Anda di halaman 1dari 38

Buku Pegangan Instruktur

Hanya untuk dipinjamkan

MANUAL SKILLS LAB

SISTEM DDT

Penyusun
Tim Sistem DDT

Manual CSL ini untuk dipergunakan oleh Fakultas Kedokteran dan


Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Jakarta
2014-2015

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

KATA PENGANTAR

Buku Manual CSL ini dibuat untuk memudahkan mahasiswa Program Studi

Kedokteran dalam cara berpikir ilmiah, sistematis, dan juga dalam keterampilan medis.

Di dalamnya terdapat manual CSL meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik,

menyiapkan obat suntikan dari ampul dan vial, teknik menyuntik, mengganti pembalut

kering, radiodiagnostik, dan teknik cuci tangan rutin dan asepsis, pembuatan dan

pewarnaan preparat mikroskopik.

Terima kasih kepada FK UMJ khususnya Tim Sistem Dasar Diagnostik dan

Terapi yang memberi ijin untuk menggunakan buku ini, semoga bermanfaat untuk kita

semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Tim Pelaksana Sistem DDT UMJ

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………..……………………………………………….. 1


Daftar isi …………………………………………………………………………. 2
Tata tertib ……………………………………………………………………...... 3
Kelompok CSL ………………………………………………………………….. 4a
Jadwal CSL ……………………………………………………………………... 4b
Manual CSL 5
 Keterampilan Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik 6
 Daftar Tilik Keterampilan Anamnesis 17
 Keterampilan Pemeriksaan Tanda Vital 18
 Daftar Tilik Pemeriksaan Tanda Vital ....................................
 Keterampilan Pemeriksaan Fisik Dasar 20
 Daftar Tilik Keterampilan Pemeriksaan Fisik Dasar ..............
 Keterampilan Mengganti Pembalut Kering dan Basah ........
 Daftar Tilik Keterampilan Mengganti Pembalut .....................
 Keterampilan Teknik Cuci Tangan Rutin (Mikrobiologi)
 Daftar Tilik Teknik Cuci Tangan Rutin (Mikrobiologi) .....................
 Keterampilan Rehab Medik Lingkup Gerak Sendi
 Daftar tilik Keterampilan Rehab Medik Lingkup Gerak Sendi

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

TATA TERTIB UMUM

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ harus


mematuhi tata tertib seperti di bawah ini :
1. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya
seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat, berbahan
jeans, baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal.
2. Mahasiswa laki-laki wajib berambut pendek dan rapih.
3. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab dan busana muslimah di setiap kegiatan
berlangsung.
4. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan PSPD FKK UMJ.
5. Menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan PSPD FKK UMJ.
6. Melaksanakan registrasi administrasi dan akademik semester yang akan
berjalan.
7. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari PSPD FKK UMJ di setiap
kegiatan akademik kecuali perkuliahan. Jika papan nama rusak atau dalam
proses pembuatan, maka mahasiswa wajib membawa surat keterangan dari
bagian pendidikan.
8. Mahasiswa yang tidak hadir di kegiatan akademik karena sakit wajib
memberitahu bagian pendidikan saat itu dan selanjutnya membawa lampiran
keterangan bukti diagnosis dari dokter (diterima paling lambat 3 hari setelah
tanggal sakit).

TATA-TERTIB KEGIATAN ALIH KETERAMPILAN KLINIK / CLINICAL SKILL


LABORATORY (CSL)

Sebelum pelatihan
1. Membaca Penuntun Belajar (manual) Keterampilan Klinik Sistem yang
bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang keterampilan yang akan
dilakukan.
Pada saat pelatihan
1. Datang 10 menit sebelum CSL dimulai.
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan CSL sesuai dengan jadwal rotasi yang telah
ditentukan.
3. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
4. Mengenakan jas laboratorium yang bersih dan dikancing rapih pada setiap
kegiatan CSL. Bagi mahasiswi yang berjilbab, jilbabnya harus dimasukkan ke
bagian dalam jas laboratorium.

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

5. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas, batang korek api,
dan sebagainya) pada tempat sampah non medis. Sampah yang telah
tercemar (sampah medis), misalnya kapas lidi yang telah dipakai, harus
dimasukkan ke tempat sampah medis yang mengandung bahan desinfektan
untuk didekontaminasi, dan sampah tajam dimasukan pada tempat sampah
tajam.
6. Berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan.
7. Memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian tubuh
manusia.
8. Bekerja dengan hati-hati.
9. Tidak diperkenankan menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin
setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL.
10. Setiap selesai kegiatan CSL mahasiswa harus merapihkan kembali alat dan
bahan yang telah digunakan.
11. Pengulangan CSL dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Membuat surat permohonan pengulangan CSL ke bagian pendidikan
tembusan ke bagian CSL dengan melampirkan materi yang akan diulang
dan jumlah peserta yang akan ikut paling lambat 3 hari sebelum hari
pelaksanaan.
b. Pengulangan CSL dilaksanakan pada saat tidak ada jadwal perkuliahan
dengan atau tanpa pendamping dari instruktur.
c. Pengulangan CSL dilaksanakan sampai maksimal pukul 21.00 WIB.

Tata tertib ujian alih keterampilan klinik / clinical skill laboratory (CSL)

1. Mengikuti kegiatan CSL dengan minimal kehadiran adalah lebih sama dengan
80% dengan surat keterangan yang jelas. Jika tidak ada surat keterangan tidak
masuk, maka persyaratan lebih sama dengan 80% tidak diterima.
2. Mengikuti brifing pelaksanaan ujian CSL bersama koordinator CSL dan atau
sekretaris sistem.
3. Wajib membawa kartu kontrol yang diberi stempel asli UMJ.
4. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
5. Mengenakan jas laboratorium yang bersih selama proses ujian berlangsung.
Bagi mahasiswi yang berjilbab, jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam
jas laboratorium.
6. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas, batang korek api,
dan sebagainya) pada tempat sampah non medis. Sampah yang telah
tercemar (sampah medis), misalnya kapas lidi yang telah dipakai, harus

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

dimasukkan ke tempat sampah medis yang mengandung bahan desinfektan


untuk didekontaminasi
7. Memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian tubuh
manusia
8. Bekerja dengan hati-hati.
9. Mengikuti ujian CSL sesuai daftar urut, penguji dan waktu yang telah
ditentukan.

Tata tertib ujian remedial alih keterampilan klinik / clinical skill


laboratory (CSL)

1. Ujian remedial CSL dilaksanakan pada akhir semester atau sistem.


2. Peserta ujian remedial CSL adalah Mahasiswa yang tidak lulus ujian CSL (
Nilai < 80% ).
3. Bagi mahasiswa yang tidak ujian CSL karena sakit, maka mahasiswa tersebut
berhak mengikuti ujian remedial CSL dengan syarat wajib memberitahu bagian
pendidikan saat itu dan selanjutnya membawa lampiran keterangan bukti
diagnosis dari dokter (diterima paling lambat 3 hari setelah tanggal sakit).
4. Bila mahasiswa yang remedial tidak hadir pada pelaksanaan ujian remedial
CSL, maka tidak akan diadakan ujian remedial susulan.
5. Ujian remedial CSL dilaksanakan sebanyak dua kali. Penguji pada remediasi
ke-2 berbeda dari yang pertama.
6. Bila mahasiswa tetap tidak lulus pada remediasi ke-2, maka mahasiswa berhak
mendapatkan bimbingan CSL kembali dengan instruktur yang ditentukan oleh
bagian pendidikan untuk kemudian mendapatkan ujian remediasi ke-3. Biaya
pelaksanaan bimbingan CSL dan remediasi ke-3 ini dibebankan kepada
mahasiswa.
7. Hasil nilai ujian remedial CSL maksimal ”80%” atau sesuai dengan kebijakan
masing-masing sistem.

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

SANKSI-SANKSI

SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB UMUM

1. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat mengikuti
setiap kegiatan akademik.
2. Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak
memperoleh pelayanan akademik.
3. Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program studinya
(mengisi KRS) pada waktu yang telah ditentukan sesuai kalender akademik
tidak boleh mengikuti segala aktifitas perkuliahan.
4. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir, tidak dapat mengikuti setiap kegiatan.

SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB CSL & PRAKTIKUM

1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan CSL pada materi tertentu, maka
mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti kegiatan CSL pada jadwal
berikutnya untuk materi tertentu tersebut.
2. Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan CSL dan praktikum tidak sesuai
dengan jadwal rotasinya dianggap tidak hadir.
3. Bagi mahasiswa yang persentasi kehadiran CSLnya < 80 % dari seluruh
jumlah tatap muka CSL, maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian CSL.
4. Kerusakan alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum yang
terjadi karena ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang
bersangkutan.
5. Bagi mahasiswa yang menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin
setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum akan
mendapatkan sanksi tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
6. Bagi mahasiswa yang persentase kehadiran praktikumnya < 80 % dari
seluruh jumlah tatap muka praktikum tidak dapat mengikuti ujian praktikum.

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

BUKU PEGANGAN MAHASISWA

KETERAMPILAN
DASAR DIAGNOSTIK DAN
TERAPI

Diberikan pada Mahasiswa Semester I


Fak. Kedokteran UMJ

BLOK DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI


Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

BUKU PEGANGAN MAHASISWA

KETERAMPILAN
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSTIK UMUM

Diberikan pada Mahasiswa Semester I


Fak. Kedokteran UMJ
Tim Penyusun
Fak. Kedokteran UMJ

BLOK DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI


Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2014

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

KETERAMPILAN ANAMNESIS DAN


PEMERIKSAAN FISIK

PENGERTIAN
Pemeriksan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-
kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh dengan cara melihat (inspeksi),
meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).
Umumnya pemeriksaan ini dilakukan secara berurutan mulai dari inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. Khusus untuk pemeriksaan abdomen, sebaiknya
auskultasi dilakukan sebelum palpasi.
Sebelum kita melakukan pemeriksaan fisik, maka terlebih dahulu kita harus
melakukan komunikasi antara dokter (pemeriksa) dengan pasien yang biasa kita kenal
sebagai anamnesis. Kegiatan ini penting sebagai awal dari pemeriksaan fisik dan dapat
membantu pemeriksa dalam mengarahkan diagnosis penyakit pada pasien. Anamnesis
harus dilakukan secara sistematis, oleh karena riwayat penyakit dari seorang penderita
kadang-kadang lebih menentukan daripada pemeriksaan fisik, tetapi kadang-kadang
keduanya saling membantu.
Segera setelah anamnesis selesai, pemeriksaan fisik biasanya diawali dengan
obyektif tentang hal-hal yang terukur yaitu tekanan darah, denyut nadi, pernapasan,
suhu dan tingkat kesadaran.hal ini yang biasa disebut sebagai tanda –tanda vital (vital
sign).

TUJUAN
1. Melakukan anamnesis secara sistematis.
- Membina hubungan dokter dan pasien.
- Mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan.
- Menyimpulkan dugaan organ/sistem apa yang terganggu.
- Membuat rumusan masalah klinik pasien.
2. Mampu memeriksa tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, suhu, nadi dan
pernafasan dengan menggunakan alat-alat yang sesuai secara benar.
- .Memeriksa tekanan darah dengan tensimeter dengan cara yang berurutan
dan benar sejak persiapan sampai selesai.

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

- Memeriksa suhu badan dengan termometer dengan cara yang tepat dan
benar.
- Memeriksa pernafasan dengan cara yang benar.
- Memeriksa frekuensi nadi dengan benar.
3. Mampu melakukan pemeriksaan fisik dasar meliputi inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi.
- Mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan fisik.
- Melakukan pengamatan, serta melihat langsung badan/anggota badan
pasien.
- Melakukan perabaan, baik dengan jari, ujung jari atau tangan ataupun
dengan kedua telapak tangan untuk mengetahui tanda-tanda vital.
- Melakukan perkusi dengan cara yang benar sehingga didapat suara ketukan
yang jelas.
- Melakukan auskultasi dengan alat stetoskop dengan proses yang benar.

Media dan alat Bantu Pembelajaran

1. Daftar panduan belajar untuk anamnesis, pemeriksaan fisik dasar dan tanda
vital.
2. Stetoskop, termometer, tensimeter, manekin.
3. Status penderita, pulpen, pensil

Metode Pembelajaran :

1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar.


2. Ceramah.
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

DESKRIPSI KEGIATAN
I. ANAMNESIS
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2.Bermain peran tanya jawab 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
2. Dua orang instruktur memberikan
contoh bagaimana cara melakukan
anamnesis secara sistematis. Satu
orang sebagai dokter dan satu
sebagai pasien. Mahasiswa
menyimak dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya dan
instruktur memberikan penjelasan
tentang aspek-aspek yang penting.
4. Mahasiswa dapat memperhatikan
dan menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti dan instruktur
menanggapinya.
3. Praktek bermain peran 100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi
dengan umpan balik pasangan-pasangan
2. Setiap pasangan berpraktek, satu
orang sebagai dokter (pemeriksa)
dan satu orang sebagai pasien
3. Instruktur memberikan tema khusus
atau keluhan utama kepada pasien
dan selanjutnya akan ditanyakan
oleh si pemeriksa.
4. Instruktur berkeliling diantara
mahasiswa dan melakukan supervisi
menggunakan check list
5. Setiap mahasiswa paling sedikit
berlatih satu kali.

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

4. Curah pendapat / diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang


dirasa mudah , apa yang sulit.
Menanyakan bagaimana perasaan
mahasiswa yang berperan sebagai
pasien. Apa yang dapat dilakukan
oleh dokter agar pasien merasa lebih
nyaman
2. Instruktur menyimpulkan dengan
menjawab pertanyaan terakhir dan
memperjelas hal-hal yang masih
belum dimengerti.
Total waktu 150 menit
II. PEMERIKSAAN TANDA VITAL
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
jawab 2. Dua orang instruktur memberikan
contoh bagaimana cara melakukan
pemeriksaan tanda vital dalam hal
ini pemeriksaan tekanan darah,
nadi, pernapasan dan suhu. Satu
orang sebagai dokter dan satu
sebagai pasien. Mahasiswa
menyimak dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya dan
instruktur memberikan penjelasan
tentang aspek-aspek yang penting.
4. Mahasiswa dapat menanyakan hal-
hal yang belum dimengerti dan
instruktur menanggapinya.
3. Praktek bermain peran 100 menit 1. Mahasiswa dibagi berpasangan-
dengan umpan balik pasangan

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

2. Setiap pasangan berpraktek, satu


orang sebagai dokter (pemeriksa)
dan satu orang sebagai pasien
3. Instruktur berkeliling diantara
mahasiswa dan melakukan
supervisi menggunakan check list
4. Setiap mahasiswa paling sedikit
berlatih satu kali.
4. Curah pendapat / diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang
dirasa mudah , apa yang sulit.
Menanyakan bagaimana perasaan
mahasiswa yang berperan sebagai
pasien. Apa yang dapat dilakukan
oleh dokter agar pasien merasa
lebih nyaman
2. Instruktur menyimpulkan dengan
menjawab pertanyaan terakhir dan
memperjelas hal-hal yang masih
belum dimengerti.
Total waktu 150 menit

III. PEMERIKSAAN FISIK DASAR


Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya jawab 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
2. Dua orang instruktur memberikan
contoh bagaimana cara melakukan
pemeriksaan fisik dasar dalam hal ini
inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi. Satu orang sebagai dokter
dan satu sebagai pasien. Mahasiswa
menyimak dan mengamati.

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

3. Memberikan kesempatan kepada


mahasiswa untuk bertanya dan
instruktur memberikan penjelasan
tentang aspek-aspek yang penting.
4. Mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti dan instruktur
menanggapinya.
3. Praktek bermain peran 100 menit 1. Mahasiswa dibagi berpasangan -
dengan umpan balik pasangan
2. Setiap pasangan berpraktek, satu
orang sebagai dokter (pemeriksa) dan
satu orang sebagai pasien
3. Instruktur berkeliling diantara
mahasiswa dan melakukan supervisi
menggunakan check list
4. Setiap mahasiswa paling sedikit
berlatih satu kali.
4. Curah pendapat / diskusi 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi: apa yang
dirasa mudah , apa yang sulit.
Menanyakan bagaimana perasaan
mahasiswa yang berperan sebagai
pasien. Apa yang dapat dilakukan
oleh dokter agar pasien merasa lebih
nyaman
2. Iinstruktur menyimpulkan dengan
menjawab pertanyaan terakhir dan
memperjelas hal-hal yang masih
belum dimengerti.
Total waktu 150 menit

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK FISIK DASAR


A. ANAMNESIS

NO LANGKAH KLINIK KASUS


1. Mengucapkan salam, lalu pemeriksa berdiri dan melakukan jabat
tangan
2. Mempersilahkan duduk berseberangan/berhadapan
3. Berikan respon yang baik dalam rangka membina sambung rasa
4. Menjaga suasana santai dan rileks
5. Berbicara dengan lafal yang jelas dengan menggunakan bahasa
yang dipahami
6. Menanyakan identitas: nama , umur, alamat dan pekerjaan.
7. Menyebutkan nama pasien pada saat mengajukan pertanyaan
8. Menanyakan keluhan utama dan berusaha memastikannya
9. Menggali riwayat penyakit sekarang dengan keterangan yang
teratur, sedapat mungkin secara kronologis berkenaan dengan
perkembangan penyakit yang diderita, mulai dari timbulnya
gejala permulaan sampai sekarang.
10. Melakukan anamnesis sistem yang berkaitan
11. Menggali penyakit dahulu yang serupa dan yang berkaitan,
untuk menilai apakah penyakit sekarang ada hubungannya
dengan penyakit terdahulu
12. Menggali penyakit keluarga dan lingkungan dengan cara
menanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita
/pernah menderita penyakit / gangguan yang sama
13 Melakukan cek silang
14 Membuat resume /status anamnesis

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

B. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH, NADI, PERNAPASAN DAN SUHU


KASUS
NO LANGKAH KLINIK

A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH


1. Siapkan tensimeter dan stetoskop
2. Pemeriksa meminta izin kepada pasien/ keluarga untuk diperiksa
3. Pemeriksa disebelah kanan pasien.
4. Memberikan penjelasan sehubungan dengan pemeriksaan yang
akan dilakukan
5. Penderita dapat dalam keadaan duduk atau berbaring
6. Lengan dalam keadaan bebas dan relaks, bebaskan dari tekanan
oleh karena pakaian
7. Pasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas
secara rapi dan tidak terlalu ketat, kira-kira 2,5 – 5 cm di atas siku.
8. Carilah arteri brachialis, biasanya terletak di sebelah medial tendo
biseps.
9. Dengan tiga jari meraba a. brachialis, pompa manset dengan cepat
sampai kira-kira 30 mmhg di atas tekanan ketika pulsasi a.
brachialis menghilang.
10. Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai denyutan a.
brachialis teraba kembali. Inilah tekanan sistolik palpatoir.
11. Sekarang ambillah stetoskop, pasangkan corong bel stetoskop
pada a. Brachialis
12 Pompa manset kembali, sampai kurang lebih 30 mmHg di atas
tekanan sistolik palpatoir
13 Secara perlahan turunkan tekanan manset dengan kecepatan kira-
kira 2-3 mmHg perdetik. Perhatikan saat dimana denyutan A.
brachialis terdengar. Inilah tekanan sistolik. Lanjutkanlah
penurunan tekanan manset sampai suara denyutan melemah dan
kemudian menghilang. Tekanan pada saat itu adalah tekanan
diastolic
14. Apabila menggunakan tensimeter air raksa, usahakan agar posisi
manometer selalu vertikal, dan pada waktu membaca hasilnya,
mata harus berada segaris horisontal dengan level air raksa.
15. Dapat melaporkan tekanan darah sistolis dan diastolis
16. Melepas manset dan mengembalikannya dan disimpan selalu
dalam keadaan tertutup
B. PEMERIKSAAN NADI
1. Penderita dapat dalam posisi duduk ataupun berbaring.
2. Lengan dalam posisi bebas (relaks), perhiasan dan jam tangan di
lepas
3. Periksalah denyut nadi pergelangan tangan (a. radialis) dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan anda pada sisi
fleksor bagian lateral dari tangan penderita.

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

4. Hitunglah berapa denyutan dalam satu menit dengan cara


menghitung denyutan dalam 30 detik, kemudian hasilnya
dikalikan dengan dua
5. Perhatikan pula irama dan kualitas denyutannya.
6. Catatlah dan laporkan hasil pemeriksaan tersebut.
C. PEMERIKSAAN PERNAFASAN
1. Penderita diminta melepaskan baju
2. Secara inspeksi, perhatikan secara menyeluruh gerakan
pernafasan penderita, kadang diperlukan cara palpasi, untuk
sekalian mendapatkan perbandingan antara kanan dan kiri
3. Pada inspirasi, perhatikanlah: gerakan ke samping iga, pelebaran
sudut epigastrium dan penambahan besarnya ukuran
anteroposterior dada.
4. Pada ekspirasi, perhatikanlah: masuknya kembali iga,
penyempitan sudut epigastrium dan penurunan besarnya ukuran
anteroposterior dada.
5. Perhatikan pula adanya penggunaan otot bantu pernafasan
6. Menghitung gerakan pernafasan minimal selama satu menit
7. Catatlah dan laporkan irama, frekuensi dan adanya kelainan
gerakan
D. PEMERIKSAAN SUHU
1. Pastikan permukaan air raksa menunjuk di bawah 35,5˚C.
2. Tempatkan ujung termometer yang berisi air raksa pada apex
fossa axillaris kiri dengan sendi bahu adduksi maksimal.
3. Tunggu 3 – 5 menit, kemudian dilakukan pembacaan.
4. Catat dan laporkan hasil pembacaan tersebut

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

A. PEMERIKSAAN FISIK DASAR ( INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI DAN


AUSKULTASI)

NO LANGKAH KLINIK KASUS


A. INSPEKSI: Perhatikan dan catatlah
1. Bentuk tubuh penderita: apakah kurus, atletis atau gemuk.
2. Perbandingan ukuran kepala dan panjang anggota badan
3. Cara berjalan dan gerakannya (perhatikan posisi kepala, bahu,
panggul)
4. Adanya deformitas atau kelainan bentuk (apakah kelainan di
luar yang normal)
5. Keadaan kulit,rambut, mukosa mata dan kuku (perhatikan
manusia normalnya di setiap individu / probandus normal)
6. Ekspresi wajah, apakah cemas, tertekan, malu, kesakitan, dll
7. Ciri-ciri lain yang didapatkan.
B. PALPASI
1. Pemeriksa berada disebelah kanan penderita.
2. Daerah yang akan diperiksa harus bebas dari pakaian
3. Yakinkan bahwa tangan anda tidak dingin
4. Cara meraba dapat memakai:
- Jari telunjuk dan ibu jari: untuk menentukan besarnya benda
- Jari 2,3 dan 4 bersama dapat digunakan untuk menentukan
konsistensi atau kualitas benda
- Seluruh telapak tangan dapat merasakan adanya getaran
5. Sedikit tekanan dengan ujung jari atau telapak jari dapat
menemukan adanya rasa sakit yang dapat dilihat dari
perubahan mimik muka atau mendengarkan keluhan pasien.
C. PERKUSI
1. Jari tengah dari tangan kiri dalam posisi hiperekstensi
diletakkan pada permukaan yang akan diperkusi .
2. Tekankan persendian interfalang pada permukaan yang akan
diperkusi, dan hindarkan kontak antara permukaan yang
diperkusi dengan bagian lain dari tangan kiri .
3. Tempatkan tangan kanan ke dekat daerah yang akan diperkusi
dalam posisi menekuk ke atas
4. Jari tengah dalam sikap fleksi, relaks dan siap untuk mengetuk.
5. Dengan gerakan yang cepat, tapi relaks dari pergelangan
tangan kanan, ketuklah jari tengah tangan kiri yang menempel
pada bidang yang diperiksa dengan jari tengah tangan kanan.
6. Gunakan ujung jari yang sedapat mungkin tegak lurus
7. Buatlah ketukan seringan mungkin yang dapat menghasilkan
suara yang jelas.
D. AUSKULTASI
1. Gunakan stetoskop dengan pipa pendek (25-30 cm).
2. Pasangkan kedua ear pieces ke dalam telinga, sehingga betul-
betul masuk, tetapi tidak menekan

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

3. Gunakan bagian bel dari stetoskop untuk memeriksa toraks dan


bagian diafragma untuk memeriksa abdomen

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN KOMUNIKASI / ANAMNESIS

NO ASPEK YANG DINILAI SKOR


0 1 2
Aspek keterampilan komunikasi
Keterampilan membina sambung rasa
1. Mengucapkan salam pada awal anamnesis
2. Memperlihatkan sikap menerima terhadap pasien yang datang
3. Mempersilahkan duduk berseberangan atau berhadapan
4. Menanyakan identitas: nama, umur, dll
Keterampilan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
6. Menggunakan bahasa yang dipahami
7. Wawancara tidak terkesan menginterogasi
8. Melakukan cross-check untuk meyakinkan jawaban
responden
9. Memberi kesempatan responden mengutarakan keterangan
10. Mampu mencatat dengan jelas
Keterampilan menjaga suasana proses anamnesis
11. Menjadi pendengar yang baik
12. Menunjukkan empati
13. Ramah dan menghindari suasana tegang
14. Sopan, berpenampilan sederhana tapi rapih
15. Menutup anamnesis dengan mengucapkan terima kasih dan
salam
Aspek medis
16. Identitas: nama, umur, alamat, pekerjaan, dicatat/ diucapkan
dengan jelas.
17. Menanyakan masalah kesehatan ( keluhan utama )
18. Menanyakan keluhan lain
19. Mampu membuat resume/status anamnesis

Ket: 0: Tidak dilakukan


1: Dilakukan tetapi tidak benar
2: Dilakukan dengan benar

Jumlah
Nilai = ---------- X 100% = %
38

Jakarta, .................2014
Instruktur

...........................

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN TANDA VITAL

SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH
1. Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien.
2. Memberi penjelasan mengenai pemeriksaan
3. Menempatkan penderita dalam keadaan duduk/berbaring
dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas
dari tekanan oleh pakaian
4. Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air
raksa, mengecek saluran pipa dan meletakkan meteran
secara vertikal
5. Mempersiapkan stetoskop dengan corong bel yang terbuka
6. Memasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari
lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat, 2 cm di atas
siku dan sejajar dengan jantung
7. Dapat meraba pulsasi a. brachialis di fossa cubiti sebelah
medial
8. Dengan tiga jari meraba pulsasi a. Brachialis pompa manset
dengan cepat sampai 30 mmHg di atas hilangnya pulsasi
Menurunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai
pulsasi arteri teraba kembali. Melaporkan hasil sebagai
tekanan sistolik palpatoir.
9. Mengambil stetoskop dan memasang corong bel pada
tempat perabaan pulsasi
10. Memompa kembali manset sampai 30 mmHg di atas
tekanan sistolik palpatoir
11. Mendengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan
perlahan-lahan (3 mmHg per detik). Melaporkan saat mana
mendengar bising pertama sebagai tekanan sistolik.
12. Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara
bising yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar
bising lagi sebagai tekanan darah diastolik
13. Dapat melaporkan hasil tekanan sistolik dan diastolik
14. Melepas manset dan merapikannya.
B. PEMERIKSAAN NADI
1. Meletakkan lengan yang akan diperiksa dalam keadaan
rileks
2. Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba
a. Radialis
3. Menghitung frekuensi denyut nadi minimal 15 detik
4. Melaporkan hasil frekuensi nadi dalam satu menit

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

C. PEMERIKSAAN SUHU BADAN


1. Pastikan permukaan air raksa menunjuk di bawah 35,5˚C
2. Tempatkan ujung termometer yang berisi air raksa pada
apex fossa aksillaris kiri dengan sendi bahu adduksi
maksimal.
3. Tunggu sampai 3 – 5 menit, kemudian dilakukan
pembacaan
D. PEMERIKSAAN FREKUENSI NAFAS
1. Meminta penderita melepas baju (duduk atau tidur)
2. Melakukan inspeksi atau melakukan palpasi dengan kedua
tangan pada punggung/dada untuk menghitung gerakan
pernafasan minimal selama 15 detik
3. Melaporkan hasil frekuensi nafas per menit

Keterangan: 0: Tidak dilakukan


1: Dilakukan, tetapi kurang benar
2: Dilakukan dengan benar
Jumlah
a. Pengukuran tekanan darah : Nilai = ---------------- X 100% = %
28

Jumlah
b. Pengukuran nadi: Nilai = ---------------- X 100% = %
8

Jumlah
c. Pemeriksaan suhu: Nilai = ------------------ X 100% = %
6

Jumlah
d. Pemeriksaan pernafasan : Nilai = ------------------ X 100 % = %
6

Jakarta, ................2014
Instruktur

.............................

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK DASAR

SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI O 1 2
1. Pemeriksan menempatkan diri disebelah kanan pasien
2. Memberikan instruksi penderita untuk berbaring dan membuka
baju
INSPEKSI
3. Memperhatikan keadaan umum penderita
PALPASI
4. Berusaha membebaskan daerah yang akan diperiksa dari pakaian
5. Berusaha menghangatkan tangan sebelum menyentuh penderita
6. Meletakkan jari 2 dan 3 pada pergelangan tangan penderita
untuk meraba nadi
7. Meraba dada penderita dengan seluruh telapak tangan dan
merasakan gerakan pernapasan
8. Tampak membandingkan gerakan dada kanan dan kiri dengan
meletakkan satu tangan di dada kanan dan tangan yang lain di
dada kiri
PERKUSI
9. Menekankan interfalang jari ketiga tangan kiri ke permukaan
yang diperiksa tanpa ada bagian tangan lain menekan
permukaan tersebut
10. Mengetuk dengan jari tengah tangan kanan
11. Jari tengah tangan kanan tegak lurus pada jari tengah tangan
kiri
12. Sikap tangan kanan relaks, gerakan pada pergelangan tangan
13. Suara yang dihasilkan benar, sesuai dengan daerah yang
diperkusi
AUSKULTASI
14. Mempersiapkan stetoskop
15. Mendengarkan selama 2 – 3 detik pada suatu tempat sebelum
berpindah tempat
16. Melaporkan hasil pemeriksaan auskultasi ( misalnya bunyi
napas, bunyi jantung dan peristaltik)

Keterangan: 0: Tidak dilakukan


1: Dilakukan, tetapi tidak benar/tidak lengkap/tidak sempurna
2: dilakukan dengan benar/lengkap/sempurna

Jumlah
Nilai = --------------- X 100% = %
32
Jakarta,....................2006
Instruktur

...........................
Instruktur

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

BUKU PEGANGAN MAHASISWA

KETERAMPILAN
MERAWAT LUKA

Diberikan pada Mahasiswa Semester I


Fak. Kedokteran UMJ

Tim Penyusun
Fak. Kedokteran UMJ

SISTEM DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI


Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2014

MERAWAT LUKA

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

PENGERTIAN
suatu penanganan luka yang terdiri dari membersihkan luka, menutup dan membalut
luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka.

TUJUAN :
· menjaga luka dari trauma
· immobilisasi luka
· mencegah perdarahan
· mencegah kontaminasi oleh kuman
· mengabsorbsi drainase
· meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis

INDIKASI PERAWATAN LUKA :


· balutan kotor dan basah akibat eksternal
· ada rembesan eksudat
· ingin mengkaji keadaan luka
· dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridement jaringan nekrotik.

MENGGANTI BALUTAN KERING


TUJUAN :
Balutan kering melindungi luka dengan draenase minimal terhadap kontaminasi
mikroorganisme.

INDIKASI :
Untuk luka bersih tak terkontaminasi dan luka steril.

PERSIAPAN ALAT :
· Set balutan steril dalam bak instrumen steril
* Sarung tangan steril
* Pinset 3 (2 anatomis, 1 sirurgis)
* Gunting (menyesuaikan kondisi luka)
* Balutan kasa dan kasa steril

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

* Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih


* Lidi waten
- Salep antibiotik (bila diperlukan)
· Gunting perban
· Larutan garam fisiologis
· Sarung tangan sekali pakai
· Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan
· Kantung tanah air untuk sampah (bengkok 2 berisi lisol dan kosong)
· Perlak pengalas

PROSEDUR PELAKSANAAN :
NO LANGKAH KEGIATAN KASUS
1 Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah
perawatan luka
2 Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur (jangan
membuka peralatan)
3 Ambil kantung sekali pakai/bengkok letakkan dalam jangkauan area kerja.
4 Tutup ruangan atau tirai disekitar tempat tidur.
5 Bantu klien pada posisi nyaman. Instruksikan pasien untuk tidak menyentuh
area luka atau peralatan steril.
6 Cuci tangan secara menyeluruh
7 Pasang perlak pengalas
8 Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan, atau
balutan dengan pingset.
9 Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan,
sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan
10 Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan,
11 Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril
(NaCl fisiologis, aquades, dll).
12 Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
13 Buang balutan pada bengkok, lepaskan sarung tangan. Buang di tempat yang
tepat.
14 Buka bak instrumen balutan steril. Tempatkan pada di meja samping pasien.
15 Kenakan sarung tangan steril
16 Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drein, integritas jahitan atau
penutupan kulit, dan karakter drainase.
17 Bersihkan luka dengan larutan antiseptik yang tersedia atau larutan garam
fisiologis :
 pegang kasa dengan menggunakan pinset dan basahi dalam larutan

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

 Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area


terkontaminasi.
18 Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka atau insisi:
 Usap dengan cara seperti pada langkah 17
19 Berikan salep antibiotik bila diperlukan :
 pegang kasa dengan menggunakan pinset dan berikan salep pada kasa
tersebut.
 Jangan dioleskan ditempat drainase
20 Pasang kasa steril kering pada insisi atau letak luka.
 Pasang satu kasa lalu pasang kasa lapisan kedua sebagai absorben
21 Gunakan plester di atas kasa atau balutan.
22 Dekontaminasi sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
23 Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan
23 Buang semua bahan dan Bantu klien kembali pada posisi nyaman.
24 Cuci tangan asepsis
25 Buatkan laporan di dalam catatan medik mengenai penggantian balutan,
termasuk pernyataan respon klien, observasi luka, balutan dan drainase.

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

MENGGANTI BALUTAN BASAH KE KERING

PENGERTIAN :
Balutan basah kering adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan
debridemen.

INDIKASI :
Luka bersih terkontaminasi dan luka infeksi yang memerlukan debridemen.

TUJUAN :
· Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik
· Mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka
· Membantu menarik kelembaban dari luka ke dalam balutan.

PERSIAPAN ALAT :
· Set balutan steril dalam bak instrumen steril :
* Sarung tangan steril
* Guting dan pinset steril (2 anatomis dan 1 sirurgis)
* Lidi waten
* Balutan kasa dan kasa steril
* Kom untuk larutan antiseptik atau pembersih
- Salep antiseptik (bila diperlukan)
· Larutan pembersih
· Normal salin
· Sarung tangan sekali pakai
· Plester, pengikat, atau perban sesuai kebutuhan
· Kantung tahan air untuk sampah atau bengkok (1 berisi lisol, 1 kosong)
· Bantalan tahan air/perlak pengalas
· Gunting perban

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

PROSEDUR PELAKSANAAN
NO LANGKAH KEGIATAN KASUS
1 Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah
perawatan luka.
2 Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur.
3 Ambil kantung sekali pakai/bengkok letakkan dalam jangkauan area kerja
4 Tutup ruangan atau tirai di sekitar tampat tidur.

5 Bantu pasien pada posisi nyaman


6 Cuci tangan rutin.
7 Letakkan bantalan tahan air di bawah klien/perlak pengalas.
8 Kenakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan atau
perban.
9 Lepaskan plester dengan melepaskan ujungnya dan menarik secara perlahan,
sejajar dengan kulit dan kearah balutan.
10 Angkat balutan.
11 Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan.
12 Buang balutan kotor pada wadah yang telah di sediakan, Lepaskan sarung
tangan sekali pakai.. Buang pada tempat yang telah disediakan.
13 Siapkan peralatan balutan steril. Tuangkan larutan yang diresapkan ke dalam
kom steril dan tambahkan kasa berlubang kecil.
14 Kenakan sarung tangan
15 Inspeksi luka. Perhatikanlah kondisinya, letak drain, integritas jahitan atau
penutupan kulit, dan krakteristik drainase.
16 Bersihkan luka dengan larutan antiseptik atau larutan normal salin.
17 Pasang kasa yang basah tepat pada permukaan luka. Bila luka dalam dengan
perlahan buat kasa seperti kemasan dengan menekuk tepi kasa dengan pinset.
Secara perlahan masukkan kasa ke dalam luka sehingga semua permukaan
luka kontak dengan kasa basah.
18 Pasang kasa steril kering diatas kasa basah.
19 Tutup dengan kasa, pasang plester di atas bantalan atau amankan dengan,
perban, atau pengikat.
20 Cuci tangan

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

PANDUAN KERJA

KETERAMPILAN
TEKNIK CUCI TANGAN, PEMBUATAN
PREPARAT TETES TEGAK, SERTA
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK

Diberikan pada Mahasiswa Semester Awal


Tahun Akademik 2008-2009

Tim Penusun
FKK UMJ

BLOK DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS Muhammadiyah Jakarta
2014

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

DAFTAR TILIK
TEKNIK CUCI TANGAN RUTIN DAM ASEPSIS, PEMBUATAN BASAH
DAN PREPARAT HAPUS, PEWARNAAN DAN PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIK
(digunakan oleh instruktur)

Nilai : 0 Jika tidak dilakukan


1 Dilakukan tapi tidak sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna

NO. LANGKAH / KEGIATAN PENILAIAN


MEMBUAT PREPARAT DARI SPECIMEN CAIR 0 1 2
1. Mengambil beberapa tetes suspensi bakteri dan meletakkannya
pada permukaan kaca benda yang telah diberi tanda
2. Mengeringkan preparat
3. Melakukan fikasasi preparat
4. Mencatat cara kerja pewarnaan gram
MEMBUAT PEWARNAAN GRAM 0 1 2
5. Persiapan alat dan bahan
6. Mewarnai preparat yang telah difiksasi dengan larutan karbol
kristal violet selama 5 menit, cuci dengan air mengalir.
7. Memberikan cairan lugol selama 45-60 detik, cuci dengan air
mengalir.
8. Melakukan pelunturan preparat (mencelupkan preparat ke dalam
bejana alkohol 96% sambil digoyang-goyang 30 detik, kemudian
cuci dengan air mengalir).
9. Mewarnai preparat dengan air fuchsin selama 1-2 menit, cuci
dengan air mengalir.
10. Mengeringkan preparat dengan kertas saring.
MELIHAT PREPARAT YANG TELAH DIWARNAI DENGAN 0 1 2
MIKROSKOP
11. Melakukan pemeriksaan mikroskop dengan minyak emersi.
12. Melakukan pembersihan mikroskop setelah semua pekerjaan
selesai.
13. Menulis morfologi dan sifat pewarnaan gram
14. Melakukan cuci tangan asepsis

NIlai :

N a m a M a h a s i s w a: ………………………………………….
No. stambuk : ………………………………………………………..

Komentar / Ringkasan :

Rekomendasi :
Tandatangan Koordinator/Instruktur ……………….. Tanggal : …………….

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

BUKU PANDUAN KERJA

LINGKUP GERAK SENDI

Diberikan pada Mahasiswa Semester I


Fak. Kedokteran UMJ

BLOK DASAR DIAGNOSTIK DAN TERAPI


Fakultas Kedokteran
FKK UMJ
2014
Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014
Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

DASAR-DASAR PEMERIKSAAN LINGKUP GERAK SENDI

Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS) adalah salah satu pemeriksaan yang
sering diperlukan pada kasus muskuluskeletal, berupa pengukuran lingkup gerak sendi
dengan menggunakan goniometer. LGS diperlukan untuk dasar diagnosis dan
pemantauan hasil terapi keterbatasan LGS.

Tujuan Instruksional Umum :


Setelah mengikuti pembelajaran ini maka mahasiswa mampu membedakan sendi yang
mempunyai LGS penuh dan LGS terbatas.

Tujuan Instruksional khusus :


1. Mengetahui posisi-posisi yang diperlukan pada masing-masing pemeriksaan
LGS.
2. Mampu mengukur LGS dengan Goniometer.

Media dan alat bantu pembelajaran


1. Daftar panduan belajar untuk teknik LGS
2. Goniometer.
3. Gambar cara mengukur LGS.

Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar
2. Partisipasi aktif dalam skill lab
3. Evaluasi melalui check list

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

LANGKAH KLINIK
Sumber: Delisa, Phsycal Medicine and rehabilitation. 2012 (courtesy of J.F
Lehmann,MD.)

1. Pemeriksaan Fleksi Sendi bahu :


 Gambar

2. Pemeriksaan Ekstensi Sendi Bahu :


 Gambar

3. Pemeriksaan fleksi sendi siku :


 Gambar

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

4. Pemeriksaan ekstensi sendi siku


 Gambar

5. Pemeriksaan dorsifleksi pergelangan tangan


 Gambar

6. Pemeriksaan palmarfleksi pergelangan tangan


 Gambar

7. Pemeriksaan fleksi sendi panggul


 Gambar

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

8. Pemeriksaan ekstensi sendi panggul


 Gambar

9. Pemeriksaan fleksi sendi lutut


 Gambar

10. Pemeriksaan ekstensi sendi lutut


 Gambar

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014


Buku Pegangan Instruktur
Hanya untuk dipinjamkan

11. Pemeriksaan dorsifleksi sendi pergelangan kaki


 Gambar

12. Pemeriksaan plantarfleksi pergelangan kaki


 Gambar

Sistem Dasar Diagnostik dan Terapi Angkatan 2014 Desember 2014

Anda mungkin juga menyukai