konjungtiva
Bertambahnya asupan /episklera yg melebar
Hiperemia pembuluh darah atau atau perdarahan
konjungtiva Berkurangnya antara konjungtiva &
pengeluaran darah sklera warna mata
merah
Injeksi Injeksi siliar / Injeksi episkleral
konjungtival perikorneal
Asal A. Konjungtiva A. siliar A. Siliar longus
posterior
Memperdarahi Konjungtiva bulbi Kornea segmen Intraokular
anterior
Lokalisasi Konjungtiva Dasar konjungtiva Episklera
Hemoragi + + - - -
Kemosis ++ +/- ++ +/- +/-
Eksudat Purulen atau Jarang, air Berserabut(le - Berserabut
mukopurulen ngket) putih lengket
Nodus + ++ - - +/-
preaurikular
Panus - - - - +
Klinik & Viral Bakteri Klamidia Atopik
sitologi (alergi)
Gatal Minim Minim Minim Hebat
Hiperemi Umum Umum Umum umum
Air mata Profuse Sedang Sedang sedang
Eksudasi Minim Mengucur Mengucur minim
Adenopati- Lazim Jarang Lazim hanya Tak ada
preurikular konjungtiviti
s inklusi
Pewarnaan monosit Bakteri, PMN PMN, Eosinofil
Kerokan & plasma sel
eksudat badan-badan
inklusi
Sakit Kadang- Kadang- Tak pernah Tidak pernah
tenggorokan, kadang kadang
panas yang
menyertai
Penyebab Serangan Sitologi Kultur
Naisseria 2-4 hari Diplokoki intra- Darah, agar, agar
selular coklat (37*, 10%
Gram-negatif CO2)
Bakteri lain 1-30 hari Organism gram Agar darah
negatif atau
gram positif
Blenore inklusi 2-14 hari Inklusi intra- negatif
sitoplasmik
Geimsa positif
Kimiawi 1-2 hari Negatif negatif
Tanda Konjungtivitis Keratitis/iritis
Tajam penglihatan Normal Turun nyata
Silau Tidak ada Nyata
Sakit Pedes, rasa kelilipan Sakit
Mata merah Injeksi konjungtival Injeksi siliar
Sekret Serous, mukosa, Tidak ada
purulen
Lengket kelopak Terutama pagi hari Tidak ada
Pupil Normal Mengecil
Tracho Keratoconjunctiv HS
Nama Penyakit VZV Hay Fever
ma itis V
Hiperemi + + + + +
Folikel + + + + -
Papil + - - + -
Fotofobi + + + - +
Gatal + + + - +
Tidak nyaman + - + + +
Eksudasi + + + + +
Chemosis + + - - +
Edema palpebra + + + + -
Lymphadenopathy + + + - -
Pseudomembran /
- + (+) + -
membran
ETIOLOGI GEJALA
Nyeri
Mata merah
Pengobatan :
- Antibiotika
- air mata buatan
- sikloplegik
Pencegahan
Pemakai lensa kontak cairan desinfektan pembersih
yang steril untk membersihkan lensa kontak.
Jangan terlalu sering memakai lensa kontak. Lepas
lensa kontak bila mata menjadi merah atau iritasi.
Makan makanan bergizi dan memakai kacamata
pelindung ketika bekerja atau bermain di tempat yang
potensial berbahaya bagi mata dapat mengurangi
resiko terjadinya keratitis.
Kacamata dengan lapisan anti ultraviolet dapat
membantu menahan kerusakan mata dari sinar
ultraviolet.
Penyebab: Staphylococus, Pseudomonas, dan
Enterobacteriacea
Pengobatan antibiotika dapat diberikan pada
keratitis bakterial dini
Gram negatif: tobramisin, gentamisin,
polimiksin
Gram positif: cefazolin, vancomyxin, basitrasin
Pengobatan diberikan setiap 1 jam
Sikloplegik diberikan untuk istirahat mata
Biasa dimulai dengan suatu rudapaksa pada
kornea oleh ranting pohon, daun, dan bagian
tumbuh-tumbuhan
Penyebab: Fusarium, Cephalocepharium,
Curvularia.
Juga dianggap sebagai akibat sampingan
pemakaian antibiotik dan kortikosteroid yang
tidak cepat
Keluhan baru timbul setelah 5 hari rudapaksa
atau 3 minggu kemudian.
Keluhan: sakit mata yang hebat, berair dan
silau
Pada mata akan terlihat: infiltrat yang berhifa
dan satelit bila terletak di dalam stroma.
Biasanya disertai dengan cincin endotel dengan
plaque tampak becabang-cabang, dengan
endotelium plaque, gambaran satelit pada
kornea dan lipatan Descemet
Diagnosis pasti: dengan pemeriksaan
mikroskopik dengan KOH 10% terhadap
kerokan kornea yang menunjukan adanya hifa
Pengobatan: dirawat dan diberi natamisin 5%
setiap 1-2jam saat bangun saat anti jamur lain
seperti miconazol, amfoterisin, nistatin dll.
Diberikan sikloplegik disertai obat oral
antiglaukoma bila timbul peningkatan TIO.
Bila tidak berhasil keratoplasti
Penyulit: endoftalmitis
Keratitis herpetik
Keratitis dendritik
Keratitis disiformis
Disebabkan oleh herpes simpleks dan herper
zoster
Yang disebabkan herpes simpleks ada 2
bentuk: epiteliel dan stromal
Hal yang murni epitelial adalah dendritik
Stromal adalah disiformis
Biasanya infeksi herpes simpleks ini berupa
campuran epitelial dan stroma
Pada epitelial kerusakan terjadi akibat:
pembelahan virus di dalam sel epitel
kerusakan sel dan membentuk tukak kornea
superfisial
Stromal diakibatkan reaksi momoligic tubuh
pasien sendiri terhadap virus yang menyerang
Pengobatan yang epitelial dilakukan terhadap
virus dan pembelahan dirinya, sedangkan
pada keratitis stromal dilakukan pengobatan
menyerang virus dan reaksi radangnya
Pengobatan:
- IDU menghambat sintesis virus DNA dan
manusia dan tidak boleh digunakan lebih dari 2
minggu, terdapat dalam larutan 1% dan diberikan
setiap jam. Salep 0.5% diberikan setiap 4 jam.
- Vibrabin hanya dalam bentuk salep
- TFT diberikan setiap 1% setiap 4 jam
- Asiklofir dalam bentuk salep 3% dan diberikan
setiap 4 jam
Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi
pada ganglion Gaseri saraf trigeminus
Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik
terlihat gejala-gejala pada mata
Biasanya mengenai orang dengan usia lanjut
Dapat mengakibatkan keratitis fesikular
Gejala yang terlihat pada mata: rasa sakit pada
daerah yang terkena dan badan berasa hangat,
penglihatan berkurang dan merah
Pada kelopak akan terlihat vesikel dan infiltrat
pada kornea
Vesikel tersebar, dapat progesif dengan
terbentuknya jaringan parut
Pengobatannya biaasanya tidak spesifik dan
hanya simtomatik
Diberikan asiklovir dan pada usia lanjut dapat
diberi steroid
Penyulit yang dapat terjadi pada herpes zoster
oftamik: uveitis, parese otot penggerak mata,
glaukoma dan neuritis optik
Pada mata dapat disertai dengan
konjungtivitis, keratitis pungtata, neurotrofik
keratitis, uveitis, glaukoma, skleritis dan
neuritis
Keratokonjungtivitis flikten
Tukak atau ulkus fliktenular
Keratitis fasikularis
Merupan penyakit rekuren dengan
peradangan tarsus dan konjungtiva bilateral
Penyebabnya tidak diketahui dengan pasti
terutama pada musim panas dan mengenai
anak sebelum berusia 14 tahun, laki-laki lebih
sering terkena
Konjungtiva dikenai pada daerah limbus
berupa hipertropipapil yang kadang-kadang
berbentuk cobble stone
Merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat
kematian jaringan kornea
Biasanya terjadi sesudah terdapat trauma ringan yang merusak
epitel
Etiologi :
Bakteri, jamur, akantamuba, herpes simpleks.
Ciri khas :
Bila disebakan jamur & bakteri :
Ada defek epitel yang dikelilingi leukosit PMN
Bila disebabkan virus :
Terlihat reaksi hipersensitivitas di sekitarnya
Perjalanan penyakitnya dapat :
Progresif : terlihat infiltrasi sel leukosit & limfosit yang memakan
bakteri atau jaringan nekrotik yang terbentuk
Membentuk jaringan parut : terdapat epitel, jaringan kolagen baru, dan
fibroblas
Regresi : terlihat berkurangnya rasa sakit, fotofobia, berkurangnya
infiltrat pada tukak, dan defek epitel kornea mengecil
Gejala & Tanda :
Penipisan kornea, lipatan Descemet, reaksi jaringan
uvea, hipopion, hifema, & sinekia posterior
Diagnosis Lab :
Keratomalasia
Infiltrat sisa benda asing
Pemeriksaan :
Agar darah
Saboraud
Triglikolat
Agar coklat
Tatalaksana :
Tidak boleh dibebat
Sekret dibersihkan 4x/hari
Diperhatikan kemungkinan jadinya glaukoma
sekunder
Debridement sangat membantu penyembuhan
Antibiotik sesuai kausa (biasa diberikan lokal)
Pembedahan dilakukan bila :
Pengobatan tidak sembuh
Terbentuk jaringan parut yang mengganggu
penglihatan
Merupakan peradangan kornea bagian perifer,
bentuk khas : daerah jernih antara limbus
kornea dengan tempat kelainannya.
Dasar kelainan :
Reaksi hipersensitivitas terhadap eksotoksin ya.
Dapat juga terjadi bersama-sama dengan radang
konjungtiva yang disebabkan oleh Moraxella, basil
Koch Weeks atau Proteus vulgaris
Bisa juga berhubungan dengan alergi makanan
Perjalanan penyakit dapat berubah-ubah
Infiltrat dan tukak yang terlihat diduga
merupakan timbunan kompleks antigen-antibodi
Secara histopatologik terlihat sebagai ulkus atau
abses yang epitelial atau subepitelial
Gejala :
Penglihatan menurun disertai rasa sakit, fotofobia, dan
lakrimasi
Pengobatan :
Antibiotik dan steroid lokal diberikan sesudah
kemungkinan infeksi virus herpes simpleks disingkirkan
Pemberian steroid sebaiknya dalam waktu yang singkat
disertai pemberian vitamin B dosis tinggi
Adalah suatu ulkus menahun superfisial yang
dimulai dari tepi kornea dengan bagian
tepinya bergaung dan berjalan progresif tanpa
kecenderungan perforasi
Etiologi :
idiopatik
Diduga akibat hipersensitivitas terhadap protein
tuberkulosis, virus, autoimun, dan alergi terhadap
toksin ankilostoma
Di klinik dikenal 2 bentuk (unilateral &
binokular)
Patofisiologi :
Kematian sel yang disusul dengan pengeluaran
kolagenase
Tukak ini menghancurkan membran Bowman dan
stroma kornea
Neovaskularisasi tidak terlihat pada bagian yang sedang
aktif, bila kronik akan terlihat jaringan parut dengan
jaringan vaskualrisasi
Jarang terjadi perforasi ataupun hipopion
Pengobatan :
steroid, entibiotik, antivirus, antijamur, kolagenase
inhibitor, heparin, dan pembedahan keratektomi, lameler
keratoplasti, dan eksisi konjungtiva.
Etiologi :
Bakteri
Pseudomonas, Pneumokok, Moraxela liquefaciens, Streptokok
hemolitik, klebsiella pneumoni, E.coli, Proteus
Jamur
Candida albicans, Fusarium solani, Nocardia sp.,
Sefalosporium, & Aspergillus
Dalam keadaan epitel yang sehat,
mikroorganisme ini tidak mudah masuk ke
dalam kornea
Faktor prediposisi :
Erosi kornea
Keratitis neurotrofik
Pemakai kortikosteroid atau imunosupresif
Pemakai obat lokal anestetika
Pemakai IDU
Pasien DM
Usia tua
Kondisi Infeksi bakteri/jamur Infeksi virus
Sakit Tak ada sampai hebat Rasa benda asing
Fotofobia Bervariasi Sedang
Visus Biasanya menurun Menurun ringan
mencolok
Infeksi okular Difus Ringan - sedang
Adalah infeksi kornea oleh jamur
Tukak terlihat menonjol di tengah kornea &
bercabang-cabang dengan endothelium plaque
Pada kornea terdapat lesi gambaran satelit &
lipatan Descement disertai hipopion
Pemeriksaan :
mikroskopik dengan KOH 10% terhadap kerokan kornea
--> hifa (+)
Tatalaksana :
antimikosis (amfoterisin, nistatin, dll)
Keratoplasti
Penyulit : endoftalmitis
Kelainan mata dgn meningkatnya TIO, atrofi
papil saraf optik, menciutnya lapang pandang.
Disebabkan oleh :
Penatalaksanaan
Antibiotika sebagai
Suntikan operiokular / subkonjungtiva
Sistemik, ampisilin 2gr/hr & kloramfenikol 3gr/hr
Sikloplegik 3x1 tetes mata
Sesuai kausa :
Stafilococcus basitrasin topikal, metisilim subkonjungtiva & IV.
Pneumococcus, srteptococcus, stafilococcus penisilin G topikal,
subkonjungtiva, IV.
Neiseria penisilin topikal, subkonjungtiva, IV
Pseudomonas gentamisin, tobaramisin & karbasilin topikal,
subkonjungtiva & IV.
Batang gram (-) lain : gentamisin
Jamur amfoterisin IV, subkonjungtiva.
Pembedahan :
Eviserasi (mengeluarkan seluruh isi bola mata & abses dlm bola mata,
bila pengobatan gagal).
Enukleasi (mengeluarkan bola mata dgn memotong otot penggerak
mata & saraf optik, bila mata sudah tenang & tjd ftisis bulbi.
Komplikasi : panoftalmitis
Prognosis :
Sangat buruk bila e/jamur atau parasit
Baik bila e/bakteri dgn pengobatan maksimal.
Peradangan seluruh bola mata, termasuk kapsul tenon
& sklera bola mata merupakan rongga abses.
Infeksi dapat tjd mll : peredaran darah (endogen),
perforasi bola mata (eksogen), tukak kornea perforasi.
Gejala : kemunduran tajam penglihatan, rasa sakit,
mata menonjol, edema kelopak, konjungtiva kemotik,
kornea keruh, bilik mat dgn hipopion , refleks putih di
fundus & okuli.
Penatalaksanaan :
Antibiotik dosis tinggi
Eviserasi isi bola mata
Penyulit : jaringan granulasi disertai vaskukarisasi koroid
Terbentuknya fibrosis ftisis bulbi.