Anda di halaman 1dari 3

Patogenesis Keratitis & Ulkus Kornea

Secara sederhana, keratitis didefinisikan sebagai peradangan / inflamasi pada kornea mata
(bahasa Yunani: kerat = tanduk). Proses inflamasi tersebut umumnya ditandai dengan adanya
edema kornea, infiltrasi seluler, serta kongesti silier.

Patogenesis
Ketika epithelium kornea yang rusak diinvasi oleh agen-agen pathogen, perubahan-perubahan
pada kornea pada perkembangannya menjadi ulkus kornea dapat dibedakan menjadi 4 tahap
yaitu infiltrasi, ulserasi aktif, regresi, dan sikatrik. Hasil akhir atau terminal dari ulkus korna
bergantung pada virulensi dari agen pathogen, mekanisme pertahanan dari host, dan tatalaksana
yang diterima. Perkembangan dari ulkus kornea atau keratitis dapat mengarah pada salah satu
arah dibawah ini:
1. Ulkus dapat terlokalisasi dan sembuh
2. Penetrasi kedalam menyebabkan perforasi kornea
3. Menyebar cepat menyebabkan seluruh kornea terkelupas atau ulkus kornea terkelupas.
Patologi dari ulkus kornea terlokalisasi:
A. Tahap progresif infiltrasi
Pada tahap ini dikarakteristikan dengan infiltrasi dari PMN dan/atau limfosit kedalam
epithelium dari sirkulasi perifer. Pada tahap ini nekrosis dapat muncul pada jaringan
tergantung dari virulensi agen pathogen dan kekuatan mekanisme pertahana dari host
tersebut.
B. Tahap ulserasi aktif
Ulserasi aktif terjadi disebabkan karena nekrosis dan pengelupasan dari epithelium,
membrane bowman dan stroma. Dinding dari ulserasi aktif ini akan membengkak
disebabkan oleh lamella yang terimbibis oleh cairan dan leukosit diantaranya. Pada
tahap ini disekitar dan dasar dari ulserasi akan memperlihatkan infiltrasi abu-abu dan
pengelupas.
Pada tahap ini akan muncul hyperemia dari jaringan sirkumkorneal yang merupakan
hasil dari akumulasi eksudar purulen dari kornea. Kongesti vaskular pada iris, badan
siliaris dan iritis terjadi akibat dari absorpsi toxin dari ulserasi. Eksudasi dapat masuk
kedalam COA melalui pembuluh iris dan bandan siliaris menyebabkan hipopion.
Ulserasi dapat berkembang hanya pada bagian superficial ataupuan dapat lebih
menembus kedalam hingga menyebabkan formasi descemetocele hingga perforasi
kornea.
C. Tahap regresi
Tahap regersi merupakan tahapan yang diinduksi dari mekanisme pertahanan dan
tatalaksana yang didapatkan yang meningkatkan respon host. Garis demarkasi
kemudian terbentuk di sekitar ulkus, yang terdiri dari leukosit yang menetralkan dan

memakan agen patogen dan debris-debris nekrosis. Digesti dari materi nekrosis ini
dapat menyebabkan ulkus yang semakin besar. Proses ini kemudian diikut dengan
vaskularisasi superfisial yang meningkatkan respon imun humoral dan selular. Ulkus
pada tahap ini mulai sembuh beregenerasi.
D. Tahap sikatrik
Pada tahap ini terjadi epitelisasi yang progresif yang membentuk lapisan penutup yang
permanen. Dibawah epitel, terdapat jaringan fibrosa terdiri dari fibroblas kornea dan
sel endotel dari pembuluh darah baru. Stroma kemudian menebal dan memenuhi bagian
bawah epitelium, sehingga mendorong epitel ke arah anterior.
Tahap sikatrik dari proses penyembuhan berbeda-beda. Pada ulkus sangat superfisal
dan hanya meliputi epitel, penyembuhan akan terjadi tanpa meninggalkan opasitas.
Sedangkan jika ulkus mencakup membran Bowman dan lamela stroma superfisial,
sikatrik yang tebentuk akan membentuk nebula. Makula dan leukoma dapat terjadi pada
proses penyembuhan ulkus yang meliputi sepertiga dan melebihi stroma kornea.

Gambar 3. Tahap dari Ulkus Kornea Lokal4


Patologi dari ulkus kornea perforasi:
Perforasi pada ulkus kornea muncul jika proses ulserasi menembus hingga membran descemet.
Membran ini kemudian akan menonjol keluar sebagai Descemetocele. Pada tahap ini, batuk,
buang air besar, dapat membuat terjadinya perforasi ulkus kornea. Segera setelah terjadinya
perforasi, aquous humor akan keluar, tekanan intra okular menurun dan diafragma iris-lensa
akan bergerak kearah anterior. Jika perforasinya kecil dan berlawanan dengan jaringan iris,
maka iris dapat prolaps. Leukoma merupakan hasil yang sering terjadi pada ulkus ini.
Patologi dari ulkus kornea mengelupas dan pembentukan staphyloma anterior:

Pada keadaan dimana agen pathogen memiliki virulensi yang tinggi ataupun membran
resistensi dari host sangat rendah, seluruh kornea dapat terkelupas kecuali pada bagian ujung
rim dan seluruh iris akan prolaps. Iris kemudian akan inflamasi dan eksudat akan menyumbat
pupil dan menutupi iris membentuk pseudokornea.
Pseudokornea yang terbentuk dari eksudat ini merupakan layar tipis fibrosa dimana konjuntiva
dan epitel kornea akan tumbuh diatasnya. Karena tipis, dan tidak dapat menahan tekanan
intraocular, pseudokornea ini akan menonjol keluar bersamaan dengan jaringan iris yang
menempel. Sikatrik ektatik ini kemudian disebut dengan anteriot staphyloma yang bergantung
dari perkembnagnnya dapat bersifat parsial atau total. Ketebalan dari staphyloma ini berbedabeda yang menghasilkan permukaan lobul-lobul yang menghitam dengan jaringan iris sehingga
nampak seperti anggur hitam.

Anda mungkin juga menyukai