Penurunan
Berair, keluar
Fotofobia tajam
sekret dari
penglihata
mata
n
Bowling B, Kanski JJ. Kanski’s clinical ophthalmology: a systematic approach. 8. ed. s.l.: Elsevier;
Pemeriksaan
Penunjang
Corneal
scrapin
- g basah diambil
Preparat
dari dasar dan tepi
ulkus
- KOH 10% untuk mencari
elemen filamen atau
sel ragi
- Staining Gram/Giemsa
Rathi VM, Thakur M, Sharma S, Khanna R, Garg P. KOH mount as an aid in the management of
infectious keratitis at secondary eye care centre. Br J Ophthalmol. 2017;1447–50.
Gejala klinis : Antibiotik
Antibiotik yang sesuai dengan kuman
• Gejala subjektif berupa eritema
kelopak mata dan konjungtiva, penyebabnya atau yang berspektrum luas
sekret mukopurulen, merasa ada dapat diberikan sebagai salep, tetes, atau
benda asing di mata, pandangan suntikan subkonjunctiva.
kabur, bintik putih pada kornea
pada lokasi ulkus, mata berair,
silau, nyeri. Infiltat yang steril dapat Bedah
menimbulkan sedikit nyeri, jika • Keratektomi superficial tanpa
ulkus terdapat pada perifer kornea membuat perlukaan pada membran
dan tidak disertai dengan robekan
lapisan epitel kornea. Bowman
• Keratektomi superficial hingga
• Gejala objektif berupa injeksi siliar, membrane Bowman atau stroma
hilangnya sebagian jaringan anterior
kornea, dan adanya infiltrat, • Tissue adhesive atau graft amnion
adanya hipopion
multilayer
• Flap konjungtiva
• Patch graft dengan flap konjungtiva
• Keratoplasti tembus
• Fascia lata graft
KERATITIS
(= radang kornea)
berdasar lokasi dpt dibagi :
Keratitis Pungtata
Keratitis yg berkumpul di daerah membran Bowman, dg infiltrat
bercak-bercak halus.
ec. Moluskum kontagiosum, akne rosasea, herpes simpleks, herpes
zoster, blefaritis neuroparalitik, infeksi virus, vaksinia, trakoma, trauma
radiasi, dry eyes, trauma, lagoftalmus, keracunan obat (neomisin,
tobramisin, bahan pengawet)
Gejala : bilateral, kronis tanpa kelainan konjungtiva.
Kelainan berupa :
1. Keratitis pungtata epitel
2. Keratitis pungtata
3. Pd konjungtivitis verna dan konjungtivitis atopik ditemukan
bersama-sama papil raksasa
4. Pd trakoma, pemfigoid, sindrom Stevens-Johnson dan pasca
pengobatan radiasi dpt ditemuka bersama-sama dg jaringan parut
konjungtiva.
Keratitis pungtata superfisial
• Cacat halus kornea superfisial dan hijau bila diwarnai
fluoresein ec. Dry eyes, Blefaritis, Keratopati lagoftalmus,
keracunan obat topikal, sinar UV, trauma kimia ringan,
lensa kontak.
• Gejala : sakit, silau, mata merah, rasa kelilipan.
• Terapi : tetes air mata buatan, tobramisin tetes,
siklopegik.
Mahmoudi S, Masoomi A, Ahmadikia K, Tabatabaei SA, Soleimani M, Rezaie S, et al. Fungal keratitis:
An overview of clinical and laboratory aspects. Mycoses. 2018;61:916–30.
Keratitis
Bakteri - Faktor resiko:
penggunaan lensa
kontak, mencuci dengan
air keran/air kencing,
kelilipan debu/serangga
- Karakteristik: infiltrat
berbatas tidak tegas,
defek pada kornea,
melting, dapat disertai
dengan hipopion
- Tatalaksana: rujuk ke
spesialis mata, antibiotik
topikal (Levofloksasin atau
Gentamycin atau
Kloramfenikol), antifungal
oral (Levofloksasin atau
Amoksiklav)
American Academy of Ophthalmology. External Disease and Cornea. USA: AAO; 2019
Keratitis
Akantamoeba - Faktor resiko:
penggunaan lensa
kontak dipakai
berenang
- Karakteristik: nyeri
mata hebat, ulkus
dengan perineural
dan stromal ring
infiltrate
- Tatalaksana: rujuk
ke spesialis mata,
poliheksametilen
biguanid 0.02%,
klorheksidin 0.02%
Keratitis
Viral
- Disebabkan: virus herpes
simpleks atau herpes
zoster
- Karakteristik:
blefarokonjungtivitis, infiltrat
intrastromal, lesi kornea
berbentuk
dendritik/pseudodendritik
- Tatalaksana: rujuk ke
spesialis mata, antiviral
topikal (salep asiklovir 3%),
antiviral oral (Asiklovir 5x400
mg)
KERATITIS VIRAL
1. Keratitis Herpetik
4. Keratitis Disiformis
Profunda superfisial.
Berupa reaksi alergi / imunologik thd virus herpes simpleks.
KERATITIS ALERGI
1. Keratokonjungtivitis flikten
• Gejala klinis : Hiperemia konjungtiva, kurangnya air mata,
menebalnya epitel kornea, panas, gatal. Papul dan Pustula pd
kornea / konjungtiva. “Flikten” : benjolan putih keabuan ,
berbatas tegas dg / tanpa neovaskularisasi ke arah benjolan
tsb. Bilateral, dimulai dari limbus.
• Terapi : steroid. Pd anak-anak ec. Gizi buruk.
2. Ulkus Fliktenular
Benjolan abu-abu pd kornea : ulkus fasikular, flikten multiple,
ulkus cincin. Terapi : steroid, sistemik.
3. Keratitis fasikularis
Tukak kornea akibat flikten yg menjalar ke sentral disertai fasikulus
pembuluh darah.
Wander phlychten : jalur pembuluh darah baru di kornea.
4. Keratokonjungtivitis vernal
Cobble stone pd konjungtiva tarsa. Gejala : Gatal, disertai riwayat
alergi, blefarospasme, fotofobia, penglihatan buram, dan kotoran
mata serat-serat. Hipertrofi papil kadang berbentuk cobble stone
pada kelopak atas dan konjungtiva daerah limbus.
Keratokonjungtivitis Epidemika
• Disebabkan oleh adenovirus tipe 8, 19, 29, dan 37 (subgroub D dari adenovirus
manusia). Gejalanya : demam, gangguan nafas, penglihatan menurun, merasa ada
benda asing, berair, kadang nyeri.
• Pengobatan : pada keadaan akut sebaiknya diberikan kompres dingin, lebih baik
diobati secara konservatif. Bila terjadi kekeruhan pada kornea yang menyebabkan
penurunan visus yang berat dapat diberikan steroid tetes mata 3 kali sehari. Antibiotik
sebaiknya diberikan apabila terdapat superinfeksi bakteri.
• Keratitis Lagoftalmus
Mata tidak bisa menutup sehingga konjungtiva terpapar trauma dan
kornea menjadi kering. Terapi : mengatasi kausa dan air mata buatan.
Lagoftalmos dapat disebabkan tarikan jaringan parut pada tepi
kelopak, eksoftalmos, paralise saraf facial, dan atoni orbikularis okuli.
• Keratitis Neuroparalitik
Kelainan saraf trigeminus sehingga terdapat kekeruhan kornea dan
kekeringan kornea. Kornea kehilangan daya tahan terhadap iritasi dari
luar. Gejala : jarang berkedip, silau, tidak nyeri, injeksi siliar,
permukaan kornea keruh, infiltrat dan vesikel pada kornea.
Keratokonjungtivitis Sika
Keringnya permukaan kornea dan konjungtiva, oleh karena :
• Defisiensi komponen lemak dan air mata
• Defisiensi kelenjar air mata
• Defisiensi komponen musin
• Penguapan yg berlebihan
• Parut kornea
Gejala : mata gatal, seperti berpasir, silau. Sekresi mukus berlebihan,
sukar menggerakkan kelopak mata, erosi kornea.
Pemeriksaan : TES Schirmer, Tes Zat warna Rose Bengal konjungtiva,
Tear film break up time.
Terapi : air mata buatan, lensa kontak, penutupan pungtum lacrimal.
Keratitis Numularis atau Keratitis Dimmer
berupa infiltrate bundar berkelompok dan tepi berbatas
tegas sehingga ada gambaran halo. Keratitis berjalan
lambat dan sering unilateral. Diduga dari virus.
• Anamnesis :
- Keluhan adanya benda asing, fotofobia, kadang-
kadang disertai penglihatan kabur.
- Visus umumnya baik dan infiltrate berada ditengah
aksis visual maka pandangan dapat kabur.
- Kelainan ini dapat mengenai semua umur, seringkali
mengenai satu mata, tapi beberapa kasus mengenai
kedua mata.
• Pemeriksaan mata luar :
- Biasanya tidak terdapat hiperemi konjungtiva
maupun hyperemia perikornea.
• Tes Fluoresin : Menunjukkan hasil negatif (-).
• Tes Sensibilitas kornea : Baik (tidak menurun).
Penatalaksanaan
Terapi :
• SEGERA! utk. mencegah Kebutaan.
• Obati gigi yg bolong.
• Steroid tetes mata (siang), salep (malam). Steroid sistemik dosis
tuggal seling sehari yg tinggi kemudian diturunkan sampai dosis
efektif.
• Jk terjadi Glaukoma Sekunder : Acetazolamide.
Gambar nodul Busacca dan
Koeppe
Post-
op
kronik
Trauma
Eksogen
Bleb-
associated
Post injeksi
intravitreal
Endoftalmitis
Ulkus
kornea
bakteri
Endogen
fungus
Panoftalmiti
s sklera dan kapsul Tenon sehingga bola mata
Peradangan seluruh bola mata termasuk
TANDA
• Visus menurun MENDADAK
• Peningkatan TIO
• Sudut bilik mata tertutup
• Edema kornea
• Pupil middilatasi
• Injeksi siliar
• Palpebra hiperemis
• Iris sembab meradang & sinekia
anterior perifer
• Optic disc oedem & hiperemis
Acute Angle-closure
Glaucoma
Sign
s
Tatalaksana
• Konsul Spesialis mata
• Lid taping dan artificial tears
TRAUMA PADA MATA
Pendahuluan
Trauma mata sering terjadi pada anak dan dewasa muda
Rumah , tempat kerja, sekolah, jalan, olah raga
- Kecelakaan lalu lintas, berkelahi, terjatuh
- Kayu, besi, pensil
- Badminton, footbaal, tennis, golf
Kerusakan jaringan dapat ringan berat
Dapat menjadi penyebab kebutaan unilateral
• Pada anamnesis trauma mata ditanyakan mengenai proses
terjadi trauma, benda apa yang mengenai mata tersebut,
• Bagaimana arah datangnya benda yang mengenai mata tersebut
apakah dari depan, samping atas, bawah dan bagaimana
kecepatannya waktu mengenai mata.
• Perlu ditanyakan pula berapa besar benda yang mengenai mata
dan bahan benda tersebut apakah terbuat dari kayu, besi atau
bahan lain.
• Apabila terjadi penurunan penglihatan, ditanyakan apakah
pengurangan penglihatan itu terjadi sebelum atau sesudah
kecelakaan.
ANAMNESIS • Ditanyakan juga kapan terjadinya trauma.
• Apakah trauma disertai dengan keluarnya darah dan rasa sakit
dan
• Apakah sudah dapat pertolongan sebelumnya.
1.Menilai tajam penglihatan, bila parah: diperiksa proyeksi cahaya,
diskriminasi dua titik dan defek pupil aferen.
Pemeriksaan Fisik
2.Pemeriksan motilitas mata dan sensasi kulit periorbita.
Lakukan palpasi untuk mencari defek pada tepi tulang orbita.
3.Pemeriksaan permukaan kornea : benda asing, luka dan abrasi
4.Inspeksi konjungtiva: perdarahan atau tidak
5.Kamera okuli anterior: kedalaman, kejernihan, perdarahan
6.Pupil: ukuran, bentuk dan reaksi terhadap cahaya
(dibandingkan dengan mata yang lain)
7.Oftalmoskop: menilai lensa, korpus vitreus, diskus optikus dan
retina.
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan antara lain dengan plain radiography, USG, MRI, dan CT scan
yang dapat memberikan informasi yang adekuat apabila ada benda asing yang
tertinggal di dalam mata.
Pemeriksaan CT-scan dan USG digunakan untuk mengetahui posisi benda asing.
MRI kontraindikasi untuk kecurigaan trauma akibat benda logam.
Electroretinography (ERG) berguna untuk mengetahui ada tidaknya degenerasi
pada retina.
TRAUMA TAJAM
Berbagai Kerusakan Jaringan Mata akibat Trauma Tembus
• Mata merah
• Rasa sakit
• Mual dan muntah karena kenaikan Tekanan Intra Okuler
(TIO)
• Penglihatan kabur
• Penurunan visus
• Infeksi konjungtiva
TRAUMA TUMPUL KELOPAK MATA
1. Trauma jaringan lunak pada kelopak mata dan daerah periokular diklasifikasikan menjadi
kontusio, lecet, avulsi, tusukan dan laserasi.
2. Luka memar dan lecet dapat diobati dengan antibiotik topikal dan kompres dingin.
3. Setiap trauma avulsi, tusukan, atau laserasi pada kelopak mata, daerah periokular, atau sistem
kanalikuli harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan dirujuk ke dokter spesialis mata
HEMATOMA PALPEBRA
Hematoma palpebra merupakan pembengkakan atau
penimbunan darah di bawah kulit kelopak akibat pecahnya
pembuluh darah palpebral.
Bila perdarahan terletak lebih dalam dan mengenai kedua
kelopak dan berbentuk kacamata hitam yang sedang
dipakai, maka keadaan ini disebut dengan hematoma kaca
mata atau yang biasa disebut Racoon Eye.
Pada hematoma kelopak yang dini dapat diberikan kompres
air dingin untuk menghentikan perdarahan dan
menghilangkan rasa sakit. Bila telah lama, untuk
memudahkan absorpsi darah dapat dilakukan kompres
hangat pada kelopak mata.
TRAUMA TUMPUL KONJUNGTIVA
EDEMA KONJUNGTIVA HEMATOMA SUBKONJUNGTIVA
Bila kelopak terpajan ke dunia luar dan Hematoma subkonjungtiva terjadi akibat
konjungtiva secara langsung kena angin pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada atau
tanpa dapat mengedip, maka keadaan ini di bawah konjungtiva, seperti arteri konungtiva
telah dapat mengakibatkan edema pada dan arteri episklera. Pengobatan dini pada
konjungtiva. Pada edema konjungtiva hematoma subkonjungtiva ialah dengan kompres
dapat diberikan dekongestan untuk hangat. Perdarahan subkonjungtiva akan hilang
mencegah pembendungan cairan di dalam dan diabsorpsi dalam 1-2 minggu tanpa diobati.
selaput lendir konjungtiva.
TRAUMA TUMPUL KORNEA
EDEMA KORNEA EROSI KORNEA
Erosi kornea merupakan keadaan
Trauma tumpul yang keras atau cepat terkelupasnya epitel kornea yang dapat
mengenai mata dapat mengakibatkan diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea.
edema kornea bahkan sampai ruptur Erosi dapat terjadi tanpa cidera pada membran
membran Descement. Edema kornea akan basal. Pada erosi pasien akan merasa sangat
memberikan keluhan penglihatan kabur kesakitan akibat erosi merusak kornea yang
dan terlihatnya pelangi disekitar bola mempunyai serat sensible yang banyak, mata
lampu atau sumber cahaya yang dilihat. berair, dengan blefarospasme, lakrimasi, fotofobia
Pengobatan yang diberikan adalah larutan dan penglihatan akan terganggu akibat media
hipertonik seperti NaCl 5% atau larutan kornea yang keruh.
garam hiperrtonik 2 – 8%, glukose 40% Tatalaksana berikan Anastesi topical dan
dan larutan albumin. Epitel yang terkelupas atau terlipat sebaiknya
dilepas atau dikupas.
TRAUMA TUMPUL UVEA
IRIDOPLEGIA IRIDODIALISIS
Trauma tumpul pada uvea dapat mengakibatkan Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan
kelumpuhan otot sfingter atau iridoplegia sehingga pada pangkal iris sehingga bentuk pupil menjadi
pupil menjadi lebar atau midriasis. Pasien akan sukar berubah. Pasien akan melihat ganda dengan satu
melihat dekat karena gangguan akomodasi, silau
akibat gangguan pengaturan masuknya sinar pada
matanya. Pada iridodialisis akan terlihat pupil
pupil. pupil terlihat tidak sama besar dan bentuk pupil lonjong. Biasanya iridodialisis terjadi Bersama-
dapat menjadi iregular. sama dengan terbentuknya hifema
Pupil ini tidak bereaksi terhadap sinar Bila keluhan demikian maka pada pasien
Pada pasien dengan iridoplegia sebaiknya diberi sebaiknya dilakukan pembedahan dengan
istirahat untuk mencegah terjadinya kelelahan sfingter melakukan reposisi pengkal iris yang terlepas.
dan pemberian roboransia.
HIFEMA
Hifema atau darah di dalam bilik mata depan dapat terjadi akibat adanya trauma tumpul yang
1 merobek pembuluh darah iris atau badan siliar. Pasien akan mengeluh sakit, disertai epifora
dan blefarospasme. Penglihatan pasien akan sangat menurun. Bila pasien duduk, hidema
akan terlihat terkumpul dibagian bawah bilik mata depan, dan hifema dapat memenuhi
seluruh ruang bilik mata depan
2 Hasil Anamnesis sering didapatkan gejala berupa : Adanya darah di bagian tengah mata,
Gejala peningkatan tekanan intra ocular : nyeri pada mata, nyeri kepala, fotofobia ,
Gangguan penglihatan .
Faktor Risiko : Trauma tumpul, Trauma intraoperasi, Pecahnya neovaskularisasi
Pemeriksaan Fisik :
Klasifikasi Hifema :
Berdasarkan penyebabnya hifema dibagi menjadi:
1. Hifema traumatika adalah perdarahan pada bilik mata depan
yang disebabkan pecahnya pembuluh darah iris dan badan silier
akibat trauma pada segmen anterior bola mata.
2. Hifema akibat tindakan medis, misalnya kesalahan prosedur
operasi mata.
3. Hifema akibat inflamasi yang parah pada iris dan badan silier,
sehingga pembuluh darah pecah.
4. Hifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh darah,
contohnya juvenile xanthogranuloma.
5. Hifema akibat neoplasma, contohnya retinoblastoma.
Parasentesis merupakan tindakan pembedahan Pada trauma tumpul dapat terjadi reaksi jaringan
dengan mengeluarkan darah atau nanah dari bilik uvea sehingga menimbulkan iridosiklitis radang uvea
mata depan, dengan teknik sebagai berikut: dibuat anterior.Pada mata akan terlihat mata merah, akibat
insisi kornea 2 mm dari limbus ke arah kornea adanya darah di dalam bilik mata maka akan terdapat
yang sejajar dengan permukaan iris. Biasanya bila suar dan pupil yang mengecil dengan tajam
dilakukan penekanan pada bibir luka maka penglihatan menurun.Pada uveitis antarior diberikan
koagulum dari bilik mata depan keluar. Bila darah tetes mata midriatik dan steroid topikal. Bila terlihat
tidak keluar seluruhnya maka bilik mata depan tanda radang berat maka dapat diberikan steroid
dibilas dengan garam fisiologik. Biasanya luka sistemik.
inisisi kornea pada parantesis tidak perlu dijahit.
TRAUMA TUMPUL LENSA
DISLOKASI LENSA SUBLUKSASI LENSA
Edema retina akan memberikan warna Pada pasien akan terdapat keluhan seperti adanya
retina yang lebih abu-abu akibat sukarnya selaput yang seperti tabir menganggu lapangan
melihat jaringan koroid melalui retina pandangannya. Bila terkena atau tertutup daerah
yang sembab. makula maka tajam penglihatannya akan menurun.
Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina
yang berwarna abu-abu dengan pembuluh darah yang
terlihat terangkat dan berkelok-kelok
RUPTUR KOROID
penglihatan yang berat dan sering berakhir pandang. Papil saraf optic dapat normal beberapa
minggu sebelum pucat
dengan kebutaan
TRAUMA KIMIA
Definisi
Trauma pada mata yang terjadi akibat bahan kimia
Bahan
Padat Bahan Cair Bahan Gas
ASAM BASA
(pH < 7) (pH >7)
Anamnesis
◦ Tatalaksana :
◦ Obervasi
◦ Antioksidan
TERIMA
KASIH