“Malaria”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1
HALAMAN PERSETUJUAN
Dosen Tutor
2
KATA PENGANTAR
Penyusun
3
4
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
1.1 Skenario........................................................................................................5
1.2 Tujuan Pembelajaran.............................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8
2.1 Definisi Malaria............................................................................................8
2.2 Etiologi Malaria............................................................................................8
2.3 Patofisiologi Malaria....................................................................................9
2.4 Gejala Klinis Malaria..................................................................................9
2.5 Kriteria Diagnosa Malaria........................................................................12
2.6 Pemeriksaan Penunjang Penegakkan Diagnosa Malaria.......................14
2.7 Komplikasi dan Prognosis Malaria..........................................................16
2.7.1 Komplikasi Malaria...............................................................................16
2.7.2 Prognosis Malaria.................................................................................17
2.8 Diagnosa Banding Malaria........................................................................18
2.9 Tatalaksana Malaria..................................................................................19
2.10 Hikmah Penyakit Malaria dengan Al-Quran dan Al hadist................29
BAB III FINAL CONCEPT MAP..........................................................................32
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................33
BAB V SIMPULAN..............................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Skenario
Judul : Menggigil
Isi : Seorang perempuan berusia 25 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan
demam menggigil sejak 1 minggu yang lalu. Sempat mereda kemudian
demam tinggi lagi.
Pemeriksaan Fisik:
a. Keadaan umum : Lemah, compos mentis
b. Tanda vital
TD : 100/80mmHg
Nadi : 110x/menit reguler
RR : 22x/menit
Suhu :38,9`C
c. Kepala Leher
Ikterik +
Anemia +
Cyanosis –
Dyspneau –
d. Thorax
Rhoncii-/-
Wheezing -/-
Jantung ICS DBN
S1 dan S2 tunggal
Murmur –
e. Abdomen
Supel
Meteorismus –
Bisis usus DBN
Hepar : Hepatomegali
6
Lien : Splenomegali
f. Ekstremitas
Akral hangat kering merah
CRT < 2 detik
Edema -/-
Pemeriksaan Penunjang:
a. Darah lengkap
Hb : 9,0 gr/dl
Eritrosit : 3,1 juta/µl
HCT : 27%
Leukosit : 4,2x103 /µl
o Basophil 1%
o Eosinophil 3%
o Batang 6%
o Segmen 70%
o Limfosit 20%
o Monosit 8%
Trombosit : 120x103 /µl
b. Hapusan darah tepi
Eritrosit : Kesan jumlah menurun, anisositosis poikilositosis ringan
Leukosit : Kesan jumlah normal, ring (+), schizont (+)
Trombosit : Kesan jumlah menurun
Kesan : Anemia hemolitik, trombositopenia, malaria falciparum
c. Fungsi hepar
SGOT : 78 U/L
SGPT : 66 U/L
Bil D/T : 0,9 / 4,31 mg/dL
d. Fungsi ginjal
BUN : 20mg/dL
Kreatinin : 1,2mg/dL
7
Urinalisis : DBN
e. USG abdomen : Hepatomegali dan splenomegali
f. Pemeriksaan RDT : RDT plasmodium falciparum (+)
BAB II
8
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Malaria
Infeksi malaria disebabkan oleh adanya parasit plasmodium didalam darah
atau jaringan yang dibuktikan dengan pemeriksaan mikroskopik yang positif,
adanya antigen malaria dengan tes cepat, ditemukan DNA/RNA parasit pada
pemeriksaan PCR. Infeksi malaria dapat memberikan gejala berupa demam,
menggigil, anemia dan splenomegali. Pada individu yang imun dapat berlangsung
tanpa gejala (asimtomatis) [ CITATION Pau17 \l 1057 ].
Selain empat spesies Plasmodium diatas, manusia juga bisa terinfeksi oleh
Plasmodium knowlesi, yang merupakan plasmodium zoonosis yang sumber
infeksinya adalah kera. Penyebab terbanyak di Indonesia adalah Plasmodium
falciparum dan Plasmodium vivax. Untuk Plasmodium falciparum menyebabkan
9
suatu komplikasi yang berbahaya, sehingga disebut juga dengan malaria berat
[ CITATION Fit18 \l 1057 ].
11
Stadium ini berlangsung + 2 – 4 jam. Penderita merasa kepanasan. Muka
merah, kulit kering, sakit kepala dan sering kali muntah. Nadi menjadi
kuat kembali, merasa sangat haus dan suhu tubuh dapat meningkat
hingga 41oC atau lebih. Pada anak-anak, suhu tubuh yang sangat tinggi
dapat menimbulkan kejang-kejang.
c. Stadium berkeringat (sweating stage)
Stadium ini berlangsung + 2 – 4 jam. Penderita berkeringat sangat
banyak. Suhu tubuh kembali turun, kadang-kadang sampai di bawah
normal. Setelah itu biasanya penderita beristirahat hingga tertidur.
Setelah bangun tidur penderita merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain
sehingga dapat kembali melakukan kegiatan sehari-hari.
Gejala klasik (trias malaria) lebih sering dialami penderita malaria vivax,
sedangkan pada malaria falciparum, gejala menggigil dapat berlangsung berat
atau malah tidak ada. Diantara 2 periode demam terdapat periode tidak demam
yang berlangsung selama 12 jam pada malaria falciparum, 36 jam pada malaria
vivax dan ovale, dan 60 jam pada malaria malariae (Nugroho, 2000).
12
Darah Tepi atau Rapid Diagnostic Test (RDT) dan disertai memiliki satu
atau beberapa gejala/komplikasi berikut ini: (Fitriany J, 2018)
Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat (mulai dari koma sampai
penurunan kesadaran lebih ringan dengan manifestasi seperti:
mengigau, bicara salah, tidur terus, diam saja, tingkah laku berubah
Keadaan umum yang sangat lemah (tidak bisa duduk/berdiri)
Kejang-kejang
Panas sangat tinggi
Mata atau tubuh kuning
tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas kulit
berkurang, bibir kering, produksi air seni berkurang
Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan
Nafas cepat atau sesak nafas
Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum
Warna air seni seperti teh tua dan dapat sampai kehitaman
Jumlah air seni kurang sampai tidak ada air seni
Telapak tangan sangat pucat (anemia dengan kadar Hb kurang dari 5 g
%)
2.5 Kriteria Diagnosa Malaria
Manifestasi klinis malaria dapat bervariasi dari ringan sampai
membahayakan jiwa. Gejala utama demam sering didiagnosis dengan infeksi lain:
seperti demam typhoid, demam dengue, leptospirosis, chikungunya, dan infeksi
saluran nafas. Adanya thrombositopenia sering didiagnosis dengan leptospirosis,
demam dengue atau typhoid. Apabila ada demam dengan ikterik bahkan sering
diintepretasikan dengan diagnosa hepatitis dan leptospirosis. Penurunan kesadaran
dengan demam sering juga didiagnosis sebagai infeksi otak atau bahkan stroke.
13
Untuk anak <5 tahun diagnosis menggunakan MTBS namun pada daerah
endemis rendah dan dan sedang ditambahkan riwayat perjalanan ke daerah
endemis dan transfuse sebelumnya. Pada MTBS diperhatikan gejala demam dan
atau pucat untuk dilakukan pemeriksaan sediaan darah.
Anamnesis
a. Keluhan: demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual,
muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.
Pemeriksaan Fisik
c. Sklera ikterik
Pemeriksaan Laboratorium
14
c) Kepadatan parasit
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan
menggunakan metoda imunokromatografi. Sebelum menggunakan RDT perlu
dibaca petunjuk penggunaan dan tanggal kadaluarsanya. Pemeriksaan dengan
RDT tidak digunakan untuk mengevaluasi pengobatan [ CITATION Kem17 \l
1057 ].
a. Pemeriksaan Mikroskopis
Sejak ditemukan tahun 1904 pemeriksaan mikroskopis masih dianggap paling
baik sampai sekarang dan menjadi standar emas yang dapat mengidentifikasi
parasit malaria dengan pewarnaan giemsa. Pemeriksaan mikroskopis dapat
dilakukan dengan sediaan tebal maupun sediaan tipis. Prinsip kerja pemeriksaan
ini adalah pembuatan melihat parasit dengan pewarnaan giemsa 10x dibawah
mikroskop dengan lensa objektif 100 x pada 100 lapangan pandang sampai
ditemukan parasit. Pemeriksaan mikroskopis masih menjadi standar emas dalam
pemeriksaan malaria. Pemeriksaan malaria secara mikroskopis tidak selalu
menunjukkan hasil yang tepat. Ketidaktepatan dalam pemeriksaan malaria dapat
disebabkan oleh petugas yang kurang terampil, peralatan yang kurang memadai,
bahan dan reagen tidak sesuai standar, jumlah sediaan yang diperiksa melebihi
beban kerja. Pelatihan bagi tenaga mikroskopis diharapkan dapat meningkatkan
kinerja, berdasarkan penelitian bahwa pelatihan petugas laboratorium mikroskopis
malaria dapat meningkatkan pengetahuan dan skill dalam mendeteksi parasit
malaria. Agar sesuai dengan tuntutan kerja pengadaan pelatihan/ pendidikan perlu
dilakukan seperti pelatihan case manajemen bagi dokter dan paramedis (bidan dan
15
perawat), pelatihan parasitologi malaria (mikroskopis dari pusat sampai
puskesmas / UPT), pelatihan manajemen dan epidemiologi malaria (Basic
Training) dan pelatihan juru malaria desa (JMD) atau kader dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, memperbaiki,
mengatasi kekurangan dalam pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan standar
kebijakan program.Managemen kasus malaria perlu diadakan pelatihan tentang
diagnosis laboratorium penggunaan mikroskop dan RDT, pengobatan malaria
b. Sediaan darah tebal
Pemeriksaan mikroskopis dengan sediaan darah tebal mampu mendeteksi
plasmodium tunggal maupun campuran karena parasit berkumpul sehingga mudah
untuk dilihat namun tidak dapat melihat spesies dan stadium parasit. Sediaan
darah tebal di buat dengan meneteskan sampel di objek glass ratakan searah jarum
jam sampai berdiameter 1-2 cm, tunggu sampai kering tanpa di fiksasi dengan
methanol seperti sediaan darah tipis lalu dilakukan pewarnaan giemsa 2,5%
selama 45-60 menit atau giemsa 10% selama 10 menit tunggu sampai kering
sebelum di lihat dibawah mikroskop
c. Sediaan darah tipis
Sediaan darah tipis berguna untuk mengidentifikasi spesies parasit, stadium
dan kepadatan parasit bisa juga untuk skrining malaria apabila sediaan tebal tidak
memungkinkan dilakukan. Pemeriksaan setidaknya 100- 300 lapangan pandang
dengan lensa objektif 100 x minyak imersi.
d. Pemeriksaan dengan Rapid Diagnostic Test (Tes Diagnostik Cepat)
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan
menggunakan metoda imunokromatografi, dalam bentuk dipstick dapat
mendeteksi 200 and 2000 parasites/ μL. Tes ini sangat berguna pada unit gawat
darurat, pada saat terjadi kejadian luar biasa (KLB) dan di daerah terpencil yang
tidak tersedia fasilitas laboratorium serta untuk survei terbatas. Penyimpanan RDT
sebaiknya di lemari es, tidak disimpan di dalam Freezer. Alat tes ini sangat
efektif digunakan dalam diagnosis cepat malaria, keuntungan dari alat tes ini
dimana tidak memerlukan keahlian khusus seperti mikroskopis, siapa saja dapat
menggunakan. Meskipun demikian pelatihan terhadap kader malaria dalam
penggunaan RDT perlu dilakukan, berdasarkan penelitian pelatihan pada kader
16
malaria dalam penggunaan alat diagnostik (RDT) lebih efektif (93%) dalam
peningkatan skill daripada yang tidak diberikan pelatihan.
Prognosis malaria berat dengan kegagalan satu fungsi organ lebih baik
daripada kegagalan 2 fungsi organ (Fitriany J. 2018).
- Adanya korelasi antara kepadatan parasit dengan klinis malaria berat yaitu:
18
a.Kepadatan Parasit < 100.000, maka mortalitas < 1 %
b.Kepadatan Parasit > 100.000, maka mortalitas > 1 %
c.Kepadatan parasit > 500.000, maka mortalitas > 50 %
Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut
kosong karena bersifat iritasi lambung karena itulah penderita harus makan
terlebih dulu setiap akan minum obat anti malaria. Dosis pemberian obat
berdasarkan berat badan (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Alogarit
me Terapi Malaria (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020)
21
Edema paru (didapat dari gambaran radiologi atau saturasi oksigen <92%
dan frekuensi pernafasan > 30 kali/menit)
Gagal sirkulasi atau syok: pengisian kapiler > 3 detik, tekanan sistolik <80
mmHg (pada anak: <70 mmHg)
Jaundice (bilirubin>3 mg/dL dan kepadatan parasit >100.000/uL pada
malaria falciparum, pada malaria knowlesi kepadatan parasit >20.000/uL)
Perdarahan spontan abnormal
Hipoglikemia (gula darah <40 mg%)
Anemia berat pada anak < 12 tahun: Hb <5 g/dl , Hematokrit<15% pada
endemis tinggi dan ; Hb <7g/dl, Hematokrit <21%untuk endemis sedang-
rendah ; pada dewasa Hb<7g/dl atau hematokrit <21%
Hiperparasitemia (parasit >2 % eritrosit atau 100.000 parasit/µL di daerah
endemis sedang-rendah atau >5% eritrosit atau >250.000 parasite/µL di daerah
endemis tinggi)
Hiperlaktemia (asam laktat >5 mmol/L)
Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >3 mg/dL) atau ureum darah >20
mmol/L
22
Alogaritme Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020)
A. Pengobatan malaria tanpa komplikasi
23
Saat ini untuk terapi Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax digunakan
DHP ditambah dengan Primakuin. Dosis DHP dan Primakuin yang digunakan
sama, tetapi untuk malaria falsiparum hanya diberikan primakuin selama 1 hari
saja dengan dosis 0,25 mg/kgBB, sedangkan untuk malaria vivax diberikan
primakuin selama 14 hari dengan dosis yang sama yaitu 0,25 mg/kgBB.
Primakuin tidak boleh diberikan kepada bayi yang usianya dibawah 6 bulan, ibu
hamil, ibu menyusui bayi usia dibawah 6 bulan dan penderita defisiensi G6PD.
Pengobatan malaria falsiparum adalah seperti dibawah ini (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020):
Pengobatan Lini Pertama Malaria Falsiparum Menurut Berat Badan dengan DHP
dan Primakuin (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020)
Pengobatan Lini Pertama Malaria Vivax dan Ovale Menurut Berat Badan dengan
DHP dan Primakuin (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020)
25
Berikut jumlah tablet yang dikonsumsi per harinya dengan kombinasi tetrasiklin:
Pengobatan lini kedua malaria vivax dan ovale menggunakan kombinasi kina dan
primakuin saja, seperti dibawah ini:
Pengobatan Lini Kedua Malaria Vivax dan Ovale Dengan Kina dan Primakuin
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020)
26
iii. Pengobatan infeksi campur Plasmodium falciparum dan Plasmodium
vivax/Plasmodium ovale
Pada pasien dengan infeksi campus diberikan DHP selama 3 hari serta
primakuin dengan dosis 0,25 mg/kgBB selama 14 hari.
Pengobatan P. Malariae diberikan DHP selama 3 hari, dengan dosis sama dengan
pengobatan malaria lainnya tapi tidak diberikan primakuin (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2020)
Semua pasien dengan malaria berat harus ditangani di Rumah Sakit (RS)
atau puskesmas perawatan. Bila fasilitas dan tenaga kurang memadai pasien harus
dirijuk ke RS dengan fasilitas yang lebih lengkap. Malaria berat diobati dengan
injeksi artesunate dilanjutkan dengan DHP oral (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2020).
27
Alogaritme Terapi Malaria Berat (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2020)
Jika puskesmas tidak memiliki fasilitas rawat inap, pasien harus langsung dirujuk
ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Sebelum dirujuk diberikan pengobatan
pra rujuk (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020):
b. Bila tak ada artesunate injeksi dapat diberikan DHP per oral, satu kali
pemberian dosis sesuai BB.
28
Pemberian antibiotik
a. Pada kasus anak dengan malaria berat antibiotik spektrum luas diberikan
segera sesudah pemberian artesunate. Antibiotik dihentikan bila keadaan umum
membaik dan tidak ada infeksi (antibiotik dievaluasi dalam 48-72 jam)
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Pemantauan pengobatan
a. Rawat jalan
Pada pasien rawat jalan evaluasi pengobatan dilakukan pada hari ke 3, 7, 14, 21,
dan 28 dengan pemeriksaan klinis dan sediaan darah darah secara mikroskopis.
Apabila terdapat perburukan gejala klinis selama masa pengobatan dan evaluasi,
pasien dianjurkan segera datang kembali tanpa menunggu jadwal (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
b. Rawat inap
Pada pasien rawat inap evaluasi pengobatan dilakukan setiap hari dengan
pemeriksaan klinis dan darah malaria secara kuantitatif hingga klinis membaik
dan hasil mikroskopis negative. Evaluasi pengobatan dilanjutkan pada hari ke 3,
7, 14, 21, dan 28 dengan pemeriksaan klinis dan sediaan darah secara mikroskopis
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
Catatan:
29
- Apabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat badan (pada tabel
pengobatan), maka dosis yang dipakai adalah berdasarkan berat badan.
- Untuk anak dengan obesitas gunakan dosis berdasarkan berat badan ideal
- Primakuin tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan bayi < 6 bulan.
- Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut
kosong karena bersifat iritasi lambung. Oleh sebab itu penderita harus makan
terlebih dahulu setiap akan minum obat anti malaria (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020).
c. Pencegahan
Obat yang digunakan untuk kemoprofilaksis adalah doksisiklin dengan dosis 100
mg/hari, yang diberikan 2 hari sebelum bepergian, selama berada di daerah
tersebut, sampai 4 minggu setelah kembali. Tidak boleh diberikan pada ibu hamil
dan anak dibawah umur 8 tahun dan tidak boleh diberikan lebih dari 6 bulan
penggunaan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).
Selain itu ada vaksin malaria yang dibuat dari antigen circumsporozoite protein
yang ada pada stadium sporozoit Plasmodium. Setelah dilakukan penelitian dan
uji klinis selama bertahun-tahun, vaksin malaria generasi pertama resmi
diterapkan pada awal tahun 2018 di beberapa wilayah endemis malaria di Afrika.
Vaksin tersebut diberi nama RTS, S/AS01. Penggunaan vaksin RTS, S/AS01
untuk mencegah kejadian malaria merupakan sebuah pendekatan yang
menjanjikan mengingat angka resistensi obat yang meningkat. Vaksin ini
memiliki efikasi sebesar 80% untuk pencegahan invasi parasit pada stadium pre-
eritrositik (Juliawan, 2019).
30
2.10 Hikmah Penyakit Malaria dengan Al-Quran dan Al hadist
- Qs. Al Baqarah ayat 26
Allah juga memberikan perumpamaan lain seperti zubab yang berarti lalat
pada surat al Hajj ayat 73 atau juga laba-laba pada surat Al Ankabut ayat 41. Al
hajj ayat 73 yang isinya mengecam berhala-berhala kaum musyrikin dan
menyebutkan bahwasanya menyembah Tuhan mereka itu sangat lemah seperti
rapuhnya rumah laba-laba. Orang Yahudi mempertanyakan kepada Rasulullah apa
gerangan keutamaan atau kelebihan serangga atau laba laba, sehingga Allah
menjadikan permisalan dalam Firman-Nya lalu turunlah Al Baqarah ayat 26. ( HR
Ibnu Abbas).
ب َمثَ ٌل فَا ْستَ ِمع ُْوا لَ[[هٗ ۗاِ َّن الَّ ِذي َْن تَ[ ْد ُع ْو َن ِم ْن ُد ْو ِن هّٰللا ِ لَ ْن ِ ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ ض
َ ُر
ُي َّْخلُقُ ْوا ُذبَابًا َّولَ ِو اجْ تَ َمع ُْوا لَهٗ َۗواِ ْن يَّ ْسلُ ْبهُ ُم ال[ ُّذبَابُ َش ْئـًًٔ[ا اَّل يَ ْس[تَ ْنقِ ُذ ْوهُ ِم ْن[ ۗه
ْ ب َو ْال َم
ُطلُ ْوب [ُ ُِف الطَّال
َ ضع
َ
31
Artinya: Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah!
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan
seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat
itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali
dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah.
هّٰللا
ت بَ ْيتً[ ۗ[ا َواِ َّن ِ ۚ [ل ْال َع ْن َكبُ[ ْ[و
ْ ت اِتَّ َخ[ َذ ِ [ََمثَ ُل الَّ ِذي َْن اتَّ َخ[ ُذ ْوا ِم ْن ُد ْو ِن ِ اَ ْولِيَ[ ۤ[ا َء َك َمث
ت لَ ْو َكانُ ْوا يَ ْعلَ ُم ْو َن ِ ۘ ْت ْال َع ْن َكب ُْو ِ اَ ْوهَ َن ْالبُي ُْو
ُ ت لَبَي
Allah SWT telah memberikan kita hujan dan air untuk membersihkan diri. Karena
itu, kita harus mengingatkan diri sendiri bahwa air adalah hak istimewa yang kita
dapat sebagai bentuk hadiah dari Allah SWT. Menjaga kebersihan adalah bentuk
kewajiban dari Allah SWT. Oleh karena itu, menjaga kebersihan pula hanya
dilakukan bagi orang-orang yang bertakwa untuk memastikan kita tetap bersih
dan suci. Tentunya, kita diharuskan untuk terus bersyukur atas semua bimbingan
dan cinta yang diberikan Allah SWT kepada umat-Nya dan dengan mensucikan
diri, berarti telah menunjukkan cinta dan pengabdian kepada Allah SWT.
Hadis lain Riwayat at-Tirmizi dari Sahl bin Sa'ad " Andaikan dunia ini dalam
pandangan Allah sama dengan bobot satj sayap nyamuk saja, maka dia tidak akan
memberi orang kafir seteguk air pun."
Dalam Tafsir Ilmi para ulama dan pakar sains, menuliskan, nyamuk selalu
32
digambarkan sebagai hewan penghisap darah namun gambaran ini tidak
sepenuhnya benar. Pada kenyataannya nyamuk betina yang menghisap darah,
sedangkan jantan tidak. Karena nyamuk betina menghisap darah untuk
memperoleh protein guna mematangkan telur yang dikandungnya. Pada dasarnya
nyamuk jantan maupun betina makan nektar bunga.
BAB III
33
BAB IV
PEMBAHASAN
34
Dari hasil anamnesis didapatkan seorang perempuan berusia 25
tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan demam menggigil sejak 1 minggu
yang lalu. Sempat mereda kemudian demam tinggi lagi.
36
BAB V
SIMPULAN
37
DAFTAR PUSTAKA
Aru W, S. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.
Fitriany. J, S. A. (2018). Malaria. Lhokseumawe. Jurnal Averrous , Vol.4 No.2.
Garna, H. H. (2012). Buku Ajar Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Bandung
Fakultas Kedokteran Padjajaran RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Bandung.
Harijanto, P. N. (2017). Ilmu Penyakit Dalam. Interna Publishing.
Liwang, F. e. (2020). Kapita Selekta Kedokteran Edisi V. Jakarta: Media
Aesculapius.
Reksodiputro. (2004). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (Ed. IV). Jakarta: IPD FK
UI.
RI, K. K. (2017). Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
T.R, P. I. (2011). Malaria dan Permasalahnnya. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala ,
Vol. 11 No.2 Agustus 2011.
Tjokroprawiro, A. d. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya:
Airlangga University Press.
Zein, U. (2017). Leptospirosis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna
Publishing.
38
39