 terpenuhi). Namun, asam piruvat memiliki
atom C terlalu banyak, yaitu 3 buah. Persyaratan molekul yang dapat
menjalani siklus Krebs adalah molekul tersebut harus mempunyai dua
atom C (2 C). Karena itu, asam piruvat akan menjalani proses
dekarboksilasi oksidatif.
Dekarboksilasi Oksidatif adalah reaksi untuk mengubah asam
piruvat yang memiliki 3 atom C menjadi asetil koenzim-A yang hanya
memiliki 2 atom C. Dekarboksilasi oksidatif terjadi di mitokondria.

Universitas Sriwijaya | 24
Piruvat yang terbentuk di sitosol diangkut ke dalam mitokondria
oleh suatu simporter proton. Di dalam mitokondria, piruvat mengalami
dekarboksilasi oksidatif menjadi asetil-KoA oleh suatu kompleks
multienzim yang terdapat di membran dalam mitokondria yaitu
Kompleks piruvat dehidrogenase. Piruvat mengalami dekarboksilasi
oleh komponen piruvat dehidrogenase pada kompleks enzim tersebut
menjadi turunan hidroksietil cincin tiazol tiamin difosfat (yang terikat
enzim), yang kemudian bereaksi dengan lipoamida teroksidasi, yakni
gugus prostetik.
Pada dihidrolipoil transasetilase, untuk membentuk asetil
lipoamida. Tiamin adalah vitamin B1dan jika jumlahnya kurang,
metabolisme glukosa akan terganggu dan mungkin terjadi asidosis
laktat dan piruvat yang signifikan (yang dapat mengancam nyawa).
Asetil lipoamida bereaksi dengan koenzim A untuk membentuk asetil-
KoA dan lipoamida tereduksi. Reaksi ini tuntas jika lipoamida yang
tereduksi tersebut direoksidasi oleh suatu flavoprotein, yaitu
dihidrolipoil dehidrogenase, yang mengandung FAD. Akhimya,
flavoprotein tereduksi mengalami oksidasi oleh NAD +, yang kemudian
memindahkan ekuivalen pereduksi ke rantai respiratorik. Reaksi
keseluruhan adalah sebagai berikut:
Piruvat + NAD+ + CoA → Asetil-CoA + NADH + H+ + CO
Asetil-CoA ini kemudian akan masuk ke siklus kreb.
c. Siklus krebs (Siklus Asam Sitrat)

Universitas Sriwijaya | 25
Siklus asam sitrat merupakan jalur terakhir untuk oksidasi
karbohidrat, lipid, dan protein karena glukosa, asam lemak, dan
sebagian besar asam amino di metabolisasi menjadi asetil-KoA. Fungsi
utama pada siklus krebs bagi makhluk hidup adalah menghasilkan ATP,
NADH, FADH. Siklus krebs terjadi pada mitokondria dan banyak dari
enzimnya yang terletak di matriks mitokondria sehingga memfasilitasi
pemindahan unsur ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai
respirasi. Reaksi-reaksi pada siklus asam sitrat melepaskan ekuivalen
pereduksi dan CO2.
Siklus asam sitrat tidak saja merupakan jalur untuk oksidasi unit
dengan dua-karbon, tetapi juga merupakan jalur utama untuk pertukaran
berbagai metabolit yang berasal dari transaminasi dan deaminasi asam
amino, serta menghasilkan substrat untuk sintesis asam amino melalui
transaminasi, serta untuk glukoneogenesis dan sintesis asam lemak.
Karena fungsinya dalam proses oksidatif dan sintesis, siklus ini bersifat
amfibolik. Siklus asam sitrat juga ikut serta dalam glukoneogenesis,
transaminasi, deaminasi, dan sintesis asam lemak.
Siklus diawali dengan reaksi antara gugus asetil pada asetil-KoA
dan asam dikarboksilat empat-karbon oksaloasetat yang membentuk
asam trikarboksilat enamkarbon, yaitu sitrat. Pada reaksi-reaksi
berikutnya, terjadi pembebasan dua molekul CO2 dan pembentukan
ulang oksaloasetat.
Untuk mengoksidasi asetil KoA dalam jumlah besar dibutuhkan
hanya sejumlah kecil oksaloasetat ; senyawa oksaloasetat dapat
dianggap memiliki peran katalitik karena dibentuk kembali pada akhir
siklus. Selama oksidasi asetil-KoA, koenzim-koenzim mengalami
reduksi dan kemudian direoksidasi di rantai respiratorik yang dikaitkan
dengan pembentukan ATP. Proses ini bersifat aerob yang memerlukan
oksigen sebagai oksidan terakhir dari koenzim-koenzim yang tereduksi.
Makanan yang mengandung lemak akan mengalami proses
lipolysis atau pemecahan menjadi free fatty acid/ asam lemak bebas dan

Universitas Sriwijaya | 26
gliserol. Protein akan dipecah menjadi asam amino. Karbohidrat akan
dipecah menjadi glukosa dan di metabolisasi menjadi asetil-KoA.
Tahapan siklus asam sitrat yang pertama kondensasi awal dari pada
asetil-KoA dengan oksaloasetat menghasilkan sitrat dan dikatalisis oleh
sitrat sintase. Hal ini menyebabkan sitesis ikatan karbon ke karbon
diantara atom karbon metil pada asetil ko-A dengan atom karbon
karbonil pada oksaloasetat. Tahap kedua, sitrat dikonfersi menjadi
isositrat oleh enzim akonitase yang mengandung besi. Dan konfersi ini
berlangsung dalam dua tahap, dehidrasi menjadi Cis-akonitat dan
rehidrasi menjadi isositrat. Pada lintasan ini terdapat suatu penghambat
yaitu fluroasetat atau dalam bentuk fluroasetil-KoA yang akan
mengadakan kondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk
fluroasetat.
Selanjutnya oksidasi isositrat menjadi αketoglutarat, berlangsung
pembentukan senyawa antara oksalosusinat yang berikatan dengan
enzim isositrat dehidrogenase dengan NAD sebagai koenzim.
Kemudian oksidasi αketoglutanat menjadi suksinat, melalui
pembentukan suksinil-KoA yang merupakan reaksi irreversible dan
dikatalisis oleh enzim αketoglutanate dehidrogenase kompleks.
Suksinil-KoA merupakan senyawa tioester yang berenergi tinggi. Pada
lintasan ini terdapat penghambatan yaitu Arsenite yang menyebabkan
penumpukan substrat yaitu senyawa αketoglutarat.
Kemudian suksinil-KoA diubah menjadi suksinat oleh enzim
suksinat thiokinase. Selanjutnya suksinil-KoA melepaskan koenzim A
yang dirangkaikan dengan reaksi pembentukan energy GTP. GTP
terbentuk dipakai untuk sintesis ATP dari ADP dengan enzim
nukleosida difosfatginase. Pembentukan GTP dikaitkan dengan reaksi
D asilasi suksinil-KoA dan disebut dengan fosfolirasi tingkat substrat.
Kemudian suksinat dioksidasi menjadi Fumarat oleh enzim
suksinat dehydrogenase dengan FAD sebagai koenzim. FAD berperan
sebagai gugus penerima hidrogen. Reaksi reforsibel penambahan 1
molekul H2O ke ikatan rangkap Fumarat sehingga menghasilkan L-

Universitas Sriwijaya | 27
Malat yang dikatalisis oleh fumarase. Terakhir enzim malat
dehydrogenase mengubah malat menjadi oksaloasetat yang dihasilkan
berfungsi untuk manangkap asetil-KoA sehingga seklus asam sitrat
akan terus berlangsung.
Akibat oksidasi yang dikatalisis oleh berbagai dehidrogenase pada
siklus asam sitrat, dihasilkan tiga molekul NADH dan satu FADH,
untuk setiap molekul asetil-KoA yang dikatabolisme per satu kali
putaran siklus. Ekuivalen pereduksi ini dipindahkan ke rantai
respiratorik (lihat Gambar 13–3), tempat reoksidasi masing-masing
NADH menghasilkan pembentukan ~2,5 ATP, dan FADH2, ~1,5 ATP.
Selain itu, terbentuk 1 ATP (atau GTP) melalui fosforilasi tingkat-
substrat yang dikatalisis oleh suksinat tiokinase.
Kesimpulan dari siklus ini yaitu dalam satu siklus asam sitrat
mengubah asetil-KoA dan H2O menjadi CO2 dan molekul berenergi
tinggi (ATP, NADH, FADH)
d. Rantai Respiratorik
Rantai transpor elektron adalah serangkaian pembawa terikat
membran di mitokondria yang meneruskan electron dari satu ke yang
lain. Ketika electron ditransfer antara protein membran sel menangkap
energi dan menggunakannya untuk menghasilkan molekul ATP. Protein
akan memompa ion hidrogen melintasi membran. Ketika ion hydrogen
mengalir kembali melintasi membrane melalui kompleks ATP sintase,
ATP disintesis oleh enzim ATP sintase. Oksigen bertindak sebagai
akseptor electron terminal. Dengan menerima elektron, oksigen
direduksi untuk membentuk air. Produk sampingan dari rantai transport
electron. Semua pembawa electron berenergi tinggi dari tahap
sebelumnya dari respirasi seluler, membawa electron ke dalam rantai
transport electron. Dari sinilah, sebagian besar ATP dari respirasi
seluler dihasilkan sekitar 32-36 ATP. Dan transport electron yang
menghasilkan paling banyak ATP.
Transpor electron merupakan tahap pengubahan NADH dan
FADH2 menjadi energy dalam bentuk ATP. NADH dari glikolisis

Universitas Sriwijaya | 28
Dekarboksilasi oksidatif, dan siklus krebs, kemudain dikumpulkan di
transpor electron dan diubah menjadi energy begitu juga dengan
FADH2. Tempat terjadiya transport electron yaitu membran dalam
mitokondria (krista).

Bagian kepala merupakan fosfat, ekor merupakan lipid jadi


gabungannya dinamakan fosfolipid bilayer karena terdiri dari dua
lapisan. Symbol Q yang berwarna hijau merupakan koenzim Q, Cyt C
merupakan sitokrom C, danATP ase merupakan kompleks enzim.
Yang akan diubah di transport electron ada 2 NADH dan FADH.
Pertama NADH, NADH akan diuraikan menjadi NAD+, kemudian
elektron masuk ke kompleks protein 1 dan dikirim lagi ke koenzim Q,
waktu peniriman melewati kompleks protein 2 maka akan dikeluarkan
satu ion hydrogen. Dari koenzim Q elektron akan dibawa ke sitokrom C
dan melewati kompleks protein 3, maka kompleks protein 3 akan
mengeluarkan satu ion hydrogen. Dari sitokorm c, electron dibawa
masuk ke matriks mitrokondria malalui kompleks protein 4, maka
kompleks protein 4 akan mengeluarkan satu ion hydrogen. Setiap ion
hydrogen yg di hasilkan akan dibawa masuk kedalam matrik
mitokondria malalui ATP ase, untuk satu ion hydrogen yang masuk
akan mengubah 1 ADP menjadi 1 ATP sehingga dapat disimpulkan
satu ion hydrogen dapat menghasilkan 1 ATP, karena yang dihasilakan
3 ion hidrogen maka ATP yang dihasilkan sebanyak 3 ATP. Jadi, 1
NADH akan menghsilkan 3 ATP.
Selanjutnya FADH2, FADH2 sama seperti NADH terjadi di
membran dalam mitokondria. FADH akan diuraikan menjadi FAD+,

Universitas Sriwijaya | 29
kemudian elektron masuk ke kompleks protein 2 dan dibawa koenzim
Q Kemudian elektron di bawa ke sitokrom C melalui komplek protein
3, karena komplek protein 3 di lewati electron maka kompleks protein 3
akan mengeluarkan satu ion hydrogen, selanjutnya dari sitokrom C
electron dibawa lagi ke dalam matriks mitokondria dan melawati
komplek protein 4, karena dilewati nitrogen maka kompleks protein 4
akan mengeluarkan 1 ion hydrogen. Tiap ion hydrogen yang
dikeluarkan ke ruangan antar membrane akan dibawa masuk kedalam
matrik mitokondria melalui ATP ase. Untuk satu ion hydrogen yg
masuk, akan mengubah 1 ion ADP menjadi 1 ATP, karena ion
hydrogen yg dihasilkan 2, maka hanya 2 ATP yang didapat. Karena
proses pengubahan FADH2 menjadi ATP dimulai dari komplesk
protein 2 bukan dari pkmplek protein 1, maka FADH2 hanya
menghasilkan 2 ATP.
Elektron yg masuk kedalam matrik mitokondria akan bereaksi
dengan ion hydrogen dan elektronnya ditangkap oleh oksigen sebagai
aseptor elektron terakhir, kemudian menghasilkan H2O.
e. Glikogenolisis
Glukosa adalah bahan bakar utama bagi kebanyakan jaringan.
Glukosa dimetabolisme menjadi piruvat melalui jalur glikolisis.
Jaringan aerob memetabolisme piruvat menjadi asetil-KoA yang dapat
memasuki siklus asam sitrat untuk dioksidasi sempurna menjadi CO 2

dan H2O, yang berkaitan dengan pembentukan ATP dalam proses

fosforilasi oksidatif. Glikolisis juga dapat berlangsung secara anaerob


(tanpa oksigen), dengan produk akhir berupa laktat.
Setelah diabsorpsi ke dalam sel, glukosa dapat dipakai segera
untuk melepaskan energi ke dalam sel atau dapat disimpan dalam
bentuk glikogen.
Glikogenolisis
Glikogenolisis berarti pemecahan glikogen yang disimpan sel
untuk membentuk kembali glukosa di dalam sel. Glukosa kemudian
dapat digunakan untuk menyediakan energi. Setiap molekul glukosa

Universitas Sriwijaya | 30
yang berurutan pada masing-masing cabang polimer glikogen
dilepaskan melalui proses fosforilasi, yang dikatalisis oleh enzim
fosforilase.
Pada keadaan istirahat, fosforilase terdapat dalam bentuk tidak
aktif, sehingga glikogen tetap dapat disimpan. Bila pembentukan
glukosa dari glikogen diperlukan kembali, fosforilase harus diaktifkan
terlebih dahulu.
Aktivasi Fosforilase oleh Epinefrin atau oleh Glukagon. Dua
hormon, epinefrin dan glukagon, dapat mengaktifkan fosforilase dan
dengan demikian menimbulkan glikogenolisis secara cepat. Efek awal
masing-masing hormon ini adalah meningkatkan pembentukan AMP
siklik di dalam sel, yang kemudian memicu suatu rangkaian reaksi
kimia yang mengaktifkan fosforilase.
f. Glukoneogenesis
Bila simpanan karbohidrat tubuh berkurang di bawah normal,
glukosa dalam jumlah sedang dapat dibentuk dari asam amino dan dari
gugus gliserol lemak. Proses ini disebut glukoneogenesis.
Glukoneogenesis adalah proses sintesis glukosa atau glikogen dari
prekursor nonkarbohidrat. Substrat utamanya :
i. asam-asam amino glukogenik
ii. asam laktat (dihasilkan oleh otot dan eritrosit)
iii. gliserol ( dihasilkan dari hidrolisis triasilgliserol di jaringan
adiposa)
iv. propionat
Glukoneogenesis sangat penting untuk menghambat penurunan
yang berlebihan kadar glukosa darah selama puasa. Glukosa merupakan
substrat utama untuk menghasilkan energi di jaringan seperti otak dan
sel darah merah.

Universitas Sriwijaya | 31
Hati dan ginjal adalah jaringan glukoneogenik utama; ginjal
memberi kontribusi hingga 40%, pada sintesis glukosa total dalam
keadaan puasa dan lebih dalam keadaan kelaparan. Enzim
glukoneogenik utama diekspresikan dalam usus halus, tetapi belum
diketahui dengan jelas apakah glukosa dalam jumlah signifikan
diproduksi di usus dalam keadaan puasa. Sekitar 25 persen glukosa
yang diproduksi hati selama puasa berasal dan glukoneo- genesis, yang
membantu mempertahankan suplai glukosa ke otak. Pada puasa yang
berkepanjangan, ginjal juga menyintesis sejumlah glukosa dari asam
amino dan prekursor lainnya.
Kegagalan glukoneogenesis biasanya bersifat fatal. Hipoglikemia
menyebabkan disfungsi otak yang dapat menyebabkan koma dan
kematian. Glukosa juga penting dalam mempertahankan kadar zat-zat
antara siklus asam sitrat bahkan saat asam lemak adalah sumber utama
asetil-KoA di jaringan. Selain itu, glukoneogenesis membersihkan

Universitas Sriwijaya | 32
laktat yang dihasilkan oleh otot dan eritrosit serta gliserol yang
dihasilkan oleh jaringan adiposa.
Berkurangnya karbohidrat di dalam sel dan berkurangnya gula
darah merupakan rangsangan dasar untuk meningkatkan kecepatan
glukoneogenesis. Berkurangnya karbohidrat dapat langsung
membalikkan banyak reaksi glikolisis dan reaksi fosfoglukonat,
sehingga memungkinkan perubahan asam amino yang terdeaminasi dan
gliserol menjadi karbohidrat. Selain itu, hormon kortisol sangat penting
dalam pengaturan ini, sebagai berikut.
Bila karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang normal untuk
sel, adenohipofisis, untuk sebab yang belum diketahui dengan jelas,
mulai meningkatkan jumlah sekresi hormon kortikotropin.
Kortikotropin akan merangsang korteks adrenal untuk menghasilkan
sejumlah besar hormon glukokortikoid, terutama kortisol. Selanjut- nya,
kortisol memobilisasi protein terutama dari semua sel tubuh, yang
menyebabkan protein tersedia dalam bentuk asam amino di dalam
cairan tubuh. Sejumlah besar asam amino tersebut segera mengalami
deaminasi di hati dan menghasilkan substrat yang ideal untuk diubah
menjadi glukosa. Jadi, salah satu cara terpenting untuk meningkatkan
glukoneogenesis adalah melalui pelepasan glukokortikoid dari korteks
adrenal.
Glukagon disekresikan sebagai respons terhadap hipoglikemia dan
mengaktifkan baik glikogenolisis maupun glukoneogenesis di hati, dan
menyebabkan pembebasan glukosa ke dalam darah.
g. Glikogenesis
Glukosa-6-fosfat dapat diubah menjadi glukosa 1-fosfat yang
kemudian diubah menjadi uridin difosfat glukosa yang akhirnya akan
diubah menjadi glikogen. Beberapa enzim khusus dibutuhkan untuk
menyebabkan perubahan-perubahan ini, dan setiap monosakarida yang
dapat diubah menjadi glukosa dapat masuk ke dalam reaksi tersebut.
Senyawa tertentu yang lebih kecil meliputi asam laktat, gliserol, asam
piruvat, dan beberapa asam amino deaminasi, dapat juga diubah

Universitas Sriwijaya | 33
menjadi glukosa atu senyawa yang hampir serupa dan kemudian diubah
menjadi glikogen.

2. Metabolisme Lemak
a. Biosintesis Kolesterol
Struktur dasar kolesterol adalah inti sterol. Inti sterol seluruhnya
dibentuk dari molekul asetil-KoA. Inti sterol dapat dimodifikasi dengan
berbagai rantai samping untuk membentuk kolesterol, asam kolat
(merupakan dasar dari asam empedu yang dibentuk di hati), dan
beberapa hormon steroid penting yang diskresi oleh korteks adrenal,
ovarium dan testis (Guyton dan Hall, 2008).
Terdapat lima tahapan utama dalam biosintesis kolesterol yaitu.
i. Konversi asetil-KoA menjadi 3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA
(HMG KoA) dan mevalonat.
ii. Fosforilasi mevalonat menjadi molekul isoprenoid aktif yaitu
isopentenil difosfat bersamaan dengan hilangnya CO2.
iii. Pembentukan skualen dari 6 unit isoprenoid.
iv. Konversi squalene menjadi lanosterol.
v. Konversi lanosterol menjadi kolesterol.

Universitas Sriwijaya | 34
Sintetis kolesterol melibatkan banyak enzim yaitu asetoasetil-KoA
sintetase (thiolase), HMG KoA sintase, HMG KoA reduktase, mevalonat
kinase, difosfomevalonat kinase, difosfomevalonat dekarboksilase,
isopentenil-difosfat isomerase, cis-prenil transferase, squalene sintetase,
squalene eposkisdase, oksidoskualen lanosterol siklase, isomerase dan
skualen reduktase (Mayes, 2003c; Guyton dan Hall, 2008).
b. Lipogenesis

Universitas Sriwijaya | 35
Sintesis de novo (lipogenesis) adalah pembentukan asam lemak
(palmitat) dari asetil KoA Asetil-KoA ini berasal dari glikolisis dan dari
katabisme asam amino. Proses ini terjadi di sitosol, sedangkan asetil-
KoA yang merupakan bahan dasarnya, terbentuk dari piruvat di dalam
mitokondria.
Selain asetil-KoA denovo juga memerlukan : NADH, yang
diperoleh dari reaksi yang dikatalisis oleh enzim malat, dari HMP Shunt
dan dari yang dikatalisis oleh enzim isositrat dehidrogenase; ATP dan
CO2 untuk sintesis malonil-KoA (Gb 3.2). CO2 diperoleh dari
bikarbonat HMP-shunt (lintasan heksosa monophospat) merupakan
siklus pentosa phospat tidak menghasilkan ATP (jalur alternatif untuk
oksidasi glukosa), tetapi mempunyai dua fungsi utama yaitu: (1)
sebagai produksi NADPH atau digunakan sintesis reduktif seperti
biosintasis asam lemak dan steroid (2) sebagai penghasil ribosa pada
biosintesis nukleotida serta asam lemak.
vi. Pembentukan Molonil Ko-A
Malonil-KoA adalah senyawa yang diperlukan sebagai
penambah 2-atom C pada sintesis de novo. Malonil-KoA disentisis
dari asetil- KoA, yang mengalami karboksilasi dengan katalisis
asetil-KoA karboksilase. Reaksi ini memerlukan energi yang
diperoleh dari ATP.
vii. Sintesis Palmitat dari asetil-koA
Asetil-KoA berfungsi sebagai ‖primer‖ untuk sintesis
lemak. Keseluruhan reaksinya dikatalisis oleh sejumlah enzim
yang bergabung dalam komplek sintetase asam lemak. Komplek
ini berupa dimer yang terdiri 2 monomer identik. Tiap
monomernya tersusun atas rangkaian peptida yang terdiri atas 7
aktivitas enzim yang di bagian ujungnya terdapat suatu protein
pengikat gugus asil (Acyl Carrier Protein = ACP).

Universitas Sriwijaya | 36
c. Lipolisis
Triasilgliserol disimpan di jaringan adiposa dalam bentuk droplet
lipid besar dan secara terus-menerus mengalami lipolisis (hidrolisis)
dan re-esterifikasi. Kedua proses ini adalah jalur yang sama sekali
berbeda yang melibatkan reaktan dan enzim yang berlainan. Hal ini
memungkinkan proses esterifikasi atau lipolisis diatur secara terpisah
oleh banyak faktor nutrisi, metabolik, dan hormon. Hasil kedua proses
ini menentukan besamya kompartemen asam lemak bebas di jaringan
adiposa, yang pada gilirannya menentukan kadar asam lemak bebas di
dalam plasma.
Triasilgliserol dihidrolisis oleh lipase peka-hormon untuk
membentuk asam lemak bebas dan gliserol. Lipase ini berbeda dari
lipoprotein lipase yang mengatalisis hidrolisis triasilgliserol lipoprotein
sebelum penyerapannya ke dalam jaringan ekstrahepatik. Karena tidak
dapat digunakan, gliserol masuk ke darah dan diserap serta diangkut ke
jaringan, seperti hati dan ginjal, yang memiliki suatu gliserol kinase
aktif. Asam-asam lemak bebas yang dibentuk oleh lipolisis dapat
diubah kembali di jaringan adiposa menjadi asil-KoA oleh asil-KoA
sintetase dan direesterifikasi dengan gliserol 3-fosfat untuk membentuk
triasilgliserol. Oleh karena itu, terjadi siklus lipolisis dan reesteri-fikasi
yang terus-menerus di dalam jaringan. Namun, jika laju re-esterifikasi
tidak dapat mengimbangi laju lipolisis, terjadi akumulasi asam lemak
bebas yang kemudian berdifusi ke dalam plasma tempat asamasam ini
berikatan dengan albumin dan meningkatkan kadar asam lemak bebas
plasma.

Universitas Sriwijaya | 37
Regulasi Lipolisis
Laju pengeluaran asam lemak bebas dari jaringan adiposa
dipengaruhi oleh banyak hormon yang memengaruhi laju esterifikasi
atau laju lipolisis. Insulin menghambat pembebasan asam lemak bebas
dari jaringan adiposa yang diikuti oleh penurunan asam lemak bebas
dalam plasma. Hormon ini meningkatkan lipogenesis dan sintesis
asilgliserol serta meningkatkan oksidasi glukosa menjadi CO2 melalui
jalur pentosa fosfat.
Hormon-hormon lain mempercepat pengeluaran asam lemak bebas
dari jaringan adiposa dan meningkatkan kadar asam lemak bebas di
dalam plasma dengan meningkatkan laju lipolisis simpanan
triasilgliserol. Hormon-hormon lain mempercepat pengeluaran asam
lemak bebas dari jaringan adiposa dan meningkatkan kadar asam lemak
bebas di dalam plasma dengan meningkatkan laju lipolisis simpanan
triasilgliserol. Hormon-hormon ini mencakup epinefrin, norepinefrin,
glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH) α- dan β-MSH
(melanocyte-stimulating hormones), thyroid-stimulating hormone
(TSH), hormon pertumbuhan (GH), dan vasopresin. Banyak hormon ini
yang mengaktifkan lipase peka-hormon. Agar efeknya optimal,
sebagian besar proses lipolitik ini memerlukan keberadaan
glukokortikoid dan hormon tiroid.
Hormon-hormon yang bekerja cepat dalam mendorong lipolisis,
seperti katekolamin (epinefrin dan norepinefrin), melakukannya dengan
merangsang aktivitas adenilil siklase, yaitu enzim yang mengubah ATP
menjadi cAMP. Mekanismenya analog dengan mekanisme
perangsangan glikogenolisis oleh hormon. cAMP, dengan merangsang
protein kinase dependen-cAMP, mengaktifkan lipase peka-hormon.
Oleh karena itu, proses yang merusak atau mempertahankan cAMP
akan memengaruhi lipolisis. cAMP diuraikan menjadi 5'-AMP oleh
enzim siklik 3',5'-nukleotida fosfodiesterase. Enzim ini dihambat oleh
golongan metilxantin, misalnya kafein dan teofilin.

Universitas Sriwijaya | 38
Glukokortikoid meningkatkan lipolisis melalui sintesis protein
lipase baru melalui jalur yang nondependencAMP, yang dapat dihambat
oleh insulin, dan juga dengan meningkatkan transkripsi gen-gen yang
terlibat dalam kaskade sinyal cAMP.
Perilipin, protein yang terlibat dalam pembentukan droplet lipid di
adiposit, menghambat lipolisis pada kondisi basal dengan mencegah
akses enzim lipase pada simpanan triasilgliserol. Namun, pada stimulasi
dengan hormon yang meningkatkan degradasi triasilgliserol, perilipin
mengarahkan lipase peka-hormon ke permukaan droplet lipid dan
memicu lipolisis. Oleh karena itu, perilipin memungkinkan adanya
koordinasi antara penyimpanan dan penguraian triasilgliserol
berdasarkan kebutuhan metabolik tubuh..
d. β-Oksidasi Asam Lemak
Asam lemak yang berada dalam sitoplasma terlebih dahulu harus
diaktifkan (sebagai asil-KoA) dengan jalan mereaksikannya Koenzim
A, dengan bantuan katalisis enzim tiokinase. Proses aktivasi asam
lemak terjadi pada mikrosom dan permukaan luar mitokondria. Asil-
KoA rantai panjang yang terbentuk tidak dapat, menembus membran
dalam mitokondria, sehingga harus ada mekanisme untuk memindahkan
asil-KoA dari luar, masuk kematrix mitokondria, tempat terjadinya
tahap selanjutnya dari oksidasi-B.

Pemindahan asil-KoA ini dilakukan oleh sistem transporter


carnitin, yang terdiri atas enzim-enzim karnitin asil transferase I,
Kamitin asil transferase II dan karnitin asilkarnitin translokase. Mula-

Universitas Sriwijaya | 39
mula asil-KoA rantai panjang bereaksi dengan karnitin, membentuk asil
karnitin. Reaksi dikatalisis oleh karnitin asil transferase 1 yang terdapat
pada permukaan luar membran dalam mitokondria. Koenzim A yang
terlepas dapat digunakan untuk aktivasi asam lemak yang lain Asil-
karnitin yang terbentuk, berlainan dengan KoA semula, dapat
menembus membran dalam mitokondria dengan bantuan enzim
translokase yang terdapat pada membran mitikondria.
Sesampainya pada permukaan dalam membran mitokondria, asil
karnitin dengan katalisis asil tranferase II, bereaksi dengan KoA.
Dengan demikian, asil-KoA berpindah ke dalam matrik mitokondria.
Karnitin yang dibebaskan berpindah kembali kepermukaan luar
membran dalam, juga dengan bantuan enzim translokase Karnitin asil
tranterase I adalah ‖rate limiting enzyme‖ pada proses oksidasi beta,
yang mengendalikan keseluruhan rangkaian reaksinya.
Selanjutnya, pada matrik mitokondria ini terjadi dehidrogenasi
pada atom C-α dan C-α asil-KoA (masing-masing kehilangan 1 atom H)
membentuk /\2 unsaturated asil-KoA. Enzim yang mengkatalisis reaksi
ini mengandung FAD sebagai gugus prostetik, yang menangkap 2 atom
H yang dibebaskan dan melanjutkannya ke rantai respirasi,
menghasilkan energi. /\2 unsaturated asil-KoA yang terjadi selanjutnya
mengalami hidratasi, membentuk L(+)B-hidroksi asil KoA. Berikutnya
terjadinya 2 dehidrogenasi lagi pada atom C-P membentuk keto asil-
KoA. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim yang mengumumkan NAD
sebagai koenzim, yang bertindak sebagai akseptor hidrogen yang
dilepaskan, yang melanjutkannya kerantai resperasi.
Akhirnya, terjadi reaksi 3 pembelahan tiolitik (pembelahan
molekul yang disertai masuknya gugus sulfhidril-gugus sulfhidril, di
sini adalah bagian dari KoA) pada molekul keto asil-KoA. Reaksi ini
memerlukan KoA. Pembelahan terjadi pada ikatan antara atom C-a dan
C-P, menghasilkan 1 molekul asetil-KoA dan I molekul asil-KoA yang
terbentuk ini dapat masuk kembali kerangkaian reaksi pada tahap
dehidrogenasi yang pertama dst. Siklus ini berlanjut sampai akhirnya

Universitas Sriwijaya | 40
asil-KoA semula habis dipecah menjadi molekul-molekul asetil-KoA.
Asam lemak dengan jumlah atom C ganjil akan mengalami reaksi yang
sama sampai akhirnya terbentuk propionil-KoA.

Asetil-KoA yang terbentuk akan mengalami oksidasi lebih lanjut


dalam siklus TCA, menjadi CO2 dan H2O. Pada keadaan- keadaan
tersebut tidak semua asetil-KoA yang terbentuk pada oksidasi-B ini
diteruskan ke siklus TCA. Sebagian dapat disintesis menjadi senyawa
keto.
e. Ketogenesis
Asam-asam lemak yang masuk ke hati ini dapat mengalami
beberapa kemungkinan. Sebagian akan diesterifikasi sebagian lagi
mengalami oksidasi -B menghasilkan asetil-KoA (energi). Asetil KoA
yang terbentuk dioksidasi lebih lanjut dalam siklus TCA. Akan tetapi,
pada hati, sebagian asetil- KoA juga dapat membentuk senyawa-
senyawa keton. Besarnya bagian asam lemak yang diesterifikasi dan
alternatifnya, yang juga mengalami oksidasi-B, ternyata ditentukan oleh
laju proses oksidasi-B.
Hati mampu melakukan ketogenesis karena memiliki parangkat
enzim yang diperlukan untuk proses tersebut. Dua molekul asetil-KoA
berkondensasi membentuk aseto-asetil-KoA (suatu senyawa dengan 4

Universitas Sriwijaya | 41
atom karbon) Asetoaselil-KoA bereaksi dengan satu molekul asetil-
KoA membentuk B-hidroksi-B-metilglutaril-KoA.
HMG-KoA dipecah oleh HMG-KoA liase menghasilkan
asetoasetat. Asetoasetat oleh NADH direduksi menjadi P-hidroksi
butirat. Asetoasetat juga dapat mengalami dekarboksilasi spontan
membentuk aseton. Asetilasetat, B-hidroksibutirat dan aseton ketiganya
disebut senyawa keton

f. Transpor lemak
Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber,
yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di
dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energy (Guyton, 2007). Lemak
yang terdapat dalam makanan akan diuraikan menjadi kolesterol,
trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas pada saat dicerna dalam
usus. Keempat unsur lemak ini akan diserap dari usus dan masuk
kedalam darah.
Lemak tidak larut dalam air, berarti lemak juga tidak larut dalam
plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah,
maka di dalam plasma darah, lemak akan berikatan dengan protein
spesifik membentuk suatu kompleks makromolekul yang larut dalam
air. Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan

Universitas Sriwijaya | 42
protein ini disebut lipoprotein. Berdasarkan komposisi, densitas, dan
mobilitasnya, lipoprotein dibedakan menjadi 4.
v. kilomikron : mengangkut lipid yg diabsorpsi dari usus
vi. VLDL / Very Low Density Lipoprotein (pre-ß ipoprotein)
mengangkut TAG keluar dari hati
vii. LDL / Low Low Density Lipoprotein (ß ipoprotein) : berasal dari
katabolisme VLDL
viii. HDL / High Low Density Lipoprotein (α -lipoprotein) : transport
kolesterol dari jaringan estrahepatik he hati
Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur
eksogen dan jalur endogen (Adam, 2009).

i. Jalur eksogen
a) Trigliserida & kolesterol dalam usus halus akan diserap ke
dalam enterosit mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap
sebagai asam lemak bebas sedangkan kolestrol sebagai
kolestrol.
b) Di dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi
menjadi trigliserida, sedangkan kolestrol mengalami
esterifikasi menjadi kolestrol ester.
c) Keduanya bersama fosfolipid dan apolipoprotein akan
membentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut
Kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke dalam
aliran darah.

Universitas Sriwijaya | 43
d) Trigliserid dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh
enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel, sehingga
terbentuk asam lemak bebas (free fatty acid) dan kilomikron
remnant.
e) Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserida kembali
di jaringan lemak (adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah
yang banyak sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan
untuk pembentukan trigiserid hati. Sewaktu-waktu jika kita
membutuhkan energi dari lemak, trigliserida dipecah menjadi
asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-
sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak
jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut
ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan
dan disebut sebagai asam lemak bebas.
f) Kilomikron remnan akan dimetabolisme dalam hati sehingga
menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang
mencapai organ hati diubah menjadi asam empedu, yang akan
dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi seperti detergen yang
membantu proses penyerapan lemak dari makanan.
g) Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran
empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian
organ hati akan mendistribusikan kolesterol ke jaringan tubuh
lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang
tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran
darah oleh hati. Kolesterol juga dapat diproduksi oleh hati
dengan bantuan enzim yang disebut HMG Koenzim-A
Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah.
ii. Jalur endogen
Pembentukan trigliserida dan kolesterol disintesis oleh hati
diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL.

Universitas Sriwijaya | 44
a) VLDL akan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh
lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron
menjadi IDL (Intermediate Density Lipoprotein).
b) Partikel IDL kemudian diambil oleh hati dan mengalami
pemecahan lebih lanjut menjadi produk akhir yaitu LDL.
c) LDL akan diambil oleh reseptor LDL di hati dan
mengalami katabolisme. LDL ini bertugas menghantar
kolesterol kedalam tubuh. H
d) DL berasal dari hati dan usus sewaktu terjadi hidrolisis
kilomikron dibawah pengaruh enzim lecithin cholesterol
acyltransferase (LCAT).
e) Ester kolesterol ini akan mengalami perpindahan dari HDL
kepada VLDL dan IDL sehingga dengan demikian terjadi
kebalikan arah transpor kolesterol dari perifer menuju hati.
Aktifitas ini mungkin berperan sebagai sifat antiterogenik .
f) HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolestrol
yang mengandung apolipoprotein (apo) A, C, E dan disebut
HDL nascent. HDL nascent berasal dari usus halus dan hati,
mempunyai bentuk gepeng dan mengandung apolipoprotein
A1.
g) HDL nascent akan mendekati makrofag untuk mengambil
kolestrol yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil
kolestrol dari makrofag, HDL nascent berubah menjadi
HDL dewasa yang berbetuk bulat.
h) Agar dapat diambil oleh HDL nascent, kolestrol di bagian
dalam makrofag harus dibawa ke permukaan membran sel
makrofag oleh suatu transporter yang disebut adenosine
triphosphate binding cassette transporter 1 atau ABC 1.
i) Setelah mengambil kolestrol bebas dari sel makrofag,
kolestrol bebas akan diesterifikasi menjadi kolestrol ester
oleh enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT).

Universitas Sriwijaya | 45
j) Selanjutnya sebagian kolestrol ester yang dibawa oleh HDL
akan mengambil dua jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan
ditangkap oleh scavenger receptor class B type I dikenal
dengan SR-B1. Jalur kedua adalah kolestrol ester dalam
HDL akan dipertukarkan dengan trigliserid dari VLDL dan
IDL dengan bantuan cholestrol ester transfer protein
(CETP). Dengan demikian fungsi HDL sebagai penyerap
kolestrol dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu
langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL
dan IDL untuk membawa kolestrol kembali ke hati.

3. Metabolisme Protein
a. Biosintesis Asam amino
Metabolisme asam amino melibatkan transminasi. Asam amino
dapat dipasok melalui makanan yang terdapat asam amino esensial
(karena tidak dapat disintesis oleh tubuh) dan bisa juga yang terdapat
asam amino nonesensial (dapat disintesis dari zat antara metabolik
melalui transminasi (penggunaan nitrogen amino dan asam amino
lain), dilanjutkan deaminasi (gugus amino diekskresikan sebagai urea),
dan kerangka sisa karbon dapat dikosidasi menjadi CO 2 melalui siklus
asam sitrat atau digunakan untuk pembentukan glukosa
(glukoneogenesis), atau untuk membentuk badan keton atau asetil-KoA
yang dapat dioksidasi atau digunakan dalam pembentukan asam lemak.

Universitas Sriwijaya | 46
i. Transaminasi
Merupakan proses pemindahan gugus amino dari suatu
asam amino ke asam keto, sehingga menghasilkan asam amino
baru dan satu asam keto. Proses transaminasi membutuhkan
koenzim NAD (Niasin), PLP (vitamin B6), asam folat dan
vitamin B12.
Dalam transaminasi terjadi proses untuk mengeluarkan
nitrogen dari asam amino. Nitrogen dipindahkan dalam bentuk
gugus amino. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini dikenal
sebagai transaminase atau aminotransferase.
ii. Deaminasi
Merupakan pelepasan gugus amin dari asam amino yang
akan menghasilkan sisa berupa amoniak. Amoniak yang bersifat
racun akan masuk ke dalam peredaran darah dan dibawa ke hati.
Hati akan melakukan detoksifikasi yang akan membuat kadar
racun amoniak menjadi lebih rendah.

Universitas Sriwijaya | 47
Semua atau sebagian kerangka karbon setiap asam amino
dapat diubah menjadi karbohidrat (13 asam amino), lemak (1
asam amino), atau lemak dan karbohidrat (5 asam amino). .

b. Siklus Urea

Universitas Sriwijaya | 48
Disebut juga siklus ornithin adalah reaksi pengubahan amonia
(NH3) menjadi urea ((NH2)2CO), sebagian besar terjadi di hati dan
sedikit terjadi di ginjal. Hati menjadi pusat pengubahan amonia menjadi
urea terkait fungsi hati sebagai tempat menetralkan racun. Urea
merupakan produk sekretorik nitrogen yang utama. Amonia merupakan
hasil degradasi dari asam amino, urea bersifat racun sehingga dapat
membahayakan tubuh apabila menumpuk di dalam tubuh. Urea sebagai
bentuk buangan dari amonia yang bersifat toksik, terutama bagi otak
dan sistem saraf pusat dihasilkan melalui siklus yang disebut siklus
urea. Tubuh manusia tidak dapat membuang ammonia dengan cepat
sehingga perlu diubah menjadi urea yang bersifat kurang beracun.
Tahapan reaksi pengubahan amonia menjadi urea terdiri atas 5
tahapan reaksi (siklus urea), 2 tahapan terjadi di mitokondria dan 3
tahapan terjadi di sitoplasma. Tahapan-tahapan dalam siklus urea
adalah sebagai berikut.

Universitas Sriwijaya | 49
4. Metabolisme Vitamin
Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak
dikeluarkan oleh tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin
yang larut, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan melainkan
akan dikeluarkan oleh system pembuangan tubuh. Akibatmya, selalu
dibutuhkan asupan vitamin tersebut tiap hari. Vitamin yang alami bisa
didapat dari sayur, buah dan produk hewani, seringkali vitamin yang
terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada dalan keadaan
bebas, melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses
pencernaan makanan, baik didalam lambung maupun usus halus akan
membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bias diserap oleh usus.
Vitamin larut lemak diserap didalam usus bersama dengan lemak atau
minyak yang dikonsumsi.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang
berbeda. Terdapat perbedaab prinsip proses penyerapan antara vitamin
larut dan vitamin larut air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi
pasif dan kemudian didalam dinding usus digabungkan dengan kilomikron
(lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, kemudian bergabung
dengan saluran dara untuk ditransportasikan kehati. Sedangkan vitamin

Universitas Sriwijaya | 50
larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke
hati.
i. Vitamin A
Vitamin A dan β-karoten diserap dari usus halus secara
difusi pasif, kemudian digabungkan dengan kilomikron dan diserap
melalui saluran limfatik, kemudian bergabung dengan saluran
darah dan ditransportasikan ke hati. Di hati, vitamin A
digabungkan dengan asam palmitat dan disimpan dalam bentuk
retinil-palmitat. Bila diperlukan oleh sel-sel tubuh, retinil palmitat
diikat oleh protein pengikat retinol (PPR) atau retinol-binding
protein (RBP), yang disintesis dalam hati. Selanjutnya ditransfer ke
protein lain, yaitu ―transthyretin‖ untuk diangkut ke sel-sel
jaringan. Vitamin A yang tidak digunakan oleh sel-sel tubuh diikat
oleh protein pengikat retinol seluler (celluler retinol binding
protein), sebagian diangkut ke hati dan bergabung dengan asam
empedu, yang selanjutnya diekskresikan ke usus halus, kemudian
dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Sebagian lagi diangkut ke
ginjal dan diekskresikan melalui urine dalam bentuk asam retinoat.
(Lie, 2004)
ii. Asam ascorbat (vitamin C)

Asam ascorbat lebih dikenal sebagai vitamin C, berasal dari


glukosa dari siklus asam uronat, glukosa pada asam askorbat
dikatalis oleh enzim L gulonolakton oksidase Enzim diperoleh dari
makanan berfungsi sebagai agen pereduksi berbagai reaksi,
Vitamin C dikeluarkan dari tubuh melalui urine dalm bentuk
dydroaskorbat, ketogulonate, askorbat 2 sulfate, asam oksalat.
Reaksi utama yang sangat membutuhkan vitamin C hidroksilasi

Universitas Sriwijaya | 51
proline dalam kolagen, sebagai kofaktor reaksi katabolisme tirosine
dan sintesis epinefrin dari tirosin, sintesis asam empedu.

(Sulistyoningsih, 2011)
iii. Vitamin D
Vitamin D (kalsiferol) adalah grup vitamin yang larut
dalam lemak prohormon. Untuk penyerapan vitamin D yang baik
diperlukan adanya garam empedu. Mengenai transport,
katabolisme dan ekskresi vitamin D belum banyak diketahui.
iv. Thiamin (Vitamin B1)

Thiamin merupakan gabungan antara pirimidin dan thiazole


yang dihubungkan dengan jembatan metilene. Di dalam otak dan
hati diubah menjadi TPP = thiamin pyrohosphat oleh enzim
thiamin difosfotransferase, reaksi membutuhkan ATP. Berperan
penting sebagai koenzim dekarboksilasi senyawa asam-keto.
Beberapa enzim yang menggunakan TPP sbg koenzim
pyruvate decarboxylase, pyruvate dehydrogenase, transketolase.
v. Riboflavin (vitamin B2)
Komponen dari koenzim flavin adalah FMN dan FAD.
Enzim yang bekerja pada reaksi reduksi – oksidasi (redoks),
memiliki fungsi sentral dalam produksi energi dan pernapasan
seluler yang merupakan prekursor kofaktor flavin mononukleotida

Universitas Sriwijaya | 52
(FMN) flavin adenine dinukleotida (FAD). Enzim yang
memerlukan kofaktor tersebut adalah flavoprotein.

Riboflavin + ATP = FMN


FMN + ATP = FAD
vi. Niasin (vitamin B3)

Niasin dapat merupakan nikotinamid atau asam nikotinat.


Nikotinamid dan asam nikotinat sebagai sumber vitamin B3.
Niasin dibutuhkan untuk sintesis vitamin B3, NAD (nicotinamida
adenin dinucleotida), dan NADP+ (nicotinamide adenine
dinucleotide phosphate). NAD banyak digunakan pada glycolisis,
oksidasi asam lemak, metabolisme badan keton dan cenderung
berperan sebagai akseptor elektron pada reaksi katabolisme. NADP
adalah sintesa asam lemak dan PPP, Contoh laktat atau malat
dehidrogenase.
vii. Asam pantotenat (vitamin B5)

Asam pantotenat (vitamin B5) berasal dari β-alanin dan


asam pantoat diperlukan untuk sintesis coenzim A, komponen asil
carrier protein (ACP) pada sintesis asam lemak kofaktor ensim
fatty acid synthase. Sekitar 70 enzim membutuhkan CoA atau

Universitas Sriwijaya | 53
derivat ACP untuk melakukan fungsinya. Vitamin B5 banyak
ditemukan di kacang-kacangan, daging dan biji-bijian. CoA
diperlukan pada siklus kreb, sintesis dan oksidasi asam lemak,
metabolisme asam amino, sintesis kolesterol.

viii. Vitamin B6

Di dalam tubuh diubah menjadi bentuk aktif vitamin B6


menjadi PLP (piridoksal fosfat).

Pengubahan dari vitamin B6, Piridoksal fosfat ini


membutuhkan ATP dengan ensim piridoksal kinase, PLP adalah
koenzim pada reaksi transaminasi, sintesis dan katabolisme asam
amino, glikogenolisis (gikogen fosforilase).
ix. Vitamin E
Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai
jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel
darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat
melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan
ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa
antioksidan alami.

Universitas Sriwijaya | 54
5. Metabolisme Mineral
Mineral yang terdapat dalam makanan bukan dalam bentuk radikal
molekul seperti terdapat pada metabolisme protein, karbohidrat dan lipid.
Ion positif seperti Ca++, Mg++, H+ dan Na+ yang terdapat dalam makanan
berupa garam-garam organik atau asam anorganik atau berasosiasi dengan
protein atau lipid dan setelah diabsorbsi, berasosiasi dengan ion-ion
negatif dalam tubuh. Meskipun mineral merupakan bagian kecil dari total
jaringan badan, tapi sangat esensial atau banyak proses vital.
Makhluk hidup membutuhkan mineral. Beberapa mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh adalah sebagai berikut.
i. Kalsium (Ca)
Kalsium termasuk unsur makro, bersama dengan fosfor
merupakan 70% dari abu tubuh. Merupakan unsur kerangka yang
terpenting, kira-kira 99% kasium tubuh ada pada tulang dan gigi.
Kalsium normal dalam darah manusia sekitar antara 9-11 mg/100
ml serum. Kalsium diperlukan oleh semua sel.
Dalam tulang, unsur Ca merupakan unsur pokok, tetapi
fungsinya yang terpenting tidak berhubungan dengan struktur
tulang. Sumber-sumber kalsium terdapat didalam susu, keju, telur,
buncis, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
ii. Fosfor (P)
Defisiensi fosfat tidak akan mungkin terjadi jika makanan
cukup dengan kalori dan protein. Kebanyakan bentuk fosfat dalam
makanan adalah ortofosfat atau fosfat organic yang kemudian
menjadi ortofosfat dalam saluran pencernaan.
Beberapa faktor yang memepengaruhi penyerapan Ca
berlaku pula untuk P, seperti bentuk senyawa P dalam makanan,
pH dari cairan usus, perbandingan Ca:P dan vitamin D.
Fosfatase anorganik dieksresi melalui urine dan feses,
tergantung faktor yang mempengaruhi absorbsinya melalui usus.
Fosfat anorganik unrine berasal terutama dari plasma darah,

Universitas Sriwijaya | 55
meskipun bisa juga berasal dari hydrolisa fosforic acid oleh
aktifitas fosforilase dalam ginjal.
Bila intake Ca. menurun, Ekskresinya melalui urine
bertambah. Reabsorbsi dalam tubulus dihambat oleh parathormon.
Pemberian hormone ini mempertinggi exresinya. Meskipun
vitamin D menyebabkan pengaruh yang serupa dalam percobaan
(missal: binatang parathyroidectomy), rupanya dalam keadaan
normal pengaruhnya berlawanan yaitu mempertinggi reabsorbsi
tubulus terhadap fosfat.
iii. Magnasium (Mg)
Metabolisme Mg serupa dengan Ca dan P. Absorbsi ini
juga tergantung dari faktor lain. Diet yang banyak mengandung fat,
fosfat, Ca dan alkali menghalangi absorbsi Mg. diet yang banyak
mengandung Mg menyebabkan bertambah banyakanya sexresi Co
urine. Absorsbsi Mg terjadi dalam usus halus dan sedikit, tidak
dalam usus besar. Absorbsi ini tidak tergantung dari adanya Mg
dalam badan.
iv. Natrium (Na)
Bila makanan secara tiba-tiba banyak mengandung garam
K, maka segera akan terjadi eksresi NaCL yang banyak melalui
urine. Bila makanan banyak mengandung K, maka badan akan
kekurangan Na. Tetapi bila intake K yang tinggi dilanjutkan untuk
beberapa hari, eksresi NaCL akan berkurang bahkan sampai
dibawah jumlah yang dimakan. Manusia membutuhkan lebih
banyak Na dibandingkan dengan K. Metabolisme Na dipengaruhi
oleh streoid adrenocortical. Pada insufficiancy adrenocortical
serum Na rendah dan exresinya bertambah. Pada penyakit ginjal
yang kronis akan terjadi gangguan reabsorbsi Na dan hilangnya Na
untuk membuffarkan asam.
Kalau banyak berkeringat maka Na banyak hilang melalui
keringat akibatnya: kram otot-otot extremita dan abdomen, sakit
kepala dan diare.

Universitas Sriwijaya | 56
v. Kalium (K)
Perubahan kadar K extraseluler mempengaruhi aktifitas
otot saraf lintang, sehingga bisa terjadi paralisa otot skelet dan
abdominalis, konduksi dan aktifitas otot jantung. Meskipun Na
terdapat di dalam sel terutama dalam kartiligo dan otot. K terdapat
dalam kadar jauh lebih besar. Tidak ada satu pun kation lain yang
dapat menggantikan K untuk dapat menjalankan fungsi seluler.
Jadi dapat dikatakan bahwa K adalah elemen yang harus ada.
Waktu kontraksi otot maka K keluar dari sel otot ke cairan
ekstraseluler kemudian fraksi yang keluar ini akan kembali lagi ke
jaringan otot. Dalam keadaan normal K yang hilang dalam
kontraksi sama dengan yang kembali. Gerakan K ini dipengaruhi
oleh proses kontraktil dan bukan pacuan neuromuskuler.
vi. Chlor (Cl)
Fungsi Cl sebagai komponen NaCl, Cl sebagai ion adalah
esansial dalam keseimbangan air dan pengaturan tekanan osmotis,
demikian pula dalam keseimbangan asam basa. Dalam fungsi yang
terakhir ini, Cl memegang peranan khusus dalam darah pada proses
shift. Dalam getah lambung Cl penting dalam pembentukan MOL.
Gangguan metabolisme Na disertai juga oleh gangguan
metabolisme Cl. Bila eksresi Na banyak seperti pada diare, banyak
keringat dan pada gangguan endoerine, juga terjadi kekurangan Cl.
vii. Sulfur (S)
Sulfat anorganik diserap dalam usus, demikian pula dengan
cystain dan methionine yang dihasilkan oleh pemecahan protein.
Sedikit sulfide juga terbentuk oleh bakteri usus tetapi bila
diabsorbsi, terlebih dahulu dioksidasikan menjadi sulfat. S diserap
melalui darah portal kehepar. Dalam hepar terjadi perubahan
sebagai berikut :
a) Sebagian S organic tidak dioksidasi, kemudian
dipergunakan untuk membuat bahan-bahan yang
mengandung S, seperti insulin, melamin, dan glutathione.

Universitas Sriwijaya | 57
Selebihnya dieksresi melalui urine dalam bentuk netral
sulfur.
b) Sebagian dari organic S dioksidasi di dalam hepar menjadi
anorganik sulfat dan ini bersama dengan anorganik sulfat
yang diserap dari usus, masuk kedalam sistema sirkulasi
dan eksresi melalui urine. Sebagai tambahan dimana
anorganik sulfat berguna untuk proses detoksikasi cystein
(dibentuk dari cystane), pun dapat berkonjungasi dengan
senyawa toxin seperti brombenzena yang menghasilkan
mercapturic acid. Metabolisme sulfat pada senyawa organis
memerlukan aktivasi.
viii. Unsur Besi (Fe)
Gambaran yang khas dan unik dari metabolisme Fe ialah
terjadinya pada sistem yang sangat tertutup. Pada keadaan normal
Fe yang diabsorbsi sangat sedikit dan jumlah yang dieksresi urine
minimal. Karena tidak adanya jalan untuk mengexresi banyak Fe,
maka eksresinya melalui usus halus diatur, bila tidak akan terjadi
penimbunan dalam jaringan, dan ini bersifat toksik.
ix. Tembaga (Cu)
Mekanisme penyerapan dan perpindahan metabolik unsur
tembaga ini belum diketahui. Seperti halnya dengan mineral-
mineral lain penyerapannya dipengaruhi oleh banyak hal misalnya
molibdat dan sulfat anorganik merendahkan penyerapan dan
meninggikan exrasi unsur ini. Cu terdapat banyak bersama-sama
fraksi albumin plasma. Setelah diserap dari usus : 24 jam
kemudian, kebanyakan terdapat dalam fraksi globulin, bersama-
sama dengan ceruloplasmin. Karena Cu kebanyakan terikat dengan
protein dalam plasma, maka Cu sangat sedikit dapat diexresikan
melalui urine.
Unsur tembaga setelah masuk peredaran akan berikatan
longgar dengan plasma protein (albumin), kemudian diantarkan
dan dilepaskan kepada jaringan-jaringan parenkim hati dan ginjal

Universitas Sriwijaya | 58
atau berikatan dengan protein membentuk enzim-enzim atau dapat
juga membentuk persenyawaan-persenyawaan hemocuprein,
ceruloplasmin dll. Exresi utama unsur ini ialah melalui empedu
sedikit bersama air seni dan dalam junlah yang lebih kecil lagi
bersama keringat, air susu, dll.
x. Cobalt (CO)
Tahun 1955, diketahui bahwa anti anemia adalah vitamin
B12 yang kita kenal sekarang terdiri dari 4 cincin pyrol yang
terreduksi dengan substitusi lengkap mengalilingi satu atom cobalt.
Pada tahun 1958 Barker dkk berhasil mengisolasi 3 macam
coenzym yang mengandung vit. B12 dari jazad renik. Kumpulan
coezym ini dinamakan cobamida yang terdiri dari 5,6 dimetilbenzi-
midazol combamida (D.B.C); benzimidazol cobamida (B.C.) dan
adenyl cobamida (A.C.) D.B.C. adalah vitamin B12 yang diisolasi
dari hati. Vitamin B12 hanya dapat disintesa oleh jazad renik, yang
utama adalah jazad renik tanah. Jazad renik dalam rumen sapi dan
domba mempergunakan Co untuk mensintesa vit. B12.
xi. Mangan (Mn)
Unsur ini diserap hanya kira-kira 25% dari yang ada dalam
ransum/makanan. Karbonat dan fosfat mengurangi penyerapannya,
sedangkan dalam keadaan kekurangan, penyerapannya menjadi
meninggi. Bahan-bahan seperti Mangan oksida, Magnan sulfat,
Mangan chlorida diserap dengan aktifitas yang sama.
Mangan yang diserap ke dalam darah dan berikatan dengan
globulin kemudian dipindahkan kedalam jaringan-jaringan, yang
paling banyak mengambil Mangan adalah jaringan hati, kaya
dengan mitokondria. Antara mitokondria hari dan darah, unsur ini
berada dalam keseimbangan dinamik dengan mobilisasi yang
tinggi.

Universitas Sriwijaya | 59
6. Diet
a. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah parameter yang ditetapkan oleh
WHO (Badan Kesehatan Dunia) sebagai perbandingan berat badan
dengan kuadrat tinggi badan (Sarwono S, 2001). IMT ditentukan
dengan cara mengukur berat dan tinggi badan secara terpisah kemudian
nilai berat dan tinggi tersebut dibagikan untuk mendapatkan nilai
IMTdalam satuan kg/m2 dapat dilihat sebagai berikut
( )
IMT = ( ) ( )

Indeks masa tubuh digunakan untuk menetapkan obesitas, dimana


pada orang dewasa ditetapkan >25 kg/m2 sebagai batas overweight dan
>30 kg/m2 sebagai obesitas. Batas ambang IMT untuk Indonesia adalah
sebagai berikut:

b. Penyebab penurunan berat badan


Setelah kehilangan lemak, termogenesis berkurang, dan
menghasilkan resistensi untuk kehilangan lemak. Penurunan kadar
hormon, seperti hormon leptin dan tiroid, menyebabkan risiko
peningkatan asupan energi setelah penurunan berat badan. Pada periode
ini, adiposit menghadapi tekanan seluler dan akibatnya penyimpanan
lemak yang diperbarui.
Faktor penentu kemampuan pemeliharaan berat badan adalah
faktor genetik, perilaku, dan lingkungan. Di antara hal tersebut, diet
adalah faktor paling penting yang mempengaruhi stabilitas berat badan.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa asupan kalori kurang
dari kebutuhan dan mengubah distribusi kalori dari makronutrien
mungkin memiliki peran yang besar. Perilaku makan seperti disinhibisi
makanan yang lebih tinggi dan makan berlebihan juga menyebabkan
penurunan berat badan.

Universitas Sriwijaya | 60
i. Penggantian makanan
Salah satu metode yang telah banyak digunakan untuk
mencegah penambahan berat badan adalah penggantian makanan.
Hal ini dikarenakan aman, efisien, hemat biaya, dan tanpa efek
samping. Dalam metode ini tingkat kepatuhan harus baik,
penerimaan asupan nutrisi cukup. Kepadatan kalori dari makanan
ini dikontrol dan mereka juga padat nutrisi. Makanan utama dan
camilan dapat diganti dengan makanan rendah lemak seimbang
bergizi ini.
ii. Komposisi makronutrien berbeda dalam makanan
Beberapa peneliti telah mencoba mengubah persen
makronutrien untuk menemukan campuran makanan paling efektif
untuk pemeliharaan berat badan. Jenis-jenis diet ini meliputi,
karbohidrat rendah, indeks glikemik rendah (GI), rendah lemak
dengan Asam Lemak Tak Jenuh Tunggal (MUFA) tinggi, dan
protein tinggi.
iii. Perbandingan perilaku diet
Pasien yang mempertahankan penurunan berat badan lebih
dari menunjukkan bahwa subjek yang kurang tidur malam,
meningkatkan aktivitas fisik setelah penurunan berat badan, minum
lebih sedikit minuman manis, makan lebih sedikit kalori dari
protein, dan mereka memiliki lebih banyak dukungan emosional.
Kehilangan lebih banyak berat badan selama penurunan berat
badan, pemantauan berat badan, dan memilih makanan sehat
seharusnya menjadi faktor penting untuk keberhasilan
pemeliharaan berat badan. Kebiasaan lain terdiri dari menggunakan
lebih sedikit lemak dan biji-bijian olahan, sambil mengonsumsi
lebih banyak serat, biji-bijian utuh, sayuran, dan buah-buahan.

7. Metabolisme Olahraga dan Puasa


Puasa menurut kamus besar bahasa Indonesia ialah menghindari
makan, minum dan sebagainya dengan sengaja (terutama yang bertalian

Universitas Sriwijaya | 61
dengan keagamaan). Tidak makan dan minum selama berpuasa memberi
kesempatan bagi organ pencernaan untuk beristirahat selama kurang lebih
14 jam. Selain itu, berpuasa juga membantu sistem saraf untuk beristirahat
sejenak sekaligus menormalkan sistem metabolisme tubuh. Berpuasa juga
dapat membantu menurunkan kadar kadar gula darah, kolesterol jahat,
serta tekanan darah yang selama ini mungkin berlebihan karena pola
makan yang kurang sehat (Musbikin, 2006).
a. Siklus cori

(Cori cycle = siklus kori adalah proses dari laktat diotot → dibawa ke
hati → asam piruvat → glukosa → di bawa ke otot lagi sebagai
glukosa.)
Siklus Cori merupakan siklus energi yang terbentuk karena adanya
interaksi antara lintasan glikolisis dalam satu sel yang akan berpasangan
dengan lintasan glukoneogenesis dalam sel lain melalui mediasi plasma
darah sehingga menghasilkan asam laktat dan asam piruvat.
Karbohidrat dalam makanan yang dapat dicema akan menghasilkan
glukosa, galaktosa, dan fruktosa yang ke- mudian diangkut ke hati
melalui vena porta hepatika. Galaktosa dan fruktosa cepat diubah
menjadi glukosa di hati.
Glukosa terbentuk dari dua kelompok senyawa yang menjalani
gluconeogenesis: (1) kelompok yang terlibat dalam perubahan netto
langsung menjadi glukosa, termasuk sebagian besar asam amino dan
propionat; dan (2) kelompok yang merupakan produk metabolisme

Universitas Sriwijaya | 62
glukosa di jaringan. Oleh karena itu, laktat yang dibentuk melalui
glikolisis di otot rangka dan eritrosit, diangkut ke hati dan ginjal tempat
zat ini diubah kembali menjadi glukosa, yang kembali tersedia melalui
sirkulasi untuk oksidasi di jaringan. Proses ini dikenal sebagai siklus
Cori, atau siklus asam laktat.
Pada keadaan puasa, terjadi pengeluaran alanin yang cukup
banyak dari otot rangka, jauh melebihi konsen- trasinya di protein otot
yang sedang dikatabolisme. Alanin dibentuk melalui transaminasi
piruvat yang dihasilkan oleh glikolisis glikogen otot, dan diekspor ke
hati tempat zat ini menjadi substrat bagi glukoneogenesis setelah
transaminasi kembali menjadi piruvat itu adalah substrat untuk
glukoneogenesis. Siklus glukosa-alanin ini merupakan cara tidak-
langsung pemanfaatan glikogen otot untuk mempertahankan glukosa
darah dalam keadaan puasa. ATP yang dibutuhkan untuk sintesis
glukosa dari piruvat di hati berasal dari oksidasi asam lemak. Glukosa
juga dibentuk dari glikogen hati melalui glikogenolisis.
Pada olahraga ataupun kerja fisik lainnya yang berat, lemak
adalah sumber kalori utama. Tetapi tidak boleh dilupakan bahwa
cadangan karbohidrat tubuh harus tersisa walaupun sedikit karena bila
karbohidrat habis dapat menyebabkan asidosis berat dengan komplikasi
berupa collaps. Asam laktat yang terjadi di otot akan dibawa ke dalam
sirkulasi darah dan kemudian dibawa ke hati untuk diubah kembali
menjadi menjadi glukosa. Glukosa ini akan dibawa kembali ke otot
untuk dipecah dengan menghasilkan energi. Akan tetapi bila telah
cukup istirahat berarti tubuh telah mendapatkan kembali asupan oksigen
maka hati dapat mengubah kembali asam laktat menjadi glikogen
(glikogen hati). Keseluruhan proses reversibel ini dikenal dengan Siklus
Cori atau disebut juga dengan siklus asam laktat.
Apabila perubahan yang bersifat reversibel ini terhambat karena
tubuh tidak menerima cukup oksigen, maka akan terjadi penumpukan
asam laktat dalam otot yang menyebabkan terjadinya kelelahan otot,

Universitas Sriwijaya | 63
keadaan seperti ini dinamakan dengan fatique (rigor otot) karena terjadi
acidification (keasaman) oleh asam laktat.
b. Olahraga aerobik dan anaerobik
Sistem metabolisme energi untuk menghasilkan ATP dapat
berjalan secara aerobik (dengan oksigen) dan secara anaerobik (tanpa
oksigen). Kedua proses ini dapat berjalan secara simultan di dalam
tubuh saat berolahraga. Adenosine triphosphate (ATP) merupakan
sumber energi yang terdapat di dalam sel-sel tubuh terutama sel otot
yang siap dipergunakan untuk aktivitas otot. Terdapat 2 macam sistem
pemakaian energi anaerobik yang dapat menghasilkan ATP selama
exercise yaitu (1) sistem ATP-CP (2) sistem asam laktat. Sistem
oksigen/ aerobik membutuhkan oksigen untuk memecahkan
glikogen/glukosa menjadi CO2 dan H2O melalui siklus krebs
(Tricarboxyclic acid=TCA) dan sistem transport elektron.
Glikogen atau glukosa dipecah secara kimia menjadi asam piruvat
dan dengan adanya O2 maka asam laktat tidak menumpuk. Asam
piruvat yang terbentuk selanjutnya memasuki siklus Kreb dan sistim
transport elektron. Sistim aerobik digunakan untuk exercise yang
membutuhkan energi lebih dari 3 menit seperti lari marathon, renang
gaya bebas 1500 m. Reaksi aerobik terjadi dalam sel otot yaitu pada
organel mitokondria. Sistem aerobik menghasilkan ATP lebih lambat
daripada sistem ATP-CP dan asam laktat, tetapi produksi ATP jauh
lebih besar.
Olahraga aerobik
Olahraga aerobik adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang
melibatkan otot-otot besar dan dilakukan dalam intensitas yang cukup
rendah serta dalam waktu yang cukup lama. Menurut Dorland‘s
Medical Dictionary (2007), olahraga aerobik adalah aktivitas fisik
yang dirancang utnuk meningkatkan konsumsi oksigen dan
meningkatkan fungsi sistem respirasi dan sistem kardiovaskular.
Latihan aerobik dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
ketahanan kardiovaskular dan untuk menurunkan berat badan.

Universitas Sriwijaya | 64
Olahraga jenis ini sangat dianjurkan pada orang yang mengalami
obesitas atau overweight. Olahraga aerobik atau yang biasa disebut
latihan kardiovaskular meningkatkan fungsi kerja paru, jantung dan
melancarkan sirkulasi darah, sehingga tubuh mendapatkan dan
menggunakan oksigen lebih baik untuk metabolisme sel. Oksigen
berfungsi dalam pembentukan sumber energi tubuh yaitu adenosin
trifosfat (ATP) dengan menggunakan siklus asam sitrat sebagai jalur
metabolisme utama. Aktivitas fisik yang termasuk olahraga aerobik
adalah jalan cepat, jogging atau lari-lari kecil, renang, dansa, atau
bersepeda.
Latihan ketahanan yang dilakukan setiap hari, seperti jogging
atau renang, menimbulkan beberapa perubahan karena stimulus pada
otot. Beberapa perubahan timbul pada otot dan sistem energi. Proses
metabolisme yang terjadi saat olahraga aerobic adalah:
i. Perubahan jenis serat otot
Akan terjadi perkembangan pada serat slow twitch (otot
merah). Karena latihan 7%—22% serat otot Slow Twitch
menjadi lebih besar dari pada serat otot fast twicth.
ii. Perubahan suplai kapiler
Latihan ketahanan jumlah kapiler yang mensupplai pada
setiap otot menjadi lebih banyak 5–15%. Peningkatan jumlah
kapiler ini memungkinkan pertukaran gas, panas, sisa
metabolisme, dan nutrisi antara darah dan otot semakin besar.
Hal ini menjaga produksi energi dan kontraksi otot yang
berulang-ulang.
iii. Perubahan kadar myoglobin
Myoglobin, banyak terdapat pada serat otot slow twich
(ST), berfungsi membawa oksigen dari membran sel ke
metokondria untuk metabolisme aerobik. Latihan ketahanan
banyak memerlukan oksigen, sehingga kadar myoglobin dapat
meningkat 75 s/d 85 %.
iv. Perubahan fungsi mitokondria

Universitas Sriwijaya | 65
Latihan ketahanan juga mempengaruhi fungsi metokondria,
guna meningkatkan kapasitas serat otot untuk meproduksi ATP
secara aerobik.
v. Perubahan enzim oksidatif
Terjadi peningkatan jumlah dan ukuran mitokondria
disertai dengan peningkatan efisiensi metokondria. Pemecahan
bahan makanan secara oksidatif dan produksi ATP bergantung
pada aksi enzim metokondria. Salah satu enzim yang
memegang kunci enzim oksidatif adalah succinate
dehydroginase (SDH) selama latihan terjadi peningkatan.
vi. Perubahan pada sumber energy
Sumber energi lebih banyak dan efisien menggunakan dari
lemak. Dengan demikian memungkinkan penyimpanan
glikogen pada hati dan otot. Orang yang terlatih (atlet)
simpanan glikogen dalam otot lebih besar dari pada orang yang
tidak terlatih sehingga orang yang terlatih lebih tahan
beraktivitas dan tidak cepat lelah. Pada orang yang terlatih juga
menyimpan lebih banyak trigliserida dalam otot. Aktivitas
enzim yang berperan dalam beta oksidasi yang memecah
lemak, kemudian menjadi energi juga meningkat pada latihan.
Peningkatan reaksi beta oksidasi ini meningkatkan penggunaan
lemak sebagai energi dan glikogen otot lebih banyak tersimpan
(Wilmore dan Costill, 1994).
Proses metabolisme energi secara aerobik merupakan proses
metabolisme yang membutuhkan kehadiran oksigen (O 2 ) agar
prosesnya dapat berjalan dengan sempurna untuk menghasilkan ATP.
Pada saat berolahraga, kedua simpanan energi tubuh yaitu simpanan
karbohidrat (glukosa darah, glikogen otot dan hati) serta simpanan
lemak dalam bentuk trigeliserida akan memberikan kontribusi terhadap
laju produksi energi secara aerobik di dalam tubuh. Namun bergantung
terhadap intensitas olahraga yang dilakukan, kedua simpanan energi ini
dapat memberikan jumlah kontribusi yang berbeda.

Universitas Sriwijaya | 66
Secara singkat proses metabolisme energi secara aerobik
seperti yang ditunjukan pada gambar dibawah ini, dapat dilihaT bahwa
untuk meregenerasi ATP, tiga simpanan energi akan digunakan oleh
tubuh yaitu simpanan karbohidrat (glukosa, glikogen), lemak dan juga
protein. Di antara ketiganya, simpanan karbohidrat dan lemak
merupakan sumber energi utama saat berolahraga. Atlet dengan latihan
berat, memerlukan energi expenditure 2 – 3 kali lebih besar dari
individu yang tidak berlatih.

Gambar 2. Proses metabolisme secara aerobic


Olahraga anaerobik
Olahraga anaerobik adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang
tidak memerlukan oksigen dalam pelaksanaannya. Olahraga ini
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan massa otot dan tonus
otot. Latihan-latihan yang dimaksud di sini adalah angkat beban.
Frekuensi olahraga anaerobik yang dianjurkan dalam seminggu
memiliki 1 atau 1 hari tanpa olahraga di antara hari-hari latihan. Satu
set adalah sejumlah repetisi atau perulangan kembali gerakan. Dalam
1 set mengandung 12-20 kali repetisi dengan angkat beban ringan dan
8-12 repetisi angkat beban berat untuk membentuk massa otot.
Disarankan terdapat masa recovery yaitu 0-180 detik di antara dua set.
Hal ini untuk mencegah kelelahan otot yang lebih cepat.

Universitas Sriwijaya | 67
Pada olahraga non aerobic latihan anaerobik meningkatkan
ATP-PC dan enzim glikolitik, tetapi tidak mempengaruhi enzim
oksidatif. Sebaliknya pada latihan aerobik meningkatkan enzim
oksidatif tetapi tidak meningkatkan ATP-PC dan enzim glikolitik.
Proses metabolism yang terjadi yaitu:
i. Peningkatan sistem ATP-PC
Meningkatnya kapasitas ATP-PC disebabkan oleh
perubahan zat kimia, yaitu (1) meningkatkan tingkat
penyimpanan ATP-PC pada otot, (2) meningkatkan enzim
kunci dalam sistem ATP-PC. Pemecahan ATP dipermudah
oleh enzim ATPase, sedangkan resintesis dipermudah dengan
enzim miokinase dan kreatin phospo kinase (CPK).
ii. Peningkatan glikolisis anaerobic
Latihan mempunyai pengaruh yang cukup berarti pada
glikolisis anaerobik, dengan perubahan pada enzim kunci yang
mengontrol glikolisis. Sebagai contoh adalah enzim
fosfofruktokinase yang sangat penting dalam reaksi awal
glikolisis. Peningkatan enzim ini, akan mempercepat laju dan
pemecahan glikogen menjadi asam laktat (Wilmore dan
Costill, 1994).
c. Kebutuhan energi
ATP yang dibutuhkan sebagai sumber energi konstan untuk siklus
kontraksi-relaksasi dapat dihasilkan (1) melalui glikolisis, dengan
menggunakan glukosa darah atau glikogen otot, (2) melalui fosforilasi
oksidatif, (3) dari kreatin fosfat, dan (4) dari dua molekul ADP dalam
reaksi yang dikatalisis oleh adenilil kinase. Jumlah ATP di otot rangka
hanya cukup untuk menghasilkan energi untuk kontraksi beberapa
detik, sehingga ATP harus terus menerus diperbarui dari salah satu atau
lebih sumber di atas, bergantung pada kondisi metabolik.
Seperti dibahas kemudian, terdapat paling sedikit dua jenis serabut
yang berbeda di otot rangka, satu terutama aktif dalam kondisi aerob

Universitas Sriwijaya | 68
dan yang lain dalam kondisi anaerob; jelaslah, keduanya menggunakan
masing- masing sumber energi di atas dengan derajat yang berbeda.

Pada keadaan puasa terjadi penurunan ringan kadar glukosa


plasma, kemudian perubahan kecil sewaktu puasa berlanjut menjadi
kelaparan. Asam lemak bebas plasma bertambah pada keadaan puasa,
tetapi kemudian bertambah sedikit pada keadaan kelaparan; sewaktu
puasa berlanjut, kadar plasma badan keton (asetoasetat dan 3-
hidroksibutirat) sangat meningkat.
Pada keadaan puasa, ketika kadar glukosa di darah porta menurun,
sekresi insulin menurun dan otot rangka serta jaringan lemak menyerap
lebih sedikit glukosa. Peningkatan sekresi glukagon oleh sel α pankreas
menghambat glikogen sintetase, dan mengaktifkan glikogen fosforilase
di hati. Glukosa 6-fosfat yang terbentuk kemudian dihidrolisis oleh
glukosa 6-fosfatase, dan glukosa dibebaskan ke dalam aliran darah
untuk digunakan oleh otak dan eritrosit.
Glikogen otot tidak dapat memberi kontribusi langsung bagi
glukosa plasma karena otot tidak memiliki glukosa 6- fosfatase, dan
kegunaan utama glikogen otot adalah menyediakan suatu sumber bagi
glukosa 6-fosfat untuk metabolisme penghasil energi di otot itu sendiri.
Narnun, asetil-KoA yang terbentuk melalui oksidasi asam lemak di otot
menghambat piruvat dehidrogenase yang menyebabkan akumulasi

Universitas Sriwijaya | 69
piruvat. Sebagian besar piruvat ini mengalami transaminasi menjadi
alanin, dengan mengorbankan asam- asam amino yang berasal dari
penguraian protein otot.
Alanin, dan sejumlah besar asam-asam keto yang dihasilkan dari
transaminasi ini dikeluarkan dari otot, dan diserap oleh hati tempat
alanin mengalami transaminasi untuk menghasilkan piruvat. Asam-
asam amino yang terbentuk sebagian besar diekspor kembali ke otot,
dan menyediakan gugus amino untuk membentuk lebih banyak alanin,
sementara piruvat adalah subtrat utama untuk glukoneogenesis di hati.
Di jaringan adiposa penurunan insulin dan peningkatan glukagon
menyebabkan terhambatnya lipogenesis, inaktivasi dan internalisasi
lipoprotein lipase, dan pengaktifan lipase peka-hormon intrasel. Hal ini
menyebabkan peningkatan pelepasan gliserol (yaitu substrat untuk
glukoneogenesis di hati) dan asam lemak bebas dari jaringan adiposa
yang digunakan oleh hati, jantung, dan otot rangka sebagai bahan bakar
metabolik yang lebih disukai sehingga glukosa dapat dihemat.
Meskipun dalam keadaan puasa otot cenderung menyerap dan
memetabolisme asam lemak bebas, namun jaringan ini tidak dapat
memenuhi semua kebutuhan energinya melalui oksidasi-β. Sebaliknya,
hati memiliki kapasitas lebih besar untuk oksidasi-β daripada kapasitas
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energinya sendiri, dan
ketika keadaan puasa berlanjut, hati membentuk lebih banyak asetil-
KoA daripada yang dapat dioksidasi. Asetil-KoA ini digunakan untuk
membentuk badan keton, yaitu bahan bakar metabolik utama untuk
otot rangka dan jantung serta dapat memenuhi hingga 20% kebutuhan
energi otak. Dalam keadaan kelaparan berkepanjangan, glukosa
membentuk kurang dari 10% keseluruhan metabolisme penghasil energi
tubuh.
Jika tidak ada sumber glukosa lain, glikogen hati dan otot akan
habis setelah puasa sekitar 18 jam. Jika berpuasa berlanjut, semakin
banyak jumlah asam amino yang dibebaskan akibat katabolisme protein
yang digunakan oleh hati dan ginjal untuk glukoneogenesis.

Universitas Sriwijaya | 70
d. Pengaruh terhdap letih, pegal, dan penurunan berat badan
Proses metabolisme energi secara anaerob akan menghasilkan
produk samping, yaitu asam laktat yang apabila terakumulasi dapat
menghambat kontraksi otot dan menyebabkan rasa nyeri pada otot.
Setelah 1,5 – 2 menit melakukan exercise anaerobik, penumpukan
laktat yang terjadi akan menghambat glikolisis, sehingga timbul
kelelahan otot. Melalui proses pembentukan asam laktat dari 1 mol (180
gram) glikogen otot dihasil 3 molekul ATP.
e. Dampak olahraga berlebihan
i. Membahayakan Lutut
Studi baru mengatakan bahwa aktivitas fisik tingkat tinggi
dan rendah dapat mempercepat kerusakan pada tulang rawan lutut
pada orang dewasa yang telah berusia separuh baya. Ditemukan
bahwa orang yang sering berlari dengan intensitas tinggi, tulang
rawannya lebih merosot dan berisiko lebih tinggi terhadap
perkembangan osteoarthritis.
ii. Pembekuan Darah
Olahraga berlebihan bisa mendatangkan sejumlah masalah,
salah satunya pembekuan darah Deep Vein Thrombosis bisa
menyumbat arteri dan menyebabkan kematian. Bahaya utama dari
bekuan darah adalah jika sebagian bekuan itu terlepas dan ikut
dalam aliran darah, kemudian menyumbat pembuluh darah. Dan
jika bekuan itu tersangkut di paru mengakibatkan emboli paru.
Sementara jika terbawa dan bersarang di otak, bisa memicu stroke.
iii. Sebabkan Anoreksia
Hasil penelitian terbaru International Journal of Eating
Disorder ditemukan, dari 336 wanita anoreksia, lebih dari
separuhnya akibat berolahraga berlebihan. Para peneliti
mendefinisikan olahraga berlebihan adalah jika berlatih tiap hari
lebih dari tiga jam, obsesif dengan aktivitas fisik yang bisa
mengintervensi aspek lain, atau tetap berolahraga walaupun sedang
cedera atau sakit.

Universitas Sriwijaya | 71
iv. Mengganggu Kesuburan Wanita
Bahaya akibat berolahraga berlebihan juga ditemukan oleh
Norwegian University of Science and Technology melalui sebuah
studi yang dilakukannya bahwa olahraga berlebihan bisa merusak
kesuburan wanita. Gangguan kesuburan ini terjadi setelah wanita
melakukan olahraga 3 kali lipat dibanding orang-orang yang
melakukan olahraga normal.
v. Memperbesar Jantung
Menurut para ahli kesehatan, olahraga berlebihan
berpotensi memperbesar jantung, terutama pada latihan beban yang
berlebihan. pada Pada saat mengangkat beban, biasanya kita akan
menahan nafas, hal ini membuat udara tidak bisa ke luar dari
jantung, dan pada saat itulah jantung akan membesar. Ketika kita
masih aktif berolahraga, pembesaran jantung tidak akan memberi
efek apapun apabila masih dilakukan secara rutin. Efek jantung
membesar baru terasa ketika kita sudah menghentikan rutinitas
berolahraga, jantung yang besar akan seperti rumah kosong tak
berpenghuni. Jadi, kurang berfungsi dan akan cepat lelah.
vi. Amenorrhea
Salah satu akibat dari olahraga berlebihan pada wanita,
yakni terserang Amenorrhea, atau periodisasi datang bulan yang
tidak teratur. Ini biasanya berkaitan langsung dengan kondisi
tubuh, baik kelelahan atau kondisi hormon yang berlebihan yang
dimiliki seorang wanita. Bahaya lainnya dapat menyebabkan
kerapuhan tulang lebih awal sedangkan pada wanita muda,
olahraga berlebihan juga bisa menunda pubertas. Dampak lainnya,
yakni mengalami insomnia, lesu dan mudah lelah. Kondisi ini
banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria, karena performa
fisik wanita lebih cepat menurun.
vii. Kehilangan Masa Otot
Berlebihan dalam berolahraga menyebabkan tubuh
kehilangan masa ototnya. Dimana semakin sering berolahraga

Universitas Sriwijaya | 72
secara berlebihan mengakibatkan semakin besar resiko tubuh
kekurangan kebutuhan nutrisi karena kondisi seperti itu, membuat
tubuh secara alami ―mengkonsumsi‖ massa otot guna mendapatkan
nutrisi. Akibatnya tubuh menjadi sangat kurus (yang tidak baik).

H. Kerangka Konsep

Universitas Sriwijaya | 73
I. Kesimpulan
Nn. syahrini, 37 tahun dengan IMT 28,8 yang (overweight), berusaha
menurunkan berat badannya dengan berpuasa, diet karbohidrat, lemak, dan
protein disertai dengan olahraga yang berlebihan dalam 1 bulan terakhir, hal
ini menyebabkan berat badannya turun serta mudah pegal dan juga lelah.

Universitas Sriwijaya | 74
DAFTAR PUSTAKA

Anam, MS. 2010. ―PENGARUH INTERVENSI DIET DAN OLAHRAGA


TERHADAP INDEKS MASSA TUBUH, KESEGARAN JASMANI,
hsCRP DAN PROFIL LIPID PADA ANAK OBESITAS. PROGRAM
PASCA SARJANA MAGISTER ILMU BIOMEDIK DAN PROGRAM
PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1 ILMU KESEHATAN ANAK
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2010‖. Tesis. Fakultas
Kedokteran. Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Kesehatan
Anak. Universitas Diponegoro. Semarang.
Ganong, W. F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC.
Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC.
Graner, Daryl K., Murray, Robert K. 2012. Biokimia Harper. Edisi 29. Jakarta :
EGC.
Guyton A.C, dan Hall, J.E. 2006. Guyton and Hall Textbook of Medical
Physiology. Elsevier.
Guyton A.C, dan Hall, J.E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 12.
Penerjemah: Ermita I, Ibrahim I. Singapura: Elsevier.
Hernawati. 2011. Produksi Laktat pada Exercise Aerobik dan Anaerobik. Disitasi
dari http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/1970
03311997022-HERNAWATI/FILE_2.pdf. [Di akses pada tanggal 07
April 2020].
http://eprints.undip.ac.id/33717/3/Bab_2.pdf
Wulandari, Endah dan Laifa Annisa H. ―BAB XII Biokimia Metabolik &
Endokrin‖. Disitasi dari http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/
123456789/38256/13/BAB%2012%20Metabolik%20%26%20Endokrin.p
df. [Diakses pada tanggal 07 April 2020].
M. Anwari Irwan. 2007. Metabolisme Energi Tubuh & Olahraga. Viewed at 07
April, 2020. Disitasi dari http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318122/
pendidikan/metabolisme+energi.pdf. [Diakses pada tanggal 07 April
2020].
Rodwell, Victor D., et al. 1997. Biokimia (Review of physiological chemistry).
Edisi 17, Jakarta: EGC.

Universitas Sriwijaya | 75
Rodwell, Victor D., et al. 2015. Harper’s Illustrated Biochemistry 30th edition.
New York: The McGraw-Hill Education.
Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta:
EGC
Situmorang, Marhaposan. 2015. ―Penentuan Indeks Massa Tubuh (IMT) melalui
Pengukuran Berat dan Tinggi Badan Berbasis Mikrokontroler AT89S51
dan PC‖. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 3 (02). Departemen Fisika
FMIPA Universitas Sumatera Utara. Medan
Soeliman, Fatemeh Azizi, dan Azadbakht, Leila. 2014. “Weight loss maintenance:
A review on dietary related strategies‖. Isfahan University of Medical
Sciences. Iran.

Universitas Sriwijaya | 76

Anda mungkin juga menyukai