MODUL IV
KEPUTIHAN
DISUSUN OLEH:
TUTOR: dr. Arimaswati M.Sc
KELOMPOK 10
1. Lilis Suriani (K1A113029)
2. Jumadil Rahmat (K1A115021)
3. Laode Mujahidin Marjan (K1A115022)
4. Sitti Naiman Ayu Muliana Aksa (K1A115132)
5. Natasya Kartika Maharani (K1A116067)
6. Nurmadina (K1A116086)
7. I Dewa Ayu Meyta Putri S (K1A117041)
8. Indira Kusuma Wardani (K1A117042)
9. Maulidya Makmur (K1A117043)
10. Miftahul Jannah (K1A117044)
11. Muh Rivan Fadillah (K1A117045)
12. Indah Sari Putri Wekoila (K1A117012)
13. Rizki Aji Nugroho (K1A117087)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2018
LAPORAN TUTORIAL 2019
UNIVERSITAS HALU OLEO
LEMBAR PENGESAHAN
Dosen Pembimbing
IV. PERTANYAAN
1. Jelaskan Anatomi dan Histologi organ terkait ?
2. Jelaskan keputihan fisiologis dan patalogis ?
3. Jelaskan tanda dan gejala dari penyakit infeksi penyebab keputihan ?
4. Jelaskan penyebab dari penyakit-penyakit yang menyebabkan keputihan ?
5. Jelaskan bagaimana pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk
menegakkan diagnosis ?
6. Jelaskan penatalaksanaan penyakit dan gejala keputihan ?
7. Jelaskan komplikasi infeksi dengan keputihan ?
8. Jelaskan pencegahan penyakit yang menyebabkan gejala keputihan ?
V. JAWABAN
ANATOMI
Vagina
Saluran vagina mempunyai hubungan dengan cavitas uteri, dan ke
arah caudal bermuara pada vestibulum vaginae, suatu ruangan yang
terletak di antara kedua labia minora pudendi, melalui ostium vaginae.
(Basri, dkk. 2016)
Vagina sangat elastis, terutama bagian yang berada disebelah cranial
diaphragma pelvis. Lumen vagina berbentuk huruf “H” pada penampang
melintang. Facies interna dinding anterior (= paries anterior) dan facies
interna dinding posterior (= paries posterior) letak saling bersentuhan.
Baik pada paries anterior maupun paries posterior terdapat tonjolan
longitudinal, disebut columna rugarium anterior dan columna rugarium
posterior. Ujung caudal columna rugarium anterior membentuk
penonjolan yang disebut carina urethralis vaginae. Mucosa dinding vagina
membentuk lipatan-lipatan horizontal yang dinamakan rugae vaginales.
(Basri, dkk. 2016)
Tuba Uterina
Gambar 7. Tuba Uterina dalam Penampang Melintang: Struktur Dinding.
(Paulsen & Waschke. 2011)
Ovarium
Ada dua buah yang memproduksi oocyte sesudah usia pubertas.
Selain itu ovarium menghasilkan dua jenis hormon, yaitu:
1. Oestrogen (= follicular hormone) yang dihasilkan oleh sel-sel
follicle pada ovarium; hormon ini mempengaruhi tanda-tanda sex
secunder, seperti pembesaran mamma, timbunan lemak pada regio
glutea, pertumbuhan rambut pada pubis dan axilla, selain itu juga
mempengaruhi pertumbuhan endomentrium selama siklus
menstruasi berlangsung; (Basri, dkk. 2016)
2. Progesteron (hormon copus luteum), dihasilkan oleh corpus luteum,
yang berperan pada saat implantasi aacyte yang telah mengalami
fertilisasi, serta pertumbuhan awal dari embryo. (Basri, dkk. 2016)
Produksi kedua hormon tersebut di atas dipengaruhi oleh hormon
gonadotropin yang dihasilkan oleh hypophyse pars distalis. Masih ada
hormon yang ketiga, yakni relaxin, yang dihasilkan oleh ovarium pada
masa hamil. Hormon ini berfungsi menghalangi otot uterus berkontraksi
sebelum waktunya. (Basri, dkk. 2016)
Ukuran panjang ovarium adalah kira-kira 4 cm, lebar 2 cm dan tebal
1 cm, berat 7 gram, dipengaruhi oleh usia dan cyclus menstruasi2.
Ovarium terletak dikiri dan kanan uterus.tepatnya pada lapisan belakang
ligamentum latum. Ovarium dihubungkan dengan uterus melalui
ligamentum ovari proprium
Ovarium mendapatkan vascularisasi dari: (Basri, dkk. 2016)
1. Arteria ovarica, berjalan di dalam ligamentum suspensorium ovarii,
berada di antara kedua lembaran ligamentum latum uteri, mencapai
mesovarium dan masuk kedalam ovarium melalui hilus;
2. Ramus ovaricus a.uterina, berjalan ke arah lateral di dalam
ligamentum latum uteri menuju ke mesovarium, dan mengadakan
anatomose dengan arteria ovarica;
3. Vena ovarica sinistra bermuara kedalam vena renalis sinistra;
4. Vena ovarica dextra bermuara kedalam vena inferior.
Pembuluh lymphe dari ovarium berjalan bersama-sama dengan vasa
ovarica menuju ke lymphnodus lumbalis. (Basri, dkk. 2016)
Ovarium mendapat persarafan dari percabangan plexus ovaricus
yang mengandung komponen vasomotoris. (Basri, dkk. 2016)
HISTOLOGI
Ovarium
Medula Ovarium
1. lapisan mukosa
UTERUS
Uterus (Gb-7) merupakan organ berongga yang dindingnya
terutama terdiri atas
jaringanotot,terletakdidalamronggapanggul,danberbentuksepertib
uahalpukat. (Jusuf, Ahmad Aulia. 2011)
a. Stratum fungsional
1. Endometrium fasemenstruasi
2. LapisanMiometrium
VAGINA
1. Lapis mukosa
2. Lapis muskularis
Gambar-12 Vagina.
A. Fisiologi Keputihan
Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang menstruasi,
pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi. Keputihan yang
fisiologis terjadi akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang
dihasilkan selama proses ovulasi. Setelah ovulasi, terjadi peningkatan
vaskularisasi dari endometrium yang menyebabkan endometrium menjadi
sembab.Kelenjar endometrium menjadi berkelok-kelok dipengaruhi oleh
hormon estrogen dan progesteron dari korpus luteum sehingga
mensekresikan cairan jernih yang dikenal dengan keputihan (Marhaeni,
2016).
B. Keputihan Patologis
a. Gardnerella
b. Gonococcus
Ada beberapa macam bakteri golongan coccus.Salah satunya
Neisseria Gonorrhea, suatu bakteri yang dilihat dengan mikroskop
tampak diplokok (berbentuk biji) intraseluler dan ekstraseluler, bersifat
tahan asam dan bersifat “gram negatif”.Bakteri ini menyebabkan
penyakit akibat hubungan seksual (PHS/PMS/STD) yang paling sering
ditemukan yaitu Gonorrhea.Pada laki-laki, penyakit ini menyebabkan
kencing nanah.Sedangkan pada perempuan menyababkan keputihan.
(Marhaeni, 2015)
c. Chlamydia Trachomatis
Bakteri ini sudah lebih dahulu dikenal sebagai penyebab penyakit
mata yang disebut Trakoma, namun ternyata bisa juga ditemukan
dalam cairan vagina yang menyebabkan penyakit uretritis non-spesifik
(non-gonore).Keputihan yang ditimbulkan bakteri ini tidak begitu
banyak dan lebih encer bila dibandingkan dengan Gonorrhea.Namun,
bila infeksinya terjadi bersamaan dengan bakteri gonococcus, bisa
menyebabkan peradangan panggul yang berat, kemandulan, hingga
kehamilan diluar kandungan. (Marhaeni, 2015)
d. Jamur Candida
Keputihan yang timbul berwarna putih susu, bergumpal seperti
susu basi, di sertai rasa gatal dan kemerahan pada kelamin dan di
sekitarnya. Keputihan yang disebabkan oleh jamur candida, paling
sering oleh spesies albicans.Peradangan yang ditimbulkan oleh jamur
ini disebut Kandidosis vaginalis.Pada keadaan normal jamur ini
terdapat di rongga mulut, usus besar maupun dalam liang kemaluan
wanita. Namun, pada keadaan tertentu, jamur ini meluas sehingga
menimbulkan keputihan. Beberapa faktor dapat mempermudah
seseorang terinfeksi jamur ini, seperti saat haid, hamil, minum
antibiotika dalam jangka waktu lama, kontrasepsi oral (pil KB), obat
kortikosteroid, dan penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
(Marhaeni, 2015)
e. Parasit
Keputihan jenis ini bersifat khas yaitu jumlah banyak, warna
kuning kehijauan, bau tak sedap, sakit saat melakukan hubungan
seksual dan gatal.Penularan terjadi melalui hubugan
seksual.Peradangan yang ditimbulkan oleh parasit ini disebut
Trichomoniasis. (Marhaeni, 2015)
f. Virus
Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh Virus
Herpes Simplex (VHS) tipe-2 dan Human Papilloma Virus
(HPV).Infeksi HPV dapat meningkatkan timbulnya kanker serviks,
penis, dan vulva.Sedangkan HPV tipe-2 dapat menjadi faktor
pendamping. HPV dapat menimbulkan penyakit Kondiloma
akuminata yang disebut juga genital warts, kutil kelamin, veneral
warts ( jengger ayam). (Marhaeni, 2015)
g. Herpes Genitalia
Herpes genitalia disebabkan oleh tipe 2 herpes virus hominis, yang
dekat hubungannya dengan tipe 1 herpes virus simpleks, penyebab
herpes labialis.Jika penyakit timbul, di tengah-tengah daerah dengan
radang dan edema tampak sejumlah vesikel yang biasanya berlikasi
pada labia minora, bagian dalam labia 27 mayora dan prepusium
klitoridis. Selain pada vulva, penyakit juga ditemukan paula vagina
dan serviks uteri yang menyebabkan leukorea, perdarahan dan dysuria.
(Wiknjosastro H. 2009)
h. Kandiloma Akuminatum
Kandiloma akuminatum berbentuk seperti kembang kubis
(cauliflower) dengan ditengahnya jaringan ikat dan ditutup terutama
dibagian atas oleh epitel dengan hyperkeratosis.Kandiloma
akuminatum kiranya disebabkan oleh suatu jenis virus yang banyak
persamaannya dengan veruka vulgaris. Adanya leukorea oleh sebab
lain memudahkan tumbuhnya virus dan kandiloma akuminata.
(Wiknjosastro H. 2009)
j. Kandidiasis Kandidiasis
Disebabkan oleh infeksi dengan candida albikans, suatu jenis
jamur gram positif yang mempunyai benang-benang pseudomeselia
yang terbagibagi dalam kelompok blastospores.Vulvo vaginitis karena
infeksi dengan candida albikans menyebabkan leukorea berwarna
keputih-putihan dan perasaan sangat gatal. (Wiknjosastro H. 2009)
l. Vulvo-Vaginitis Atrovikans
Sesudah menopouse (atau sesudah fungsi ovarium ditiadakan
dengan jalan pembedahan atau penyinaran) epitel vagina menjadi
atrofi dan hanya tertinggal lapisan sel basal.Epitel demikian mudah
terkena infeksi dan radang-radang dapat menjalar ke jaringan bawah
epitel.Penyakit ini menyebabkan leukorea dan rasa perih serta
pedih.Vaginitis ini juga dinamakan vaginitis senilis.(Wiknjosastro H.
2009)
n. Servisitis Kronik
Penyakit ini dijumpai pada sebagian besar wanita yang pernah
melahirkan.Luka-luka kecil atau besar pada serviks karena partus atau
abortus memudahkan masuknya kuman-kuman kedalam endoserviks
dan kelenjar-kelenjarnya. (Wiknjosastro H. 2009)
o. Endometritis Akut
Pada endometritis akut, endometrium mengalami edema dan
hiperemi.Sebab-sebabnya yaitu infeksi gonore dan infeksi pada abortus
dan partus. Sebab lain yaitu tindakan yang dilakukan dalam uterus
diluar partus dan abortus, seperti kerokan, memasukkan radium
kedalam uterus, memasukkan IUD (Intra Uterine Device) kedalam
uterus dan sebagainya. Gejala-gejala endometritis akut dalam hal ini
diselubungi oleh gejala-gejala penyakit dalam hal
keseluruhannya.Penderita panas tinggi, kelihatan sakit keras, keluar
leukorea yang bernanah dan uterus serta daerah disekitarnya nyeri
pada perabaan. (Wiknjosastro H. 2009)
p. Endometritis Kronik
Endometritis kronik tidak seberapa sering terdapat, oleh karena
infeksi yang tidak dalam masuknya pada myometrium, tidak dapat
mempertahankan diri karena pelepasan lapisan fungsional dari
endometrium pada waktu haid.Gejalagejala klinis yaitu leukorea dan
menoragi. (Wiknjosastro H. 2009)
q. Gonore
Gonore adalah suatu penyakit kelamin yang disebabkan oleh
Neisseria Gonoroea.Gejala-gejala infeksi gonore akut adalah
perasaan sakit sewaktu kencing dan sering kencing, gatal pada vulva,
sekret yang purulen dari urethra, kelenjar para-urethralis dan kelenjar
bartholini dan sekresi yang mukopurulen dari serviks. (Wiknjosastro
H. 2009)
Whiff test dinyatakan positif bila bau amis atau bau amin terdeteksi dengan
penambahan satu tetes KOH 10-20% pada sekret vagina. Bau muncul
sebagai akibat pelepasan amin dan asam organik hasil alkalisasi bakteri
anaerob. Whiff test positif menunjukkan bakterial vaginosis. (Indiriana, p.
2016)
5. Kultur vagina
6. Uji H2O2
A. Trichomonas vaginalis
Dosis tunggal Metronidazole 2 per oral atau 2x500 mg per hari selama
7 hari merupakan pilihan utama.Dosis dapat ditingkatkan pada pasien yang
tidak memberikan respon terhadap Metronidazole dosis standar atau diganti
dengan pemeberian parenteral.Untuk wanita hamil Metronidazole aman
diberikan pada Trimester kedua dan ketiga.Pasangan dari penderita harus
diobati bersama sama untuk menghindari efek bola ping pong. (Wahyuni S.
2014)
B. Vaginosis Bakterial
C. Candidiasis Vulvovaginitis
b) wanita hamil
peningkatan risiko persalinan prematur
BBLR
Abortus
Infeksi cairan amnion
Korioamnionitis
Penyakit radang panggul pasca abortus
Endometritis post partum. (Adhi Djuanda, dkk.2015)
5. Sering menggant ipembalut 4-5 kali sehari untuk menghin dari dari
pertumbuhan bakteri. (Johar, WE, dkk.2013)
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, dkk.2015.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Basri, MI, Djayalangkara H, Lisal JI, dkk. 2016. DIKTAT Anatomi Biomedik
2. Makassar: Departemen Anatomi FK UNHAS.
Jusuf & Aulia. 2011. Diktat Histologi Sistem Reproduksi Wanita, FKUI
Jakarta
Marhaeni, G.A. 2016. Keputihan Pada Wanita. Jurnal Skala Husada. 13(1):
30-38.
Paulsen, F., Waschke, J. 2011. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Ed. 15.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Prabowo, R. 2011. Ilmu Kandungan Ed. 3. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Wahyuni, S. 2014. Parasit pada Organ Urogenitalia dan Parasit yang
Mengganggu Kelamin. Jurnal Parasit Urogenitalia dan
Kehamilan: 1-6
.
Wiknjosastro, H. 2009. Ilmu Kandungan Ed. 2. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo