Anda di halaman 1dari 3

1.

1 Anatomi dan Histologi Retina


Retina merupakan lapisan yang memenuhi 2/3
bola mata, terletak di belakang badan siliaris, serta
berbatasan dengan vitreous body pada anterior dan
koroid pada posterior. Retina berfungsi meneruskan
cahaya ke sistem saraf pusat melalui serabut-serabut
saraf yang terletak di dalam lapisannya. Pada ora
serata tebal retina 0,1 mm hingga ke bagian posterior
dengan tebal 0,56 mm.1
Pada bagian tengah retina terdapat makula
(bintik kuning) yang merupakan bagian kaya akan
xantophil (pigmen luteal) dengan lapisan sel
ganglion berlapis. Pada bagian tengah makula

Gambar 1. Segmen posterior mata2

terdapat fovea sentralis yang kaya akan sel kerucut.


Pada bagian ini, lapisan-lapisan lainnya mengalami penipisan, serta sel ganglion dan sel bipolar
terletak pada bagian perifer, sehingga fovea sentralis merupakan bagian dengan tajam
penglihatan terbaik. Pada bagian lainnya pada retina terdapat optic disc, yang merupakan
bagian tanpa adanya sel fotoreseptor dan sebagai tempat keluarnya saraf optik.1,2
Keterangan Gambar
VB
Vitreous body
ILL Inner limiting layer
NFL Nerve fiber layer
GL
Ganglion layer
IPL
Inner plexiform layer
INL Inner nuclear layer
OPL Outer plexiform layer
ONL
OLL
RCL
PL
C

Outer nuclear layer


Outer limiting layer
Rod and cone cell layer
Pigmented layer
Choroid

Gambar 2. Lapisan-lapisan retina2


Lapisan berpigmen (retinal pigmented layer RPE) merupakan bagian terluar retina yang
mengandung pigmen melanin serta all-trans retinal yang berasal dari vitamin A, berfungsi
penting dalam fungsi fotoreseptor retina. Lapisan ini tersusun atas epitel kuboid selapis. RPE

memiliki fungsi antara lain sebagai sawar darah retina, menghindarkan radikal bebas, dan
menyerap sebagian cahaya yang masuk sehingga cahaya yang dipersepsikan lebih jelas. RPE
dan lapisan fotosensitif pada retina berasal dari 2 struktur yang berbeda pada proses
embriogenesis, sehingga kedua bagian ini mudah terlepas.2
Suplai darah pada retina berasal dari arteri retina sentralis, terutama untuk 2/3 bagian
dalam retina. Selain dari arteri tersebut, nutrisi dan oksigen untuk 1/3 bagian luar retina
didapatkan melalui difusi pembuluh darah yang ada di lapisan koroid. Fovea mendapatkan
nutrisi dan oksigen dari koroid sehingga apabila terjadi ablasio retina pada fovea, kerusakan
yang terjadi tidak dapat diperbaiki.1,3

1.2 Fisiologi
Di dalam retina terdapat lapisan yang mengandung sel batang dan sel kerucut sebagai
fotoreseptor. Sel batang berfungsi menerima rangsang cahaya hitam dan putih, sedangkan sel
kerucut menerima rangsang cahaya berwarna. Kedua sel ini dapat menerima dan meneruskan
rangsang cahaya karena memiliki pigmen rodopsin pada sel batang dan fotopsin pada sel
kerucut. Pigmen tersebut terletak pada segmen luar sel batang dan sel kerucut.3
Saat cahaya diterima oleh mata dan lalu diteruskan sampai ke retina, rodopsin pada sel
batang akan berubah secara berturut-turut menjadi batorodopsin, lumirodopsin, metarodopsin
I, metarodopsin II, dan selanjutnya terurai menjadi skotopsin dan all-trans-retinal.
Metarodopsin II merupakan rodopsin yang telah teraktivasi dan selanjutnya akan mengaktifkan
transdusin yang terletak pada membran sel batang. Aktifnya transdusin ini menyebabkan
aktivasi enzim fosfodiesterase sehingga terjadi pemecahan molekul cGMP yang seharusnya
berikatan dengan kanal natrium. Molekul cGMP yang berikatan dengan kanal natrium tersebut
menyebabkan kanal natrium terbuka. Apabila cGMP tidak lagi berikatan dengan kanal natrium,
kanal natrium akan tertutup sehingga keadaan di dalam sel batang menjadi negatif dan
terjadilah hiperpolarisasi. Sementara pada keadaan gelap, rangkaian peristiwa tersebut tidak
terjadi dan sel batang mengalami depolarisasi dengan melepas neurotransmiter glutamat.2,3
Fotopsin pada sel kerucut memiliki mekanisme yang tidak jauh berbeda jika
dibandingkan rodopsin pada sel batang. Terdapat 3 jenis sel kerucut, yaitu sel kerucut yang
memiliki fotopsin yang peka akan rangsang cahaya merah, hijau, dan biru. Rangsang cahaya
dengan perbedaan warna tersebut diteruskan karena adanya perbedaan panjang gelombang
cahaya. Manusia dapat melihat warna lain selain merah, hijau, dan biru disebabkan oleh
panjang gelombang cahaya tersebut dapat ditangkap oleh beberapa jenis sel kerucut.3

Setelah cahaya diterima pada sel kerucut dan sel batang, impuls saraf diteruskan ke sel
bipolar dan sel horizontal. Sel horizontal selanjutnya meneruskan ke sel bipolar lainnya. Sel
bipolar meneruskan impuls ke sel amakrin dan sel ganglion, hingga selanjutnya sel ganglion
menghantarkan impuls sampai ke saraf optik menuju otak. Berbeda dengan sel-sel saraf pada
umumnya yang bekerja dengan mekanisme potensial aksi, sel-sel saraf pada mata dapat
diteruskan karena adanya konduksi aliran listrik secara langsung, kecuali pada sel ganglion.
Selain berfungsi dalam meneruskan rangsang cahaya ke saraf optik, sel ganglion juga
merupakan fotoreseptor karena mengandung 11-cis retinal dan melanopsin yang berperan
penting dalam pengaturan irama sirkadian tubuh.2,3

Anda mungkin juga menyukai