SISTEM DDT
Penyusun
Tim Sistem DDT
KATA PENGANTAR
Buku Manual CSL ini dibuat untuk memudahkan mahasiswa Program Studi
Kedokteran dalam cara berpikir ilmiah, sistematis, dan juga dalam keterampilan medis.
menyiapkan obat suntikan dari ampul dan vial, teknik menyuntik, mengganti pembalut
kering, radiodiagnostik, dan teknik cuci tangan rutin dan asepsis, pembuatan dan
Terima kasih kepada FK UMJ khususnya Tim Sistem Dasar Diagnostik dan
Terapi yang memberi ijin untuk menggunakan buku ini, semoga bermanfaat untuk kita
semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI
Sebelum pelatihan
1. Membaca Penuntun Belajar (manual) Keterampilan Klinik Sistem yang
bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang keterampilan yang akan
dilakukan.
Pada saat pelatihan
1. Datang 10 menit sebelum CSL dimulai.
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan CSL sesuai dengan jadwal rotasi yang telah
ditentukan.
3. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
4. Mengenakan jas laboratorium yang bersih dan dikancing rapih pada setiap
kegiatan CSL. Bagi mahasiswi yang berjilbab, jilbabnya harus dimasukkan ke
bagian dalam jas laboratorium.
5. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas, batang korek api,
dan sebagainya) pada tempat sampah non medis. Sampah yang telah
tercemar (sampah medis), misalnya kapas lidi yang telah dipakai, harus
dimasukkan ke tempat sampah medis yang mengandung bahan desinfektan
untuk didekontaminasi, dan sampah tajam dimasukan pada tempat sampah
tajam.
6. Berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan.
7. Memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian tubuh
manusia.
8. Bekerja dengan hati-hati.
9. Tidak diperkenankan menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin
setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL.
10. Setiap selesai kegiatan CSL mahasiswa harus merapihkan kembali alat dan
bahan yang telah digunakan.
11. Pengulangan CSL dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Membuat surat permohonan pengulangan CSL ke bagian pendidikan
tembusan ke bagian CSL dengan melampirkan materi yang akan diulang
dan jumlah peserta yang akan ikut paling lambat 3 hari sebelum hari
pelaksanaan.
b. Pengulangan CSL dilaksanakan pada saat tidak ada jadwal perkuliahan
dengan atau tanpa pendamping dari instruktur.
c. Pengulangan CSL dilaksanakan sampai maksimal pukul 21.00 WIB.
Tata tertib ujian alih keterampilan klinik / clinical skill laboratory (CSL)
1. Mengikuti kegiatan CSL dengan minimal kehadiran adalah lebih sama dengan
80% dengan surat keterangan yang jelas. Jika tidak ada surat keterangan tidak
masuk, maka persyaratan lebih sama dengan 80% tidak diterima.
2. Mengikuti brifing pelaksanaan ujian CSL bersama koordinator CSL dan atau
sekretaris sistem.
3. Wajib membawa kartu kontrol yang diberi stempel asli UMJ.
4. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
5. Mengenakan jas laboratorium yang bersih selama proses ujian berlangsung.
Bagi mahasiswi yang berjilbab, jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam
jas laboratorium.
6. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas, batang korek api,
dan sebagainya) pada tempat sampah non medis. Sampah yang telah
tercemar (sampah medis), misalnya kapas lidi yang telah dipakai, harus
SANKSI-SANKSI
1. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat mengikuti
setiap kegiatan akademik.
2. Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak
memperoleh pelayanan akademik.
3. Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program studinya
(mengisi KRS) pada waktu yang telah ditentukan sesuai kalender akademik
tidak boleh mengikuti segala aktifitas perkuliahan.
4. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir, tidak dapat mengikuti setiap kegiatan.
1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan CSL pada materi tertentu, maka
mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti kegiatan CSL pada jadwal
berikutnya untuk materi tertentu tersebut.
2. Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan CSL dan praktikum tidak sesuai
dengan jadwal rotasinya dianggap tidak hadir.
3. Bagi mahasiswa yang persentasi kehadiran CSLnya < 80 % dari seluruh
jumlah tatap muka CSL, maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian CSL.
4. Kerusakan alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum yang
terjadi karena ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang
bersangkutan.
5. Bagi mahasiswa yang menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin
setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum akan
mendapatkan sanksi tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
6. Bagi mahasiswa yang persentase kehadiran praktikumnya < 80 % dari
seluruh jumlah tatap muka praktikum tidak dapat mengikuti ujian praktikum.
KETERAMPILAN
DASAR DIAGNOSTIK DAN
TERAPI
KETERAMPILAN
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSTIK UMUM
PENGERTIAN
Pemeriksan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-
kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh dengan cara melihat (inspeksi),
meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).
Umumnya pemeriksaan ini dilakukan secara berurutan mulai dari inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. Khusus untuk pemeriksaan abdomen, sebaiknya
auskultasi dilakukan sebelum palpasi.
Sebelum kita melakukan pemeriksaan fisik, maka terlebih dahulu kita harus
melakukan komunikasi antara dokter (pemeriksa) dengan pasien yang biasa kita kenal
sebagai anamnesis. Kegiatan ini penting sebagai awal dari pemeriksaan fisik dan dapat
membantu pemeriksa dalam mengarahkan diagnosis penyakit pada pasien. Anamnesis
harus dilakukan secara sistematis, oleh karena riwayat penyakit dari seorang penderita
kadang-kadang lebih menentukan daripada pemeriksaan fisik, tetapi kadang-kadang
keduanya saling membantu.
Segera setelah anamnesis selesai, pemeriksaan fisik biasanya diawali dengan
obyektif tentang hal-hal yang terukur yaitu tekanan darah, denyut nadi, pernapasan,
suhu dan tingkat kesadaran.hal ini yang biasa disebut sebagai tanda –tanda vital (vital
sign).
TUJUAN
1. Melakukan anamnesis secara sistematis.
- Membina hubungan dokter dan pasien.
- Mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan.
- Menyimpulkan dugaan organ/sistem apa yang terganggu.
- Membuat rumusan masalah klinik pasien.
2. Mampu memeriksa tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, suhu, nadi dan
pernafasan dengan menggunakan alat-alat yang sesuai secara benar.
- .Memeriksa tekanan darah dengan tensimeter dengan cara yang berurutan
dan benar sejak persiapan sampai selesai.
- Memeriksa suhu badan dengan termometer dengan cara yang tepat dan
benar.
- Memeriksa pernafasan dengan cara yang benar.
- Memeriksa frekuensi nadi dengan benar.
3. Mampu melakukan pemeriksaan fisik dasar meliputi inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi.
- Mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan fisik.
- Melakukan pengamatan, serta melihat langsung badan/anggota badan
pasien.
- Melakukan perabaan, baik dengan jari, ujung jari atau tangan ataupun
dengan kedua telapak tangan untuk mengetahui tanda-tanda vital.
- Melakukan perkusi dengan cara yang benar sehingga didapat suara ketukan
yang jelas.
- Melakukan auskultasi dengan alat stetoskop dengan proses yang benar.
1. Daftar panduan belajar untuk anamnesis, pemeriksaan fisik dasar dan tanda
vital.
2. Stetoskop, termometer, tensimeter, manekin.
3. Status penderita, pulpen, pensil
Metode Pembelajaran :
DESKRIPSI KEGIATAN
I. ANAMNESIS
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2.Bermain peran tanya jawab 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
2. Dua orang instruktur memberikan
contoh bagaimana cara melakukan
anamnesis secara sistematis. Satu
orang sebagai dokter dan satu
sebagai pasien. Mahasiswa
menyimak dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya dan
instruktur memberikan penjelasan
tentang aspek-aspek yang penting.
4. Mahasiswa dapat memperhatikan
dan menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti dan instruktur
menanggapinya.
3. Praktek bermain peran 100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi
dengan umpan balik pasangan-pasangan
2. Setiap pasangan berpraktek, satu
orang sebagai dokter (pemeriksa)
dan satu orang sebagai pasien
3. Instruktur memberikan tema khusus
atau keluhan utama kepada pasien
dan selanjutnya akan ditanyakan
oleh si pemeriksa.
4. Instruktur berkeliling diantara
mahasiswa dan melakukan supervisi
menggunakan check list
5. Setiap mahasiswa paling sedikit
berlatih satu kali.
Jumlah
Nilai = ---------- X 100% = %
38
Jakarta, .................2014
Instruktur
...........................
SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH
1. Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien.
2. Memberi penjelasan mengenai pemeriksaan
3. Menempatkan penderita dalam keadaan duduk/berbaring
dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas
dari tekanan oleh pakaian
4. Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air
raksa, mengecek saluran pipa dan meletakkan meteran
secara vertikal
5. Mempersiapkan stetoskop dengan corong bel yang terbuka
6. Memasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari
lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat, 2 cm di atas
siku dan sejajar dengan jantung
7. Dapat meraba pulsasi a. brachialis di fossa cubiti sebelah
medial
8. Dengan tiga jari meraba pulsasi a. Brachialis pompa manset
dengan cepat sampai 30 mmHg di atas hilangnya pulsasi
Menurunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai
pulsasi arteri teraba kembali. Melaporkan hasil sebagai
tekanan sistolik palpatoir.
9. Mengambil stetoskop dan memasang corong bel pada
tempat perabaan pulsasi
10. Memompa kembali manset sampai 30 mmHg di atas
tekanan sistolik palpatoir
11. Mendengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan
perlahan-lahan (3 mmHg per detik). Melaporkan saat mana
mendengar bising pertama sebagai tekanan sistolik.
12. Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara
bising yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar
bising lagi sebagai tekanan darah diastolik
13. Dapat melaporkan hasil tekanan sistolik dan diastolik
14. Melepas manset dan merapikannya.
B. PEMERIKSAAN NADI
1. Meletakkan lengan yang akan diperiksa dalam keadaan
rileks
2. Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba
a. Radialis
3. Menghitung frekuensi denyut nadi minimal 15 detik
4. Melaporkan hasil frekuensi nadi dalam satu menit
Jumlah
b. Pengukuran nadi: Nilai = ---------------- X 100% = %
8
Jumlah
c. Pemeriksaan suhu: Nilai = ------------------ X 100% = %
6
Jumlah
d. Pemeriksaan pernafasan : Nilai = ------------------ X 100 % = %
6
Jakarta, ................2014
Instruktur
.............................
SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI O 1 2
1. Pemeriksan menempatkan diri disebelah kanan pasien
2. Memberikan instruksi penderita untuk berbaring dan membuka
baju
INSPEKSI
3. Memperhatikan keadaan umum penderita
PALPASI
4. Berusaha membebaskan daerah yang akan diperiksa dari pakaian
5. Berusaha menghangatkan tangan sebelum menyentuh penderita
6. Meletakkan jari 2 dan 3 pada pergelangan tangan penderita
untuk meraba nadi
7. Meraba dada penderita dengan seluruh telapak tangan dan
merasakan gerakan pernapasan
8. Tampak membandingkan gerakan dada kanan dan kiri dengan
meletakkan satu tangan di dada kanan dan tangan yang lain di
dada kiri
PERKUSI
9. Menekankan interfalang jari ketiga tangan kiri ke permukaan
yang diperiksa tanpa ada bagian tangan lain menekan
permukaan tersebut
10. Mengetuk dengan jari tengah tangan kanan
11. Jari tengah tangan kanan tegak lurus pada jari tengah tangan
kiri
12. Sikap tangan kanan relaks, gerakan pada pergelangan tangan
13. Suara yang dihasilkan benar, sesuai dengan daerah yang
diperkusi
AUSKULTASI
14. Mempersiapkan stetoskop
15. Mendengarkan selama 2 – 3 detik pada suatu tempat sebelum
berpindah tempat
16. Melaporkan hasil pemeriksaan auskultasi ( misalnya bunyi
napas, bunyi jantung dan peristaltik)
Jumlah
Nilai = --------------- X 100% = %
32
Jakarta,....................2006
Instruktur
...........................
Instruktur
KETERAMPILAN
MERAWAT LUKA
Tim Penyusun
Fak. Kedokteran UMJ
MERAWAT LUKA
PENGERTIAN
suatu penanganan luka yang terdiri dari membersihkan luka, menutup dan membalut
luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka.
TUJUAN :
· menjaga luka dari trauma
· immobilisasi luka
· mencegah perdarahan
· mencegah kontaminasi oleh kuman
· mengabsorbsi drainase
· meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis
INDIKASI :
Untuk luka bersih tak terkontaminasi dan luka steril.
PERSIAPAN ALAT :
· Set balutan steril dalam bak instrumen steril
* Sarung tangan steril
* Pinset 3 (2 anatomis, 1 sirurgis)
* Gunting (menyesuaikan kondisi luka)
* Balutan kasa dan kasa steril
PROSEDUR PELAKSANAAN :
NO LANGKAH KEGIATAN KASUS
1 Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah
perawatan luka
2 Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur (jangan
membuka peralatan)
3 Ambil kantung sekali pakai/bengkok letakkan dalam jangkauan area kerja.
4 Tutup ruangan atau tirai disekitar tempat tidur.
5 Bantu klien pada posisi nyaman. Instruksikan pasien untuk tidak menyentuh
area luka atau peralatan steril.
6 Cuci tangan secara menyeluruh
7 Pasang perlak pengalas
8 Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan, atau
balutan dengan pingset.
9 Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan,
sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan
10 Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan,
11 Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril
(NaCl fisiologis, aquades, dll).
12 Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
13 Buang balutan pada bengkok, lepaskan sarung tangan. Buang di tempat yang
tepat.
14 Buka bak instrumen balutan steril. Tempatkan pada di meja samping pasien.
15 Kenakan sarung tangan steril
16 Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, letak drein, integritas jahitan atau
penutupan kulit, dan karakter drainase.
17 Bersihkan luka dengan larutan antiseptik yang tersedia atau larutan garam
fisiologis :
pegang kasa dengan menggunakan pinset dan basahi dalam larutan
PENGERTIAN :
Balutan basah kering adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan
debridemen.
INDIKASI :
Luka bersih terkontaminasi dan luka infeksi yang memerlukan debridemen.
TUJUAN :
· Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik
· Mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka
· Membantu menarik kelembaban dari luka ke dalam balutan.
PERSIAPAN ALAT :
· Set balutan steril dalam bak instrumen steril :
* Sarung tangan steril
* Guting dan pinset steril (2 anatomis dan 1 sirurgis)
* Lidi waten
* Balutan kasa dan kasa steril
* Kom untuk larutan antiseptik atau pembersih
- Salep antiseptik (bila diperlukan)
· Larutan pembersih
· Normal salin
· Sarung tangan sekali pakai
· Plester, pengikat, atau perban sesuai kebutuhan
· Kantung tahan air untuk sampah atau bengkok (1 berisi lisol, 1 kosong)
· Bantalan tahan air/perlak pengalas
· Gunting perban
PROSEDUR PELAKSANAAN
NO LANGKAH KEGIATAN KASUS
1 Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah
perawatan luka.
2 Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur.
3 Ambil kantung sekali pakai/bengkok letakkan dalam jangkauan area kerja
4 Tutup ruangan atau tirai di sekitar tampat tidur.
PANDUAN KERJA
KETERAMPILAN
TEKNIK CUCI TANGAN, PEMBUATAN
PREPARAT TETES TEGAK, SERTA
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
Tim Penusun
FKK UMJ
DAFTAR TILIK
TEKNIK CUCI TANGAN RUTIN DAM ASEPSIS, PEMBUATAN BASAH
DAN PREPARAT HAPUS, PEWARNAAN DAN PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIK
(digunakan oleh instruktur)
NIlai :
N a m a M a h a s i s w a: ………………………………………….
No. stambuk : ………………………………………………………..
Komentar / Ringkasan :
Rekomendasi :
Tandatangan Koordinator/Instruktur ……………….. Tanggal : …………….
Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS) adalah salah satu pemeriksaan yang
sering diperlukan pada kasus muskuluskeletal, berupa pengukuran lingkup gerak sendi
dengan menggunakan goniometer. LGS diperlukan untuk dasar diagnosis dan
pemantauan hasil terapi keterbatasan LGS.
Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar
2. Partisipasi aktif dalam skill lab
3. Evaluasi melalui check list
LANGKAH KLINIK
Sumber: Delisa, Phsycal Medicine and rehabilitation. 2012 (courtesy of J.F
Lehmann,MD.)